PRAKTIKUM BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT Dasar Teori Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah kemampuan agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh permukaan kering (SSD = Saturated Surface Dry). PRAKTIKUM BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT Untuk menentukan berat jenis efektif agregat harus dihitung terlebih dahulu : 1. Berat Jenis Curah (Bulk Specific Gravity) 2. Berat Jenis Jenuh Kering Permukaan (Saturated Surface Dry – SSD) 3. Berat Jenis Semu (Apparent Specific Gravity) 4. Penyerapan Agregat Berdasarkan standart SNI 03-1970-1990, Nilai BJ agregat minimal 2.5 dan nilai penyerapan agregat maksimal 3%. Apabila nilai BJ Agregat kurang dari 2.5 dan nilai Penyerapan Agregat lebih dari 3% maka agregat tersebut tidak dapat digunakan. Alat yang digunakan 1. Agregat halus (1000-2000 g) 2. Agregat medium (2000-3000 g) 3. Agregat kasar 3000-4000 g) 4. Timbangan digital 5. Saringan No.4 (4,75mm) 6. Air 7. 3 buah ember 8. Oven 9. Kain lap 10. Penggorengan baja 11. Kompor 12. Spatula LANGKAH KERJA A. Agregat Halus 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Penyiapan agregat di laboratorium berupa agregat halus yang lolos ayakan no. 4. 3. Timbang picnometer 500 ml dengan timbangan digital. 4. Rendam agregat halus yang lolos ayakan no. 4 dalam air selama minimal 16 jam. 5. Setelah melakukan perendaman buang sebagian air dengan hati-hati, jangan ada butiran agregat yang hilang terbawa air. 6. Agar agregat halus cepat dalam keadaan SSD (kering permukaan jenuh) taruh agregat ke wajan lalu hidupkan kompor. Aduk agregat halus sampai keadaan SSD. LANGKAH KERJA 7. Masukkan sebagian agregat halus ke dalam picnometer, masukkan air suling hingga 90% volume picnometer, putar-putar dan guncang hingga gelembung udara yang ada di dalamnya habis. 8. Rendam picnometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan pada suhu standar 25oC. 9. Tambahkan air sampai mencapai tanda batas, kemudian timbang dengan timbangan digital dengan ketelitian 0,1 gram (Bt). 10. Keluarkan benda uji, tuangkan ke dalam penggorengan baja untuk di goreng hingga dalam keadaan kering. 11. Setelah benda uji berada dalam keadaan kering, kemudian tunggu hingga dingin dan timbang berat benda uji. 12. Tuangkan air pada picnometer yang telah digunakan pengujian tersebut hingga tanda batas dan kemudian timbang dan ukur suhunya. LANGKAH KERJA B. Agregat Medium dan Agregat Kasar 1. Siapkan peralatan dan material yang akan digunakan. 2. Penyiapan agregat di laboratorium berupa agregat kasar dan medium yang tertahan pada ayakan no. 4. 3. Rendam Agregat medium dan kasar selama minimal 16 jam. 4. Setelah perendaman keringkan permukaan benda uji dengan cara mengusap permukaan benda uji dengan kain lap yang telah di sediakan. 5. Timbanglah benda uji dalam keadaan SSD. 6. Kemudian timbang benda uji dalam air. 7. Kemudian hitung BJ curah, BJ semu, BJ SSD, dan penyerapan air. PERHITUNGAN A. Agregat Halus 1. W = Berat Wajan 2. W0 = Berat Wajan + Agregat halus setelah digoreng 3. W1 = Berat Picnometer 4. W2 = Berat Picnometer + SSD halus 5. W3 = Berat Picnometer + AIR 6. W4 = Berat Picnometer + SSD halus + AIR 7. W5 = Berat AL + Agregat halus 8. W6 = W0 – W = Berat agregat halus kering 9. W7 = W2 – W1 = Berat benda uji kering permukaan jenuh PERHITUNGAN PERHITUNGAN B. Agregat Medium dan Kasar 1. W8 = Berat Agregat Kasar dalam Air 2. W9 = Berat Agregat Kasar dalam Air 3. W10 = Berat SSD Kasar 4. W11 = Berat SSD Medium 5. W12 = Berat Kering Agregat Kasar + Wadah 6. W13 = Berat Kering Agregat Medium+ Wadah 7. W14 = Berat Wadah Agregat Kasar 8. W15 = Berat Wadah Agregat Medium 9. W16 = Benda Uji Kering Oven = W13 – W15 10. W17 = Benda Uji Kering permukaan jenuh = W11 – W15 PERHITUNGAN PERHITUNGAN C. Agregat Kasar 1. W18 = Benda uji kering oven Agregat Kasar = W12 – W14 2. W19 = Berat benda uji kering permukaaan jenuh = W10 – W14