Anda di halaman 1dari 3

Masa pendudukan jepang

Latar belakang pendudukan Jepang di Indonesia

Perang Dunia II (World War II) terjadi di dua benua. Di Eropa, Nazi Jerman melawan pasukan
Sekutu. Di Asia, Jepang melawan Sekutu. Jerman dan Jepang berpaham fasisme ingin
menguasai negara-negara di dunia.

Perang Dunia II di Asia dikenal dengan Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Jepang
berusaha membangun imperium di Asia.

Perang Dunia II di Asia dimulai pada 8 Desember 1941 saat tentara Jepang (Dai Nippon)
mendadak menyerang Pearl Harbor di Hawaii, pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat
terbesar di Pasifik.

Pasukan Jepang dipimpin Laksamana Yamamoto bergerak sangat cepat menuju selatan
termasuk ke Indonesia. Setelah Jepang menyerang Pearl Harbor, Gubernur Henderal Hindia
Belanda, Alidius Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer mengumumkan perang dengan Jepang.

Pendaratan Jepang di Indonesia

Pasukan Jepang sejak awal berusaha menguasai Indonesia sejak pecah perang Pasifik.
Alasannya, Angkatan Perang Jepang (Dai Nippon) membutuhkan minyak bumi dan bahan
mentah lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan angkatan perangnya.

Pada 10 Januari 1942, tentara Jepang telah mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur kemudian
disusul dengan penguasaan daerah Balikpapan, Pontianak dan Banjarmasin.
Daerah-daerah pertambangan minyak di Kalimantan dengan mudah dikuasai Jepang. Tentara
Jepang bergerak ke Suamtera, menduduki Palembang pada 14 Februari 1942. Sehingga makin
mudah merebut Pulau Jawa.

Tentara Jepang menjalankan siasat perang kilat (Blitz Krieg) untuk mewujudkan Imperium Asia
Timur Raya. Dalam menghadapi ekspansi Jepang, Sekutu membentuk ABDACOM (American,
British, Dutch, Australian Command) dengan markas di Lembang, Bandung.

Sementara itu Letjend Hein Ter Poorten diangkat sebagai Panglima Tentara Hindia Belanda
(KNIL). Namun dalam waktu relatif singkat tentara Jepang dapat menguasai hampir seluruh
kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara.

Pendudukan Jepang di Indonesia

Markas besar Kemaharajaan Jepang membentuk tentara umum selatan, yang meliputi:

1. Tentara ke-14 dipimpin Letjend Honma Masaharu dengan wilayah operasi di Philipina.
2. Tentara ke-15 dipimpin Letjend Iida Shojiro dengan wilayah operasi di Thailand dan
Burma.
3. Tentara ke-16 dipimpin Letjend Imamura Hitoshi dengan wilayah operasi di Indonesia
(Hindia Belanda).
4. Tentara ke-25 dipimpin Letjend Yamashita Tomoyuki dengan wilayah operasi di Malaya
(Malaysia).

Selain itu, terdapat beberapa divisi dalam struktur pasukan tersebut. Pada 1 Maret 1942,
tentara ke-16 Angkatan Darat Jepang yang dipimpin Letjend Hitoshi Imamura telah mendarat
di Pulau Jawa di tiga tempat, yaitu:

1. Di teluk Banten, Jawa Barat


2. Di Eretan Wetan, Jawa Barat
3. Di Kragan, Rembang, Jawa Barat

Tentara Jepang dengan mudah merebut kota-kota penting di Jawa seperti Batavia, Bandung
dan lain-lain. Pada 8 Maret 1942, Letjend Hein Ter Poorten selaku Panglima Angkatan
Perang Hindia Belanda dan atas nama Angkatan Perang Sekutu di Indonesia menyerah
tanpa syarat kepada pasukan Jepang.

Perundingan penyerahan tersebut berlangsung di Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Dalam Perundingan Kalijati, dari Jepang diwakili Gubernur Jenderal Imamura, sedangkan
dari pihak Belanda diwakili Gubernur Jenderal Tjarda dan Jenderal Ter Poorten. Pada 8
Maret 1942 dimulai zaman pendudukan Jepang di Indonesia.

Alasan pendudukan Jepang di Indonesia

Kedatangan tentara Jepang yang mengusir imperialis Belanda bertujuan bukan untuk
membebaskan rakyat Indonesia, tetapi ada maksud tertentu.

Faktor-faktor utama kedatangan Jepang ke Indonesia adalah:

1. Indonesia kaya hasil tambang, sehingga menunjang untuk keperluan perang. Indonesia
terdapat bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri Jepang.
2. Indonesia memiliki tenaga manusia atau SDM (man power) yang banyak sehingga dapat
mendukung usaha Jepang.
3. Ambisi Jepang untuk mewujudkan Hakko Ichi-u yaitu pembentukan imperium yang
meliputi bagian besar dunia yang dipimpin Jepang.
4. Kepentingan migrasi, maksudnya wilayah Jepang yang sempit sedangkan jumlah
penduduk banyak maka dibutuhkan tempat bagi pemerataan penduduk

Anda mungkin juga menyukai