Anda di halaman 1dari 16

RESUME

NAMA : MUHAMMAD ZUFRI AL ARIEF


NPM : 2041010392
MATKUL : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB IX MASYARAKAT MADANI

A.PENGERTIAN MASYARAKAT MADANI

Berikut berbagai definisi masyarakat madani menurut para ahli.

1. Nurcholish Madjid

Beliau menjelaskan bahwa masyarakat madani adalah masyarakat yang ada didalam
peradaban islam.Yang dimaksud ialah masyarakat yang berada dikota madinah,sebuah
wilayah yang dibangun oleh nabi Muhammad SAW.

2.Thomas Paine

Pengertian civil society menurut Thomas Paine adalah sebuah wilayah yangmenjadi
tempat hidup sekumpulan manusia.Didalamnya mereka mengembangkan kepribadiannya
serta meluapkankeingin pribadi tanpa mengganggu orang lain.

3.Dawan Rahardho

Menurutnya,masyarakat madani merupakan proses terbentuknya sebuah peradaban


manusia yang didasari nilai kebijaksanaan.

4. W.J.S Poerwadarminton

Menurut Poerwadarminton,masyarakat adalah sebuah hubungan yang dilakukan


masyarakat dengan adanya ikatanatau aturan tertentu.kemudian kata “madani” berasal dari
bahasa arab yang merujuk pada kota madinah.

Secara bahasa,arti masyarakat madani adalah masyarakat kota.perlu dipahami juga


pemakaian kata kota adalah bukan berarti merujuk pada letak geografis suatu wilayah.
Namun pada kepribadian yang pantas untuk masyarakat kota.

5. Definisi dari PBB


Pengertian civil society menurut persatuan bangsa (PBB) adalah sebuah masyarakat yang
hidup secara demokratis.secara menghargai setiap hak dan tanggung jawab manusia.

6. Gellner

Pengertian Civil Society menurut Gellner adalah sebuah isntitusi atau lembaga dan
perkumpulan yang memiliki kekuatan.Dalam hal ini kekuatan yang dimkasud untuk
mencegah lahirnya tirani pemerintahan yang dilakukan oleh Negara atau komunitas tertentu.

7. Muhammad A.S.Hikam

Menurut Muhammad Hikam,masyarakat madani adalah beberapa wilayah yang


terorgnisasi dengan baik dalam kehidupan bersosial.

Ciri-ciri utama masyarakat ini adalah kesukarelaan,keswasembadaan dan keswadayaan,dan


kemandirian yang tinggi kepada Negara.Serta memiliki keterikatan dengan nilai-nilai norma
dalam kehidupannya.

8.M.Hasyim Manan memberikan pengertian masyarakat madani sebagai berikut:

a.Masyarakat madani adalah masyarakat yang selalu memelihara pelaku yang


beradab,sopan,santun,berbudaya tinggi,baik dalam pergaulan sehari hari,dalam
berbicara,dalam mencari kebenaran,bahkan dalam mencari rejeki,mengupayakan
kesejahteraan atau dalam menerapkan hokum dan saksi,sampai dalam menghadapi konflik
peperangan.

b.Masyarakat madani adalah masyarakat yang selalu memelihara prilaku yang


beradab,sopan santun,berbudaya tinggi,baik dalam menghadapi sesame manusia,atau
lainnya,misalnya dalam menyembelih binatang untuk dikonsumsi,dalam berburu.

c.Masyarakat madani adalah masyarakat yang selalu memelihara perilaku yang


beradap,sopan santun,berbudaya tinggi,dan ramah dalam menghadapi lingkungan
nya,masyarakat yang hubungan antar warganya sangat harmoni,saling menghargai
kepentingan masing –masing.

