Anda di halaman 1dari 33

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Falsafah dan Paradigma Keperawatan

A. Definisi Falsafah

Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan yang


mendasar, yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun suatu
persepsi atau asumsi tertentu tentang kehidupan. Falsafah memberikan suatu gambaran atau
pandangan terhadap suatu sistem nilai dan keyakinan. Bagi setiap individu, falsafah berperan
dalam membantu seseorang memahami makna dari pengalaman hidup yang dijalaninya serta
berfungsi sebagai penuntun dalam bersikap dan berperilaku. Falsafah hidup seseorang
berkembang melalui dari hasil belajar, hubungan interpersonal, pendidikan formal maupun
informal, agam, dan dipengaruhi oleh latar belakang budaya serta lingkungan.

Falsafah keperawatan meliputi falsafah pendidikan dan pelayanan keperawatan serta


falsafah pada institusi pelayanan kesehatan berperan sebagai pedoman utama dalam
pemberian asuhan keperawatan. Implementasi peran perawat sebagai pelaksana asuhan
keperawatan, pendidik, pengelola atau peneliti, pada hakekatnya mencerminkan falsafah
keperawatan melalui pemahaman tentang nilai dan konsep keperawatan seperti konsep sehat-
sakit, kesehatan, penyakit, akontabilitas dan pemahaman terhadap etika keperawatan.

Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan denga akal budi mengenai sebab-
sebab, azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta
ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta.)

Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentamg hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.

Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan..


Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-
psiko-sosial-spiritual.Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam
arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta
menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia.

Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin,
usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Keperawatan adalah
Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta
keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada
metoda empiris.

Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) :

Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat
berdasarkan prinsip falsafah veritivity.falsafah humanisme/ kemanusiaan “mengenali
manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan
rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu :

1. saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui
masalah yang dihadapi, mencari solusi

2. bertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi-
reaksi
3. memiliki holism intrinsic

4. berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki


hubungan dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan
keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai
“prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat
falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini.

1. tujuan eksistensi manusia

2. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia

3. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum

4. nilai dan arti kehidupan


Bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien sebagai
pertner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan
keperawatan.

B. Paradigma Keperawatan

Menurut Masterman (1970) yang mendefinisikan paradigma sebagai pandangan


fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.

Menurut Poerwanto (1997) mengartikan paradigma sebagai suatu perangkat bantuan


yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki
pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi
dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.

Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini
paradigma keperawatan masih berdasarkan 4 komponen yang diataranya manusia,
keperwatan, kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disipin ilmu,
keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus
berkembang.

Klasifikasi

Di bawah ini adalah pandangan beberapa ahli tentang perkembangan paradigma keperawatan
diantaranya :

 Johnson

Memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari 2 sistem mayor yaitu
biologi dan perilaku yang merupakan fokus pelayanan keperawatan dengan tujuan primernya.

 King

Memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional, perasa, pengontrol,
bertujuan, bereaksi dan berorientasi pada waktu.
 Leininger

Memandang manusia sebagai kepedulian akan kemampuan dalam mempengaruhi


minat atau rasa hormat terhadap kebutuhan orang lain, kesehatan dan mempertahankan hidup.

 Levine

Memandang kehidupan manusia selalu beriteraksi dengan lingkungannya dan


menyesuaikan diri terhadap perubahan.

 Newman

Memandang manusia sebagai total person seperti sistem klien yang terdiri dari bio
psiko sosial, kultural dan saling berkembang.

 Orem

Memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik, psikologis, interpersonal


dan sosial dalam memenuhi kebutuhan perwatan diri sendiri melalui belajar dari perilaku.

 Roger

Memandang manusia secara keseluruhan secara terus-menerus terjadi pertukaran


energi dengan lingkungannya.

 Roy

Memandang manusia sebagai makhluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi


kehidupan yang baik.

 Watson

Manusia membutuhkan proses kepedulian dalam mempertahankan kesehatan atau


meninggal dengan damai dan merupakan mekanisme personal, internal dan mental spiritual
untuk kesembuhan diri sendiri.

Banyak ahli yang membahas tentang beberapa konsep keperawatan, diantaranya adalah
sebagai berikut :
 Florence Nightingale (1895)

Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk
beraktifitas.

 Martha Roger (1970)

Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan


terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, keperawatan dan
rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.

 King (1971)

Keperawatan ialah proses aksi dan interaksi, untuk membantu individu dari berbagai
kelompok umur dan memenuhi kebutuhannya dan menangani status kesehatan mereka pada
saat tertentu dalam suatu siklus kehidupan.

 Dorothea Orem (1971)

Perawatan ialah pelayanan yang bersifat manusiawi yang berfokus pada pemenuhan
kebutuhan manusia untuk merawat diri, kesembuhan dari penyakit atau cidera dan
penanggulangan komplikasinya sehingga dapat menunjang kehidupan.

 Callista Roy (1976)

Keperawatan merupakan disiplin ilmu yang berorientasi kepada praktik keperawatan


berdasarkan ilmu keperawatan yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada klien.

 V. Handerson (1978)

Perawatan adalah upaya membantu individu baik yang sehat maupun sakit untuk
menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehimgga individu
tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari, sembuh dari penyakit, atau meninggal
dunia dengan tenang. Tenaga perawat berperan menolong individu agar tidak
menggantungkan diri pada bantuan orang lain dalam waktu secepat mungkin.
2.2 Konsep Manusia

Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini
bersifat individu,kelompok dan masyarakat daam suatu sistem.sistem tersebut dapat meliputi:

a.sistem terbuka,manusia dapat mempengaruhi dan di paengaruhi oleh lingkungan baik


fisik,psikologis,sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu
terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.

b.sistem adaptif,manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya


yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.

c.sistem personal,interpersonal dan social,manusia memiliki persepsi,pola kepribadian dan


tumbuh kembang yang berbeda.

Model Of The Components Of The Holistic Person

a. Biologic
1. Manusia merupakan suatu susunan system organ tubuh
2. Mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya
3. Tidak terlepas dari hukum alam dilahirkan berkembang à mati
b. Psikologik
1. Manusia mempunyai struktur kepribadian
2. Tingkah laku  sebagai manifestasi dari kejiwaan
3. Mempunyai daya fikir dan kecerdasan
c. Sosial

Manusia perlu hidup bersama orang lain dan saling kerja sama untuk memenuhi kebutuhan
dan tuntutan hidupnya

Dipengaruhi oleh kebudayaan


Dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan social

Dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada

d. Kultural
1. Manusia mempunyai nilai dan kebudayaan yang membentuk jatidirinya
2. Sebagai pembeda dan pembatas dalam hidup sosial

Kultur dalam diri manusia bisa diubah dan berubah tergantung lingkungan manusia hidup.

e. Spiritual
1. Mempunyai keyakinan / mengaku adanya Tuhan
2. Memiliki  pandangan hidup, dorongan hidup yang sejalan dengan sifat religius yang
dianutnya

B. Manusia sebagai system

Sistem terdiri dari :

-          Unsur – unsur  { kompenen , elemen , sub system }

-          Batasan

-          Tujuan

Manusia sebagai system terbuka yang terdiri dari berbagai sub system yang saling
berhubungan secara terintegrasi untuk menjadi satu total system

Manusia sebagai system adaptif

Adaptasi àdalah Proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon


terhadap    perubahan  lingkungan mempengaruhi integritas atau keutuhan
Lingkungan adalah seluruh kondisi keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan
organisme atau kelompok organisme

4 Tingkatan dan respon fisiologik untuk memudahkan adaptasi

-          Respon takut { mekanisme bertarung }

-          Respon inflamasi

-          Respon stress dan

-          Respon sensori

Kebutuhan dasar manusia

King Perubahan energi didalam maupun diluar organisme yang ditujukan melalui respon
perilaku terhadap situasi kejadian dan orang

Roy Kebutuhan individu yang menstimulasi respon untuk mempertahankan integritas

Abraham Maslow { 1970 } mengembangkan teori  KDM :

Hirarki kebutuhan manusia

Kebutuhan pada satu tingkat harus terpenuhi sebelum beralih ke tingkat berikutnya

Kategori kebutuhan dasar manusia menurut Maslow :

1.      Kebutuhan fisiologis  { Physiologic needs }

2.      Kebutuhan rasa aman dan perlindungan { safety and security needs }

3.      Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki { love and belonging needs }

4.      Kebutuhan harga diri { self-esteem needs }

5.      Kebutuhan perwujudan diri { need for self actualization }

Kebutuhan Fisiologis
-          Oksigen dan pertukaran gas

-          Cairan

-          Makanan

-          Eliminasi

-          Istirahat dan tidur

-          Aktifitas

-          Keseimbangan temperatur tubuh

-          Sex

Kebutuhan rasa aman

-          Kebutuhan akan perlindungan dari udara, dingin, panas, kecelakaan, infeksi

-          Bebas dari ketakutan, kecemasan

Kebutuhan rasa cinta, memiliki, dan dimiliki

-          Memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahahatan

-          Mendapat tempat dalam keluarga dan kelompok social

Kebutuhan harga diri

-          Perasaan tidak tergantung, kompeten, respek terhadap diri sendiri dan orang lain

Kebutuhan perwujudan diri

-          Dapat mengenal diri dengan baik tidak emosional, punya dedikasi tinggi, kreatif,
percaya diri dan sebagainya

Karakteristik kebutuhan dasar manusia :


1.         Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dimana setiap kebutuhan
dimodifikasi sesuai dengan kultur.

2.         Seseorang memenuhi kebutuhannya sesuai prioritas.

3.         Walaupun kebutuhan umumnya harus dipenuhi, beberapa kebutuhan dapat ditunda.

4.         Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menghasilkan ketidak-seimbangan


hemeostatik yaitu sakit.

5.         Kebutuhan dapat membuat seseorang berfikir dan bergerak untuk memenuhi rangsang
internal dan eksternal.

6.         Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan dapat berespon dengan berbagai cara.

7.         Kebutuhan saling berkaitan beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi akan
mempengaruhi kebutuhan lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan :

1.         Penyakit

Berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan. Perawat


dapat membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan pada setiap saat.

2.         Hubungan yang berarti

Keluarga, support person

Perawat dapat membina hubungan yang berarti dengan pasien. Dapat membantu
pasien menyadari kebutuhan mereka dan mengembangkan cara yang sehat untuk memenuhi
kebutuhan.

