Anda di halaman 1dari 4

KASUS PENYAKIT DEMAM KEJANG

A.Pengkajian
Demam merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh terhadap masalah yang terjadi dalam
tubuh. Demam pada umumnya tidak berbahaya, tetapi bila demam tinggi dapat menyebabkan
masalah serius pada anak. Masalah yang sering terjadi pada kenaikan suhu tubuh diatas 38ºC
yaitu kejang demam (Ngastiyah, 2012).
Kejang demam merupakan gangguan transien pada anak yang terjadi bersamaan dengan
demam. Keadaaan ini merupakan salah satu gangguan neurologik yang paling sering
dijumpai pada masa kanak-kanak dan menyerang sekitar 4% anak (Wong, 2009). Kejang
demam terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang biasanya disebabkan oleh proses
ekstrakranium sering terjadi pada anak, terutama pada penggolongan anak umur 6 bulan
sampai 4 tahun (Ridha, 2014).
Penelitian Gunawan, dkk (2012), menyebutkan hampir 1,5 juta kejadian kejang demam
terjadi tiap tahunnya di USA, dan sebagian besar terjadi dalam rentang usia 6 hingga 36 bulan
dengan puncak pada usia 18 bulan. Angka kejadian kejang demam bervariasi diberbagai
negara. Daerah Eropa Barat dan Amerika tercatat 2 sampai 4% angka kejadian kejang demam
pertahunnya. Sedangkan di India sebesar 5 sampai 10 % dan di Jepang 8,8%. Hampir 80%
kasus Kejang demam adalah kejang demam sederhana (kejang<15 menit, fokal atau klonik
dan akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau berulang pada waktu 24 jam). Sedangkan
20% kasus merupakan kejang demam komplek.
Wastoro, dkk (2011) dalam Nugroho (2014), mengatakan bahwa kejang demam terdiri dari
kejang demam simpleks dan kompleks. Kejang demam sederhana ( simple febrile seizure)
biasanya berlangsung singkat kurang dari 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri.
Kejang demam kompleks ( complex febrile seizure ) biasanya terjadi lebih dari 15 menit, dan
terjadi kejang berulang atau lebih dari satu kali 24 jam.
Hasil penelitian Kakalang, dkk (2016), menyebutkan untuk klasifikasi jenis kejang demam
tertinggi terjadi pada kejang demam kompleks sebanyak 91 (60,7%), sedangkan pada kejang
demam simpleks sebanyak 59 (39,3%). Sebagian besar kasus kejang demam dapat sembuh
dengan sempurna, tetapi 2% sampai 7% dapat berkembang menjadi epilepsi dengan angka
kematian 0,64% sampai 0,75%. Kejang demam dapat mengakibatkan gangguan tingkah laku
serta penurunan intelegensi dan pencapaian tingkat akademik. Beberapa hasil penelitian
tentang penurunan tingkat intelegensi paska bangkitan kejang demam tidak sama, 4% pasien
kejang demam secara bermakna mengalami gangguan tingkah laku dan penurunan tingkat
intelegensi.
Menurut Ngastiyah (2014), gambaran klinis yang timbul saat anak mengalami kejang demam
adalah gerakan mulut dan lidah yang tidak terkontrol. Lidah dapat seketika tergigit, dan atau
berbalik arah lalu menyumbat saluran pernapasan. Akibat dari terjadinya kejang demam pada
anak dan balita akan mengalami penundaan pertumbuhan jaringan otak.
Christian, dkk (2015), menyebutkan ada beberapa hal penting yang harus dimiliki seorang
perawat dalam penanganan anak dengan kejang demam diantaranya pengalaman primary
survey pada anak dengan kejang demam, pengetahuan perawat pada anak kejang demam,
penanganan kejang demam yang tepat, memahami kesulitan tindakan penanganan pada anak
kejang demam dan cara mengatasi kesulitan pada anak yang mengalami kejang demam.

B.Intervensi
Intervensi keperawatan adalah suatu tindakan yang termasuk dibuat untuk membantu
individu (klien) dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang
diinginkan dalam hasil yang diharapkan. intervensi tersebut bisa dikatakan sebagai
semua tindakan asuhan yang dilakukan perawat atas nama klien. Tindakan tersebut
termasuk intervensi yang diprakarsai oleh perawat. Intervensi (perencanaan) ialah
kegiatan dalam keperawatan yang meliputi, pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil
apa yang ingin dicapai serta memilih intervensi keperawatan agar dengan mudah
mencapai tujuan. tahapan perencanaan ini memberi kesempatan kepada
perawat,pasien atau klien, serta orang terdekat klien dalam merumuskan rencana
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah yang dialami oleh klien tersebut.
Perencanaan tersebut merupakan suatu petunjuk yang tertulis dengan menggambarkan
sasaran yang tepat dan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang dilakukan
terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosa keperawatan.

C. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).

Implementasi keperawatan adalah kegiatan mengkoordinasikan aktivitas pasien,


keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk mengawasi dan mencatat respon
pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Nettina, 2002).
Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang
berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk
membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan hasil yang
telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

C. Evaluasi
Evaluasi merupakan dari fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan (Gaffar, 1997). Evaluasi asuhan keperawatan
adalah tahap akhir proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai hasil akhir dari
seluruh tindakan keperawatan yang dilakukan.
Hasil akhir yang diingin dari perawatan pasien kejang demam meliputi pola
pernafasan kembali efektif, suhu tubuh kembali normal, anak menujukan rasa
nyamanya secara verbal maupun non verbal.Kebutuhan cairan terpenuhi seimbang,
tidak terjadi injury selama dan sesudah kejang dan penegtahuan orang tua bertambah.
Evaluasi ini bersifat formatif, yaitu evaluasi yang dilakukan secara terus menerus
untuk menlai hasil tindakan yang dilakukan disebut juga evaluasi jangka pendek.
Dapat pula bersifat sumatif yaitu yang dilakukan sekaligus pada akhir dari semua
tidakan yang pencapaian tujuan jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, 2000.Buku Suku Diagnosa Keperawatan (Terjemahan). Edisi 8.Jakarta : EGC

Doenges, M.E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Perencanaan dab


Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa: Monika Ester, Edisi 4, EGC.
Jakarta

Kakalang, 2016.Profil kejang deman di bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof.Dr. R. D.
Kandou Manado. Jurnal E-Clinic (ECI).

Lestari, T. 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika

Ngastiyah, 2012.Perawat anak sakit. Edisi II. Jakarta: EGC

Wastoro, D. 2011. Buku ajar Ilmu Kesehatan Anak Semarang: Departemen Ilmu Kesehatan
Anak FK UNDIP

Widagdo. 2012. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak Dengan Demam. Jakarta: Sagung
Seto.

Wong, et al. (2009).Wong buku ajar Keperawatan pediatric. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai