Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TENTANG

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

NAMA : SITI FATIMA NOMAI

KELAS : 1B KEPARAWATAN

NIM : 31440120049
BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

    Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu naungan atau berdampingan.
Tanggung Jawab adalah suatu kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya baik
disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung Jawab juga berati berbuat sebagai wujudan atas
perbuatannya. Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing-masing. Diantaranya tanggung
jawab seorang pelajar atau mahasiswa akan belajar, tanggung jawab seorang dosen kepada
mahasiswa atau mahasiswinya, tanggung jawab seorang presiden kepada negara dan rakyatnya,
tanggung jawab seorang ayah kepada istri dan anak-anaknya, dan tanggung jawab manusia kepada
Tuhan yang telah Menciptakan kita.

    Selain tanggung jawab, dalam diri manusia juga terdapat pengabdian. Pengabdian dapat diartikan
sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan
ataupun kepada bangsa dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan
kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang
diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya
berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada kedua orangtuanya,
biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya nantinya akan dibalas amalannya di
surga, ataupun pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan negaranya biasanya akan
diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara yang bersangkutan.

B.     RUMUSAN PEMBAHASAN

1. Apakah pengertian dari Manusia itu ?

2. Apakah pengertian dari Tanggung Jawab itu ?

3. Apakah macam-macam dari Tanggung Jawab ?

4. Apakah pengertian dari Pengadian dan Pengorbanan ?

C.    TUJUAN PEMBAHASAN

    Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang tanggung jawab
yang dialami oleh manusia dan bentuk-bentuk dari tanggung jawab yang dialami manusia. Selain itu
juga untuk mengetahui pengaruh tanggung jawab terhadap manusia.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MANUSIA


    Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki keunikan yang
menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak
dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia
terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.

    Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari kata
“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu
menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi,
manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi.

B.    PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB

    Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah
berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan
jawab dan menanggung akibatnya.

    Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau  perbuatannya yang disengaja
maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan
kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab.Disebut demikian
karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk
‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia
mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis.

    Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup sendirian dengan
perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam jaminan sosial harus
dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama.
Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks teologis.Manusia
sebagai makhluk individual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap dirinya (seimbangan
jasmani dan rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya).
Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki
kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat
keyakinannya terhadap suatu nilai.

    Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia sadar akan keyakinan dan
ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.

    Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang yang bertanggung
jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia
jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa
tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu
juga orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.

    Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan
terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu
kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.
Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

1. Kewajiban Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang. Contohnya undang-undang
larangan membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.

      2.  Kewajiban tidak Terbatas

Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung  jawab terhadap
kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.

Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,  karena orang tersebut dapat
menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang lain.
Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena ia tidak
mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman
sekarang sehubungan dengan masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan
moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggungjawaban.

Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba untuk berbuat adil. Tetapi adakalanya orang yang
bertanggung jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya
keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan mempertanggung jawabkan segala
sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman atau cobaan
kepada manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala perbuatannya.

C.     MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB

            Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk
itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam
usahanya itu manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan
Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau
hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung
jawab.

   1.   Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri

Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan
sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan
untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut
dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar
maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi
Tanggung Jawab.

    2.  Tanggung Jawab kepada keluarga

 Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga
orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab
kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab
juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.

    3.  Tanggung Jawab kepada masyarakat

Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota
masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat
oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung
jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi
pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia
membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam
kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.

Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan
jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain.
Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan
manusia dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan
harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.

Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih
baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang
lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang
dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam
masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya
untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab
manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.

   4.  Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara

Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu negara. Dalam
berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran
yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu
salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.

   5.  Tanggung Jawab kepada Tuhan

 Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan
Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran,
perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.

Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam
perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai
hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan
istilah agama atas segala dosanya.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak
bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat
kelak.

Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras
untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat
kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan
segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya,
atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada
Tuhan.

D.    PENGERTIAN PENGABDIAN DAN PENGORBANAN

            Wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
   A.  Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga
perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan
semua dilakukan dengan ikhlas.

Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita bekerja keras dari
pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti
mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain halnya jika keluarga kita
membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya
sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.

Macam-macam pengabdian :

              a. Pengabdian kepada keluarga

Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan cinta dan kasih
sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih
sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu
palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-
anak, istri kepada suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.

              b. Pengabdian kepada masyarakat

Manusia dalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang lain
saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau memesyarakatkan diri dan
selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan
oleh masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadai dan menyerah kepada masyarakat
lingkungannya.

Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau mengabdikan diri kepada
masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh karena nama baik
tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja masyarakat kampungnya terkenal
dengan “remaja berandal” suka berkelahi, mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka
bagaimanapun juga ia akan merasa malu.

              c. Pengabdian kepada Negara

Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara. Karena
itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam
bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.

              d. Pengabdian kepada Tuhan

Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan
manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada
Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha Esa. Selain itu
juga manusia harus menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

    B. Pengorbanan

    Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga
pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang
bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.
    Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila
kita membaca tau mendengarkan ceramah di masjid. Dari kisah para tokoh atau nabi, manusia
memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana mestinya wajib berkorban bagi orang yang mampu
atau orang memiliki harta yang lebih.

    Wajib korban ini telah dikisah pada jaman Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk
mengorbankan putra tunggalnya yang bernama Ismail. Walaupun Nabi Ibrahim sangat sayang pada
putranya tersebut, akan tetapi perintah Allah SWT untuk mengorbankan putranya tetap dipatuhi
dan dilaksanakan. Allah SWT menguji kesetiaan dan besarnya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi
Ibrahim sampai hati melihat pisaunya menancap dan dipotongkan keleher putranya yaitu Ismail,
tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian terbukti, bahwa putranya
yang mau dikorbankan kepada Allah SWT sudah berganti biri-biri.

     Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah SWT lebih tinggi kadarnya daripada
pengorbanan Nabi Ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang menjalankan ibadah haji di
Tanah Suci maupun umat islam di wilayah lain dengan mengorbankan ternak seperti kambing dan
sapi untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban atau pada hari raya Idul Adha.

     Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian
tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat
berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan dan
dilakukan.

     Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak
menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu.
Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian.

 
BAB II

PENUTUP

A.    KESIMPULAN 

        Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu keberanian.
Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala hal yang
telah dilakukan atau diperbuat menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur
terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang
yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya.
Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun
orang banyak.

        Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan
kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh
orang lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan,
sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma
serta nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan
pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan
manusia itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai