Anda di halaman 1dari 15

JURNAL KOMPLIKASI ANESTESI

VOLUME 4 NOMOR 2, MARET 2017

LAPORAN KASUS

PERIOPERATIVE ANESTESI PADA OPERASI DRAINAGE ABSES


SEREBRI PASIEN PEDIATRI DENGAN TETRALOGY OF FALLOT

Bhirowo Yudo Pratomo, I Gusti Ngurah Rai Artika, Ressi Bhakti Wiratnolo*
Dokter anestesi dan staff pengajar program pendidikan dokter spesialis I Anestesiologi dan Terapi Intensif FK
UGM / RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
*Peserta program pendidikan dokter spesialis I Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta

ABSTRAK
Dilaporkan penatalaksanaan anestesi pada operasi drainage abses serebri pada seorang anak laki-laki usia
2 tahun 9 bulan, berat badan 10 kg, status fisik ASA III, karena memiliki riwayat tetralogy of fallot dengan
general anestesia.
Penderita di premedikasi dengan midazolam 0,5 mg dan ketamin 5 mg, induksi dengan sevoflurane dan
fasilitas intubasi dengan atracurium 5 mg. Pemeliharaan anestesi dengan Sevolurane, O2, Fentanyl intermitten
1mcg/kgBB dan selama operasi pernafasan di kontrol secara manual. Operasi berlangsung sekitar 2 jam,
dengan perdarahan minimal.
Selama operasi tidak didapatkan penyulit anestesi maupun pembedahan. Pasca operasi pasien di rawat di
bangsal.

Kata Kunci : abses, cerebri, tetralogy of fallot, anestesi

ABSTRACT
We Reported anesthesia management on drainage procedure of a cerebral abscess in a 2-year-old boy 9
months, 10 kg weight, physical status of ASA III, because ofhistory of tetralogy of fallot with general anesthesia.
Patients were premedicated with 0.5 mg midazolam and ketamine 5 mg, induction with sevoflurane and
intubation facilities with atracurium 5 mg. Maintenance of anesthesia with Sevolurane, O2, Fentanyl
intermittent 1mcg / kgBB. The operation lasts about 2 hours, with minimal bleeding.During surgery there is
no complication of anesthesia or surgery. Postoperative patients back to the ward.

Keywords : abcess, cerebri, tetralogy of fallot, anesthesia

A. PENDAHULUAN tergantung pada sifat dari defek penyakit jantung


Akhir-akhir ini terdapat kurang lebih 750,000 congenitalnya, tingkat kelainan kardiopulmonernya
hingga 1,000,000 anak dan dewasa dengan dan tipe prosedur operasi yang telah direncanakan
penyakit jantung congenital menjalani operasi non tidak kalah pentingnya penanganan analgetik post
cardiac. Pasien-pasien ini mempunyai bnyak variasi operatif 1.
anatomis congenital dan postsurgical. Walaupun Abses serebri merupakan infeksi serius yang
dengan intervenís medis dan operasi sebelumnya, mengancam jiwa. Faktor predisposisi termasuk
beberapa pasien tidak mempunyai kelainan anatomi penyakit jantung kongenital (Tetralogy of Fallot),
dan gangguan fisiologis. Bila pasien ini menjalani infeksi telinga tengah, mastoid, sinus paranasal,
operasi non cardiac, management anestesinya fraktur tulang kepala atau pembedahan intrakranial2.

45
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 4 Nomor 2, Maret 2017

Penyakit jantung bawaan dan sistim Sebuah shunt yang dihasilkan oleh defek
kardiovaskuler terjadi antara 7– 10 per 1000 kelahiran tidaklah restriktif jika tidak ada gradien tekanan
(0,7 – 1 % ), dan 10 % dari seluruh kelainan bawaan. yang terjadi pada defek, dan akan menjadi restriktif
Angka kejadian tetralogi of fallot (TOF) adalah jika terdapat tahanan yang signifikan pada defek
3-10.00 kelahiran hidup atau 9,4% dari seluruh tersebut, yang menghasilkan gradien tekanan
penyakit jantung bawaan3. diantara dua ruang. Tahapan sebelumnya dari
Tetralogi fallot sendiri pertama kali temukan shunt intrakardiak meliputi desaturasi arterial
tahun 1672, dan merupakan bentuk yang paling (kanan ke kiri), embolisasi paradoksikal, overload
sering ditemukan pada penyakit jantung bawaan sirkulasi pulmonal dengan perubahan vaskular
sianotik yang ditandai dengan adanya defek yang berhubungan (kiri ke kanan), overload volume
septum ventrikel, stenosis pulmonalis, overriding ventrikel kanan, dan perubahan ventilasi6.
(dextropotition) aorta, hipertrofi ventrikel kanan. Sindrom Eissenmenger terjadi pada pasien
Derajat stenosis pulmonal sangat menetukan dengan peningkatan hipertensi pulmonal
gambaran kelainan, pada obstruksi ringan tidak karena shunt dari kiri ke kanan yang lama, yang
terdapat sianosis sedangkan pada obstruksi berat mengakibatkan pembalikan aliran shunt, cor
sianosis tampak nyata4. pulmonale, dan perburukan sianosis. Aliran darah
Dengan adanya gangguan hemodinamik yang pulmonal yang berlebihan dan tekanan yang
dapat menyebabkan hipoksia maka penatalaksanaan memberikan kontribusi terhadap terjadinya
anaestesi pada operasi bedah bukan jantung harus penyakit obstruksi vaskular pulmonal. Manajemen
dilakukan sedini mungkin diusahakan agar tidak anestesi pada pasien ini harus meliputi penghindaran
terjadi serangan hipoksia baik sebelum anestesi, hipovolemia dan penurunan SVR dengan agen
selama anestesi maupun setelah anestesi4. anestesi atau peningkatan PVR karena dingin,
asidosis, hiperkarbia, hipoksia, dan katekolamin6.
Penyakit Jantung Sianotik Tetralogy of Fallot adalah defek jantung
Penyakit jantung sianotik ditunjukkan dengan yang paling sering ditemukan, disertai oleh
wujudnya penyimpangan intracardial kanan ke VSD, overriding aorta, hipertofi ventrikel kiri dan
kiri dengan penurunan aliran darah pulmonary obstruksi outflow ventricular kanan.(subvalvular,
dan pembentukan hipoksemia arterial. Magnitude valvular, supravalvular, cabang arteri pulmonary)
penyimpangan menentukan keparahan hipoksemia dan hipertrofi ventricular kanan. Sebagian kelainan
arterial. Erithrositosis sekunder dari hipoksemia arteri bisa terjadi akibat dari TOF termasuk ASD, right
kronis meningkatkan resiko thromboembolisma aortic arch, dan kelainan arteri koronari. Hipertrofi
terutama apabila hematokrit mencapai 70%. Pasien ventricular kanan terjadi karena VSD membolehkan
dengan erithrositosis sekunder mampu mengalami eksposur berterusan ventrikel kanan kepada tekanan
kecacatan dalam koagulasi yang diakibatkan tinggi yang ada pada ventrikel kiri. Penyimpangan
kekurangan vit-K dependent clotting factor dalam kanan ke kiri terjadi karena peningkatan resisten
liver dan agregasi platelet yang rusak. Perkembangan aliran ke dalam jalur outflow ventrikulaer kanan,
abses otak adalah resiko utama dalam pasien dengan keparahan menetukan besarnya penyimpangan.
penyakit jantung kongenital sianotik. Onset abses otak Karena resisten untuk aliran ke ventrikel kanan
sering menyerupai stroke. Survival dalam kewujudan diperbaiki, perubahan resisten vaskuler sistemik
penyimpangan kanan ke kiri memerlukan komunikasi mungkin mempengaruhi magnitud penyimpangan.
diantara kedua sirkulasi sistemik dan pulmonal. TOF Penurunan resisten vaskuler sistemik meningkatkan
adalah prototip kelainan ini. Kebanyakan anak-anak penyimpangan kanan ke kiri dan memungkinkan
dengan kelainan jantung sianotik tidak bertahan terjadi hipoksemi arterial, dimana peningkatan
hidup hingga dewasa tanpa pembedahan. Prinsip resisten vaskuler sistemik menurunkan
manajemen anestesi adalah sama bagi semua penyimpangan kiri ke kanan yang mengakibatkan
kelainan jantung kongenital sianotik5. peningkatan aliran darah pulmonary5.

