Anda di halaman 1dari 17

TUGAS ASKEP PERNAPASAN II

“PENYELESAIAN SOAL KASUS HEMOTHORAX”

Dosen Pembimbing: Syamsidar, S. Kep, Ns, M. Kes

Di Susun Oleh :

ATIKAH REZKIA ARSYAD


FATMAWATI GAFRAN ABDUL
MUH RIFKI K. HADIA
NIFTAHUDIN TUKI
NURAIN Y. POHA
SONIA FRANSISKA MOHI

KELAS 4A DIV KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
GORONTALO
2019-2020
Pasien usia 44 tahun 3 hari lalu datang ke RS. Kita Bahagia dengan luka tusuk di bagian dada
kanan. Perdarahan awal 1600 cc. Saat di kaji di IGD, pasien masih bisa berbicara namun sambil
menahan sakit. Pasien mengeluh sesak nafas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bibir pucat,
pergerakan dinding dada dan suara napas menurun pada bagian yang cedera. Riwayat
merokok (+)

Taktil fremitus dada kanan tertinggal. Didapatkan suara perkusi hipersonor dan suara napas
yang menurun. CRT=4 detik. Hasil pemeriksaan laboratorium: Hb 6 gr/dl, Leukosit 8x10^3/µL,
Eritrosit 5x106/µL, Trombosit 145.000/µL, Hematokrit 41%. TD=100/70 mmHg, N=125x/menit,
RR=28x/menit, akral teraba dingin, saturasi O2= 95%. Hasil foto thorax adanya akumulasi
cairan berupa darah di cavum pleura dextra.

Kemudian pasien dipindahkan ke ruang perawatan dan dilakukan tindakan WSD (Water Seal
Drainage). Pada hari ke-3 perawatan, pasien masih mengeluh sesak napas baik saat aktivitas
maupun istirahat. Pasien batuk dengan sekret sedikit. Pasien mengeluh nyeri pada
pemasangan alat WSD saat batuk atau bergerak. ADLs pasien dibantu keluarga karena pasien
tidak dapat melakukannya secara mandiri. Terpasang IVFD NaCl 0.9% pada ekstremitas kanan
atas. Terpasang oksigen 2 liter/ menit. Posisi tidur semi fowler. Konjungtiva anemis dan Hb di
bawah nilai normal, diputuskan akan menjalani transfuse darah.

Pasien mengatakan ingin segera melepas alat WSD karena ia ingin makan namun sering
menahannya karena takut saat menelan akan merasakan sakit pada dada dan pada
pemasangan alat WSD. Dokter dan perawat menjelaskan bahwa alat WSD masih digunakan
karena masih adanya perdarahan dari rongga pleura pasien.
Identifikasi kebutuhan dasar yang mengalami gangguan dan lakukan pengelompokan data
berdasarkan subkategori diagnosis keperawatan

Kategori dan Subkategori Data Subjektif dan Objektif


Fisiologis Respirasi S: Pasien mengeluh sesak napas, pada hari ke 3 perawatan
pasien masih mengeluh sesak napas, pasien mengeluh
sesak napas bak saat aktivitas maupun istirahat, posisi
tidur pasien semi fowler
O: Pasien batuk dengan sedikit sekret sedikit, pergerakan
dinding dada menurun pada bagian cedera, suara napas
menurun pada bagian cedera, luka tusuk dibagian dada
sebelah kanan, perkusi hipersonor, RR : 28x/menit
(takipnea), terpasang oksigen 2liter/menit, hasil foto
thorax adanya akumulasi cairan berupa darah di cavum
pleura dextra, riwayat merokok (+)
Sirkulasi S: -
O: CRT : 4 detik, Hb : 6 gr/dl, pendarahan awal 1600 cc, bibi
pucat, akral teraba dingin, TD, 100/70 mmHg, konjungtiva
anemis, pasien diputuskan untuk menjalani transfuse
darah, terpasang oksigen 2liter/menit.
Nutrisi dan Cairan Faktor Resiko : Pasien mengatakan ingin melepas alat WSD
karena ia ingin makan namun sering
menahannya karena takut saat menelan
akan merasakan sakit pada dada
Eliminasi -

Aktivitas dan S : Pasien mengeluh sesak napas baik saat aktivitas maupun
Istirahat istirahat
O : Pasien terpasang alat WSD, ADL pasien dibantu keluarga
karena pasien tidak melakukannya secara mandiri,
terpasang IVFD Nacl 0.9 % pada ekstremitas kanan atas,
terpasang oksigen 2liter/menit
Neurosensori -

Reproduksi dan -
Seksualitas

Psikologis Nyeri dan S: Pasien mengeluh nyeri dada pada pemasangan alat WSD
Kenyamanan saat batuk atau bergerak
O: pasien masih bias berbicara namun sambal menahan
sakit, posisi semi fowler, N : 125x/menit.
Integritas Ego -

Pertumbuhan dan -
Perkembangan

Perilaku Kebersihan Diri -

Penyuluhan dan -
Pembelajaran

Relasional Interaksi Sosial -

Lingkungan Keamanan dan Faktor Resiko : Luka tusuk di bagian dada kanan, pasien
Proteksi terpasang IVFD, riwayat merokok (+), Hb dibawah nilai
normal.
Lakukan analisis data untuk menegakkan diagnosis keperawatan

Masalah
Data Subjektif dan Objektif Analisis Data*
Keperawatan
S: Klien mengeluh sesak, klien Cedera jaringan Bersihan jalan napas
mengatakan sejak 3 minggu lunak,cedera/hilangnya tidak efektif
lalu tapi 6 hari lalu batuk kontinuitas struktur tulang
disertai lendir dan berwarna
kemerahan Nyeri, adanya luka pasca trauma,
O: Terdapat bunyi napas pergerakan fragmen tulang
tambahan ronkhi kering, Klien
nampak batuk berdahak dan Kerusasakan jaringan paru
kesulitan untuk mengeluarkan
dahaknya Hambatan batu efektif

Akumulasi sekret

Bersihan jalan napas tidak efektif

S: - Cedera jaringan lunak, Perfusi perifer tidak


O: CRT : 4 detik, Hb : 6 gr/dl, cedera/hilangnya kontinuitas efektif
pendarahan awal 1600 cc, bibi struktur tulang
pucat, akral teraba dingin, TD,
100/70 mmHg, konjungtiva Nyeri, adanya luka pasca trauma,
anemis, pasien diputuskan pergerakan fragmen tulang
untuk menjalani transfuse
darah, terpasang oksigen Pendarahan jaringan interstitium,
2liter/menit. pendarahan intra alveolar

Akumulasi darah dikantong pleura

Gangguan ventilasi :
pengembangan paru tidak
optimal, gangguan difusi,
distribusi dan transportasi oksigen
Aliran darah sentral menurun

Hipoksia arterial

Perfusi perifer tidak efektif

S: Pasien mengeluh nyeri dada Cedera jaringan Nyeri akut


pada pemasangan alat WSD lunak,cedera/hilangnya
saat batuk atau bergerak kontinuitas struktur tulang
O: pasien masih bias berbicara
namun sambal menahan Nyeri, adanya luka pasca trauma,
sakit, posisi semi fowler, N pergerakan fragmen tulang
: 125x/menit.
Kerusasakan jaringan paru

Terpasang WSD

Nyeri Akut
Faktor Resiko : Cedera jaringan Resiko defisit nutrisi
Pasien mengatakan ingin lunak,cedera/hilangnya
melepas alat WSD karena ia kontinuitas struktur tulang
ingin makan namun sering
menahannya karena takut Nyeri, adanya luka pasca trauma,
saat menelan akan merasakan pergerakan fragmen tulang
sakit pada dada
Kerusasakan jaringan paru

Terpasang WSD

Kesulitan menelan

Resiko defisit nutrisi


S : Pasien mengeluh sesak Cedera jaringan Intoleransi aktifitas
napas baik saat aktivitas lunak,cedera/hilangnya
maupun istirahat kontinuitas struktur tulang
O : Pasien terpasang alat
WSD, ADL pasien dibantu Nyeri, adanya luka pasca trauma,
keluarga karena pasien pergerakan fragmen tulang
tidak melakukannya secara
mandiri, terpasang IVFD Kerusasakan jaringan paru
Nacl 0.9 % pada
ekstremitas kanan atas, Terpasang WSD
terpasang oksigen
2liter/menit Hb dibawah normal

Kelemahan

Intoleransi aktivitas
Faktor Resiko : Cedera jaringan Resiko infeksi
Luka tusuk di bagian dada kanan, lunak,cedera/hilangnya
pasien terpasang IVFD, riwayat kontinuitas struktur tulang
merokok (+), Hb dibawah nilai
normal. Nyeri, adanya luka pasca trauma,
pergerakan fragmen tulang

Edema trakheal/faringeal,
peningkatan produksi sekret dan
kemampuan batuk efektif

Terpasang WSD

Resiko Infeksi

Keterangan:
*) Untuk keperluan pembelajaran, analisis data dibuat alur secara skematis yang
menggambarkan mekanisme dari etiologi/faktor risiko, proses patofisiologi hingga
munculnya masalah keperawatan
Susun rencana keperawatan meliputi diagnosis, luaran dan intervensi keperawatan

RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

No* Diagnosis Keperawatan** Luaran Keperawatan*** Intervensi Keperawatan****


1 Bersihan jalan napas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama
b.d obstruksi jalan napas keperawatan selama … maka Laatihan Batuk efektif
Definisi : bersihan jalan napas meningkat Observasi
Ketidakmampuan dengan kriteria hasil:  Identifikasi kemampuan batuk
membersihkan sekret atau  Batuk efektif (meningkat) 5  Monitor tanda dan gejala infeksi saluran penapasan
obstruksi jalan nafas untuk  Produksi sputum (menurun) Terapeutik
mempertahankan jalan nafas 5  Atur posisi semi-fowler atau fowler
No Dx.0149  Dispnea (menurun) 5  Buang sekret pada tempat sputum
Kategori : Fisiologis Edukasi
Sub Kategori : Respirasi  Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
MAYOR :  Anjurkan Tarik napas dalam melali hidung selama 4
Subjektif detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari
- mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8
Objectif detik
 Tidak mampu batuk  Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
 Sputum berlebihan  Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik
 Mengi, weezing, napas dalam yang ke-3
dan/ataubronkhi kering
 Mekonium jalan nafas Kolaborasi
MINOR :  Kolaborasi pemberian pemberian mukolitik atau
Subjektif ekspektoran, jika perlu
 Dispnea
 Sulit bicara
 Ortophnea
Objektif
 Gelisah
 Sianosis
 Bunyi nafas menurun
 Frekuensi nafas berubah
 Pola nafas berubah

2 Perfusi perifer tidak efektif b.d Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama
penurunan Hb keperawatan selama … maka Perawatan sirkulasi
Definisi : penurunan serkulasi perfusi perifer meningkat dengan Observasi
darah pada level kapiler yang kriteria hasil:  Periksa sirkulasi perifer
dapat menggangu metabolisme  Denyut nadi perifer  Identifikasi factor risiko gangguan sirkulasi (perokok)
tubuh (meningkat) 5 Terapeutik
No dx: D0009  Warna kulit pucat  Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di
Kategori : fisiologis (menurun) 5 area keterbatasan perfusi
Subkategori : respirasi  Pengisian kapiler  Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
Tanda mayor : (membaik) 5 dengan keterbatasan perfusi
Subjektif  Lakukan hidrasi
-  Lakukan perawatan kaki dan kuku
Objektif Edukasi
 .pengisian kapiler >  Anjurkan berhenti merokok
3detik  Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
 Nadi perifer menurun  Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
atau tidak teraba dilaporkan
 Akral teraba dingin Kolaborasi
 Warna kulit pucat  -
 Turgor kulit menurun
Tanda minor :
Subjektif
 Parastesia
 Nyeri ekstremitas
(klaudikasi intermiten)
Objektif
 Edema
 Penyembuhan luka
lambat
 Indeks andikie –brachial
<0,90
 Bruitfemoral
3 Nyeri akut b.d luka tusuk pada Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama
dada kanan keperawatan selama … maka Manajemen nyeri
Definisi : Pengalaman sensorik tingkat nyeri menurun dengan Observasi
atau kriteria hasil:  Indentifikasi loksasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
emosional yang berkaitan  Keluhan nyeri (menurun) 5 kualitass, intensitas nyeri
dengan  Meringis (menurun) 5  Identifikasi skala nyeri
kerusakan jaringan actual atau  Frekuensi nadi (membaik) 5  Identifikasi respon nyeri non-verbal
fungsional  Identifkasi factor memperberat dan memperingan
dengan onset mendadak atau nyeri
lambat danberintensitas ringan  Monitor efek samping penggunaan analgetik
hingga berat yang Terapeutik
berlangsung kurang dari 3 bulan  Berikan Teknik non-farmakologi unutk mengurangi rasa
No Dx.0077 nyeri
Kategori : Psikologi  Fasilitasi istirahat dan tidur
Sub Kategori : Nyeri dan  Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Kemanyanan Edukasi
MAYOR :  Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Subjektif  Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi
 Mengeluh nyeri nyeri
Objectif Kolaborasi
 Tampak meringis Kolaborasi pemberian analgetik
 Bersikap protectif
(waspada,posisi
menghindari nyeri)
 Gelisah
 Frekuensi nadi
meningkat
 Sulit tidur
MINOR :
Subjektif
-
Objektif
 Tekanan darah
meningkat
 Pola nafas berubah
 Nafsu makan berubah
 Proses berpikir
terganggu
 Menarik diri
 Berfokus pada diri
sendiri
 Diaforesis

