Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

GEA (GASTROENTESTINAL AKUT)

A. PENGERTIAN

Gastroenteritis Akut adalah Gastroenteritis Akut (GEA) adalah buang air

besar yang tidak normal atau berbentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih

banyak dari biasanya.

Gastroenteritis adalah infeksi yang terjadi pada usus atau perut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah flu

perut, flu lambung, atau virus perut. Infeksi ini menyebabkan terjadinya mual,

muntah, diare, kram perut, dan terkadang demam.

Gastroenteritis menyebar melalui kontak jarak dekat dengan orang yang sudah

terinfeksi atau karena mengonsumsi makanan dan/atau minuman yang

terkontaminasi. Infeksi ini mudah sekali menyebar di fasilitas umum yang tertutup,

seperti di dalam ruang kelas, tempat perawatan anak, dan ruang perawatan umum.
B. ETIOLOGI (PENYEBAB)

1. Bakteri, seperti Campylobacter bacterium.

2. Parasit, seperti Entamoeba histolytica dan Crystosporidium.

3. Obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, antasida, atau obat kemoterapi.

4. Logam berat, seperti timbal, arsen, atau merkuri, yang terhirup dari udara atau

terkandung dalam air mineral.

5. Adanya virus seperti :

 Rotavirus, virus yang menular melalui mulut ini cenderung menginfeksi

bayi dan anak-anak karena anak-anak sering memasukkan jari atau benda

terkontaminasi lain ke dalam mulutnya.

 Norovirus, virus jenis ini bisa menginfeksi siapa saja pada usia berapa

pun, baik dewasa maupun anak-anak. Kebanyakan kasus keracunan

makanan yang terjadi di seluruh dunia disebabkan oleh virus ini.

C. MANIFESTASI KLINIS

 Sakit dan kram perut.

 Diare berair

 Dehidrasi

 Mual dan muntah (darah)


 Kehilangan nafsu makan.

 Penurunan berat badan.

 Terkadang muncul demam, sakit kepala, dan sakit otot

 Muntah darah

 Demam di atas 40 derajat Celsius.

 Mengalami gejala dehidrasi, seperti kurang buang air kecil dan mulut yang

kering.

 Buang air besar disertai darah.

D. PATOFISIOLOGI

Gastroenteritis yang paling banyak adalah melalui infeksi rotavirus. Zat

enterotoksin yang dikeluarkan virus ini akan menyebabkan terjadinya lisis sel

enterosit traktus gastrointestinal. Transmisi penyakit ini umumnya adalah melalui

rute fekal-oral dari makanan dan minuman yang terkontaminasi agen kausal

penyakit. Rotavirus yang masuk ke dalam mulut akan menginfeksi lapisan mukosa

usus kecil, bereplikasi, kemudian virions akan dilepaskan ke dalam lumen usus,

dan melanjutkan replikasi pada area lebih distal dari usus kecil. Masa inkubasi

rotavirus adalah sekitar dua hari.


E. PATHWAY
F. PENCEGAHAN
 Mencuci tangan

 Selalu memakai peralatan pribadi

 Menjaga jarak dengan orang yang terkena gastroenteritis.

 Membersihkan barang-barang, tempat, dan juga permukaan yang disentuh

oleh orang yang sudah terinfeksi gastroenteritis.

 Hindari mengonsumsi makanan mentah, baik sayuran maupun buah-buahan

yang sudah dikupas atau disentuh oleh tangan orang lain.

 Jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan matang. Pastikan

meminta orang yang untuk memasaknya hingga matang.

 Belilah air minum dalam kemasan untuk menghindari mengonsumsi air yang

terkontaminasi. Termasuk saat menggosok gigi, disarankan tetap

menggunakan air kemasan.

 Hindari mengonsumsi es batu yang kebersihannya tidak terjamin, bisa jadi air

yang digunakan untuk membuat es sudah terkontaminasi oleh virus.

G. PENGOBATAN

 Antibiotik, seperti amoxicillin, jika gastroenteritis disebabkan oleh infeksi

bakteri.

 Antijamur, seperti nystatin, untuk menangani gastroenteritis yang disebabkan

infeksi jamur.
 Loperamide, untuk meredakan diare.

H. KOMPLIKASI

 Pusing

 Mudah lelah dan mengantuk

 Rasa haus terus-menerus

 Mulut kering

 Urine berwarna pekat atau gelap

I. PENATALAKSANAAN

 Pemberian cairan untuk rehidrasi

 Antibiotik bila diperlukan

 Seng

 Nutrisi

 Edukasi

DAFTAR PUSTAKA
Blum, C. &Adams, D. Who Did the First Laparoscopic Cholecystectomy?. Journal of

Minimal Access Surgery 2016;7:165-168.

Ferri, F.F. Cholelithiasis. Diakses di http://www.expertconsult.com pada tanggal 14

Februari 2016.

Saeed, T, et.al. 2017. Comparative Study of Laparoscopic Versus Open

Cholecystectomy. Paskistan Journal of Surgery 2007;23:96-99.4 6. Karaman, Y. etal.

Post – Laparascopic Chol

Sudoyo Aru, dkk. (2017). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis & NANDA NIC NOC. (jilid 1). Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai