Anda di halaman 1dari 9

Masail Fiqhiyyah

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Masail Fiqhiyyah

Dosen pengampu:

Ibu Amirah Nahrawi, MA

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Siti Fadillah
Wafi Wifaqiah
Wilda Afsari

KELAS IAT III E


PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021
1. Pengertian Perkawinan Lintas Agama

Perkawinan sudah merupakan sunnatullah yang berlaku secara umum dan


perilaku makhluk ciptaan Tuhan, agar dengan perkawinan kehidupan di alam dunia
ini bisa berkembang untuk meramaikan alam yang luas ini dari generasi ke generasi
berikutnya. 1 Perkawinan adalah tuntutan naluri yang berlaku pada semua makhluk-
Nya, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Perkawinan menurut
KHI adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau “mitsaqan gholidan” untuk
mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.1
Aturan perkawinan bagi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang berlaku secara resmi sejak tanggal
diundangkan, yaitu tanggal 2 Januari 1974, kemudian berlaku secara efektif pada
tanggal 1 Oktober 1975, melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9
Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan.

Demi mendapatkan legalitas, perkawinan beda agama menggunakan dasar


hukum Pasal 56 ayat (1) Undang-undang perkawinan, yang berbunyi:

“Perkawinan yang dilangsungkan di luar Indonesia antara dua orang warga negara
Indonesia atau antara dua orang warga negara Indonesia dengan warga negara asing
adalah sah bilamana dilakukan menurut hukum yang berlaku di negara di mana
perkawinan itu dilangsungkan dan bagi warga negara Indonesia tidak melanggar
ketentuan-ketentuan undang-undang ini.
Adapun mengenai masalah pernikahan beda agama sebenarnya terbagi menjadi 3 :
a. Perkawinan laki- laki Non Muslim dengan Wanita Muslim

Untuk pernikahan antara laki-laki non Muslim dengan wanita muslim,


ulama sepakat mengharamkan pernikahan yang terjadi pada keadaan saat itu,
seorang wanita muslim haram hukumnya dan pernikahannya pun tidak sah bila
menikah dengan laki-laki non Muslim

b. Perkawinan laki-laki Muslim dengan wanita non Muslim

1
Asiah, “KAJIAN HUKUM TERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN
DAN HUKUM ISLAcM.” Hal 205
Mengenai perkawinan laki-laki Muslim dengan wanita non muslim, dalam
ayat ini al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 221
ۗ ْ ‫ة َول َ ْو َأجْع َ َب ْتمُك ْ ۗ َواَل تُن ِك ُحو ۟ا ٱلْ ُمرْش ِ ِك َني َحىَّت ٰ يُؤْ ِمنُو ۟ا ۚ َول َ َع ْب ٌد مُّؤْ ِم ٌن َخرْي ٌ ِ ّمن ُّمرْش ِ ٍك َول َ ْو َأجْع َ َبمُك‬/ٍ ‫َواَل تَن ِك ُحو ۟ا ٱلْ ُمرْش ِ َكٰ ِت َحىَّت ٰ يُؤْ ِم َّن ۚ َوَأَل َم ٌة مُّؤْ ِمنَ ٌة َخرْي ٌ ِ ّمن ُّمرْش ِ َك‬
‫ٱ ٱ‬ ‫ٱ ٱ‬
‫ون‬َ ‫م ي َ َت َذكَّ ُر‬/ْ ُ‫ُون ىَل لنَّا ِر ۖ َو هَّلل ُ يَدْ ُع ٓو ۟ا ىَل لْ َجنَّ ِة َو لْ َم ْغ ِف َر ِة ْذ ِن ِهۦ ۖ َويُ َبنِّي ُ َءايَٰ ِت ِهۦ ِللنَّ ِاس لَ َعلَّه‬
َ ‫ُأ ۟ولَٰ ٓ ِئ َك يَدْ ع‬
‫ِإِب‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬

artinya :
Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-
orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga
dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-
perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran
c. Laki-laki muslim menikah dengan wanita kafir kitab
diperbolehkan seorang laki-laki menikah dengan wanita ahli kitab seperti yang
telah disebutkan dalam surat al-Maidah ayat 5

ِ َ‫ت ِمنَ ْٱل ُم ْؤ ِم ٰن‬


‫ت‬ ُ َ‫ص ٰن‬ ۟ ُ‫ت ۖ َوطَ َعا ُم ٱلَّ ِذينَ أُوت‬
َ َ‫وا ْٱل ِك ٰت‬
َ ْ‫ب ِح ٌّل لَّ ُك ْم َوطَ َعا ُم ُك ْم ِح ٌّل لَّهُ ْم ۖ َو ْٱل ُمح‬ ُ َ‫ْٱليَوْ َم أُ ِح َّل لَ ُك ُم ٱلطَّيِّ ٰب‬
ٓ ‫صنِينَ َغي َْر ُم ٰ َسفِ ِحينَ َواَل ُمتَّ ِخ ِذ‬
‫ى‬ ِ ْ‫ب ِمن قَ ْبلِ ُك ْم إِ َذٓا َءاتَ ْيتُ ُموه َُّن أُجُو َره َُّن ُمح‬ َ َ‫وا ْٱل ِك ٰت‬ ۟ ُ‫ت ِمنَ ٱلَّ ِذينَ أُوت‬ ُ َ‫ص ٰن‬َ ْ‫َو ْٱل ُمح‬
َ‫أَ ْخدَا ٍن ۗ َو َمن يَ ْكفُرْ بِٱإْل ِ ي ٰ َم ِن فَقَ ْد َحبِطَ َع َملُهۥُ َوه َُو فِى ٱلْ َءا ِخ َر ِة ِمنَ ْٱل ٰ َخ ِس ِرين‬

artinya : Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan)
orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal
(pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga
kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang
menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu,
bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak
dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik.
Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam)
maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang yang
merugi.
Ibnu Mundzir berkata : menikah dengan ahli kitab boleh tapi hukumnya makruh.
Karena adanya rasa tidak aman dari gangguan keagamaan bagi suaminya atau bisa
saja dia menjadi alat golongan agamanya.

2. Faktor-faktor yang Mendorong Pernikahan Beda Agama


Dengan adanya penjelasan diatas tentang perkawinan beda agama menurut
agama dan undang-undang perkawinan, tentu sangatlah rumit apabila tiap pasangan
tetap mempertahankan agamanya atau kepercayaan masing-masing dalam
melangsungkan perkawinan dan mencari pengakuan tentang sahnya perkawinan
tersebut. Dan melihat keadaan masyarakat yang terdiri dari berbagai macam
perbedaan, tentunya tidak heran apabila banyak dari sebagian masyarakat indonesia
memilih kawin dengan pasangan yang berlainan keyakinan. Semuanya tidak lepas
dari beberapa faktor dan dorongan yang mempengaruhi terjadinya perkawinan beda
agama.2
Berikut uraian beberapa faktor yang mempengaruhi perkawinan beda agama :
a. Pergaulan hidup sehai-hari
Indonesia memang merupakan masyarakat yang heterogen atau terdiri atas
beraneka ragam suku, dan agama. Dalam pergaulan hidup sehari t hari, kita tidak
pernah dibatasi dalam masalah bergaul. Hal ini sangat berpengaruh pada
kehidupan bermasyarakat yang ada di Indonesia yang sudah terlalu erat dalam
bergaul tanpa melihat perbedaan agama yang satu dengan yang lainnya sehingga
menimbulkan perasaan cinta yang tidak dapat dihindari.
b. Pendidikan tentang agama yang minim
Banyak orangtua yang jarang maupun tidak pernah mengajarkan anak t
anaknya sedini mungkin tentang agama. Sehingga dalam pertumbuhannya
menjadi dewasa, Ia tidak mempersoalkan agama yang diyakininya. Sehingga
dalam kehidupannya sehari t hari, tidak mempermasalahkan apabila memiliki
pasangan yang berbeda agama hingga sampai kejenjang perkawinan atau
menikah.
c. Latar belakang ornag tua
Faktor ini juga sangat penting. Karena pasangan yang menikah beda agama
tentu tidak lepas dari adanya latar belakang orangtua. Banyak pasangan yang
menikah dengan pasangan yang berbeda agama karena melihat orangtuanya juga
adalah pasangan yang berbeda agama. Mungkin bagi mereka tidak menjadi
2
Makalew, “AKIBAT HUKUM DARI PERKAWINAN BEDA AGAMA DI INDONESIA.” Hal.138
masalah apabila menikah dengan pasangan yang berbeda keyakinan karena
berdasarkan riwayat orangtua. Tentu jika kehidupan orangtua tersebut berjalan
harmonis, maka akan menjadi contoh bagi anak t anaknya kelak dalam
perkawinan berbeda agama.
d. Kebebasan memilih pasangan
Tentu sekarang adalah zaman yang modern, tidak seperti dulu yang
dinamakan zaman siti nurbaya, yang pada zaman tersebut orangtua masih saja
mencarikan jodoh untuk anak t anaknya. Sekarang adalah zaman modern yang
dimana para laki t laki dan perempuan dengan bebasnya memilih pasangan sesuai
dengan keinginannya. Dengan adanya kebebasan memilih pasangan ini, tidak bisa
dipungkiri jika banyak yang memilih pasangan beda agama karena didasari
dengan cinta. Jika cinta telah mendasarinya dalam hubungan seorang laki - laki
dan seorang perempuan, tidak jarang pertimbangan secara matang dalam suatu
hubungan juga termasuk menyangkut agama kurang dapat berperan.
e. Dengan meningkatnya hubungan sosial anak-anak muda indonesia dengan anak-
anak muda di manca negara
Akibat globalisasi dengan berbagai macam bangsa, kebudayaan, agama serta
latar belakang yang berbeda hal tersebut sedikit atau banyak ikut menjadi
pendorong atau melatar belakangi terjadinya perkawinan beda agama. Dan gengsi
untuk mencari pasangan “Bule” sangat mempengaruhi, sehingga bagi anakt anak
muda kawin dengan pasangan luar negeri maupun agama yang berbeda
seakantakan sudah tidak menjadi masalah lagi.

3. Dampak Negatif Perkawinan Lintas Negara

Dampak dari perkawinan beda agama di atur dalam Undang-undang Nomor 23 tahun
2006.

Adapun dampaknya:

1. Dampak terhadap rumah tangga yang tidak harmonis menimbulkan kegelisahan,


dan sulitnya berkomunikasi.
2. Dampak terhadap anak yang membuat hubungan antara keluarga yaitu anak dan
orang tua menjadi kacau dan tidak utuh karena mengetahui kedua orang tuanya
berbeda keyakinan.
3. Dampak terhadap harta warisan yang mengakibatkan anak yang lahir dari
perkawinan beda agama tidak mempunyai hak untuk mendapatkan harta warisan
apabila tidak seagama dengan pewaris dan dengan beragama islam.

Ditinjau dalam aspek psikologis yaitu, Memudarnya rumah tangga yang telah dibina
belasan tahun, timbulnya perbedaan pendapat dalam membina rumah tangga yang
bahagia menjadi renggang akibat masalah perbedaan yang datang silih berganti.
Terganggunya mental seorang anak karena bingung memilih agama mana yang akan
dianutnya akibat orang tuanya yang berbeda keyakinan.

Ditinjau dalam aspek yuridis yaitu, tentang keabsahahnya perkawinan beda agama
tersebut serta status anak dalam perkawinan beda agama. Begitu juga dengan perceraian
yang terjadi akibat masalah- masalah perbedaan pendapat dan keyakinan dalam rumah
tangga dan warisan terjadi pada perkawinan beda agama tidak dapat diterima oleh ahli
waris akibat hubungan perbedaan agama.3

Dan adapun menurut hukum islam menyatakan bahwa perkawinan beda agama itu
tidak sah, karena menurut MUI Nomor :4/MUNASVII/8/2005 menetapkan bahwa
menikah beda agama hukumnya adalah haram yang di perkuat dalam firman Allah yakni
surat al-Mumtahanah : 10

•‫ت• فَ••• ا• ْم• تَ• ِ•ح• نُ• و•هُ• َّن• ۖ• هَّللا ُ• أَ• ْ•ع• لَ• ُم• بِ• إِ• ي• َم••• ا•نِ• ِه• َّن• ۖ• فَ••• إِ• ْ•ن‬
ٍ •‫ت• ُم• هَ• ا• ِ•ج• َر• ا‬•ُ •‫يَ• ا• أَ• ي•ُّ• هَ• ا• ا•لَّ• ِذ• ي• َ•ن• آ َم• نُ• و•ا• إِ• َذ• ا• َج• ا• َء• ُك• ُم• ا• ْل• ُم• ْ•ؤ• ِم• نَ• ا‬
•‫ت• فَ• اَل تَ• ْ•ر• ِ•ج• •ُع• و•هُ• َّن• إِ• لَ• ى• ا• ْل• ُك• فَّ• ا• ِر• ۖ• اَل هُ• َّن• ِح•• ل•ٌّ• لَ• هُ• ْ•م• َو• اَل هُ• ْم• يَ• ِح• لُّ• و• َ•ن• لَ• هُ• َّن• ۖ• َ•و• آتُ•• و•هُ• ْم‬ ٍ •‫َع• لِ• ْم• تُ• ُم•• و•هُ• َّن• ُم• ْ•ؤ• ِم• نَ•• ا‬
•ِ‫ص•• ِ•م• ا• ْل• َك••• َو• ا•فِ• ر‬•َ •‫ح• َع• لَ• ْي• ُك• ْم• أَ• ْ•ن• تَ• ْن• ِك• ُح• و•هُ• َّن• إِ• َذ• ا• آتَ• ْي• تُ• ُم• و•هُ• َّن• أُ• ُج• و• َ•ر• هُ• َّن• ۚ• َو• اَل تُ• ْم• ِس• ُك• و•ا• بِ• ِ•ع‬ •َ •‫َم• ا• أَ• ْن• فَ• قُ• و•ا• ۚ• َو• اَل ُج• نَ• ا‬
•ٌ‫َ•و• ا• ْس• أَ• لُ• و•ا• َم• ا• أَ• ْن• فَ• ْق• تُ• ْم• َ•و• ْل• يَ• ْس• أَ•لُ• و•ا• َم• ا• أَ• ْن• فَ• قُ• و•ا• ۚ• ٰ• َذ• لِ• ُك• ْ•م• ُح• ْك• ُم• هَّللا ِ• ۖ• يَ• ْ•ح• ُك• ُم• بَ• ْي• نَ• ُك• ْم• ۚ• َو• هَّللا ُ• َع• لِ• ي• ٌم• َح• ِك• ي•م‬

Contoh

Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-


perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih
mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka
(benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami
mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang
kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami suami) mereka,
mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu
(perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar

3
Syamsul Rijal Hamid, Tuntunan Perkawinan Dalam Islam.
yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar.
Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

4. Istinbat Hukum

Para ulama sepakat mengharamkan perkawinan beda agama, namun mereka


berbeda pendapat terhadap perkawinan seorang laki-laki yang menikah dengan wanita
Ahli kitab. Terjadinya perbedaan tersebut disebabkan adanya pemahaman nash yang
berbeda dan metode dalam istinbath untuk menemukan hukum yang belum ditentukan
secara pasti dalam al-qur’an dan as-sunnah berhubungan dengan diharamkannya
melaksanakan perkawinan dengan orang kafir dan dilarangnya tetap berpegang teguh
pada tali (perjanjian) dengan orang kafir.

Metode istinbath hukum yang digunakan para ulama telah berhasil


merumuskan hukum syara’ dan telah terjabar secara rinci dalam kaidah-kaidah fikih.

Dalam hal ini ada dua maksud mengetahui ushul fiqih, diantaranya:

Pertama, bila kita sudah mengetahui metode ushul fiqih yang dirumuskan
ulama terdahulu, maka bila suatu ketika kita menghadapi masalah baru yang tidak
mungkin ditemukan hukumnya dalam kitab-kitab fikih terdahulu, maka kita akan
dapat mencari jawaban hukum terhadap masalah baru tersebut dengan cara
menerapkan kaidah-kaidah hasil rumusan ulama terdahulu.

Kedua, bila kita menghadapi masalah hukum fikih yang berani dalam kitab-
kitab fikih, tetapi mengalami kesukaran dalam penerapannya karena sudah jauhnya
perubahan yang terjadi, dan kita imgin mengkaji ulang rumusan fuqoha lama atau
ingin merumuskan hukum yang sesuai dengan kemaslahatan dan tuntunan kondisi
yang menghendakinya, maka usaha yang harus ditempuh adalah merumuskan kaidah
baru yang memungkinkan timbulnya rumusan baru dalam fikih.

Kesimpulan
Pernikahan beda agama adalah pernikahan yang dilakukan antar agama, antara orang
yang berlainan agama, yang salah satu beragama islam dan salah satu lainnya beragama
selain dari agama islam. Agama lain yang dimaksud ialah musyrik dan agama ahlul kitab
atau penganut agama selain agama islam yang mempunyai kitab suci yang dipercayai.
Dan pernikahan beda agama ini pun banyak disinggung dalam al- qur’an, yang
didalamnya terdapat adanya larangan dan suatu kebolehan untuk melangsungkan
pernikahan beda agama hanya kepada golongan tertentu yang ada dalam al- qur’an yang
menimbulkan berbagai pendapat golongan begitupun tentan landasan Hukum pernikahan
beda agama.
Yang mana pembahasan beda agama ini menjadikan golongan mana yang boleh
dinikahi dan yang tidak boleh dinikahi. Serta agama yahudi dan Kristen yang mana
petunjuk yang ada dalam al- qur’an, ulama sepakat bahwa komunitas yahudi dan Nasrani
adalah ahli kitab.

Daftar pustaka
Asiah, Nur. “Kajian Hukum Terhadap Perkawinan Beda Agama Menurut Undang- Undang
Perkawinan Dan Hukum Islam”. Jurnal Hukum Samudra Keadilan 10, no. 2 (2015): 204-14

Hamid Rijal Syamsul, Tuntunan Perkawinan Dalam Islam, Cahaya Islam, Bogor, 2012

Makalew Marlen Jane, Akibat Hukum Dari Pernikahan Beda Agama Di Indonesia, vol. 1
(2013).

Anda mungkin juga menyukai