Anda di halaman 1dari 3

Hidup di kalangan anak-anak terkenal memang tdak enak dan

menyakitkan. Semua punya prinsip-prinsip sendiri untuk berteman. Seperti


saat ini.

Zahra, gadis berumur 13 tahun yang selalu kena ejekkan disekolahnya.


Pada saat itu, ejekkan mendarat tepat dihatinya, sangat sakit. Tapi apa daya, ia
hanya menjawabnya dengan senyuman saja.

Zahra termasuk gadis yang tak cantik badannya pun tergolong besar. Ia
tak sanggup mendengarkan semua ocehan dari teman-temannya, oh ralat,
bukan temannya mereka tak pantas untuk dipanggil teman.

Shanda :Eh, mata empat! PR gua kok gak diselesain sih?!

Windy : Kalau kita dihukum gimana?! Aduh!

Zahra : Maaf Shand, Wind. Aku kemarin gak sempat ngerjain, aku

ngantuk banget.

Shanda :Loh? Urusan sama gue apa? yang gua mau lu kerjai PR gua. Lu

emang ya, gak bisa diandelin!

Windy :Udah lah. Kita kerjain aja sekarang. Keburu Bu Yuyun dateng.

Shanda : Ahh!!!

Sejak saat itu Zahra semakin dijauhi. Hidupnya tak tenang disekolah.
Hingga pada suatu hari kalimat itu menusuk dan membuatnya marah.

Shanda : Zar kemarin gua liat lu di Mall. Sama orang tua lu dan adik lu.

Zahra : Oh iya, Shand. Kemarin aku ke Mall, kenapa?


Shanda : Enggak. Aneh aja. Mama lu cantik, Bapak lu ganteng adik lu juga

ganteng. Kok lu doang yang begini?

Zahra : Maksudnya?

Windy : Udah lah, Nda.

Shanda : Maksud gue. Kok lu doang yang beda. Apa jangan-jangan...

Hani : Jangan-jangan apa?

Shanda : Lu mau belain Zahra? Gila ya.

Hani : Enggak. Gua gak belain. Gua cuman mau tau. Jangan-jangan apa?

Shanda : Jangan-jangan dia bukan anak kandung Emak-Bapaknya.

Windy : Shanda!

Zahra : Aku anak Papa sama Mama! Perlu aku kasih akte kelahiran sama
foto keluargaku dulu baru kamu percaya? Kenapa sih kamu selalu
aja Bully aku? Aku capek Shand. Kalau kamu yang jadi aku kali ini.
Mungkin kamu juga mau nangis! Aku gak peduli kamu hina-hina in
aku tapi jangan pernah bawa nama keluargaku. aku gak tahan lagi
Nda!

Zahra berlari keluar kelasnya.

Hani : Keren lu, Nda. Abis dia ngomong begini, siapa lagi yang lu mau
Bully dan siapa lagi orang-orang yang mau lu bikin nangis?

Shanda : Lu sengaja?

Hani : Sengaja? Untuk apaan? Bikin Zahra marah? Atau nge-Jatuhin lu?

Windy : Hani. Aku ikut kamu ya? Aku gak mau temenan sama orang yang
udah berani bikin temennya sendiri nangis. Aku takut Shanda
gituin aku juga.
Hani : Sekarang gimana Shand? Udah puas? Puas gak punya temen
lagi? Berawal dari PR berujung-ujung ke orang tua. Sampe
akhirnya Sad ending juga. Kalau gua jadi lu, gua malu. Hal sepele,
lu besar-besarin. Gua kasian sama lu, Nda.

Hani dan Windy berjalan menjauh. Sedangkan, Shanda sedang memikirkan


kata-kata Hani yang sedemikian rupa sakitnya. Ia baru tau rasanya.

Pesan : Setiap orang punya kecerdasan dan kepribadian yang berbeda-


beda. Dengan cara itulah kalian berteman. Jangan memilih teman
kalau pada akhirnya kalian lah yang butuh seorang teman. Setiap
orang punya kejelekkan nya masing-masing. Pada akhirnya yang
akan jatuh adalah orang yang hanya bisa mengungkit-ngungkit
masalah kecil yang akan menjadi sangat besar. Jangan hanya
karena fisik atau kebodohan semata kalian tak mau berteman
dengannya. Sesimple itu bukan.

Anda mungkin juga menyukai