Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KIMIA

PERKEMBANGAN, PENYEBARAN, DAN PENCEGAHAN VIRUS CORONA


ATAU COVID-19

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

Nama: M. Sabirin Asikin

Kelas: XI IPA 1

UPT SMA Negeri 3 Parepare Periode 2019/2020


Virus adalah mikroorganisme aseluler yang menginfeksi sel makhluk hidup (sel inang).
Untuk hidup dan berkembang biak, ia harus berada dalam sel inang karena tidak memiliki
perangkat seluler untuk bereproduksi sendiri.

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah


virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai
kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal
dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus
ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu
menyusui.

Seperti diketahui, virus corona telah menyebar ke beberapa penjuru negeri, termasuk
Indonesia. Penyebaran yang semakin meluas membuat kita perlu memahami mengenai ciri-ciri
tubuh terinfeksi virus corona tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia maupun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau
Centers for Disease Control and Prevention(CDC) telah mengeluarkan imbauan tentang
bagaimana penyebaran virus corona, ciri-ciri, gejala maupun cara pencegahannya.

Penyebaran
Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah virus corona. Virus ini diperkirakan
menyebar dari orang ke orang, seperti antara orang yang bersentuhan erat satu sama lain dalam
jarak sekitar enam kaki dan juga melalui tetesan pernapasan yang dihasilkan ketika orang yang
terinfeksi batuk atau bersin. Tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang yang berada
di dekatnya atau mungkin terhirup ke dalam paru-paru.

Ketika virus tidak berada dalam sel inang, ia akan berada dalam bentuk partikel
independen atau virion. Virion sendiri terdiri atas materi genetik DNA atau RNA yang
diselubungi protein yang disebut nukleokapsid.
Coronavirus sendiri terdiri dari selubung lipid bilayer (envelope), kemudian di bagian
luarnya memiliki bagian yang menyerupai paku. Bagian tersebut adalah glikoprotein, tempat
melekatnya virus tersebut untuk mencapai sel inang.

Setelah coronavirus mencapai sel inang, virus tersebut meleburkan membrannya dengan


membran sel-sel inang. Kemudian virus ditelan masuk oleh permukaan sel inang.
Namun coronavirus juga bisa masuk pada sel inang dengan melakukan penetrasi dan
menginjeksi ke dalam sel inang.

Target organ yang paling menderita adalah paru, hati, dan ginjal. Itulah sebabnya untuk
tidak sembarang memegang mata, mulut, dan lain-lain. Karena jika tangan kita membawa virus,
itu bisa terserap melalui glukosa dan bisa terjadi penyakit, karena reseptornya akan mencari
target sasarannya.

Perkembangan
Perkembangan gejala virus corona pada pasien Sebuah studi yang dilakukan terhadap 140
pasien di Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan mengungkapkan proses berkembangnya
gejala virus corona yang umumnya dialami pasien dari hari ke hari. Perlu dicatat, bahwa
penghitungan hari di sini dimulai sejak kemunculan gejala, bukan sejak terinfeksi. Sebab,
penyakit Covid-19 memiliki masa inkubasi di mana pasien yang sudah terinfeksi belum
menunjukkan gejala.
Hari ke-1: kemunculan gejala, biasanya pasien mengalami demam tinggi, kelelahan, nyeri otot,
dan batuk kering. Sebagian orang juga mengalami diare atau mual pada sehari atau dua hari
sebelumnya.
Hari ke-5: muncul kesulitan bernapas, khususnya bagi pasien yang berusia tua atau memiliki
penyakit penyerta.
Hari ke-7: pasien mulai dirawat di rumah sakit
Hari ke-8: untuk pasien yang mengalami kasus parah, mereka akan merasakan sindrom
gangguan pernapasan akut (ARDS). ARDS merupakan sebuah penyakit yang terjadi ketika
cairan menutupi paru-paru dan bisa berujung fatal.
Hari ke-10: Jika gejala semakin memburuk, kemungkinan besar pasien akan dipindahkan ke
ruang ICU. Mereka mungkin akan kehilangan nafsu makan dan mengalami sakit perut yang lebih
parah daripada pasien dengan gejala ringan. Sebagian kecilnya meninggal dunia.
Hari ke-17: Rata-rata pasien yang sembuh diizinkan pulang dari rumah sakit pada hari ke-17 atau
sekitar 2.5 minggu sejak gejala pertama kali muncul.

Ciri-ciri
Untuk kasus infeksi COVID-19 yang telah dikonfirmasi, ciri-ciri sakit bisa bervariasi
mulai dari sakit ringan hingga sakit parah.
Penyakit coronavirus (COVID-19) memiliki ciri-ciri berupa gejala ringan seperti sakit
tenggorokan, batuk, dan demam. Penyakit ini dapat memiliki gejala yang lebih parah bagi
sebagian orang dan dapat menyebabkan pneumonia atau sesak napas.
Dalam kasus yang lebih langka, penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Orang-orang
berusia lanjut, dan orang-orang yang memiliki gangguan medis lainnya (seperti asma, diabetes,
atau penyakit jantung), lebih rentan untuk mengalami gejala yang parah.
Orang-orang mungkin mengalami:
 sakit tenggorokan
 batuk
 pilek
 demam
 kesulitan bernapas (kasus yang parah)
 letih dan lesu

Gejala
CDC percaya pada saat ini gejala virus corona dapat muncul hanya dalam masa inkubasi 2 hari
atau selama 14 setelah paparan.

1. COVID-19 Mempengaruhi Paru-Paru

Virus corona yang menyerang manusia sebelumnya, SARS, MERS, dan flu biasa. COVID-
19 merupakan penyakit pernapasan, sehingga paru-paru biasanya lebih dulu terkena.

Shutterstock.com/Spectra
l-Design
Muncul gejala segera setelah 2 atau selama 14 hari, setelah terpapar virus corona. Tingkat
keparahan COVID-19 bervariasi, dari gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali, hingga sakit
parah atau kadang fatal.

Data di lebih dari 17.000 kasus yang dilaporkan China menemukan bahwa sekitar 81
persen kasusnya ringan, sisanya parah atau kritis.

Perkembangan virus corona di tubuh pertama kali menyerang paru-paru, dengan sebagian
kasus mengalami gejala pernapasan minor. Sedangkan yang lain mengalami pneumonia yang
tidak mengancam jiwa. Tetapi ada sekelompok orang yang mengalami kerusakan paru-paru
parah.

2. Organ Lain yang Terkena COVID-19

washingtonpost.com 2020 Merdeka.com


Perkembangan virus corona di dalam tubuh sebagian mempengaruhi sistem kerja organ
lain. Pada pasien yang sakit parah, sebagian besar pasien itu juga mengalami disfungsi dalam
sistem organ lain.

Hal ini bisa terjadi dengan infeksi parah. Kerusakan pada organ ini tidak selalu secara
langsung muncul dari adanya infeksi, tetapi diakibatkan oleh respon tubuh terhadap infeksi.
3. Perut dan Usus

Perkembangan virus corona di dalam tubuh selanjutnya yang dialami oleh beberapa pasien
positif COVID-19 melaporkan gejala gastrointestinal. Tanda berupa rasa mual atau diare, meski
gejala ini lebih jarang terjadi daripada masalah pada paru-paru. Kemungkinan yang ada, virus
hanya masuk di organ paru-paru dan tidak mencapai usus.

4. Jantung dan Pembuluh Darah

2020 Merdeka.com/www.pixabay.com
COVID-19 juga bisa memengaruhi jantung dan pembuluh darah.

Muncul sebagai irama jantung yang tidak teratur, karena tidak cukup darah masuk ke
jaringan, atau tekanan darah yang cukup rendah. Sejauh ini, belum ada indikasi mengenai virus
corona baru ini bisa langsung merusak jantung.

5. Hati dan Ginjal

Perkembangan virus corona di dalam tubuh berikutnya diduga mempengaruhi sistem kerja
hati dan ginjal.

Saat sel-sel hati meradang atau rusak, mereka bisa bocor lebih tinggi dari jumlah normal
enzim ke aliran darah.
Terdapat tanda kerusakan hati pada seorang positif COVID-19. Dokter mengutarakan,
belum jelas apakah virus atau obat yang digunakan dalam perawatan, yang menyebabkan
kerusakannya.

Menurut laporan WHO, ada sedikit bukti untuk menunjukkan bahwa virus secara
langsung menyebabkan cedera ginjal.

Ketika pasien menderita radang paru-paru, pasien hanya menerima sedikit oksigen yang
beredar, dan itu dapat merusak ginjal.
Kerusakan ginjal mungkin disebabkan oleh perubahan lain selama infeksi virus corona atau
COVID-19.

6. Sistem Kekebalan Tubuh

Perkembangan virus corona di dalam tubuh selanjutnya tentu normal bagi setiap tubuh ketika
ada virus dan bakteri yang masuk, yakni sistem kekebalan.

Meski respons imun ini mampu membersihkan tubuh dari infeksi, tapi terkadang juga bisa
menyebabkan kerusakan kolateral pada tubuh.

Datang dalam bentuk respons peradangan yang intens, dikenal sebagai "badai sitokin." Sel-
sel kekebalan memproduksi sitokin untuk melawan infeksi, tapi jika terlalu banyak yang
dilepaskan, bisa menyebabkan masalah dalam tubuh.

Kelebihan respons imun yang sebagian besar dialami oleh orang dewasa., Anak-anak
memiliki respon imun langsung, sedangkan orang yang lebih tua kadang memiliki respons
berlebihan.

Virus Corona Bertahan Sekitar 5 Minggu dalam Tubuh


 Virus corona ada dalam tubuh pasien dengan status penyakit parah selama rata-rata 19
hari.

 Virus corona di dalam tubuh pasien dengan status penyakit kritis selama rata-rata 24 hari.

 Secara keseluruhan, virus terdeteksi selama rata-rata 20 hari pada pasien yang akhirnya
keluar dari rumah sakit.

 Virus corona di saluran pernapasan pasien yang meninggal, terdeteksi hingga kematian.

Pencegahan
Berikut cara pencegahan virus Corona:
1. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik,
terutama setelah berada di tempat umum, atau setelah batuk, atau bersin. Langkah ini
efektif membunuh kuman dan bakteri, termasuk virus corona. Cuci tangan menjadi salah
satu cara mencegah penyebaran virus corona yang sangat direkomendasikan, termasuk
oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). 

Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan yang mengandung setidaknya
60% alkohol. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut Anda dengan tangan yang tidak
dicuci.
2. Hindari kontak dengan orang sakit atau jaga jarak minimal 2 meter.
3. Hindari memegang wajah, terutama bagian mata, hidung, dan mulut.
Virus corona bisa menyerang tubuh lewat area segitiga wajah seperti mulut, mata, dan
hidung. Jadi, hindari untuk menyentuhnya agar tidak ada kemungkinan masuknya virus
corona ke tubuh.
4. Tetap berada di dalam rumah ketika sakit atau isolasikan diri, apabila sakit terasa berat
hubungi dokter atau rumah sakit.
5. Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin serta buanglah tisu bekas di tempat
sampah.
6. Kenakan masker jika sedang merasa sakit. Meskipun virus corona tidak menular lewat
udara, upayakan untuk menggunakan masker agar tetap terlindungi dari virus. Jika kondisi
sehat, maka masker kain sudah cukup aman untuk dipakai. Tapi jika dalam kondisi
kesehatan yang kurang baik, maka upayakan untuk menggunakan masker medis yang
memiliki ketebalan 3 lapis, alias 3 ply.

7. Tingkatkan imunitas tubuh. Hindari stres, makan makanan bergizi yang kaya vitamin dan
mineral serta lakukan olahraga ringan agar badan tetap fit selama WFH di rumah. Saat
imunitas tubuh baik, maka akan memperkecil kemungkinan Anda untuk terkena virus
corona yang membahayakan kesehatan.

8. Bersihkan dan lakukan disinfeksi pada tempat atau benda yang sering disentuh setiap hari
di antaranya meja, gagang pintu, sakelar lampu, gagang meja, telepon, keyboard, toilet,
keran, dan bak cuci. Jika permukaannya kotor langsung bersihkan dengan cara
menggunakan deterjen atau sabun dan air sebelum disinfeksi. (dbs)

Anda mungkin juga menyukai