B.SEJARAH SINGAKAT MASYARAKAT SIPIL

1.Sejarah Masyarakat Sipil Oleh Pemikir Barat

a.Aristoteles
Sejarah awal masyarakat sipil (civil society) tidak bias dilepaskan dari filsus Yunani
Aristoteles.Kala itu aristoteles memandang konsep masyarakat sipil sebagai system
kenegaraan bahkan konsep masyarakat sipil adalah kenegaraan itu sendiri.

b.Marcus Tullius Cicero

Berbeda pendapat dengan Aristoteles,negarawan asal Romawi Marcus Tullius Cicero


mendefinisikan masyarakat sipil sebagai societies cvilies yaitu sebuah komunitas yang
mendominasi komunitas yang lainnya dengan tradisi politik kota sebagai komponen
utama.Definisi cicero tentang masyarakat sipil lebih mengarah pada konsep kota,yakni untuk
menggambarkan kerajaan,kota,dan bentuk korporasi lainnya yang terorganisir.

c. Otto Brunner

Otto Brunner kemudian merumuskan konsep masyarakat sipil sebagai sesuatu yang
merujuk pada dualisme,bukan antara negara dan masyarakat,tetapi antara raja disatu pihak
dan rakyat atau sebuah bangsa dipihak lain yang bersifat privat.

d.Thomas Hobbes dari Jhon locke

Rumusan tentang civil society selanjutnya dikembangkan oleh Thomas Hobbes dan Jhon
Locke.keduanya meamndang civil society sebagai kelanjutan dari evolusi masyarakat yang
berlangsung secara alamiah.

e.Thomas Paine

Berikutnya lewat aktivitas politik asal Inggris-Amerika Thomas Paine menerangkan bahwa
masyarakat mempunyai hak alami yang tidak dapat dicabut oleh siapapun termasuk oleh
negara sekalipun,sementara negara terbangun karena adanaya legistiminasi masyarakat.Paine
memaknai pengertian civil society sebagai sesuatu yang berlawanan dengan lembaga negara
bahkan dianggap sebagai antitesis negara.

f. Adam Ferguson

Adam Ferguson pada tahun 1767 mengkontekstualisasikan civil society dengan konteks
sosial dan politik di skotlandia dengan perkembangan kapitalismenya yang berdampak pada
krisis sosial.

g. Kant,Ficht,dan Hegel
Dijerman,Kant,Fichte,dan Hegel mulai memaknai masyarakat madani sebagai suatu
kesatuan yang terpisah dari negara. Kant melihat masyarakat madani sebagai tujuan umat
manusia yang hidupberdasarkan hukum dan menolak menyatukannya sebagai bagian
lemabaga yang absolute.

h. Marx

Konsep masyarakat madani Hegel oleh Marx diangkat kembali dengan pengertian yang
sama,yaitu masyarakat madani dianggap atau mengcu kepada masyarakat ekonomi atau
masyarakat borjuasi.

i.Antonio Gramci

Antonio Gramci kemudian mengembangkan konsep masyarakat madani dengan pencapaian


yang cukup penting.konsep yang ditawarkan Gramciberbeda dengan apa yang telah
dirumuskan oleh Hegel dan Marx.Gramci melihat masyarakat madani tidak dalam domain
ekonomi,tetapi dalam domain politik dan kultural.

j. Alexis de Tocqueville

Pada fase selanjutnya,wacana civil society dikembangkan oleh Alexi de Tocqueville


dengan pengalamannya dalam mengamati budaya demokrasi amerika. Tocqueville
memandang civil society sebagai kelompok penyeimbang kekuatan negara.kekuatan politik
dan masyarakat sipil telah menjadi kekuatan utama yang menjadikan demokrasi amerika
yang mempunyai daya tahan yang kuat.

2.Sejarah Singkat Masyarakat Sipil di Indonesia

Di indonesia,pengertian mayarakat madani sudah dikenal melalui forum forum diskusi


sejak akhir 1980-an para pendukung demokrasi mengeluh tentang menguatnya
militer,negara,birokrasi,dan idiologi resmi.

Masyarakat madani indonesia mempunyai ciri-ciri yang dibentuk oleh sejarah


bangsa,kemajemukan masyarakat,ideologi nasional,dan lingkungan budaya indonesia.ciri –
ciri tersebut adalah sebagai berikut.

a.Relegius dan berbudi luhur,


b. Adil dan sejahtera,

c.Demokratis dan toleran,

d.Mandiri dan bertanggung jawa,

e.Tertib dan teratur,

f. Setara dan kebersamaan,

g. Berintgrasi dan berketangguhan budaya,serta

h. Dinamis dan berorientasi kedepan.

C.KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI

Masyarakat madani terwujud berkat adanya unsur-unsur yang membangunnya sehingga


menjadi sebuah tatanan yang utuh. Faktor-faktor tersebut saling mengikat dan menjadi
kesatuan yang utuh dan menjadi ciri khas masyarakat madani. Beberapa unsur pokok yang
harus dimiliki oleh masyrakat madani diatara lain adalah wilayah publik yang
bebas,demokrasi,toleransi,kemajemukan,dan keadaan sosial.
BAB XI
KONSTITUSI DAN TATA PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA

A. PENGERTIAN KONSTITUSI
Konstitusi berasal dari bahasa perancis consituer ysng berarti membentuk.
Membentuk yang dimaksud dalam istilah ini adalah pembentukan, penyusunan, atau
pernyataan akan suatu negara. Konstitusi dalam bahasa latin berasal dari bahasa dari
dua kata, cume dan statuere. Cume bermakna “bersama dengan....” da stature
bermakna “membuat suatu agar berdiri” atau “mendirikan, menetapkan sesuatu.” Arti
dari Undang-undang dasar merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, grondwet.
Kata ground berarti tanah atau dasar, dan wet berarti undang-undang.
Makna kata konstitusi ( constitution ) yang lebih luas dari pada Undang-
Undang dasar terdapat dalam bahasa inggris, yaitu keseluruhan dari peraturan-
peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatut dan mengikat cara-cara
tentang bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Konstitution juga dapat diartikan sebagai piagam yang menyatukan tujuan bangsa
sebagai dasar organisasi kenegaraan suatu bangsa. Undang-undang dasar merupakan
bagian dalam konstitusi.
Dari berbagai makna tersebut, arti konstitusi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kumpulan kaidah yang memberikan batasan kepada kuasa atau pemimpin
dalam kursi kekuasannya
2. Dokumen tentang pembagian tugas dan wewenang dari sistem politik yang
diterapkan dalam suatu negara
3. Deskripsi yang menyangkut tentang HAM

B. TUJUAN DAN FUNGSI KONSTITUSI


Secara garis besar, tujuan dengan adanya konstitusi adalah membatasi tindakan yang
sewenang-wenang oleh pemimpin atau penguasa negara, menjamin hak-hak rakyat
yang dinaungi, dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.
Menurut Steenbeck ( Dalam Ubaedillah dan Rozak, 2003 ) menyatakan bahwa
terdapat tiga materi muatan pokok dalam konstitusi, yaitu :
1. Jaminan hak-hak asasi manusia
2. Susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar
3. Pembagian dan pembatasan kekuasaan

Dalam paham konstitusi demokrasi dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi :


1. Anatomi kekuasaan ( kekuasaan politik ) tunduk pada hukum
2. Jaminan dan perlindungan hak hak asasi manusia
3. Peradilan yang bebas dan mandiri
4. Pertanggungjawaban kepada rakyat ( akuntabilitas publik ) sebagai sendi utama
dari asas kedaulatan rakyat

