Anda di halaman 1dari 5

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

MANUSIA DAN DAMPAKNYA TEERHADAP KINERJA APARATUR

Oleh : MATIUS HATUMALE

D
ari hasil pengamatan selama pelaksanaan otonomi daerah, khususnya di Kabupaten Raja
Ampat, masih banyak kelemahan dan masalah dalam bidang sumber daya aparatur pemer-
intah daerah, antara lain di bidang kualitas. Pemerintah daerah masih diperhadapkan den-
gan masalah masih banyaknya aparatur yang belum memenuhi kompetensi dan profesionalisme yang
memadai dengan bidang tugas masing-masing, seperti tingkat pendidikan yang tidak memadai, tidak
memiliki keahlian dan keterampilan yang cukup. Sebagian besar aparatur pemerintah daerah Ka-
bupaten Raja Ampat hanya berpendidikan SLTA. Meskipun aparatur yang berpendidikan sarjana
(S1) jumlah cukup besar, namun komposisinya menurut bidang-bidang keahlian belum seimbang,
sehingga banyak jabatan yang diduduki oleh aparatur yang kurang tepat kompetensinya. Sementara
aparatur yang berpendidikan pascasarjana (S2 dan S3) masih sangat terbatas di daerah Kabupaten
Raja Ampat.
Untuk mengatasi kondisi SDM aparatur yang demikian itu diperlukan upaya-upaya yang
sistematis dalam meningkatkan kualitas sumber daya aparatur pemerintah daerah Kabupaten Raja
Ampat agar lebih mampu bekerja secara optimal dalam melaksanakan tugas. Hal itu hanya mungkin
tercapai melalui pengembangan SDM aparatur pemerintah daerah dalam berbagai aspek, baik as-
pek intelektual, aspek manajerial, aspek teknis, maupun aspek sikap dan perilaku. Ke empat aspek ini
harus dilakukan upaya pengembangannya di kalangan aparatur karena sangat menentukan kinerja
mereka, sehingga diperlukan kebijakan yang tepat dan efektif dari semua pihak yang terkait dengan
pengembangan sumber daya aparatur pemerintah daerah.

