Dalam proses laktasi memerlukan berbagai hormone. Susu merupakan nutrien yang
esensial bagi kelangsungan hidup neonatus. Karena itu, selama gestasi kelenjar mamaria,
atau payudara, dipersiapkan untuk laktasi (pembentukan susu).
Payudara pada wanita tak-hamil terutama terdiri dari jaringan lemak dan sistem
duktus rudimenter. Ukuran payudara ditentukan oleh jumlah jaringan lemak, yang tidak ada
kaitannya dengan kemampuan menghasilkan air susu.
PERKEMBANGAN PAYUDARA UNTUK LAKTASI
Di bawah pengaruh lingkungan hormonal yang terdapat selama kehamilan, kelenjar
mamaria mengembangkan struktur dan fungsi kelenjar internal yang diperlukan untuk
menghasilkan susu. Payudara yang mampu menghasilkan susu memiliki anyaman duktus
yang semakin kecil yang bercabang dari puting payudara dan berakhir di lobulus.
Setiap lobulus terdiri dari sekelompok kelenjar mirip-kantong yang dilapisi oleh
epitel dan menghasilkan susu yang dinamai alveolus. Susu dibentuk oleh sel epitel dan
kemudian disekresikan ke dalam lumen alveolus, lalu dialirkan oleh ductus pengumpul susu
yang membawa susu ke permukaan putting payudara.
Perkembangan payudara untuk persiapan laktasi ini terjadi selama kehamilan yang
dipengaruhi oleh hormon-hormon terutama estrogen, progesterone, prolactin dan hCS.
Selama kehamilan, estrogen kadar tinggi mendorong perkembangan ekstensif ductus
payudara peningkatan jumlah stroma danlemak pada payudara. sementara progesteron
kadar tinggi merangsang pembentukan alveolus-lobulus (perkembangan sistem lobul
alveolar). Peningkatan konsentrasi prolaktin (suatu hormon hipofisis anterior yang
dirangsang oleh peningkatan kadar estrogen) dan human chorionic somatomammotropin
(hCS, suatu hormon plasenta yang memiliki struktur serupa dengan hormon pertumbuhan
dan prolaktin) juga ikut berperan dalam perkembangan kelenjar mamaria dengan
menginduksi sintesis enzim-enzim yang dibutuhkan untuk memproduksi susu Prolaktin
meningkatkan sekresi ASI. Prolaktin ini disekresi kelenjar pitutiari anterior. Kadar prolaktin
dalam darah ibu stabil mulai dari 4 minggu kehamilan sampai kelahiran. Kadar prolaktin
orang hamil meningkat 10 – 20 kali lbh banyak daripada wanita normal
Bayi menghisap – impuls sensory --- nervus somatic – spinal cord ibu –
hypotalamus – sekresi oksitosin -- -- sekresi prolaktin
ASI mengandung banyak sel imun-limfosit T dan B, makrofag, serta neutrofil (lihat h.
422)-yang menghasilkan antibodi dan langsung menghancurkan mikroorganisme
patogenik. Sel-sel ini sangat banyak terdapat dalam kolostrum.
IgA sekretorik, suatu jenis khusus antibodi, terdapat dalam jumlah besar di ASI. IgA
sekretorik terdiri dari dua molekul antibodi IgA (lihat h. 449) yang disatukan oleh apa
yang disebut sebagai komponen sekretorik yang membantu melindungi antibodi dari
destruksi oleh getah lambung bayi yang asam dan enzim-enzim pencernaan. Koleksi
antibodi IgA yang diterima oleh bayi yang mendapat ASI ditujukan secara spesifik
terhadap patogen tertentu di lingkungan ibu-dan, karenanya, di lingkungan bayi itu
juga. Karena itu, antibodi-antibodi ini melindungi bayi dari mikroba infeksi yang
kemungkinan besar dijumpai oleh bayi tersebut.
Sebagian komponen dalam susu ibu, misalnya mukus, melekat ke mikroorganisme
berbahaya, mencegah mereka melekat ke dan menembus mukosa usus.
Laktoferin adalah konstituen susu ibu yang menghambat pertumbuhan bakteri
berbahaya dengan mengurangi ketersediaan zat besi, suatu mineral yang dibutuhkan
untuk perkembangbiakan patogen-patogen ini (lihat h. 443).
Faktor bifidus pada susu ibu mendorong multiplikasi mikroorganisme non-patogen
Lactobacillus bifidus di saluran cerna bayi. Pertumbuhan bakteri tak-berbahaya ini
membantu mendesak pertumbuhan bakteri yang berpotensi merugikan.
Komponen-komponen lain dalam air susu ibu mendorong pematangan sistem
pencernaan bayi sehingga bayi lebih tahan terhadap bakteri dan virus penyebab
diare.
Karena itu, susu ibu membantu melindungi bayi dari penyakit melalui beragam cara.
EPISIOTOMI
Definisi : suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput
lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rectovaginal, otot-otot dan fasia
perineum dan kulit sebelah depan perineum.
Indikasi :
INDIKASI JANIN
- Sewaktu melahirkan janin premature. Tujuannya untuk mencegah terjadinya trauma
yang berlebihan pada kepala janin
- Sewaktu melahirkan janin letak sungsang, melahirkan janin dengan sunam, ekstraksi
vakum, dan janin besar
- Terjadi gawat janin dan persalinan mungkin harus dengan bantuan alat
INDIKASI IBU
- Apabila terjadi peregangan perineum yang berlebihan sehingga diatkuti akan terjadi
robekan perineum, contoh pada primipara, persalinan sungsangm persalinan dengan
cunam, ekstraksi vakum, dan anak besar.
- Adanya parut yang menghambat proses pengeluaran bayi
Teknik
1. Episiotomi medialis
Pada Teknik ini insisi dimulai dari ujung terbawah introitus vagina sampai batas atas
otot sfingter ani
2. Eoisiotomi mediolateralis
Pada Teknik ini insisi dimulai dari bagian belakang intritus vagina menuju kea rah
belakang dan sampig. Arah insisi ini dapat dilakukan ke kanan atau kiri, tergantung
pada kebiasaan orang yang melakukannya. Panjang insisi kira-kira 4 cm
3. Episiotomi lateralis
Pada teknin ini insisi dilakukan kea rah lateral mulai dari kira-kira pada jam 3 atau
jam 9 menurut arah jarum jam. Teknik ini sekarng tidak dilakukan lagi karena banyak
menimbulkan komplikasi. Luka insisi dapat melebar kea rah dimana terdapat
pembuluh darah pudendal interna, sehingga dapat menimbulkan perdarahan yang
banyak. Selain itu parut yang terjadi dapat menimbulkan rasa nyeri yang
mengganggu penderita.
Jika telah dilakukan episiotomy, maka lakukanlah manuver ritgen agar luka insisi episiotomy
tidak semakun lebar