ABSTRAK
Apabila masyarakat mengkonsumsi air minum yang tidak memenuhi standar baku mutu
lingkungan maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi
dan kualitas mikrobiologi air minum yang dihasilkan depot air minum berdasarkan Permenkes RI no.
492/MENKES/PER/IV/2010 faktor higiene sanitasi dan pengawasan oleh instansi terkait di Kota Jambi
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan multistage sampling pelaksanaan
penelitian selama 3 bulan dari Oktober s/d Desember 2015 dengan lokasi di 8 kecamatan yang tersebar di
34 kelurahan Kota Jambi. Pemeriksaan parameter mikrobiologi air minum dilakukan di Balai Laboratorium
Kesehatan Provinsi Jambi. Sampel diambil sebanyak 10 % dari jumlah populasi.
Hasil penelitian dari 36 sampel yang telah dilakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologinya
sebanyak 13 sampel (36,1%) dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai air minum karena mengandung
bakteri E coli dan coliform.Hal ini disebabkan oleh aspek tenaga penjamah (55,6%), peralatan (27,8%),
sumber air baku (36,1), tempat atau lokasi depot (38,9%) dan faktor pengawasan (41,7%).
Kesimpulanadanya hubungan yang signifikan antara kualitas air minum yang diproduksi oleh
depot air minum dengan higiene sanitasi dan aspek pengawasan oleh instansi terkait di Kota Jambi.
ABSTRACT
High demand of drinking water practically make in every residential area in the city of Jambi
contained drinking water depot, where people consume drinking water that does not meet environmental
quality standards, it can cause various disorders on health. An effort to prevent the depot must pay
attention to hygiene and sanitation.
The purpose of this study was to determine the condition and the microbiological quality of
drinking water produced by drinking water depot in the city of Jambi based on environmental quality
standards in accordance with Permenkes RI no. 492 / Menkes / PER / IV / 2010 sanitation and hygiene
factors, factors supervision by the relevant agencies and consumer knowledge of drinking water depot in
the city of Jambi.
This type of research is a quantitative research with cross sectional implemented during the
month of October 3 s / d in December 2015 with locations in 8 districts Research and spread over 34
villages in the city of Jambi. Examination of microbiological parameters of drinking water conducted in
Jambi Provincial Health Laboratory. Samples taken as many as 10% of the total population.
The results of the 36 samples were examined microbiological quality as much as 13 samples
(36.1%) declared ineligible as drinking water.Conclusion The significant relationship between the quality of
the drinking water produced by drinking water depots based on environmental quality standard s in
hygiene and sanitation, aspects of monitoring by relevant agencies and consumer knowledge of drinking
water depot in the city of Jambi
kualitas air minum yang berhubungan lang- kasi penelitian berada di 8 kecamatan dan
sung dengan kesehatan yaitu parameter tersebar di 34 kelurahan yang ada di wila-
mikrobiologi, kandungan bakteriologis E coli yah Kota Jambi. Untuk mengetahui kualitas
dan Coliform adalah 0 per 100 ml sampel bakteriologis air minum yang diproduksi
air. oleh depot dilakukan pemeriksaan loratori-
Tingginya kebutuhan air minum um E coli dan coliform dengan metode
yang praktis dengan harga yang terjangkau Most Probable Number (MPN) di Balai La-
membuat hampir di setiap kawasan pem- boratorium Kesehatan Pemerintah Daerah
ukiman terdapat depot air minum. Ber- Provinsi Jambi.
dasarkan data Dinas Kesehatan Kota Jam-
bi jumlah depot air minum yang terdaftar Prosedur Kerja Penelitian
dari tahun 2005 hingga 2013 sebanyak 1. Pengumpulan data sekunder
351. mengenai depot air minum yang be-
Berdasarkansurvey awal 80% rada di wilayah Kota Jambi dari bagian
masyarakat menggunakan air minum yang Kesehatan Lingkungan Dinas
diproduksi oleh depot air minum, 93% Kesehatan Kota Jambi
mengkonsumsi air tersebut secara lang- 2. Melaksanakan survey awal ke lokasi
sung tanpa diolah/ dimasak terlebih dahulu. penelitian
50% pemilik depot menyatakan 3. Mengurus izin penelitian
pengawasan oleh instansi terkait tidak dil- 4. Menyiapkan formulir inspeksi depot air
akukan secara rutin minimal 3 bulan sekali, minum dan panduan wawancara.
disisi lain pihak produsen menghasilkan air 5. Memilih depot air minum yang menjadi
setiap hari dimana hal tersebut menyebab- sampel dalam penelitian.
kan potensial terjadinya pencemaran air 6. Menyiapkan alat dan bahan
yang tidak diketahui sebelum dan setelah 7. Mengumpulkan data penelitian
dilakukan pengawasan oleh instansi yang 8. Pengambilan sampel air minum yang
berwenang. Sedangkan masyarakat se- diproduksi depot air minum
bagai konsumen tidak dapat melihat secara 9. Menyerahkan sampel air minum ke
nyata kondisi aman atau tidaknya air mi- Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
num yang dikonsumsi yang dapat men- Jambi untuk dilakukan pemerikaan
imbulkan gangguan terhadap kesehatan mikrobiologi.
diantaranya penyakit diare, disentri, tipoid, 10. Pemeriksaan laboratorium sampel mi-
kholera, gastro enteritis, gangguan saluran num dengan menggunakan Most
pencernaan lainnya serta kurang memper- Probable Number (MPN) guna menge-
hatikan kualitas air dan aspek higiene sani- tahui kualitas air sesuai standar baku
tasi depot. mutu lingkungan berdasarkan parame-
Tujuan dari penelitian ini adalah un- ter mikrobiologi E coli dan total coli-
tuk mengetahui kondisi dan kualitas mikro- form.
biologi air minum yang dihasilkan oleh de- 11. Pembacaan Hasil dan Pelaporan
pot air minum di Kota Jambi berdasarkan 12. Melakukan proses pengolahan, ana-
standar baku mutu lingkungan sesuai lisis data
dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI 13. Penyusunan laporan penelitian
nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAHAN DAN CARA KERJA 1. Hasil inspeksi sanitasi depot air mi-
Penelitian ini merupakan penelitian num
kuantitatif dengan pendekatan lebih pada
aspek pengukuran secara objektif terhadap Tabel 1. Hasil inspeksi sanitasi depot air
fenomena sosial. Pengambil sampel dil- minum di Kota Jambi
akukan secara acak. Teknik yang Belum
Aspek inspeksi Memenuhi
memenuhi
digunakan adalah multistage sampling atau sanitasi depot air syarat
syarat
pengambilan sampel secara gugus ber- minum kelaikan (baik)
(buruk)
tahap berdasarkan area atau tingkatan
Tempat/ lokasi depot 14 (38,9%) 22 (61,1%)
wilayah secara bertahap. (Notoatmodjo.
2010)Jumlah sampel yang diambil 10% dari Peralatan depot 10 (27,8%) 26 (72,2%)
total populasi 351 depot yakni menjadi 36 Penjamah/ operator 20 (55,6%) 16 (44,4%)
sampel. Penelitian dilaksanakan selama 3 depot
bulan dari Oktober s/d Desember 2015 lo-
209
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 4 Edisi Juli 2016
Sumber air baku 13 (36,1%) 23 (63,9%) dapat disebabkan karena kondisi ruang
Pengawasan 15 (41,7%) 21 (58,3%) pengisian air minum yang tidak tertutup dan
16,7% tata ruangan depot yang masih
bergabung dengan aktivitas lain, tidak
Tabel 1 menunjukkan hasil inspeksi lengkapnya sarana dan prasarana pen-
berdasarkan aspek tempat, peralatan, dukung dari aspek tempat yakni 38,9% tid-
tenaga pengelola/ penjamah, sumber air ak memiliki saluran pembuangan air limbah
baku dan aspek pengawasan oleh instansi yang alirannya lancar dan tertutup, 86,1%
terkait di Kota Jambi. tidak tersedianya tempat cuci tangan yang
dilengkapi air mengalir dan sabun, 86,1 %
Pemeriksaan terhadap 36 sampel depot tidak memiliki sarana tempat pembu-
air minum yang diteliti sebanyak 13 sampel angan sampah yang tertutup.
(36,1 %) dinyatakan tidak memenuhi Sesuai dengan penelitian Wandriv-
syarat sebagai air minum karena positif el, R. (2011) menunjukkan 55,6% sampel
mengandung bakteri coliform dan E coli tidak memenuhi persyaratan lokasi depot
dan hanya 23 sampel (63,9 %) yang me- yang tidak berdiri sendiri dan bergabung
menuhi syarat sebagai air minum. dengan tempat aktivitas lain sebanyak
44,4% memungkinkan pencemaran dari
50% lingkungan
210
Analisis Persyaratan Higiene Sanitasi Depot Air Minum Terhadap Kualitas Air Minum.....