PENDAHULUAN fesionalisme dan komitmen yang tinggi agar dapat


Latar Belakang Masalah menjamin tercapainya tujuan pelaksanaan otonomi
Sejak di Laksanakanya UU No. 32 tahun daerah secara efektif yaitu, meningkatkan kualitas
2004 , pemerintah telah melakukan beberapa keg- pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan de-
iatan mendasar untuk penunjang otonomi khusus mokratisasi, meningkatkan partisipasi masyarakat,
tersebut antara lain penataan kelembagaan, penataan meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelengga-
kewenangan, penataan personil, penataan dokumen, raan pemerintahan, dan memperkokoh persatuan dan
penataan keuangan dan aset, serta kegiatan-kegiatan kesatuan bangsa.
peningkatan kapasitas daerah (capacity building). Semua permasalahan yang dikemukakan di
Semua kegiatan dalam rangka menunjang atas ini mendorong penulis meneliti dan mengkaji
implementasi otonomi daerah di atas mengakibatkan bagaimana implementasi kebijakan pengembangan
pemerintah daerah menerima pengelolaan kewenan- sumber daya aparatur pemerintah daerah dalam rang-
gan dan pengelolaan sumber daya (manusia dan non ka peningkatan kinerja aparatur, di Dinas Perhubun-
manusia) yang besar sekaligus tanggung jawab yang gan terlebih khusus Bidang Informasi dan Komuni-
besar pula. Untuk dapat mengelola sumber daya yang kasi Kabupaten Raja Ampat.
sedemikian besar itu, pemerintah daerah dituntut me-
miliki sumber daya aparatur yang berkualitas yaitu Perumusan Masalah
memiliki kemampuan teknis dan manajerial, pro- Berdasarkan latar belakang masalah di atas
90
- Governance
maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan keterampilan, kesehatan, dan sebagainya (Zainun,
sebagai berikut : 1993).
1) Bagaimana implementasi kebijakan pengem- Bank Dunia mengkonsepsikan pengem-
bangan sumber daya aparatur pemerintah dae- bangan sumber daya manusia adalah menyangkut
rah pada Dinas Perhubungan khususnya Bidang pengembangan manusia (human development),
Informasi dan Komunikasi Kabupaten Raja yaitu menyangkut pengembangan aktivitas-akti-
Ampat? vitas dalam bidang-bidang pendidikan dan pelati-
2) Sejauh mana implementasi kebijakan pengem- han, kesehatan, gizi, kesempatan kerja, lingkungan
bangan sumber daya aparatur itu telah dapat hidup yang sehat, pengembangan karier di tempat
meningkatkan kinerja aparatur? kerja dan kehidupan politik yang bebas. Konsep ini
kemudian diperluas oleh CIDA (Kristiadi, 1993),
Tujuan Penelitian : bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah
a. Untuk mengetahui implementasi kebijakan un- upaya untuk mengembangkan manusia, yaitu
tuk mengembangkan sumber daya aparatur proses peningkatan kualitas atau kemampuan ma-
pemerintah daerah, di Dinas Perhubungan khu- nusia (melalui investasi pada manusia itu sendiri)
susnya Bidang Informasi dan Komunikasi Ka- dan pemanfaatan kemampuan (melalui penciptaan
bupaten Raja Ampat. kerangka keterlibatan manusia) untuk mendapat-
b. Untuk mengetahui keberhasilan implementasi kan penghasilan dan peluang kerja. Dalam jangka,
kebijakan pengembangan sumber daya aparatur pengembangan sumber daya manusia kiranya dapat
tersebut dalam meningkatkan kinerja aparatur, memenuhi segera mungkin tentang pengembangan
di Dinas Perhubungan khususnya Bidang Infor- dan pelatihan mengenai teknik, kepemimpinan,
masi dan Komunikasi Kabupaten Raja Ampat. tenaga administrasi dan upaya yang ditujukan ke-
pada kelompok sasaran untuk mempermudah mer-
TINJAUAN PUSTAKA eka yang terlibat. Notoatmodjo (1992) menjelaskan
Konsep Implementasi Kebijakan bahwa pengembangan sumber daya manusia terse-
1.1 Pengertian Kebijakan but diarahkan pada pengembangan kualitas fisik
“Kebijakan” merupakan istilah yang ber- (kemampuan fisik) dan kualitas non fisik (kemam-
asal dari bahasa Inggris “policy”. Islamy (1996) puan non fisik) yang dapat berupa kemampuan
mendefinisikan kebijakan sebagai “… a proposed bekerja, kemampuan berpikir, dan keterampilan-
coerce of action of a person, group, or government keterampilan lain-lain.
within a given environment providing obstacles and
opportunities which the policy was proposed to uti- Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Apara-
lize and overcome ion an effort to reach a goal or tur
realize an objective or a purpose” (… serangkaian Sebagaimana dapat dilihat dari konsep
tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pengembangan sumber daya manusia yang telah di-
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu menun- uraikan di muka, bahwa berbicara tentang pengem-
jukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesem- bangan meningkatkan peran serta dan sumbangan
patan terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi agar
tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu). optimal dalam proses pencapaian tujuan organ-
Anderson (dalam Islamy,1996) mendefinisikan kebi- isasi yang telah ditetapkan. Sama halnya dengan
jakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai pengembangan sumber daya manusia pada umum-
tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh nya, pengembangan sumber daya aparatur pemer-
seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna mem- intah juga bertujuan agar sumber daya aparatur
ecahkan suatu masalah tertentu. dapat memberikan sumbangan yang optimal dalam
Konsep Pengembangan Sumber Daya Manu- memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
sia Dalam Organisasi
Sumber daya manusia sering diartikan seb- Konsep Kinerja Dalam Organisasi
agai daya yang bersumber pada manusia yang dapat Kinerja dalam bahasa Inggris disebut per-
berupa tenaga (energi) ataupun kekuatan (power). formance yang dalam arti sederhana disebut presta-
Tenaga dan kekuatan yang bersumber dari manusia si kerja (Handoko, 2001). Rue dan Bryas (1980),
itu dapat berupa ide, ilmu pengetahuan, pengalaman, mendefinisikan kinerja sebagai ”the degree of ac-
dan lain-lain yang berupa potensi fisik, moral dan in- complishment” atau pencapaian hasil. Bernandin
telektual yang berwujud dalam bentuk pendidikan, dan Russell (1993) mendefinisikan kinerja sebagai

Governance -
“…. the record of outcomes produced on a specified seseorang pegawai dari pelaksanaan tugas dan
job function or activity during a specified time peri- jabatannya. Kinerja aparatur diamati/ dilihat
ode” (catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi melalui beberapa indikator, yaitu :
suatu pekerjaan atau aktivitas selama suatu periode a. Kuantitas kerja, yakni jumlah pekerjaan/
waktu tertentu). Ini berarti bahwa kinerja merupakan tugas yang dapat diselesaikan dalam
tingkat pencapaian hasil dari suatu pekerjaan atau ke- periode waktu tertentu dibandingkan
giatan tertentu. dengan banyaknya beban tugas/ peker-
jaan yang ditetapkan.
METODOLOGI PENELITIAN b. Kualitas kerja, yakni tingkat kesesuaian
Jenis Penelitian dari kerja yang dihasilkan menurut stan-
Penelitian ini merupakan suatu penelitian dar kesesuaian yang ditetapkan, seperti
deskriptif yang bersifat eksploratif. Arikunto (2000) ketelitian, kerapihan, dan ketuntasan.
mengatakan bahwa penelitian deskriptif yang bersifat c. Kehandalan, yakni kemampuan untuk
eksploratif bertujuan untuk menggambarkan keadaan melaksanakan/ menyelesaikan tugas-
atau status fenomena, dan merupakan penelitian non tugas ataupun dalam menyelesaikan per-
hipotesis. Dalam hal ini peneliti mengembangkan soalan yang timbul dalam pelaksanaan
konsep, menghimpun fakta, dan menganalisa serta kerja/ tugas.
menginterpretasi, tetapi tidak melakukan pengujian
hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi Kebijakan Pengembangan
Fokus Penelitian SDM Aparatur
Yang menjadi fokus penelitian disini adalah Sebagaimana telah dikemukakan dalam
tentang peran pemerintah daerah dalam meningkat- uraian sebelumnya bahwa salah satu kebijakan yang
kan kualitas sumber daya Aparatur dalam hal ini ditempuh oleh pemerintah selama ini untuk pengem-
pegawai negeri sipil yang berada di Dinas Perhubun- bangan SDM aparatur umumnya dan PNS khusus-
gan terlebih khusus Bidang INFOKOM kabuten Raja nya ialah pengembangan pendidikan dan pelatihan
Ampat. (DIKLAT), baik yang dilakukan secara formal oleh
lembaga-lembaga DIKLAT pemerintah maupun pela-
Definisi Operasional Variabel Penelitian tihan-pelatihan ditempat kerja yang dilakukan oleh
Variabel yang diteliti terdiri dari “kebijakan manajamen sebagai bagian dari fungsi kepemimpi-
pengembangan SDM aparatur, dan peningkatan kin- nan. Hasil penelitian yang akan diuraikan berikut ini
erja aparatur. Definisi operasional dari variabel pene- menggambarkan implementasi kebijakan pengem-
litian tersebut sebagai berikut : bangan SDM aparatur Dinas Perhubungan terlebih
1. Kebijakan pengembangan SDM aparatur khusus bidang Infokom Kabupaten Raja Ampat.
didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang Dari hasil penelitian yang dilakukan pada
diambil dan dilaksanakan untuk meningkatkan Dinas Perhubungan bidang INFOKOM, Salah satu
kualitas SDM aparatur yang meliputi peningka- Informan yang berinesial BR. Pegawai yang duduk
tan pengetahuan dan keterampilan serta pengem- pada salah satu jabatan Kasubag di Dinas Perhubun-
bangan sikap dan perilaku aparatur agar pelak- gan, Mengatakan bahwa pendidikan dan pelatihan
sanaan tugas dapat berjalan lebih efektif dan Diklat sudah berjalan dengan baik, tetapi salah satu
efisien. Kebijakan pengembangan SDM aparatur hal yang harus dilakukan lagi yaitu dengan bertahap.
tersebut di lihat dari beberapa indikator yaitu : Selain melalui Pendidikan dan Pelatihan ja-
a. Pendidikan dan pelatihan formal, yang batan tersebut, pengembangan SDM aparatur den-
meliputi Diklat Struktural, Diklat Teknis, gan metode pelatihan/ pengembangan di luar tempat
Diklat Fungsional. kerja dilakukan dengan mengikutsertakan aparatur
b. Program pelatihan di tempat kerja, seperti pada kegiatan tertentu seperti dalam kegiatan forum-
rotasi pekerjaan/ jabatan, penugasan ter- forum ilmiah (seminar, diskusi ilmiah) lokakarya dan
tentu, magang, dan lain-lain. penataran.
c. Program pelatihan di luar tempat kerja, Hal tersebut dapat di gambarkan melalui salah
seperti tugas belajar, seminar, lokakarya, satu informan HM, yang telah memberikan informasi
diskusi panel, penataran, dan lain-lain. bahwa sebagian aparatur pernah ditugaskan mengi-
2. Kinerja aparatur didefinisikan sebagai pelak- kuti forum-forum ilmiah dan lokakarya atau pena-
sanaan dan hasil kerja yang ditampilkan oleh taran tertentu guna mengembangkan pengetahuan,

