PENDAHULUAN
Perkembangan globalisasi secara tidak langsung juga dapat merubah moral remaja
konvensional dan digantikan dengan gaya hidup yang lebih fresh and youth atau
lebih dikenal dengan kekinian. Gaya hidup modern dapat membawa dampak
bagi pergaulan remaja, bisa saja para remaja mendapatkan informasi yang tidak
selayaknya mereka dapatkan. Dan yang paling dikhawatirkan lagi jika para remaja
mencontoh atau mengikuti gaya hidup dari sosial media yang banyak tidak
mendidik dan cenderung mengabaikan nilai-nilai moral dan nilai agama termasuk
1
2
pada masa ini akan terjadi perubahan bentuk fisik serta pengalaman emosi,
mencoba hal-hal baru. Banyak orang bilang masa remaja adalah masa yang penuh
dengan guncangan dimana remaja mulai mengenal masalah percintaan. Masa ini
juga merupakan masa yang paling sulit bagi orang tua karena remaja merasa
dirinya sudah mampu melakukan kegiatan apapun tanpa bantuan dan nasihat dari
orang lain. Akibatnya banyak dijumpai remaja yang mengalami degradasi moral
akibat pergaulan bebas, yang mendorong remaja untuk melakukan seks bebas.
1
Farid Hidayat dan Edris Zamroni, “Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room
Untuk Meningkatkan Sikap Anti Seks Bebas,” Jurnal Prakarsa Paedagogia 1, no. 2 (2018).
2
Dwi Adhinda Junaidi Putri, “Hubungan Pola Asuh Otoritatif Dan Kontrol Diri Dengan
Sikap Remaja Terhadap Perilaku Seks Bebas,” Consilium : Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu
Keagamaan 6, no. 1 (2019): 9, https://doi.org/10.37064/consilium.v6i1.4860.
3
Linda Suwarni, “Monitoring Parental Dan Perilaku Teman Sebaya Terhadap Perilaku
Seksual Remaja SMA Di Kota Pontianak,” Monitoring Parental Dan Perilaku Teman Sebaya
Terhadap Perilaku Seksual Remaja SMA Di Kota Pontianak 4, no. 2 (2009): 127–33,
https://doi.org/10.14710/jpki.4.2.127-133.
3
melalui sosial media, hal ini membuat remaja cepat terpengaruh dan cenderung
punya rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba hal-hal yang baru saja
ke arah negatif seperti pergaulan bebas yang mengarah pada perilaku seks juga
akan mempengaruhi sekelompok teman lainnya. Alhasil banyak kasus seks bebas
rasa ingin tahu dan ingin mencoba hal-hal baru sangat tinggi. Oleh karena itu,
masa SMP sangatlah dikhawatirkan masuk dalam pergaulan bebas seperti seks
(1) pacaran; (2) berpegangan tangan; (3) mencium pipi; (4) mencium
bibir; (5) meraba-raba pasangan; (6) melakukan hubungan seks seksual.4
Hal tersebut sependapat dengan Hurlock perilaku seksual terdiri dari
beberapa tahapan yaitu berciuman, bercumbu ringan, bercumbu berat dan
ber-senggama.5 Pendapat ini serupa juga dengan Kinsey bahwa perilaku
seksual meliputi empat tahap sebagai berikut (1) bersentuhan (touching)
mulai dari berpegangan tangan sampai berpelukan; (2) berciuman (kissing)
mulai dari ciuman singkat; hingga berciuman bibis dengan
mempermainkan lidah; (3) bercumbuan (petting) menyentuh bagian yang
sensitif dari tubuh pasangan dan mengarah pada pembangkita gairah
seksual; (4) berhubungan kelamin.6
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pacaran,
4
Ghea Gendys Renjana Putri dan Drs. Sutijono, MM., “Penerapan Bimbingan Kelompok
Teknik Home Room Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Bahaya Seks Bebas,”
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, 2013.
5
Rony Setiawan dan Siti Nurhidayah, “Pengaruh Pacaran Terhadap Perilaku Seks
PranikaSetiawan, R., & Nurhidayah, S. (2008). Pengaruh Pacaran Terhadap Perilaku Seks
Pranikah. Jurnal Soul, 1(2), 59–72. Https://Doi.Org/10.1002/Pitsh,” Jurnal Soul 1, no. 2 (2008):
59–72, https://doi.org/10.1002/pits.
6
Sunanti Zalbawi Soejoetie, “Perilaku Seks Di Kalangan Remaja Dan Permasalahannya,”
Media of Health Research and Development, 2012, https://doi.org/10.22435/mpk.v11i1Mar.910.
4
pengetahuan yang dimiliki dapat menyebabkan perilaku seks pada peserta didik
karena tidak adanya kemampuan untuk mengendalikan rasa keingin tahuan yang
besar mengenai seks bebas. Pergaulan bebas seperti perilaku seks merupakan
perilaku yang negatif maka perlu adanya perhatian khusus dari semua lapisan
masyarakat. Demikian peserta didik adalah generasi muda yang akan menjadi
terhindar dari perilaku seks bebas. Dalam Q.S Al-Isro’:32, Allah SWT berfirman:
Berdasarkan surat Al-Isro’, dijelaskan bahwa zina adalah perbuatan paling keji
dan sesungguhnya zina itu benar-benar amat buruk dan seburuk-buruk tindakan
Perilaku seks bebas pada remaja sangat dikhawatirkan, karena dapat merusak
masa depan generasi muda, fenomena hamil diluar nikah akhir-akhir ini banyak
terjadi dikalangan sekolah SMP maupun SMA, akibatnya mereka dikeluarkan dari
sekolah. Hal tersebut dipicu oleh kurangnya pengawasan orang tua terhadap
dapat mempengaruhi perilaku remaja. Rasa ingin tahu dan mencoba hal-hal baru
7
Alquran dan terjemahnya, Bandung, CV Penerbit Diponegoro, 2010
5
pada masa remaja sangat dikhawatirkan jika tidak adanya pengawasan dari semua
bebas tanpa tahu dampak dari seksual sehingga mereka tidak dapat
mempertanggung jawabkan resiko apa yang mereka lakukan. Upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah perilaku seks bebas pada remaja adalah dengan
didik menjadi insan kamil yang pada akhirnya akan mendapat derajat yang lebih
tinggi dimata Allah SWT ataupun dimata sesama umatnya. Sebagaimana dalam
Ayat tersebut menjelaskan bahwa pendidikan terjadi antara pendidik dan peserta
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Devi Nurhidayati dan Titin
8
Alquran dan terjemahnya, Bandung, CV Penerbit Diponegoro, 2010
6
kalangan remaja juga terjadi pada siswa di SMA Negeri 1 Soko Tuban. Hasil
wawancara yang dilakukan dengan guru BK, dijelaskan bahwa sekitar 40% siswa
video porno di telepon seluler, pacaran di lingkungan sekolah dan beberapa siswa
Gendys Renjana Putri dan Sutijono, peneliti menjumpai Fenomena disalah satu
siswa di SMA Negeri I Kota Mojokerto pernah dijumpai menyimpan video porno
saat diadakan razia handphone, dan pada waktu itu juga seorang guru BK
langsung memanggil siswa yang terdapat Hpnya yang menyimpan video porno
yang kurang paham tentang bahaya seks bebas, dikhawtirkan siswanya terjerat
dalam pergaulan yang tidak bertanggung jawab yang akan merusak masa
depannya kelak. 10
Hal tersebut serupa dengan yang terjadi di SMP Negeri 14 Bandar Lampung
khususnya kelas VIII, dari pengamatan dan wawancara dengan guru Bimbingan
dan Konseling pada saat melakukan pra penelitian. Dari pengamatan selama
9
Devi Nurhidayati dan Titin Indah Pratiwi, “Pengembangan Media Video Untuk
Meningkatkan Pemahaman Bahaya Seks Bebas Di Kalangan Remaja SMA Negeri 1 Soko Tuban,”
Jurnal BK UNESA 1, no. 1 (2013): 281–90, http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
bk-unesa/article/view/3444/5734.
10
Ghea Gendys Renjana Putri, Sutijono. Ibid. Hal 81.
7
perilaku ke arah seks bebas seperti berduaan dengan lawan jenis saat jam
pelajaran berlangsung, berpegangan tangan dengan lawan jenis tanpa ada rasa
malu. Sedangkan hasil wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling di SMP
kelas VIII yang sudah berpacaran dan berciuman, ada beberapa anak yang sudah
pernah menonton video pornografi, serta terdapat beberapa anak yang melakukan
Hal tersebut diperkuat dengan adanya catatan perilaku seks oleh guru
Bimbingan dan Konseling yang menyatakan adanya beberapa peserta didik yang
melakukan hal serupa baik saat berada di sekolah maupun diluar sekolah. Terlihat
Tabel. 1
Gambaran Awal Perilaku Seks Bebas Peserta Didik Kelas VIII Di
SMP Negeri 14 Bandar Lampung
No Kasus Jumlah Siswa Kelas
Jumlah 21
VIII yang sudah mengarah pada perilaku seks, dilihat dari enam kasus dalam
catatan guru BK tedapat 21 peserta didik yang sudah terindikasi. semakin banyak
peserta didik yang tidak memiliki pengetahuan mengenai dampak dari seks bebas
maka individu akan semakin sulit membatasi diri dalam pergaulan bebas atau
Peneliti menyimpulkan apabila hal ini dibiarkan, maka dapat berdampak pada
kegagalan proses belajar serta perkembangan peserta didik. Dampak perilaku seks
yang dapat muncul misalnya rasa bersalah yang dapat menyebabkan depresi,
merasa malu dengan lingkungan sosial, perasaan kecewa pada diri sendiri, merasa
tertipu, dan frustasi yang disebabkan oleh perasaan menyesal, dampak lainnya
yaitu dikeluarkannya peserta didik akibat hamil diluar nikah. Apabila hal tersebut
tidak ditangani lebih lanjut oleh pihak sekolah, maka hal ini akan menjadi masalah
bagi perkembangan generasi muda di masa depan akibat dari degradasi moral.
layanan kepada peserta didik agar mencapai perkembangan dengan baik. Maka
dari itu perlu adanya layanan dasar yang bersifat antisipatoris sebagai bentuk
11
Dokumentasi SMP Negeri 14 Bandar Lampung
9
preventif dan pengembangan yang diberikan kepada peserta didik. Layanan dasar
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan dasar sebagai proses
pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik melalui kegiatan yang dirancang
yang normal, memiliki mental yang sehat, atau dengan kata lain sebagai proses
tahap dan tugas perkembangan. Bentuk layanan yang diberikan dapat berupa
tersebut, maka perlu adanya sebuah media Bimbangan dan Konseling untuk
12
Aip Badrujaman et al., “Pengaruh Model Evaluasi Layanan Dasar Berorientasi
Akuntabilitas Terhadap Peningkatan Akuntabilitas Guru Bk Smp,” PARAMETER: Jurnal
Pendidikan Universitas Negeri Jakarta 27, no. II (2015): 158,
https://doi.org/10.21009/parameter.272.08.
10
Dari pengertian terebut dapat disimpulkan bahwa media adalah sebagai alat
pengetahuan mengenai bahaya seks bebas akan berjalan dengan lebih menarik,
peserta didik.
Informasi dan pengetahuan baru menyebar dengan mudah dan aksesibel bagi
Pendidikan mengalami disrupsi yang sangat hebat sekali. Peran guru yang
bergeser menjauh darinya. Di masa mendatang, peran dan kehadiran guru di ruang
kelas akan semakin menantang dan membutuhkan kreativitas yang sangat tinggi. 16
Oleh sebab itu dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aplikasi berbasis
kepada peserta didik dan mengikuti alur perkembangan teknoligi agar lebih
inovatif.
pendidikan berupa pengetahuan mengenai dampak buruk dari seks bebas, dengan
pembelajaran, yang dibuat semenarik mungkin untuk menarik minat peserta didik
dalam pembelajaran.17
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Happy Karlina Marjo dan Auliya
Hal ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Reski Matte di
SMA Negeri 10 Gowa yang menunjukkan bahwa media flipchart sangat efektif
16
Habib Ratu Perwira Negara Et Al., “Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui
Pemanfaatan Media Belajar Berbasis Android Menggunakan Mit App Inventor,” Selaparang
Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 2019, https://doi.org/10.31764/jpmb.v2i2.887.
17
Auliya Safitri and Happy Karlina Marjo, “Pengembangan Media Pembelajaran Visual
Dengan Menggunakan Flipchart Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Melalui Layanan
Bimbingan Kelompok,” INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling 7, no. 2 (2019): 185–94,
https://doi.org/10.21009/insight.072.08.
18
Happy Karlina Marjo, Auliya Safitri. Ibid. Hal 192.
12
Melihat hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
yang baik antara proses pemberian layanan dalam mengatasi permasalahan peserta
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
Supaya ranah pembahasan dalam penelitian ini terarah dan seseuai dengan
masalah yang ada maka fokus penelitian ini hanya membahas “Pengembangan
Pemahaman Tentang Bahaya Seks Bebas Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri
14 Bandar Lampung”.
D. Rumusan Masalah
peserta didik mengenai dampak dari seks bebas, maka yang menjadi rumusan
E. Tujuan Penelitan
yang terjadi dilapangan yang menjadi sebuah pertanyaan bagi peneliti.20 Sehingga
rumusan masalah yang telah dipaparkan. Maka dari itu tujuan yang ingin dicapai
Tujuan Umum
remaja
Tujuan khusus
F. Manfaat Penelitian
1) Teoritis
2) Praktis
c) Bagi Sekolah
d) Bagi Peneliti
15
didik.
Agar penelitian ini lebih jelas, terarah, dan tidak menyimpang dari tujuan,
Konseling.
Ruang lingkup dalam subjek penelitian ini yaitu peserta didik kelas
Bandar Lampung.
ganjil 2020/2021.