Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AYU RIZKI PUTRI S

NPK : 11170000008

MATA KULIAH : ETIKA BISNIS DAN PROFESI AKUNTAN

HARI, JAM, KELAS : JUM’AT, 18.30, A206

1. Pelajari Kode Etik Akuntan' Standar Audit' Etika Moral 'Lingkungan bisnis dan Text book dalam
chapter terkait. Kemudian jawab pertanyaan berikut..
a. Apa yg dimaksud degan Integrity
b. Professional Competence and Due Care
c. Objectivity
d. Confidentiality
e. Professional Behavior.

Jawab:

a. Integrity → punya keyakinan teguh, jujur, dan berani menolak (straightforward and honest)
b. Professional competence & due care → harus kompeten terhadap apa yang akan di audit
c. Objectivity → to not allow bias
d. Confidentiality → respect terhadap informasi rahasia perusahaan, tidak mengungkap ke
pihak ketiga tanpa otoritas yang jelas
e. Professional behavior → mematuhi hukum dan peraturan untuk menghindari tindakan
yang mencemarkan profesi

2. Richard A.Posner (Rational Choice'Behavioral Economic and Law 1998) mengungkapkan bahwa
prinsip utama dalam menganalis ekonomi dan hukum adalah "Rasionalitas".
Jelaskan maksud nya dan beri contoh nya agar lebih jelas.

Jawab:

Richard A. Posner (1998) dalam tulisannya yang berjudul Rational Choice, Behavioral Economics
and the Law mengungkapkan bahwa prinsip utama yang dibangun dalam memahami economic
analysis of law adalah prinsip rasionalitas. Sebagai makhluk rasional ekonomis, seseorang akan
menimbang biaya yang harus dikeluarkan dalam melakukan kejahatan dengan keuntungan yang
akan didapat. Jika keuntungan lebih besar dari biaya yang harus dikeluarkan, maka pelaku akan
melakukan kejahatan.

Contohnya: Penimbunan Masker


Terlepas dari perdebatan efektif atau tidaknya penggunaan masker dalam upaya menghindari
penyebaran virus corona, masyarakat terus berlomba-lomba untuk mendapatkan masker.
Sementara dalam konteks lain, polisi sedang memburu oknum penimbunan masker. Misalnya,
Polres Jakarta Barat telah menyita 350-400 kardus masker yang tersimpan di sebuah apartemen,
serta penangkapan dua mahasiswa oleh Polrestabes Makassar terkait 10 ribu masker yang
hendak dikirim ke luar negeri.

1|Page
Tindakan masyarakat yang secara berlebihan melakukan penimbunan atau monopoli masker
tentunya tidak terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan prinsip economic analysis of law.
Ekonomi memberikan suatu model yang sederhana tentang bagaimana individu berperilaku di
hadapan hukum, yang secara lebih khusus menganalisis bagaimana individu merespons
kehadiran sanksi pidana. Kebanyakan dari kita melakukan yang terbaik terhadap apa yang kita
punya, atau dalam bahasa ekonomi, kita memaksimalkan keuntungan di dalam melakukan suatu
aktivitas tertentu.

3. Pelajari kasus PT.KAl beberapa tahun lalu..kemudian jawab pertanyaan berikut...


a. Apa perbedaan tugas lnternal Auditor dan Komite Audit
b. Jelaskan kesalahan External Auditor dalam kasus PT.KAl
c. Apa pelanggaran yang dilakukan Direksi PT KAI dalam kasus diatas
d. Bagaimana seharus nya perlakuan akuntansi dan accounting treatment nya atas masing-
masing temuan yg dihasilkan oleh pemeriksa lain saat audit ulang atas Laporan Keuangan
PT KAl ...

Jawab:

a. Tugas Internal Auditor :


 Mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit (auditee)
 Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan audit
 Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit secara
terperinci
 Membuat daftar pertanyaan audit (audit checklist)
 Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh
 Mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup dan relevan
 Melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang ditemukan selama audit
internal
 Memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan selesai

Tugas Komite Audit :

 Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Emiten atau
Perusahaan Publik kepada publik dan/atau pihak otoritas antara lain laporan
keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan Emiten
atau Perusahaan Publik
 Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berhubungan dengan kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik
 Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara
manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya;
 Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Akuntan
yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan imbalan jasa
 Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan
mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal

2|Page
 Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang
dilakukan oleh Direksi, jika Emiten atau Perusahaan Publik tidak memiliki fungsi
pemantau risiko di bawah Dewan Komisaris;
 Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan
keuangan Emiten atau Perusahaan Publik;
 Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya
potensi benturan kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik; dan
 Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Emiten atau Perusahaan Publik

b. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kasus PT. KAI adalah karena rumitnya
laporan keuangan PT. KAI. Hal ini karena terdapat ratusan stasiun, puluhan depo dan
gudang yang seluruhnya memiliki laporan keuangan yang terpisah, sehingga yang
berpotensi menyebabkan masalah maupun perbedaan pendapat di kemudian hari. Hal ini
ditambah lagi dengan kenyataan bahwa baru sebagian kecil proses akuntansi dilaksanakan
dengan komputer. Sebenarnya sistem akuntansi PT. KAI cukup modern untuk penyusunan
laporan keuangan dan informasi manajemen, namun karena kedua hal tersebut diatas maka
sistem akuntansi tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik.

c. Kasus PT KAI adalah kasus pelanggaran kode etik profesi akuntansi, diduga terjadi
manipulasi data keuangan pada tahun 2005, perusahaan BUMN tercatat meraih laba
sebesar Rp 6,9 Miliar, padahal apabila diteliti lebih rinci perusahaan BUMN ini mencatat
kerugian sebesar Rp 63 Miliar. Kasus ini bermula akibat adanya pembukuan yang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pada tahun 2005 laporan keuangan PT KAI
tahun 2005 disinyalir telah dimanipulasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Banyak terdapat kejanggalan dalam penyajian laporan keuangan seperti data yang disajikan
tidak sesuai dengan standar akuntansi. Ini menimbulkan permasalahan, karena auditor
menyatakan opini LaporanWajar Tanpa Pengecualian, tidak ada penyimpangan dari standar
akuntansi yang telah ditetapkan. Laporan keuangan PT KAI diaudit oleh kantor akuntan
publik sejak tahun 2004, namun berbeda dengan tahun sebelumnya dimana pihak BPK
terlibat dalam sebagai auditor PT KAI.

d. - Dewan Komisaris merupakan suatu dewan, sehingga akan sangat ideal apabila Dewan
Komisaris mempunyai satu orang juru bicara yang mengatsanamakan seluruh Dewan
Komisaris sehingga Dewan komisaris memiliki satu suara Namun demikian bukan berarti
tidak diperkenankan adanya perbedaan pendapat dalam Dewan Komisaris. Perbedaan
pendapat diakomodir dengan jelas dalam dissenting opinion yang harus dicatat dalam
risalah rapat. Untuk itulah perlunya kebijaksanaan (wisdom) dari anggota Dewan Komisaris
untuk memilah-milah informasi apa saja yang merupakan public domain dan informasi yang
merupakan private domain. Hal ini terkait dengan pelaksanaan prinsip GCG yaitu
transparansi, karena transparansi bukan berarti memberikan seluruh informasi perusahaan
kepada semua orang, namun harus tepat sasaran dan memberikan nilai tambah bagi
perusahaan.

- Sesuai dengan SA 380, Komunikasi Auditor Eksternal dengan Komite Audit merupakan
faktor yang sangat menentukan dalam proses audit suatu perusahaan. Kasus PT. Kereta Api
merupakan cerminan bahwa komunikasi yang intens antara Auditor Eksternal dengan

3|Page
Komite Audit sangat diperlukan. Kendala komunikasi yang dihadapi pada kasus PT. Kereta
Api salah satunya dipicu oleh adanya pergantian anggota Komite Audit pada saat
pelaksanaan audit. Auditor eksternal mengalami hambatan karena terdapat kekosongan
beberapa bulan sebelum anggota Komite Audit yang baru diangkat.

- Komunikasi antara Komite Audit dengan Internal Auditor yang belum tercipta dengan baik
merupakan salah satu faktor yang turut memiliki andil dalam memicu kasus ini.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa Komite Audit sangat mengandalkan Internal Auditor
dalam menjalankan tugasnya untuk mengetahui berbagai hal yang terjadi dalam operasional
perusahaan. Sebagai ilustrasi mengenai kurangnya komunikasi antara Komite Audit dan
Auditor Internal, sejak Komite Audit aktif September 2005, sampai dengan saat ini belum
pernah satu kalipun terjadi komunikasi antara Komite Audit dengan Auditor Internal untuk
proses audit tahun buku 2006.

4|Page

Anda mungkin juga menyukai