Anda di halaman 1dari 1

SUMBANGAN KEARIFAN LOKAL JAWA TERHADAP PENGEMBANGAN UNNES

SEBAGAI UNIVERSITAS KONSERVASI

Hardjono, Yuli Utanto, Heri TL


Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
Penelitian Kelembagaan Sumber Dana DIPA PNBP Universitas Negeri Semarang tahun 2011

Kearifan lokal yang ada di Jawa ini sangat mendukung program konservasi yang
telah dilakukan oleh Universitas Negeri Semarang (UNNES). Nilai-nilai kearifan local
ini secara turun temurun telah dilestarikan para leluhur kita. Bentuk-bentuk nilai kearifan
local tersebut antara lain: 1) pitutur luhur yang diperoleh dari leluhur yang mengajarkan
nilai-nilai kehidupan tentang bagaimana bersikap sesama manusia maupun perlakuan
terhadap alam, seperti rukun agawe santosa, crah agawe bubrah yang berarti kerukunan
menumbuhkan kekuatan, perpecahan menumbuhkan kerusakan. 2) Aja nggugu karepe
dhewe, jika diterjemahkan berarti jangan berbuat sekehendak sendiri. Kata-kata ini
mengajarkan tentang bagaimana kita harus mengendalikan diri untuk tidak berbuat
semena-mena kepada orang lain. 3) Ibu bumi, bapa aksa. Artinya ibu adalah bumi,
bapak adalah langit. Maksudnya bumi adalah simbol ibu yang memberikan kesuburan
tanah sebagai tempat kegiatan pertanian. 4) Asta brata atau delapan ajaran. Merupakan
ajaran kemanusiaan dan kepemimpinan. Ajaran ini juga sering diajarkan kepada putra
mahkota raja-raja jawa. Ajaran ini bertolak pada filsafat bumi, air, api, angin, matahari,
bulan, bintang, dan awan. Ritual yang diadakan oleh masyarakat jawa sebagai bentuk
penghormatan kepada roh-roh sebagai penunggu gunung, hutan, dan laut. 5) Pranoto
mongso atau aturan waktu musim digunakan oleh para tani pedesaan yang didasarkan
pada naluri dari leluhur dan dipakai sebagai patokan untuk mengolah pertanian. Berkaitan
dengan kearifan tradisional maka pranoto mongso ini memberikan arahan kepada petani
untuk bercocok tanam mengikuti tanda-tanda alam dalam mongso yang bersangkutan,
tidak memanfaatkan lahan seenaknya sendiri meskipun sarana prasarana mendukung
seperti misalnya air dan saluran irigasinya. Melalui perhitungan pranoto mongso maka
alam dapat menjaga keseimbangannya. 6) Nyabuk gunung merupakan cara bercocok tanam
dengan membuat teras sawah yang dibentuk menurut garis kontur. Cara ini merupakan
suatu bentuk konservasi lahan dalam bercocok tanam karena menurut garis kontur.

Abstrak Hasil Penelitian 2011 119

Anda mungkin juga menyukai