C. SEJARAH PERKEMBANGAN KONSTITUSI


Konstitusi sebagai suatu kerangka kehidupan politik telah ada sejak zaman
Yunani yang memiliki beberapa kumpulan hukum. Sebagai contoh, kota Athena
pernah memiliki lebih dari sebelas konstitusi. Aristoteles pernah mengumpulkan
sebanyak kurang lebih 158 konstitusi dari beberapa negara. Pada zaman yunani
pemahaman tentang konstitusi memang hanyalah merupakan suatu kumpulan dari
peraturan serta adat kebiasaan saja.
Setelah itu, kemudian pada masa kekaisaran Roma pengertian konstitusi
mengalami perubahan makna. Arti konstitusi pada masa itu adalah suatu kumpulan
ketentuan serta peraturan yang dibuat oleh para kaisar, pendapat dan pernyataan para
ahli hukum, negarawan, serta adat kebiasaan warga setempat selain undang-undang.
Konstitusi yang dianut Roma memiliki pengaruh besar sampai pada abad pertengahan
sehingga melahirkan paham demokrasi perwakilan dan nasionalisme. Dua paham
itulah yang akan menjadi bibit dari konstitusionalisme modern.
Pada abad ke-7, yaitu biasa disebut dengan zaman klasik lahir lah piagam
Madinah atau kontitusi Madinah. Piagam Madinah dibentuk pada tahun 622 Masehi
merupakan aturan pokok tata kehidupan bersama Madinah yang dihuni oleh
bermacam kelompok dan golongan : Yahudi, Kristen, Islam, dan lain-lainnya.
Konstitusi Madinah terkandung hak-hak bebas berkeyakinan, berpendapat, kewajiban
dalam hidup masyarakat, dan mengatur kepentingan publik dalam kehidupan yang
majemuk. Konstitusi Madinah merupakan konstitusi pertama yang memuat konsep
konstitusi moder didunia dalam menaruh pengakuan HAM didalamnya.
Keseluruhan pasal dalam piagam madinah terdapat 47 Pasal. Dalam piagam
madinah ini terasa begitu kental nuansa persatuan dari kelompok-kelompok yang
berbeda sebagai masyarakat majemuk.
Selanjutnya pada abad ke 17, kaum bangsawan inggris yang telah
memenangkan polemik yang disebut dengan The Glorius Revolution ( Revolusi Istana
) telah mengakhiri kekuasaan raja yang absolutisme dan menggantikannya dengan
sistem parlemen sebagai pemegang kedaulatan. Revolusi ini berakhir dengan
disahkannya deklarasi kemerdekaan 12 negara koloni dengan disahkannya deklarasi
kemerdekaan sebagai dasar negara yang berdaulat.
Sekitar 12 tahun setelah pengukuhan deklarasi kemerdekaan di Inggris, terjadi
revolusi di perancis yang mangalami kekacauan sosial. Ketegangan-ketegangan yang
terjadi diperamcis itu menuntut adanya konstitusi. Maka pada 14 September 1971
dicatat sebagai peristiwa penerimaan kontitusi yang pertama kali dieropa oleh Louis
XVI. Sejak peristiwa bersejarah ini, sebagian besar negara-negara didunia, yang
menganut sistem monarki ataupun republik, negara federasi ataupun negara kesatuan.

D. SEJARAH LAHIR DAN PERKEMBANGAN KONSTITUSI DI INDONESIA


Perencanaan UUD dimulai pada 29 Mei 1945 sampai 6 Juli 1945 oleh Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ) atau istilah
Jepangnya adalah Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang beranggotan 62 orang dan
diketuai oleh Mr. Radjiman Wedyodiningrat. Yang bertugas merumuskan Undang-
Undang Dasar bagi negara Indonesia.
Di akhir sidang I, BPUPKI berhasil membentuk panitia kecil yang disebut
dengan Panitia Sembilan. Panitia kecil ini pada akhirnya berhasil mencapai kompromi
dalam menyetujui naskah mukadimah UUD Pada 22 Juli 1945. Hasil naskah yang
telah dibuat oleh Panitian Sembilan ini kemudian diterima oleh BPUPKI dalam
sidang II pada tanggal 11 Juli 1945. Setelahnya pada tanggal 16 Juli 1945 Soekarno
membuat panitia kecil untuk membentuk panitia dalam mempersiapkan kemerdekaan
yang bernama PPKI yang diketuai oleh Seopomo dan menyusun rancangan UUD.
Dalam perjalanan sejarah, konstitusi negara Indonesia telah mengalami
beberapa perkembangan dan perubahan nama dan subtansi materi di dalamnya.
Perjalanan sejarah tersebut antara lain :
1. Undang-undang dasar 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945
– 27 Desember 1945.
2. Konstitusi Republik Indonesia serikat ( RIS ) dengan masa berlaku 27
Desember 1949-17 Agustus 1950.
3. Undang-Undang Dasar Sementara ( UUDS ) Republik Indonesia 1950
yang masa berlakunya sejak 17 Agustus 1950- 5 Juli 1959
4. Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali
konstitusi pertama Indonesia dengan masa berlakunya sejak Dekrit
Presiden 5 Juli 1959-sekarang

