Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Tafsir
Al-Qur’an
KELAS IAT II E
PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis, tidak lupa sholawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari zaman jahiliyah sampai zaman yang terang benderang yaitu Addinul Islam,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan sukses.
Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Namun tidak
lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada penulis sehingga penulis dapat memperbaiki
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Pengertian Metode Muqarran............................................................................................2
B. Sejarah Perkembangan Metode Muqarran......................................................................6
C. Langkah Operasional Metode Muqaran..........................................................................6
D. Karya Tafsir yang Menggunakan Metode Muqaran.......................................................7
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
A. Kesimpulan.....................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang Al-Qur’an maka tidak akan bisa lepas dari pembicaraan
tentang tafsir. Karena tafsir merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang isi Al-
Qur’an dan maksudnya dengan melibatkan peran manusia yang akan selalu
berkembang dari masa ke masa. Keberadaan Al-Qur’an sebagai kitab suci bagi umat
Muslim yang berfungsi sebagai petunjuk bagi umat manusia di muka bumi ini
diyakini sebagai sumber pengetahuan juga berdampak pada maraknya kajian terhadap
Al-Qur’an, sebagai upaya untuk memahami Al-Qur'an dari berbagai sudut pandang,
dari berbagai disiplin ilmu, dan menghasilkan berbagai metodologi dalam memahami
Al-Qur'an. Selain itu, karena para pemikir Muslim senantiasa berupaya menggali
makna dan pesan yang tekandung dalam Al-Qur’an. Semua itu memungkinkan
beragam corak penafsiran dengan metodenya sendiri-sendiri. Pada masa modern-
kontemporer saat ini tafsir memiliki ciri khas tersendiri dari masa sebelum-
sebelumnya. Karena pada kenyataannya memang banyak sekali muncul karya-karya
tafsir dari para sarjana Muslim yang selalu berupaya melakukan perbaikan
pemahaman didalam dunia Islām. Era modern-kontemporer corak keilmuan sangat
kental sehingga memiliki implikasi yang begitu besar terhadap penafsir maupun hasil
tafsirnya. Secara mayoritas corak penafsiran yang berkembang adalah adabi al-
ijtimā’i dengan metode muqarān maupun tematis (maudhu’i).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode muqarran?
2. Bagaimana sejarah perkembangan metode muqarran?
3. Sebutkan langkah-langkah operasional metode muqarran?
4. Sebutkan karya tafsir yang menggunakan metode muqarran?
5. Berikan contoh dari tafsir yang menggunakan metode muqarran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari metode muqarran.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan metode muqarran.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah operasional metode muqarran.
4. Untuk mengetahui karya tafisr yang menggunakan metode muqarran.
1
5. Untuk mengetahui contoh tafsir yang menggunakan metode muqarran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Muqarran
Metode muqarran adalah suatu metode tafsir al-qur’an yang dilakukan
dengan cara membandingkan ayat al-qur’an yang satu dengan lainnya, yaitu ayat-
ayat yang mempunyai kemiripan redaksi dalam dua atau lebih kasus yang berbeda,
dan atau yang memiliki redaksi yang berbeda untuk masalah atau kasus yang sama
atau diduga sama dan atau membandingkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan hadits-
hadits Nabi Muhammad saw. Yang tampak bertentangan serta membandingkan
pendapat-pendapat ulama tafsir menyangkut penafsiran al-qur’an. penafsiran dengan
cara muqarran tersebut dilakukan dengan menginventarisasi ayat-ayat yang
mempunyai kesamaan dan kemiripan redaksi, meneliti kasus yang berkaitan dengan
ayat-ayat tersebut, mengadakan penafsiran.
Para ahli tafsir tidak berbeda pendapat mengenai metode ini. Dari berbagai
literatur dapat dirangkum bahwa yang dimaksud dengan
metode Muqāran (kompratif) ini ialah:
1. Membandingkan teks ayat-ayat Al-Qur’an yang memiliki persamaan atau
kemiripan redaksi yang beragam dalam satu kasus yang sama atau diduga sama.
2. Membandingkan ayat Al-Qur’an dengan hadis Nabi saw yang pada lahirnya
antara kedua-nya terlihat bertentangan.
3. Membandingkan berbagai pendapat para ulama tafsir dalam menafsirkan ayat-ayat
Al-Qur’an.
Sesuai dengan namanya, metode tafsir ini menekankan kajiannya pada aspek
perbandingan (komparasi) tafsir Al-Qur’an, menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an,
1
M. Alfatih Suryadilaga, “Metodologi Ilmu Tafsir” (Sleman: Penerbit Teras, 2005). h. 43
2
menguraikannya, menyebutkan pendapat para mufassir, mengemukakan pendapat
mereka dan membandingkan antara yang satu dengan yang lain, menggali
kandungan hukumnnya, menyimpulkan hasil dari ragam pendapat, persamaan dan
perbedaannya.
Salah satu karya tafsir yang lahir di zaman modern ini yang menggunakan
metode komparasi adalah Qur’an and Its Interpeters buah karya Profesor Mahmud
Ayyub. Metode muqaran juga digunakan dalam membahas ayat-ayat Al-Qur’an
yang memiliki kesamaan redaksi namun berbicara tentang topik yang berbeda. Atau
sebaliknya, topik yang sama dengan redaksi yang berbeda. Ada juga di antara
penafsir yang membandingkan antara ayat-ayat Al-Qur’an dengan hadits Nabi yang
secara lahiriah tampak berbeda.2
Ayat di atas sedikit berbeda dengan ayat 10 dari surahal-Anfal. Di sana dinyatakan:
2
Suryadilaga,. h. 47
3
M. Quraish Shihab, “Kaidah Tafsir” (Tangerang: Lentera Hati, 2013). h. 382
3
Dalam ayat Ali Imran di atas kata bihi terletak sesudah qulubukum, berbeda
dengan ayat al-Anfal yang letaknya sebelum qulubukum. Dalam al-Anfal fashilat
(penutup ayat) dibarengi dengan Harf Taukid (Inna/sesungguhnya), sedang dalam
Ali Imran huruf tersebut tidak ditemukan. Mengapa demikian? Sedang kedua ayat
tersebut berbicara tenatng turunnya malaikat untuk mendukung kaum Muslim.
Dalam Tafsir al-Mishbah ketika membahas ayat Ali Imran di atas, penulis
antara lain menyatakan bahwa ayat al-Anfal berbicara tentang peperangan Badar,
sedang ayat Ali Imran berbicara tentang peperangan Uhud.
Masih banyak contoh-contoh lain yang menjadi bahasan para ulama yang
berkecimpung dalam metode Muqarin. Yang jelas, setiap perbedaan pasti akibat
adanya perbedaan pasti akibat adanya perbedaan objek, subjek, waktu, atau kondisi
mukhathab, dan lain sebagainya.
Antara ayat dan hadits pun tidak jarang terkesan berbeda atau bertolak
belakang. Firman Allah:
4
Shihab. h. 383
4
َ ََوأَن ل
يس لِإْل ِ ن َس ِن إِالَّ َما َس َعى
Ayat ini sepintas terlihat bertentangan dengan hadits yang menegaskan bahwa:
‘’Bila putra putri Adam meninggal dunia, maka terputuslah amal kebaikannya
kecuali tiga hal. Shadaqah Jariah, ilmu yang diajarkannya dan dimanfaatkan
orang lain, serta anak yang saleh mendoakannya.’’5
Atau seperti firman-Nya melukiskan rayuan setan yang akan menyerang dari
empat penjuru (baca QS. Al-A’raf [7]: 17) dengan permohonan yang sering Nabi
panjatkan yang menyebut enam arah:
ي ي َو ِم ْن َخ ْلفِ ْي َو ع َْن يَ ِم ْينِي َو ع َْن ِش َمالِ ْي َو ِم ْن فَوْ قِي َو أَ ُعوْ ُذ بِكَ أَ ْن أَ غتال ِم ْن
َ اللَّهُ َّم احفظنِي ِم ْن بَين
تَحْ تِ ْي...
‘’Ya Allah, peliharalah aku dari hadapanku, belakangku, arah kanan dan kiriku,
arah atas dan aku memohon juga perlindungan-Mu dari bencana yang datang dari
bawah.’’
seperti metode tafsir lainnya, tafsir al-muqarran pun tidak bisa terlepas dari
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode tafsir ini adalah objektif, kritis, dan
5
Shihab. h. 384
6
Shihab. h. 385
5
berwawasan luas, sedangkan kelemahannya adalah bahwa metode tafsir al-muqarran
tidak bisa digunakan untuk menafsirkan semua ayat Al-Qur’an seperti halnya tafsir
at-tahlili dan al-ijmali.
7
Abuddin Nata, “Metodologi Studi Islam” (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004).
6
4. Menjelaskan siapa di antara mereka yang penafsirannya dipengaruhi secara
subjektif oleh madzhab tertentu; Siapa di antara mereka yang penafsirannya
ditujukan umtuk melegitimasi golongan tertentu atau madzhab tertentu.8
8
Rosihon Anwar, “Ilmu Tafsir” (Bandung: Pustaka Setia, 2005). h. 160
9
Yunus Hasan Abidu, “Tafsir Al-Qur’an Sejarah Tafsir Dan Metode Para Mufasir” (Tangerang: Gaya Media
Pratama, 2007). h. 4
10
Suryadilaga, “Metodologi Ilmu Tafsir.” h. 46
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode muqaran adalah suatu metode tafsir Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara
membandingkan ayat Al-Qur’an yang satu dengan lainnya, yaitu ayat-ayat yang mempunyai
kemiripan redaksi dalam dua atau lebih kasus yang berbeda, dan yang memiliki redaksi yang
berbeda untuk masalah atau kasus yang sama atau diduga sama, atau membandingkan ayat-
ayat Al-Qur’an dengan hadis-hadis Nabi Muhammad saw, yang tampak bertentangan, serta
membandingkan pendapat-pendapat ulama tafsir menyangkut penafsiran Al-Qur’an.
B. Saran
Tiada gading yang tak retak sesuai dengan pepatah itu penulis menyadari bahwa
makalah ini banyak sekali kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena yang sempurna
hanyalah milik Allah SWT semata. Untuk itu, harapan penulis adalah saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk karya tulis yang lebih baik lagi. Segala saran dan kritik
dapat disampaikan kepada penulis secara langsung.
8
DAFTAR PUSTAKA
Abidu, Yunus Hasan. “Tafsir Al-Qur’an Sejarah Tafsir Dan Metode Para Mufasir.”
Tangerang: Gaya Media Pratama, 2007.
Anwar, Rosihon. “Ilmu Tafsir.” Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Nata, Abuddin. “Metodologi Studi Islam.” Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Shihab, M. Quraish. “Kaidah Tafsir.” Tangerang: Lentera Hati, 2013.
Suryadilaga, M. Alfatih. “Metodologi Ilmu Tafsir.” Sleman: Penerbit Teras, 2005.