Anda di halaman 1dari 10

-->

PERAWAT

 HOME
 KEPERAWATAN
 DIAGNOSA
 UKOM
 KAMI

1. Home

2.  ASKEP

3.  Intervensi Keperawatan

4.  Kumpulan Askep

5.  Rencana keperawatan

Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil


Trimester 1
 UKOM Indonesia  3:24 PM

 Share to Facebook

 Share to Twitter

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Pada


Kehamilan Trimester 1

Hai semuanya, kehamilan trisemester 1 yaitu kehamilan yang terjadi pada ibu dari
usia kehamilan 1-3 bulan. Kehamilan trisemester 1 ini merupakan awalan atau
langkah yang sangat penting bagi kesehatan ibu dan janin yang ada sebab diawal
trisemester 1 ini banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk ibu hamil
terutama ibu yang primigravida.

Berikut ini telah kami susun diagnosa serta intervensi


keperawatan pada pasien dengan kehamilan trisemester
pertama dibawah ini

pathway kehamilan trimester 1

Baca Juga :

 Laporan Pendahuluan dan Askep Antenatal Care


 Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Trimester 2
 Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Trimester 3

Diagnosa dan Intervensi Pada Ibu Hamil Trimester Pertama

1. Nyeri berhubungan dengan perubahan autonomic dalam tonus otot ( dalam


rentang dari lemah ke kaku).
2. Devisit volume cairan berhubungan dengan frekuensi buang air kecil yang
berlebihan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi
iskemik saraf pusat. ( sering mengalami pusing dan pingsan)
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan  kondisi vulva lembab dan
perdarahan pada gusi karna lunak.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan keinginan buang air kencing yang
mendesak.
6. ketidakseimbangan nutrisi; nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual dan muntah.
7. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
8. konstipasi berhubungan dengan peristaltic usus yang menghambat dan
perubahan pola makan

Intervensi Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan perubahan autonomic dalam tonus otot ( dalam rentang
dari lemah ke kaku)

Tujuan : nyeri berkurang atau hilang

Kriteria hasil :

 secara subjektif klien menyatakan nyeri berkurang,


 klien tampak rileks dan dapat istirahat

Intervensi Keperawatan Rasional

Pengukuran nilai ambang nyeri dapat


Kaji intensitas dan frekuensi nyeri yang
dilakukan dengan skala maupun
dialami klien.
diskripsi( pengambaran.

Berikan HE atau beri penjelasan  nyeri yang Meningkatkan koping klien dalam mengatasi
di derita klien dan penyebabnya. nyeri.

Mengurangi tingkat terjadinya nyeri dapat


dilakukan dengan pemberian analgetika oral
Kolaborasi pemberian analgetika.
maupun sistemik dalam spectrum
luas/spesifik.

Ajarkan tehnik pengalihan jika terjadinya Mengurangi frekuensi nyeri


nyeri
Intervensi Keperawatan Rasional

2. Devisit volume cairan berhubungan dengan frekuensi buang air kecil yang
berlebihan.

Tujuan : volume cairan seimbang

Kriteria hasil :

 intake dan output baik kualitas maupun Quantitas

Intervensi Keperawatan Rasional

Kaji kondisi status hemodinamika.


Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat
abortus memiliki karekteristik bervariasi.

Jumlah cairan ditentukan dari jumlah


Ukur volume cairan pengeluaran harian. kebutuhan harian ditambah dengan jumlah
cairan yang hilang pervaginal.

Anjurkan Klien untuk Minum yang banyak Untuk mengganti dan memenuhi asupan
kurang lebih 2500 cc / hari. cairan yang hilang.

Evaluasi status hemodinamika. Penilaian dapat dilakukan secara harian


melalui pemeriksaan fisik.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi


iskemik saraf pusat. ( sering mengalami pusing dan pingsan)

Tujuan : Klien dapat beraktifitas sesuai dengan batas toleransi.

Kriteria hasil :
 Klien menunjukkan peningkatan dalam beraktifitas. 
 klien tampak bersemangat

Intervensi Keperawatan Rasional

Kaji tingkat kemampuan klien untuk kemungkin klien tidak mengalami perubahan
beraktivitas. berarti, tetapi perdarahan masih perlu di
waspadai untuk mencegah kondisi klien lebih
buruk.

Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi Aktivitas merangsang peningkatan


uterus (kandungan) vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi.

Ajarkan tekhnik aktifitas terbimbing dengan Melonggarkan otot sendi agar tidak terjadi
gerakan aktif dan pasif kekakuan

Anjurkan klien untuk melakukan tindakan Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus
sesuai dengan kemampuan/kondisi klien. imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan.

Menilai kondisi umum klien.


Evaluasi perkembangan kemampuan klien
melakukan aktivitas.

Stress dapat menimbulkan


Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas
dekopensasi/kegagalan
bila pusing/kelemahan terjadi
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan  kondisi vulva lembab dan
perdarahan pada gusi karna lunak.

