Laporan Pendahuluan Medikal CHF - Putri Rahmania Agustin - 20-068
Laporan Pendahuluan Medikal CHF - Putri Rahmania Agustin - 20-068
oleh :
Putri Rahmania Agustin, S.Kep
NIM 202311101068
Salah satu faktor tertinggi kematian yakni dapat diakibatkan karena adanya
riwayat penyakit gagal jantung pada seseorang. Gagal jantung kongestimerupakan
masalah pada sistem cardio yang memiliki prevalensi cukup tinggi di indonesia,
tingginya prevalensi kejadian gagal jantung pada masyarakat diduga salah satunya
yakni disebabkan oleh pola hidup masyarakat urban yang mengalami perubahan.
Tingginya angka masalah gagal jantung dibarengi dengan peningkatan perubahan
masyarakat urban yang semakin progresif dan global. Mayarakat urban cenderung
memiliki pola kebiasaan yakni pola istirahat dan olahraga yang kurang, merubah
pola makan dan cara memasak tradisional menjadi menu cepat saji yang memiliki
kandungn lemak jenuh, gula, garam yang tinggi. Prevalensi kejadian gagal jantung
menurut WHO (2015) menyebutkan yakni 70% (39,5jt orang dari 56,4) tingkat
kematian dunia yakni dengan penyebab masalah penyakit tidak menular. Salah
satu yang termasuk kedalam penyebab kematian penyakit tidak menular yakni
masalah penyakit jantung memiliki angka sebesar 45% (17,7jt dari 39,5) kematian
masyarakat dengan penyebab gagal jantung dengan disertai masalah pembuluh
darah (Kemenkes, RI 2019).
Sedangkan menurut Riskesdas, (2018) menjelaskan terkait angka prevalensi
gagal jantung di indonesia yang sesuai diagnosa ketetapan dokter yakni berada
pada angka 1,5%, provinsi Kalimantan Utara 2,2% merupakan provinsi tertinggi
pertama kematian akibat masalah jantung, serta kedua yakni yogyakarta sebesar
2%, serta ketiga yakni pada gorontalo sebesar 2% (Kemenkes, RI 2019). Menurut
data Kemenkes RI, (2014) berdasar ketetapan diagnosis dokter tingkat prevalensi
penyakit gagal jantung di Indonesia tahun 2013 berada pada angka sebesar 0,13%
atau sejumlah 229.696 masyarakat. Serta berdasarkan diagnosis ketetapan dokter
terkait masalah gagal jantung adanya gejala yakni sebesar 0,3% atau sejumlah
530.068 masyarakat.
1.4 Etiologi
1. Stadium A :
Seseorang tidak mengalami tanda gejala gagal jantung, gangguan
struktural fungsi jantung, namun memiliki resiko tinggi mengalami
masalah gagal jantung
2. Stadium B
Seseorang tidak terdapat tanda gejala, namun telah muncul masalah pada
struktur jantung yang berkembang mengarah pada gagal jantung
3. Stadium C
Adanya penyakit pada jantung sudah aktual, serta mulai muncul masalah
strukturual jantung mendasar
4. Stadium D
Penyakit struktural jantung yang diderita disertai dengan tanda serta gejala
yang bermakna yang di alami oleh penderita, serta gejala tersebut akan
tetap muncul walaupun telah dilakukan kecukupan istirahat dan
penanganan medis
1.6 Patofisiologi
Gagal jantung terjadi akibat adanya suatu permasalahan pada otot jantung,
perubahan pada neurohormonal dan stimulasi sistem saraf simpatis secara
komplek. Menurut Muhlisin, (2018) jantung memiliki 4 ruang yang digunakan
untuk tempat penyimpanan darah. Peningkatan penyimpanan darah pada jantung
dapat meningkatkan simpatis sehingga kadar katekolamin dalam darah meningkat
hingga terjadinya kondisi takikardi. Darah yang mengandung banyak
karbondioksida pada penyimpanan rongga jantung yang telah digunakan akan
mengalir menuju atrium kanan kemudian turun menuju ventrikel kanan,
selanjutnya dilakukan pomba oleh jantung emnuju paru-paru. Dari paru-paru sel
darah merah akan melepaskan karbondioksida dan mengambil oksigen, sehingga
darah akan kembali kaya akan oksigen kemudian menuju atrium kiri dan
memasuki pada bagian ventrikel kiri, selanjutnya jantung akan melakukan pompa
darah ke seluuruh tubuh dengan tekanan yang telah ditentukan. Tidak terjadinya
pompa darah secara maksimal menyebabkan ketidak kosongan volume darah pada
ventrikel kiri , sehingga darah akan mengalir terus pada area jantung saja dan
terjadinya peningkatan tekanan pada atrium. Darah yang tertahan tadi selanjutnya
dapat memicu penyebab terjadinya retensi ataupun muncul edema pada paru-paru,
hal tersebut juga dapat mempengarui masalah pada pada fungsi ginjal.
1.7 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada pasien dengan gagal jantung dapat ditemukan berbagai
tanda dan gejala yakni seperti : (Wijaya & Putri 2013) dan (Rachma, 2014).
a. Dyspnea
b. Fatigue
c. Takikardi
d. Kelelahan
e. Mual
f. Penurunan kadar oksigen darah arteri
g. Retensi cairan
h. Edema paru
i. Edema perifer
j. Ketidaknyamanan, serta mengalami gangguan pada pola tidur pasien
k. Peningkatan BB
l. Distensi vena jugularis
m. Hepatomegali
n. Asites
o. Anoreksia
Penurunan Curah
Kelainan otot Jantung Disfungs Miokard Jantung
Penurunana perfusi
Penurunan Kontraktilitas jantung menuju paruparu Intoleransi
Aktivitas
Efek Forward
ATP menurun
Aliran darah terhambat
Penurunan suplai darah pada jaringan
Metabolisme anaerob
Hambatan pengsongan ventrikel
CHF
Aldosteron meningkat
Gangguan perfusi jaringan
ADH meningkat
Beban jantung meningkat
Retensi Na+=H2o
CHF bagian kiri
Gangguan Hipervolemia
pertukaran
gas Efek Backward
2.1 Pengkajian
A. Identitas
a. Identitas klien : Nama, usia, jenis kelamin, status pernikahan,
pekerjaan agama suku, penndidikan, alamat
b. Identitas penanggung jawab klien : Nama, usia, hubungan kerabat,
alamat
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama :
Keluhan yang dirasakan oleh klien dengan gagal jantung yakni,
merasakan sesak nafas atau dispnea, serta nyeri yang muncul secara
mendadak, merasa lemah, dan tidak mampu melakukan aktivitas
seperti biasa.
b. Riwayat Penyakit saat ini
Riwayat penyakit klien saat ini yakni ganggun pada sistem
kardiovaskuler
c. Riwayat penyakit dahulu
Melakukan pengkajian dengan menanyakan kepada klien terkait
penyakit yang pernah di derita seperti hipertensi, diabetes melitus dan
lain lain.
d. Riwayat Penyakit keluarga
Mengkaji terkait riwayat kesehatan yang pernah di alami oleh keluarga
seperti riwayat penyakit yang pernah dimiliki oleh ayah maupun ibu. ,
apakah pada keluarga juga memiliki riwayat penyakit sistem
kardiovaskuler.
e. Kebutuhan Bio, psiko, sosio, spritual
1. Aktivitas istirahat : mengkaji apakah klien dapat memenuhi istirahat
secara cukup
2. Integritas ego : mengkaji tingkat kecemasan, dan kekhawatiran
klien terkait penyakit yang dialami
3. Pola eliminasi : frekuensi dan kualitas berkemih dan buang air besar
4. Pola makan : frekuensi, asupan makan dan tingkat nafsu makan klien
5. Hygiene : mengkaji apakah klien merasa mudah letih, serta apakah
masih melakukan perawatan diri
6. Neurosensori : mengkaji apakah klien merasa pusing, kemampuan
penglihatan dan pendengaran klien
7. Kenyamanan : mengkaji adanya ondisi nyeri
8. Pernapasan : mengkaji apakah klien mengalami mengeluh
dispnea saat beraktivitas, apakah klien batuk disertai dengan
sputum
9. Keamanan : mengkaji kekuatan otot klien
10. Interaksi sosial : mengkaji apakah klien masih aktif dalam
kegiatan sosial
C. Pemeriksaan Fisik:
1. B1 (Breath) : gkeluhan sesak nafas, takipnea, ronkhi, batuk
2. B2 (Blood) : adanya riwayat kardiovaskuler, takikardi,
hipertensi,IMA
3. B3 (Brain) : kesadaran klien, serta adanya sianosis perifer
4. B4 (Bladder) : penurunan output urine
5. B5 (Bowel) : keadaan umum abdomen
6. B6 (Bone) : kelelahan atau letargi
2.2 Diagnosa
(D.0008) Penurunan curah b.d perubahan afterload
jantung
( D.0022)Hipervolemia b.d gangguan mekanisme reguulasi
(D.0003) Gangguan pertukaran b.d perubahan membran alveolus
gas kapiler
( D.0009) Perfusi jaringan b.d penurunan arteri atau vena
perifer tidak efektif
(D.0056) Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan
2.3 Intervensi
Diagnosa Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SDKI)
(D.0008) Penurunan Setelah dilakukan Perawatan Jantung
curah jantung intervensi keperawatan (I.02075)
selama..x... jam curah 1. Identifikasi tanda
jantung meningkat serta gejala primerr
dengan kriteria hasil : penurunan curah
Curah Jantung jantng
(L.02008) 2. Identifikasi tanda
1. Kekuatan nadi perifer serta gejala
meningkat sekunder penurunan
2. Dyspnea menurun curah jantng
3. Takikardi menurun 3. Monitor tekanan
4. Sistem vaskular darah
resisten menurun 4. Monitor intake dan
5. Edema menurun output
5. Monitor keluhan
nyeri
6. Monitor saturasi
oksigen
Terapeutik
7. Posisikan klien
semi fowler atau
fowler
8. Berikan diet jantung
yang sesuai
9. Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi stress
Kolaborasi
10.Anjurkan
beraktivitas fisiki
sesuai toleransai
(D.0022)Hipervolemia Setelah dilakukan Manajemen
intervensi keperawatan hipervolemia
selama..x jam, maka (I.03114)
status cairan dapat Observasi
membaik dengan 1. Periksa tanda gejala
kriteria hasil hipervolemia
Status Cairan (L.07059) 2. monitor status
1. Muntah menurun hemodinamik
2. Edema menurun Terapeutik
3. Frekuensi nafas 3. babatasi asupan
membaik cairan, garam
Edukasi
4.Ajarkan cara batasi
cairan
(D.0003) Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan
pertukaran gas intervensi keperawatan Respirasi ( I.01014)
selama..x... jam Observasi
pertukaran gas dapat 1. Monitor
meningkat dengan frekuensi,
kriteria hasil irama,
Pertukaran Gas kedalaman serta
(L.01003) upaya nafas
1. Dispnea 2. Monitor pola
menurun nafas
2. Takikardia 3. Monitor adanya
membaik produk sputum
3. Pola napas
membaik
BAB 3. Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Gagal jantung kongestif atau disebut congestive heart failure adalah
keadaan dimana jantung tidak mampu melakukan pompa darah keseluruh
bagian tubuh. Gagal jantung dapat terjadi karena terdapat masalah pada bagian
ventrikel jantung yang tidak dapat melakukan sirkulasi darah secara maksimal.
Oleh karena itu jantung tidak dapat memompa darah secara maksimal hingga
dapat menimbulkan efek backward dan forward. Gagal jantung biasanya dapat
ditandai dengan munculnya tanda seperti dyspnea, fatigue, fakikardi merasa
mual, maupun munculnya edema. Masalah gagal jantung dapat diatasi dengan
penatalaksanaan farmakologi maupun non farmakologi, penatalaksanaan
farmakologi dapaet dilakukan seperti terapi diuretik dan dan vasodilator drug,
sedangan nonfarmakologis dapat dilakukan dengan merubah pola makan
menjadi diet rendah garam serta
3.2 Saran
Semoga laporan pendahuluan terkait gagal jantung dapat memberi manfaat
dan pengetahuan baru bagi siapapun yang membaca, serta dapat memberikan
perbaikan perbaikan jika terdapat kekeliruan dalam laporan ini, agar ilmu
pengetahuan terkait gagal jantung akan terus dapat dikembangkan dan
dipelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Andra Saferi Wijaya & Yessie Mariza Putri. (2013). KMB 2 Keperawatan Medikal
Bedah Keperawatan Dewasa. Yogyakarta: Nuha Medika
Baradero, M., M. Dayrit, dan Y. Siswadi. 2008. Klien Gangguan
Kardiovaskular Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
https://books.google.co.id/books?id=24eS6P2ttioC&pg=PA35&dq=gagal+
jantung&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwiX0_3vxqjtAhWBguYKHZiVBOk
Q6AEwBXoECAUQAg#v=onepage&q=gagal%20jantung%20kongestif&
f=false [ di akses pada 30 November 2020]
Kuntoadi, G. B. 2019. Buku Ajar Anatomi Fisiologi. Jakarta: Panca Terra Farma.
https://books.google.co.id/books?id=OdScDwAAQBAJ&pg=PA21&dq=a
natomi+fisiologi+jantung&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwiH6PbctKjtAhW
bqksFHXJcBVMQ6AEwAXoECAMQAg#v=onepage&q=memompa%20
darah&f=false [ di akses pada 29 November 2020]
Muhlisin, Ahmad. 2018. CHF (Congestive Heart Failure) Gagal Jantung Kongestif.