4 Resiko defisit nutrisi d.d Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama :


kesulitan menelan karena keperawatan selama 3x24 jam Manajemen nutrisi
terpasang WSD maka status nutrisi membaik Observasi :
Definisi : Berisiko mengalami dengan kriteria hasil : Identifikasi status nutrisi
asupan  Porsi makan yang Terapeutik :
nutrisi tidak cukup untuk dihabiskan 5  Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
memenuhi  Kekuatan otot menelan 5 Edukasi :
kebutuhan metabolisme.  Verbalisasi keinginan untuk  Anjurkan diet yang diprogramkan
No Dx.0032 meningkatkan nutrisi 5 Kolaborasi :
Kategori : Fisiologis  Pengetahuan tentang  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Sub Kategori : Nutrisi dan Cairan pilihan makanan yang sehat kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan jika perlu
Faktor risiko: 5
 Ketidakmampuan  Pengetahuan tentang
menelanmakanan pilihan minuman yang
 Ketidakmampuan sehat 5
mencernamakanan  Pengetahuan tentang
 Ketidakmampuanmenga standar asupan nutrisi yang
bsorbsinutrisi tepat 5
 Meningkatkan  Berat badan 5
kebutuhanmetabolisme  Frekuensi makan 5
 Faktor ekonomi (mis.  Nafsu makan5
Finansialtidak
mencukupi)
 Fakor psikologis (mis.
Stresskeenganan untuk
makan)
Kondisi klinis terkait:
 Stroke
 Parkinson
 Mobius syndrome
 Cerebral palsy
 Cleft lip
 Cleft palate
 Amyotropic lateral
sclerosis
 Kerusakan
neuromuscular
 Luka bakar
 Kanker
 Infeksi
 AIDS
 Penyakit Crohn’s
 Enterokolitis
 Fibrosis kistik
5 Intoleransi aktifitas b.d Hb Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama
dibawah normal keperawatan selama … maka Manajemen energi
Definisi : toleransi aktifitas meningkat Observasi
Ketidakcukupan energy untuk dengan kriteria hasil:  Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
melakukan aktivitas sehari-hari  Keluhan Lelah (menurun) 5 kelelahan
No Dx : D0056  Dispnea saat beraktifitas  Monitor pola dan jam tidur
Kategori : Fisologis (menurun) 5  Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
Subkategori : Aktivitas/istirahat  Frekuensi nadi (meningkat) melakukan aktifitas
Tanda Mayor : 5 Terapeutik
Subjektif  Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
 Mengeluh lelah  Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
Objektif  Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat
 Frekuensi jantung berpindah atau berjalan
meningkat >20% dari Edukasi
kondisi istirahat  Anjurkan tirah baring
Tanda Minor :  Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
Subjektif  Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
 Dyspnea saat/setelah Kolaborasi
aktivitas  Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
 Merasa tidak nyaman asupan makanan
setelah beraktivitas
 Merasa lemah
Objektif
 Tekanan darah berubah
>20% dari kondisi
istirahat
 Gambaran EKG
menunjukan aritmia
saat/setelah aktivitas
 Gambaran EKG
menunjukan iskemia
 Sianosis
6 Resiko infeksi d.d Terpasangnya Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama
WSD keperawatan selama … maka Pencegahan infeksi
Definisi: Berisiko mengalami tingkat infeksi menurun dengan Observasi
peningkatan kriteria hasil:  Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
terserang organisme patogenik.  Deman (menurun) 5 Terapeutik
No.Dx: 0142  Nyeri (menurun) 5  Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
Kategori: Lingkungan  Nafsu makan (meningkat) 5 pasien dan lingkungan psien
Subkategori: Keamanan dan  Batasi jumlah pengunjung
Proteksi  Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi
Faktor Risiko Edukasi
 Penyakit kronis (mis.  Jelaskan tanda dan gejala infeksi
diabetes mellitus)  Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Efek prosedur invasive  Ajarkan etika batuk
 Malnutrisi  Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Peningkatan paparan  Anjurkan meningkatkan asupan cairan
organisme pathogen Kolaborasi
lingkungan.  Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
 Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
primer.
 Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
sekunder.
Kondisi klinis terkait
 AIDS
 Luka bakar
 PPOK
 Diabetes mellitus
 Tindakan invasive
 Kondisi penanggulangan
terapisteroid
 Penyalahgunaan obat
 Ketuban pecah
sebelumwaktunya
(KPSW)
 Kanker
 Gagal ginjal
 Imunosupresi
 Lymphedema
 Leukositopenia
 Gangguan fungsi hat

Keterangan:
*) Nomor menggambarkan urutan prioritas diagnosis keperawatan
**) Penulisan Diagnosis Keperawatan sesuai dengan SDKI. Dituliskan dengan format PES (aktual) atau PE (risiko)
***) Penulisan Luaran Keperawatan sesuai dengan SLKI. Dituliskan memenuhi prinsip SMART (Spesific, Measurable, Attainable, Realistic, Timely)
****) Penulisan Intervesi Keperawatan sesuai dengan SIKI. Dituliskan dengan 4 tipe tindakan (observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi)

Anda mungkin juga menyukai