Anda di halaman 1dari 7

Nama : Linda Irma Septiana

Kelas : A
Nim : 019.06.052
Oleh : dr. I Putu Adiartha Griadhi, S.Ked., M. Fis., AIFO.

Essay Tentang Kesehatan Pariwisata Terkait Sistem Endokrin, Metabolisme dan Nutrisi.

Latar Belakang
Berdasarkan judul kuliah diatas dapat dikatakan memiliki tujuan untuk memberikan
pemahaman kepada mahasiswa tentang kelainan yang terjadi pada system endokrin di daerah
pariwisata. Selain itu juga mahasiswa harus mampu memahami dan memperhatikannya agar
dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan di kemudian hari. Karena dengan
memahaminya dapat memudahkan mahasiswa kedokteran untuk menyelesaikan masalah
kelainan di system endokrin.

ISI
HIGH ALTITUDE PHSYIOLOGY
Ketika seseorang naik ke dataran tinggi tertentu, itu dilakukan tanpa bantuan alam dan
bantuan tambahan yang menandakan adaptasi tubuh manusia secara kekemampuan pokok.
Jadi secara fisiologi hal ini sangat penting karena kita bisa mengkaji apa saja yang terjadi
pada tubuh seseorang pada dataran tinggi. high altitude dapat dibagi menjadi 3 yaitu low,
moderate high street. jadi untuk konsista digunakan angka 1500 m sebagai suatu kondisi
diatas ketinggian. Jika kita lihat perbandingannya, kondisi apa terjadi dapat berupa suatu
perubahan-perubahan di dalam karakteristik udara, jadi yang menjadi karakteristik yang
paling mendasar adalah dimana pada kondisi di atas permukaan laut itu tekanan udara adalah
360 mmHg/ 1 atmosfir. Jadi 1 atmosfir dalam artian 1 tekanan kolom atmosfir ini dirasakan
penuh di dataran rendah atau diatas permukaan laut, tapi seiring dengan pertambahan
ketinggian maka yang jelas yang dialaminya adalah terjadinya penurunan tekanan atmosfir.
Penurunan tekanan tersebut hampir menjadi sepertiganya, efeknya adalah tekanan
oksigen yang dirasakan atau yang ada di atas permukaa laut juga akan kurang sampai
sepertiganya. Jadi yang awalnya 160 mlHg yang hanya tersisa 50 mlHg diatas puncak
Himalaya. Dimana itu bisa menunjukkan bahwa masalah yang biasa dialami oleh seseorang
ketika mendaki gunung adalah hypoxia atau kekurangan oksigen di dalam udara
pernafasannya. Selain itu kondisi yang dialami adalah penurunan suhu. Masalah utama yang

