ZULIDIAH ANDRIANI
NIM.201801019
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) dan Angka kematian bayi (AKB) merupakan
indikator penting untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat
dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Kesehatan
ibu dan anak mendapatkan perhatian lebih karena ibu yang mengalami
kehamilan dan persalinan mempunyai risiko terjadinya masalah yang dapat
menyebabkan morbiditas dan mortalitas.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2019 yaitu sebanyak
4.221 kasus. Penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan 1.280
kasus, hipertensi dalam kehamilan 1.066 kasus, infeksi 207 kasus
sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2019 yaitu sebanyak
26.395 kasus penyebabnya yaitu BBLR dan Asfiksia (Profil Kesehatan RI,
2019).
Pada tahun 2020 angka kematian ibu (AKI) di kabupaten Pati tercatat
sebanyak 11 jiwa yang disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan 5 kasus,
perdarahan 2 kasus dan gangguan sistem peredaran darah (jantung,stroke)
1 kasus serta penyebab lain sebanyak 3 kasus. Sedangkan angka kematian
bayi (AKB) tercatat sebanyak 135 jiwa yang terdiri dari 32 kasus BBLR, 25
kasus asfiksia, 3 kasus sepsis, 22 kasus kelainan bawaan, 2 kasus ikterus, 1
kasus pneumonia, 2 kasus diare, 1 kasus kelainan saluran cerna, 47 kasus
lain-lain (Data Dinas Kabupaten Pati, 2020).
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka
kematian ibu (AKI) yang relatif masih tinggi dan permasalahan tersebut
masih sulit untuk diatasi.Kualitas manusia, diantaranya ditentukan oleh
keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Sejak
konsepsi hingga lansia, bidan sangat berkontribusi dalam pembentukan
generasi yang kuat, berkualitas dan produktif. Penurunan angka kematian
ibu, bayi dan balita merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan.
Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat
memberikan pelayanan paripurna, serta dapat mempromosikan dan
menyediakan pelayanan yang berkualitas .
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi
penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan
yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan,
promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap
melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia
berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi
sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan
dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga, dan
masyarakat.
Kewajiban bidan selaku tenaga kesehatan diatur dalam Permenkes No
28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, dimana
Bidan dalam praktiknya berwewenang untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada ibu dan anak. Dalam menjalankan tugasnya bidan wajib
memiliki sertifikat kompetensi sebagai pengakuan terhadap kompetensi
seorang tenaga kesehatan. Untuk dapat menjalankan praktik dan pekerjaan
profesinya diseluruh Indonesia. Sebagai mana telah di atur dalam
Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
Ada 24 standar pelayanan kebidanan sebagai berikut :
A. STANDAR PELAYANAN UMUM
Standar 1 : Persiapan Untuk Kehidupan Keluarga Sehat
Alasan : untuk persiapan kehidupan keluarga sehat yang saya lakukan
adalah penkes tanda-tanda persalinan dan tanda bahaya pada kehamilan
medianya dengan buku KIA, penkes tentang persiapan persalian dengan
lisan dan tanpa media.
Standar 2 : Pencatatan Dan Pelaporan
Alasan : Untuk pencatatan dan pelaporan di Andriani Klinik dan Rumah
Bersalin setiap pasien yang datang selalu dicatat apabila ibu hamil ,ibu
KB,ibu nifas ,bayi periksa dicatatnya di kohort sesuai dengan kondisi
masing-masing untuk ibu hamil dicatatnya di laporan puskesmas.akan
tetapi untuk kunjungan rumah tidak pernah dilakukan.untuk bersosialisasi
dengan kader. Juga tidak pernah ada posyandu.
B. STANDAR PELAYANAN ANTENATAL
Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Alasan : untuk identifikasi ibu hamil di Andriani klinik dan Rumah Bersalin,
melakukan anamesa, pemeriksaan fisik saya lakukan tapi tidak
semuanya. Standar 4 : Pemeriksaan Dan Pemantauan Antenatal
Alasan : pemeriksaan dan pemantauan antennal di Andriani klinik dan
Rumah Bersalin. Memberitahu tentang pemeriksaan pada ibu hamil
minimal adalah 4 kali selam kehamilan.untuk imunisasi sudah dilakukan
sesuai dengan program ,akan tetapi untuk penyuluhan media nya masih
kurang dan seperlunya saja.
Standar 5 : Palpasi Abdominal
Alasan : Palpasi Abdominal dilakukan setiap melakukan Antenatal Care
untuk mengetahui presentasi dan posisi janin.
Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan
Alasan : untuk pengelolaan anemia pada kehamilan PMB Andriani,
melakukan penkes tentang cara meminum tablet fe , kegunaan dll.
Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan
Alasan : untuk pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan PMB Andriani
dilakukan sesuai standar kemudian kami menganjurkan klien untuk
merubah pola makan serta pola hidupnya dan rutin berolahraga ringan di
pagi hari.
Standar 8 : Persiapan Persalinan
Alasan : untuk persiapan persalian di PMB Andriani melakukan penkes
tanda –tanda persalinan dengan media buku KIA
C. STANDAR PERTOLONGAN PERSALINAN
Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala Satu
Alasan : Asuhan persalinan kala 1 di PMB Andriani melakukan
pengawasan DJJ, his tidak sesuai dengan patograf.
Standar 10 : Persalinan Kala Dua yang Aman
Alasan : persalinan kala 2 yang aman di PMB Andriani dilakukan sesuai
standart.
Standar 11: Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
Alasan : penatalaksanaan Aktif Persalinan kala III dilakukan sesuai
standart.
Standar 12: Penanganan Kala II Dengan Gawat Janin Melalui Episiotomy
Alasan : di Andriani Klinik dan Rumah Bersalin penanganan kala 2
dengan gawat janin melalaui episiotomy dilakukan sesuai standart..
D. STANDAR PELAYANAN MASA NIFAS
Standar 13 : perawatan bayi baru lahir
Alasan : di PMB Andriani perawatan BBL sudah sesuai standart, bayi lahir
langsung dinilai apgar score dan tidak dilakukan IMD, kemudian
dibersihkan dan dimandikan. Diberi selimut untuk mencegah hipotermi.
Standar 14: Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan
Alasan : di PMB Andriani sesuai dengan standart selalu melakukan
pemantauan 2 jam pertama setelah persalinan yaitu mematau
kontraksi ,TFU dan PPV.
Standar 15: pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Alasan : di PMB Andriani melakukan kunjungan nifas, untuk perawatan
tali pusat ibu diberi tahu tentang perawatan tali pusat yaitu dengan ditutup
dengan kasa dan alkohol tanpa betadien. Sebelum pulang ibu diberi
Penkes.
E. PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL
Standar 16: Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan Pada Trimester III
Alasan : Bila ada pasien yang mengalami perdarahan pada kehamilan
trimerster III dengan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan
pada kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama.
Standar 17: Penanganan Kegawatan dan Eklampsia
Alasan : Bila ada pasien yang mengalami kegawatan dan eklamsi
dilakukan rujukan .
Standar 18: Penanganan Kegawatan Pada Partus Lama
Alasan : di PMB Andriani bila ada partus lama atau tak maju dilakukan
rujukan ke RS karena PMB Andriani telah bekerja sama dengan Fasilitas
kesehatan setempat.
Standar 19: Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor
Alasan : Di PMB Andriani tidak ada .
Standar 20: Penanganan Retensio Plasenta
Alasan : penanganan retensio plasenta pada pasien dilakukan dengan
manual plasenta untuk mencegah terjadinya perdarahan .
Standar 21: penanganan perdarahan postpartum primer
Alasan :dilakukan penilian kegawatdaruratan dan penatalaksanaan pada
post partum primer sesuai standar, bila tidak ada perbaikan akan segera
dilakukan rujukan
Standar 22: penanganan perdarahan post partum sekunder
Alasan : dilakukan penilaian kegawatdaruratan dan segera dilakukan
rujukan.
Standar 23: Penanganan Sepsis Puerperalis
Alasan :ditangani dengan peralatan sesuai dengan standart.
Standar 24: Penanganan Asfiksia Neonaturum
Alasan : di PMB Andriani bila ada bayi dengan asfiksia langsung
dilakukan resusitasi .
B. VISI,MISI dan Tujuan Usaha
1. VISI
“ Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bekerja dengan hati
yang tulus, tangan yang cakap melakukan tindakan, aman,
terpercaya, dan terjangkau yang berdasarkan pada nilai- nilai
kepedulian dan kesigapan dalam melayani seluruh golongan dan
lapisan masyarakat, juga menghormati adat dan budaya setempat ”.
2. MISI
a. Menurunkan AKI dan AKB di kabupaten Pati.
b. Menciptakan pelayanan yang bekerja dengan segenap hati
sehingga pasien, keluarga pasien, serta pengunjung bisa
merasakan pelayanan yang tulus.
c. Membangun pelayanan yang profesional, aman dan terjangkau
dalam pencapaian tenaga kesehatan yang ahli dan cakap dalam
melaksanakan tindakan.
d. Membangun hubungan saling percaya diantara seluruh elemen
yang terkait antara mitra medis pelayanan kesehatan dengan
pasien dan keluarganya yang mendukung pola pelayanan
kesehatan yang optimal.
e. Membangun citra pelayana PMB di masyarakat luas sehingga
PMB mendapatkan simpati dan rasa percaya masyarakat untuk
mendapatkan penanganan medis .
f. Menyediakan fasilitas pelayanan yang dapat menyerap aspirasi
masyarakat baik dari segi biaya, letak geografis serta adat dan
budaya sehingga dapat menjangkau seluruh golongan dan lapisan
masyarakat.
g. Memegang teguh sikap pelayanan yang menjunjung tinggi nilai-
nilai kepedulian dan kesigapan dalam melayani masyarakat.
3. TUJUAN USAHA
Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan
kebidanan pada Remaja, WUS, ibu hamil, bersalin, BBL, nifas dan
Lansia.
BAB II
PENDIRIAN PMB
A. MODAL
1. Tanah (Lokasi Pendirian PMB)
PERMENKES NOMOR 1464/MENKES/PER/10/2010 DAN
KEPMENKES RI NO. 900/MENKES/SK/VII/2002.
PMB Andriani akan dibangun di daerah Jl. Raya Pati-Kudus No.9
Kabupaten Pati, Luas Tanah 450 m², dan luas dibangun seluas 288
m².
E. Menejemen
1. Sumber Daya Manusia
Karyawan terikat kontrak kerja selama 2 tahun
2. Keuangan
a. Gaji pokok : 1.700.000 ( UMR)
b. Penambahan fee
c. Penyediaan Mess
1) Free WIFI
c. THR menyesuaikan
3. Mutu Pelayanan
Upaya dalam peningkatan kualitas pelayanan PMB Andriani
dilakukan suatu usaha yaitu
F. Promosi