Anda di halaman 1dari 14

Edisi Mei 2017 Volume X No.

1 ISSN 1979-8911

SETTLEMENT KHAS BEBERAPA JENIS TANAH

Encu Sutarman

FAKULTAS TEKNIK, JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS LANGLANG BUANA BANDUNG


Jl. Karapitan No. 116 Bandung Tlp. (022) 421 8086

ABSTRAK

Consolidasi atau proses keluarnya air pori dari ruang pori akibat adanya beban diatas
tanah dasar berupa timbunan atau beban konstruksi menyebabkan tejadinya settlement atau
penurunan. Pekerjaan timbunan menyangkut permasalahan beban dan consolidasi serta
settlement yang akan berpengaruh terhadap stabilitas konsruksi diatas timbunan sehingga
perlu kajian awal untuk dapat mengetahui salah satu karakteristik tanah dasar konstruksi.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya settlement khas dari jenis - jenis tanah
yang diakibatkan beban berupa timbunan/ konstruksi.
Dari rekayasa geoteknik, makro struktur lebih penting karena dapat mengontrol perilaku
rekayasa dari tanah seperti halnya: Kekuatan geser tanah, settlement dan displacement serta
drainase.Struktur tanah menghasilkan respon terhadap perubahan eksternal didalam
lingkungan seperti halnya beban, air, temperatur serta faktor – faktor lainnya.
Kemampuan fluida untuk mengalir melalui media yang porous merupakan sifat teknis yang
disebut daya rembesan atau permeabilitas, dimana fluida itu air dan media porous merupakan
massa tanah.
Tahanan geser tanah ditentukan oleh besarnya tegangan effektif didalam tanah, tegangan
effektif tidak dapat ditentukan secara langsung tetapi harus diketahui tegangan total dan
tekanan air pori.
Penurunan (settlement) terjadi jika material tanah menerima beban diatasnya. Settlement
yang terjadi merupakan perubahan regangan sepanjang kedalaman. Indek tekanan atau indek
kompresi Azzouz, 1976 mengusulkan; Tanah tidak organis dan tanah organis.
Metode analisis yang digunakan berlandaskan pada parameter jenis tanah berdasarkan
Terzaghi dan Peck 1976. Analisis tegangan akibat beban serta penambahan tekanan vertical
∆σv dari persamaan Bousinesq (1885).
Analisis geoteknik dapat menentukan dan mengetahui penyebab terjadinya settlement
yang diakibatkan beban berupa timbunan/ konstruksi, pengaruh consolidasi serta
permeabilitas pada tanah dasar timbunan. Analisis ini juga berdasarkan sifat physis tanah
serta kuat geser tanah.
Berdasarkan hasil analisis;

226
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911

a. Beban 100 kN berupa timbunan/ konstruksi yang mana settlement untuk ketebalan tanah
dasar 5 m: rasio settlement soft montmorillonite clay terhadap soft very organic clay
sebesar137,6%. dan rasio settlement bog peat terhadap pen peat sebesar184%.
b. Settlement merupakan fungsi (Cc) atau fungsi (Is) besarnya berbanding lurus dengan
Indeks Tekanan Cc atau Indeks Settlement Is.

Settlement yang terjadi untuk Bog peat melebihi ketebalan tanah dasarnya sehingga perlu
evaluasi pengaruh hilangnya tegangan akibat beban metode Bousinesq, mengetahui hilangnya
tegangan dikedalaman tertentu akibat beban dapat dijadikan batas maksimum settlement yang
terjadi.