- Governance
wawasan dan keterampilan yang diperlukan untuk yang sangat mahal, juga tidak mudah melaksanakan-
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pekerjaan. nya secara efektif.
Hasil penelitian yang di dapatkan melalui be-
Sebagaimana telah dikemukakan dalam
berapa Informan di atas secara keseluruhan memberi- uraian sebelum ini bahwa pendidikan dan pelatihan
kan gambaran bahwa metode pelatihan di tempat ker- dalam jabatan merupakan instrumen utama yang di-
ja (on-the job training) yang diimplementasi dalam gunakan dalam rangka pengembangan SDM apara-
rangka pengembangan kualitas SDM aparatur Dinas tur. Dalam implementasinya, pendidikan dan pela-
Perhubungan, Bidang Informasi dan Komunikasi tihan dalam jabatan ini terdapat beberapa hambatan
Kabupaten Raja Ampat lebih banyak menekankan atau kendala seperti yang terungkap dari hasil pene-
pada tiga pendekatan yaitu rotasi pekerjaan/ jabatan, litian yang dilakukan salah satu Informan HR, Pega-
kegiatan kerja terencana, dan coaching (melatih); wai yang duduk pada salah satu jabatan kepala seksi
sementara itu untuk pendekatan dengan tugas bela- mengatakan bahwa di dalam mewujudkan kualitas
jar (internship) dan magang (apprenticeship) masih SDM aparatur pada Dinas Perhubungan hambatan
kurang dilakukan yang paling besar adalah masalah keuangan, karena
Dampak Implementasi Kebijakan Pengem- segalah sesuatu yang di lakukan untuk peningkatan
bangan SDM Aparatur Terhadap Peningkatan SDM aparatur harus memerlukan Dana yang cukup
Kinerja besar.
Kinerja suatu kebijakan atau program/ keg-
iatan pada akhirnya akan tergambar pada hasil dan KESIMPULAN DAN SARAN
dampak yang dicapai dari implementasi kebijakan A. Kesimpulan
atau program/ kegiatan tersebut (Dunn, 2002). Berdasarkan hasil penelitian ini sebagaimana
Tujuan pengembangan SDM aparatur adalah telah dikemukakan sebelum ini, dapatlah ditarik kes-
untuk mengembangkan atau meningkatkan pengeta- impulan sebagai berikut :
huan, keahlian dan sikap untuk melaksanakan tugas Kebijakan pengembangan SDM Aparatur
pekerjaan secara profesional sehingga kinerja dapat (PNS) diarahkan pada peningkatan kompetensi
meningkat. Peningkatan kinerja sebagai tujuan dari manajerial dan teknis serta peningkatan sikap dan
program pengembangan kompetensi SDM apara- perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
tur akan tergambar dalam beberapa indikator sep- dan jabatan. Pengembangan SDM Aparatur tersebut
erti peningkatan pengetahuan jabatan, peningkatan dilaksanakan terutama melalui Pendidikan dan Pela-
perilaku dalam melaksanakan tugas jabatan (kreati- tihan (Diklat), baik yang dilakukan dengan Metode/
vitas, inisiatif, kerjasama, disiplin, tanggung jawab), Teknik Diklat formal di luar tempat kerja (off-the-job
peningkatan kuantitas kerja dan peningkatan kualitas training) maupun dengan pelatihan/ pengembangan
kerja. di tempat kerja (on-the-job training). Diklat di luar
Hasil penelitian yang dilakukan, Salah satu tempat kerja yang dilakukan yaitu Diklat Dalam Ja-
Informan DK, Mengatakan bahwa di dalam me- batan (Diklatpim, Diklat Teknis, Diklat Fungsional),
ningkatkan kualitas SDM aparatur tidaklah mudah dan program pelatihan melalui kursus-kursus sing-
seperti membalikan telapak tangan, mengapa saya kat, penataran, lokakarya, dan kegiatan-kegiatan fo-
mengatakan seperti ini karena aparatur yang berada rum ilmiah.
di dalam suatu dinas itu bisa mencapai 45-80 orang
sehingga dana yang dibutuhkan untuk meningkatkan B. Saran
kulitas SDM aparatur sangatlah besar, tetapi puji Tu- Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, maka
han karena sudah ada program-program yang dilaku- dapat direkomendasikan beberapa saran sebagai beri-
kan oleh dinas Perhubungan secara bertahap untuk kut :
peningkatan SDM aparatur, sehingga sudah terlihat Kemampuan SDM Aparatur mensyaratkan
beberapa dampak positif dalam peningkatan SDM adanya kemampuan menguasai pengetahuan, keter-
aparatur. ampilan dan sikap yang menunjang dalam melaku-
Hambatan/ Kendala Implementasi Pengem- kan pekerjaan, sehingga kinerja tinggi. Oleh karena
bangan SDM Aparatur itu program pengembangan SDM Aparatur harus
Pengembangan sumber daya manusia apara- diarahkan kepada peningkatan pengetahuan, keter-
tur merupakan salah satu fungsi di dalam manajemen ampilan dan sikap.
SDM yang mempunyai peranan yang sangat pent-
ing dalam rangka mencapai tujuan organisasi, yang DAFTAR PUSTAKA
dalam kenyataannya selain memerlukan investasi Abdulwahab, S., 1991, Pengantar Studi Analisis Ke-

Governance -
bijakan Negara, Rineka Cipta, Jakarta.
Anonimous, 2000, Akuntabilitas dan Good Gover-
nance, LAN-RI, Jakarta.
Arikunto, S, 2000, Prosedur Penelitian, Rineka Cip-
ta, Jakarta.
Badjuri A, K dan T. Yuwono., 2002, Kebijakan Pub-
lik : Konsep dan Strategi, Univ. Diponegoro,
Semarang.
Bernandin H. J dan Russel J. E. A, 1993, Human Re-
source Management, MacGraw-Hill, Inc, Sin-
gapore.
Danim, S., 2000, Pengantar Studi Penelitian Kebi-
jakan, Bumi Aksara Jakarta.
Dessler, G, 1990, Human Resource Management,
(terjemahan), Prenhallindo, Jakarta.
Dunn, N. W., 2002, Analisis Kebijakan Publik (ter-
jemahan), UGM Press, Yogyakarta.
Flippo, E. B., 1985, Manajemen Personalia (terjema-
han), Erlangga, Jakarta.
Gomes, F. C., 1999, Manajemen Sumberdaya Manu-
sia, ANDI-Offset, Yogyakarta.
Handoko, H, T, 2002, Manajemen Personalia dan
Sumber Daya Manusia, ANDI-Offset, Yogya-
karta.
Hasibuan, M, 1986, Dasar-dasar Manajemen, Gu-
nung Agung, Jakarta.
Indrawidjaja, A. I, 1997, Perilaku Organisasi, Tar-
sito, Bandung.
Irawan, P, dan Kawan-kawan, 1997, Manajemen
Sumber Daya Manusia, STIA-LAN, Jakarta.
Islamy, I. M, 1996, Kebijakan Publik, Universitas
Terbuka, Jakarta.
Malayu, H, 2000, Manajemen Sumber Daya Manu-
sia, Bumi Aksara, Jakarta.
Martoyo, S. 1991, Manajemen Sumber Daya Manu-
sia, ANDI-Offset, Yogyakarta.
Moekijat, 1991, Latihan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia, Gunung Agung, Jakarta.
Mussenaf, 1983, Meningkatkan Prestasi Kerja Bawa-
han, Pertama Seyoma Media, Bandung.

- Governance

Anda mungkin juga menyukai