Anda di halaman 1dari 5

5 Krisis Ekonomi Terbesar di Dunia, Ada

yang Sebabkan Pengangguran hingga 25


Persen
By Tomyzul Habib  Kamis, 06 Agustus 2020 | 16:05 wib
 

1. Krisis Kredit tahun 1772

 
Britannica

Pada tahun 1760an kerajaan Britania memiliki akumulasi kekayaan yang berlimpah
sehingga membuat berbagai bank melakukan ekspansi kredit hingga hampir ke seluruh
penjuru Eropa. Namun, pada tahun 1772, seorang partner bank terkemuka melarikan
diri ke Prancis dan tidak membayar utangnya.
Mengetahui hal tersebut, masyarakat panik dan mulai menarik uangnya dari berbagai
bank Britania di Eropa. Kejadian ini membuat keadaan ekonomi Eropa terus mengalami
penurunan bahkan juga memicu terjadinya demo Boston Tea Part dan American
Revolution.

2. Depresi Besar tahun 1929

 
Britannica

Sebelum terjadi Depresi Besar tahun 1929, Amerika sedang mengalami pertumbuhan
ekonomi yang pesat, terlihat dari banyaknya orang berinvestasi dan banyaknya
miliuner. Namun, ketika itu pemerintah memutuskan untuk meningkatkan suku bunga.

Mengetahui hal ini, investor panik dan kehilangan lebih dari USD 30 miliar (Rp 438
triliun) hanya dalam satu minggu. Akibatnya, 86 persen saham Amerika kehilangan
nilainya, lebih dari sepertiga jumlah bank di Amerika bangkrut, hingga pengangguran
mencapai 25 persen pada tahun 1933.
3. Resesi Besar 2007-2008

The Street

Resesi Besar bermula di Amerika Serikat dan berakhir di dunia. Pemicunya ialah


Subprime Mortgage atau kredit rumahan yang diberikan pada debitor atau peminjam
dengan sejarah kredit buruk atau bahkan belum pernah melakukan kredit sama sekali
yang diizinkan untuk membeli rumah dengan harga mahal tanpa uang muka sejak
tahun 2007.

Dengan portofolio kredit yang buruk, banyak peminjam yang tidak bisa membayarkan
pinjamannya kepada bank. Alhasil, pasar saham AS kehilangan USD 6,5 triliun (Rp94
kuadriliun), pengangguran mencapai 10 persen, harga minyak melambung, krisis
pangan terjadi di dunia, inflasi tinggi, hingga bangkrutnya berbagai perusahaan besar,
termasuk Lehman Brothers.

4. Krisis Asia tahun 1997


The BigChilli

Di awal tahun 1990an, negara-negara Asia, yaitu Thailand, Korea Selatan, Hong Kong,
Malaysia, Singapura, dan Indonesia, disebut sebagai Macan Asia karena menjadi
tujuan utama investasi dunia. Namun, optimisme ini berjalan berlebihan seingga
menimbulkan ekspansi kredit dan akumulasi utang yang terlalu banyak.

Menemui kompetitor ekspor tanggung, China, ekonomi di berbagai negara tersebut


mulai menurun. Investor dari berbagai negara berkembang mulai menarik investasinya.
Hasilnya, mata uang Thailand menurun drastis, aset dan saham negara-negara Asia
Timur terus jatuh, hingga utang swasta terus naik. Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik
menjadi Rp11 ribu untuk satu dolar padahal di tahun 1998, nilai tukarnya hanya
Rp2.380 untuk satu dolar.

5. Krisis minyak OPEC tahun 1973


 
Facebook/OPEC 1973

Berbagai negara anggota OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries)


yang sebagian besar adalah negara Timur Tengah melakukan aksi balas dendam
dengan cara berhenti mengekspor minyak ke Amerika Serikat dan sekutunya.
Penyebabnya adalah AS memilih untuk mengirimkan bantuan militer kepada Israel
ketika perang Arab-Israel keempat sedang berlangsung. Akibatnya, harga minyak di
berbagai negara maju terus naik, inflasi juga terus meninggi, hingga terjadi stagnasi
ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai