Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan
trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir
dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
(Wikinjosastro Hanifah, 2002)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena
dehidrasi.
(Rustam Mochtar,1998)
Mual (nausea) dan muntah(emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada trisemester I.Nausea dan muntah terjadi pada 60% sampai 80% wanita
hamil.Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan
HCG dalam serum.Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin karena
system saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang.Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini,meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat
dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan
umumnya menjadi buruk.Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.1 sampai 200
atau 1 sampai 300 membutuhkan terapi hidrasi parental.

Anatomi fisiologi
a. Anatomi
1) Alat kelamin luar (genetalia eksterna)
a) Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari jaringan lemak, daerah
ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
b) Vulva
Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva dilingkari oleh labio
mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi satu dan membentuk kommisura posterior
dan perineam. Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di mons veneris.
c) Labio mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi vulva, terdiri atas
kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca. Saat pubertas tumbuh rambut di mons
veneris dan pada sisi lateral.
d) Labio minora
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio mayora, dengan banyak
kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora adalah vestibulum.
e) Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio minora), maka
belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum terdapat muara-muara dari
liang senggama (introetus vagina uretra), kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri dan
kanan.
f) Himen (selaput dara)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama ditengahnya berlubang
supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini,
bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan yang
lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.
g) Perineum
Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul yang ditutupi oleh
kulit perineum.
2) Alat kelamin dalam (genetalia interna)
a) Vagina
Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris, khusus dialiri banyak
pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7½ cm.
Merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama
(vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina sebelah dalam
berlipat-lipat disebut rugae.
b) Uterus
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam pelvis antara rectum di
belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium. Uterus terapung di
dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus 7½ cm, lebar 5 cm, tebal
2 cm. Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr. Uterus terdiri dari :
(1) Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada pemeriksaan kehamilan,
perabaan fundus uteri dapat memperkirakan usia kehamilan.
(2) Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini berfungsi sebagai tempat janin
berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
(3) Servix uteri
Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum uteri
dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum.
Lapisan-lapisan uterus, meliputi :
(1) Endometrium
(2) Myometrium
(3) Parametrium
c) Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus dibawah tuba uterine
dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.
d) Tuba Fallopi
Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak lipatan sehingga
memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan cairan
serosa yang memberikan nutrisi pada ovum. Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2
saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak berjalan lurus. Terus pada
ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk memeluk ovum saat ovulasi agar masuk ke dalam
tuba (Tambayong, 2002).

B. ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis grafidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan karena toksik,juga tidak ditemukan kelainan secara kimia.
Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan sumsum saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitaminserta zat-zat lainakibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisidan faktor lain yang telah ditemukanoleh beberapa penulis
sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigrafida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa fakor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor
organik.
3. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.
4. faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
5. zat Fe: efek samping Fe bisa menyebabkan mual atau muntah.
(Wikinjosastro Hanifah, 2002)

Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena hiperemesis Gravidarum diperoleh keterangan
bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut :
a. Heper : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa
nekrosis.
b. Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai
perdarahan sub-endokardial.
c. Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada
ensepalopati wirnicke.
d. Ginjal : ginjal tampak pucatdan degenerasi lem dapat ditemukan pada tubuli
kontorti.

C. PATOFISIOLOGI
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogrn, yang terjadi pada
trimester pertama.hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal mungkin berasaldari
sistm saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pad hamil muda,
bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik.wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejala tak suka maka dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang
lebih berat.
Hiepremesis gravidarum ini dapat mengakibatkan dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi
lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam
hidrosi butirik dan aseton dalam darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan
cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang.Natrium dan khorida darah turun, demikian pula khorida air kemih.Selain itu
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.Hal
ini menyebabkan jumah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan
tertimbunnya zat metabolic yang toksik.Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih
banyak,dapat merusak hati dan terjadinya lingkaran setan yang sulit dipatahkan.Disamping
dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput
lender esophagus dan lambung(sindrom Mallory-Weiss)dengan akibat perdarahan GI.Pada
umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri.Jarang sampai diperlukan
transfuse atau tindakan operatif.
D. MANIFESTASI KLINIS
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini
dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi dalam 3 tingkat:
Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
Ibu merasa lemah,
Nafsu makan tidak ada,
Berat badan menurun dan
Merasa nyeri pada epigastrium
Nadi meningkat sekitar 100 permenit,
Tekanan darah sistolik menurun,
Turgor kulit mengurang,
Lidah mengering
Mata cekung.
Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis,
Turgor kulit lebih mengurang,
Lidah mengering dan tampak kotor,
Nadi kecil dan cepat,
Suhu kadang-kadang naik
Mata sedikit ikterus.
Berat badan turun
Mata menjadi cekung,
Tensi turun,
Hemokonsentrasi,
Oliguria
Konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
Tingkatan III :
Keadaan umum lebih parah , muntah berhenti,
Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma,
Nadi kecil dan cepat;
Suhu meningkat
Tensi menurun.
Komplikasi terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati. Wernicke,
dengan gejala: nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati.
(Wikinjosastro Hanifah, 2002)

E. PENGELUARAN CAIRAN TUBUH HARIAN


Pengeluaran cairan yang tidak dirasakan (insensible fluid loss). Variasi asupan cairan
harus hati-hati disesuaikan dengan pengeluaran cairan harian. Beberapa pengeluaran cairan
tidak dapat diatur dengan tepat. Sebagai contoh, ada pengeluaran cairan yang berlangsung
terus menerus melalui evaporasi dari traktus respiratorius dan difusi melalui kulit, yang
keduanya mengeluarkan cairan sekitar 700 ml/hari pada keadaan normal. Hal ini lah yang
disebut insibie water loss karena kita tidak menyadarinya, walupun terjadi terus menerus
pada mahluk hidup.
Asupan dan pengeluaran cairan harian (dalam ml/hari)
Normal
Asupan
Cairan dari makanan 2100
Dari metabolisme 200
Asupan total 2300
Keluaran
Insensible kulit 350
Insensible paru 350
Keringat 100
Feses 100
Urin 1400
Total pengeluaran 2300
Kehilangan cairan lewat keringat.
Jumlah cairan yang hilang melalui keringat sangat bervariasi, bergantung pada aktivitas
fisik dan suhu lingkungan. Volume keringat normal hanya sekitar 100 ml/hari, tapi pada
keadaan cuaca panas ataupun latihan berat, kehilangan cairan kadang-kadang meningkat
sampai 1-2 L/jam. Hal ini akan dengan cepat mengurangi volume cairan tubuh jika asupan
tidak ditingkatkan.
Kehilangan cairan lewat feses.
Hanya sejumlah kecil cairan yang dikeluarkan melalui feses (100 ml/hari). Jumlah ini
dapat meningkat sampai beberapa liter sehari pada penderita diare.
Kehilangan cairan lewat ginjal.
Kehilangan cairan tubuh lainnya adalah dalam urin yang diekskresikan lewat ginjal. Ada
mekanisme multiple yang mengendalikan kecepatan ekskresi urin. Cara paling penting yang
dilakukan oleh tubuh dalam mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran cairan
seperti juga keseimbangan antara asupan dan keluaran hamper semua elektrolit dalam tubuh
ialah dengan mengendalikan kecepatan ginjal dalam mengekskresikan zat-zat ini.
F. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukesi tentang kehamilan kepada ibu-
ibu dengan maksud menghilangkan factor psikis, rasa takut juga tentang diet ibu hamil,
makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering, jangan
tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi,karena akan terasa goyang, mual/ muntah. Defekasi
hendaknya diusahakan teratur.
2. Terapi obat menggunakan sedative (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan B2) anti muntah
(mediamer B6, drammamin, avomin, torecan), antasida dan anti mulas.
Farmakologi:
Factor pemberian:
B1: mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot dan jaringan GI, meningkatkan
pertumbukan dan perbaikan sel.
B6: membantu dalam sintesa lemak, dalam pembentukan sel darah merah.
B12: mengatur sintesa SDM dan mengatur perkembangan sel-sel saraf fetus.
3. hiperemesis gravidarum tingkat I dan III haris rawat inap di RS.
o Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di RS saja telah banyak
mengurangi mual muntahnya.
o Isolasi: jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang
boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi
mual muntah.
o Terapi psikologik: berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal tang wajar,
normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir, cari dan coba hilangkan
faktor psikologis seperti keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
o Penambahan cairan.Berikan infuse dekstrosa atau glukosa 5% sebanyak 2-3 liter
dalam 24 jam.
o Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas
o Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan
umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu aboertus buatan.