3.         Konsep diri

Mempunyai kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dan juga kesadarannya


apakah kebutuhan tepenuhi atau tidak. Orang yang merasa dirinya baik, mudah untuk
berubah, mengenal kebutuhan dan mengembangkan cara yang sehat untuk memenuhi
kebutuhan.

4.         Tahap perkembangan

a.       Erikson : jika individu dapat membina hubungan intimacy, maka kebutuhan cinta dan 
rasa memiliki terpenuhi.

b.      Maslow :   kebutuhan aktualisasi dirinya utuh mempunyai karakteristik sebagai
berikut :

1)  Realistik, melihat kehidupan secara penuh dan objektif, tentang apa yang diobservasinya.

2)        Cepat menyesuaikan diri dengan orang lain.

3)        Mempunyai persepsi yang tinggi dan tegas.

4)        Mempunyai dugaan yang benar terhadap sesuatu kebenaran dan kesalahan.

5)        Sering / selalu akurat dalam memprediksi kejadaian yang akan dating.

6)        Mengerti seni, musik, politik dan filosofi.

7)        Rendah hati, mendengar orang lain dengan penuh perhatian.

8)        Mempunyai dedikasi untuk bekerja sama, bertugas dari tempat kerja.

9)        Berkreatifitas, fleksibel, spontan, berani dan sudi mengakui kesalahan.

10)    Terbuka ide-ide baru.

11)    Percaya diri dan menghargai diri.

12)    Konfliks diri yang rendah, kepribadian yang interaksi.

13)    Menghargai diri sendiri, tidak membutuhkan kemasyura, mempunyai perasaan kontrol
terhadap diri sendiri.

14)    Kemandirian tinggi, mempunyai hasrat privacy.


15)    Dapat tampil, tidak mengecilkan diri, objektif dan tidak memihak.

16)    Bersahabat, menyayangi dan lebih banyak menentukan dilingkungannya.

17)    Dapat mengambil keputusan apabila ada pertentangan pendapat.

18)    Berfokus pada masalah { problem centred } tidak berfokus pada pribadi.

19)    Menerima dunianya apa adanya.

2.3 Konsep Keperawatan

Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan


menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan
jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan
konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang
relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi
menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan
memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh
masyarakat dengan baik.

A. Sejarah Keperawatan

Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini,
keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan
kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, berikut adalah
perkembangan keperawatan di dunia :

1. Mother Instink

Pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan, keperawatan ada sebagai
suatu naluri (instink). Setiap manusia pada tahap ini menggunakan akal pikirannya untuk
menjaga kesehatan, menggurangi stimulus kurang menyengkan, merawat anak, menyusui
anak dan perilaku masih banyak perilaku lainnya.

2. Animisme

Manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan sakit adalah disebabkan
oleh arwah/roh halus yang ada pada manusia yang telah meninggal atau pada manusia yang
hidup atau pada alam ( batu besar, pohon, gunung, sungai, api, dll). Untuk mengupayakan
penyembuhan atau perawatan bagi manusia yang sakit maka roh jahat harus di usir, para
dukun mengupayakan proses penyembuhan dengan berusaha mencari pengetahuan tentang
roh dari sesuatu yang mempengaruhi kesehatan orang yang sakit. Setelah dirasa mendapatkan
kemampuan, para dukun berupaya mengusir roh dengan menggunakan mantra-mantra atau
obat-obatan yang berasal dari alam.

3. Keperawatan penyakit akibat kemarahan para dewa

Pada tahap ini manusia sudah memiliki kepercayaan tentang adanya dewa-dewa,
manusia yang sakit disebabkan oleh kemarahan dewa. Untuk membantu penyembuhan orang
yang sakit dilakukan pemujaan kepada para dewa di tempat pemujaan (kuil), dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kuil adalah tempat pelayanan kesehatan.
4. Ketabiban

Mulai berkembang kemungkinan sejak ± 14 abad SM, pada masa ini telah dikenal
teknik pembidaian, hygiene umum, anatomi manusia.

5. Diakones dan Philantrop

Berkembang sejak ± 400 SM, para diakones memberikan pelayanan perawatan yang
diberikan dari rumah ke rumah, tugas mereka adalah membantu pendeta memberikan
pelayanan kepada masyarakat dan pada masa ini merupakan cikal bakal berkembangnya ilmu
keperawatan kesehatan masyarakat. Philantop adalah kelompok yang mengasingkan diri dari
keramaian dunia, dimana mereka merupakan tenaga inti yang memberikan pelayanan di pusat
pelayanan kesehatan (RS) pada masa itu.

6. Perkembangan ilmu kedokteran Islam


Pada tahun 632 Masehi, Agama Islam melalui Nabi Muhamad SAW dan para
pengikutnya menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok dunia. Selain menyebarkan ajaran
agama beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan
pengobatan terhadap penyakit (kedokteran).

7. Perawat terdidik ( 600 – 1583 )

Pada masa ini pendidikan keperawatan mulai muncul, dimana program itu
menghasilkan perawat-perawat terdidik. Pendidikan keperawatan diawali di Hotel Dien dan
Lion Prancis yang kemudian berkembang menjadi rumah sakit terbesar disana. Pada awalnya
perawat terdidik diseleksi dari para pengikut agama dimana tenaga mereka diperbantukan
dalam kegiatan perawatan paska terjadinya perang salib. Tokoh perawat yang terkenal pada
saat (1182 – 1226) itu adalah St Fransiscas dari Asisi Italia

8. Perawat Profesional (abad 18 – 19)

Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat sejak abad ini termasuk ilmu
kedokteran dan keperawatan. Florence Nightingale (1820-1910) adalah tokoh yang berjasa
dalam pengembangan ilmu keperawatan, beliau mendirikan sekolah keperawatan moderen
pada tahun 1960 di RS St. Thomas di London.

Melihat perkembangan keperawatan di dunia dengan kemajuannya dari tahap yang


paling klasik sampai dengan terciptanya tenaga keperawatan yang professional dan diakui
oleh dunia internasional tentu dapat dijadikan cerminan bagi perkembangan keperawatan di
Indonesia. Mengikuti perkembangan keperawatan di dunia, keperawatan di Indonesia juga
terus berkembang, adapun perkembangannya adalah sebagai berikut :

1. Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada awalnya pelayanan


perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang menjadi aliran animisme,
dan orang bijak beragama.

2. Penjaga orang sakit (POS/zieken oppasser)

Sejak masuknya Vereenigge oost Indische Compagine di Indonesia mulai didirikan


rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS pertama yang didirikan tahun 1799, tenaga kesehatan
yang melayani adalah para dokter bedah, tenaga perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan
perawat pada saat itu bukan pekerjaan dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang
hanya pantas dilakukan oleh prajurit yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat
itu adalah memasak dan membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien, menjaga
pasien agar tidak lari/pasien gangguan kejiwaan.

3. Model keperawatan Vokasional (abad 19)

Berkembangnya pendidikan keperawatan non formal, pendidikan diberikan melalui


pelatihan-pelatihan model vokasional dan dipadukan dengan latihan kerja.

4. Model keperawatan kuratif (1920)

Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi masyarakat dilakukan oleh perawat seperti


imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit seksual.

5. Keperawatan semi professional

Tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan (keperawatan) yang bermutu oleh


masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-pendidikan dasar keperawatan dengan sistem
magang selama 4 tahun bagi lulusan sekolah dasar mulai bermunculan.

6. Keperawatan preventif

Pemerintahan belana menganggap perlunya hygiene dan sanitasi serta penyuluhan


dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah juga menyadari bahwa
tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan hanya ditujukan bagi mereka
yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah mantri higene di Purwokerto, pendidikan ini
terfokus pada pelayanan kesehatan lingkungan dan bukan merupakan pengobatan.

7. Menuju keperawatan professional

sejak Indonesia merdeka (1945) perkembangan keperawatan mulai nyata dengan


berdirinya sekolah pengatur rawat (SPR) dan sekolah bidan di RS besar yang bertujuan untuk
menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pendidikan itu diberuntukan bagi mereka
lulusan SLTP ditambah pendidikan selama 3 tahun, disamping itu juga didirikan sekolah bagi
guru perawat dan bidan untuk menjadi guru di SPR. Perkembangan keperawatan semakin
nyata dengan didirikannya organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun 1974.
8. Keperawatan professional

Melalui lokakarya nasional keprawatan dengan kerjasama antara Depdikbud RI,


Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas, fungsi dan kompetensi tenaga perawat
professional di Indonesia. Diilhami dari hasil lokakarya itu maka didirikanlah akademi
keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK FK-UI (1985) dan kemudian didirikan pula
program paska sarjana (1999).

2.4 Konsep Sehat-Sakit

A. Pengertian

1. Sehat menurut WHO 1974

Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, social bukan hanya bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan.

2. UU N0. 23/1992 tentang kesehatan

kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan
social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis.

3. Pepkin’s

Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan
fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
4. Kesehatan mental menurut UU No.3/1961

Adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional


yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang
lain.
5. Kesehatan social adalah suatu kemampuan untuk hidup bersama dengan masyarakat
dilingkungannya.
6. Kesehatan fisik adalah suatu keadaan dimana bentuk fisik dan fungsinya tidak ada ganguan
sehingga memungkinkan perkembangan psikologis, dan social serta dapat melaksanakan
kegiatan sehari-hari dengan optimal.

Sesuai dengan pengertian sehat di atas dapat di simpulkan bahwa kesehatan terdiri
dari 3 dimensi yaitu fisik, psikis dan social yang dapat diartikan secara lebih positif, dengan
kata lain bahwa seseorang diberi kesempatan untuk mengembangkan seluas-luasnya
kemampuan yang dibawanya sejak lahir untuk mendapatkan atau mengartikan sehat.
Meskipun terdapat banyak pengertian/definisi, konsep sehat adalah tidak standart atau baku
serta tidak dapat diterima secara mutlak dan umum. Apa yang dianggap normal oleh
seseorang masih mungkin dinilai abnormal oleh orang lain, masing-masing
orang/kelompok/masyarakat memiliki patokan tersendiri dalam mengartikan sehat. Banyak
orang hidup sehat walau status ekonominya kekurangan, tinggal ditempat yang kumuh dan
bising, mereka tidak mengeluh adanya gangguan walau setelah ditimbang berat badanya
dibawah normal. Penjelasan ini menunjukan bahwa konsep sehat bersifat relatif yang
bervariasi sangat luas antara sesama orang walau dalam satu ruang/wilayah.
Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat
harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis. Kesehatan sebagai suatu spectrum
merupakan suatu kondisi yang fleksibel antara badan dan mental yang dibedakan dalam
rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan
hidup dari keadaan sehat yang sempurna.

Sehat sebagai suatu spectrum, Pepkins mendefinisikan sehat sebagai keadaan


keseimbangan yang dinamis dari badan dan fungsi-fungsinya sebagai hasil penyesuaian yang
dinamis terhadap kekuatan-kekuatan yang cenderung menggangunya. Badan seseorang
bekerja secara aktif untuk mempertahankan diri agar tetap sehat sehingga kesehatan selalu
harus dipertahankan.

Konsep Sakit

A. Pengertian
1. Perkins mendefinisikan sakit sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang
menimpa seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivtas sehari-hari baik
aktivitas jasmani, rohani dan social

2. R. Susan mendefinisikan sakit adalah tidak adanya keserasian antara lingkungan dan
individu.
3. Oxford English Dictionary mengartikan sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau
sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.

Keadaan sehat – Sakit

A. Kontinum Sehat – sakit

Status kesehatan seseorang terletak antara dua kutub yaitu “ sehat optimal dan “
kematian “, yang sifatnya dinamis. Bila kesehatan seseorang bergerak kekutub kematian
maka seseorang berada pada area sakit (illness area) dan bila status kesehatan bergerak
kearah sehat (optimal well being) maka seseorang dalam area sehat (wellness area).

B. Mempertahankan status kesehatan

1. Sesuai dengan sifat sehat-sakit yang dinamis, maka keadaan seseorang dapat dibagi
menjadi sehat optimal, sedikit sehat, sedikit sakit, sakit berat dan meninggal.
2. Bila seseorang dalam area sehat maka perlu diupayakan pencegahan primer (primary
prevention) yang meliputi health promotion dan spesific protection guna mencegah terjadinya
sakit.
3. Bila seseorang dalam area sakit perlu diupayakan pencegahan sekunder dan tersier yaitu
early diagnosisand promt treatment, disability limitation dan rehabilitation.

Blum mengemukakan terdapat 6 faktor yang mempengaruhi status sehat-sakit, yaitu :

1. Faktor politik meliputi keamanan, tekanan, tindasan dll.

2. Faktor perilaku manusia meliputi kebutuhan manusia, kebiasaan manusia, adat istiadat.

3. Faktor keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, fator resiko, ras dll

4. Factor pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
5. Faktor lingkungan meliputi udara, air, sungai dll.

6. Factor social ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan dll.

D. Tingkat Pencegahan

Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk


penyakit di kenal tiga tahap pencegahan:

Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus


(specific protection).

Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and
prompttreatment), pembatasan cacat (disability limitation)
Pencegahan tersier: rehabilitasi.

1. Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya yang
dilakukan ialah:

a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap masalah kesehatan.

b. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah terjadinya


penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan remaja
untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.
2. Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit
a. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama
dari tindakan ini ialah 1) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan
penyakit menular, dan 2) untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit,
menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.

b. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama
untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang
lebih buruk lagi.

3. Pencegahan tersier
a. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan
sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.

a. Rentang sehat

Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan
sejahtera.dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek
fisik,emosi,sosial dan spiritual.maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah:
pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai
manusia;kedua, memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan ketiga,
memiliki hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat,
keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap kesehatan
didasarkan informasi yang faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan
atau harapan yang salah. Karena keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi
perilaku sehat, maka keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap
tingkat kesehatan klien.

Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain
persepsi tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti demografi(misal
jenis dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap keuntungan yang dapat
diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus kesehatan, antara lain:

1.Perkembagan

Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti
bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia.

2.Sosial dan Kultural

Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang
karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan
perubahan dalam perilaku kesehatan.

3.Pengalama Masa Lalu


Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada
pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk
sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya.

4.Harapan seseorang tentang dirinya

Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan
status kesehatan kearah yang optimal.

5.Keturunan

Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat


potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.

6.Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik.

7.Pelayanan

Pelayanandapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat


mempengaruhi status kesehatan

b.Rentang sakit

Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian.

Tahapan proses sakit

1.Tahap gejala

Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya
perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.

2.Tahap asumsi terhadap sakit


Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di
alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada
tubuhnya.

3.Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan

Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan


meminta nasehat dari profesi kesehatan.

4.Tahap penyembuhan

Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya
selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit

2.5 Konsep Lingkungan

Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa


lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar
manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau
pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.

2.6 Konsep dan Perkembangan Paradigma Keperawatan

2.1 Karakteristik Teori Keperawatan


Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik
dasar teori keperawatan :
1. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang
spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia,
konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan
2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan
atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai
dengan situasi praktek keperawatan
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan
yang dilakukan melalui penelitian
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas
praktek keperawatan.

2.2 Faktor Pengaruh Teori Keperawatan


a. Filosofi Florence nightingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori
keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat
dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh
lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal teori lingkungannya. Selain
itu,Florencejuga membuat standar pada pendidikan keperawatan dan standar pelaksanaan
asuhan keperawatan yang efisien serta membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran
dan perawatan pada orang sakit dengan orang sehat.
Florence Nightingale (12 Mei 1820-13 Agustus 1910) adalah pelopor perawat
modern, penulis dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (bahasa inggris
The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban
perang pada perang krimea, di semenanjung krimea, Rusia.
Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah
sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada pemerhatian teliti terhadap
keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetil menggunakan statistik sebagai
argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan
pemerintahan Inggris.
Model konsep Florence Nightingale
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis daan lingkungan sosial.

1. Lingkungan fisik (physical enviroment)


Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas
dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik
bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus
memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien
ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)


Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu
ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,
makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk
membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari
pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal
yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

3. Lingkungan sosial (social environment)


Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-
data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan
penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan
pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan
dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya
meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas
yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
b. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori keperawatan
diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan
akan lebih baik dilakukan oleh wanta karna wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan
kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring
dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu
budaya perawat di bawah pengawasan langsung dokter dengan berjalannya dan diakuinya
keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga
peran perawat dengan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra
kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.

c. Sistem pendidikan
Pada system pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai system dan kurikulum
keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki system pendidikan
keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori
keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.

d. Pengembangan ilmu keperawatan


Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu
keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas yang
merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup
kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan
yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga
teori-teori keperawatan dapar dikembangkan sasuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang
ilmu keperawatan.

2.3 Tujuan Teori Keperawatan


Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan
dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapa, diantaranya:
a. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan
atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagi permasalahan dapat teratasi.
b. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat
memberikan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah keperawatan.
c. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan
dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala
bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
d. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat
terus bertambah dan berkembang.

2. 4 Pandangan Beberapa Ahli tentang Model Konsep dan Teori Keperawatan


1. Dorothea Orem 1978
Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas pelayanan yang diberikan untuk
menolong orang secara keseluruhan ketika mereka atau orang yang bertanggung jawab atas
perawatan mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada mereka.Keperawatan
merupakan salah satu daya atau usaha manusia untuk membantu manusia lain dengan
melakukan atau memberikan pelayanan yang professional dan tindakan untuk membawa
manusia pada situasi yang saling menyayangi antara manusia dengan bentuk pelayanan yang
berfokus kepada manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya.Menurut Orem
asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang memperlajari
kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan
hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan TEORI SELF
CARE (Perawatan Diri )Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi,
lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care mereka.
Orem mengklasifikasikan self care dalam 3 syarat. Syarat universal : fisiologi dan psikososial
termasuk kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, sosial, pencegahan
bahaya. Syarat pengembangan : untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus
hidup. Penyimpangan kesehatan berhubungan dengan kerusakan atau penyimpangan cara,
struktur norma dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk
melakukan self care.Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat
ketergantungan atau kebutuhan pasien dan kemampuan pasien. Oleh karena itu ada tiga
tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri. Perawat memberi keperawatan total ketika
pertama kali asuhan keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi
( system pengganti keseluruhan ). Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan
keperawatan ( system pengganti sebagian ) Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan
perawat ( system dukungan/pendidikan ).

