Anda di halaman 1dari 2

Ninda Baitza Maulana (28)

XII AKL 2

PPKN : Peran Lembaga Penegak Hukum

Pria Dibacok Lima Orang yang Mengaku dari Ormas

JAKARTA, KOMPAS.com – Irfan Kurniawan (30) mengalami luka bacokan yang cukup parah setelah
dikeroyok lima orang yang mengaku berasal dari organisasi kemasyarakatan tertentu. Warga Pondok
Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, itu pun harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

“Kejadiannya di perempatan DDN, Pondok Labu, tengah hari,” kata Komisaris Nuredy Irwansyah,
Kapolsek Metro Cilandak saat ditemui di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Jumat (14/12/2012).

Peristiwa tersebut berawal saat Irfan sedang mengatur lalu lintas yang macet di perempatan DDN.
Tiba-tiba muncul rombongan pelaku yang mengendarai sepeda motor dan menyerobot jalur.

Melihat tingkah tersebut, Irfan langsung menegur salah seorang pelaku. Namun, teguran itu justru
tidak diterima oleh pelaku yang langsung menghentikan kendaraannya.

“Tegurannya dijawab dengan keras juga. Kata dia, kamu nggak tahu apa saya ini anggota ormas,”
kata Nuredy menirukan ucapan pelaku.

Dibantu rekan-rekannya, pelaku lantas membacok korban dengan menggunakan senjata tajam jenis
golok. Korban yang terluka parah di bagian tangan, kepala bagian belakang, dan punggung,
kemudian dilarikan warga ke RS Marinir Cilandak untuk mendapat bantuan medis.

Sementara itu, petugas kepolisian langsung melakukan pengejaran setelah mendapatkan keterangan
dari beberapa saksi dari lokasi kejadian.

Analisa
Hukum pidana adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur dan membatasi tingkah laku manusia
dalam dalam meniadakan pelanggaran kepentingan umum.

Syarat suatu perbuatan atau peristiwa dikatan sebagai peristiwa pidana adalah:

1. Ada perbuatan atau kegiatan.


2. Perbuatan harus sesuai dengan apa yang dilukiskan/dirumuskan dalam ketentuan hukum.
3. Harus terbukti adanya kesalahan yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Harus berlawanan/bertentangan dengan hukum.
5. Harus tersedia ancaman hukumnya.

Kasus diatas termasuk suatu peristiwa pidana karena kasus tersebut memenuhi syarat-syarat
peristiwa pidana, dimana terjadi penganiayaan, pengeroyokan dan pembacokan terhadap Irfan oleh
lima orang yang mengaku sebagai ormas tersebut. Ini dibuktikan dengan adanya laporan dari
beberapa saksi di TKP yang langsung melaporkan kepada aparat kepolisian stempat. Disini jelas
bahwa perbuatan kelima orang tersebut melanggar hukum, yakni pasal 351,354, dan 358 KUHP
tentang Penganiayaan.

Kasus ini khususnya diatur dalam pasal 351 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: “Penganiayaan diancam
dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah” dan “Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun”.

Kemudian diatur juga dalam pasal 354 ayat 1 yang berbunyi: “Barang siapa sengaja melukai berat
orang lain, diancam karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama
delapan tahun”.

Dan untuk pengeroyokannya diatur dalam  pasal 358 (1) yang berbunyi: “Mereka yang sengaja turut
serta dalam penyerangan atau perkelahian di mana terlibat beberapa orang, selain tanggung jawab
masing-masing terhadap apa yang khusus dilakukan olehnya, diancam: dengan pidana penjara paling
lama dua tahun delapan bulan, jika akibat penyerangan atau perkelahian itu ada yang luka-luka
berat”.

Jadi untuk pelaku pembacokannya akan dikenai hukuman sesuai dengan pasal 351 ayat 1 dan 2, dan
354 ayat 1 KUHP, sedangakan teman-teman yang membantu orang yang membacok tersebut
dikenai hukuman sesuai dengan pasal 351 ayat 1 dan pasal 358 KUHP.

Anda mungkin juga menyukai