G. KOMPLIKASI
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai esenfalopati warnickle
dan gejala nistagmus diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
adanya payah hati.
Secara umum komplikasi hyperemesis gravidarum sebagai berikut
1) Dehidrasi berat
2) Takikardi
3) Ensefalopati Wernicke dengan gejala nistagmus
4) diplopia dan perubahan mental
5) Alkalosis
6) Ikterik
7) payah hati dengan gejala timbulnya ikterus (Arif, 2000).
PATHWAY

HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Faktor Predisposisi
-Kehamilan ganda Pemberian Fe Vili Faktor psikologis
-Molahidatidosa khorialis stress

Masuk Mempengaruhi system


HCG meningkat Efek samping sirkulasi saraf simpatis
pemberian Fe maternal/
berlebihan peredaran
darah ibu
Estrogen meningkat
Peningkatan
Perubahan mengeluaran
Estrogen metabolic H.epineprin,norepin
merangsang SSP dan meningkat eprin dan kortisol
pengosongan
lambung berkurang

As.lambung
meningkat
Asam lambung
meningkat

Gangguan perubahan
Mual dan muntah
nutrisi kurang dari
Merespon peningkatan
kebutuhan tubuh
peristaltic lambung

Dehidrasi
ÿÿÿ Dehidrasi
ÿ1

Sereb Pembuluh darah Integumen Kardiovaskuler


al Ginjal

Penurunan Hemokonsentr Turgor Penurunan Kapiler


vaskuleris asi menurun kulit kontruktilili glomerul
asi menurun tis jantung us
keserebal

perfusi Memperla
Penuruna jaringan mbat
n Ga peredaran
transporta ngg darah
si CO2 uan
Janin

Hipoksi O2 dijantung
a tidak adekuat
pe Tekanan NaCl
G rf ↑
angg hidrostatik
Iskemik us
COP meningkat
uan i
menurun
inte jar
grita in
s GFR ↓
ga
kulit Sirkul n
Ibu
asi
kejari Reabsorpsi
ngan Ketidak NaCl ↓
menur seimbangan
un antara suplai
Vasokonstri
dan
ksi ginjal

Gang
guan
Kekurang Metabo kebutuh
an lic an
O anaer Umpan balik
2
ob tubuloglomerul
Intolera us
nsi
Kemati aktivit
As.lak Volume
an as
tat cairan
tubulus

Nyeri
Gangguan
keseimbang
an cairan
dan
elektrolit
kurang dari
kebutuhan
tubuh
Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang
akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan dan pola pertahanan
pasien, mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan diagnosa
keperawatan (Mocthar, 2006)
a. Data dasar pengkajian
1) Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (>100 kali
per menit)
2) Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan
persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
3) Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
Urinalis ;peningkatan konsistensi urine.
4) Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri
epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa mulut iritasi dan
merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan
lidah kering.
5) Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.
6) Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma
7) Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka
dilakukan abortus terapeutik.
8) Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran,
respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospotalisasi dan sakit, system
pendukung yang kurang.
9) Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan,
apalagi kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badab
normal, turgor kulit, lidah kering, adanya aseton dalam urine.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah
2. penurunan COP berhubungan dengan penurunan kontriktilitas jantung.
3. gangguan perpusi jaringan berhubungan dengan penurunan perfusi jaringan.
4. gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya edema pada paru.
5. hipotermi berhubungan adanya dehidrasi.
6. gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
yang berlebih.

I. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


N DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN
O KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
1. Ganguan Tujuan: Mandiri:
keseimbangan cairan keseimbangan cairan 1. Kaji suhu dan 1. Memberikan
dan elektrolit kurang dan elektrolit sesuai turgor kulit, data
dari kebutuhan tubuh dengan kebutuhan membrane berkenaan
berhubungan dengan tubuh. mukosa, dengan semua
mual/ muntah. Kriteria hasil: tekanan darah, kondisi.penin
Data obyektif: Turgor kulit suhu, masukan/ gkatan kadar
HT menurun kembali normal haluaran dan hormone
Konjungtiva pucat dapat balik kembali berat jenis urin. gonadotropin
TD menurun, suhu dalam dan delik Timbang berat krionik
meningkat, nadi Haluaran urin badan klien (HCG),
meningkat, RR normal 3-5 ml/ dengan standar. perubahan
meningkat. jam. metabolisme
Mata cekumg. Mukosa mulut: KH, dan
Turgor kulit: tidak lembab. penurunan
elastis. Turgor kulit: mortilitas
Mukosa mulut elastis. gaftrik
kering. BUN normal (of= memperberat
Oliguri 10-25 mg/ 100 ml; mual dan
BUN meningkat of= 8-20 mg/ 100 2. Anjurkan muntah pada
ml) peningkatan trimester
Data subjektif: TTV: masukan pertama.
Haus/ dehidrasi o TD: N (120/ minuman 2. Membantu
180 mmHg) berkarbonat, dalam
o T º: 36-37,5 ºC makan 6 kali mengenyampi
o RR: 16-20 x/ sehari dengan ngkan
mnt jumlah yang penyebab lain
o N: 80-100 x/ sedikit dan untuk
mnt makanan tinggi mengatasi
o HT: N 37-47 KH (mis: pop masalah
corn, roti dalam
kering sebelum mengidentifik
bangun tidur). asikan
3. Tentukan intervensi.
adanya/
frekuensi mual 3. Membantu
berlebihan atau dalam
menetap menentukan
muntah. adanya
muntah yang
tidak dapat
dikontrol
(hiperemesis
gravidarum)
pada awalnya
muntah dapat
mengakibatka
n alkalosis,
dehidrasi dan
ketidak
seimbangan
elektrolit.
4. Kaji hal
meningkatka
dan Muntah yang
muntah. Misalnya tidak dapat
bau- bauan yang diatasi atau
terlalu, yang berat
makanan yang dapat
terlalu asin atau menimbulkan
manis. asidosis,
5. Kaji hal-hal memerlukan
yang menurunkan intervensi
mual dan lanjut.
muntah missal 4. Menurunkan
makanan diberikan faktor
waktu hangat, penyebab
suasana yang terjadinya
menyenangkan. mual muntah
6. Ajarkan pada ibu
waktu
bangun tidur pagi 5. Meningkatkan
hari: kenyamanan
Jangan langsung dan selera
pergi dari makan.
tempat

6. –

7. Menurunkan
rasa cemas.

tidur. 7. Libatkan kel


Minum air Menghadir k
putih. keluarga terd
ketika klien
dirawat
Keluarga/s uami
berusaha
meyakinka n
klien
bahwa
klien tidak
perlu
cemas 8. Indikator
menghadap i dalam
kehamilan nya. membantu
Kolaborasi: untuk
8. Pantau hasil mengevaluasi
pemeriksaan tingkat
laboratorium ataukebutuha n
hidrasi.
9. Membantu
dalam
meminimalka n
mual/
muntah dan
menurunkan
keasaman
jambung
muntah yang
sering
(hiperemesis
gravidarum)
mengakibatk
an bilirubin
sesuai indikasi dan
Elektrolir mengetahui
Ht frekuensi
BUN muntah,
9. Berikan cairan memudahkan
elektrolit kita
glukosa atau melakukan
vitamin secara tindakan tang
parentera/ lebih lanjut.
sesuai indikasi. 10. Meningkatka
n pada
dehidrasi
hipovolemik
menurunkan
fungsi ginjal,
meningkatka
n BUN.
Membantu
menghentika
n atau
mencegah
10. Lakukan tes kemungkinan
urine. hipokalemi
yang berat
2. Penurunan COP Tujuan: curah jantung 1. Pantau tanda 1. Untuk
berhubungan dengan kembali normal. vital, contoh mengetahui
penurunan Kriteria hasil: frekuensi kandungan
kontrktilitas jantung Berpartisipasi pada jantung, TD urin apakah
Data obyektif: perilaku/aktivitas dalam batas
Dispnea yang menurunkan normal atau
Nadi perifer kerja jantung. tidak.

Kulit dingin/pucat Data subjektif Nyeri dada TTV:


Perubahan status Gelisah TD: 120/80
mental Kelemahan mmHg
RR 16-20 Takikardi dapat
x/menit. terjadi karena
N: regular, 60- nyeri, cemas,
100 x/menit hipoksia,dan
T º: 36-37,5 ºC menurunnya
Kulit hangtat curah jantung,
Kesadaran perubahan
komposmentis 2. Catat warna kulit juga terjadi pada
dan adanya kualitas TD karena respon
nadi jantung.
2. Sirkulasi perifer
menurun bila
curah jantung
turun
membuat kulit
pucat atau
warna abu-
3. auskultasi bunyi abu (tergantung
nafas dan bunyi tingkat hipoksia)
jantung dengarkan dan menurunnya
murmur kekuatan nadi
perifer.
3. S3, S4 atau
krekels terjadi
dengan
dekompensasi
jantung atau
beberapa obat,
terjadinya
murmur dapat
menunjukkan
katup karena
nyeri dada,
contoh
stenosis dorta,
stenosis mitra
atau ropta otit
papilar.
3. Ganguan perfusi Tujuan: menunjukkan Mandiri:
jaringan berhubungan perfusi adekuat. 1. Pertahankan 1. Menurunkan
dengan perfusi Kriteria hasil: tirah baring, beban kerja
jaringan. TTV stabil: Bantu dengan miokard dan
Data obyektif: Kulit hangat dan aktivitas konsumsi O2
TD kering perawatan. memaksimalk
Data subjektif: Tingkat kesadaran an aktivitas
Akral dingin membaik dan perfusi
Kesadaran (komposmentis). jaringan.
menurun Haluaran urin 2. Pantau TTV. 2. Bila terjadi
normal 2/3 ml/ jam. takikardi,
mengacu pada
stimulasi
skunder
system saraf
simpatis untuk
menekan
respon untuk
mengganikan
3. Kaji peruba
sensori, NN
ex kesurama
agitasi, supor, kerusakan pada
koma, hipovolumit.ji
delirium. ka terjadi
hipotensi
menunjukkan
4. Kaji kulit curah jantung
terhadap perubahan yang
warna, suhu, menurun.
kelembaban. 3. Perubahan
menunjukan
penyimpanga
n perfusi
serebral
hipoksenia
5. Catat haluaran urin atau asidosis.
setiap jam dan 4. Mekanisme
setiap menit. kompensasi dari
vasodilatasi
mengakibatka n
kulit hangat,
merah muda,
kering adalah
karakteristik
dari
hiperperfusi.
5. Penurunan
haluaran urin
dengan
peningkatan

Kolaborasi: 1. Berikan o
sesuai petun
kortisteroid
berat jenis
akan
mengindikasi
kan
penurunan
perfusi ginjal.

1. Meskipun
controversial,
2. Pantau steroid mungkin
pemeriksaan diberikan untuk
laboratorium kepentingan
misalnya: potensial
GDA, kadar terhadap
laktat. penurunan
permeabilitas
kapiler,
peningkatan
perfusi ginjal
dan pencegahan
pembentukan
mikroemboli.
2. Perkembangfa n
asidosis
respiratorik/
metabolic
merefleksikan
kehilangan
mekanisme
kompensasai,
misalnya
penurunan
perfusi ginjal/
ekskresi
hydrogen dan
akumulasi
asam laktat.

4. Gangguan pola napas Tujuan: pola Mandiri:


tidak efektif pernafasan menjadi 1. Kaji frekuensi, 1. Kecepatan
berhubungan dengan efektif. kedalaman biasanya
adanya oedema pada Kriteria hasil: pernafasan dan meningkat,
paru. Menunjukkan pola ekspansi dada. disepnea dan
Data obyektif: nafas efektif Catat upaya terjadi
Takipnea dengan frekuensi pernafasan, peningkatan
Dispnea dan kedalaman termasuk kerja
(pernafasan dalam rentang penggunaan nafas.kedalam
tersengal-sengal) normal dan pural otot bantu/ an nafas
Penurunan bunyi jelas bersih. pelebaran nasal. bervariasi
nafas krekels. Bunyi nafas: tergantung
Batuk (sputum) vasikuler. derajat gagal
Data subjektif: RR: reguler, 16-20 nafas ekspansi
Mengeluh x/ menit. dada terbatas
gangguan pola yang
tidur. berhubungan
gelisah 2. Auskultasi atelektuasi
bunyi nafas dan dan nyeri
catat adanya dada pleruitik
bunyi nafas
adventisius seperti
krekels.
2. Bunyi nafas
3. Tinggikan kepala menurun/
dan bantu tidak ada bila
pengubahan posisi. jalan nafas
obstruksi
sekunder
terhadap
4. Observasi pola batuk perdarahan,
dan karaktre secret. bekuan/ kolab
jalan nafas
kecil.
3. Duduk tinggi
memungkinka n
ekspansi
paru dan
5. Dorong/ bantu pasien memudahkan
dalam nafas dalam pernafasan.
dan latihan batuk. 4. Kongesti
alveolar
mengakibatka n
batuk
kering/ iritasi.
Sputim
berdarah
dapat
diakibatkan
oleh
kerusakan
jaringan
(infak paru)
atau anti
6. Berikan O2
tambahan
Kolaborasi:
koagulan
berlebih.
7. Berikan humidifikasi 5. Dapat
tambahan mis: meningkatkan
nebuliser ultra banyaknya
sonic. seputum dimana
gangguan
ventilasi dan
ditambah
ketidak
8. Bantu nyamanan
fisioterapi dada (mis: upaya
drainase portural dan bernafas.
perkusi area yang tak
sakit/ tiupan botol). 6. Memaksimalk
an bernafas
dan
menurunkan
kerja nafas.
7. Memberikan
kelembaban
pada membrane
mukosa dan
membantu
mengencerkan
sekret untuk
memudahkan
pembrtsihan.
8. Memudahkan
5. Ganguan
integritas kulit
berhubungan
dengan penurunan upaya
turgor kulit. pernafasan
Data Objektif: dalam dan
Turgor kulit meningkatkan
menurun drainase
Membran mukosa sekret dari
menurun segmen paru
Data Subjektif: kedalam
Mengeluh kulit bronkus,
kering dimana dapat
lebih
mempercepat
pembuangand
engan batuk/
penghisap.
Tujuan: 1. mandikan 1. mempertahank
Integritas kulit dengan air an kebersihan
kembali normal hangat dan tanpa
Kriteria hasil: sabun ringan mengiritasi
Turgor kulit kulit
meningkat
Membran mukosa
lembab
2. dorong pasien 2. meningkatkan
mengubah sirkulasi dan
posisi dengan mencegah
sering tekanan pada
kulit atau
jaringan yang
tidak perlu
3. dapat
3. anjurkan klien kering k
untuk kecuali deng
menghindari
4. anjurkan meningkatkan
menggunakan iritasi
pakaian lembut
dan longgar

4. mencegah
iritasi dan
terjadinya
cidera dermal.

