A. Pengertian
yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).
C. Karakteristik MPKP
1
1. Penetapan jumlah tenaga keperawatan. Penetapan jumlah tenaga
ketergantungan klien
yaitu Clinical Care Manager (CCM), Perawat Primer (PP), dan Perawat
Asosiet (PA). Selain jenis tenaga tersebut terdapat juga seorang kepala
diharapkan akan menjadi peran ners spesialis pada masa yang akan
datang
dan Woods menyimpulkan bahwa MPKP terdiri dari lima komponen, yaitu:
1. Nilai-nilai professional
2
Nilai-nilai profesional menjadi komponen utama pada suatu praktik
klien, dan melakukan yang terbaik untuk klien harus tetap ditingkatkan
2. Pendekatan manajemen
3. Hubungan professional
kolaborasi tersebut
3
disepakati di setiap institusi dengan mengacu pada kesepakatan bahwa
E. Metode Kasus
klien secara total dalam satu periode dinas. Jumlah klien yang dirawat oleh
dan juga tuntutan peran yang diharapkan dari perawat sesuai dengan
F. Metode fungsional
satu atau beberapa tugas untuk dilaksanakan kepada semua klien di satu
ruangan. Pada metode ini, kepala ruang menentukan tugas setiap perawat
4
Metode ini kurang efektif karena:
keperawatan terfragmentasi
perawat
kemudian pada tahun 1950 metode tim digunakan untuk menjawab hal
tersebut.
G. Metode tim
5
membuat keputusan tentang prioritas perencanaan, supervisi, dan evaluasi
asuhan keperawatan.
mendokumentasikannya
7. Peran kepala ruangan penting dalam metode tim. Metode tim akan
berhasil baik apabila didukung oleh kepala ruang untuk itu kepala ruang
diharapkan telah:
11. Mengorientasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim kepera
metode tim jika dilakukan dengan benar adalah metode pemberian asuhan
6
kesinambungan asuhan keperawatan belum optimal sehingga pakar
dengan PP.
selama 24 jam selama klien tersebut dirawat dirumah sakit atau di suatu
7
keperawatan primer memberikan beberapa keuntungan terhadap klien,
metode ini karena senantiasa mendapat informasi tentang kondisi klien yang
kesinambungan asuhan yang tinggi. Hasil penelitian Gardner (1991) dan Lee
8
Dalam menetapkan seseorang menjadi PP perlu berhati-hati karena
I. Differentiated practice
keperawatan yang tepat. Terdapat dua model yaitu model kompetensi dan
nurse) diberi tugas berdasarkan tanggung jawab dan struktur peran yang
perawat akan ditetapkan apa yang menjadi tn ggung jawab setiap perawat
J. Manajemen Kasus
dapat dicapai hasil akhir asuhan kesehatan yang optimal. ANA dalam
9
meningkatkan kualitas hidup, dan efisiensi pembiayaan. Focus pertama
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan penerapan MPKP ini ada beberapa hal yang harus
dilakukan,
a. Pembentukan Tim
c. Presentasi MPKP
keperawtan, dan staf lain yang terlibat. Pada presentasi ini juga,
dilaksanakan.
10
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan tempat
staf baru di ruang tersebut. Hal ini diperlukan sehingga dari awal
rawat tersebut terdiri dari 1 swasta dan 1 ruang rawat yang nantinya
rawat lain
berturut-turut
asosiet
konsep dan teori keperwatan yang kukuh, yang merupakan salah satu
11
diagnose keperawatan dan data penunjang, tujuan, tindakan keperawatan
i. Identifikasi Fasilitas
Fasilitas minimal yang dibutuhkan pada suatu ruang MPKP sama dengan
tambahan yang di perlukan adalah Badge atau kartu nama tim dan
Papan MPKP.
L. Tahap Pelaksanaan
konferensi
12
Ronde keperawatan bersama dengan PA sebaiknya juga dilakukan setiap
hari. Ronde ini penting selain untuk supervisi kegiatan PA, juga sarana
2006)
klien/keluarga
Kontrak ini diperlukan agar hubungan saling percaya antara perawat dan
dan keluarganya
tim
CCM. Buku ini menjadi sangat diperlukan karena CCM terdiri dari
memberikan bimbingan kepada PP dan PA. Bila sudah ada CCM tertentu
untuk setiap ruangan, buku komunikasi CCM tidak diperlukan lagi. (Sitorus,
2006
13
Dokumentasi keperawatan menjadi bukti tanggung jawab perawat kepada
E. Tahap Evaluasi m
MPKP oleh CCM. Evaluasi proses dilakukan oleh CCM dua kali dalam
masalah yang ditemukan dan dapat segera diberi umpan balik atau
F. Tahap Lanjut
Pada ruang MPKP diuji coba ilmu dan teknologi keperawatan karena sudah
MPKP tingkat I ditingkatkan menjadi MPKP tingkat II. Pada MPKP tingkat I, PP
Ners sepeialis yang akan berperan sebagai CCM. Oleh karena itu,
14
MPKP tingkat II ditingkatkan menjadi MPKP tingkat III. Pada tingkat ini perawat
PKP yaitu:
PKP III dapat berikan asuhan keperawatan profesional tingkat III. Pada
primer
15
Model Praktek Keperawatan Profesional I. Pada model ini perawat mampu
adalah kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim disebut tim
primer.
16