Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ADE WENGKI GREGORIUST TURNIP

NIM : 7192240003

JURUSAN : ILMU EKONOMI B-19

MATKUL : EKONOMI REGIONAL DAN PERKOTAAN

JAWABAN UTS EKONOMI REGIONAL DAN PERKOTAAN

1.

Tabel analisis Location Quotient ( LQ ) Provinsi Sumatera Utara

LQ
Sektor 2019 Kategor
Lapangan S DLQ i
Usaha L
Q
2014 2015 2016 2017 2018 2019 Rata- DLQ
rata
Pertanian, 1.89 1.91 1.93 1.96 1.98 2.00 1.95 3.03 Unggula
kehutanan, dan n
Perikanan
Pertambangan 0.14 0.15 0.16 0.17 0.17 0.18 0.16 1.47 Andalan
dan
Pengolahan
Industri 0.91 0.91 0.91 0.90 0.89 0.87 0.90 1.34 Andalan
pengolahan
Pengadaan 0.13 0.13 0.13 0.14 0.13 0.13 0.13 3.03 Andalan
listrik dan gas
Pengadaan air 1.18 1.17 1.19 1.21 1.18 1.16 1.18 0.74 Prospekti
f
Konstruksi 1.27 1.26 1.26 1.26 1.25 1.27 1.26 0.48 Prospekti
f
Perdagangan
besar dan
1.28 1.29 1.31 1.32 1.34 1.37 1.32 2.11 Unggula
eceran, reparasi
n
dan perawatan
mobil dan
sepeda
Motor
Transportasi dan 1.19 1.18 1.16 1.15 1.14 1.13 1.16 0.24 Prospekti
Pergudangan f
Penyediaan 0.73 0.75 0.76 0.77 0.78 0.80 0.77 1.03 Andalan
akomodasi dan
makan minum

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Sektor unggulan pertama yang
paling dominan menjadi sektor unggulan di 17 kabupaten adalah sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan. Berdasarkan pengklasifikasiannya maka hasil yang
diperoleh sesuai dengan tabel adalah;

Kabupaten dengan sektor unggulan pertanian, kehutanan, dan perikanan


yang berada pada kuadaran 3 adalah Nias, Tapanuli Tengah, Simalungun, Langkat,
Nias Selatan, Samosir, Padang Lawas, Labuhan Batu Selatan, Labuhan batu.Utara,
Nias Utara, Nias Barat. Ini berarti kondisi sektor unggulan di 11 kabupaten tersebut
memiliki pertumbuhan yang lambat, dan memiliki daya saing yang kurang baik.

Sedangkan kabupaten dengan sektor unggulan pertanian, kehutanan, dan


perikanan yang berada pada kuadaran 4 adalah Mandailing Natal, Labuhan Batu,
Asahan, Serdang Bedagai, Padang Lawas Utara, dan Labuhan Batu. Ini berarti
kondisi sektor unggulan di 6 kabupaten tersebut memiliki pertumbuhan yang
lambat, dan memiliki daya saing yang baik.
Sektor Basis / Non Basis meliputi
a. Basis Kuadran 1 sektor unggulan dibidang pertambangan dan pengolahan yaitu di Kabupaten
Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat dan Kota Tanjungbalai , serta (2) sektor jasa
pendidikan di Kabupaten Toba dan Karo

Sedangkan Kab/Kota lainnya Non – Basis

b. Basis Kuadran 2 dibidang sektor transportasi dan pergudangan di Kabupaten Deli Serdang.

Sedangkan Kab/Kota lainnya Non – Basis

c. Basis Kuadran 3 dibidang sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di Kabupaten Nias,
Tapanuli Tengah, Simalungun, Langkat, Nias Selatan, Samosir, Padang Lawas. Labuhan Batu
Selatan, Labuhan Batu Utara, Nias Utara, dan Nias Barat. Dibidang sektor industri pengolahan di
Kabupaten Batu Bara, dan Pematang Siantar. Serta dibidang sektor jasa keuangan di Kota
Tebing Tinggi, Medan, dan Binjai.

Sedangkan Kab/Kota lainnya Non – Basis

d. Basis Kuadaran 4 dibidang sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di Kabupaten


Mandailing Natal, Labuhan Batu, Asahan, Pakpak Bharat, Serdang Bedagai, dan Padang Lawas
Utara. Dan dibidang sektor industri pengolahan di Kabupat di Labuhan Batu, Asahan, Deli
Serdang, Labuhan Batu Selatan, dan Labuhan Batu Utara. Dibidang sektor jasa keuangan di
Kota Pematang Siantar, Padang Sidimpuan, dan Gunung Sitoli. Dibidang sektor pengadaan
listrik dan gas di Kabupaten Tapanuli Tengah, Padang Lawas, Nias Utara, dan Kota Padang
Sidimpuan. Serta Dibidang sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib
di Kabupaten Tapanuli Selatan. Dan penggolongan sektor unggulan dari sisi makro atau secara
agregat di Provinsi Sumatera Utara dimana terdapat 3 sektor unggulan diantaranya

Sedangkan Kab/Kota lainnya Non – Basis


2. Indeks Williamson

kabupaten/kota jumlah penduduk PDRB Perkapita PDRB Kapita Peluang Penduduk


2018 2018 (Y) Pi/IP
1. Nias 142.840 17083165,61 120 0,009908854
2. Mandailing Natal 443.490 20077433,97 45,271447 0,030765034
3. Tapanuli Selatan 280.283 32830960,66 117,13504 0,019443316
4. Tapanuli Tengah 370.171 18040974,71 48,736867 0,025678873
5. Tapanuli Utara 299.881 18374588,91 61,272935 0,020802835
6. Toba Samosir 182.673 28735785,01 157,30724 0,012672081
7. Labuhanbatu 486.480 45453757,11 93,433969 0,033747264
8. Asahan 724.379 34298167,27 47,348373 0,050250389
9. Simalungun 863.693 30098896,98 34,849069 0,059914643
10. Dairi 283.203 22131904,16 78,148551 0,019645877
11. Karo 409.675 33548968,75 81,891667 0,028419278
12. Deli Serdang 2.155.625 31703565,78 14,707366 0,149536353
13. Langkat 1.035.411 27206663,23 26,276197 0,071826772
14. Nias Selatan 317.207 12669143,62 39,939672 0,022004745
15. Humbang 188.480 20936543,77 111,08098 0,013074914
Hasundutan
16. Pakpak Bharat 48.119 16729545,36 374,67026 0,003338029
17. Samosir 125.816 23301473,13 185,20278 0,008727894
18. Serdang Berdagai 614.618 29972080,67 48,765381 0,042636235
19. Batu Bara 412.992 55687745,96 134,83979 0,028649379
20. Padang Lawas 267.771 29095951,82 108,65983 0,018575355
21. Padang Lawas 275.515 27346228,81 99,254955 0,019112558
22. Labuhanbatu 332.922 53459815,88 160,5776 0,023094899
23. Labuhanbatu Utara 360.926 45475598,35 125,99701 0,025037545
24. Nias Utara 137.002 16267982,71 118,74267 0,00950387
25. Nias Barat 81.663 14448585,29 176,9294 0,005664987
71. Sibolga 87.317 38868881,79 445,14678 0,006057206
72. Tanjungbalai 173.302 31584351,44 182,25036 0,012022012
73. pematangsiantar 253.500 36174302,56 142,69942 0,017585371
74. Tebing Tinggi 162.581 23130036,87 142,26777 0,011278293
75. Medan 2.264.145 65369990,65 28,871822 0,157064418
76. Binjai 273.892 28144644,42 102,75818 0,01899997
77. PadangSidimpuan 218.892 18451717,81 84,29599 0,015184604
78. Gunungsitoli 140.927 22940736,16 162,78453 0,009776148
Sumatera Utara 14.415.391 35570705,51 117
Nilai Tengah Kuadrat Simpangan nilai peluang penduduk x kuadrat
Pendapatan/kapita tengah pendapatan/kapita simpangan nilai tengah
( Yi-ȳ) (Yi-ȳ)±2 pendapatan kapita (Pi/IP)±(Yi-ȳ)±2
2 4,756950046 0,047135922
-72 5204,759715 160,1246117
0 0,078639102 0,001529005
-69 4716,7502 121,1208311
-56 3151,983998 65,57020295
40 1591,353319 20,16575789
-24 575,1122863 19,40846584
-70 4909,397698 246,6991422
-83 6817,210158 408,4507103
-39 1541,890713 30,29179545
-36 1261,94039 35,8634344
-103 10548,95412 1577,452129
-91 8306,366662 596,6195028
-77 6002,498849 132,0834553
-6 40,12568771 0,524639923
230 53017,2706 176,9732118
68 4595,119908 40,10571801
-69 4712,834438 200,9375172
17 303,6070486 8,698153399
-9 76,66115679 1,843838512
-18 329,8042301 6,303402555
43 1862,969715 43,02509752
9 73,64294369 1,843838512
1 1,76145549 0,016740644
60 3541,90772 20,06486054
328 107407,8162 650,5913219
65 4203,562948 50,53528316
25 639,2781716 11,24194387
25 617,6371088 6,965892135
-89 7839,977221 1231,381461
-15 214,835972 4,081877074
-33 1096,899801 16,65598881
45 2058,352282 20,12275713
5905,392417
76,84655111
IW 0,654484053
Tingkat ketimpangan PDRB perkapita antar kabupaten/Kota memberikan gambaran
tentang perkembangn pembangunan di Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.Untuk
memberikan gambaran tentang kondisi,perkembangan daerah di wilayah Provinsi Sumatera
Utara dan disparitas pendapatan yang dilihat dari PDRB per kapita
antarKabupaten/Kota,kemudian dianalisis menggunakan Indeks ketimpangan Williamson.

Tabel tersebut menunjukkan angka ketimpangan PDRB perkapita antar Kabupaten/Kota


di Provinsi Sumatera Utara selama periode tahun 2018 yaitu indeks Williamson sebesar
0,654484053.Angka ini menunjukkan bahwa Provinsi Sumatera Utara distribusi pendapatannya
tidak merata,dengan kata lain mengalami ketimpangan/disparitas pendapatan yang tinggi.

3. Menurut Arsyad (2010), analisis shift share bertujuan untuk menentukan kinerja
perekonomian daerah. Teknik analisis shift share membagi pertumbuhan sebagai perubahan
(D) suatu variabel wilayah, seperti tenaga kerja, nilai tambah, pendapatan atau output,
selama kurun waktu tertentu menjadi pengaruh-pengaruh: pertumbuhan nasional (N),
industri mix/pertumbuhan proporsional (M), dan keunggulan kompetitif (C). Menurut
Tarigan (2009), analisis shift share membandingkan perbedaan laju pertumbuhan berbagai
sektor (industri) di daerah dengan nasional. Lebih lanjut Hidayat (2013) melaporkan bahwa
teknik analisis shift share membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel
wilayah, seperti tenaga kerja, nilai tambah, pendapatan atau output, selama kurun waktu
tertentu menjadi pengaruh pengaruh pertumbuhan nasional (N), industri mix/bauran industri
(M), dan keunggulan kompetitif ( C ). Analisis shift share digunakan untuk melihat
kecenderungan transformasi struktur perekonomian wilayah. Analisis ini mengasumsikan
pertumbuhan suatu wilayah dapat dibagi ke dalam tiga komponen.
Pada tabel 5.13 secara sektoral dapat dilihat bahwa peningkatan sektoral terbesar terdapat
pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar Rp.
6687709,18juta. Komponen PR terkecil yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar
Rp. 451,40 juta.

Pada tabel dapat dilihat bahwa beberapa Sektor mengalami penurunan kontribusi
terhadap PDRB Kota Medan. Sektor yang memiliki nilai PP terbesar (PPij > 0) adalah sektor
Informasi dan Komunikasi sebesar Rp. 1011562,24 juta, sektor ini sangat baik dikembangkan di
Kota Medan karena sektor ini mengalami pertumbuhan yang baik. Sektor yang memiliki nilai
PP terkecil (PPij < 0) adalah sektor industri pengolahan.

Jika PPWij > 0, maka sektor i tergolong memiliki daya saing baik, sedangkan jika PPWij
< 0, maka sektor i tersebut digolongkan yang mempunyai daya saing yang kurang baik. Sektor
yang memiliki nilai PPWij yang positif yaitu sektor Jasa lainnya, Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial, Jasa Pendidikan, Jasa Perusahaan, Real Estat, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor, Konstruksi dan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang. Hal ini berarti sektor – sektor ini memiliki daya saing yang baik dibandingkan
dengan wilayah lainnya di Provinsi Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai