Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menarik diri (withdrawal) adalah suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun
minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). Pada mulanya klien
merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan
orang lain.
Pada klien dengan menarik diri diperlukan rangsangan/stimulus yang adekuat untuk
memulihkan keadaan yang stabil.Stimulus yang positif dan terus menerus dapat dilakukan
oleh perawat.Apabila stimulus tidak dilakukan / diberikan kepada klien tetap menarik diri
yang akhirnya dapat mengalami halusinasi, kebersihan diri kurang dan kegiatan hidup sehari-
hari kurang adekuat.
Menyadari pentingnya stimulus yang adekuat tersebut serta melihat kenyataan bahwa
selama beberapa hari kami amati banyak kasus dengan menarik diri di ruangCendrawasih ,
maka kami  terdorong untuk menerapkan asuhan keperawatan klien Tn. H dengan masalah
utama isolasi sosial: menarik diri pada kasus Shizoprenia hebifrenik berkelanjutan dengan
tujuan :
a.       Mempelajari kasus menarik diri disesuaikan dengan teori dan konsep yang telah diterima
b.      Memberikan asuhan keperawatan pada klien menarik diri dengan pendekatan proses
keperawatan
c.       Mendesiminasikan asuhan keperawatan klien menarik diri.
Asuhan keperawatan ini kami buat selama kami praktek dari tanggal 05 Januari sampai
dengan tanggal Januari 2015  di  Ruang Jiwa Cendrawasih  RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang.
1.2  Rumusan Masalah
Seberapa besar masalah asuhan keperawatan klien Tn H dengan masalah utama isolasi
social; menarik diri di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang ?

1.3 Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan klien Tn H dengan masalah utama isolasi sosial;
menarik diri di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengidentifikasi pengkajian keperawatan pada klien Tn H
b.      Analisa Data keperawatan pada klien Tn H
c.       Daftar Masalah Keperawatankeperawatan pada klien Tn H
d.      Pohon Masalah (Problem Tree)
e.       Prioritas Diagnosa Keperawatan pada klien Tn H
f.       Rencana Tindakan Keperawatan pada klien Tn H
1.4 Manfaat
Dapatdigunakansebagaimasukanbagiinstitusipelayanandalammeningkatkanmutupelayana
npadaklien gangguan jiwa.

LAPORAN PENDAHULUAN

1.    Kasus (Masalah Utama)


Gangguan Interaksi sosial: Menarik diri
2.   Pengertian
Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain ( Rawlins,1993 ).
3. Proses Terjadinya Masalah
1. Penyebab:
a.         Perkembangan: Sentuhan, perhatian, kehangatan dari keluarga yang mengakibatkan individu
menyendiri, kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak adekuat yang berakhir dengan
menarik diri.
b.        Komunikasi dalam keluarga: Klien sering mengalami kecemasan dalam berhubungan dengan
anggota keluarga, sering menjadi kambing hitam, sikap keluarga tidak konsisten
(kadangboleh , kadang tidak). Situasi ini membuat klien enggan berkomunikasi dengan
orang lain.
c.         Sosial Budaya: Di kota besar, masing-masing individu sibuk memperjuangkan hidup
sehingga tidak waktu bersosialisasi. Situasi ini mendukung perilaku menarik diri.
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman
dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh
permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan
emosional dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman.
Dunia merupakan alam yang tidak menyenangkan, sebagai usaha untuk melindungi
diri, klien menjadi pasif dan kepribadiannya semakin kaku (rigid).Klien semakin tidak dapat
melibatkan diri dalam situasi yang baru.Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu
sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini
menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas daripada mencari
penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan.
Konflik antara kesuksesan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan itu sendiri terus
berjalan dan penarikan diri dari realitas diikuti penarikan diri dari keterlibatan secara
emosional dengan lingkungannya yang menimbulkan kesulitan. Semakin klien menjauhi
kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan hubungan dengan orang
lain. Menarik diri juga disebabkan oleh perceraian, putus hubungan, peran keluarga yang
tidak jelas, orang tua pecandu alkohol dan penganiayaan anak.Resiko menarik diri adalah
terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi).
2. Tanda-tanda menarik diri dilihat dari beberapa aspek :
a.       Aspek fisik:
1.      Makan dan minum kurang
2.      Tidur kurang atau terganggu
3.      Penampilan diri kurang
4.      Keberanian kurang
b.      Aspek emosi:
1.      Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
2.      Merasa malu, bersalah
3.      Mudah panik dan tiba-tiba marah
c.       Aspek sosial:
1.      Duduk menyendiri
2.      Selalu tunduk
3.      Tampak melamun
4.      Tidak peduli lingkungan
5.      Menghindar dari orang lain
6.      Tergantung dari orang lain
d.      Aspek intelektual:
1.      Putus asa
2.      Merasa sendiri, tidak ada sokongan
3.      Kurang percaya diri

4.   Pohon masalah

                                          Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi .....

                                          
Gangguan konsep diri: harga diri rendah

5. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Masalah Keperawatan.
a.       Resiko perubahanm persepsi sensori: halusinasi……..
b.      Isolasi sosial : menarik diri
c.       Gangguan konseps diri: harga diri rendah
2.    Data yang perlu di kaji.
a.       Resiko perubahanm persepsi sensori: halusinasi……..
1)      Data Subjektif
a)      Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
b)      Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
c)      Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
d)     Klien merasa makan sesuatu
e)      Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
f)       Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
g)      Klien ingin memukul/melempar barang-barang
2)      Data Objektif
a)      Klien berbicar dan tertawa sendiri
b)      Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
c)      Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d)     Disorientasi

b.      Isolasi sosial : menarik diri


1)      Data obyektif:    
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar, banyak diam, kontak
mata kurang (menunduk), menolak berhubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang,
posisi menekur.
2)      Data subyektif:  
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan singkat, ya atau
tidak.
c.       Gangguan konseps diri: harga diri rendah
1)        Data obyektif:   
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri.
2)        Data subyektif: 
Klien mengatakan: saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/tidak tahu apa-apa, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri.
6. Diagnosa Keperawatan
1.      Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan menarik diri.
2.      Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
7.   Rencana Tindakan
1)      Diagnosa Keperawatan 1: Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi……. Berhubungan
dengan menarik diri
1.      Tujuan umum:
Tidak terjadi perubahan persepsi sensori: halusinasi ….
2.      Tujuan khusus:
a.       Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
  Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tuiuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan / janji dengan jelas tentang
topik, tempat, waktu.
  Beri perhatian dan penghargaan: temani kilen walau tidak menjawab
  Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu_buru, tunjukkan bahwa
perawat mengikuti pembicaraan klien.
b.      Klien dapat menyebut penyebab menarik diri
Tindakan:
  Bicarakan penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain.
  Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri.
c.       Klien dapat menyebutkan keuntungan hubungan dengan orang lain
Tindakan:
  Diskusikan keuntungan bergaul dengan orang lain.
  Bantu mengidentifikasikan kernampuan yang dimiliki untuk bergaul.
d.      Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap: klien perawat, klien perawat klien
lain, perawat-klien kelompok, klien keluarga.
Tindakan:
  Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien jika mungkin perawat yang sama.
  Motivasi temani klien untuk berkenalan dengan orang lain
  Tingkatkan interaksi secara bertahap
  Libatkan dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
  Bantu melaksanakan aktivitas setiap hari dengan interaksi
  Fasilitasi hubungan kilen dengan keluarga secara terapeutik
e.       Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.
 Tindakan:
  Diskusi dengan klien setiap selesai interaksi / kegiatan
  Beri pujian atas keberhasilan klien
f.       Klien mendapat dukungan keluarga
Tindakan:
  Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga
  Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
2)      Diagnosa 2: Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
1.      Tujuan umum:
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
2.      Tujuan khusus:
a.    Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
1)      Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terpeutik
2)      Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
  Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimilikiklien.
  Setiap bertemu klien hindarkan dari penilaian negatif.
  Utamakan memberi pujian yang realistik.
b.   Klien dapat menilai kemampun yang dimiliki
Tindakan:
  Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit
  Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkn penggunaannya.
c.    Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampun yang dimiliki
Tindakan:
  Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
  Tingkatkan kegiatan sesuai toleransi kondisi klien
  Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yangboleh  klien lakukan
d.   Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya
Tindakan:
  Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
  Beri pujian atas keberhasilan klien
  Diskusikan kemungkinan pelaksanan di rumah
e.    Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan:
  Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat  klien dengan harga diri rendah
  Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
  Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

