BAB I
PENDAULUAN
keuntungan maksimum bagi perusahaan. Salah satu hal yang paling penting dalam
kendala bagi suatu perusahaan. Dengan demikian pasar modal dapat mendorong
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
di terbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Adanya
pemegang saham, oleh karena itu tujuan investor menanamkan modal di suatu
saham di masa mendatang. Hal ini di tunjukan di mana menurut Agus Sartono
maka kemakmuran pemegang saham akan meningkat pula. Yang artinya tujuan
perlu menilai prospek perusahaan. Dari sudut pandang investor salah satu
indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang
adalah menilai kinerja keuangan dan return yang di dapatkan oleh pemegang
saham. Dalam hal ini ada beberpa faktor yang mempengaruhi return saham di
akan di bagikan kepada pemegang saham sebagian dividen atau akan di tahan
dalam bentuk laba di tahan guna pembiayaan investasi di masa datang (Agus
memaksimalkan kekayaan pemegang saham saat ini. Namun hal itu tidak
laba dan menurunkan kekayaan pemegang saham di tahun depan. Sejalan dengan
itu menurut Agus Sartono (2014:281) pembayaran dividen yang semakin besar
harga saham. Hal ini di dukung oleh teori deviden relevan menyatakan bahwa
terdapat kebijakan dividen optimal bagi suatu perusahaan, yakni rasio pembayaran
informasi atau sinyal fositif kepada investor bahwa perusahaan akan mengalami
saham dengan dividen yang lebih tinggi, yang menyebabkan harga saham menjadi
naik.
keuangan yang lebih sering digunakan para investor untuk mengetahui hasil dari
merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia
bagi para pemegang saham biasa (Suhandi, 2014). DPR banyak digunakan
dalam penilaian sebagai cara pengestimasian dividen untuk periode yang akan
menggunakan laba ditahan lebih baik dari pada dividen. dengan berbagai resiko
yang timbul, baik resiko yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang,
strategi apa yang harus di terapkan agar ia tetap memperoleh return atau dividen
return saham.
Menutut Fahmi (2012: 72) Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar
ini, peneliti menggunakan rasio utang jangka panjang dengan ekuitas (Debt to
Equity Ratio) untuk mengukur leverage. Debt to Equity Ratio (DER) adalah
Debt to Equity Ratio yang perlu di pahami bahwa tidak ada batasan berapa besar
Debt to Equity Ratio yang aman bagi suatu perusahaan, namun untuk konservatif
biasanya Debt to Equity Ratio yang lewat 66% atau2/3 sudah di anggap berisiko
(Fahmi 2012:73).
semakin besar. Dengan demikian apabila Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan
tinggi, maka harga saham perusahaan akan rendah karena jika perusahaan
yang semakin tinggi, yang dicerminkan oleh DER yang semakin besar pada
perolehan laba sebelum bunga dan pajak yang sama akan menghasilkan laba per
saham yang lebih besar. Jika laba per saham meningkat, maka akan berdampak
dan signifikan terhadap return saham.. Hal ini sejalan dengan Pratiwi (2015)
terhaap return saham. Berbeda dengan Widiarini (2019) dalam penelitiannya yang
ukuran perusahaan terhadap return saham study kasus perusahaan sector propery,
real estate, dan kontruksi pembangunan yang terdaftar di BEI periode 2013-2017”
saham. Hal ini di dukung oleh Fitri (2017) bahwa kebijakan dividen yang
6
(ROE) secara simultan maupun parsial tidak berpengaruh terhadap return saham.
mempengaruhi return saham menunjukan hasil yang berbeda-beda oleh karena itu
penulis tertarik untuk meneliti kembali dengan judul “ pengeruh kebijakan dividen
dan leverage terhadap return saham pada perusahaan subsektor perkebunan yang
ini adalah
c. Seberapa besar pengaruh kebijakan dividen dan leverage tergadap return saham
pada perusahaan subsektor perkebunan yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-
2017?
7
tahun 2015-2017.
a. bagi investor
b. bagi akademisi
8
return saham.
c. bagi penulis
return saham, serta dapat menerapkan teori dan konsep yang telah di pelajari
selama perkuliahan.
9
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini di sajikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan
Dalam tinjauan pustaka ini di uraikan landasan teori yang di gunakan sebagai
Dallam metodelogi penelitian ini di uraikan tentang jenis penelitian, lokasi dan
sampel, jenis data dan metode pengumpulan data, teknik analisis data dan definisi
indikator peneliti.
Dalam bab ini berisi tentang hasil peneliti secara sistematika kemudian di analisis
adakan pembahasan.
BAB V : Penutup
Bab ini merupakan hasil dari semua yang telah di capai pada masing-masing bab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar
investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan
Pasar modal juga dikenal dengan istilah bursa efek. Di dalamnya, kamu bisa
menemukan berbagai jenis surat berharga yang setiap hari diperdagangkan. Jenis-
1. Saham
2. Reksadana
memiliki hak untuk memperoleh bunga serta pelunasan utang pada jangka
5. Derivatif
berharga ini dikenal sebagai bentuk turunan dari saham. Terdapat 2 jenis
derivatif yang bisa kamu temukan di pasar modal Indonesia, yaitu warrant
dan right.
12
kelebihan dana, maka secara langsung akan menjalan roda perekonomian suatu
negara. Ini karena dana-dana yang didapat dari investor di pasar modal adalah
tenaga kerja, ekspansi bisnis, pembayaran utang, dan sebagainya. Sementara bagi
lewat instrumen investasi yang disediakan pasar modal seperti saham dan obligasi
Pasar modal memiliki manfaat bagi emiten (Pihak yang melakukan Penawaran
Umum, yaitu penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek
kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-
Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
pengelolaan dana/perusahaan
gain
b. Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki atau memegang saham dan
mengurangi risiko
2.1.2 Dividen
yang di terima oleh pemegang saham dari suatu perusahaan. Apabila keuntungan
dalam perusahaan, maka di sebut laba di tahan. Menurut Rudianto (Pratiwi 2015),
dividen adalah bagian dari laba usaha yang diperoleh perusahaan dan
berikut :
dividen 2 sampai 4 kali untuk membayar dividen dalam setahun. Dana dari
pembayaran dividen tunai ini diambilkan dari laba ditahan yang dimiliki oleh
14
perusahaan, sehingga secara otomatis laba ditahan dan kas perusahaan akan
berkurang
kas untuk membayar dividen tunai. Metode ini jarang dilakukan karena selain
rumit, cara ini juga tidak begitu disukai oleh pemegang saham.
3. Dividen Skrip
dividen skrip ini, secara otomatis perusahaan mengakui adanya hutang baru, dan
hutang ini juga perlu dicatat di neraca. Dan juga, dividen jenis ini biasanya juga
dikenai bunga, sehingga perusahaan juga harus membayar bunga hingga hutang
4. Dividen Saham
perusahaan membagikan dividen jenis ini, maka jumlah saham yang dimiliki
kapitalisasi pasar karena cara pembagiannya mirip seperti stock split di mana
5. Dividen Likuidas
saham. Pada masa kebangkrutan memang sudah keharusan dari perusahaan untuk
laba yang di peroleh perusahaan akan di bagikan kepada pemegang saham sebagai
dividen atau akan di tahan dalam bentuk laba di tahan guna pembiayaan investasi
di masa yang akan datang. Berdasarkan dividen yang yang di bagikan kepada
bayarkan dengan laba bersih. Semakin tinggi Dividen payout Ratio akan
ukur sebagai dividen yang dibayarkan di bagi dengan laba yang tersedia untuk
pemegang saham umum. Jadi Dividen payout Ratio merupakan persentase laba
yang di bagikan kepada pemegang saham umum dari laba yang peroleh
perusahaan
16
d. Pengawasan
teori yang dapat dipergunakan sebagai landasan untuk membuat kebijakan dividen
kembali dividen mereka di perusahaan yang sama dengan memiliki resiko yang
sama, oleh sebab itu tingkat resiko pendapatan mereka di masa yang akan datang
bukanlah ditentukan oleh kebijakan dividen akan tetapi ditentukan oleh tingkat
jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah daripada pajak
atas dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan tinggi akan lebih menarik.
Tetapi sebaliknya, jika capital gain dikenakan pajak yang sama dengan
pendapatan atas dividen, maka keuntungan dari capital gain menjadi berkurang.
17
Namun demikian pajak atas capital gain masih lebih baik dibandingkan dengan
pajak atas dividen karena pajak atas capital gain baruakan dibayarkan setelah
saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun
pembayaran dividen.
Menurut Mardiyanto (Sari 2017) ada lima faktor yang perlu di perhatikan
sebagai berikut :
d. Peraturan perpajakan
2. Kesempatan investasi
membutuhkan dana lebih besar sehingga lebih srnang memiliki rasio pembayaran
Jika biaya emisi saham baru relatif tinggi utnuk mendanai investasi,
4. Dilunasi kepemilikan
cenderung menolak menjual saham baru sehingga akan mendanai proyek investasi
tahun depan.
kebijakan dividen.
tergantung pada kreditur dalam membiayai asset perusahaan. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan rasio utang jangka panjang dengan ekuitas (Debt to Equity
mempengaruhi, baik tingkat debt maupun sifat debt (jatuh tempo dan tingkat
bunga tetap dan variabel). Misalnya industri dengan modal yang intensif
cenderung untuk menggunakan tingkat debt yang tinggi untuk mendanai property,
plan, and equipment-nya. Debt untuk mendanai kegiatan semacam itu harus
bersifat jangka panjang agar sesuai dengan jangka waktu aset yang diperoleh.
Debt ratio ditunjukkan dengan perbandingan debt to total capital, debt to equity
(Ulupui)
dengan modal sendiri”. Berdasarkan pendapat di atas, debt to equity ratio (DER)
dengan dana yang berasal dari total modal dibandingkan besar hutang. Oleh
karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemmapuan perusahaan
digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar
Secara umum, leverage terdapat 3 buah jenis. Antara lain sebagai berikut ini
Menurut pendapat dari hanafi, pengertian dari leverage operasi ialah jumlah
dalam menggunakan fixed cost / biaya operasi tetap. Hal itu dilakukan untuk
dapat meningkatkan pengaruh fixed cost atau biaya tetap pada penjualan / earning
Jenis leverage ini muncul atas akibat dari fixed cost / biaya tetap yang
menghasilkan laba sebelum bunga serta pajak yang jauh lebih besar.
Fixed cost / biaya operasi tetap berasal dari biaya produksi dan pemasaran
serta biaya penyusutan yang mempunyai sifat permanen, misalnya gaji karyawan.
Pada leverage operasi ini berupa efek dari fixed cost / biaya tetap pada
Arti dari leverage keuangan menurut Sartono adalah aktiva / sumber dana
yang mempunyai beban tetap. Hal itu disertai asumsi supaya dapat memberi
keuntungan tambahan dalam jumlah yang lebih besar dari biaya tetap. Sehingga
21
perusahaan. Salah satu penerapan dari financial leverage ialah dengan membuat
suatu kebijakan agar memperoleh pinjaman dari luar dia dalam bidang
semua beban. Kemudian juga berharap pendapatan per saham akan meningkat.
harus mengeluarkan biaya keuangan tetap. Kewajiban tersebut tidak dapat diubah
begitu saja hanya dengan perubahan EBIT yang meningkat. Tetapi harus dibayar
diluar tingkat EBIT yang telah diperoleh perusahaan. Jadikan financial leverage
pembagian antara persentase perubahan dari pendapatan per saham / EPS dengan
dan leverage financial yang baik. Kedua leverage itu sangat berguna bagi
Jadi leverage gabungan hanya berupa efek yang berasal dari perubahan
penjualan pada perubahan laba sesudah pajak. Sehingga secara tidak langsung
Besarnya persentase perubahan laba per saham hanya sebagai bentuk dari hasil
2.1.5 Saham
jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan di ikuti dengan hak dan kewajiban yang
di pasar modal, harga saham yang di perjual belikan di bursa merupakan indikator
perusahaan.
masyarakat dan saham preferen (preferred stock). Secara sederhana saham dapat
didefinisikan sebagai penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan saham preferen adalah suatu jenis hibrida, dalam beberapa hal tentu
mirip dengan obligasi dan mirip dengan saham biasa dalam beberapa hal lain
d. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana dan
f. Resiko sistematis, yaitu suatu bentuk resiko yang terjadi secara menyeluru dan
telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat. Efek dari fsikologi pasar yang
jika diperhatikan berdasarkan segi kemampuan dalam hak tagih dan juga
klaimnya, maka saham bisa dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu:
1. Saham Biasa
Pengertian saham biasa atau common stocks adalah suatu saham yang bisa
diklaim berdasarkan dari keuntungan dan kerugian yang ada pada suatu
biasa akan memiliki prioritas terakhir dalam hal pembagian dividen dari penjualan
aset suatu perusahaan. Dalam suatu saham biasa, maka para pemegang saham
oleh para pemegang saham adalah sebesar nilai modal yang sudah disetorkannya.
Setiap pemegang saham mempunyai hak suara yang sama dalam hal memilih
dewan komisaris.
Pengertian saham preferen atau preferred stock suatu saham yang mana
nilai pembagian labanya tergolong tetap, dan saat perusahaan menderita kerugian,
maka para pemegang saham preferen tersebut akan diberikan prioritas utama
dalam hal pembagian hasil penjualan aset perusahaan. Saham preferen ini
mungkin akan terlihat sama dengan obligasi, yang mana adanya klaim terhadap
laba serta aktiva sebelumnya, dividen yang tetap selama saham masih berlaku,
mempunyai hak tebus, dan juga bisa ditukarkan dengan saham yang biasa. Berikut
Adanya tagihan atas suatu pendapatan dan aktiva, serta memiliki prioritas
Saham preferen juga bisa ditukarkan dengan saham biasanya dengan adanya
Saham juga bisa dibagi berdasarkan kinerja atau performa dari perusahaan, yaitu
Pengertian saham blue chip atau blue chip stocks adalah suatu perusahaan
besar yang sudah dipercaya di kalangan para pebisnis lain. Saham ini cenderung
memiliki harga perlembar yang lebih tinggi namun nilainya lebih stabil.
25
2. Income Stocks
Pengertian saham pendapatan atau Income stocks adalah jenis saham yang
mampu memberikan dividen yang besar, namun tetap diiringi dengan risiko yang
besar juga. Sehingga, diperlukan strategi yang ampuh dalam mengelola jenis
saham ini.
3 Growth Stocks
mempunyai tingkat perkembangan yang lebih cepat daripada jenis sahal lain yang
sama di bidangnya. Dalam kurun waktu satu hari, jenis saham ini bisa meningkat
4. Speculative Stocks
Pengertian saham spekulatif atau speculative stocks adalah jenis saham yang
5. Cyclical Stocks
Pengertian saham cyclical atau cyclical stocks adalah jenis saham yang
sangat rentan terkena tren ekonomi. Saham ini bersifat fluktuatif, dan fluktuasi di
Jenis saham ini adalah jenis saham yang berasal dari perusahaan kecil,
namun lebih tahan banting, karena cenderung tidak terpengaruh dengan kondisi
7. Defensive Stocks
Defensive stocks adalah jenis saham yang tidak terpengaruh dengan adanya
kondisi resesi. Umumnya, saham ini berasal dari perusahaan yang bergerak pada
industri harian manusia yang daya belinya cenderung stabil di setiap harinya.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
return realisasi yang sudah terjadi atau return ekpektasi yang belum terjadi tetapi
merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data
histories. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur
kinerja dari perusahaan. Return histories ini juga berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa datang. Return
ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh
investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah
terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi (Jogianto, dalam Retnaningrum &
Haryanto 2018 )
Menurut Jogiyanto (Astarina, 2019) return terdiri dari dua jenis yaitu return
a. Return realisasi (realizet return) merupakan return yang sudah terjadi. Return
realisasi di hitung dengan data historis, return ini sangat penting karena dapat di
gunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan dapat di gunakan
diperoleh oleh investor di masa mendatang. Return realisasi ini dapat di gunakan
a. Yield, yaitu komponen return yang mencerminkan aliran kas yang di dapat
b. Capital gain, merupakan penurunan dan peningkatan dari harga saham yang
1. Faktor Makro
makro ekonomi dan faktor makro non ekonomi. Diantara faktor makro ekonomi
yang mempengaruhi return saham adalah inflasi, suku bunga, kurs valuta asing,
dan indeks harga saham regional. Sedangkan yang termasuk dalam faktor makro
non ekonomi adalah peristiwa politik domestik, peristiwa sosial dan peristiwa
politik internasional.
2. Faktor Mikro
Faktor mikro adalah kondisi yang terjadi dari dalam perusahaan termasuk
Selain itu ada pula informasi teknikal yang berasal dari luar perusahaan seperti
Pebisnis dalam hal ini adalah investor saham melakukan jual beli saham
untuk meraup keuntungan sebaik mungkin. Oleh sebab itu dengan penghitungan
return saham maka kedua belah pihak baik perusahaan maupun investor dapat
hari. Hal ini juga menjadi histori untuk menyusun ekspektasi kegiatan jual beli
1. Astarina Yesita Pengaruh kebijakan dividen terhadap return Bahwa kebijakan dividen
(2019) saham pada Perusahaan Industri Manufaktur berpengaruh positif dan
yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2017 signifikan terhadap return
saham.
2. Putri Pratiwi (2015) Pengaruh kebijakan dividen terhadap retun Bahwa kebijakan dividen
saham pada perusahaan sektor industri barang berpengaruh dan signifikan
konsumsi yang terdaftar di BEI. terhadap return saham
3. Widiarini, Syafira Pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas, Kebijakan dividen (DPR) tidak
(2019) kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan brpengaruh terhadap return
terhadap return saham study kasus perusahaan saham
sector property, real estate, dan kontruksi
pembangunan yang terdaftar di BEI periode
2013-2017
4. Raisa Fitri (2017) Pengaruh Kebijakan Dividen, Laverage dan Secara simultan dan parsial
Profitabilitas Terhadap Return Saham Paada kebijakan dividen (DPR),
Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan laverage perusahaan dan
Minuman di BEI profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap return saham.
6. Maryani, Lina Pengaru profitabilitas dan leverage terhadap Ada pengaruh negative dan
(2016) return saham signifikan antara leverage
terhadap return saham
Sumber : dari berbagai penelitian (data diolah penulis 2021).
30
devinden.
2.4 Hipotesis
rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya
yang di berikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di peroleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian belum jawaban yang empirik. Dari uraian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
angka sebagai alat analisis untuk mengetahui keterkatitan antara variabel yang
antara dua buah variabel atau lebih. Berdasarkan tingkat penjelasan dari
kedudukan dari variabelnya maka penelitian ini bersifat asosiatif yaitu penelitian
yang mencari hubungan (pengaruh) sebab akibat yaitu variabel dependen dalam
dalam penelitian ini dilaksanakan melalui website bursa Efek indonesia (BEI).
Waktu penelitian terhitung dimulai dari Januari 2021 sampai Maret 2021.
33
3.3.1 Populasi
yang di tetapkan oleh penulis untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulan
(Sugiyono,2013:148)
subsektor perkebunan yang terdaftar di BEI yang terdiri dari dari 18 perusahaan
3.3.2 Sample
Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh
Indonesia
c. Perusahaan harus memiliki data terkait harga saham dan dividen tahun 2015-
2017
34
seleksi kembali sesuai dengan kriteria purposive sampling yang telah di tetapkan
5. Jumlah pengamatan 18
Sumber: data diolah peneliti 2021
Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder .
data sekunder merupakan data yang di ambil dari buku, internet dan referensi lain
yang berhubungan dengan objek penelitian. Data sekunder yang di peroleh berupa
perkebunan yang tercatat di BEI pada tahun 2015-2017. Data bersumber dari
teknik pengumpulan data dari berbagai sumber yang sifatnya tertulis dalam hal ini
men yangkut kebijakan dividen (dividend payout ratio) terhadap return saham.
Data yang di kumpulkan harus sesuai dengan tujuan yang akan di laksanakan,
oleh karena itu dividen payout ratio terhadap return saham dalam bentuk
pengukuran tahunan.
Metode analisi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode
Package For Social Sciences) adalah sebuah program komputer yang di gunakan
untuk menganalisis sebuah data dengan analisi statistika. Teknik analisis data
36
Berdasarkan tujuan dan penelitian ini maka beberapa metode analisis data
1. Uji Normalitas
variabel sisaan atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, adalah dengan uji
statistik melalui uji lilifors atau uji kolmogorov-smino (Purpowarsito dalam Sari
a. Jika signifikasi hasil perhitungan data (sig) >5%maka data berdistribusi normal.
b. Jika signifikasi hasil perhitungan (sig) <5% maka data tidak berdistribusi
normal.
2. Uji Mutikolinearits
temukan adanya kolerasi antara variabel bebas. Medel regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Nilai toleran <0,01 dan
3. Uji Heteroskedastisitas
sebuah model regresi terjadi ketidak samaan variabel residual dari pengamatan
37
satu ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model yang tidak
ketahui dalam pola gambar scatterplot model tersebut. Anaisis pada gambar
heteroskedastisitas jika titik-titik meyebar di atas dan di bawah atau sekitar angka
0. Jika titik-titik dan tidak mengumpul hanya di atas dan di bawah saja,
heteroskedastisitas, hingga model regresi yang baik dan ideal dapat terpenuhi.
oleh dua atau lebih variabel bebas. Analisis regrensi berganda di gunakan untuk
mengukur ada atau tidaknya hubungan antara kebijakan dividen (DPR) dan
Y=a+bx1x2
Dimana :
X2=Leverage a= konstanta
b= koefisien regresi
1. Uji F
dalam penelitian. Uji F adalah uji untuk melihat bagaimana pengaruh semua
tahan sebagai bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang.
Kebijakan dividen dalam penelitian inidi proksikan dengan didivent payout ratio.
Divident payout ratio adalah perbandingan atau selisih antara dividen yang di
bayarkan dengan laba bersih yang di dapatkan dan biasanya di sajikan dalam
bentuk persentasi.
2. Leverage
ini, peneliti menggunakan rasio utang jangka panjang dengan ekuitas (Debt to
3. Return Saham
penelitian ini adalah return saham dalam satu tahun yang di peroleh dari hasil
selisis harga saham tahun sekarang (Pt) dengan harga saham periode tahun
sebelumnya (Pt-1)
BAB IV
perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor pertanian yang dapat
tinggi untuk diekspor ke negara maju. Dalam peneitian ini sampel yang di ambil
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
perusahaan yang menjadi sampel selama periode 2015 sampai dengan 2017 data-
dividen yang di hitung dengan Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki nilai
minimum 10,00 dan nilai maksimum 75,00 dengan rata 30,4500, serta dengan
42
standar deviasi 19,17041 dan tingkat variance sebesar 367,505. Vatiabel leverage
di hitung dengan rasio Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai maksimum 0,20
dan nilai maksimum 2,68 dengan rata-rata 1,0589 serta dengan standar deviasi
0,75688 dan tingkat variance 0,573. Dan variabel dependen yaitu return saham
memiliki nilai minimum -0,37 dan nilai maksimum 0,28 dengan rata-rata 0,2561
serta standar devisiasi senilai 0,26844 dan tingkat variance sebesar 0,072.
dividen dengan rasio Dividend Payout Ratio (DPR) dan leverage di hitung dengan
rasio Debt to Equity Ratio (DER), terdapat penggangguan atau residual memiiki
Gambar 4.1
berbentuk simetris, tidak melenceng ke kanan atau kiri. Karna kurva berbentuk
normal berarti data yang di teliti dalam model regresi memenuhi syarat asumsi
normalitas. Uji normalitas juga bisa disajikan dengan menggunakan grafik normal
Gambar 4.2
Hasil Pengujian Normalitas Data P-Plot
44
Berdasarkan gambar 2.2 diatas dapat dilihat bahwa terlihat titik-titik data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengukuti arah garis diagonal maka model
(DPR) dan X2 leverage di hitung dengan rasio Debt to Equity Ratio (DER).
Terjadi dan tidaknya multikolinieritas dapat di lihat dari besaran nilai Tolerance
indevenden yang memiliki nilai di bawah tolerance di bawah 0,1. Berikut ini uji
multikolinearitas :
Tabel 4.3
Collinearity Statistics
1(Constant)
payout ratio dan Debt to Equity Ratio sekitar 0,995 atau lebih dari 0,1. Hasil
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
Hasil perhitungan nilai Variance Inflation faktor (VIF) juga menunjukan hal
yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai Variance
Inflation faktor (VIF) lebih dari 10, karena nilainya sekitar 1,005. Jadi
model regresi.
46
terjadi kesamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain model
regresi yang terbebas dari uji asumsi salah satunya uji heteroskadestisitas.
Gambar 4.3
Berdasarkan gambar 4.3 dapat kita lihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebut baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskadestisitas pada model regresi atau
dapat di simpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi ketidak samaan
variabel kebijakan deviden dengan rasio Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai
X1 dan leverage di hitung dengan rasio Debt to Equity Ratio (DER) sebagai X2
dengan variabel dependen yaitu return saham. Sebelum melakukan uji regresi
linear berganda terlebih dahulu di lakukan uji asumsi klasik. Hasil uji asumsi
klasik dilakukan untuk melihat bahwa penelitian yang di lakukan terbebas dari
heteroskadesitas. Apabila asumsi klasik terpenuhi maka penelitian ini layak untuk
Tabel 4.4
Berdasarkan tabel 4.4 dapat kita lihat besar nilai pengaruh variabel
kebijakan deviden dengan rasio Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai X1 0,003
dan variabel leverage di hitung dengan rasio Debt to Equity Ratio (DER) sebagai
bahhwa :
Asil koefisien konstanta adalah sebesar 0,241 mempunyai arti bahwa jika
variabel kebijakan dividen, leverage tidak ada maka variabel return saham
maka akan di ikuti kenakan return saham sebesar 0,003 atau 0,3% dengan
akan di ikuti oleh penurunan return saham sebesar 0,064 atau 64% dengan
layak digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini untuk menguji variabel
indevenden Dividend Payout Ratio (DPR) dan Debt to Equity Ratio (DER)
apakah layak untuk di gunakan dalam model penelitian secara bersamaan atau
simultan.
49
Tabel 4.6
Hasil Uji F
Model F Sig.
Residual
Total
Sumber : output spss diolah, 2021
Berdasarkan tabel 4.6 di atas hasil uji f menunjukan bahwa hasil nilai f
lebih besar dari 0,05, maka dapat di simpulkan bahwa variabel kebijakan dividen
4.2 Pembahasan
dividen yang di proyeksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) dengan nilai
pengaruh sebesar 0,03 Dimana hasilnya lebuh kecil dari 0,05 dan nilai
signifikannya 0,452 > 0,05 artinya kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap
return saham tetapi tidak signifikan. dan hal ini sesuai dengan hipotesis dari
penelitian yang menyatakan bahwa rerdapat pengaruh positif dan tidak signifikan
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yesita
signifikan terhadap return saham. Artinya jika rasio pembayan dividen tinggi
kebijakan dividen tidak akan mempengaruhi harga saham maka tidak pula
tidak mempengaruhi harga saham disebabkan investor hanya melihat laba yang
lainnya di sector pertanian. Hal ini dapat di lihat dari juamlah perusahaan di sector
pertanian yang terdaftar di BEI dari periode ke periode paling besar jika di
dapatkan selama satu tahun masih dapat di bagikan kepada investor dalam bentuk
perusahaan akan naik dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap return saham
nikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang di lakukannya. Setiap investasi
baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu
memperoleh keuntungan yang di sebut return, baik secara langsung maupun tidak
optimal dan teori yang di kemukakan oleh Ang (dalam Yesita 2019) yang
menyatakan bahwa tanpa adanya keuntungan yang dapat di nikmati dari suatu
investasi tentunya investor tidak mau berinvestasi jika tidak ada hasilnya. Tetapi
sebaliknya jika investasi dapat memberikan hasil maka investor akan terus
perusahaan maka akn berpengaruh pula pada terurn saham perusahaan. Bila di
bandingkan dengan hasil penelitian ini, teori ini mendukung sesuai ap yang
ini, peneliti menggunakan rasio utang jangka panjang dengan ekuitas (Debt
to Equity Ratio) untuk mengukur leverage. Debt to equity ratio (DER) adalah
rasio hutang untuk mengukur tingkat pinjaman dari keuangan perusahaan dan
jumlah total ekuitas. Dengan kata lain DER digunakan untuk menindikasikan
sebesar -0,485 > 0,05 terhadap return saham. Hal ini menunjukan bahwa variable
Debt to Equity ratio (DER) tidak terdapat pengaruh terhadap return saham pada
leverage terhadap return saham. Artintya para investor tidak melihat Debt to
Selaain itu Debt to Equity ratio (DER) juga di anggap sebagai tanggung jawab
perusahaan terdahap kreditor sebagai pihak ke tiga. Semakin tinggi nilai Debt to
Equity ratio (DER) menunjukan semakin besar pula tanggung jawab yang di
untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Tingkat hutang yang semakin tinggi
juga dapat engindikasikan bahwa beban bunga yang harus di bayarkan perusahaan
keuntungan perusahaan. Selain itu tingkat hutang yang tinggi dapat mengurangi
minat para investor dalam menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Hal ini
nantinya akan berdampak pada penurunan harga saham dan di ikuti dengan
nilai Debt to Equity ratio (DER) di suatu perusahaan terlalu tinggi, tidak akan
memberikan dampak yang buruk pada perusahaan karena investor akan tetap
berinvestasi dan juga investor lebih melihat seberapa besar keuntungan atau laba
yang di hasilkan oleh perusahaan di bandingkan modal yang akan di peroleh dari
perusahaan, baik itu modal sendiri maupun modal yang berasal dari pinjaman.
lebih besar dari 0,05, Dengan demikian kebijakan dividen yang di proyeksikan
Dividend Payout Ratio (DPR) dan leverage yang di proyeksikan Debt to Equity
Ratio (DER) dapat di simpulkan bahwa secara simultan atau bersama-sama tidak
terdapat pengaruh.
Hal ini sejalan dengan penelitian Fitri (2017 ) yang menyatakan bahwa tidak
ada pengaruh secara simultan atau secara bersma-sama antara kebijakan dividen
memandang seberapa besar nilai Dividend Payout Ratio (DPR) atau Debt to
Equity Ratio (DER) suatu perusahaan melainkan melihat seberapa besar l;aba
yang di hasilkan oleh perusahaan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa kebijakan
BAB V
5.1 Kesimpulan
periode 2015-2017
Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap return saham pada
3. Dan secara simultan atau bersama-sama bahwa variabel Dividend Payout Ratio
(DPR) dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap return
2015-2017
5.2 Saran
lain di luar variabel yang terdapat dalam penelitian ini yang kemungkinan
dapat mempengaruhi return saham sehingga mendapat hasil yang lebih baik.
55
Dividend Payout Ratio (DPR) dan Debt to Equity Ratio (DER) hal ini di
karenakan masih banyak factor lain yang dapat mempengaruhi return saham.
4. Bagi akademisi, yang akan meneliti terkait return saham di sarankan untuk
5.3 keterbatasan
tahun yang di mulai dari 2015-2017. Peneliti ini juga hanya berfokus pada