Anda di halaman 1dari 3

STUDI LITERATUR: DIAGNOSA DAN MANAJEMEN

WABAH BOVINE BABESIOSIS PADA SAPI PERAH DI


DAERAH PUNJAB*
Stepany N Bangka1
1
Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran
Hewan, Institut Pertanian Bogor
*
Singh Bal Mandeep, Vishal Mahajan, Gursimran Filia, Paramjit Kaur and Amarjit Singh.
Diagnosis and management of bovine babesiosis outbreaks in cattle Punjab state. Veterinary
World vol 9 (12): 1370-1374

ABSTRAK: Bovine Babesiosis merupakan penyakit parasit darah oleh protozoa yang
berperantara caplak (tick-borne). Pada sapi umunya disebabkan oleh B. bigemina dan B. bovis.
Vektor utama penularan penyakit ini adalah Rhipicephalus boopilus sp. Laporan kasus outbreak
babesiosis pada daerah Punjab dengan 28 ekor sapi menunjukkan gejala klinis dan 14 ekor mati.
Diagnosa dapat dilakukan melalui sejarah hewan, tanda klinis, pemeriksaan darah, PCR dan post
mortem serta keberadaan caplak di tubuh hewan. Hasil pemeriksaan baik fisik maupun
laboratorium menunjukkan bahwa sapi terkonfirmsi positif Babesia sp. Pengobatan dilakuan
dengan pemberian diminazene aseturat dan antipiretik. Sumber lain menyebutkan pengobatan
dapat dilakukan dengan pemberian imidocard, amicarbalide dan diminasen diaseturat.
Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi, kemopropilaksis dan kontrol vektor. Kerugian
yang diakibatkan adanya investasi Babesia sp adalah kerugian ekonomi berupa kematian sapi,
penurunan performa baik produksi daging maupun sapi3.
Key Words: Babesiosis, caplak, protozoa, sapi

PENDAHULUAN kedokteran hewan. Dampak perekonomian


utama adalah pada industri peternakan sapi
Bovine babesiosis merupakan
perah. Selain itu, domestik Babesia dapat
penyakit yang disebakan oleh protozoa dari
menginvasi baik hewan maupun manusia.
genus Babesia, filum Apicomplexa, yaitu
Bovine babesiosis merupakan penyakit
yang umum menyerang sapi adalah Babesia
penting berperantara artropoda yang
bigemina dan Babesia bovis, yang ditularkan
menunjukkan tingkat morbiditas dan
melalui gigitan caplak. Babesia sp tidak
mortalitas yang signifikan dan merupakan
dapat bertahan di luar tubuh inang. Ketika
penyakit parasit darah yang paling umum
memasuki tubuh inang melalui gigitan
kedua setelah Trypanosomiasis. Derajat
caplak, Babesia sp selanjutnya menginvasi
morbiditas dan mortalitas dipengaruhi
eritrosit dan memperbanyak diri melalui
beberapa faktor seperti strain patogen,
mekanisme pembelahan biner. Babesiosis
lingkungan, sejarah paparan, umur, ras
merupakan penyakit parasit yang penting
hewan, status imun dan status vaksinasi.
pada sapi utamanya pada wilayah tropis dan
subtropis yang dapat memberikan dampak
pada perekonomian, kesehatan dan
TINJAUAN KASUS Tanda klinis yang paling banyak
ditemukan pada hewan yang terinfeksi
Sinyalemen: Sapi perah total 465 ekor dari adalah kepucatan kelenjar mukosa, jaundice,
dua peternakan di Punjab Anamnesis: 465 peningkatan rata-rata pernafasan,
ekor sapi yang beresiko, 28 ekor hemoglobinuria dan demam. Selain itu
menunjukkan kesakitan yang parah dan 14 terjadi infestasi sedang oleh caplak. Hasil
ekor mati. Berdasarkan histori laporan identifikasi, caplak yang ditemukan adalah
kasus, peternakan tersebut pernah spesies Rhipicephalus (Boopilis)
melakukan pembelian sapi. Sapi dipelihara micropiluas. Hasil pemeriksaan postmortem
dengan dikandangkan. Vaksinasi dan menunjukkan splenomegali, hemoragi
pemberian obat acing rutin dilakukan. epikardium, penebalan bergranul kantong
Temuan Klinis: Berdasarkan laporan kasus empedu, dan kantong kemih terisi dengan
dalam jurnal rujukan, Sapi menunjukkan urin berwarna seperti kopi. Hasil
gejala klinis yang sama pada kedua pemeriksaan preparat ulas ditemukan bahwa
peternakan yaitu demam tinggi dan urin dari 15 ekor hewan yang sakit, 7 diantaranya
berwarna merah atau seperti kopi. Salain itu positif piroplasma B. bigemina, dan dari 7
temukan infestasi caplak pada tubuh sapi yang positif tersebut, 6 diantaranya pernah
pada kedua peternakan2. Selain itu, gejala urinasi berdarah. Hasil pemeriksaan PCR
klinis yang dapat ditemukan adanya dari 23 sampel, 13 sampel positif. Kelebihan
kekurusan, kesulitan bernafas, hasil diagnosa dengan PCR adalah dapat
pemeriksaan darah menunjukkan anemia mendeteksi infeksi yang bersifat laten. Pada
hemolitik, ikterus, hemoglobinuria, jantung pemeriksaan hematologi, terjadi penurunan
dan pernafasan cepat1, 3. Hb yang signifikan pada kelompok yang
Diagnosa: Dilakukan pengambilan darah positif parasitologi jika dibandingkan
sebanyak 23 sampel yaitu 15 ekor hewan dengan group kontrol dan negatif.
sakit dan 8 ekor hewan sehat untuk Hemoglobinuria dan anemia dapat mengarah
dilakukan pemeriksaan hematologi dan pada hemolisis yang parah berkaitan dengan
mikrobiologi. Dilakukan pemeriksaan total invasi Babesia pada eritrosit dan
leukosit, homoglobin, PCV, diferensiasi menyebabkan kerusakan eritrosit dalam
leukosit, dan pletelet, koleksi caplak dari jumlah yang besar.
hewan pada kedua peternakan untuk
diidentifikasi. Identifikasi agen dilakukan
dengan pemeriksaan ulas darah. Selain
pemeriksaan darah, dilakukan juga
pemeriksaan PCR. Sedangkan pada hewan Splenomegali
yang mati dilakukan nekropsi untuk melihat
perubahan-perubahan pada organ vicera2.
Teknik diagnosa yang dapat dilakukan untuk
peneguhan diagnosa adalah pemeriksaan
agen infeksi melalui pemeriksaan mikroskop Penebalan kantung empedu
ulas darah dan uji serologi seperti ELISA
dan IFAT 1, 3.

DISKUSI KASUS
Babesia dalam eritrosit
DAFTAR PUSTAKA
1
Pengobatan dan pencegahan: Hewan yang [OIE] World Organisation for Animal
terinfeksi berhasil ditangani dengan Health. 2021. OIE Manual of
pemberian diminazene aseturat dan Diagnostic Tests and Vaccines for
antipiretik. Namun satu ekor sapi mati Terrestrial Animals: Bovine
terkait dengan penyakit yang sudah parah. Babesiosis. Paris (FRA). OIE
2
Beberapa obat-obatan yang umum Bal Mandeep Singh, Mahajan Vishal, Filia
digunakan adalah diminazene diaceturate (3- Gursimran, Kaur Paramjit and Singh
5 mg/kg), imidocarb (1-3 mg/kg) and Amarjit. 2016. Diagnosis and
amicarbalide (5-10 mg/kg). Terapi suportif management of bovine babesiosis
yang lain juga dapat diberikan seperti outbreaks in cattle Punjab state.
transfusi darah, pemberian anti inflamasi, Veterinary World vol 9 (12): 1370-
anti caplak, dextrose, vitamin B kompleks 1374.
dan terapi cairan3. Tindakan pencegahan DOI:http://www.veterinaryworld.org
3
dapat dilakukan dengan mengkombinasi 3 Wodaje Ahmed, Adudna Biyansa, Hamid
metode yaitu kontrol vektor yaitu kontrol Muhammed. 2019. A Review on
caplak, vaksinasi dan kemoprofilaksis 1, 3. Bovine Babesiosis. International
Upaya kontrol dan pencegahan yang Journal of Advanced Research in
disarankan adalah mengikuti prosedur Biological Sciences vol 6(1): 63-70.
karatina bagi hewan baru datang atau dibeli DOI:http://dx.doi.org/10.22192/ijarb
dan tidak langsung dicampurkan dengan s.2019.06.01.007
hewan lama. Selain itu peternak disarankan
untuk melakukan pemberian obat anti caplak
dengan dosis yang tepat untuk mencegah
resistensi

SIMPULAN
Bovine babesiosis merupakan
penyakit parasit darah penting pada
peternakan sapi yang disebabkan oleh
Babesia sp dan ditularkan melalui gigitan
caplak. Infeksi penyakit ini dapat
menimbulkan berbagai kerugian, utamanya
kerugian ekonomi. Upaya pemberantasan
penyakit ini dapat dilakukan dengan
mengkombinasi antara kontrol vektor,
vaksinasi dan kemoprofilaksis.

ACKNWOLEDGEMENT
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bal Mandeep Singh, Mahajan
Vishal, Filia Gursimran, Kaur Paramjit and
Singh Amarjit yang merupakan penulis
jurnal yang digunakan sebagai rujukan data
dalam laporan ini.

Anda mungkin juga menyukai