Anda di halaman 1dari 12

LANGKAH-LANGKAH TAFSIR TEMATIK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“STUDI TAFSIR TEMATIK”

Dosen Pengampu :
Umi Kalsum, S.H.M., M.S.I.

Disusun Oleh Kelompok 3:


Fadhila Intan Puspita 301190010
Ferah Nur Qurothilya 301190011
Ferry Rohmatul Umam 301190012
Laraswati Eka Putri 301190015
Kelas : IAT. A

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

TAHUN 2021

I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Langkah-
Langkah Tafsir Tematik” ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., beserta keluarga, para sahabat,
serta seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini saya buat sebagai bagian dalam memenuhi kriteria mata kuliah
Studi Tafsir Tematik. Kami berterimakasih kepada Bu Umi Kalsum, S.H.M., M.S.I.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Metode Pembelajaran al-Qur’an. Kedua
orang tua kami yang selalu mendukung dan mendoakan kami dengan tulus. Seluruh
pihak yang tak mungkin kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih terdapat kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan sarannya demi
menyempurnakan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi
kemslahatan umum dan khususnya bagi kami penyusun. Aamiin.

Ponorogo, 4 September 2021


Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..I

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….II

ABSTRAK ………………………………………………………………………III

BAB I PENDAHULUAN………………….…………………………………..…1

A. Pendahuluan…...……………………………………………………..……1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….……..…2

A. Pengertian Tafsir Tematik …………………………………………….…...2


B. Langkah-Langkah Tafsir Tematik………...…………………………….…6

BAB III PENUTUP…………………………………………………………....…7

A. Kesimpulan……………………………………………………………..…7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...….….8

II
ABSTRAK

Dalam era modern saat ini sangat banyak sumber atau cara memahami al-
Qur’an dengan berbagai metode. Namun secara teori ada empat bagian model
metode tafsir al-Qur’an. Yaitu metode ijmali (tafsir ringkas yang mengikuti runtut
mushaf), metode tahlili, metode muqaran (tafsir perbandingan), metode maudhui
(tafsir berdasarkan tema tertentu.
Ada tiga bentuk metode tematik yang memiliki paradigma dan langkah-
langkah teknis yang menjadikan ketiganya saling berhubungan. Baik yang berbasis
kosa kata (semantic) dalam surat tertentu, juga dalam al-Qur’an semuanya berkaitan
satu sama lain dalam menunjukkan makna yang dikehendaki.
Kata kunci: al-tafsir tematik, semantik, surah

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Banyak sekali propuk tafsir al-Qur’an yang menggunakan berbagai
macam metode tafsir. Dan banyak juga perbedaan yang muncul mengenai
metode yang paling tepat dan benar. Intuk itulah muncul ulama yang
memberikan dafinisi atau beberapa metode dalam menafsirkan al-Qur’an.
Ada empat tafsir yang dikemukakan ulama dalam menafsirkan al-Qur’an
yaitu al-ijmali, at-tahlili, al-muqarin dan maudhui atau tafsir tematik. Ada pula
masa atau pembabakan (era) tafsir dalam rentang sejarah umum yang dibagi
menjadi empat masa. Yaitu masa tafsir klasik, masa tafsir abad pertengahan,
masa tafsir modern, dan masa tafsir kontemporer. Pada saat ini tafsir yang
paling banyak digunakan adalah tafsir tematik (maudhui) yang terdapat banyak
variasi dan langkah-langkah yang sangat cocok digunakan pada masa modern
kontemporer saat ini.
Sekurang-kurangnya ada tiga variasi langkah-langkah dalam
menafsirkan al-Qur’an dengan metode tafsir tematik yang popular dari
beberapa Langkah-langkah lainnya. Ketiga angkah-langkah itu adalah
langkah-langkah metode tematik berbasis kosa-kata al-Qur’an, langkah-
langkah metode tematik pada surat tertentu dan langkah-langkah metode
tematik al-Qur’an kullihi. Penting untuk membuat formasi atas tiga variasi di
atas dan kontribusinya dalam menafsirkan al-Qur’an.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tafsir Tematik
Menurut Muhammad Baqir Al-Shadr tafsir tematik adalah metode tafsir
yang berusaha mencari jawaban Al-Qur'an dengan cara mengumpulkan ayat-
ayat Al-Qur'an yang mempunyai tujuan yang satu, yang bersama-sama
membahas topik atau judul tertentu dan menertibkannya sesuai dengan masa
turunnya dan selaras dengan sebab-sebab turunnya, kemudian memperhatikan
ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan dan
hubungan hubungannya dengan ayat-ayat yang lain, kemudian
mengistinbatkan hukum-hukum.1
Metode tafsir tematik adalah tafsir yang menjelaskan beberapa ayat Al-
Qur'an mengenai suatu judul atau tema tertentu dengan memperhatikan urutan
tertib turunnya masing-masing ayat sesuai dengan sebab-sebab turunnya yang
dijelaskan dengan berbagai macam keterangan dari segala seginya dan
diperbandingkan nya dengan keterangan berbagai ilmu pengetahuan yang
benar yang membahas topik atau tema yang sama sehingga lebih
mempermudah dan memperjelaskan masalah, karena Al-Qur'an banyak
mengandung berbagai macam tema pembahasan yang perlu dibahas secara
tematik supaya pembahasannya bisa lebih tuntas dan lebih sempurna.2
Menurut Ziyad Khalil Muhammad Al-Daghawain tafsir tematik adalah
sebuah metode tafsir al-Qur'an dengan cara menghimpun ayat-ayat al-Qur'an
yang mempunyai maksud yang sama dan meletakkannya dalam satu tema atau
satu judul.3

1
Moh. Tulus Yamani, “Memahami Al-quran dengan Metode Tafsir Maudhu'i”, Jurnal PAI,
Vol. 1 No. 2 2015, hal. 277, diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/321427-
memahami-al-quran-dengan-metode-tafsir-m-fcbe24b0.pdf, pada tanggal 31 Agustus 2021, pukul
06:22.
2
Ibid., 277-278.
Didi Junaedi, “Mengenal Lebih Dekat Metode Tafsir Maudlu’i”, Jurnal Diya al-Afkar Vol.
3

4 No. 01 Juni 2O16, hal. 22, diakses dari


http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=447066&val=9462&title=MENGENA

2
B. Langkah-Langkah Tafsir Tematik
Ada beberapa langkah-langkah dalam tafsir tematik menurut para
mufasir. Ada beberapa mufasir yang akan pemakalah sampaikan langkah-
langkahnya dalam tafsir tematik antara lain ada dibawah ini.
Al-Farmawi mengemukakan secara rinci langkah-langkah yang
hendaknya ditempuh untuk menerapkan metodete tafsir tematik. Adapun
langkah-langkah tersebut adalah:
1. menentukan tema masalah yang akan dibahas;
2. menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan tema tersebut;
3. menyusun sekuensial ayat sesuai dengan kronologis turunnya, disertai
pengetahuan tentang asbab al-nuzul;
4. memahami munasabah (korelasi) ayat-ayat tersebut dalam surahnya
masing- masing;
5. menyusun kerangka pembahasan yang sempurna (outline);
6. melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan;
7. meneliti ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan cara
menghimpun ayat-ayatnya yang mempunyai pengertian sama, atau
mengompromikan antara yang ‘am (umum) dan yang khash (khusus),
mutlak dan muqayyad (terikat), atau yang pada lahirnya bertentangan,
sehingga kesemuanya bertemu dalam satu muara, tanpa perbedaan atau
pemaksaan;4
8. Menyusun kesimpulan-kesimpulan yang menggambarkan jawaban al-
Qur’an terhadap masalah yang dibahas.5

L%20LEBIH%20DEKAT%20METODE%20TAFSIR%20MAUDLUI#:~:text=Adapun%20langk
ah%2D%20langkah%20tersebut%20adalah,korelasi)%20ayat%2Dayat%20tersebut%20dalam,
pada tanggal 31 Agustus 2021, pukul 06:04.
4
Ibid., 25.
5
Moh. Tulus Yamani, “Memahami Al-quran dengan Metode Tafsir Maudhu’i”, Op.Cit.,
280.

3
Adapun langakah-langkah yang dapat ditempuh menurut Dr. H. M. Sa’ad
Ibrahim, M.A, adalah:
1. merumuskan tema dan sup topik bahasan;
2. menghimpun ayat-ayat yang setema dan relevan dengan tema;
3. menghimpun Hadits Nabi SAW. yang setema dan relevan dengan tema;
4. menghimpun tafsir ayat-ayat tersebut;
5. menghimpun syarah (Penjelasan) Hadits;
6. menghimpun teori-teori ilmiah;
7. mengorganisir tema berdasarkan tema dan sub topik;
8. mengolaborasikan dengan teori-teori ilmiah;
9. menyimpulkan ajaran Al-Qur’an tentang tema sesuai dengan topik;
10. mengakhiri dengan menulis;
Dalam rangka pengembangan metode tafsir maudhu’i dan langkah-
langkah dalam menafsirkan Qur’an dengan menggunakan metode ini, Dr
Qurais Shihab mempunyai beberapa catatan, antara lain:
1. penetapan masalah dan penetapan masalah yang dibahas harus sudah
ditetapkan, untuk menghindari keterikatan yang dihasilkan oleh metode
tahlili, akibat pembahasan-pembahasan yang bersifat sangat teoritis,
maka beliau memberikan pandangan, hendaklah yang dibahas itu
diprioritaskan pada persoalan yang menyentuh masyarakat dan
dirasakan langsung oleh mereka. Mufassir dengan menggunakan
metode tafsir tematik agar terlebih dahulu mempelajari problem-
problem masyarakat, yang sangat membutuhkan jawaban al-Qur’an,
misalnya petunjuk al-Qur’an yang menyangkut kemiskinan,
keterbelakangan, penyakit, dan lain-lain;
2. menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya yaitu hanya
dibutuhkan dalam upaya mengetahui perkembangan petunjuk al-
Qur’an menyangkut persoalan yang dibahas, apalagi bagi mereka yang
berpendapat ada nasikh dan mansukh dalam al-Qur’an. Bagi mereka
yang bermaksud menguraikan suatu kisah, atau kejadian, maka
runtutan yang dibutuhkan adalah runtutan kronologis peristiwa;

4
3. meskipun metode ini tidak mengharuskan uraian tentang pengertian
kosa kata, namun kesempurnaannya dapat dicapai apabila sejak dini
mufassir berusaha memahami kosa kata ayat dengan merujuk kepada
penggunaan al-Qur’an sendiri.;
4. perlu digaris bawahi bahwa, meskipun dalam langkah-langkah tidak
dikemukakan menyangkut sebab nuzul, namun hal ini tidak dapat
diabaikan karena sebab nuzul mempunyai peranan penting dalam
memahami al-Qur’an. Hanya saja ini tidak dicantumkan disana karena
ia tidak harus dicantumkan dalam uraian, tetapi harus dipertimbangkan
ketika mamahami arti ayat-ayat tersebut.6
Selain langkah-langkah dalam tafsir tematik menurut para mufassir, ada
juga langkah-langkah tafsir tematik melalui paradigma dan cara kerjanya
masing-masing. Ada beberapa yang akan pemakalah sampaikan mengenai
langkah-langkah tafsir tematik melalui paradigma dan cara kerjanya masing-
masing antara lain ada dibawah ini.
Langkah-langkah metode tematik berbasis kosa-kata, sebagai berikut:
1. menentukan kosakata yang akan diteliti;
2. menemukan makna dasar dari kosa-kata yang diteliti;
3. menemukan makna sinkronik-diakronik dari kosa-kata yang diteliti;
4. menemukan medan semantik dari kosa-kata yang diteliti;
5. menemukan makna relasional dari kosa-kata yang diteliti;
6. menemukan makna konseptual atau pandangan dunia al-Quran dari
kosa-kata yang diteliti.

Langkah-langkah teknis ketika seorang penafsir hendak menafsirkan al-


Quran dengan menggunakan metode al-mawḍū’i min khilali Alquran al-Karim
sebagaimana disebutkan oleh Musthafa Muslim, sebagai berikut:
1. menentukan tema yang akan dibahas;
2. mengumpulkan ayat-ayat Alquran dalam bingkai judul yang sudah
dibuat

6
Ibid. hal. 282.

5
3. mengurutkan ayat berdasarkan waktu turun ayat. Hal ini digunakan
untuk kepentingan klasifikasi hukum dan lain-lain;
4. melakukan kajian/telaah terhadap kitab-kitab tafsir dengan
menggunakan metode tahlili secara memadai merujuk sebab-sebab
turunnya jika ada dan pemaknaan secara sementisnya, juga mengkaji
korelasi antar kata dalam satu kalimat, antar kalimat dalam satu ayat
dan antar ayat dalam satu sub tema-nya;
5. selanjutnya membuat point-point penting sebagai pesan yang
dikandung al-Qur’an pada lingkup tema yang dibuat;
6. membuat ringkasan dengan merujuk kepada tafsir yang menggunakan
metode ijmāli dan secara singkat dikemukakan hadits-hadits Nabi saw.,
serta pendapat para sahabat;
7. hendanya mufasir menggunakan metode penelitian ilmiah dalam
rentang penulisan tafsir tematik;
8. penulisan tafsir tematik hendaknya diorientasikan dalam menampilkan
kebenaran al-Qur’an dengan penjelasan komprehensif dan
menampilkan kebenaran Alquran tersebut disajikan dengan
menggunakan bahasa yang menarik, logis dan argumentatif serta tidak
terjebak dengan redaksi dan gaya bahasa yang rumit.7

7
Sholehudin, dkk, “Tiga Varian Metode Tematik (Mawḍū’i) dalam Menafsirkan al-
Qur’an”. (UIN Bandung: Sunan Gunung Djati), hal. 5-6, diakses dari TIGA VARIAN METODE
TEMATIK DALAM MENAFSIRKAN ALQURAN,
httpdigilib.uinsgd.ac.id306691TIGA%20VARIAN%20METODE%20TEMATIK%20DALAM%2
0MENAFSIRKAN%20ALQURAN.pdf.pdf, pada tanggal 29 Agustus 2021, pukul 20:37.

6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode tafsir tematik adalah tafsir yang menjelaskan beberapa ayat Al-
Qur'an mengenai suatu judul atau tema tertentu dengan memperhatikan urutan
tertib turunnya masing-masing ayat sesuai dengan sebab-sebab turunnya yang
dijelaskan dengan berbagai macam keterangan dari segala seginya dan
diperbandingkan nya dengan keterangan berbagai ilmu pengetahuan yang
benar yang membahas topik atau tema yang sama sehingga lebih
mempermudah dan memperjelaskan masalah, karena Al-Qur'an banyak
mengandung berbagai macam tema pembahasan yang perlu dibahas secara
tematik supaya pembahasannya bisa lebih tuntas dan lebih sempurna. Terdapat
beberapa mufasir diantara nya Al-Farmawi, Dr. H. M. Sa'ad Ibrahim, M.A, Dr.
Quraish Shihab, Musthafa muslim. Beliau memiliki langkah yang berbeda
dalam mengemukakan langkah-langkah yang ditempuh dalam menerapkan
metode tafsir tematik.Selain dari para mufasir juga dapat ditempuh melalui
paradigma dan cara kerjanya masing-masing
Seperti Langkah-langkah metode tematik berbasis kosa-kata, sebagai berikut:
1. menentukan kosakata yang akan diteliti;
2. menemukan makna dasar dari kosa-kata yang diteliti;
3. menemukan makna sinkronik-diakronik dari kosa-kata yang diteliti;
4. menemukan medan semantik dari kosa-kata yang diteliti;
5. menemukan makna relasional dari kosa-kata yang diteliti;
6. menemukan makna konseptual atau pandangan dunia al-Quran dari
kosa-kata yang diteliti.

7
DAFTAR PUSTAKA

Junaedi , Didi. 2016 Mengenal Lebih Dekat Metode Tafsir Maudlu’i”. Jurnal Diya
al-Afkar Vol. 4 No. 01. (Online), diakses dari
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=447066&val=9
462&title=MENGENAL%20LEBIH%20DEKAT%20METODE%20TAF
SIR%20MAUDLUI#:~:text=Adapun%20langkah%2D%20langkah%20ter
sebut%20adalah,korelasi)%20ayat%2Dayat%20tersebut%20dalam, pada
tanggal 31 Agustus 2021, pukul 06:04.
Sholehudin, dkk. 2021. Tiga Varian Metode Tematik (Mawḍū’i) dalam
Menafsirkan al-Qur’an. UIN Bandung: Sunan Gunung Djati. (Online),
diakses dari TIGA VARIAN METODE TEMATIK DALAM
MENAFSIRKAN ALQURAN,
httpdigilib.uinsgd.ac.id306691TIGA%20VARIAN%20METODE%20TE
MATIK%20DALAM%20MENAFSIRKAN%20ALQURAN.pdf.pdf, pada
tanggal 29 Agustus 2021, pukul 20:37.
Yamani , Moh. Tulus.2015. Memahami Al-quran dengan Metode Tafsir
Maudhu'i. Jurnal PAI, Vol. 1 No. 2. (Online), diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/321427-memahami-al-quran-
dengan-metode-tafsir-m-fcbe24b0.pdf, pada tanggal 31 Agustus 2021,
pukul 06:22.

Anda mungkin juga menyukai