E. PERUBAHAN KONSTITUSI DI INDONESIA


Dalam sistem ketatanegaraan konstitusi moder terdapat dua model perubahan,
yaitu pembaruan ( Renwal ) dan amandemen ( Perubahan ). Renwel adalah sistem
perubahan konstitusi dengan cara merubah konstitusi secara keseluruhan dan
diberlakukannya konstitusi pengganti yang baru. Beberapa negara yang menggunakan
sistem perubahan konstitusi renwal ini adalah Belanda, Jerman, dan Perancis.
Amandemen adalah perubahan konstitusi dengan sistem jika suatu konstitusi diubah,
konstitusi yang asli tetap berlaku. Dengan kata lain, perubahan konstitusional dengan
sistem amandemen tidak terjadi pada keseluruhan bagian dalam konstitusi asli
sehingga hasil amandemen tersebut merupakan lampiran yang menyertai konstitusi
awal. Negara yang menerapkan jenis perubaha konstitusi amandemen ini adalah
Amerika Serikat dan Indonesia.
Menurut Budiarjo ada empat acam prosedur dalam perubahan konstitusi baik
dalam model renewal ataupun amandemen, yaitu :
1. Sidang badan legislatif dengan ditambah dengan beberapa syarat, misalnya
dapat ditetapkan forum untuk sidang yang membicarakan usul perubahan
Undang-Undang Dasar dan Jumlah minimum angota badan legislatif atau
menerimanya.
2. Referendum, pengambilan keputusan dengan cara menerima atau menolak
usulan berupa perubahan undang-undang
3. Negara-negara bagian dalam negara federal ( misalnya, Amerika Serikat,
tiga perempat dari 50 negara-negara bagian harus menyetujui
4. Perubahan yang dilakukan dalam sebuah konvensi atau dilakukan oleh
suatu lembaga khusus yang dibentuk hanya untuk kepentingan perubahan
Dalam perubahan keempat Undang-Undang Dasar 1945 diatur tentang
tata cara perubahan undang-undang. Bersandar pada pasal 37 UUD 1945 menyatakan
bahwa :
1. Usulan perubahan pasal pasal Undang Undang Dasar dapat diagendakan
dalam sidang MPR apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota MPR
2. Setiap usulan perubahan pasal pasal Undang Undang Dasar diajukan
secara tertulis dan ditunjukan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk
diubah beserta alasannya
3. Untuk mengubah pasal pasal Undang-Undang Dasar, sidang MPR dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang Undang Dasar dilakukan
dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu
anggota dari seluruh anggota MPR
Dalam perjalanan konstitusi di Indonesia telah terjadi beberapa kali berubahan
UUD 1945. Dihitung sejak proklamasi 1945, terjadi setidaknya delapan perubahan
atas Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yaitu :
1. Undang-Undang Dasar 1945 ( 18 Agustus 1945-27 Desember )
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat ( 27 Desember 1949-17 Agustus
1950 )
3. Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 ( 17 Agustus
1950- 5 Juli 1959 )
4. Undang-Undang Dasar 1945 ( 5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999 )
5. Undang-Undang Dasar 1945 dan perubahan I ( 19 Oktober 1999-18
Agustus 2000 )
6. Undang-Undang Dasar 1945 dan perubahan I dan II ( 18 Agustus 2000 – 9
November 2001 )
7. Undang – Undang Dasar 1945 dan perubahan I,II dan III ( 9 November
2001 – 10 Agustus 2002 )
8. Undang-Undang Dasar 1945 dan perubahan I,II, III dan IV ( 10 Agustus
2002 )

