Oleh :
NIM : 34130183
Proposal Skripsi
Konsentrasi : Perpajakan
JAKARTA
Oktober, 2016
ANALISA RESTITUSI PPN LEBIH BAYAR ATAS KASUS
Oleh :
NIM : 34130183
Proposal Skripsi
Konsentrasi : Perpajakan
JAKARTA
Oktober, 2016
INTISARI
Adanya perbedaan perhitungan antara Wajib Pajak (WP) dengan fiskus pajak
untuk mengajukan banding ke pengadilan pajak. Perbedaan ini bisa timbul karena
adanya perbedaan pendapat mengenai dasar hukum yang seharusnya digunakan, beda
keberatannya melalui Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan Direktur Jendral Pajak.
(restitusi) atas PPN yang telah lebih dibayarkan atau dapat dijadikan sebagai kredit
belum mengerti prosedur hukum apa yang harus dilakukan untuk memperoleh restitusi
kepada masyarakat.
apa penyebab terjadinya lebih bayar PPN pada PT. “X”, bagaimana cara mengajukan
restitusi untuk memperoleh kembali PPN itu, prosedur banding yang harus dilakukan
Penelitian ini pun penulis lakukan dengan tujuan agar penulis dapat
mengetahuifaktor penyebab terjadinya lebih bayar PPN pada PT.”X”, cara mengajukan
restitusi untuk memperoleh kembali PPN lebih bayar, mengetahui prosedur banding
yang harus dilakukan oleh PT.”X” dan mengetahui dampak pengajuan banding restitusi
PPN.
data sekunder yang penulis terima secara tidak langsung melalui media perantara. Data
yang dimaksud adalah berupa dokumen yang diperoleh dari pengadilan pajak atas
putusan pengadilan mengenai kasus banding restitusi PPN lebih bayar. Metode yang
kepustakaan (library research), dan penelitian lapangan (field research) yang dimana
PENDAHULUAN
sehingga dapat dipaksakan, dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung.
juga dapat digunakan pemerintah sebagai alat untuk mengatur atau untuk
regulerend).
dan membayar sendiri pajak yang terhutang yang seharusnya dibayar. Namun
WP merasa kurang atau tidak puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan
(Iswahyudi, 2005:8) :
1. Keberatan;
4. Pembetulan
masalah PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Masalah akan timbul ketika terjadi
WP yang merasa tidak puas dapat mengajukan keberatan atas suatu Surat
Ketetapan Pajak yang telah diterbitkan oleh Direktur Jendral Pajak, kemudian
WP dapat melakukan bandung jika masih tidak puas dengan putusan keberatan
yang dikeluarkan Direktur Jendral Pajak, atau bisa juga melakukan upaya
kelebihan pembayaran pajak (restitusi) atas PPN yang telah lebih dibayarkan
Nomor 42 Tahun 2009 (UU PPN) tidak menjelaskan apa yang dimaksud
Sehingga istilah yang lebih cocok dan sesuai dengan terminologi di UU Pajak
Pada prakteknya, masih ada WP yang belum mengerti betul tata cara
pajak.
Melihat permasalahan sengketa pajak yang masih kerap kali terjadi
PENGADILAN PAJAK”.
“D”?
pada PT “D”?
Adapun tujuan penulis dari penelitian atas kasus restitusi PPN melalui
PT “D”.
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Masyarakat
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang relevan terkait
dengan penelitian yang penulis lakukan. Teori yang dipaparkan pada bab ini
Cara Perpajakan bagi wajib pajak yang mulai berlaku pada 1 Januari 2008.
Pengadilan Pajak akan ditangani oleh Majelis, terdiri dari seorang yang
ditunjuk sebagai Hakim Ketua dan dua orang Hakim Anggota, atau
besar daripada jumlah yang telah dihitung, disetor, dan dilaporkan oleh WP.
permohonan keberatan kepada Dirjen Pajak atas ketetapan pajak yang tidak
Penjualan Atas Barang Mewah), PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), BPHTB
(Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Atau Bangunan), Bea dan Cukai, serta
Jenderal Pajak (DJP), maka akan diterbitkan suatu surat ketetapan pajak,
bayar, atau nihil. Jika Wajib Pajak tidak sependapat maka dapat mengajukan
banding. Langkah terakhir yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak dalam
(www.pajak.go.id)
a. KEBERATAN
luar kekuasaannya.
keberatan adalah:
ketiga.
dipertimbangkan.
keberatan disampaikan.
mengajukan keberatan.
b. BANDING
keberatan.
c. PENINJAUAN KEMBALI
sengketa banding.
2. Sengketa Material
Pajak.
penagihan pajak.
keputusan dibanding,
surat banding,
diajukan banding,
sebelumnya saja),
saja),
kuasa khusus.
5. Pencabutan Banding
dilaksanakan.
persetujuan terbanding.
ke Pengadilan Pajak
Keterangan:
- PP = Pengadilan Pajak
Pajak)
Uraian banding.
Surat Bantahan.
a. Menolak
dan/atau
f. Membatalkan
Tahun 2002
Pajak dikirim kepada para pihak dengan surat oleh Sekretaris dalam
diucapkan.
diterima.
perundang-undangan lainnya; dan
Pengadilan Pajak;
keberatan;
65/PJ/2012)
Series (2004) :
1. Judul Surat
2. Membaca
tertuang mengenai :
atau penggugat;
3. Menimbang
a. Pertimbangan Aturan
sebagian.
c. Ringkasan Banding
banding berupa :
pemohon banding;
banding
banding pemohon.
pengajuan banding.
terutang.
h. Pokok Sengketa
4. Memperhatikan
kesimpulan.
5. Mengingat
6. Memutuskan
para pihak.
2.4. Teknis Perhitungan PPN
Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) diatur dalam ketentuan Undang-
persen).
diterapkan atas:
Pemerintah.
B. Kerangka Pemikiran
Ketika Wajib Pajak merasa dia sudah menghitung PPN dengan benar dan
merasa telah membayar lebih PPN yang telah disetor, namun menurut fiskus
PPN yang disetor sudah tepat jumlahnya, hal ini dapat menyebabkan sengketa
pajak. Sengketa ini disebabkan ketika terjadi perbedaan perhitungan atas jumlah
PPN yang dihitung oleh Wajib Pajak (WP) dengan yang sudah dihitung oleh
Pajak yang diterbitkan oleh Direktur Jendral Pajak dan dapat melakukan banding
atas kelebihan pembayaran pajak (restitusi) atas PPN yang telah lebih
diajukan oleh WP ke badan peradilan pajak sesuai dengan yang diatur dalam
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
fakta saat ini dari suatu populasi, sehingga dalam penelitian ini penulis
B. Objek Penelitian
berupa data internal dan data eksternal. Data internal yaitu dokumen
suatu organisasi. Sedangkan data eksternal berupa data yang disusun oleh
suatu entitas selain peneliti dari suatu organisasi misalnya jurnal, buku,
terbitan dari instansi pemerintah, media massa, data sensus dan data
statistik.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data internal yaitu data
- Wawancara
B.Ilyas, Wirawan. Dan Burton, Richard (2004), Hukum Pajak, Salemba Empat,
Jakarta.
SmarTaxes Series (2004), Studi Kasus Banding Pengadilan Pajak : Buku Satu
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007, Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan