HASAN NAWAWI
19421159
UAS MAWARIS
A. Masalah ‘aul
1. Secara bahasa artinya tambah/naik dikatakan ‘aul karena bagian warisan angka asal
masalah ditingkatkan sebesar angka bagian yang diterimah ahli waris.
‘aul pada masa Rasulullah saw dan sahabat Abu Bakar ‘aul tidak pernah terjadi, tetapi
pada masa sahabt Umar ibn al-Khattab ra. Barulah masalah aul itu terjadi.
Asal usul ada aul “ada seorang perempuan datang kpd sahabat Umar Ra. Lalu ia
menanyakan bagian waris : suami 1/2, 2 org sdri kdng 2/3, ibu 1/6, ketika bagian masing-
masing diberikan seperti di atas ternyata bagiannya menjadi kuran, maka sahabat umar
bermusyawarah dengan Zaid bin Sabit dan Ibn Abbas.
2. bersandar pada sahabat nabi Umar Bin Khotob. aul pada masa Rasulullah saw dan
sahabat Abu Bakar ‘aul tidak pernah terjadi, tetapi pada masa sahabt Umar ibn al-Khattab ra.
Barulah masalah aul itu terjadi.
B. Masalah Rad
1. Rad ialah mengembalikan, ada istilah dikatakan seseorang mengembalikan haknya.
Rad ialah memalingkan, ada istilah dikatakan seseorang memalingkan rekayasa
musuhnya.
Rad merupakan mengembalikkan atau bisa juga dikatakan bahwa seseorang
mengembalikkan haknya. Ada juga yang mengatakan bahwa rad merupakan
memalingkan dimana seseorang dapat memalingkan rekayasa musuhnya. Secara istilah
rad merupakan bertambahnya bagian ahli waris, akan tetapi pembaginya menjadi
berkurang atau memberikan bagian yang berlebih kepada ahli waris yang berasal dari
nasab sesuai dengan bagiannya saat tidak ada lagi ahli waris lain yang berhak
menerimanya. Perbedaan pendapat ulama mengenai rad ini hanya sebatas yang
mengakui dan tidak mengakui saja.
2. Golongan yang tidak mengakui adanya rad adalah Zaid bin Tsabit, Urwah, dan Zuhri dari
kalangan sahabat sedangkan dari kalangan yang tidak mengakui rad adalah Imam Malik,
sebagian pengikut Imam Syafi’i, serta Ibnu Hazm. mereka beralasan karena Allah telah
menentukan bagiannya masing-masing. Adapun golongan yang mengakui keberadaan
rad dari kalangan sahabat adalah Usman, Ibnu Mas’ud, dan Ibnu Abbas. Sedangkan dari
kalangan tabi’in terdapat Imam Abu Hanifah, sebagian pengikut Imam Syafi’i, Imam
Ahmad bin Hanbal, Malikiyah, dan syiah Zaidiyah
3. Harta peninggalan 35.000.000 (pembagian 6)
Saudari kandung : ½ (3 x 35jt : 5) = 21.000.000
Saudari ayah : 1/6 (1 x 35jt : 5) = 6.000.000
Ibu : 1/6 (x 35jt : 5) = 6.000.000
Totyal = 35.000.000.00