Tujuan : Tidak terjadi infeksi selama perawatan vulva dan mulut (gusi)

Kriteria hasil :

 Tidak terjadi infeksi dan pendarahan


 Mukosa mulut dan vulva bersih

Intervensi Keperawatan Rasional

Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ;


jumlah, warna, dan bau. Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji
setiap saat dischart keluar. Adanya warna
yang lebih gelap disertai bau tidak enak
mungkin merupakan tanda infeksi.

Beri penjelasan  pada klien tentang


Infeksi dapat timbul akibat kurangnya
pentingnya perawatan vulva selama masa
kebersihan genital yang lebih luar.
perdarahan.

Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart.


Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui
dischart.

Inkubasi kuman pada area genital yang relatif


Lakukan perawatan vulva. cepat dapat menyebabkan infeksi.

Berbagai manifestasi klinik dapat menjadi


Terangkan pada klien cara mengidentifikasi
tanda nonspesifik infeksi; demam dan
tanda infeksi.
peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan
gejala infeksi.

Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan Pengertian pada keluarga sangat penting
hubungan  seks selama masa perdarahan.
artinya untuk kebaikan ibu; senggama dalam
kondisi perdarahan dapat memperburuk
kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus
meningkatkan resiko infeksi pada pasangan.

5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan keinginan buang air kencing


yang mendesak.

Tujuan : gangguan pola tidur tidak terjadi atau berkurang

Kriteria hasil :

 secara subjektif klien menyatakan pola tidurnya membaik


 klien tampak segar dan bersemangat

Intervensi Keperawatan Rasional

Kaji pola tidur klien Dengan mengetahui pola tidur klien, akan
memudahkan dalam menentukan intervensi
selanjutnya.

Ciptakan lingkungan yang nyaman dan


tenang.
Memberikan kesempatan pada klien untuk
beristirahat.

Anjurkan klien minum susu hangat sebelum


tidur. Susu mengandung protein yang tinggi
sehingga dapat merangsang untuk tidur.

Batasi jumlah penjaga klien Dengan jumlah penjaga klien yang dibatasi
maka kebisingan di ruangan dapat dikurangi
Intervensi Keperawatan Rasional

sehingga klien dapat beristirahat.

Memberlakukan jam besuk. Memberikan kesempatan pada klien untuk


beristirahat.

Diazepam berfungsi untuk merelaksasi otot


Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat
sehingga klien dapat tenang dan mudah tidur.
tidur Diazepam.

6. ketidakseimbangan nutrisi; nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan mual dan muntah.

Tujuan : kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan 

Kriteria hasil :

 Menunjukkan peningkatan berat badan/berat badan stabil


 Nafsu makan klien meningkat

Intervensi Keperawatan Rasional

mengawasi masukan kalori


Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang
disukai

Timbang berat badan klien


mengawasi penurunan berat badan dan
efektivitas intervensi nutrisi

Anjurkan makan sedikit namun frekuensinya meningkatkan pemasukan kalori secara total
sering. dan juga untuk mencegah distensi gaster.

Kolaborasi dalam pemberian suplemen


meningkatkan masukan protein dan kalori
nutrisi
7. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Tujuan : kecemasan berkurang atau hilang

Kriteria hasil :

 tanda atau gejala dari kecemasannya berkurang


Intervensi Keperawatan Rasional

Kaji tingkat kecemasan klien.


Mengetahui sejauh mana kecemasan tersebut
mengganggu klien.

Beri kesempatan pada klien untuk Ungkapan perasaan dapat memberikan rasa
mengungkapkan perasaannya. lega sehingga mengurangi kecemasan.

Mendengarkan keluhan klien dengan empati. Dengan mendengarkan keluahan klien secara
empati maka klien akan merasa diperhatikan.

Jelaskan pada klien tentang proses penyakit Menambah pengetahuan klien sehingga klien
dan terapi yang diberikan. tahu dan mengerti tentang penyakitnya.

Menciptakan ketenangan batin sehingga


Beri dorongan spiritual/support. kecemasan dapat berkurang.

8. konstipasi berhubungan dengan peristaltic usus yang menghambat dan


perubahan pola makan

Tujuan : Tidak terjadi kontifasi dengan criteria hasil

Kriteria hasil :

 BAB lancar denagn konsistensi lembek


 Frekukuensi BAB normal 2-3 kali sehari
Intervensi Keperawatan Rasional

Tingkatkan asupan cairan


Asupan cairan dapat memperlancar
pengeluaran feses

Tingkatkan diet tinggi serat seperti buah Diet tinggi serat membantu
dan sayuran mempermudah pengeluaran feses

Ajarkan latihan fisik dengan


Latihan gerak dapat membantu peristaltic
memberikan ambulasi, latihan rentang
usus.
gerak,

Latihan gerak dapat membantu peristaltic


usus.
Instruksikan pasien untuk duduk ditoilet,
gunakan tangan untuk menekan perut
terus kebawah dan jangan mengedan
untuk merangsang pengeluaran feses

Anda mungkin juga menyukai