Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SANITASI INDUSTRI
“Pengawasan, Dampak dan Penanggulangan Udara di Industri
Pertambangan”

Disusun Oleh :

Kelas 2A Sanitasi
Kelompok 2
Audia Artika Rianti : PO7233319 688
Audra Pajari : PO7233319 689
Indah Lestari Siregar : PO7233319 698
Resty Apriliani Putri :PO7233319 715
Vargas Biliansyah : PO7233319721

Dosen Pengampu :
Luh Pitriyanti M.kes
Gina dwi nur kusuma SST

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Prodi DIII Sanitasi
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia- Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar yang telah
memberikan tugas makalah yang berjudul
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah ibu Luh Pitriyanti M.kes Dan ibu
GinaDwi Nur Kusuma SST yang telah banyak memberikan petunjuk dalam pembuatan makalah ini,
Selanjutnya kepada orang tua dan teman-teman yang telah memberikan dukungan materil maupun moril.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan , agar pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik
lagi. Harapan kami semoga makalah ini bisa menjadi bekal pembelajaran kami untuk kedepannya.

26 April 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
2.1. Pengawasan Kualitas Udara di Industri Pertambangan.....................................................................5
2.2. Dampak Pencemaran Udara..............................................................................................................8
2.3. Penanggulangan dari Pencemaran Udara.........................................................................................9
BAB III........................................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................................11
3.1. Kesinpulan......................................................................................................................................11
3.2. Saran...............................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan untuk upaya pencarian, penambangan,


pengolahan, pemurnian, pemanfaatan dan penjualan bahan galian. Kehadirannya
kegiatan pertambangan dan kegiatan pembangunan ini mendorong pemerintah untuk
mengaturnya kegiatan tersebut dalam undang-undang. Usaha pertambangan pada dasarnya
merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam tambang (bahan
galian) yang tedapat di dalam bumi Indonesia

Udara merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan manusia, karena udara
adalah sumber kehidupan manusia. Udara yang dibutuhkan manusia adalah udara yang sehat dan
alami. Industri pertambangan adalah penyumbang polusi yang cukup besar sehingga daerah
industri merupakan daerah yag udaranya kurang sehat. Secara umum daerah yang dikatakan
daerah industri adalah daerah yang memiliki pabrik-pabrik besar sehingga setiap orang yang
akan memasuki dan tinggal didaerah tersebut harus mempersiapkan diri dengan kondisi tersebut,
begitupula dengan para pekerja sudah siap dengan perlindungan kesehatan mereka.

1.2 Rumusan Masalah

1. bagaimana pengawasan udara di industri pertambangan ?


2. bagaimana dampak dari pencemaran udara di industri pertambangan ?
3. bagaimana penanggulangan dari pencemaran udara di industri pertambangan ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana pengawasan udara di industri pertambangan.


2. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari pencemaran udara di industri pertambangan.
3. Untuk mengetahui bagaimana penanggulangan dari pencemaran udara diindustri
Pertambangan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengawasan Kualitas Udara di Industri Pertambangan

TABEL BAKU MUTU EMISI UDARA

NO PARAMETER KADAR PALING TINGGI

(mg / m3)

1. Bukan Logam
a.Amonia (NH3) 0,5
b.Gas Klorin (Cl2) 10
c. Hidrogen Klorida (HCl) 5
d. Hidrogen Fluorida (HF) 10
e. Nitrogen Oksida (NO2) 1000
f. Opasitas (%) 30
g. Partikel 350
h. Sulfur Dioksida (SO2) 800
i.Total Sulfur Tereduksi (H2S) 35

2. Logam
a.Air Raksa (Hg) 5
b.Arsen (As) 8
c.Antimon (Sb) 8
d.Kadmium (Cd) 8
e.Seng (Zn) 50
f.Timah Hitam (Pb) 12
Catatan :
Volume Gas dalam keadaan standar yaitu 250C (dua puluh lima derajat selsius) dan tekanan 1
(Satu) Atmosper
TABEL BAKU MUTU EMISI PROSES PEMBAKARAN

N KADAR PALING
O TINGGI
KAPASITAS PARAMETER (mg / Nm3)
BAHAN BAHAAN
BAKAR BAKAR
MINYAK GAS
1. 570 Kw Nitrogen Oksida
(NOX) dinyatakan 1000 400
sebagai NO2
Karbon Monoksida 600 500
(CO)
570 Kw Total Partikulat 150 50
Sulfur Dioksida SO2) 800 150
Nitrogen Oksida
(NOX) dinyatakan 1000 400
sebagai (NO2)
Karbon Monoksida 600 500
(CO)
Catatan : * tidak berlaku untuk nikel matte (sudah termasuk neraca masa)

Keterangan :
Volume gas diukur dalam keadaan standar yaitu 25 0C (Dua puluh lima derajat selsius ) dan 1
(Satu) atmosper, dan semua parameter dikoreksi dengan oksigen (02) Sebesar 13% (Tigas belas
persen).

PENENTUAN KATEGORI ISPU

A. Kategori Rentang ISPU


Kategori Status Warna Angka Rentang
Baik Hijau 1 – 50
Sedang Biru 51 – 100
Tidak Sehat Kuning 101 – 200
Sangat Tidak Sehat Merah 201 – 300
Berbahaya Hitam 300

B. Penjelasan Nilai ISPU


Kategori Keterangan Apa Yang Harus dilakukan
Baik Tingkat kualitas udara yang Sangat baik melakukan
sangat baik, tidak kegiatan di luar
memberikan efek negatif
terhadap manusia, hewan,
tumbuhan.
Sedang Tingkat kualitas udara Kelompok sensitif:
masih dapat diterima pada Kurangi aktivias fisik yang
kesehatan manusia, hewan, terlalu lama atau berat
tumbuhan.
Setiap orang :
Masih dapat beraktivitas di
luar
Tidak Sehat Tingkat kualitas udara Kelompok sensitif:
bersifat merugikan pada
manusia, tumbuhan, hewan Boleh melakukan aktivitas
di luar , tetapi mengambil
rehat lebih sering dan
melakukan aktivitas
ringan.Amati gejala berupa
batuk atau nafas sesak.
Penderita asma harus
mengikuti petunjuk
kesehatan untuk asma dan
menyimpan obat asma.
Penderita penyakit jantung :
Gejala seperti
palpitasi/jantung berdetak
lebih cepat , sesak nafas,
atau kelelahan yang tidak
biasa mungkin
mengindikasikan masalah
serius.

Setiap orang:
Mengurangi aktivitas fisik
yang terlalu di luar ruangan
Sangat Tidak Sehat Tingkat kualitas udara yang Kelompok sensitif :
dapat meningkatkan resiko Hindari semua aktivitas di
kesehatan pada sejumlah luar. Perbanyak aktivitas di
segmen populasi yang dalam ruangan atau lakukan
terpapar. penjadwalan ulang pada
waktu dengan kualitas udara
yang baik

Setiap orang :
Hindari aktivitas fisik yang
terlalu lama di luar ruangan,
pertimbangkan untuk
melakukan aktivitas di
dalam ruangan

Berbahaya Tingkat kualitas udara yang Kelompok sensitif :


dapat merugikan kesehatan Tetap di dalam ruangan dan
serius pada populasi dan melakukan sedikit aktivitas
perlu penangaanan
Setiap orang :
Hindari semua aktivitas di
luar

2.2. Dampak Pencemaran Udara

Menurut WHO, saat ini 9 dari 10 orang bernafas di udara yang tercemar. Dampak
pencemaran udara juga sudah membunuh sekitar 7 juta orang setiap tahunnya. Meski dampaknya
mungkin tidak akan langsung terlihat, namun secara jangka panjang, udara kotor yang terus
menerus kita hirup bisa menyebabkan kondisi-kondisi di bawah ini:
1. Membuat asma kambuh
Partikel-pertikel polusi udara dan debu bisa membuat tingkat kekambuhan asma meningkat.
2. Bisa menimbulkan kanker paru-paru
Zat-zat berbahaya yang terdapat di udara kotor, juga disebutkan bisa menimbulkan kanker paru-
paru.
3. Meningkatkan risiko sakit jantung
Zat berbahaya seperti karbon hitam dan nitrogen oksida, yang terdapat pada asap kendaraan,
dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
4. Jadi lebih mudah terkena infeksi
Polusi udara bisa meningkatkan kejadian infeksi paru-paru, terutama pada anak-anak.
5. Bisa menghambat perkembangan anak
Paparan terhadap udara yang berkualitas buruk, bisa menghambat perkembangan paru-paru pada
anak. Akibatnya, paru-paru tidak bisa berfungsi dengan optimal saat dewasa.
6. Membuat jaringan di paru-paru meradang
Dampak pencemaran udara ini bisa menyerang orang yang paru-parunya sehat, maupun individu
dengan riwayat asma dan penyakit paru lainnya.
7. Meningkatkan risiko berat badan lahir rendah pada janin
Paparan polusi udara pada ibu hamil, bisa meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, hingga
kematian bayi.
8. Bisa menimbulkan penyakit paru lainnya
Dampak pencemaran udara yang paling umum, seperti batuk dan sesak napas bisa terjadi.
Namun, kondisi lain seperti penyakit paru obstruktif kronis juga bisa bertambah parah, dengan
adanya udara yang kotor.
9. Bisa mempercepat kematian
Jika tubuh terpapar udara yang kotor secara terus-menerus dalam jangka panjang, maka angka
harapan hidup juga akan semakin pendek.

2.3. Penanggulangan dari Pencemaran Udara

1. Membuat undang-undang dan peraturan yang baik tentang pengendalian polusi udara seperti 
peraturan standar baku mutu udara ambien yang sesuai standar WHO dan peraturan menyangkut
penggunaan bahan bakar kendaraan sesuai standar, peraturan tentang uji emisi kendaraan
bermotor, peraturan untuk mengurangi emisi polusi udara dari industri, dan lain-lain. 2.
Koordinasi lintas sektoral yang lebih baik termasuk dengan akademisi dan organisasi profesi
untuk menangani masalah polusi udara seperti kajian dan penelitian untuk mengetahui sumber-
sumber polusi udara di wilayah perkotaan (emissions inventory), kajian untuk menilai dampak
kesehatan polusi udara pada masyarakat dan upaya-upaya untuk mengatasi masalah polusi udara
secara lintas sektoral.
3. Melakukan upaya-upaya memperbaiki kualitas udara dengan berbagai langkah untuk
mengurangi/menurunkan polusi udara seperti menggaiakkan dan menerapkan uji emisi
kendaraan bermotor yang memasuki wilayah perkotaan terutama untuk kendaraan umum atau
kendaraan angkutan barang dan melaksanakan pemantauan emisi polusi udara dari industri dan
memberikan hukuman tegas bagi industri tidak ramah lingkungan.
4. Mendorong pembukaan pembangkit listrik tenaga alternatif seperti tenaga angin, tenaga
ombak, atau tenaga matahari untuk mengurangi emisi polusi udara dari pembangkit listrik.
5. Membuat sarana transportasi massal yang aman, nyaman, murah, ramah lingkungan dan
mudah diakses oleh masyarakat.
6. Membuat lapangan parkir yang berdekatan dengan sarana transportasi umum yang layak,
aman dan terjangkau sehingga mampu menampung kendaraan masyarakat yang akan naik
transportasi umum ke tempat kerja.
7. Membuat dan mengkampanyekan penggunaan kendaraan ramah lingkungan seperti kendaraan
listrik (mobil dan motor listrik) termasuk memperbanyak kendaraan umum dengan tenaga listrik.
8. Meningkatkan penanaman pohon-pohon, dan menambah area hijau di seluruh wilayah untuk
menambah paru-paru kota.
9. Maksimalkan pemantauan polusi udara dan early warning pada masyarakat seperti maembuat
dan memperbanyak titik-titik monitoring/alat ukur kualitas udara serta memberikan informasinya
yang mudah diakses oleh masyarakat.
10. Memberikan informasi secara berkala kepada masyarakat tentang kondisi kualitas udara yang
tidak sehat dan langkah-langkah antisipasi yang dapat dilakukan mayarakat dan meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang polusi udara di berbagai media (cetak, elektronik dan media
sosial).
11. Mempersiapkan sistem pelayanan kesehatan dalam melayani masyarakat yang terdampak
akibat polusi udara.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesinpulan
Pencemaran udara yang di udara telah semakin tinggi konsentrasinya. Perlu lebih ditingkatkan metode
pengendalian yang dilakukan. Peningkatan dan modifikasi alat dan metode sangat diperlukan untuk
memperbaiki kualitas udara. Kesadaran akan perlindungan terhadap lingkungan juga sangat diperlukan
demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

3.2. Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita semua ikut menjaga
kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak memakai kendaraan
bermotor yang mengeluarkan banyak asap, tidak membuang gas yang berbahaya secara sembarangan
terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.

1. Bagi masyarakat, agar memperhatikan penggunaan kendaraan dan perawatan kendaraan agar dapat
mencegah kerusakan lingkungan dari polusi emisi sumber bergerak yang mengeluarkan gas emisi yang
melebihi baku mutu dan dapat menjaga kebersihan udara dengan melakukan pemantauan kualitas udara
ambien sehingga masyarakat dapat terhindar dari gangguan fungsi paru-paru.
2. Bagi instansi terkait, agar menjadi pertimbangan dan pemikiran untuk program pengendalian
permasalahan pada penurunan fungsi paru-paru
a. adanya penggunaan masker yang sesuai dengan kadar pencemaran udara di lingkungan tempat kerja.
b. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan rutin minimal 6 bulan sekali untuk mengetahui dan
menjaga kondisi kesehatan fungsi paru- paru
3. Bagi industri, sebaiknya menyaring udara yang dikeluarkan agar tidak menimbulkan pencemaran udara

Anda mungkin juga menyukai