2. Sister Calista Roy 1976


Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa dan tindakan
yang berhubungan untuk merawat klien yang sakit atau yang kurang sehat.Sebagai ilmu
pengetahuan keperawatan Metode yang digunakan adalah terapeutik, scientik dan knowledge
dalam memberikan pelayanan yang esensial untuk meningkatkan dan mempengaruhi derajat
kesehatan.Roy menggambarkan metode adaptasi dalam keperawatan : Individu adalah
makhluk biospikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan sehat jika
mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan sosial.Setiap orang
selalu menggunakan koping baik yang bersifat positif maupun yang negatif Kemampuan
beradaptasi seseorang dipengaruhiuntuk dapat beradaptasi. Penyebabnya oleh tiga
komponen yaitu : Factor kondisi dan situasi yang utama terjadi perubahan Keyakinan dan
pengalaman dalam beradaptasi. berbeda berespon terhadap kebutuhan fisiologis,Setiap
individu kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup
mandiri/kemandirian, serta kebutuhan akan kemampuan melalui peran dan fungsi secara
optimal untuk memelihara integritas diri. Posisi individu pada rentang sehat sakit terus
berubah, berhubungan erat dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara
kemampuan beradaptasi.
Roy berpendapat ada 2 metode koping yaitu : Regulator = memproses input secar
sistematis melalui jalur saraf, kimia dan endokrin Cagnator = memproses input melalui cara
kognitif seperti persepsi, proses informasi, belajar, keputusan dan emosi. Individu adalah
makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh yang meiliki mekanisme koping
untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.Individu selalu berinteraksi secara
konstan atau selalu beradaptif terhadap perubahan lingkungan.Lingkungan adalah semua
yang ada disekeliling kita dan berpengaruh terhadap perkembangan manusia.
Sehat adalah suatu keadaan proses dalam menjaga integritas dirio Peran perawat
adalah membantu pasien beradaptasi terhadap perubahan yang ada.Menurut Roy, tindakan
keperawatan ditujukan untuk meningkatkan adaptasi individu terhadap sehat dan penyakit.
Keempat model adaptasi itu adalah Model fisiologi : cairan dan elektrolit, sirkulasi dan
oksigenasi, nutrisi dan eliminasi, proteksi, neurology dan endokrin.Model konsep diri :
gambaran diri, ideal diri, moral diri.
Model fungsi peran : kebutuhan akan integritaso Model interdependen (kemandirian ) :
hubungan seseorang dengan yang lain dan sumber system yang memberikan bantuan, kasih
sayang dan perhatian
3. Virginia Henderson, 1978
Keperawatan adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong klien yang sakit
atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kemampuan,
kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien secara rasional, sehingga pasien dapat
sembuh atau meninggal dengan tenang.Definisi ini merupakan awal terpisahnya ilmu
keperawatan dan medik dasar. Dari definisi tersebut adalah asumsi tentang individu yaitu
Individu perlu untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.Individu
memerlukan bantuan untuk memperoleh kesehatan dan kemandirian atau meninggal dengan
damai. Individu membutuhkan kekuatan yang diperlukan , keinginan atau pengetahuan untuk
mencapai atau mempertahankan kesehatan.Henderson berpendapat peranan perawat
membantu individu sehat sakit dengan suatu cara penambah atau pelengkap (supplementary
atau emplementary). Perawat sebagai partner penolong pasien dan kalau perlu sebagai
pengganti bagi pasien.Focus perawat adalah menolong pasien dan keluarga untuk
memperoleh kebebasan dalam hal Bernapas- Makan dan minum adekuat-memenuhi 14
kebutuhan Eliminasi Bergerak dan mempertahankan posisi yangdasar yaitu : Tidur-normal
Memilih baju yang-sampah tubuh Mempertahankan temperature-diinginkan dan istirahat
tubuh dalam rentang normal dengan mengatur pakaian-cocok lingkungan.-dan memodifikasi
Menjaga tubuh

3 Betty Neuman 1989


Keperawatan adalah suatu profesi yang unik dengan memperhatikan seluruh factor-faktor
yang mempengaruhi respon individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter dan ekstra
personal.Perawatan berfokus kepada mencegah serangan stress dalam melindungi klien untuk
mendapatkan atau meningkatkan derajat kesehatan yang paling baik.Perawatan menolong
pasien untuk menempatkan primary, secondary dan tertiary. Metode pencegahan untuk
mencegah stress yang disebabkan factor lingkungan dan meningkatkan system pertahanan
pasien.Menurut Newman, asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi
reaksi tubuh akibat adanya stressor. penyakit yang terdiri dari pencegahanPeran ini disebut
pencegahan primer, sekunder dan tertier. Primer = meliputi tindakan keperawatan stressor,
mencegah terjadinya reaksiuntuk mengidentifikasi adanya tubuh karena adanya stressor.
Sekunder = tindakan keperawatan untuk gejala penyakit atau reaksi tubuh lainnya
mengurangi atau menghilangkan karena adanya stressor. Tersier = meliputi pengobatan rutin
dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit.

4 Jean Waston 1979


Keperawatan adalah filsafat dalam usaha merawat untuk memberi definisi hasil
tindakan keperawatan dengan memperhatikan aspek humanistic dalam kehidupan.Tindakan
keperawatan diarahkan pada pemeliharaan hubungan timbal balik dalam kesehatan.Sakit dan
perilaku.
Perawat berkonsentrasi pada peningkatan kesehatan mempertahankan suatu kesehatan
dalam pencegahan penyakit.Model Jean Watson ini bentuk proses perawatannya menolong
klien untuk mencapai atau memelihara kesehatan atau mati dengan tenang. Tindakan
berhubungan dengan proses perawatan manusia, penguasaan ilmu pengetahuan adalah utama
dalam memberikan tindakan perawatan megenai perilaku manusia dan respon menusia untuk
menentukan masalah yang nyata atau potensial kebutuhan klien.Nilai dan nilai keyakinan
adalah Perawatan mempunyai faktor yang unik. Perawatan pelayanan yang diberikan secara
langsung terhadap orang sakit atau sehat, kelompok, keluarga dan masyarakat.
Perawatan menggunakan proses untuk melakukan rencana perawatano Perawatan
meliputi hubungan interpersonal yang berkelanjutan, hubungan perawat dan klien merupakan
hubungan yang sangat penting atau keyakinan Persyaratan dasar pikiran anggapan terhadap
konsep mengenai keperawatano Setiap keyakinan model keperawatan merupakan inti dari
keperawatan Keyakinan ditransfer dari teori scientik atau praktek dan salah satu hasil dari
penelitian.

5. Imogene King 1971


Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu dan
kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan dengan
memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan dan melakukan tindakan
perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku yang sesuai dengan kondisi
keperawatan.Keperawatan berhubungan langsung dengan lingkungan, tempat atau ruang dan
waktu untuk membentuk suatu hubungan menanggulangi status kesehatan dalam proses
interpersonal reaksi interaksi dan transaksi dimana perawat dank lien berbagi informasi
mengenai persepsinya dalam keperawatan.Kerangka ini dikenal dengan system kerangka
terbuka. Asumsi yang mendasari kerangka ini adalah Asuhan keperawatan berfokus pada
manusia termasuk berbagai hal yang mempengaruhi kesehatan seseorango Tujuan asuhan
keperawatan adalah kesehatan bagi individu, kelompok dan masyarakat.Manusia selalu
berinteraksi secara konstan terhadap lingkungan dalam kerangka konsep ini. Tiga system
yang saling berinteraksi Keperibadian ( personal system ) setiap individu mempunyai system
kepribadian.
System tertentu.manusia, dapatinterpersonal terbentuk karena hasil interaksi
berbentuk interaksi, komunikasi, perjanjian, stress dan System sosial peran. pendidikan,
systemmeliputi keluarga, kelompok, keagamaan, system pekerjaan dan kelompok
sebaya.Menurut King, tujuan pemberian asuhan keperawatan dapat dicapai jika perawat dan
pasien saling bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah serta menetapkan tujuan bersama
yang hendak dicapai.

6. Peplau
Keperawatan adalah suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya
supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia)Pendidikan atau pematangan
tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang
dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.Hubungan
interpersonal yang merupakan factor utama model keperawatan menurut Peplau mempunyai
asumsi terhadap 4 konsep utama yaitu Manusia = individu dipandang sebagai suatu
organisme yang berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik, mempunyai
persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting untuk proses interpersonal.
Masyarakat/lingkungan = budaya dan adapt istiadat merupakan factor yang perlu
dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan. Kesehatan = didefinisikan sebagai
perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang berkesinambungan kea rah
kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Keperawatan = dipandang sebagai proses
interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal merupakan materina force dan alat
edukatif yang baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan diri dalam konteks interaksi
interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami klien dan mencapai resolusi
masalah.Suatu model dapat diuraikan secara rinci kebutuhan utama/primer.
Tujuan asuhan keperawatan Kepribadian yang berkembang melalui hubungan
interpersonal mendidik dalam pemenuhan kebutuhan klien.o KlienSystem dari yang
berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta
selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman.
Peran nurse berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien
yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Dalam
hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai orang asing, pendidik, narasumber,
pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal. Sumber
kesulitanAnsietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan
orang lain mengancam keamanan psikologik dan biologic individu. Focus intervensiAnsietas
yang disebabkan oleh hubungan interpersonal yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian .4 komponen sentral yaitu proses interpersonal, perawat, pasien dan ansietas.
Cara intervensiProses interpersonal terdiri dari 4 fase yaitu :
e. Fase orientasiLebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan
rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif falam
pemberian askep pada klien.
f. Fase identifikasiTerjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan
memberikan askep yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita
sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan
bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa
: Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawatIndividu mandiri terpisah dari
perawat FaseIndividu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
g. eksplorasiMemungkinkan suatu situasi pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti Fase resolusiSecara
hubungan dalam proses interpersonal. pasien melepaskan diri
h. bertahap dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kea rah realisasi potensi.Keempat fase tersebut
merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat membimbing pasien dari rasa
ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan
sosial.Perawat mempunyai 6 peran sebagai Orang asing ( stranger ) berbagi rasa hormat
berikut : positif pada pasien. Perawat menghadapi kliendan minat yang dikenalkan pada
seperti tamu yang Nara sumber ( resources person ) situasi baru. memberikan jawaban yang
spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada
area permasalahan yang Pendidik ( teacher ) merupakan kombinasi semua memerlukan
bantuan. Kepemimpinan ( leadership ) mengembangkan dari hubungan yang demokratis
sehingga merangsang individu peran yang lain untuk berperan Perngasuh pengganti
( surrogate ) membantu individu keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik
belajar tentang interpersonal. Konselor ( consellor ) meninhgkatkan pengalaman individu
menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.

8. Johnson
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien
beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress actual atau potensial dapat
mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan stress
sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya (Johnson,
1968). Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan
perilaku berikut:
a. perilaku mencari keamanan
b. perilaku mencari perawatan
c. menguasai diri sendiri dan lngkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi
d. mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secara sosial dan cultural
e. mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial dan cultural
f. perilaku seksual dan identitas peran
g. perilaku melindungi diri sendiri

Menurut Johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori perilaku diatas,
yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien berfungsi secara efektif
didalam lingkungannya.Akan tetapi ketika stres mengganggu adaptasi
normal, perilaku klien menjadi tidak dapat diduga dan tidak jelas. Perawat mengidentifikasi
ketidakmampuan beradaptasi seperti ini dan memberikan asuhan keperawatan
untuk mengatasi masalah dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

9. Martha E. Rogers , 1970.


Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan
terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan
rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.Teori Rogers berfokus pada proses
kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan
hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Asumsi dasar teori
rogers tentang manusia adalah Manusia adalah kesatuan yang utuh yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik .tidak ada dua hal didalam
kehidupan ini yang dapat diulang dengan cara yang sama dibawah keadaan yang sama . jalan
hidup seseorang berbeda dengan yang lain. Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah
lakunya.Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri misalnya dalam hal
sifat dan emosi.

Anda mungkin juga menyukai