I. PENDAHULUAN berpengaruh terhadap stabilitas


konsruksi diatas timbunan.
1.1. Latar Belakang Jika pekerjaan konstruksi tidak
mengindahkan settlement yang akan
Consolidasi atau proses terjadi serta daya dukung dari tanah
keluarnya air pori pada ruang pori itu tidak diketahui, hal ini akan
akibat adanya beban diatas tanah menyebabkan kerugian materil baik
dasar berupa timbunan atau beban pada saat berakhirnya konstruksi
konstruksi akan menyebabkan (end off construction) maupun pasca
tejadinya settlement atau penurunan, konstruksi maka waktu pada proses
hal ini merupakan permasalahan itu merupakan waktu kritis (critic
yang perlu mendapat perhatian, serta times) yang perlu untuk
mengetahui waktu yang diperlukan ditanggulangi sebelumnya, sehingga
berakhirnya penurunan tersebut. hal itu tidak terjadi.
Pekerjaan tanah berupa
timbunan serta lokasi pekerjaan tidak 1.2. Tujuan Analisis
terlepas dengan permasalahan air
yang terkandung didalamnya. Kita Analisis ini bertujuan untuk
ketahui bahwa tanah itu tersusun atas mengetahui besarnya settlement khas
butir – butir tanah (skeleton) yang dari jenis - jenis tanah yang
mana merupkan salah satu untuk diakibatkan beban berupa timbunan/
membedakan jenis tanah satu konstruksi.
dengan lainnya, karena ukuran butir
tanah akan membedakan tingkat II. LANDASAN TEORI
permeabilitas yang dimiliki tanah itu.
Pekerjaan timbunan menyangkut 2.1. Sifat Fisis Tanah
permasalahan beban dan consolidasi
serta settlement yang akan Dari rekayasa geoteknik, makro
struktur lebih penting karena dapat
227
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911

mengontrol perilaku rekayasa dari kombinasi dari tekanan air pori


tanah seperti halnya : dan tegangan effectif (σ’ ).
1. Kekuatan geser tanah
2. Settlement dan displacement Persamaan Tegangan effektif
3. Drainase sebagai berikut :
σ’ = σt – u
Struktur tanah menghasilkan respon
terhadap perubahan eksternal di Dimana ;
dalam lingkungan seperti halnya u : tekanan air pori
beban, air, temperatur serta faktor –
faktor lainnya. Tahanan geser tanah akan
ditentukan oleh besarnya
2.1.1. Konsep Tegangan Effektif tegangan effektif di dalam
tanah, tegangan effektif tidak
Suatu massa tanah jenuh air dapat ditentukan secara
terdiri dari dua fase yaitu soil langsung tetapi harus diketahui
skeleton dan pori diantara tegangan total dan tekanan air
partikel tanah yang jenuh air. pori.
Tekanan kontak antar butir
yang mengimbangi beban 2.1.2. Permeabilitas
vertical. Tekanan inilah yang
membentuk suatu tahanan geser Kemampuan fluida untuk
Ff terhadap gerakan – gerakan mengalir melalui media yang
partikel seperti ; terguling, porous merupakan sifat teknis
tergelincir dan sebagainya. yang disebut daya rembesan
atau permeabilitas, dimana
Dalam analisis geser ; fluida itu air dan media porous
Ff = μ N merupakan massa tanah.
Pada massa tanah alamiah
Dimana ; dimana ruang kosong antar
Ff : tahanan geser butir (ruang pori) merupakan
μ : koefisien antar butir jalan yang dilalui air berupa
N : gaya kontak normal rembesan, semakin kecil ruang
(tegangan bila Ff pori maka semakin kecil pula
tegangan) rembesan yang terjadi.
Dalam kondisi tanah jenuh air Permeabilitas dari jenis tanah
dan muka air telah stabil, ditunjukan pada Tabel. 1.2 di
semua ruang kosong yang bawah ini,
saling berhubungan akan terisi
air dan tegangan dari air di Tabel 1.2. Nilai Tipikal
dalam void disebut sebagai Koefisien
tekanan air pori, maka gaya Permeabilitas ( k )
tekan Pt akan ditahan oleh
228
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911

KOEFISIEN diketahui sejarah dari tanah itu


JENIS PERMEABILITAS sendiri, antar lain :
TANAH (k) a. normally consolidated (OC),
( mm / detik ) jika σ’v = Pc
Lempung < 10 - 6 b. under consolidated (UC), jika
Lanau 10 - 4 – 10 - 6 σ’v > Pc
Pasir 10 – 10 - 4 c. over consolidated (OC), jika
Kerikil > 10 σ’v < Pc
Sumber ; Sengara, I Wayan,
DR, Stabilitas Lereng, ITB Sehingga akan diketahui OCR
’2000 (rasio over consolidated )
OCR ; 1 – 4 : lightly OC
OCR > 4 : termasuk heavily
2.2. Penurunan/ settlement (∆H) OC
Penurunan (Settlement) terjadi
jika material tanah menerima Kondisi under consolidated
beban diatasnya. dimana σ’v > Pc , tidak akan
Settlement yang terjadi menghasilkan consolidated
merupakan perubahan regangan settlement (penurunan
sepanjang kedalaman. consolidasi).
Penurunan langsung atau short
∆H = ∫ε dH term yang dihitung.

ε = ∆H/ H atau ε = σ / Es Dimana ;


σv’ : tegangan overburden efektif
Dimana : dari tanah
ε : regangan Pc : tegangan praconsolidated
∆H : settlement
σ : tegangan 1. Total Penurunan (∆H)
Es : modulus elastisitas tanah

Settlemen, terbagi atas :


a. Penurunan langsung ( ∆HL )
atau short term Settlement (∆H ) dapat juga dengan
b. Penurunan Consolidasi ( ∆Hc ) persamaan :
atau long term
c. Penurunan Rangkak ( ∆H Creep ) ∆H = mv ∆σv’ H
atau long term 1) Hubungan antara CC dan mv
Untuk menetukan settlement yang
terjadi, selain harus diketahui
parameter tanah dan kedalaman
dari muka air tanah sebaiknya

229
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911

2) Penentuan beban σ’v dan ∆p 2. Penurunan Rangkak (∆Hs) atau


σv’ = ’ h Creep

Dikarenakan kedalaman dan Penurunan rangkak terjadi setelah


berat isi satuan tanah (γ) consolidasi utama selesai, prosesnya
bervariasi maka harus dicari memakan waktu yang cukup lama.
secara linier. Settlement (∆Hs) ;

3) Indek Tekanan (Cc)

Indek tekanan atau indek


Atau
kompresi Azzouz, 1976
mengusulkan; Settlement (∆Hs)
a. Tanah tidak organis, lanau,
lempung dan lempung
berlanau; C’α = ∆e ln (t2/t1)
Cc = 0.3( e0 – 0.27) Dimana
C’α : koefisien tekanan kedua
b. Tanah organis, gambut, ∆t : penambahan waktu
lempung dan lempung organis; tp : waktu ketika consolidasi
Cc = 0.0115wn pertama telah selesai
Dimana;
Hubungan Cc dan Cα
wn : kadar air natural/lapangan
3) Koefisien Consolidasi Cα ≤ 0.05 Cc : untuk tanah tidak
Cv untuk type tanah dengan IP > organis
25
Cα ≤ 0.07 s.d. 0.1 Cc : untuk tanah
mempunyai Cv : 0.1 – 1 organis, bergambut
m2/tahun ≈ Indek tekanan atau
indek kompresi
2.3. Tingkat Consolidasi
Terzaghi dan Peck, 1976 dari
terdahulunya Skempton
2.3.1. Waktu Consolidasi ( ti )
mengusulkan;
Lamanya proses terjadinya
Cc = 0.009( wL – 10% ) consolidasi yang berakibat pada
terjadinya settlement
Nilai Cc bervariasi, tergantung ditentukan dengan diketahuinya
jenis dan kondisi tanah di cv (Lab), t diambil pada saat
lapangan consolidasi mencapai 50%,
sehingga waktu yang
digunakannya adalah t50.

230
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911

cv = k/( mvγw )
= k( 1 + e ) / (avγw) 2.4. Tegangan di dalam massa tanah
akibat beban
Maka ;
Salah satu metoda yang umum
ti = TH2/ cv untuk mendapatkan penambahan
tekanan vertical ∆σz yaitu persamaan
Bousinesq (1885), yang berdasarkan
teori elastisitas. Persamaan Bousinesq
2.3.2. Derajat Consolidasi (U) menganggap sebuah beban titik pada
suatu permuakaan suatu belahan
U = √T/π
ruang yang besar tak hingga,
homogen, isotropis, tak berbobot dan
Dimana :
elastis.
T : merupakan faktor waktu
ti : lamanya proses
Tekanan pada suatu jarak tertentu
consolidasi
terhadap garis beban vertical Q
Hubungan antara derajat
Persamaan Bousinesq untuk
consolidasi U terhadap factor
menentukan penambahan tekanan ∆σ
waktu ditunjukan oleh Tabel
pada sebuah titik P akibat beban
2.2;
terpusat Q yang berjarak R terhadap
titik itu, diperlihatkan oleh Gambar 1 ;
Tabel. 2.2. HubunganProsentasi
Consolidasi Terhadap Waktu
U T U T
00 0.000 60 0.287
10 0.008 70 0.403
20 0.031 80 0.567
30 0.071 90 0.848
40 0.126 100 ∞
50 0.197

Tabel. 3.2. Koefisien


Gambar 1.2
Permeabilitas k
Jenis Tanah k (m/s )
Kerikil >1 Persamaan 2(1Bousinesq
+ μ) untuk
Pasir 1 – 10-5 penambahan tekanan ∆σ pada titik P
Lanau 10-5 – 10-7 dari Gambar 1 yaitu ;
Lempung < 10-7 ∆σv = (2Q/π) (z3 /R4)
Geotextile 1,5 x 10-3

231
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911

∆σx = (2Q/π) (x2z /R4) 2. Effective Stress Approach


Parameter yang sesuai yaitu
parameter tahanan geser drained
∆τxz = (2Q/π) (xz2 /R5) (c’, Φ’) dengan tekanan air pori (u)
terukur - ASTM (1988) STP No.
977.
III. METODELOGI ANALISIS
3.4. Metode Pengambilan Data
Pengambilan data sifat fisis tanah,
parameter kuat geser tanah (φ dan c), Metode pengambilan tanah asli
indek kompresi Cc, ketebalan lapisan tanah dengan cara melakukan pemboran
dasar, muka air tanah serta informasi serta tanah pada bidang gelincir antara
tahanan geser maximum untuk tanah asli tanah dan batuan berlandaskan -
yang didapatkan dari hasil uji lab tanah ASTM D 1452, 1587, 1586).
asli (undisturbed soils test). Metode pengambilan data tanah, sifat
fisis tanah, batas – batas Atterberg
3.1. Landasan Metode Analisis tanah, parameter kuat geser tanah (Φ
dan c), informasi tegangan lapangan
Metode analisis yang digunakan dan tahanan geser maximum serta
berlandaskan pada uji laboratorium tahanan geser tanah saat runtuh untuk
terhadap sample tanah asli tanah asli yang didapatkan dari hasil
(undistrubed) antara lain : uji lab tanah asli (undisturbed soils
1. Uji Lab. Sifat fisis tanah (γd max test).
dan min – ASTM D – 2049).
2. Uji Lab. Batas – batas Atterberg –
ASTM D – 427, 423, 424. IV. DATA DAN ANALISIS
3. Uji Triaxial CU terhadap tanah asli
- ASTM D – 2850 – 87. 4. 1. Parameter Tanah

3.2. Bahan Analisis Analisis ini dilaksanakan


Bahan untuk dianalisis dan diketahui berdasarkan data lapangan untuk
antara lain : dihitung dan dianalisa.
1. Sifat – sifat fisis dari tanah. Berdasarkan insvestigasi lapangan
2. Parameter kuat geser tanah. serta sumber terkait dalam
perencanaan serta pelaksanaan
3.3. Pendekatan parameter tegangan konstruksi.
antara lain : Analisis geoteknik dapat
menentukan dan mengetahui
1. Total Stress Approach penyebab terjadinya settlement yang
Parameter yang sesui yaitu diakibatkan beban berupa timbunan.,
parameter tahanan geser undrained, pengaruh consolidasi serta
analisa dengan metode φ = 0 permeabilitas pada tanah dasar
timbunan terhadap settlement pada
232
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911

kajian ; sifat physis tanah bahan dengan γtimb = 20 kN/m3, diatas tanah
timbunan, parameter kuat geser tanah dasar yang mana parameter tanah
dasar timbunan terhadap stabilitas seperti ditunjukan oleh Tabel 2.4.
timbunan sehingga kerugian materil
baik pada saat berakhirnya Tabel 1.4. Sifat Phisis Dan Mekanis
konstruksi (end off construction) Tanah Bahan Timbunan
maupun pasca konstruksi dapat
ditanggulangi sebelumnya.
Sifat fisis dan mekanis tanah dari
4. 3. Parameter Tanah Dasar
tanah undisturbed dari uji tanah (soil
test) laboratorium antara lain; Jenis Not Satu Besar
1. Sifat Phisis; Parameter asi an Parameter
kN/
a. Berat jenis tanah Unit berat γ 20
m3
b. Unit berat tanah Specific
c. Kadar air Gs 2,67
gravity
d. Atterberg limit Koef m2/k
e. Sieve analysis 1,2.10 – 4
volumetric N
2. Sifat mekanis; Kohesi c kPa 10
a. Uji kuat geser tanah ( triaxial Sudut geser
φ (0) 20
test) dalam
b. Uji consolidasi (cv, cc, mv) Batas cair Ll % 41,00
Batas Plastis Pl % 30,13
4. 2. Parameter Tanah Timbunan Indeks
IP % 10,87
Plastisitas
Berdasarkan hasil test di
Laboratorium mektan serta data – Data – data yang sudah ada tentang
data yang sudah ada tentang parameter tanah dasar ditunjukan
parameter tanah ditunjukan pada pada Tabel 2.4.
Tabel 1.4. Pekerjaan timbunan tanah

233
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911

Tabel 2.4. Parameter Jenis Tanah Dasar Berdasarkan Terzaghi Dan Peck 1976

n
Description e w (%) ρd ρs Cc γd γs
(%)
14.1
Loose uniform sand 46 0.85 32 1.44 1.89 0.174 18.52
1
17.1
Dense uniform sand 34 0.51 19 1.75 2.08 0.072 20.38
5
Loose well - graded 15.5
40 0.67 25 1.59 1.98 0.120 19.40
sand 8
Dense well - graded 18.2
30 0.43 16 1.86 2.16 0.048 21.17
sand 3
Well – graded glacial 20.6
20 0.35 9 2.11 2.32 0.024 22.74
till 8
11.8
Soft glacial clay 55 1.2 45 1.21 1.76 0.279 17.25
6
16.5
Stiff glacial clay 37 0.6 22 1.69 2.06 0.099 20.19
6
Soft slightly organic
66 1.9 70 0.92 1.57 0.805 9.02 15.39
clay
Soft very organic clay 75 3 110 0.68 1.43 1.265 6.66 14.01
Soft montmorillonite
84 5.2 194 0.44 1.28 2.231 4.31 12.54
clay
Pen peat 91 10 500 0.18 1.09 5.750 1.76 10.68
Bog peat 94 15 1000 0.09 1.03 11.50 0.88 10.09

4. 4. Hasil Analisis

Tabel 3.4. Indeks Tekanan Cc Beberapa Tabel 4.4. Indeks Settlement Is


Jenis Tanah, E Sutarman Maret’ Beberapa Jenis Tanah,
2017 E Sutarman Maret’ 2017

234
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911

Tabel 5.4. Settlement (m) + Tegangan Bousinesq Dengan Beban 10 kN ≈ 1T

Lanjutan Tabel 5.4

Gambar 1.4. Grafik Settlement Dari Hubungan Beban


Terhadap Variasi Ketebalan Tanah Dasar

235
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911

Tabel 6.4. Settlement (m) Pada Ketebalan Tanah Dasar

Gambar 2.4. Grafik Settlement Dari Hubungan Variasi Beban


Terhadap Ketebalan Tanah Dasar

Tabel 7.4. Tegangan Bousinesq Dengan Beban 10 kN ≈ 1T

236
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911

Gambar 3.4. Grafik Hubungan Kehilangan Tegangan Terhadap Ketebalan Tanah

b. Soft montmorillonite clay


5.1. Kesimpulan : 0,4856 m ≈ 48,56
1. Berdasarkan analisis parameter cm
tanah yang ditunjukan Tabel 2.4. c. Pen peat
Beban 10 kN berupa timbunan/ : 1,7206 m ≈ 172,06 cm
konstruksi, settlement yang d. Bog peat
terjadi untuk ketebalan tanah : 4,6258 m ≈ 462,58 cm
dasar 5 m:
a. Soft very organic clay Untuk beberapa jenis tanah
: 0,2667 m ≈ 26,67 cm dengan variasi ketebalan tanah
b. Soft montmorillonite clay dasar dengan beban tetap 10 kN,
: 0,4278 m ≈ 42,78 settlement yang terjadi
cm ditunjukan oleh Tabel 5.4.
c. Pen peat
: 1,3440 m ≈ 134,40 cm 2. Berdasarkan analisis parameter
d. Bog peat tanah yang ditunjukan Tabel 2.4.
: 3,2065 m ≈ 320,65 cm Beban 50 kN berupa timbunan/
konstruksi, settlement yang
Beban 10 kN berupa timbunan/ terjadi untuk ketebalan tanah
konstruksi, settlement yang dasar 5 m:
terjadi untuk ketebalan tanah a. Soft very organic clay
dasar 10 m: : 0,835 m ≈ 83,5 cm
a. Soft very organic clay b. Soft montmorillonite clay
: 0,2925 m ≈ 29,25 cm : 1,200 m ≈ 120,0
cm

237
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911

c. Pen peat
: 2,852 m ≈ 285,2 cm 4. Beban 100 kN berupa timbunan/
d. Bog peat konstruksi, settlement yang
: 5,550 m ≈ 555,0 cm terjadi untuk ketebalan tanah
dasar 5 m: soft very organic clay
Beban 100 kN berupa timbunan/ settlement sebesar 120,1 cm
konstruksi, settlement yang sedangkan soft montmorillonite
terjadi untuk ketebalan tanah clay settlement sebesar 165,3 cm
dasar 5 m: atau rasio 137,6% settlement soft
a. Soft very organic clay montmorillonite clay
: 1,201 m ≈ 120,1 cm terhadap settlement soft
b. Soft montmorillonite clay very organic clay.
: 1,653 m ≈ 165,3
cm 5. Beban 100 kN berupa timbunan/
c. Pen peat konstruksi, settlement yang
: 3,592 m ≈ 359,2 cm terjadi untuk ketebalan tanah
d. Bog peat dasar 5 m: pen peat settlement
: 6,609 m ≈ 660,9 cm sebesar 359,2 cm sedangkan bog
peat settlement sebesar 660,9 cm
Untuk beberapa jenis tanah atau rasio 184% settlement bog
dengan variasi beban dengan peat terhadap settlement pen
ketebalan tanah dasar tetap 5m, peat.
settlement yang terjadi
ditunjukan oleh Tabel 6.4. 6. Besarnya settlement berbanding
lurus dengan Indeks Tekanan Cc
3. Berdasarkan analisis parameter atau Indeks Settlement Is.
tanah yang ditunjukan Tabel 2.4. Settlement yang terjadi
Beban 10 kN berupa timbunan/ merupakan fungsi (Cc) atau
konstruksi menjadi 50 kN, fungsi (Is), seperti ditunjukan
settlement yang terjadi untuk Tabel 3.4. Indeks Tekanan Cc dan
ketebalan tanah dasar 5 m: Tabel 4.4. Indeks Settlement Is
a. Soft very organic clay Beberapa Jenis Tanah (Encu
: 26,67 cm menjadi 83,5 Sutarman Maret’ 2017).
cm atau naik 313 %
b. Soft montmorillonite clay
: 42,78 cm menjadi 5.2. Saran
120,0 cm atau naik 280 %
c. Pen peat Settlement untuk Bog peat dengan
: 134,40 cm menjadi 285,2 beban 100 kN berupa timbunan/
cm atau naik 212 % konstruksi, ketebalan tanah dasar 5
d. Bog peat m sebesar 6,609 m, hal ini melebihi
: 320,65 cm menjadi 285,2 ketebalan tanah dasarnya sehingga
cm atau naik 173 %
238
Edisi Mei 2017 Volume X No. 1 ISSN 1979-8911

perlu pembatasan dengan evaluasi 4. Das, Braja M. Principles Of


pengaruh hilangnya tegangan akibat Geotechnical Engineering, Hemisphere
beban metode Bousinesq seperti Publishing Coorporation, 1985.
ditunjukan Gambar 3.4 tentang 5. Nasution Sarifudin.M.Eng, Ir,.
“Grafik Hubungan Kehilangan Stabilitas Tanah, ITB’ 1990.
Tegangan Terhadap Ketebalan 6. Nasution Sarifudin.M.Eng, Ir,.
Tanah Dasar”. Stabilitas Tanah, ITB’ 1990.
Dengan mengetahui hilangnya 7. Prakash, Pile Foundation Engineering,
tegangan dikedalaman tertentu London, 1987.
akibat beban dapat dijadikan 8. Sengara. I, Dr. Stabilitas Lereng’ ITB’
analisis batas maksimum settlement 1992.
yang akan terjadi. 9. Suratman,. Ilyas, Dr.CEA.Ir,. Perilaku
Tanah, ITB’ 2004.
Referensi; 10. Sutarman, E, Konsep Dan Aplikasi
Mekanika Tanah, Andi Offset,
1. Berry Peter L, An introduction TO Soil Jogjakarta, 2013.
Mechanic, Mc Graw – Hill Book 11. Sutarman, Encu, Pengaruh Adittive
Company England, 1987. Kimia Terhadap Kuat Geser Tanah,
2. Bowles, Joseph E. Foundation, Mc ITB’ 2006.
Graw – Hill, Inc, 1984.
3. Bowles, Joseph E. Physical And
Geotechnical Propertises Of Soils, Mc
Graw – Hill, Inc, 1984.

239

Anda mungkin juga menyukai