F. KONSTITUSI SEBAGAI PERANTI KEHIDUPAN KENEGARAAN YANG


DEMOKRATIS
Konstitusi merupakan aturan-aturan dasar yang dibentuk untuk mengatur
kerjasama antara masyarakat dengan negara dalam konsep kehidupan bernegara dan
berbangsa sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
Konstitusi akan memiliki kaitan yang erat dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam sebuah negara jika dipahami sebagai pedoman dalam kehidupan
bernegara dan berbangsa.
Konstitusi merupakan media bagi terselenggaranya kehidupan yang
demokratis bagi seluruh warga negara. Dengan pemikiran demikian, maka bagi
negara yang menjalankan sistem demokraris sebagai sistem ketatanegaraannya, maka
konstitusi adalah langkah untuk terciptanya kehidupan bernegara dan berbangsa yang
demokratis, begitupula sistem kepemimpinan pemerintahanya.
Setiap konstitusi yang berkonsep konstitusi demokratis harus memiliki
prinsip-prinsip dasar demokratis. Secara umum konsep konsep dasar konstitusi
demokratis adalah sebagai berikut :
1. Menempatkan warga negara sebagai sumber utama dari kedaulatan
2. Mayoritas berkuasa, tetapi hak minoritas juga harus terjamin
3. Adanya jaminan penghargaan terhadap hak-hak individu warga negara,
sehingga entitas bersama, tidak dengan sendirinya menghilangkan hak-hak
dasar perorangan
4. Pembatasan kekuasaan pemerintahana
5. Adanya jaminan terhadap negara yang utuh dan integritas suatu wilayah
6. Adanya jaminan keterlibatan rakyat atau warga negara dalam proses bernegara
dan berbangsa melalui pemilihan umum yang bebas
7. Adanya jaminan berlakunya hukum yang adil melalui proses peradilan yang
independen
8. Pembatasan dan pemisahan kekuasaan negara yang meliputi :
a. Pemisahan wewenang kekuasaan berdasarkan trias political
b. Kontrol dan keseimbangan lembaga-lembaga pemerintahan
Dengan demikian kesimpulan yang didapat adalah bahwa tatanan dan praktik
kehidupan ketatanegaraan mencerminkan suasana yang demokratis jika konstitusi
atau undang-undang yang diterapkan dalam negara itu memuat rumusan tentang
pengelolaan kenegaraan secara demokratis dan diperjuangkan Hak Asasi Manusia.

G. LEMBAGA KENEGARAAN SETELAH AMANDEMEN UUD 1945


Menurut teori Trias Politica dalam sistem pemerintahan terdapat tiga jenis
kekuasaan, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ketiga kekuasaan ini terpisah satu
sama lain dalam konsep tigas dan sistem cara untuk melakukannya. Maka menurut
teori ini tidak dibenarkan adanya campur tangan antara satu kekuasaan dengan yang
lain pada lembaga kenegaraan.
Dalam perkembangan sejarah, sistem ketaatanegaraan di Indonesia telah
mengalami banyak perubahan yang mendasar terutama sejak adanya amandemen
Undang-Undang Dasar 1945 yang dilakukan oleh MPR pasca-Orde baru. Perubahan
yang terjadi pada sistem ketatanegaraan tersebut didasari oleh adanya keinginan untuk
membangun pemerintahan yang demokratis dengan sistem check adanbalance yang
setara dan seimbang dalam kekuasaan, keinginan untuk mewujudkan supremasi
hukum dan keadilanm dan menjamin serta melindungi Hak Asasi Manusia.
Hasil amandemen yang berkaitan dengan kelembagaan negara dapat dilihat
pada amandemen pertama Undang-Undang Dasar 1945 yang mengandung
pengendalian kekuasaan oleh presiden, tugas serta wewenang DPR dan Presiden
dalam hal pembentukan undang-undang. Amandemen kedua memfokuskan tentang
penataan ulang keanggotaan,fungsi,hak maupun cara pengisiannya. Amandemen
ketiga Undang-undang Dasar 1945 memfokuskan pada penataan ulang kedudukan
dan kekuasaan MPR, jabatan presiden yang berkaitan dengan tata cara pemilihan
presiden dan wakil presiden secara langsung, pembentukan lembaga negara baru yang
meliputi MK, DPD, KY, serta aturan tambahan untuk BPK. Dan Amandemen
keempat Undang-undang Dasar 1945 mencakup materi tentang kenaggotaan MPR,
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden berhalangan tetap, dan kewenangan presiden.
Dalam konteks perubahan Undang-Undang Dasar 1945 terdapat lima unsur
penting yang telah disepakati oleh panitia ad hoc amandemen UUD 1945, yaitu :
1. Tidak melakukan perubahan atas pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
yang meliputi sistematika, aspek kesejahteraan, dan orisinalitasnya
2. Tetap mempertahankan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial
4. Meniadakan penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dan hal-hal normatif
dalam penjelasan dimasukkan dalam pasal pasal
5. Perubahan dilakukan dengan cara penambahan ( adendum )
Reformasi diIndonesia dalam konsep ketatanegaraan terkait dengan lembaga
kenegaraan sebagai hasil dari proses amandemen Undang-Undang Dasar 1945 dapat
dilihat dari tiga pokok dan fungsi antara lembaga yang dikelompokan dalam
kelembagaaan legislatif, eksekutif dan yudikatif
1. Lembaga Legislatif
Struktur lembaga legislatif atau perwakilan rakyat secara umum terdiri
dari dua konsep, yaitu lembaga perwakilan rakyat satu kamar (univameral)
dan dua kamar ( bicameral ). Terdapat tiga lembaga legislatif yang
direpresentasikan dalam ketatanegaraan Indonesia, yakni MPR, DPR, dan
DPD
2. Lembaga Eksekutif
Pemerintah memiliki dua pengertian, dalam arti luas dan arti sempit.
Pemerintah dalam arti luas memiliki pengertian pemerintah yang meliputi
keseluruhan lembaga kenegaraan, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Pemerintah dalam arti sempit adalah pemerintah yang hanya berkenan
dengan fungsi eksekutif saja.
Dinegara-negara dengan sistem demokrasi, lembaga eksekutif
didalamnya terdiri dari kepala negara, seperti raja, perdana menteri, atau
presiden, beserta menteri menterinya.
Kekuasaan eksekutif bisa dimaknai sebagai kekuasaan yang berkaitan
dengan penyelenggaraan kepentingan negara dan pelaksanaan undang-
undang. Kekuasaan lembaga eksekutif mencakup berbagai bidang, yaitu :
a. Diplomatik
b. Administratif
c. Militer
d. Yudikatif
e. Legislatif
Kekuasaan eksekutif sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang
Dasar 1945 dalam ketatanegaraan Indonesia dilakukan oleh presiden yang
dibantu oleh wakil presiden dalam menjalankan kewajiban negara, yang
dijelaskan pada pasal 1, presiden dibantu oleh menteri menteri negara.
Adapun wewenang, kewajiban, dan hak dari presiden adalah :
a. Memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD 1945
b. Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan Darat, Angkatan Laut
dan Angkatan Udara
c. Mengajukan rancangan UU Kepada DPR.
d. Menetapkan peraturan pemerintah
e. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
f. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
g. Mengangkat duta serta konsul dan menerima penempatan duta negara
lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR
h. Memberi grasi, rehabilitasi, amnesti dan abolisi
i. Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur
dengan UU

3. Lembaga Yudikatif
Kekuasaan lembaga Yudikatif berpegang pada kekuasaan kehakiman
yang dipahami memiliki dua Pintu, yakni MA dan MK. Kekuasaan
kehakiman dalam konteks negara Indonesia adalah kekuasaan negara yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan
keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya negara hukum
Republik Indonesia.
Dalam pelaksanaan kehakiman, amandemen Undang-undang Dasar
1945 membawa perubahan yang besar dalam ketatanegaraan Indonesia.
Berdasarkan amandemen tersebut dijelaskan bahwa kekuasaan kehakiman
dijalankan oleh :
a. Mahkamah Agung ( MA ) dan badan peradilan yang ada di bawahnya
dalam lingkungan peradilan umum, agama, militer dan tata usaha
negara
b. Mahkamah Kontitusi
Amandemen UUD 1945 juga membawa perubahan tentang
penyelenggaraan kekuasaan kehakiman dalam mengintroduksi suatu
lembaga baru yang kaitannya dengan penyelenggaraan kekuasaan
kehakiman, lembaga itu adalah Komisi Yudisial.
a. Mahkamah Agung
Adalah salah satu kekuasaan kehakiman di indonesia. Sesuai
dengan amandemen UUD 1945 yang ketiga, dijelaskan bahwa
kekuasaan kehakiman diIndonesia dilakukan oleh Mahkamah
Agung dan Mahkamah Konstitusi. Kewajiban dan kewenangan
MA yang diatur dalam UUD 1945 Adalah :
1. Berwenang mengadili dalam tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan dibawah undang-undang , dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-
undang
2. Mengajukan tiga orang anggkita hakim konstitusi
3. Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi
rehabilitasi
b. Mahkamah Konstitusi
Merupakan lembaga baru yang telah resmi ada dalam
ketatanegaraan di Indonesia ketika dilakukannya amandemen
Undang-undang Dasar 1945 yang ketiga. Alasan dibentuknya
badan lembaga MK karena sudah tidak adanya lembaga tertinggi
negara. Terlahirnya MK dikhususkan untuk mengantisipasi jika
terjadi persengketaan antar lembaga tinggi negara. Menurut UUD
1945, kewajiban dan wewenang MA antara lain adalah :
1. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang
terhadap Undang Undang Dasar. Memutuskan sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar 1945, memutuskan pembubaran
partai politik, dan memutuskan perselisihan tentang hasil
pemilihan umum.
2. Memberi Putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh presiden atau wakil presiden menurut UUD
1945
c. Komisi Yudisial
Adalah lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaan kewenangannya bebas dari campur tangan atau
pengaruh kekuasaan lainnya. Yang dimaksudkan untuk warga
masyarakat yang luas struktur resmi lembaga parlemen dapat
dilibatkan dalam proses pengangkatan hakim, penilaian kinerja,
dan proses pemberhentian hakim.
4. Badan Pemeriksa Keuangan
BPK dapat dikatakan sebagai mitra kerja DPR dalam mengawasi kinerja
pemerintahan yang mencakup dengan soal-soal keuangan dan kekayaan
negara. BPK dalam undang undang Dasar 1945 merupakan lembaga yang
mandiri dan memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara. Fungsi pokok BPK :
a. Fungsi Operatif
Melakukan pemeriksaan, pengawasan dan penelitian atas penguasaan
dan pengurusan keuangan negara
b. Fungsi Yudikatif
Melakukan tuntutan pembendaharaan dan tuntutan ganti rugi terhadap
pegawai negeri yang perbuatannya melanggar hukum atau
menimbulkan kerugian negara
c. Fungsi Rekomendatif
Memberikan pertimbangan kepada pemerintah tentang pengurusan
keuangan negara.

Anda mungkin juga menyukai