6. Ganguan perubahan Tujuan: 1. Anjurkan 1. Protein


nutrisi kurang dari Berat badan kembali pilihan tinggi membentuk
kebutuhan normal. protein zat besi peningkatan
berhubungan dengan dan MTC bila pemulihan
mual muntah yang Kiteria hasil: masukan oral dan regenerasi
berlebihan. Berat badan dibatasi. jaringan baru.
Data obyektif: kembali normal/ Zat besi perlu
Berat badan ideal: penambahan untuk sintesis
menurun. berat badan tidak Hb. Vitamin
Turgor kulit jelek. boleh lebih dari 12 C memudahkan
Bising usus kg selama untuk absorbsi
menurun. kehamilan.
Membrane mukosa Pasien tidak zat besi dan
menurun/ kering. mengalami perlu untuk
Data subjektif: anoreksia kembali sintesis
Lelah. makan 3x sehari. 2. Tingkatkan dinding sel.
Letih. Bising usus: masukan
Anoreksia. normal. sedikitnya 2000 2. Memberikan
Membrane ml/hari jus, sup kalori dan

Mual. mukosa lembab. dan cairan


Mual hilang. nutrisi lain.
3. Anjurkan tidur atau istirahat adekuat. nutrisi lain
untuk memenuhi
kebutuhan
metabulik
Kolaborasi: serta
4. Berikan cairan atau nutrisi parenteral, menggantikan
sesuai indikasi. kebutuhan
metabolic
serta
menggantikan
kebutuhan
cairan, karena
meningkatnya
volume cairan
5. Berikan sirkulasi.
preparat zat besi atau 3. Menunjukkan
kerja
metabolisme,
memungkinka n
nutrisi dan O2
digunakan untuk
proses
pemulihan.
4. Memungkinka n
perlu untuk
mengalami
dehidrasi
menggantikan
kehilangan
cairan dan
vitamin sesuai memberikan
indikasi. nutrisi yang
perlubila
masukan oral
6. Bantu dibatasi.
penempatan 5. Bermanfaat
selang dalam
nurogastrik memperbaiki
atau Niller- anemia atau
Abbott. defisiensi bila
ada.
6. Mungkin
perlu untuk
dikompresi
7. Anjurkan klien gastrointestina
untuk l, pada adanya
mempertahanka distensi
n intek cairan distensi atau
dan nutrisi yang perifnitis.
adekuat dan
timbang berat 7. Untuk
badan setiap mengganti
hari. cairan dan
makanan yang
keluar saat
muntah dan
memonitor
bila terjadi
penurunan
berat badan.
7. Intoleransi aktifitas Tujuannya: 1. Evaluasi 1. Menentukan
berhubungan dengan Nadi lemah Data subjektif Mengeluh
suplai dan kebutuhan. Kelelahan otot Mengeluh lemas cepat lelah
Data obyektif: Kehilangan tonus
Klien dapat laporan derajat dari efek
melakukan aktivitas kelelahan ketidak
seperti biasanya Kriteria mampuan
hasil: 2. Menghemat
Nadi 80 x/mnt 2. Anjurkan klien energi dan
Kekuatan otot dan mengikuti aktivitas menghindari
tonus kembali dengan istirahat penggunaan
normal yang cukup. tenaga terus-
Klien tidak merasa menerus
cepat lelah untuk
meminimalka n
3. Identifikasi faktor kelelahan
stres yang 3. Mungkin
dapat memperberat mempunyai efek
akumulatif
(sepanjang
faktor
psikologis) yang
4. Berikan dapat
bantuan dalam diturunkan
aktivitas sehari- hari bila ada
masalah
4. Mengubah
energi,
memungkinka n
berlanjutnya
aktivitas yang
dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku saku diagnosa keperawatan. Jakarta ; EGC

Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi. Jakarta ; EGC

Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta ; EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta ; EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta ; Arcan

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai