Anda di halaman 1dari 3

Barometer, Volume X No.

X, Bulan Tahun, Halaman 1

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENENTUAN LOKASI


DISTRIBUTED GENERATOR UNTUK MENGURANGI RUGI DAYA AKTIF DAN
JATUH TEGANGAN
1
Yoakim Simamora,
1
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
1
yoakimsimamora@unimed.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Dalam perkembangannya sistem distribusi listrik menjadi semakin besar dan
Diterima : kosongkan kompleks sehingga menyebabkan rugi-rugi daya yang lebih tinggi dan penurunan
Direvisi : kosongkan profil tegangan. Studi menunjukkan bahwa 10-15% dari total daya yang
Disetujui : kosongkan
dihasilkan hilang sebagai kerugian I2R pada tingkat distribusi, yang menyebabkan
peningkatan biaya energi dan profil tegangan yang buruk sepanjang penyulang
distribusi. Metode yang paling umum digunakan untuk menambah stabilitas
Kata Kunci :
Algoritma Genetika, Distributed tegangan sistem distribusi adalah penentuan lokasi distributed generator (DG).
Generator, Jatuh Tegangan, Rugi Daya Pada penelitian ini digunakan plant standar IEEE 33 Bus untuk mendapatkan
aliran daya awal yang akan dioptimasi dengan fungsi objektif perbaikan profil
tegangan dan penurunan rugi daya menggunakan algoritma genetika. Metode ini
merepresentasikan analisa untuk menemukan keadaan yang optimal dalam
penentuan lokasi, dan ukuran DG. Pada jurnal ini akan dilakukan 5 skenario
penempatan DG pada jaringan Distribusi menggunakan algorima genetik,
simulasi dilakukan secara bertahap yaitu menempatkan satu hingga empat DG
yang selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi awal (tanpa penempatan
DG). Dari hasil simulasi dapat meunjukkan perbaikan profil tegangan dan
penurunan rugi daya pada sistem distribusi 33 bus, peebaikan rugi daya sebesar
36,11% (129,23 kW) hasil penempatan satu DG, 56,62 % (87,61 kW) hasil
penempatan dua DG, 64,24% (72,33 kW) hasil penempatan tiga DG, dan 65,72%
(69,314) kW untuk hasil penempatan empat DG. Serta perbaikan profil tegangan
sebesar 4,22% hasil penempatan satu DG, 5,7% hasil penempatan dua DG, 5,2%
hasil penempatan tiga DG, dan 6,3% untuk hasil penempatan empat DG.

I. PENDAHULUAN minimal pada konfigurasi jaringan yang tetap untuk semua


Sistem distribusi merupakan salah satu komponen kasus dengan beban yang berbeda. Sehingga untuk
penting dari suatu sistem tenaga listrik karena sistem memenuhi kebutuhan level beban tersebut, jaringan
distribusi berhubungan langsung dengan pengguna energi distribusi perlu diintegrasikan dengan DG. Pemilihan
listrik. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia lokasi DG yang tepat diharapkan mampu meminimalkan
mengakibatkan permintaan energi listrik juga meningkat. deviasi tegangan yang terjadi pada sistem Distribusi [3].
Dengan adanya penambahan beban pada jaring listrik Berdasarkan data yang didapatkan dari aliran daya
sistem distribusi akan dioptimasi dengan fungsi obyektif
distribusi mengakibatkan terjadi perluasaan atau
meminimalkan rugi daya aktif dan jatuh tegangan.
penambahan jaring Distribusi [1]. Jika beban semakin Algoritma optimasi yang akan digunakan untuk
besar maka arus yang mengalir pada jaring semakin besar. meminimalkan deviasi tegangan adalah algoritma genetika
Hal ini juga berpengaruh terhadap kerugian daya dan Metode ini merepresentasikan analisa untuk menemukan
tegangan jatuh. Metode yang paling umum digunakan keadaan yang optimal dalam penentuan lokasi dan ukuran
untuk menambah stabilitas tegangan distribusi tenaga distributed generator (DG).
listrik adalah penentuan lokasi distributed generator (DG) II. METODE PENELITIAN
[2].
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang penulisan
Secara umum, pendekatan placement dan sizing heading. Heading pertama merupakan bab dari penelitian
distributed generator dapat diklasifikasikan menjadi dua Anda, dituliskan dengan ukuran 10pt center dengan rincian
kelompok utama adalah heuristik dan artificial intelligence angka romawi, small caps, tanpa bold dan italic. Jarak dari
(AI). Sistem distribusi pada umumnya dioperasikan secara heading level pertama ke paragraph adalah satu spasi. Jika
radial. Dalam strategi konfigurasi sistem distribusi yang heading Anda melebihi satu, gunakan level kedua heading
bersifat radial, setiap beban dilayani oleh satu sumber seperti di bawah ini.
sehingga perlu adanya pengoptimalan operasi jaringan.
A. Heading level kedua
Deviasi tegangan pada sistem distribusi tidak akan menjadi

ISSN: 1979-889X (cetak), ISSN: 2549-9041 (online)


http://www.journal.unsika.ac.id
JUDUL ARTIKEL DITULIS DENGAN HURUF KAPITAL 2

Heading pada level kedua dituliskan dengan ukuran font 8 pt tanpa bold dan italic yang diawali dengan
menggunakan huruf besar dan huruf kecil. Heading penomoran menggunakan angka arab tanpa titik.
dituliskan rata kiri 10 pt dengan rincian menggunakan Keterangan gambar harus terlihat langsung di bawah
huruf kapital dengan hanging 0.3” tanpa bold dan italic. gambar. Seluruh gambar harus diberi penomoran secara
1. Heading level ketiga berurutan.
Heading pada level ketiga dituliskan dengan
menggunakan huruf besar dan huruf kecil. Heading
dituliskan rata kiri 10 pt dengan rincian menggunakan
angka arab dengan hanging 0.3” tanpa bold dan italic.
Hindari penggunaan heading lebih dari tiga level. Rincian
singkat dapat menggunakan huruf kecil seperti berikut:
a. Rincian satu
b. Rincian dua
c. Dan seterusnya

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Aturan pembaban pada jurnal ini, yaitu: 1.
Pendahuluan, 2. Metode Penelitian, 3. Hasil dan Gambar 1 Huruf kapital hanya pada awal kalimat
Pembahasan, dan 4. Kesimpulan.
C. Grafik
A. Tabel
Tabel dituliskan di pinggir kiri (left alignment)
dengan ukuran font minimum 8 pt. Tabel sebisa mungkin
tidak terputus. Jika terpaksa bersambung, beri judul kolom
pada tabel lanjutan. Tabel dibuat tidak melebihi batas
margin. Jika tabel memerlukan ruang yang luas, tabel dapat
dibuat dengan menggunakan halaman tanpa dibagi dua
kolom dengan sisa halamannya digunakan untuk isi naskah
yang dibagi ke dalam dua kolom kembali.
Setiap tabel harus dirujuk pada paragraf sebagai
penjelasan. Contoh, Tabel I menunjukkan contoh tabel.
Gambar 9 (a) Grafik pengaruh tekanan dan (b) suhu pada adsorpsi
Keterangan pada tabel dituliskan di atas tabel dengan hidrogen [75]
ukuran font 8pt, small caps, center, tanpa bold dan italic
dengan diawali penomoran menggunakan angka romawi.. D. Penulisan Persamaan Matematika
Keterangan pada tabel harus terlihat langsung di atas tabel.
Persamaan matematika harus diberi nomor secara
berurutan yang dimulai dari (1) sampai akhir paper.
TABEL I Penomoran harus diawali dan diakhiri dengan kurung buka
KETERANGAN TABEL SMALL CAPS 8 PT dan kurung tutup tanpa titik-titik. Tambahkan spasi satu
A B C D E baris kosong di atas dan di bawah persamaan. Ukuran pada
persamaan adalah 10 pt dengan menyisipkan (insert)
equation untuk menuliskan persamaan matematika dengan
style math.

B. Gambar E=mc2 (1)



Gambar diletakkan di tengah halaman (center
alignment) dengan resolusi yang memungkinkan untuk ∫ ❑ 1x dx=ln|x|+ c

terlihat jelas (gambar tidak kabur). Gambar tidak perlu (2)
dibingkai dan sebisa mungkin tidak terputus. Jika gambar
memerlukan ruang yang luas, gambar dapat dibuat dengan Semua penulisan variabel ditulis dengan italic,
menggunakan halaman tanpa dibagi dua kolom dengan sisa
contoh, X 1 , … , X n. Y i ,i=1, … , n . Gunakan tanda ” :
halamannya digunakan untuk isi naskah yang dibagi ke
dalam dua kolom kembali. ”untuk jelaskan arti variabel dan ”=” jika variabel tersebut
Setiap gambar harus dirujuk pada paragraf sebagai bernilai sebuah angka atau persamaan. N : jumlah data,
penjelasan. Contoh, Gambar 1 menunjukkan contoh X =1. Penulisan angka desimal dipisahkan dengan koma
gambar. Pada setiap gambar harus diberikan keterangan di ”,” dan bila lebih dari satu gunakan titik koma, ”;”, sebagai
bawah gambar. Keterangan gambar dituliskan dengan pemisah, misalkan (0,123; 123,456; 456,789).
huruf kecil kecuali pada karakter pertama di setiap kalimat.
Penulisan berada di tengah halaman (center) dengan E. Teorema dan Lemma

ISSN: 1979-889X (cetak), ISSN: 2549-9041 (online)


http://www.journal.unsika.ac.id
Barometer, Volume X No.X, Bulan Tahun, Halaman 3

Section, teorema, lemma, corollary, proposisi, [5] http://www.itu.int/ITU-D/ict/statistics/, diakses


contoh, remark ataupun catatan, contoh, gambar dan tabel Oktober 2010.
harus diberi nomor secara berturutan untuk tiap kategori.
Statement pada teorema, lemma, corollary, dan proposisi LAMPIRAN
harus ditulis dalam italic. Jika ada, tuliskan lampiran di sini.

F. Referensi
Referensi yang digunakan dalam paper disebutkan
dengan mengggunakan penomoran sesuai dengan urutan
kemunculan dalam paper yang diawali dan diakhiri dengan
kurung siku, contoh [1], [2], dst. Penomoran tersebut
merupakan bagian di dalam kalimat sebelum tanda titik.
Setiap penggunaan referensi di dalam naskah harus
dituliskan detail referensinya pada bagian daftar pustaka
berdasarkan urutan penomoran dalam naskah. Jangan
menuliskan referensi yang tidak dirujuk dalam naskah.
Penulisan daftar pustaka dimulai dari nama pengarang,
judul jurnal/buku/proceeding, nama penerbit atau instansi
atau nama konferensi, tahun publikasi. Nama jurnal, nama
konferensi, dan judul buku harus ditulis dalam italic dan
setiap huruf pertama pada judul yang bukan merupakan
kata sambung ataupun artikel ditulis dengan huruf kapital.
Contoh penulisan daftar pustaka dapat dilihat pada bagian
daftar pustaka. Contoh 1 adalah contoh penulisan referensi
dari buku, contoh 2 adalah contoh penulisan referensi dari
jurnal, contoh 3 adalah contoh penulisan referensi dari
proceeding suatu conference, contoh 4 adalah contoh
penulisan referensi dari thesis, dan contoh 5 adalah contoh
penulisan dari internet. Jumlah daftar pustaka yang
digunakan adalah minimal 10 rujukan dengan minimal 1
artikel rujukan dari publikasi internasional.

IV. KESIIMPULAN

Tuliskanlah kesimpulan dari paper anda dalam bentuk


narasi dan bukan bukan dalam bentuk bullet ataupun
numeral. Penulisan kesimpulan tanpa diikuti saran.

UCAPAN TERIMA KASIH

Jika ada, tuliskan ucapan terima kasih di sini.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Ahsyari, Agus., Manajemen Produksi: Pengendalian


Produksi, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta, 1987.
[2] Davis, Fred D., User acceptance of information
tehcnology: Toward a unified view, Management
Information System Quarterly, Volume 27, 2003, pp.
425 – 478.
[3] Wiratmadja, Iwan, Govindaraju, R., Athari, N. The
Development of Mobile Internet Technology
Acceptance Model, 2012 IEEE 6th International
Conference on Management of Innovation &
Technology, Bali, Indonesia, Juni, 2012, pp. 384 – 388.
[4] Kusumaningrum, Endang W., Pengembangan Model
Penerimaan Mobile Internet pada Telepon Seluler
Bagi Pengguna Remaja Akhir. Tesis, Program Magister
Teknik dan Manajemen Industri, Institut Teknologi
Bandung, 2003.

ISSN: 1979-889X (cetak), ISSN: 2549-9041 (online)


http://www.journal.unsika.ac.id

Anda mungkin juga menyukai