Kesehatan Pariwisata 1 of 7
sering dialami adalah tekanan udara yang rendah, ketika dimana udara berkurang dari 1
atmosfir otomatis oksigen yang ada dalam udara tersebut mengalami penurunan hampir
sepertiganya, jadi seseorang bernafas dengan kadar oksigen yang rendah, hal ini merupakan
problem utamanya, problem yang kedua adalah air temperature jadi suhu udara yang rendah
di high altitude itu juga bisa mengakibatkan suatu masalah, jadi bagamana kita menjumpai
suhu yang sangat rendah. kemudian masalah yang berikutnya yaitu kelembaban, dan
berikutnya adalah radiasi matahari.
Yang utama adalah low barometric pressure tekanan darah yang rendah. Jadi seperti
barometric pressure sea level atau permukaan laut adalah sebesar 760 mmHg, sedangkan
pada ketinggian tertentu bisa mencapai hanya sepertiganya, sehingga menurut hukum fisika
tekanan parsial dari oksigen yang ada pada ketinggian tersebut juga akan mengalami suatu
penurunan sehingga itulah yang dikondisikan sebagai kondisi hypoxia. jadi hanya bernafas
atau menghirup udara dengan kondisi kandungan oksigen sepertiga dari yang di hirup
biasanya, kemudian, akibatnya pada tubuh adalah terjadinya hypoxia dan hipoksemia, jadi
perubahan utama yang terjadi pada tubuh ketika berada pada ketinggian dengan tekanan
udara yang rendah, bagaimana dengan suhu udara dengan kelembaban, jadi suhu udara akan
turun 1 derajat C setiap kenaikan 160 m.
jadi dengan rendahnya tekanan udara otomatis tekanan parsial dari air, uap air juga
akan menurun sehingga demikian akan dijumpai udara yang dingin tetapi kering, akibatnya
tubuh akan lebih cepat mengalami dehidrasi melalui kulit/penguapan pada kulit dan
penguapan pada udara pernafasan karena bernafas pada udara yang kering dan mukosa juga
akan terasa kering dan akan mudh mengalami pecah-pecah baik mukosa mulut, bibir dll.
Kemudian radiasi matahari akan memiliki efek ketika naik sampai 1 ketinggian artinya kita
berada pada posisi yang lebih dekat dengan matahari yang akan menimbulkan suatau efek
tertentu,itu bisa terjadi diakibatkan karena diatas permukaan air laut radiasi UV akan dihisap
oleh uap air yag ada di udara tapi ketika kita naik sampai di ketinggian tertentu, uap air akan
berkurang dengan jumlah yang cukup besar sehingga radiasi matahari lebih besar oleh tubuh,
salju juga bisa memperkuat efek radiasi dari sinar matahari sehingga dengan demikian
banyak pendaki menggunakan pelindung, semata-mata untuk perlindungan terhadap radiasi
matahari.
Respon tubuh terhadap ketinggian, yang pertama terjadi adalah ventilasi paru
segera meningkat,hal ini terjadi akibat kondisi utama yang kita jumpai adalah sias, dengan
demikian semua yang meningkatkan ventilasi akan teraktivasi, contohnya adalah kadar
karbondioksida yang menstimulasi pernafasan, kemudian penurunan dari oksigen sehingga

Kesehatan Pariwisata 2 of 7
tubuh akan terdeteksi sebagai kondisi hypoxia, sehingga menimbulkan ventilasi pulmoner
yang meningkat, ini terjadi segera begitu seseorang mendaki dengan ketinggian tertentu
segera merasakan nafas menjadi lebih cepat dan lebih dalam, efeknya Po2 akan kembali ke
normal dan peningkatan di dalam volume terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa jam,
Kemudian kebutuhan oksigen terpenuhi, di sisi lain dengan high ventilation Pco2 dalam
tubuh kita juga akan semakin menyenteruak untuk kondisi respiratory alkalosis, jadi kondisi
alkalosis akibat hiperventilasi dan respiratory.
Proses asam basa dalam tubuh terdapat 2 buffer sistem organ yang bisa menjadi
buffer asam basa dari respiratory dan sinyal. Ketika tubuh mengalami hiperventilasi
penyebabnya adalah respiratory tetapi ketika mengalami adaptasi maka penyebabnya adalah
metabolic. Kemudian akibat dari pernafasan ventilasi yang meningkat dan terjadi penurunan
Co2 dalam tubuh menyebabkan kondisi respiratory alkalosis sehingga pH dalam tubuh
menjadi naik, tetapi terjadi juga mekanisme adaptasi metabolik, jadi vulva oksi hemoglobin
akan bergeser sedikit kemudian terjadi kondisi hiperventilasi yang berlanjut akan diatasi
nantinya. Kemudian pada ginjal akan terjadi satu metabolic asidosis pada ginjal yang akan
mengurangi pankremia terhadap pH darah yang meningkat. Respon yang lainnya juga seperti
perbedaan gradient oksigen pada udara pernafasan dengan oksigen pada alveoli, kemudian
terjadi perubahan oksigen transport, kemudian saturasi oksi hemoglobin akan menurun,
sehingga kurva akan bergeser ke kiri, atau lebih mudah untuk melepaskan oksigen dan
mengikat oksigen.
Efek lain dari tubuh ketika berada pada ketinggian adalah oksigen akan menurun
sehingga dapat menyebabkan suatu keadaan atau kondisi fisik yang tidak kuat ketika berada
diatas permukaan laut, kemudian terjadi perubahan pada komponen sel darah merah akan
meningkat, output akan mengalami peningkatan dikarenakan oksigen yang rendah pada udara
pernafasan sehingga jantung harus bekerja lebih kuat untuk bisa mendistribusikan dan
memenuhi kebutuhan oksigen jaringan. Kemudian basal metabolic rate akan meningkat
dikarenakan dua hal, yaitu suhu yang turun, sehingga memerlukan panas yang meningkat
yang diinduksi oleh tiroksin dari horom tiroid dan katekolamin, sehingga dengan demikian
makan juga harus banyak di atas ketinggian tertentu dibandingkan di atas permukaan laut,
sehingga harus menjaga cukup makan tau imtik kalori ataupun nutrisi ketika berada pada
ketingian tertentu. Jadi lebih banyak mengeluarkan glukosa dibandinkan dengan lemak dan
terjadi metabolism anaerobic.
Kemudian respon fisiologis lain yaitu dehidrasi, lebih cepat terjadi, nafsu makan
justru menurun pada saat mendaki, Adaptasi fisiologi tersebut apabila tidak bisa terpenuhi

Kesehatan Pariwisata 3 of 7
dalam waktu yang singkat belum tercapai maka tubuh akan mengalami suatu pengurangan
kemampuan fisik, yang mulai muncul ketika naik diatas 1.200 m tapi jika lebih atas lagi ke
2.400m akan terjadi penyakit akibat ketinggian, kemudian jika diatas 2.400 juga akan terjadi
pengurangan fungsi dari neurosicologic seperti sulit untuk mengambil keputusan dll ini
merupakan kondisi yang terjadi akibat dari perubahan ketinggian. Pada saat melanjutkan
perjalanan ke ketinggian tertentu, banyak variebel yang dapat menentukan efek tersebut yang
pertama adalah rate of ascent, seberapa cepat seseorang naik ke ketinggian tersebut,
kemudian genetic variability, sleeping altitude pada waktu tidur akan terjadi adaptasi tubuh,
semakin tinggi maka resiko akan semakin besar.

Diving atau Penyelaman


Diving atau penyelaman sudah dilakukan sejak lama dengan berbagai macam tujuan
yaitu untuk mencari makanan, eksplorasi, olah raga, rekreasi, salvage, dan lain-lain
sementara macam-macam diving meliputi Breath hold diving, Diving bell, Hard hat diving,
SCUB dan Saturasi atau Deep diving. Tidak hanya itu terdapat perbedaan saat kita pergi
keatas dengan menyelam kebawah. Yang dimana pada saat kita naik ke atas akan terjadi
perubahan tekanan sekitar 1 atm sedangkan di air atau turun ke kedalaman 10 meter itu sudah
mengalami tekanan yang bertambah 1 atm. Jadi dapat dikatakan bahwa turun kebawah lebih
beresiko daripada naik ke atas.
Dan ketika kita naik keatas yang menjadi masalah adalah hypoxia dimana itu adalah
kondisi kekuranga oksigen karena udara yang tipis.Sedangkan ketika kita menyelam akan
mengalami tekanan yang berlebih itu adalah masalah utamanya. Sehingga ketika kita
menyelam kemudian mendapatkan tekanan yang lebih besar dari biasanya mau tidak mau kita
harus berhubungan dengan hukum fisika yang berkaitan dengan gas. Dan kita juga
berhubungan dengan hukum fisika mengenai tekanan. terdapat tiga hukum diantaranya
hukum dalton , hukum boyle dan hukum henry. Dan masing-masing dari hukum tersebut
memiliki pengertian dan prinsip kerja yang berbeda yang mana hukum dalton membahas
tentang tekanan parsial artinya ketika suatu gas tercampur dan tersusun atas beberapa
komponen khas maka tekanan gas campuran tersebut akan sama dengan nafas yang menjadi
penyusunnya. Kemudian hukum boyle adalah dalam suatu kondisi tertentu perubahan volume
akan mempengaruhi perubahan tekanan begitu sebalikany atau dapat dikatakan Tekanan gas
berbanding terbalik dengan volume.Sedangkan hukum henry disebutkan bahwa gas yang
terlarut didalam suatu cairan akan sama sebanding dengan tekanan yang ada pada gas

Kesehatan Pariwisata 4 of 7
tersebut. Jadi ketika gas itu terlarut tidak akan terlihat karena terlarut pada zat yang
dibawahnya.
Adapun kejadian yang sering terjadi pada saat menyelam dan memberikan suatu
gejala pertama terhadap seseorang adalm decompression sickness (DCS). Yang mana
merupakan suatu kondisi yang memberikan gejala kepada seseorang setelah melakukan
penyelaman. Lalu apa yang menyebabkan kondisi ini bisa terjadi adalah hampir mirip dengan
proses kita membuka botol minuman. Karena tubuh kita ketika masuk ke kedalaman tertentu
akan mengalami tekanan yang tinggi jadi, semua gas yang didalam tubuh kita baik itu
didalam darah, paru-paru, rongga-rongga sendi dan sebagainya gas itu akan terlarut didalam
cairan tubuh kita. Dan masalah ini muncul karena kita naik terlalu cepat dengan suatu kaedah
yang terlalu standar. Maka gas yang awalnya larut didalam tubuh kita itu akan memunculkan
diri sebagai contoh seperti kita membuka tutup botol minuman berkarbonasi. Atau dapat
dikatakan ketika kita naik tekanan atmosfer jauh lebih rendah daripada saat kita menyelam
maka, gas yang awalnya larut akan keluar dan membentuk bubble atau gelembung dan
gelembung tersebut ada didalam organ tubuh kita. Jadi, gejala akibat decompression sickness
ini muncul akibat adanya bubble atau gelembung didalam tubuh kita.
Adapun klasifikasi dari DCS yaitu DCS tipe 1 atau primer yang ditandai dengan nyeri
tangan, kaki, gatal dan keunguan pada kulit, cutis marmorata, bengkak pada kelenjar getah
bening dan adapun DCS tipe II yang ditandai dengan Terjadi selama 1 jam setelah
menyelam – 36 jam dan terdapat gejala neurologis seperti lemah, mati rasa, kelumpuhan,
sensasi tertusuk jarum, tinitus, vertigo, gangguan fungsi otak; gejala pulmoner: batuk,
takipneu, sakit dada, nyeri substernal, tersedak, dyspneu.
Adapun mengenai patofisiologi jadi ,Peran Nitrogen, yang terdiri dari 78% gas
atmosfer dan secara biologis lembam, adalah gas yang mengarah ke patologi karena
mengikuti hukum gas di kapal dan organ manusia selam scuba.Ketika seorang penyelam
menghirup udara dari tangki turun, tekanan yang meningkat menyebabkan lebih banyak
nitrogen masuk ke jaringannya daripada yang ada di permukaan.Jika nitrogen yang cukup
masuk ke dalam larutan dan penyelam kembali ke permukaan terlalu cepat, kelebihan gas
tidak akan memiliki kesempatan untuk dihilangkan ("ditiup") secara bertahap melalui paru-
paru.Nitrogen kemudian akan keluar dari larutan dan masuk ke fase gas - gelembung, yang
terbentuk dalam darah dan jaringan tubuh. Gelembung ini menjelaskan entitas klinis yang
kita sebut penyakit dekompresi (DCS).
Adapun pertanyaan untuk penyelam yaitu “seberapa cepat kita bisa naik ke
permukaan?”. Secara internasional menyebutkan bahwa kecepatan kita naik ke permukaan

Kesehatan Pariwisata 5 of 7
pada saat kita menyelam itu bisa mencapi 30 feeth per menit. Jadi 10 meter per menit. Tetapi
pada orang yang sudah terlatih umumnya mencapai 60 feeth per menit. Jadi 20 meter per
menit dan dapat dikatakan kecepatannya naik lebih cepat dibandingkan penyelam pemula.
Itulah yang perlu diperhatikan untuk naik ke atas harus memperhatikan aturan yang ada.
Akibat dari penyelaman dengan kondisi naik terlalu cepat juga akan menyebabkan
kerusakan pada paru-paru. Yang dimana potensi cedera paru-paru ini dapat mengakibatkan
daribeberapa hal yaitu, pertama USIA akan menyebabkan terjadinya Sirkulasi penyumbatan
Gelembung udara lalu masuk kapiler paru-paru, ada juga Emfisema mediastinum yang
merupakan Udara dari ruptur paru yang mengisi mediastinum, ada juga Emfisema subkutan
yang merupakan Udara di dalam jaringan di bawah kulit dan terakhir adalah
Pneumotoraks.Dan adapun beberpaa jenis cidera pada saat melakukan penyelaman
diantaranya, Hipoksia, Keracunan CO2, Keracunan CO,Keracunan O2,Tenggelam/nyaris
tenggelam ,Barutrauma,Hipothermia ,Nitrogen Narcosis, Sengatan dan Gigitan hewan laut
dan Decompression illness.
Mengenai pengertian dan gejala yang ditimbulkan dari beberapa cidera tersebut
diantaranya Hipoksia menyebabkan Terjadinya penurunan asupan oksigen,Sering pada
penyelaman tahan nafas dan untuk Gejalanya terjadi penurunan konsentrasi, penurunan
kontrol motorik ekstremitas, kelelahan dan penurunan kesadaran. Selanjutnya Keracunan
CO2 yang dimana Timbul pada penggunaan closed circuit oxygen karena gagal menyerap O2
dan Gejalanya seperti pusing, lemas dan kehilangan kesadaran. Ketiga adalah Keracunan CO
yang disebabkan Karena kebocoran pada gas buang kompresor udara dan memiliki Gejala
seperti sakit kepala, lemas, pingsan dan dapat juga terjadi meninggal. Dan yang terakhir
adalah Keracunan O2 yang disebbakan oleh Penyelaman dengan O2 murni,Menyelam terlalu
lama dan kedalaman lebih dari 10 meter (>1,6 ATA) dan Gejalanya berupa lapang pandang
menyempit, tinitus, mual, twitching, iritabel, pusing dan kejang.

Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan terdapat Masalah di
Ketinggian seperti Tekanan Barometrik Rendah di Ketinggian, Suhu udara di ketinggian,
Kelembaban di ketinggian dan Radiasi matahari. pada ketinggian tinggiterkait dengan health
problem of acute altitude exposure yang pertama adalah acute altitude (mountain) sickness
(AMS), gejalanya adalah semua gejala neurologis, yang mana ini untuk 6-48 jam setelah
berada pada ketinggian tertentu. Jadi ketika tourism yang baru pertama kali mendaki akan
merasakan keluhan AMS ketika mendaki dengan ketinggian 2000-3000, sedangkan

Kesehatan Pariwisata 6 of 7
seseorang yang sudah berpengalaman pendakiannya lebih tinggi yaitu diatas 3000.
Pencegahannya adalah, naiknya secera perlahan. kondisi ini bisa berkembang sehingga
diberikan oksigen tambahan atau segera diajak turun ke ketinggian sebelumnya. pada odine
paru akan mengalami penumpukan cairan pada paru-paru jadi kondisi ini harus segera
mendapatkan perawatan atau pengobatan. Seperti segera diberikan oksigen tambahan dan
diajak turun ke ketinggian sebelumnya.

Sedangkan ketika kita melakukan diving maka akan terjadi beberapa perubahan
lingkungan pada tubuh manusia, yang sangat jelas adalah tekanan disekitar tubuh manusia, di
samping dari tekanan juga terdapat perubahan suhu. dimana keduanya sangat dminan ketika
kita melakukan suatu penyelaman, sehingga sebelum melakukan penyelaman perlu
diperhatikan mengenai alat yang digunakan, kedalaman penyelaman, serta keadaan tubuh.

Kesehatan Pariwisata 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai