Anda di halaman 1dari 2

Manajemen Keuangan

Semua orang, terlepas apapun karya hidup dan profesinya, pasti nggak
akan jauh dengan uang. Masalahnya banyak orang yang nggak mau
pusing dalam mengatur keuangannya, pokoknya fokus aja cari duit aja
deh! Pengelolaannya bodo amat, yang penting masih bisa nabung dan
jangan terlalu boros aja. 

Bisa jadi, mekanisme hemat+menabung itu “cukup” dalam perputaran


uang bulanan yang sederhana. Contohnya seperti yang mungkin lo
alami sekarang (gua asumsikan mayoritas pembaca blog Zenius berada
di umur pelajar & mahasiswa) sebagai pelajar atau anak kuliahan:
sumber pemasukan dari duit jajan atau kerja sampingan, pengeluaran
untuk kebutuhan sehari-hari atau hiburan.

Dengan gaya hidup sederhana + gemar menabung, mahasiswa kere


juga bisa bebas dari masalah keuangan. Masalahnya, pola perputaran
uang di dompet lo nggak akan sesederhana itu ketika nanti lo
masuk ke dunia kerja. Pada jenjang dunia kerja, lo akan berhadapan
dengan tagihan pajak, iuran asuransi dan dana pensiun, tagihan cicilan
kredit, laju inflasi, bunga pinjaman bank, dan masih banyak lagi.

Jadi kabar buruknya, manajemen keuangan di dunia kerja itu tidak


akan sesederhana MENABUNG dan BERHEMAT saja. Selama lo
nggak tau (atau tidak mau tau) tentang bagaimana uang berputar di
rekening bank, jangan heran kalau nanti jumlah tabungan lo nanti ga
nambah-nambah, atau mungkin bertambah sedikit tapi tetap nggak
mampu mengejar laju inflasi (kenaikan harga) yang secara teknis artinya
sama aja dengan duit lo berkurang.
Terus gimana dong caranya supaya punya manajemen keuangan yang
baik? Langkah pertama buat lo: Kenali instrumen-instrumen lain untuk
menyimpan aset lo, ada banyak cara lain untuk nyimpen duit supaya
pertumbuhannya bisa mengejar inflasi, selain dengan hanya
“menabung” di bank.

Contohnya instrumen lain itu apa aja sih? Banyak banget, ada deposito,
reksa dana, obligasi, logam mulia, mata uang asing, saham,
properti, dan masih banyak lagi. Oke, pada awalnya mungkin lo
menganggap nama-nama itu begitu asing, canggih, mewah, rumit, atau
mungkin lo mikir bahwa instrumen-instrumen itu adalah “mainan
canggih” anak-anak ekonomi dan sama sekali bukan ranah orang awam.
Padahal realitanya, tidak hanya anak ekonomi saja yang harus berhati-
hati dalam menyimpan uangnya, tapi semua orang juga perlu tau dan
hati-hati dalam menyimpan uang, agar nilainya terus bertumbuh,
minimal bisa mengejar inflasi.

Terus sebaiknya pilih instrumen yang mana dari sekian banyak pilihan


itu? Nah kalo soal itu, sebetulnya tergantung dengan situasi dan
rencana keuangan lo baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Karena setiap instrumen itu, punya nilai plus dan minus-nya
masing-masing yang perlu disesuaikan dengan situasi keuangan serta
rencana lo ke depannya. Saran gua, dari sekarang lo mulai deh pelajari
pelan-pelan setiap instrumen itu, jadi nanti ketika lo sampai di dunia
kerja, lo udah punya perencanaan keuangan yang lebih matang.

Anda mungkin juga menyukai