BAB 3
GAMBARAN KASUS
4.1    Pengkajian Keperawatan Jiwa

Tanggal di Rawat        : 12 Desember 2014


Tanggal Pengkajian     : 05 Januari 2015
Ruang Rawat              : Ruang Cendrawasih

I.          Identitas Klien
Nama                     : Tn. H
Umur                     : 37 tahun
Alamat                              : Malang
Pendidikan                        : SD
Agama                   :Islam 
Status                    : Belum Menikah
Pekerjaan               : Petani
Jenis Kelamin        :Laki-laki
No. Rm                 :104501

II.       Alasan Masuk
a.       Data Primer
Klien mengatakan dibawa ke rumah sakit jiwa karena bingung.
b.      Data Sekunder
Dari status klien pada saat dirumah sering marah-marah tanpa sebab, bicara nglantur.

III.    Riwayat Penyakit Sekarang Dan Faktor Presipitasi


Pada saat dirumah klien sering marah-marah tanpa sebab, bicara nglantur, oleh keluarga klien
dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat pada tanggal 09 Desember 2014
dan langsung masuk UGD jam 15.30 WIB, kemudian klien masuk ruang perkutut. Pada
tanggal 12 Desember 2014 klien dipindahkan ke Ruang Cenderawasih sampai saat ini.

IV.    Faktor Predisposisi
1.      Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
Klien mengatakan tidak pernah sakit jiwa sebelumnya.
2.      Pengobatan sebelumnya
Klien mengatakan tidak pernah mendapatkan pengobatan seperti sekarang ini.
3.      Pernah mengalami penyakit fisik
Ya, di pipi kanan dan kiri klien ada bekas luka dan kedua kaki di bagian engkel ada luka
bekas pasungan.
4.      Pernah ada riwayat napza
Klien mengatakan kalau tidak merokok kepala terasa mumet.
5.      Riwayat trauma
Aniaya fisik (dari data status klien pernah mengalami riwayat trauma aniaya fisik selama
kurang lebih 12 tahun dipasung oleh keluarganya di rumah).
Diagnosa Keperawatan : Respon Pasca Trauma
6.      Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Dari data status klien pernah dipasung di rumah oleh keluarga selama kurang lebih 12 tahun.
Diagnosa Keperawatan : Respon Pasca Trauma

Riwayat Penyakit Keluarga


1.      Anggota keluarga ada yang gangguan jiwa
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Diagnosa Keperawatan : -

V.       Pemeriksaan Fisik
Tanggal : 06 Januari 2015
1.      Keadaan Umum          : Baik
2.      Tanda-Tanda Vital      : Tekanan Darah 130/90 mmHg, Nadi 84 x/m, RR 18 x/m.
3.      Ukur                            : BB 44 kg, TB 155 cm.
4.      Keluhan Fisik              : Klien mengatakan tidak ada keluhan.          
Diagnosa Keperawatan : -

VI.    Pengkajian Psikososial
1.      Genogram
Data dari jawaban klien
 

Keterangan :
                  : Laki-laki   
                  : Perempuan
      /           : Laki-laki atau perempuan meninggal
.............     : Tinggal dalam satu rumah
                  : Pernikahan
                  : Klien

Penjelasan :
a.       Pola Asuh
Klien mengatakan diasuh oleh ke dua orang tuanya, klien mengatakan ayahnya sayang
dengan klien.
b.      Pola Komunikasi
Klien mengatakan dalam bicara dikeluarganya biasa saja.
c.       Pola Pengambilan Keputusan
Klien mengatakan tidak tahu.
2.      Konsep Diri
a.       Citra Tubuh
Klien mengatakan menyulkai seluruh anggota tubuhnya.
b.      Identitas
Klien mengaku namanya Harianto, klien mengatakan bangga menjadi laki-laki.
c.       Peran : saat di rumah
Klien mengatakan anak ke 2 dari 4 bersaudara dan klien senang membantu orang tua bekerja
sebagai petani.
d.      Ideal Diri
Klien mengatakan ingin cepat pulang dan bertemu dengan salah satu tunangannya. Klien juga
ingin cepat sembuh.
e.       Harga Diri
1.      Klien mengatakan malu kepada tetangganya karena gagal bertunangan.
2.      Klien mengatakan malu dengan teman dikamar karena dibawa ke rumah sakit.
Diagnosa Keperawatan    : Harga Diri Rendah

3.      Hubungan Sosial
a.       Orang yang berarti / terdekat
Klien mengatakan orang terdekat adalah ayah.
b.      Peran serta dalam kegiatan kemasyarakatan / kelompok
Klien mengatakan tidak melakukan apa-apa.
c.       Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan sibuk bertani membantu ayah disawah.
  Diagnosa Keperawatan   : Kerusakan Interaksi Sosial

4.      Spiritual
a.       Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan dia beragama Islam dan dia percaya adanya Tuhan.
b.      Kegiatan Ibadah
Dirumah klien mengatakan tidak pernah beribadah karena dipasung, saat di rumah sakit klien
mengatakan kadang-kadang sholat.
Diagnosa Keperawatan  : -

VII. Status Mental
1.      Penampilan
Tidak rapi, dibuktikan dengan rambut acak-acakan tidak disisir, terdapat ketombe, kancing
baju tidak dipasang, berjalan kaku.
Diagnosa Keperawatan  : Defisit Perawatan Diri
2.      Pembicaraan
Lambat, klien tidak mampu memulai pembicaraan, dibuktikan dengan jika tidak ditanya
terlebih dahulu klien tidak akan bertanya, misalnya “ apa kabar bapak hari ini ? “ baru klien
mau menjawab “ baik “, kata-kata kurang jelas, intonasi pelan.
Diagnosa Keperawatan  : Kerusakan Komunikasi Verbal.
3.      Aktivitas Motorik / Psikomotor
Kelambatan : Hipokinesa, hipoaktivitas, dibuktikan dengan klien lebih suka duduk dan
berdiam dikamar dan tiduran dikamar.
Diagnosa Keperawatan  : Defisit Aktivitas Deversional.
4.      Afek dan Emosi
a.       Afek
Adekuat, dibuktikan dengan perawat bertanya “ apakah Mas H kangen keluarga ?”
Tn H menjawab “ Ya, saya kangen “ dengan ekspresi sedih dan mata berkaca-kaca.
Diagnosa Keperawatan : -
b.      Emosi
Ds  : klien mengatakan merasa kesepian, klien mengatakan tidak ada yang dibicarakan lebih baik
diam.
Do : klien banyak diam, kontak mata kurang, interaksi dengan teman-temannya tampak kurang.
Diagnosa keperawatan  : Isolasi Sosial
5.      Interaksi Selama Wawancara
      Kontak mata kurang, dibuktikan dengan klien sering menunduk, tidak konsentrasi dan ingin
menyelesaikan percakapan.
      Curiga, dibuktikan dengan klien memandang kiri dan kanan dan lingkungan sekitar saat
wawancara.
Diagnosa Keperawatan   : - Isolasi Sosial
-   Gangguan proses pikir (waham curiga)
6.      Persepsi Sensori
Tidak tampak masalah pada klien.
7.      Proses Pikir
a.       Arus Pikir
Saatperawat bertanya “ maukah bapak berkenalan dengan teman yang lain ? “ klien
menjawab dengan suara pelan dan tidak jelas.
b.      Isi Pikir
Waham kebesaran, dibuktikan dengan saat perawat bertanya “ kenapa bapak dibawa kesini ?”
klien menjawab  “4 mas saya nomor 2 dan adik saya yang nomor 4 perempuan dia masih
didalam kandungan ibu saya tetapi dia memiliki keilmuan yang tinggi dan mempunyai jurus
silat mas.
c.       Bentuk Pikir : Non Realistic
Dibuktikan dengan saat perawat bertanya “ saudara kandung anda ada berapa orang ?” klien
menjawab “4 mas, saya no 2dan adik saya yang no 4 perempuan dan dia masih di dalam
kandungan ibu saya tapi dia memiliki keilmuan yang tinggi dan mempunyai jurus silat mas”.
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir (waham kebesaran)
8.       Kesadaran
a.       Kuantitatif : kesadaran kliaen kompos mentis dibuktikan dengan GCS 456
b.      Kualitatif : berubah intership, dibuktikan saat perawat bertanya “mengapa bapak tidak
berkumpul dengan teman-teman yang lain “,klien menjawab tidak ada yang dibicarakan jadi
saya lebih baik diam mas”.
Masalah keperawatan : -
9.      Orientasi
a.       Waktu
Terbukti saat perawat bertanya “hari ini hari apa mas ?”klien menjawab “Hari Senin ya mas “
dan memang benar saat perawat bertana hari senin.
b.      Tempat
Dibuktikan saat perawat bertana “sekarang ini bapak berada dimanapak ?”klien menjawab
“di rumah sakit mas”dan memang benar klien berada di rumah sakit.
c.       Orang
Dibuktikan dengan perawat bertanya “hayo Mas H sekarang bicara dengan siapa?”klien
menjawab “Mas Apri mantri disini kan”iya memang benar klien sedang berbicara dengan
perawat.
Masalah keperawatan : -

10.  Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


a.       Tidak mampu berkonsentrasi, klien selalu meminta pertanyaan diulang. Dibuktikan dengan
pada saat perawat bertanya “hobi mas apa?”klien minta pertanyaan diulang.
b.      Pasien dapat berhitung sederhana, dibuktikan dengan pada saat bertanya “ 5+3 berapa
mas?”klien menjawab 8dan memang benar jawabannya adalah 8.
Masalah keperawatan :-
11.  Kemampuan Penilaian
         Klien tidak menjawab pertanyaan perawat.
         Klien diam saja dengan kepala menunduk.

12.  Daya Tilik Diri : Mengingkari Penyakit Yang Diderita


Dibuktikan dengan pada saat perawat bertanya “kenapa mas dibawa kesini?”klien menjawab
“tidak tau mas, padahal saya tidak gila”.
      Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir
VIII  Kebutuhan Persiapan Pulang
1.      Makan
Dibuktikan dengan :
a.       Klien tidak dapat menyiapkan makana sendiri.
b.      Klien mampu mencuci piringnya apabila disuruh.
2.      BAB/BAK
Dibuktikan dengan :
a.       Klien bab/bak di toilet
b.      Klien mengatakan setelah bab/bak disiram dan dibersihkan
3.      Mandi
Dibuktikan dengan
a.       Klien mau mandi apabila disuruh
b.      Klien mengatakan mandi menggunakan sabun mandidan tidak menggosok gigi.
4.      Berpakaian/berhias
Dibuktikan dengan :
a.       Klien dapat berpakaian sendiri tanpa bantuan.
b.      Klien tidak meminta ganti baju apabila tidak diberi.
c.       Klien tidak menyisir rambutnya setelah mandi.
5.      Istirahat dan tidur
a.       Klien mengatakan tidur siang mulai jam 13.00-15.00
b.      Klien mengatakan tidur malam mulai jam 20.00-04.00
c.       Klien mengatakan kadang-kadang susah tidur
d.      Aktifitas klien sebelum tidur/sesudah tidur : klien hanya berdiam diri, setelah bangun tidur ke
tempat tidak mau merapikan tempat tidur.
Masalah keperawatan :-

6.      Penggunaan obat
Dibuktikan dengan :
a.       Klien mengatakan minum obat 2 x1 hari
b.      Klien mengatakan tidak tau manfaat obat
c.       Klien tidak meminta obat apabila tidakdiberi oleh perawat
7.      Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan tidak tahu
8.      Aktifitas dalam rumah
Klien diam saja tidak menjawab
9.      Aktifitas di luar rumah
Klien diam saja tidak menjawab pertanyaan perawat
Masalah keperawatan :-

IX.Mekanisme Koping
Klien mengatakan diam saja tidak mau bicara dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan Koping Individu.

X. Masalah Psikososial dan Lingkungan


a.       Klien mengatakan tidak pernah bergaul dengan orang lain karena saat dirumah dipasung.
b.      Klien mengatakan malu dengan tetangganya karena gagal bertunangan dengan pacarnya.
Masalah Keperawatan :isolasi sosial
                                                                                                
XI. Pengetahuan Kurang Tentang :
Klien diam saja, tidak menjawab pertanyaan   perawat.
Masalah keperawatan :-

XII. Aspek Medis
Diagnose medis:               Axis 1 :F 20 10
                                     Axis 2: Pendiam, pemalu, tertutup
                                     Axis 3 :Tidak ditemukan
                                     Axis 4 :Tidak jelas
                                     Axis 5 :Tidak jelas
Terapi medik : Clopramazine 1 x 100 mg : 1 0 1
                        Haloperidol 2 x5 mg : 1 0 1

3.2Analisa Data
No Data Masalah Keperawatan
.
1 DS :- Klien mengatakan saat dirumah dipasung Isolasi sosial: menarik diri
   -Klien mengatrakan tidak ada yang perlu
dibicarakan       sehingga lebih baik berdiam diri

DO :
- Diam saja
        Berdiam diridi kamar
        Kontak mata kurang / menunduk
        Menolak berhubungan dengan orang lain
        Tidak dapat berkonsentrasi

2DS : Klien mengatakan malu karena gagal Gangguan konsep diri : harga diri
bertunangan dan malu dengan teman di kamar rendah
karena dibawa ke RSJ

DO :
a.       Klien tampak lebih suka menyendiri
b.      Bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan
3DS : klien mengatakan mempunyai saudara kandung Perubahan isi fikir :
sejumlah 4, saya no 2dan adik saya yang no 4 wahamkebesaran
perempuan dan dia masih di dalam kandungan
ibu saya tapi dia memiliki keilmuan yang tinggi
dan mempunyai jurus silat mas”..

DO :
a.       Klien tampak tidak mempunya orang lain
b.      Menyendiri
c.       Ekspresi wajah tegang, datar
4DS :Dari data status klien pernah mengalami riwayat Respon pasca trauma
trauma fisik selama +/- 12 tahun dipasung oleh
keluarganya dirumah.

DO :
a.       Ada bekas luka pasungan pada pergelangan
kedua kaki
b.      Ada bekas lukapada pipi kiri dan kanan
5DS : Klien mengatakan lebih baik diam saja tidak Ketidakefektifan koping individu
mau bicara dengan orang lain.

DO :
a.       Tidak konsentrasi
b.      Kontak mata kurang
c.       Klien menunduk
d.      Klien suka menendiri di kamar
e.       Klien tampak senang diam

6 DS : - Kerusakan komunikasi verbal


DO :
a.       Pembicaraan lambat
b.      Tidak mampu memulai pembicaraan
c.       Kata kata kurang jelas
d.      Intonasi pelan

3.3 Daftar Masalah Keperawatan


1.      Isolasi sosial : menarik diri
2.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3.      Gangguan proses pikir : waham
4.      Ketidak efektifan koping individu
5.      Respon pasca trauma
6.      Kerusakan komunikasi verbal
3.4 Pohon Masalah
                                                Gangguan proses pikir            (efek)
 
Isolasi sosial (menarik diri)
   
 
                                                                                  kerusakan komunikasi verbal

                                    (core problem)

                                       Gangguan konsep diri: HDR           (causa)

                                    Ketidakefektifan koping individu      (causa)

                                                Respon pasca trauma              (causa)


3.5 Prioritas Diagnosa Keperawatan
1.      Isolasi sosial
2.      Gangguan konsep diri
3.      Gangguan proses pikir

3.6    Rencana Tindakan Keperawatan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
DI UNIT RAWAT INAP RUANG CENDRAWASIH RSJ Dr. RADJIMAN
WEDIODININGRAT LAWANG

Nama                          : Tn.H                                                                                    No.


CM          : 104501
Jenis Kelamin            : Laki – Laki                                                                         
Dx. Medis       : F20.10
Ruang                         : Cendrawasih                                                                      
Unit Keswa    : Ruang Inap

Diagnosa Perencanaan Rencana Tindakan


Tgl
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Keperawatan
05- Isolasi Sosial TUM:
01- Klien dapat
15 berinteraksi
dengan orang
lain.

TUK 1: Setelah 2X pertemuan klien 1.1.    Bina hubungan saling percaya


Klien dapat dapat menerima kehadiran dengan:
membina perawat. Klien dapat a.    Sapa klien dengan ramah, bai
hubungan saling mengungkapkan perasaan dan verbal maupun non verbal
percaya. keberadaannya saat ini secara b.    Perkenalkan diri dengan sopa
verbal. c.    Tanyakan nama lengkap klien
 Klien mau menjawab salam dan nama panggilan yang di
 Ada kontak mata sukai klien
 Klien mau berjabat tangan d.   Jelaskan tujuan pertemuan
 Klien mau berkenalan e.    Buat kontrak interaksi yang
 Klien mau menjawab jelas
pertanyaan f.     Jujur dan tepati janji
 Klien mau duduk g.    Tunjukkan sikap empati dan
berdampingan dengan perawat menerima klien apa adanya
 Klien mau mengungkapkan h.    Beri perhatian pada klien dan
perasaannya perhatikan kebutuhan dasar
klien
05- Isolasi Sosial TUK 2:
01- Klien mampu Setelah 2X interaksi klien 2.1Tanyakan pada   klien tentang
15 menyebutkan dapat menyebutkan minimal a.    Orang yang tinggal
penyebab satu penyebab menarik diri serumah/teman sekamar klien
menarik diri dari yang berasal dari: b.    Orang yang paling dekat
1.     Diri sendiri dengan klien di rumah/di ruan
2.     Orang lain perawatan
3.     Lingkungan c.    Apa yang membuat klien dek
dengan orang tersebut
d.   Orang yang tidak dekat denga
klien di rumah/di ruang
perawatan
e.    Apa yang membuat klien tida
dekat dengan orang tersebut
f.     Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
2.2Kaji pengetahuan klien tentan
perilaku menarik diri dan tand
tandanya

2.3Diskusikan dengan klien


penyebab menarik diri atau
tidak mau bergaul dengan ora
lain
2.4Beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya

05- Isolasi Sosial TUK 3 :


01- Klien dapat Setelah 2X interaksi klien 3.1Kaji pengetahuan klien tentan
15 menyebutkan dapat menyebutkan manfaat dan keuntungan berg
keuntungan keuntungan berhubungan dengan orang lain
berhubungan sosial,misalnya: 3.2Beri kesempatan pada klien
dengan orang a.    Banyak teman untuk mengungkapkan
lain dan b.    Tidak kesepian perasaannya tentang keuntung
kerugian tidak c.    Bisa diskusi berhubungan dengan orang la
berhubungan d.   Saling menolong 3.3Diskusikan bersama klien
dengan orang tentang manfaat berhubungan
lain dengan orang lain
3.4Beri reinforcement positif
terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan
berhubungan dengan orang la

Setelah 2X interaksi klien dap


menyebutkan kerugian tidak
berhubungan dengan orang la
Misal: sendiri, tidak punya
teman, kesepian, tidak ada
temannya ngobrol.

05- Isolasi Sosial TUK 4 :


01- Klien dapat Setelah 2X interaksi klien 4.1  Observasi perilaku klien saat
15 melaksanakan dapat melaksanakan hubungan berhubungan dengan orang la
hubungan sosial sosial secara bertahap dengan:4.2  Beri motivasi dan bantu klien
secara bertahap a.    Klien-perawat untuk
b.    Klien-perawat-perawat lain berkenalan/berkomunikasi
c.    Klien-perawat-perawat lain- dengan orang lain melalui:
klien lain a.    Klien-perawat
d.   Klien-kelompok kecil b.    Klien-perawat-perawat lain
e.    Klien- c.    Klien-perawat-perawat lain-
keluarga/kelompok/masyarakat klien lain
d.   Klien-kelompok kecil
e.    Klien-
keluarga/kelompok/masyaraka
4.3  Beri reinforcement terhadap
keberhasilan yang telah dicap
4.4  Bantu klien mengevaluasi
manfaat berhubungan dengan
orang lain
4.5  Motivasi dan libatkan klien
untuk mengikuti kegiatan tera
aktifitas kelompok sosialisasi

4.6  Diskusikan jadwal kegiatan


harian yang dapat dilakukan
untuk meningkat kemampuan
klien bersosialisasi
4.7  Beri motivasi klien untuk
melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah di
buat
4.8  Beri pujian terhadap
kemampuan klien memperlua
pergaulannya melalui aktivita
yang dilaksanakan
05- Isolasi Sosial TUK 5 :
01- Klien mampu Setelah 2X interaksi klien 5.1      Dorong klien untuk
15 mengungkapkan dapat mengungkapkan mengungkapkan perasaannya
perasaannya perasaan setelah berhubungan setelah berhubungan dengan
setelah dengan orang lain untuk: orang lain/kelompok
berhubungan a.    Diri sendiri 5.2      Diskusikan dengan klien
dengan orang b.    Orang lain manfaat berhubungan dengan
lain c.    kelompok orang lain
5.3      Beri reinforcement positif ata
kemampuan klien
mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan
orang lain.
05- Isolasi Sosial TUK 6
01- Klien mendapat Setalah 2X pertemuan 6.1.   Diskusikan pentingnya peran
15 dukungan keluarga dapat menjelaskan serta keluarga sebagai
keluarga dalam tentang: pendukung untuk mengatasi
memperluas       Pengertian menarik diri prilaku menarik diri
hubungan sosial      Tanda dan gejala 6.2    Diskusikan dengan anggota
      Penyebab dan akibat menarik keluarga tentang:
diri       Perilaku menarik diri
      Cara merawat klien menarik       Tanda dan gejala menarik dir
diri       Penyebab prilaku menarik dir
      Cara keluarga meghadapi klie
yang sedang menarik diri

6.3  Diskusikan potensi keluarga


untuk membantu klien    
mengatasi prilaku menarik dir
Setelah 2X pertemuan
keluarga dapat mempraktekkan
cara merawat klien menarik 6.4 Latih keluarga cara merawat
diri. klien menarik diri

6.5 Tanyakan perasaan keluarga


setalag mencoba cara yang
dilatihkan

6.6   Dorong anggota keluarga untu


memberikan dukungan kepad
klien berkomunikasi dengan
orang lain

6.7  Anjurkan anggota keluarga


untuk rutin dan bergantian
mengunjungi klien minimal 1
seminggu
6.8   Beri reinforcement atas hal-ha
yang telah dicapai dan
keterlibatannya keluarga
merawat klien di rumah sakit
05- Isolasi Sosial TUK 7
01- Klien dapat Setalah 2x interaksi klien 7.1 Diskusikan dengan klien tentang
15 memanfaatkan menyebutkan: manfaat dan kerugisn tidak
obat dengan          Manfaat minum obat minum obat, nama, warna,
baik          Kerugian tidak minum obat dosis, cara, efek terapi dan efe
         Nama,warna dosis, efak terapi samping penggunaan obat
dan efek samping obat 7.2 Pantau klien saan penggunaan
obat

 Anjurkan klien minta sendiri ob


pada perawat agar dapat
merasakan manfaatnya
Setelah 2x interaksi klien
mendemonstrasikan
penggunaaan obat dan 7.4 Beri pujian jika klien
menyebutkan akibat berhenti menggunakan obat dengan
minum obat tanpa konsultasi benar
ke dokter 7.5 Diskusikan akibat berhenti minu
obat tanpa konsultasi dengan
dokter

7.6 Anjurkan klien untuk konsultasi


dengan dokter/perawat jika
terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.

BAB 4
IMPLEMENTASI

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Klien Dengan Isolasi Sosial
Pertemuan Pertama

Tanggal 06 Januari 2015


A.      Proses Keperawatan
1.      Kondisi klien
-          Rasa kesepian, tidak mampu berkonsentrasi
-          Klien tidak mempunyai teman dekat dan tidak komunikatif
-          Tidak ada kontak mata, tampak sedih, menarik diri dan menyendiri
2.      Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
3.      Tujuan
-          Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
-          Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang, dan kerugian tidak
berhubungan
-          Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
-          Klien mampu mengungkapakan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
4.      Intervensi
a.       Mengidentifikasi penyebab isolali sosial pasien
b.      Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
c.       Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
d.      Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan 1 orang
e.       Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain
dalam kegiatan harian
B.       Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1.      Orientasi
a.       Salam
“ Selamat pagi mas, saya mahasiswa dari kediri yang akan merawat mas selama di ruang
Cendrawasih perkenalkan nama saya Dwi Apriyadi saya senang di panggil Apri, nama mas
siapa dan senang di panggil apa?” rumahnya dimana?”
b.      Evaluasi/validasi
“ Bagaimana perasaan mas hari ini?”
c.       Kontrak : Topik, Waktu, Tempat
“ Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman mas?” mau
dimana kita bercakap-cakap, “bagaimana kalau di ruang tamu mas?” kita berbincang-bincang
selama 10 menit ya?bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang cara perkenalan dengan
orang lain ?”
2.    Kerja
“ Siapa saja yang tinggal serumah dengan mas? Siapa yang paling dekat dengan mas?Siapa
yang jarang bercakap-cakap dengan mas? Apa yang membuat mas jarang bercakap-cakap
dengannya?”
“ Apa yang mas rasakan selama dirawat di sini? Ow mas merasa sendirian ? Siapa saja yang
mas kenal diruangan ini? Apa saja kegiatan yang biasa mas lakukan dengan teman-teman
yang mas kenal?”
“ Apa yang menghambat mas dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?”
“ Menurut mas apa saja keuntungan kalau kita mempunyai teman? Wah benar ada teman
bercakap-cakap.Apalagi? (sampai klien dapat menyebutkan beberapa) nah kalau kerugiannya
tidak mempunyai teman apa saja mas?” ya pa lagi (sampai klien dapat menyebutkan
beberapa) jadi bnyak juga ruginya tidak mempunyai teman ya? Kalau begitu maukah mas
bergaul dengan orang lain? Bagus”
“ Mas sekarang kita belajar berkenal dengan orang lain ya?”
“ Benigi lho mas, untuk berkenal dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan kita, selanjutnya asal dan hobi.”
Contohnya begini : perkenalkan nama saya Harianto suka dipanggil Hari saya berasal dari
Malang hobi saya badminton”
“ Selanjutnya mas menyakan nama orang yang diajak berbicara contohnya begini : Nama
mas siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana dan hobinya apa?”
“ Ayo mas coba misalnya saya belum dengan mas, coba berkenalan dengan saya!”
“ Ya, bagus sekali? Coba sekali lagi? Bagus sekali”
“ Setetelah mas berkenalan dengan orang tersebut, mas bisa melanjutkan percakapan tentang
cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan, dll.
3.    Terminasi
a.       Evaluasi Subyektif dan Obyektif
“ Bagaimana persaan mas setalah ngobrol dengan saya?”
“ Tolong sebutkan! Bagusss!”
“ Bagaiman perasaan mas setelah kita latihan berkenalan?” Mas tadi sudah mempraktekkan
cara berkenalan dengan baik sekali?”
b.      Rencana Tindak Lanjut
“ Selanjutnya mas dapat mengingat-ingat apa saja yang kita pelajari hari ini” Sehingga mas
lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Mas mau mempraktekkan ke teman mas yang
lain, mau berapa lama kita mencobanya? Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan harian
mas”
c.       Kontrak yang akan datang : topik, waktu tempat
“ Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan berkenalan dengan orang
lain?” Besok pagi jam 9 saya akan datang kesini untuk mengajak mas latihan berkenalan
dengan yang lain dan mengajak latihan berkenalan dengan teman saya. Bagaimana mas mau
kan?” Tempatnya diruang tamu saja ya?Sampai jumpa mas!”

CATATAN PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


DI UNIT RAWAT INAP RSJ.Dr.RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Nama pasien            :TnH                                                                                                  
Nomor CM      :104501
Jenis kelamin           :L                                                                                                        Dx
medis        : F 20.10
Ruang                      :Cendrawasih                                                                                     Unit
Keswa    : R. Inap

Tanggal Dx. Implementasi Evaluasi Nama


dan Jam Keperawatan Tindakan Keperawatan Dan
Keperawatan Tanda
Tangan
06-01- Isolasi sosial SP 1 S:
2015 1.        perkenalkan nama
1.      Klien mengatakan
Jam saya Dwi Apriadi namanya Harianto
16.00 saya senang di senang dipanggil
panggil Apri, nama Hari, rumahnya di
mas siapa dan Pagak
senang di panggil 2.      Klien mengatakan
apa?” rumahnya enggan berkumpul
dimana?” dan berbicara
2.        Apa yang dengan orang lain
membuat mas karena tidak tahu
jarang bercakap- apa yang
cakap dibicarakan dan
denganteman yang klien merasa malu
lain? 3.      Klien mengatakan
3.        Menurut mas apa tidak tahu apa
saja keuntungan keuntungan
kalau kita berteman
mempunyai teman? 4.      Klien mengatakan
4.        Kalau kerugiannya tidak tahu apa
tidak mempunyai kerugian menarik
teman apa mas? diri atau berteman
5.        Mas sekarang kita5.      Klien mengatakan
belajar berkenalan mau berkenalan
dengan ayo dengan 1 orang dulu
sekarang coba O :
berkenalan dengan 1.      Klien mau
bapak itu? menjawab salam
2.      Tidak ada kontak
mata
3.      Klien mau berjabat
tangan
4.      Klien mau
berkenalan
5.      Klien mau
menjawab
pertanyaan
6.      Klien mau duduk
berdampingan
dengan perawat
7.      Klien mau
mengungkapkan
persaannya
A:
1.      Klien mau
mengenalkan
identitas dirinya
secara lengkap
2.      Klien mampu
menyebutkan
penyebab menarik
diri
3.      Klien belum
mampu
mendiskusikan
tentang keuntungan
berinteraksi dengan
orang lain
4.      Klien belum
mampu
mendiskusikan
tentang kerugian
tidak berinteraksi
P : untuk klien
1.      Menganjurkan klien
berdiskusi tentang
keuntungan
berinteraksi dengan
orang lain
2.      Menganjurkan klien
berdiskusi tentang
kerugian bila tidak
berinteraksi dengan
orang lain

Untuk perawat
1.      Memvalidasi
kemampuan klien
mendiskusikan
kembali keuntungan
berinteraksi dengan
orang lain
2.      Memvalidasi
kemampuan
klien, ,emdiskusikan
kembali kerugian
bila tidak
berinteraksi dengan
orang lain

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Klien Dengan Isolasi Sosial
Pertemuan kedua
Tanggal 07-01-2015
A.    Proses keperawatan
1.      Kondisi klien
-  klien tidak mempunyai teman dekat, tidak ada kontak mata
-  klien sudah mau tersenyum, sudah mulai mau berinteraksi dengan 1 orang dan komunikatif
2.      Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
3.      Tujuan
-  Mengajarkan klien mempraktekkan cara berkenalan dengan 1 orang
-  Klien mampu memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian
4.      Intervensi
a.       Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi denga orang lain
b.      Bnerdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
c.       Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
d.      Membrikan kesempatan kepada klien, mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain
e.       Membantu pasien mamasukkan kegiatan berbincang2 dengan orang lain sebagai salah satu
kegiatan harian
B.     Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1.      Orientasi
a.       Salam
“selamat pagi mas, bagaimana perasaan mas pagi ini ?”
b.      Evaluasi/ validasi
“sudah diingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan?coba sebutkan lagi sambil bersalaman
dengan perawat “bagus sekali...!berarti mas masih ingat”
c.       Kontrak : topik, waktu, tempat
“Nah seperti janji kita kemarin, kita akan mengulangi percakapan yang kemarin, dan saya
akan mengajak mas mencovca berkenalan dengan teman perawat saya. Tidak lama kok,
hanya 10menit.“ yao kita temui teman perawat saya disana, dikursi didepan tv “
2.      Kerja
“menurut mas, apa saja  keuntungankalo kita mempunyai teman?”wahhhhh benar, ada teman
bercakap-cakap. Apalagi (sampai klien dapat menyebutkan beberapa), nahh kalau
kerugiaannya tidak mempunyai teman apa saja mas,yaaa apa lagi ?( sampai klien dapat
menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punta teman yaa, kalau begitu
inginkah mas belajar bergaul denga orang lain ?”bagus, (bersama-sama klien saudara
mendekati teman perawat saudara)”
“selamat sore mas D, mas ini ingin nberkenalan dengan mas D “.
“ baiklah mas H bisa berkenala dengan perawat D seperti yang kita praktekkan kemarin”
(klien mendemostrasikan cara berkenalan dengan perawat D : Memberi salam, menyebutkan
nama, menanyakan nama perawat dan seterusnya”
“ada lagi yang mas H ingin tanyakan kepada perawat D, coba tanyakan tentang keluarga
perawat D, kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarankan, mas H bisa sudahi perkenalan ini,
lalu mas H bisa membuat janji bertemu lagi dengan perawat D misalnya besok sore sebelum
makan malam”
“baiklah perawat D, karena mas H sudah selesai berkenalan maka saya dan masH akan
kembali keruangan, selamat sore”. (bersama2 klien saudara meninggalkan perawat D untuk
melakukan terminasi dengan mas H ditempat lain.
3.      Terminasi
a.       Evaluasi subjektif dan objektif
“bagaimana perasaan mas setelah tahu keuntungan berteman dan tidak berteman?”
“tolong sebutkan! Bagus !”
“bagaimana perasaan mas H setelah berkenalan dengan perawat D?”
“mas H tampak bagus sekali saat perkenalan tadi “
b.      Rencana tindak lanjut
“ pertahan kan terus apa yang sudah mas H lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan
topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dsb “
“bagaimana mau mencoba dengan perawat lain?mari kita masukkan dalam jadwal harian
mas. Mau berapa hari sekali?Bagaimana kalau 2 kali? Baiklah nanti mas H coba sendiri”
c.       Kontrak yang akan datang : topik, waktu, tempat
“ besok kita latihan lagi yaa, mau jam berapa?9.0 bagaimana, selama 10 menit. Tempatnya
nanti diruang tamu saja yaa, sampai besok mas .”

CATATAN PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


DI UNIT RAWAT INAP RSJ.Dr.RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Nama pasien            :TnH                                                                                                  
Nomor CM      :104501
Jenis kelamin           :L                                                                                                        Dx
medis        : F 20.10
Ruang                     :Cendrawasih                                                                                      Unit
Keswa     : R. Inap
Tanggal Dx. Implementasi Evaluasi keperawatan Nama
dan jam Keperawatan tindakan dan
keperawatan tanda
tangan
07-01- Isolasi sosial SP 1 S:
2015 1.      Menurut mas apa 1.      Klien mengatakan
Jam saja keuntungan keuntungan
16.00 kalau kita mempunyai teman
mempunyai bisa di ajak ngobrol
teman? 2.      Klien mengatakan
2.      Kalau kerugiaanya tidak
kerugiannya tidak mempunyai  teman
mempunyai teman merasa sepi dan
apa mas? sendiri
SP 2 3.      Klien mengatakan
3.      Baiklah tidak mau berkenalan
mas H bisa dengan perawat lain
berkenalan dengan karen malu
perawat D seperti4.      Klien mengatakan
yang kita mau berkenalan
praktekkan dengan teman 1
kemarin kamarnya
4.      Pertahankan terus O:
apa sudah1.      Klien tampak
mas Hlakukan mempunyai teman
tadi. Jangan lupa2.      Klien mau
untuk menanyakan mempraktekkan
topik lain. Nanti ngobrol dengan
coba perkenalan teman disebelahnya
lagi jika dikamar3.      Klien mau berbicara
yaa mas? antara klien dengan
perawat
4.      Klien tidak mau
berbicara antara
klien-perawat,
perawat-klien
5.      Klien tidak mau
berbicara antara
klien-perawat,
perawat lain-klien
lain
6.      Klien tidak mau
berbicara antara klien
dan kelompok kecil
7.      Klien tidak berbicara
antara klien-keluarga
atau kelompok
masyarakat
A:
1.      Klien mampu
mendiskusikan
tentang keuntungan
berinteraksi
2.      Klien mampu
mendiskusikan
tentang kerugian
tidak berinteraksi
3.      Klien mampu
mempraktekkan cara
berkenalan  dengan 1
orang
4.      Klien mampu
berbicara antara
klien-perawat
5.      Klien belum mampu
berbicara antara
klien-perawat-
perawat lain
6.      Klien belum mampu
berbicara antara
klien-perawat-
perawat lain-klien
lain
7.      Klien belum mampu
berbicara antara klien
dengan kelompok
lain
8.      Klien belum mampu
berbicara antara
klien-kelompok
masyarakat
P : untuk klien
1.      Menganjurkan klien
berbicara antara
klien- perawat-
perawat lain
2.      Menganjurkan klien
berbicara antara klien
perawat-perawat lain-
klien lain
3.      Menganjurkan klien
berbincang antara
klien-kelompok kecil
Untuk perawat:
1.      Memvalidasi hasil
latihan berkenalan
dan berbincang-
bincang klien-
perawat-perawat lain
2.      Memvalidasi hasil
latihan berkenalan
dan berbincang-
bincang antara klien-
perawat-perawat lain-
klien lain

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Klien Dengan Isolasi Sosial
Pertemuan ketiga

Tanggal 08-01-2015
A.    Proses keperawatan
1.      Kondisi Klien
Ds: - klien mengataka tidak mau berkenala perawat lain karena malu
Do:- klien tidak mau berbicara dengan perawat lain
     -ada kontak mata
     -sudah mulai tersenyum
     - sudah mau mulai berinteraksi dengan orang lain
2.      Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
3.      Tujuan
-          Mengajarkan klien mempraktekkan cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih
-          Klien mampu memasukkan kelgiatan berbincang-bincang dnegan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian
4.      Intervnsi
a.       Mengajarkan klien berbicara antara klien-perawat-perawat lain
b.      Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
c.       Memberi kesempatan kepada klien mempraktekkan cara berkenalan dengan 2 orang atau
lebih
d.      Membantu klien mamasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain dengan salah
satu kegiatan harian
B.     Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1.      Orientasi
a.       Salam
“ selamat pagi mas. Bagaimana perasaan mas pagi ini ?”
b.      Evaluasi dan validasi
“ apakah mas sudah bercakap-cakap dengan perawat D pagi tadi?(jika jawaban klien: ya,
saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya dengan orang lain)”
“bagaimana perasaan mas setelah bercakap-cakap dengan perawat D setelah tadi pagi”
“ bagus sekali, mas menjadi senang karena mempunyai teman lagi kalu begitu apakah mas
ingin mempunyai banyak teman lagi”
c.       Kontrak : topik, waktu, tempat
“bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi denga orang lain”seperti biasa kira-kira 10
menit, nanti kita temui dia di dekat alat olahraga “
2.      Kerja
(bersama-sama klien perawat mendekati perawat lainnya)
“selamat pagi perawat D, mas ini ingin berkenalan dengan mas D”
“Baiklah, mas H bisa berkenalan dengan perawat D seperti yang kita praktekkan kemarin”
(selanjutnya perawat mengajak klien mendekati klien lainnya)
“ selamat pagi pak N, ini ada klien saya yanag ingin berkenalan “
“ baiklah, mas sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang mas telah lakukan
sebelumnya” (klien mendemonstrasikan cara berkenalan : memberi salam, menyebutkan
nama, nama panggilan, asal, dan hobi dan menanyakan hal yang sama kepada klien yang
akan diajak kenalan)
“adalagi yang mas ingin tanyakan kepada teman mas ini, kalau tidak ada lagi yang ingin
dibicarakan, mas bisa sudahi perkenalan ini lalu mas bisa lanjut untuk bertemu lagi, misalnya
bertemu lagi besok sebelum makan siang  “(mas, membuat janji untuk bertemu kembali
dengan pak N)
“Baiklah pak N, karena mas sudah selesai berkenalan, saya dan mas mas Hakan kembali
keruangan. Selamat pagi” (bersama –sama klien, perawat meninggalkan klien N untuk
melakukan terminasi dengan mas H ditempat lain)
3.      Terminasi
a.       Evaluasi subjektif dan objektif
“ bagaimana perasaan mas setelah berkenalan dengan pak N?”
b.      Rencana tindak lanjut
“Pertahankan apa yang usdah mas lakukan tadi. Jangan lupa untuk betremu lagi dengan pak
N besok pagi “
“ selanjutnya bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain kita
tambah lagi dijadwal harian. Jadi dalam 1 hari mas bisa bercakap-cakap dengan orang lain
sebanyak 3 kali. Jam 8.00 jam 12.30 dan jam 17.00. mas bisa bertemu dengan perawat D dan
tambah dengan klien yang baru kenal. Selanjutnya mas bisa berkenalan dengan orang lain
lagi secara bertahap, bagaimana mas setuju kan ?”
c.       Kontrak yang akan datang : topik, waktu, tempat
“ baiklah, besok kita kan bertemu lagi untuk membicarakan pengalaman mas. Pada jam dan
tempat yang sama yaa. Sampai besok mas... “

CATATAN PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


DI UNIT RAWAT INAP RSJ.Dr.RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Nama pasien            :TnH                                                                                                  
Nomor CM      : 104501
Jenis kelamin           : L                                                                                                        Dx
medis         : F 20.10
Ruang                       :Cendrawasih                                                                                 
    Unit Keswa     : R. Inap    
Tangal Dx.keperawatan Implementasi Evaluasi keperawatan Nama
dan tindakan dan
jam keperawatan tanda
tangan
08-01- Isolasi sosial SP 2 S:
2015 1.      Baiklah 1.      Klien mengatakan mau
Jam mas H bisa berkenalan dengan perawat
16.00 berkenalan D dan teman yang
dengan lain, mendemonstrasikancara
perawat D berkenalan yang sudah
seperti yang diajarkan
kita 2.      Klien mengatakan mau
praktekkan berkenalan dengan teman-
kemarin yaa teman yang ada
SP 3 3.      Klien menganggukkan
1.      Baiklah kepalanya
sekarang mas O:
bisa 1.      Klien mau mempraktekkan
berkenalan cara berkenalan dengan
dengan teman- perawat lain
teman mas 2.      Klien mau mempraktekkan
yang lain cara berkenalan dengan
2.      Pertahankan orang yang ada disebelah
apa yang kanan dan depan
sudah mas 3.      Klien mengangguk saat
laukan tadi ditanya agar cara berkenalan
jangan lupa dimasukkan dalam jadwal
untuk kegiatan harian
dipraktekkan A:
dikamar ya
1.      Klien mampu
mas mempraktekkan cara
berkenalan dengan perawat
lain
2.      Klien mampu
mempraktekkan cara
berkenalan dengan orang
yang ada disebelah kanan
dan depan
P: untuk klien :
1.      Mengamjurkan klien untuk
melatih berbincang-bincang
dengan orang lain, perawat
lain, dan memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
Untuk perawat :
1.      Memvalidasi hasil latihan
berkenalan dengan teman-
teman sekamar dan
berbincang-bincang dengan
teman.

BAB 5
PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dijelaskan sejauh mana keberhasilan tindakan keperawatan secara
teoritis yang telah diaplikasikan pada kasus Tn. D, dimana proses terjadinya menarik diri
pada klien yakni disebabkan oleh harga diri rendah. Harga diri rendah disebabkan beberapa
kegagalan dan kekecewaan yang pernah dialami pada masa lalu hingga menyebabkan klien
mengisolasi diri dari lingkungannya,tidak mau bergaul dengan lingkungannya, tidak peduli
dengan aktivitas.
Untuk diagnosa keperawatan isolasi sosial telah di aplikasikan teori tindakan
keperawatan.Tindakan yang dilakukan seperti melakukan latihan perkenalan dengan teman
dan perawat sehingga klien mampu berinteraksi dengan lingkungan tetapi klien belum
mampu untuk membuat jadwal kegiatan sesuai kemampuannya. Hal ini
disebabkan karena tugas sudah dikerjakan oleh petugas kesehatan dan klien merasa enggan
untuk melakukannya. Namun, setelah dilakukan tindakan tersebut klien mampu berkenalan
dengan teman-temannya, dan dengan perawat.
Untuk diagnosa ketidakefektifan koping individu telah dilakukan tindakan keperawatan
seperti mengajak klien mengobrol dan membahas tentang sesuatu, jika ada masalah maka
klien seharusnya bercerita ke teman-teman atau perawat supaya bisa memecahkan
permasalahan yang sedang dihadapi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat
menceritakan masalah masa lalunya yang menjadi penyebab klien menarik diri dari pergaulan
dengan lingkungan sekitar.
Untuk diagnosa gangguan proses pikir telah dilakukan tindakan keperawatan seperti
menjelaskan arti pentingnya berinteraksi dengan orang lain, karena dengan berinteraksi
dengan orang lain klien dapat berbagi dengan orang lain sehingga orang lain dapat membantu
menyelesaikan masalahnya. Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu
berinteraksi dengan orang lain dan dengan perawat.
Keberhasilan asuhan keperawatan pada klien Tn. H  ada beberapa faktor yang
berpengaruh antara lain : kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan perawat ruangan
dalam memberikan asuhan keperawatan, pemberian obat yang teratur. Sedangkan hambatan
yang ditemui adalah asuhan keperawatan diberikan tidak secara kontinyu,mengingat  tidak
setiap hari selama 2 minggu mahasiswa praktek. Hambatan lain , keluarga dan klien ingin
segera pulang walaupun  klien belum mampu melaksanakan adl secara mandiri dengan alasan
dana yang terbatas. Perawat dapat memberikan motivasi untuk kontrol dan meminum obat
secara teratur serta melanjutkan perawatan di rumah sesuai dengan kemampuan keluarga.

BAB 6
PENUTUP

7.1     Kesimpulan
Keberhasilan asuhan keperawatan pada klien Tn. D  ada beberapa faktor yang
berpengaruh antara lain: kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan perawat ruangan
dalam memberikan asuhan keperawatan, pemberian obat yang teratur, serta peran serta
keluarga dalam merawat klien dan kooperatif dengan perawat. Sedangkan hambatan yang
ditemui adalah asuhan keperawatan diberikan tidak secara kontinyu,mengingat  tidak setiap
hari selama 2 minggu mahasiswa praktek. Hambatan lain ,keluarga dan klien ingin segera
pulang walaupun  klien belum mampu melaksanakan adalah secara mandiri dengan alasan
dana yang terbatas. Perawat dapat memberikan motivasi untuk kontrol dan meminum obat
secara teratur serta melanjutkan perawatan di rumah sesuai dengan kemampuan keluarga.

7.2  Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah asuhan keperawatan ini masih terdapat
banyak kekurangan, sehingga penulis membutuhkan kritik dan masukan demi meningkatkan
perbaikan dalam penulisan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 6.Alih Bahasa: Yasmin
Asih. Jakarta: EGC

Keliat, B. A.1999.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta: EGC

Rawlins, R.P. & Patricia Evans Heacock. 1993.Clinical Manual of Psychiatric Nursing.2 nd
Edition.Mosby Year Book, St. Louis.

Stuart, G.W. & Michele T. Laraia. 1998.Principles and Practice of Psychiatric Nursing.6 th
Edition. Mosby Company, St. Louis.

Towsend, Mary C., 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri Untuk Pembuatan Rencana
Keperawatan. Alih Bahasa: Novy Helena C.D., Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai