Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Siti Fadillah
Wafi Wifaqiah
Wilda Afsari
“Perkawinan yang dilangsungkan di luar Indonesia antara dua orang warga negara
Indonesia atau antara dua orang warga negara Indonesia dengan warga negara asing
adalah sah bilamana dilakukan menurut hukum yang berlaku di negara di mana
perkawinan itu dilangsungkan dan bagi warga negara Indonesia tidak melanggar
ketentuan-ketentuan undang-undang ini.
Adapun mengenai masalah pernikahan beda agama sebenarnya terbagi menjadi 3 :
a. Perkawinan laki- laki Non Muslim dengan Wanita Muslim
1
Asiah, “KAJIAN HUKUM TERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN
DAN HUKUM ISLAcM.” Hal 205
Mengenai perkawinan laki-laki Muslim dengan wanita non muslim, dalam
ayat ini al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 221
ۗ ْ ة َول َ ْو َأجْع َ َب ْتمُك ْ ۗ َواَل تُن ِك ُحو ۟ا ٱلْ ُمرْش ِ ِك َني َحىَّت ٰ يُؤْ ِمنُو ۟ا ۚ َول َ َع ْب ٌد مُّؤْ ِم ٌن َخرْي ٌ ِ ّمن ُّمرْش ِ ٍك َول َ ْو َأجْع َ َبمُك/ٍ َواَل تَن ِك ُحو ۟ا ٱلْ ُمرْش ِ َكٰ ِت َحىَّت ٰ يُؤْ ِم َّن ۚ َوَأَل َم ٌة مُّؤْ ِمنَ ٌة َخرْي ٌ ِ ّمن ُّمرْش ِ َك
ٱ ٱ ٱ ٱ
ونَ م ي َ َت َذكَّ ُر/ْ ُُون ىَل لنَّا ِر ۖ َو هَّلل ُ يَدْ ُع ٓو ۟ا ىَل لْ َجنَّ ِة َو لْ َم ْغ ِف َر ِة ْذ ِن ِهۦ ۖ َويُ َبنِّي ُ َءايَٰ ِت ِهۦ ِللنَّ ِاس لَ َعلَّه
َ ُأ ۟ولَٰ ٓ ِئ َك يَدْ ع
ِإِب ِإ ِإ
artinya :
Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-
orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga
dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-
perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran
c. Laki-laki muslim menikah dengan wanita kafir kitab
diperbolehkan seorang laki-laki menikah dengan wanita ahli kitab seperti yang
telah disebutkan dalam surat al-Maidah ayat 5
artinya : Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan)
orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal
(pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga
kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang
menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu,
bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak
dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik.
Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam)
maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang yang
merugi.
Ibnu Mundzir berkata : menikah dengan ahli kitab boleh tapi hukumnya makruh.
Karena adanya rasa tidak aman dari gangguan keagamaan bagi suaminya atau bisa
saja dia menjadi alat golongan agamanya.
Dampak dari perkawinan beda agama di atur dalam Undang-undang Nomor 23 tahun
2006.
Adapun dampaknya:
Ditinjau dalam aspek psikologis yaitu, Memudarnya rumah tangga yang telah dibina
belasan tahun, timbulnya perbedaan pendapat dalam membina rumah tangga yang
bahagia menjadi renggang akibat masalah perbedaan yang datang silih berganti.
Terganggunya mental seorang anak karena bingung memilih agama mana yang akan
dianutnya akibat orang tuanya yang berbeda keyakinan.
Ditinjau dalam aspek yuridis yaitu, tentang keabsahahnya perkawinan beda agama
tersebut serta status anak dalam perkawinan beda agama. Begitu juga dengan perceraian
yang terjadi akibat masalah- masalah perbedaan pendapat dan keyakinan dalam rumah
tangga dan warisan terjadi pada perkawinan beda agama tidak dapat diterima oleh ahli
waris akibat hubungan perbedaan agama.3
Dan adapun menurut hukum islam menyatakan bahwa perkawinan beda agama itu
tidak sah, karena menurut MUI Nomor :4/MUNASVII/8/2005 menetapkan bahwa
menikah beda agama hukumnya adalah haram yang di perkuat dalam firman Allah yakni
surat al-Mumtahanah : 10
•ت• فَ••• ا• ْم• تَ• ِ•ح• نُ• و•هُ• َّن• ۖ• هَّللا ُ• أَ• ْ•ع• لَ• ُم• بِ• إِ• ي• َم••• ا•نِ• ِه• َّن• ۖ• فَ••• إِ• ْ•ن
ٍ •ت• ُم• هَ• ا• ِ•ج• َر• ا•ُ •يَ• ا• أَ• ي•ُّ• هَ• ا• ا•لَّ• ِذ• ي• َ•ن• آ َم• نُ• و•ا• إِ• َذ• ا• َج• ا• َء• ُك• ُم• ا• ْل• ُم• ْ•ؤ• ِم• نَ• ا
•ت• فَ• اَل تَ• ْ•ر• ِ•ج• •ُع• و•هُ• َّن• إِ• لَ• ى• ا• ْل• ُك• فَّ• ا• ِر• ۖ• اَل هُ• َّن• ِح•• ل•ٌّ• لَ• هُ• ْ•م• َو• اَل هُ• ْم• يَ• ِح• لُّ• و• َ•ن• لَ• هُ• َّن• ۖ• َ•و• آتُ•• و•هُ• ْم ٍ •َع• لِ• ْم• تُ• ُم•• و•هُ• َّن• ُم• ْ•ؤ• ِم• نَ•• ا
•ِص•• ِ•م• ا• ْل• َك••• َو• ا•فِ• ر•َ •ح• َع• لَ• ْي• ُك• ْم• أَ• ْ•ن• تَ• ْن• ِك• ُح• و•هُ• َّن• إِ• َذ• ا• آتَ• ْي• تُ• ُم• و•هُ• َّن• أُ• ُج• و• َ•ر• هُ• َّن• ۚ• َو• اَل تُ• ْم• ِس• ُك• و•ا• بِ• ِ•ع •َ •َم• ا• أَ• ْن• فَ• قُ• و•ا• ۚ• َو• اَل ُج• نَ• ا
•ٌَ•و• ا• ْس• أَ• لُ• و•ا• َم• ا• أَ• ْن• فَ• ْق• تُ• ْم• َ•و• ْل• يَ• ْس• أَ•لُ• و•ا• َم• ا• أَ• ْن• فَ• قُ• و•ا• ۚ• ٰ• َذ• لِ• ُك• ْ•م• ُح• ْك• ُم• هَّللا ِ• ۖ• يَ• ْ•ح• ُك• ُم• بَ• ْي• نَ• ُك• ْم• ۚ• َو• هَّللا ُ• َع• لِ• ي• ٌم• َح• ِك• ي•م
Contoh
3
Syamsul Rijal Hamid, Tuntunan Perkawinan Dalam Islam.
yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar.
Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
4. Istinbat Hukum
Dalam hal ini ada dua maksud mengetahui ushul fiqih, diantaranya:
Pertama, bila kita sudah mengetahui metode ushul fiqih yang dirumuskan
ulama terdahulu, maka bila suatu ketika kita menghadapi masalah baru yang tidak
mungkin ditemukan hukumnya dalam kitab-kitab fikih terdahulu, maka kita akan
dapat mencari jawaban hukum terhadap masalah baru tersebut dengan cara
menerapkan kaidah-kaidah hasil rumusan ulama terdahulu.
Kedua, bila kita menghadapi masalah hukum fikih yang berani dalam kitab-
kitab fikih, tetapi mengalami kesukaran dalam penerapannya karena sudah jauhnya
perubahan yang terjadi, dan kita imgin mengkaji ulang rumusan fuqoha lama atau
ingin merumuskan hukum yang sesuai dengan kemaslahatan dan tuntunan kondisi
yang menghendakinya, maka usaha yang harus ditempuh adalah merumuskan kaidah
baru yang memungkinkan timbulnya rumusan baru dalam fikih.
Kesimpulan
Pernikahan beda agama adalah pernikahan yang dilakukan antar agama, antara orang
yang berlainan agama, yang salah satu beragama islam dan salah satu lainnya beragama
selain dari agama islam. Agama lain yang dimaksud ialah musyrik dan agama ahlul kitab
atau penganut agama selain agama islam yang mempunyai kitab suci yang dipercayai.
Dan pernikahan beda agama ini pun banyak disinggung dalam al- qur’an, yang
didalamnya terdapat adanya larangan dan suatu kebolehan untuk melangsungkan
pernikahan beda agama hanya kepada golongan tertentu yang ada dalam al- qur’an yang
menimbulkan berbagai pendapat golongan begitupun tentan landasan Hukum pernikahan
beda agama.
Yang mana pembahasan beda agama ini menjadikan golongan mana yang boleh
dinikahi dan yang tidak boleh dinikahi. Serta agama yahudi dan Kristen yang mana
petunjuk yang ada dalam al- qur’an, ulama sepakat bahwa komunitas yahudi dan Nasrani
adalah ahli kitab.
Daftar pustaka
Asiah, Nur. “Kajian Hukum Terhadap Perkawinan Beda Agama Menurut Undang- Undang
Perkawinan Dan Hukum Islam”. Jurnal Hukum Samudra Keadilan 10, no. 2 (2015): 204-14
Hamid Rijal Syamsul, Tuntunan Perkawinan Dalam Islam, Cahaya Islam, Bogor, 2012
Makalew Marlen Jane, Akibat Hukum Dari Pernikahan Beda Agama Di Indonesia, vol. 1
(2013).