2016
Vevi Erika Trisna
211
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 4 Edisi Juli 2016
kualitas air minum oleh instansi terkait tidak baku mutu lingkungan sesuai Permenkes
dilakukan secara berkala rutin setiap mini- RI 492/MENKES/PER/IV/2010 karena posi-
mal 2 kali setahun, kurangnya kesadaran tif mengandung bakteri coliform dan E coli.
pemilik depot memeriksakan kualitas air Ada hubungan yang bermakna antara sa-
minum yang diproduksi secara berkala, be- rana dan prasarana (tempat dan peralatan),
lum diberlakukannya sanksi yang tegas tenaga pengelola, sumber air baku, faktor
terhadap pemilik depot air minum yang me- pengawasan dan pengetahuan konsumen
langgar ketentuan yang berlaku, depot depot air minum yang belum memenuhi
yang tidak memiliki tenaga konsultan syarat kelaikan fisik dengan kualitas air mi-
dibidang higiene sanitasi,tidak adanya aso- num yang tidak memenuhi syarat berdasar-
siasi depot air minum yang dapat kan standar baku mutu lingkungan di Kota
membantu dalam upaya pem- Jambi.
binaan,pengawasan depot di kota Jambi. Saran dalam penelitian ini adalah:
Hal ini sejalan dengan penelitian Bagi pemilik depot air minum perlu
terdahulu yang dilakukan oleh Utoyo.B melakukan pemeriksaan kualitas sumber
menunjukkan hasil 5 atau 83,34% dari 6 air baku dan air minum yang diproduksi
depot air minum yang diperiksa sampel air secara berkala sesuai peraturan yang ber-
minumnya tidak memenuhi syarat laku, memperhatikan higiene sanitasi depot
kesehatan dimana manajemen depot air air minum berdasarkan standar baku mutu
minum berpengaruh positif terhadap kuali- lingkungan yang ditetapkan baik itu dari
tas bakteriologis air minum. aspek tempat, peralatan, penjamah/
Hasil analisis hubungan penge- pengelola depot air minum, sumber air ba-
tahuan konsumen depot air minum dengan ku serta pengawasan oleh pihak terkait.
kualitas air minum berdasarkan standar Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi atau in-
baku mutu lingkungan di Kota Jambi adalah stansi terkait lainnya hendaknya melakukan
15 orang dengan tingkat pengetahuan kon- kegiatan pembinaan, pengawasan dan
sumen yang buruk 46,7% kualitas air mi- evaluasi serta memeriksa kualitas air mi-
num yang tidak memenuhi syarat dan num secara berkala terhadap depot air mi-
sebanyak 21 depot aspek pengetahuan num yang berada di wilayah Kota Jambi
konsumennya baik, 28,6% kualitas air mi- sesuai peraturan yang berlaku. Mengopti-
numnya tidak memenuhi syarat sebagai air malkan pelaksanaan kebijakan yang telah
minum. Berdasarkan hasil wawancara 97% ditetapkan. Perlu adanya sosialisasi ter-
konsumen mengkonsumsi air yang di- hadap masyarakat dan penggusaha depot
produksi oleh depot untuk keperluan mi- air minum tentang standar atau persyaratan
num, dimana 92% konsumen mengkon- kualitas air minum yang di terapkan. Bagi
sumsi lansung air yang diproduksi oleh de- masyarakat Kota Jambi harus memper-
pot tanpa dimasak terlebih dahulu. 84% hatikan air minum yang akan dikonsumsi
konsumen menyatakan lokasi depot sudah agar terhindar dari gangguan penyakit yang
baik, 87% konsumen menyatakan peralatan disebabkan oleh kualitas air minum yang
yang digunakan oleh depot berfungsi tidak memenuhi standar baku mutu ling-
dengan baik, hanya 67% konsumen kungan. Salah satu upaya preventifnya
menyatakan penjamah berprilaku bersih yakni teliti dalam memilih depot air minum,
saat melayani konsumen dan 87% sumber sebaiknya membeli air minum isi ulang pa-
air baku yang digunakan depot sudah baik, da depot dengan memperhatikan aspek
99% menyatakan perlu pemeriksaan kuali- kebersihan dan masa berlaku sertifikat laik
tas air miunum secara rutin, 97% menya- higiene sanitasi depot air minum yang
takan perlu upaya pembinaan dan diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kota
pengawasan walaupun 96% konsumen Jambi
selama mengkonsumsi air minum dari de-
pot tidak pernah mengeluh mengalami
gangguan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA
212
Analisis Persyaratan Higiene Sanitasi Depot Air Minum Terhadap Kualitas Air Minum.....
2016
Vevi Erika Trisna
213
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 4 Edisi Juli 2016
214