46
Perioperative Anestesi pada Operasi Drainage Abses Serebri ...

obstrksi outflow ventrikel kanan tersebut akan


menyebabkan penurunan aliran darah pulmonal
yang akan mendorong pada keadaan hipoksia
arterial. Setiap keadaan yang menyebabkan
peningkatan resistensi pembulih darah pulmonal
dan penurunan dari resistensi pembuluh darah
sistemik akan mempengaruhi besarnya shunting
dan akan menyebabkan peningkatan kejadian
hipoksia arterial5.
Berdasarkan hal tersebut maka sering pada
penderita TOF tetjadi episode serangan hipersianotik
Gambar 1. Tetralogy of Fallot atau yang sering disebut dengan tet spells.
Terjadinya peningkatan secara akut dari obstruksi
Tetralogy of fallot merupakan penyakit outflow ventriker kanan yang disebabkan karena
jantung sianotik yang paling sering terjadi. TOF keadaan tertentu ( dinamis) spasme infundibulum
dikarakteristikan dengan adanya VSD besar, akan memicu pada keadaan hipersianosis tersebut.
overriding aorta, obstroksi outflow ventrikel kanan Adanya spasme infundibulum akan menyebabkan
dan hipertropi ventrikel kanan7. penurunan dari aliran darah pulmonal dan adanya
VSD yang terjadi dalam ukuran besar dan peningkatan dari tekanan ventrikel kanan yang
biasanya tipe perimembraneus dan terletak nantinya akan menyebabkan shunting darah
proksimal dekat dengan jaringan konduksi yang terdesaturasi ke sirkulasi sistemik. Kejadian
jantung. Hal ini perlu diperhatikan setelah koreksi ini bisa terjadi secara spontan, namun biasanya
VSD pada TOF akan kehilangan jaringan tersebut merupakan respon dari menangis, mengejan karena
yang nantinya akan berlanjut pada adanya blok defekasi, gelisah, trauma atau ketakutan yang akan
jantung baik sementara ataupun permanen. Dengan meningkatkan respon tonus simpatisnya untuk
adanya overring aorta tersebut akan menyebabkan meningkatkan kontraktilitas miokard yang juga
terganggunya outflow dari arteri pulmonal 5. infundibulum. Selain dari peningkatan obstruksi
Adanya obtruksi outflow ventrikel kanan dapat outflow ventrikel kanan, juga dapat disebabkan
bersifat fixed maupun dinamis. Bersifat fixed karena penurunan akut dari resistensi pembuluh
karena adanya gangguan pada katup pulmonal darah sistemik. Hal ini dapat terjdi pada pasien
dan biasanya berupa kekakuan, hipoplasti dan selama induksi anestesi dan terlebih pada kondisi
bikuspid, sedangkan yang bersifat dinamis adalah yang hipovolemia. Oleh karena itu memastikan
adanya spasme infundibulum. Spasme infundibulum pasien yang TOF tidak dalam kondisi dehidrasi
tersebut dapat terjadi karena adanya peningkatan sangatkah penting dalam persiapan preoperatif5.
tonus simpatis yang mengakibatkan meningkatnya Kondisi lain yang dapat memperburuk sianosis
kontraksi miokard dan spasme dari infundibulum. adalah anemia, asidosis, infeksi dan posisi. Pada
Hipertropi ventrikel kanan terjadi karena adanya penderita TOF disebutkan bahwa saturasi pada
respon terhadap afterload yang tinggi yang arteri pulmonalis sama dengan vena kava superior,
mengakibatkan kompensasi terhadap kekakuan sedangkan saturasi pada aorta lebih rendah dari
dari dinding ventrikel. Adanya obstruksi dari outflow pada vena pulmonalis. Kedua hal ini disebabkan
ventrikel kanan tersebut akan menyebabkan karena adanya shunt dari kanan ke kiri pada level
peningkatan tekanan pada ventrikel kanan yang ventrikel 8
akan menyebabkan perubahan gradient prresure Sebagian besar pasien dengan TOF memberikan
antara ventrikel kanan dan kiri yang nantinya akan gejala sianosis dari sejak kelahiran sampai selama
menyebabkan shunt dari kanan ke kiri. Adanya satu tahun kehidupannya. Adakalanya pada pasien
shunt dari kanan ke kiri dan dikombinasikan dengan dengan TOF tidak menunjukkan gejala sianosis yang

47
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 4 Nomor 2, Maret 2017

sering disebut dengan pink tets, hal ini disebabkan Walaupun gagal jantung kongesti dapat terjadi pada
karena obstruksi dari outflow ventrikel kanan masih penderita TOF, namun kejadian ini jarang terjadi
minimal. Pada bayi dengan obstruksi outflow karena adanya VSD yang besar akan menyebabkan
ventrtikel kanan yang minimal biasanya datang keseimbangan tekanan antara jantung kanan
ke dokter dengan gejala gagal jantung kongestif dan kiri. Dari rontgen dada akan terlihat adanya
yang disebabkan karena shunt dari kiri ke kanan penurunan gambaran vaskularisasi pulmonal dan
setinggi ventrikel. Sianosis belum muncul saat adanya bentuk jantung seperti sepatu bot. Hal ini
lahir, namun dengan bertambahnya hipertropi disebabkan adanya pembesaran ventrikel kanan
infundibulum ventrikel kanan dan pertumbuhan , sehingga akan mendorong apeks ke atas. Gambaran
sianosis kemudian mincul pada satu tahun pertama. EKG karakteristik dengan adanya perubahan aksis
Sianosis muncul paling mencolok pada mikosa bibir ke kanan dan adanya pembesaran ventrikel kanan.
dan mulut, dan pada kuku jari kaki dan tangan. Pada hasil analisa gas darah menunjukkan adanya
Pada bayi yang lahir dengan derajat obstruksi hipoksemia meskipun bernafas dengan oksigen 100
ventrikel kanan yang berat maka sianosis akan %. PaCO2 dan PH selalu normal5.
muincul, namun dengan adanya duktus arteriosus Abses serebral adalah penimbunan pus
yang masuh terbuka maka darah akan dapat melalui dalam intraparenkim. Insiden yaitu 8% di negara
duktus tersebut. Namun setelah beberapa jam berkembang dan1-2% di negara barat. Penyakit
duktus arteriosus tertutup maka sianosis yang berat jantung sianotik merupakan 12,8 – 69,4% dari semua
dan kolaps sirkulasi dapat terjadi 7. penyebab abses serebri dengan insiden lebih tinggi
Pada anak-anak yang lebih besar sesak nafas pada anak-anak9.
terjadi saat beraktifitas. Anak yang bermain dalam Abses serebral dengan onset cepat nyeri kepala,
jangka waktu pendek tiba-tiba akan sesak nafas dan demam, lethargi yang diikuti emesis persisten dan
akan jongkok atau tiduran. Khas anak menganggap kemunculan aktivitas kejang. Penyebab paling
posisi jongkok melegakan karena upaya fisik7. mungkin adalah tumbuhnya arterial kedalam
Berjongkok adalah posisi yang paling sering kawasan infark cerebri5.
didapatkan pada anak dengan TOF. Ini adalah Pada TOF terjadi hipoksemia kronik hal tersebut
karena dengan berjongkok meningkatkan resisten akan memacu pada eritropoesis dan dapat terjadi
vaskular sistemik dengan cara menekan arteri di eritrositosis sekunder. Hal tersebut terkadang akan
kawasan inguinal. Ini menyebabkan peningkatan diikuti dengan keadaan polisitemia sehingga dapat
resisten vaskular sistemik dan menurunkan menyebabkan mudahnya terjadi tromboemboli.
besarnya penyimpangan kanan ke kiri yang Sekunder dari eritrositosis tersebut juga dapat
mana mengarahkan ke peningkatan aliran darah menyebabkan gangguan pada faal koagulasi,
pulmonary dan perbaikan oksigenasi5. sehingga pada pasien yang TOF yang terjadi
Masalah hipersianotik atau tet spell merupakan eritrositosis terutama hematokrit sampai 70%
masalah pada dua tahun pertama. Bayi atau anak sangat beresiko terjadinya perdarahan durante
menjadi hiperpneu dan gelisah, sianosis bertambah operasi dikarenakan terganggunya faal hemostasis5.
dan dapat berlanjut ke sinkop atau pinsan. Serangan Pada keadaan dimana defek pada septum
paling sering terjadi pada pagi hari setelah bangun ventrikel besar tetapi tekanan ventrikel kanan
tidur atau setelah menangis keras. Tet spells sama dengan ventrikel kiri maka tidak akan terjadi
pada pasien sadar biasanya akan memberikan pintasan kanan ke kiri, tetapi apabila terjadi
gejala hiperventilasi sekunder akibat dari asidosis gangguan keseimbangan oleh karena adanya
metabolik dan hipoksemianya7. peningkatan isi sekuncup maka tekanan pada
Selain gejala tersebut pada penderita TOF ventrikel kanan akan lebih tinggi daripada ventrikel
akan ditemukan adanya bising jantung. Bising kiri terjadi pintasan balik dari kanan ke kiri dan akan
akan ditemui terutama sepanjang tepi sternum kiri terjadi sianosis. Beratnya stenosis dan besarnya
yang disebabkan karena stenosis katup pulmonal. defect septum ventrikel menentukan gambaran

48
Perioperative Anestesi pada Operasi Drainage Abses Serebri ...

klinis. Akibat dari kelainan tersebut menyebabkan Pemberian oksigen tidak untuk mencegah atau
penurunan aliran pulmoner dan adanya pintasan memperbaiki spasme infundibulumnya tetapi
dari kanan kekiri ( right to left shunt ) yaitu sejumlah untuk mencegah vasokontriksi pulmonal karena
darah kembali ke atrium kanan , aliran darah hipolksemianya. Pemberian cairan infus untuki
dari ventrikel kanan ditolak masuk a. pulmoner, mengatasi hipovolemia yang terjadi mensuport
selanjutnya memasuki aorta masuk ke sirkulasi tekanan darah dan meningkatkan pengisian jantung
tanpa melewati paru. Sehingga PaO2 bisa sangat kanan. Pembewrian beta antagonis seperti esmolol
rendah. Sebagai kompensasi sumsum tulang akan 50 mcg/KgBB atau propanolol 0,1 mg/KgBB akan
memproduksi lebih banyak eritrosit dapat mencapai mencegah spasme infundibulum. Pemberian
6 juta dengan Hb 17 gr % dan hematokrit bisa lebih vasopresor seperti phenileprin 5-10 mcg/KgBB akan
dari 50 % bahkan sampai 90 %. Hemokonsentrasi ini meningkatkan resistensi sistemik. Pada pasien
mengakibatkan penyulit, terbentuknya trombosis10. yang teranestesi dengan menjaga kedalaman
Predisposisi dari abses serebral dapat dihasilkan anestesi dengan agent inhalasi akan mengurangi
dari fakta bahwa shunting dari kanan ke kiri dapat kontraktilitas jantung yang akan menyebabkan
membypass aksi filter fagosit dari kapiler pulmoner. penurunan spasme infundibulum. Meskipun halotan
Predisposisi ini juga dihasilkan dari polisitemia dan sering digunakan pada kasus tersebut namaun dalam
viskositas darah yang tinggi sehingga menyebabkan penelitian menunjukkan sevofluran lebih bagus
hipoksia jaringan dan mikroinfark dari otak yang karena pengaruhnya yang sedikit pada penurunan
kemudian menyebabkan kolonisasi bakteri. 3 gejala SVR dibandingkan pada halotan dan isoflurane pada
dari abses serebral adalah demam, sakit kepala dan 1,5 MAC. Isoflurane Adalah pilihan yang sedikit
defisit neurologi11,12. karena efek vasodilatasinya dan takikardinya.
Morpin sering digunakan pada pasien spell yang
Serangan Hipersianotik (Spell) sadar, namun pada pasien yang teranestresi morpin
Serangan hipersianotik atau sering disebut bukan pilihan karena bersama- sama dengan agent
dengan tet spell terjadi karena adanya perburukan inhalasi morpin akan menghasilkan vasodilatasi yang
hipoksremia yang memberikan gambaran sianosis, akan menyebabkan penurunan SVR. Manipulasi
takipneu, dan pada beberapa kasus samnpai untuk menaikkan SVR salah satunya dengan nposisi
muncul gangguan pada sistem saraf pusat seperti knee chest dan dilakukan kompresi perut 15.
gangguan kesadaran sampai koma, kejang, dan Serangan ini tidak berlaku pada orang dewasa.
bahkan nkematian. Kejadian ini biasanya spontan Dewasa dengan TOF menunjukkan dyspnea dan
dan dapat terjadi dengan berbagai provokasi namun toleransi olahraga yang sebentar. Mereka juga
biasanya disebabkan karena berhubungan dengan sering melaporkan keluhan sianosis kronis termasuk
menangis dan trerjadi pada pagi hari. Terjadinya erythrocytosis, hiperviskositas, kelainan hemostasis,
merupakan mekanisme yang sepenuhnya belum abses serebral atau stroke, dan endokarditis infektif5.
jelas diketahui namun diketahui karena terjadinya Manajemen anestesi pada pasien dengan
penurunan aliran darah pulmonal, yang disebabkan TOF sangat penting untuk dapat memahami
karena obstruksi dari outflow ventrikel kanan yang patofisiologi dan farmakologi obat anestesi yang
meningkat karena spasme infundibulum. Selain akan mempengaruhi pada shunting kanan ke kiri
itu juga brhubungan dengan penurunan resistensi dari VSDnya. Ketika shunting tersebut secara
sistemik yang akan memperparah shunt kanan ke aktual meningkat maka akan terjadi penurunan
kiri melalui VSD sehingga darah yang terdesaturasi aliran darah pulmonal dan akan terjadi penurunan
akan banyak terbawa ke sirkulasi sistemik. Tujuan PaO2. Shunting kanan ke kiri melalui VSDnya
penatalaksanaan dari terapi hipersianotik adalah tersebut dapat meningkat pada keadaan penurunan
untuik mengurangi spasme infundibulum dan resistensi pembuluh darah sistemik, peningkatan
mengurangi shunting kanan ke kiri pada VSDnya dan resistensi pembuluh darah pulmonal, peningkatan
dengan maksud untuk memperbaiki hipoksemianya. kontraktilitas miokard yang disebabkan karena

49
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 4 Nomor 2, Maret 2017

tonus simpatis yang akan mendorong pada ketamin 10 mg/KgBB memberikan efek yang bagus
spasme infundibulum yang akan menyebabkan terhadap sedasi, dan pemisahan dari orang tua
peningkatan obstruksi outflow ventrikel kanan. serta kemudahan dalam hal pemasangan akses
Secara farmakologi penggunaan obat-obat yang intravena16 .
menginduksi hipotensi karena penurunan SVR Begitu juga yang diberikan campuran dari
seperti agent inhalasi, yang melepaskan histamin ketamin 7,5 mg/KgBB dengan midazolam 0,1mg/
terlebih pelumpuh otot, blokade ganglionik, alfa kgBB. Namun pada pemberian intranasal midazolam
bloker, akan meningkatkan magnitude shunting 0,2 mg saja hanya memberikan efek yang bagus
kanan ke kirinya. Pemberian tekanan positif pada pada sedasi namun pada penilaian pada pemisahan
paru-paru juga akan dapat meningkatkan tekanan terhadap orang tua dan kemudahan akses intravena
intratorakal dan akan mendorong pada peningkatan kurang bagus. Pada prinsipnya pemberian anxiolitik
PVR, dengan meningkatnya PVR tersebut akan dan sedasi dalam kondisi yang ringan agar respirasi
dapat menurunkan aliran darah pada pulmonal tetap terjaga. Pada kondisi kondisi pasien yang
sirkulasi. Oleh karena itu pemberian tekanan positif sangat cemas, intramuskuler dengan ketamin
pada saat kontrol pernafasan juga perlu dilakukan dan midazolam dapat diberikan tapi dengan sarat
dengan hati-hati. Oleh karena diperkirakan akan ketika pasien akan dibawa ke meja operasi. Selama
ada banyak masalah pada anestesi pasien dengan prosedur tersebut monitoring terus dilakukan salah
TOF tersebut maka persiapan anestesi akan meliputi satunya dengan stetoskope precordial dan pulse
periopreratif baik itu preoperatif, durante maupun oximetri16.
postoperatif 5. Sebagian besar tulisan merekomendasikan
Sebelum dilakukan pembedahan dan anestesi induksi anestesi pada pasien dengan TOF
kondisi pasien harus dalam keadaa yang optimal. menggunakan ketamin. Ketamin menjadi
Menghindari dehidrasi sangatlah penting. Hal ini pilihan karena dapat mempertahankan resistesi
dapat dijaga dengan menjamin intake orar dan pembuluh darah sistemik. Meskipun pada orang
jika pada kondisi yang diperlukan dapat diberikan dewasa ketamin dilaporkan dapat menyebabkan
melalui pemeliharaan dengan akses intravena. peningkatan dari resistensi pulmonal namu pada
Obat- obatan jantung yang sudah diberikan pada anak-anak disebutkan ketamin tidak menyebabkan
pasien tersebut harus tetap diberikan sampai saat perubahan pada resistensi pembuluh darah
menjelang operasi kecuali diuetrika16. pulmonal, terlebih jika dilakukan premedikasi
Menangis pada pasien TOF sangatlah dihindari dengan baik sebelumnya. Pemberian ketamin
karena hal tersebut dapat memacu pada kondisi dapat dilakukan dengan cara intravena maupun
hipersianosis. Oleh karena itu pemberian obat- intramuskuler. Ketamin intravena diberikan dengan
obatan seperti sedativ dan anxiolitik diperlukan pada dosis 1-2 mg/KgBB dan intramuskuler dengan dosis
pasien tersebut. Permasalahannya adalah harus 3-5 mg/kgBB. Dosis kecil midazolam 0,1mg/KgBB
dicari cara yang tepat dari pemberian obat tersebut. dapat diberikan bersama dengan ketamin untuk
Pemberian intramuskuler biasanya dilakukan pada mencegah efek disporia. Keamanan penggunaan
pasien yang tidak terpasang jalur intra vena. Namun etomidat dalam hal kestabilan hemodinamik
cara ini terkadang memberikan rasa nyeri dan dapat sudah umum diketahui namun penggunaannya
menyebabkan anak menangis. Pemberian dapat sebagi induksi pada pasien dengan TOF masih
dilakukan dengan cara peroral seperti midazolam perlu dilakukan penelitian lanjut terutama pada
dengan dosis 0,75 mg/KgBB dapat sebagai alternatif neonatus dan anak-anak. Penggunaan opioid
Pada sebuah penelitian juga disebutkan pemberian dosis tinggi dilaporkan dapat menjaga kestabilan
dengan cara intranasal. Pada penelitian tersebut hemodinamik pada induksi. Namun dilaporkan juga
dilakukan premedikasi dengan cara intranasal bahwa pemberian opioid dalam hal ini fentanyl dosis
pada pasien yang akan menjalani operasi repair tinggi 18-50mcg/KgBB tersebut dikombinasi dengan
TOF. Diusebutkan pemberian intranasal dengan pelumpuh otot pankuronium. Pada penggunaan

50
Perioperative Anestesi pada Operasi Drainage Abses Serebri ...

dengan pelumpuh otot yang lain yang tidak memiliki ini mungkin dapat membahayakan. Namun pada
efek vagolitik maka tetap memberikan penurunan pasien dengan derajat shunting yang tidak terlalu
hemodinamik saat induksi anestesia16. berat induksi dengan halotan dapat digunakan
Penggunaan ketamin dikombinasi dengan sebagai alternative sevoflurane16.
fentanyl juga dilaporkan memberikan efek yang Intubasi trakea dapat difasilitasi dengan
bagus terhadap kestabilan hemodinamik saat menggunakan pelumpuh otot. Disebutkan
induksi anestesia. Propofol dan thiopental kurang penggunaan pelumpuh otot yang dapat menyebabkan
menjadi pilihan karena efek dari depresi miokardnya. release histamin harus dihindari, karena dapat
Penggunaan harus hati-hati dan dikatakan aman menyebabkan vasodilatasi dan menutunkan SVR16.
pada kondisi yang reserve cardiovaskulernya masih
bagus 16. Pemeliharaan anestesi
Sementara itu induksi pada pasien TOF dengan Pemeliharaan anestesi pada pasien dengan
cara inhalasi juga dapat dipergunakan, namun hal TOF harus tetap mengupayakan kondisi kestabilan
ini agak diterbatasi pada kondisi koopertif tidaknya hemodinamik dan menjaga dari peningkatan
pasien. Induksi dengan inhalasi akan berguna PVR dan tetap menjaga trias anestesia tercapai.
pada kondisi belum adanya akses intravena. Dari Pemeliharaan anestesi pada pasien tersebut dapat
berbagai tulisan menyebutkan bahwa pada pasien diberikan dengan menggunakan agent inhalasi
dengan TOF induksi inhalasi akan lebih lambat dalam hal ini N2O dan ketamin. Keuntungan
dibandingkan dengan intravena. Namun dalam dari kombinasi ini dapat menjaga kestabilan
sebuah tulisan disebutkan data pada anak-anak hemodinamik. Namun penggunaan N2O ini
dengan shunting kanan ke kiri tidak menunjukkan secara teori dapat meningkatkan PVR meskipun
adanya perpanjangan yang bermakna dari lamanya demikian disebutkan bahwa keuntungannya lebih
induksi inhalasi, namun hal itu disebabkan karena banyak dengan tetap menjaga SVR walaupun PVR
untuk mencapai konsentrasi inhalasi yang potent sedikit meningkat. Selain itu pada tulisan yang lain
untuk anestesi dengan tanpa menyebabkan depresi disebutkan penggunaan N2O 70% dan halotan
miokard yang berat16. untuk induksi anestesia dan pada pasien sianotik
Dari beberapa tulisan disebutkan bahwa tidak menurunkan SaO2 dan tidak meningkatkan
sevoflurane dan isoflurane memberikan cardiak PVR secara substantial 16.
indeks yang stabil untuk induksi inhalasi dengan Problem lain yang menjadi kontroversi
sevoflurane saja yang menjaga penurunan penggunaan N2O adalah pada pasien TOF yang
resistensi pembuluh darah sistemik paling rendah sianotik dengan SaO2 yang biasanya sudah rendah
dibandingkan agent inhalasi yang lain. Dalam hal dengan adanya N2O maka akan dapat menurunkan
ini telah dibandingkan penggunaan sevoflurane, SaO2. Oleh karena itu disarankan penggunaan N2O
isoflurane dan halotan. Isoflurane mungkin bukan tidak lebih dari 50%. Selain itu adanya kemungkinan
merupakan pilihan yang bijaksana dalam hal induksi perluasan emboli udara secara sistemik merupakan
anestesi pada pasien TOF disebabkan karena hal yang tidak diinginkan. Disarankan pada pasien
penggunaan isoflurane sebagai inhalasi anestesi yang kemungkinan besra terjadinya emboli udara
lebih pada meningkatkan resiko jalan nafasnya untuk tidak menggunakan N2O. Pilihan lain
termasuk spasme laring. Hal ini disebabkan kartena penggunaan opioid juga dapat diberikan namun
sifat isoflurane yang iritatif. Adanya problem jalan harus dilakukan dengan hati-hati dalam pengaturan
nafas tersebut akan dapat memicu terjadinya dosisnya yang berhubungan dengan penurunan SVR.
peningkatan PVR. Halotan sendiri disebutkan Penggunaan pelumpuh otot untuk fasilitasi
dapat menyebabkan hilangnya irama sinus normal relaksasi dan nafas kontrol dipertimbangkan
oleh karena depresi pada SA node selektif. Karena yang tidak melepaskan histamin. Pankuronium
respon ventrikuler tergantung pada SA node pada disarankan untuk digunakan, disamping efek
jantung yang kompromise kehilangan mekanisme yang dapat mempertahankan SVR. Ventilasi pada

51
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 4 Nomor 2, Maret 2017

pasien seharusnya dikontrol, tapi harus hati-hati TOF jatuh pada kondisi serangan hipersianotik.
karena peningkatan yang berlebihan dari tekanan Opioid seperti fentanil dapat digunakan sebagai
intrapulmonal dapat menyebabkan peningkatan analgesia post operatif. Alfentanil sebagai opioid
PVR (Stoelting&Dierdoff). shorter- acting poten sering digunakan sebagai
Keseimbangan cairan dan kebutuhannya infus continue untuk analgesia pascaoperasi.
dipelihara untuk mencegah pasien dalam kondisi Penggunaan dexmedetomdine dengan dosis
hipovolemia. Pemberian transfusi pada pasien ini 0,1-0,5 mcg/kgBB/jam, memberikan efek sedasi
perlu diperhatikan kondisi awal nya. Pada pasien ringan sampai sedang dan anegesia yang bagus
yang memang sudah diketahui adanya eritrositosis untuk terapi pasca operasi. Dexmedetomidine
maka pemberian transfusi mungkin tidak diperlukan bermanfaat untuk fasilitasi diskontinuitas akut
sampai perdarahan mencapai lebih dari 18% volume dalam penggunaan opiod dan atau benzodiasepin16.
darah estimasinya5.
Obat-obat emergensi seperti alfa adrenergik B. LAPORAN KASUS
penileprin tetap tersedia untuk menterapi kondisi Anak Laki-laki umur 2 tahun dengan berat
penurunan SVR durante operasi. Selain itu dapat badan 10 kg sejak dua minggu sbelum masuk rumah
digunakan norepineprine yang juga sebagai alfa sakit mengalami demam, lemas, muntah, makan-
adenergik. Obat – obat beta bloker seperti propanolol minum berkurang dan kemudian pasien dirawat di
atau esmolol juga tersedia sebagai obat emergensi5. RSS. Batuk, pilek, demam, kejang, disangkal. Pasien
memiliki riwayat.Tetralogi of fallot dan tegak sejak
Pasca operasi umur 1th. Jika pasien menangis kuat sejak umur 1
Pada kasus penggunaan opioid dosis besar bln maka timbul biru-biru pada pasien.Pasien lahir
maka ventilator perlu dipertimbangkan untuk secara vakum, langsung menangis dengan berat
mengontrol nafas pasien selama efek deprsi badan 3300 gram
nafas masih ada. Penatalaksanaan nyeri pasca Dari Pemeriksaan fisik didapatkan laju napas :
operasi sangatlah penting karena nyeri dapat 22-24 x/mnt, Nadi ± 118 x/mnt, dan didaptkan bising
menyebabkan peningkatan tonus simpatik pansistolik (+) grade 3/6, pasien tampak compos
yang nantinya akan dapat menyebabkan pasien mentis.

Tabel 1. Pemeriksaan Penunjang


Laboratorium:
Hb : 12,9 g/dl TP : 6,97
Na : 136 PPT : 14,8 (13,5)
Hct : 37,3 Alb : 3,8 K : 5 APTT : 24,7 (31,6)
AE : 4,66 BUN : 12,1 Cl : 100 INR : 1,09
AL : 24,8 CRE : 0,32
AT : 189 GLU : 73

AGD : S : 36,3oC FiO2 : 0,25


pH : 7,45 HCO3 : 17,1
pCO2 : 28 BE : -3,3
pO2 : 39,4 AaDO2 : 76,7
SO2 : 68,3%
Foto Thorax : Besar Cor dbn, Pulmo: Bronkopneumonia
Echocardiogram : Tetralogy of Fallot
CT-Scan Kepala : Abses di lobus parietooccipitale sinistra yang mendesak midline shift ke dextra

Pasien status fisik ASA III, dilakukan general dan ketamin 5 mg. Preemptive analgesia diberikan
anestesi dengan menggunakan endotracheal tube fentanyl 10 mcg, dan induksi menggunakan ketamin
no 4,5 . premedikasi diberikan midazolam 0,5 mg Pelumpuh otot rocuronium 5 mg dan pemeliharaan

52
Perioperative Anestesi pada Operasi Drainage Abses Serebri ...

anestesi dengan O 2, sevoflurane dan fentanyl Sedangkan bising dari stenosis pulmonalis,
intermittent. Pasca operasi pasien diawasi di ruang bising sistolik dengan nada sedang, dengan
pemilihan sampai dengan stabil dan kemudian amplitudo maksimum pada akhir sistolik18.
dirawat kembali di bangsal. 3. Pemeriksaan laboratorium
Kadar Hb : biasanya lebih besar dari normal (
PEMBAHASAN misal 17 gr % ), kadar Hb tereduksi 3 gr%, apabila
PENGELOLAAN ANESTESI penderita sudah tampak sianosis, kadarnya
Pengelolaan anestesi pasien dengan tetralogi sudah lebih dari 5 gr %. Usahakan kurang dari 5
of fallot memerlukan perhatian dan ketelitian, gr % misal dengan pemberian morphin 0,1 mg/
kapan terjadinya dan obat obat apa yang dapat Kg BB sub cutan. Pemberian ini dimaksudkan
menambah besarnya shunt dari jantung kanan agar otot infundibuler mengendor, sehingga
kekiri, misalnya shunt akan meningkat secara cepat jumlah aliran darah dari ventrikel kanan ke pulmo
dengan penurunan aliran darah paru dan PaO2 , bertambah17.
dan akibat obat obat inhalasi dan injeksi secara Jumlah eritrosit: semakin besar jumlahnya
farmakologi. maka semakin berat sianotiknya. Biasanya
Secara umum besarnya shunt dari kanan kekiri didapatkan lebih dari 5.000.000/cc, Hematokrit,
dipengaruhi oleh: agar dijaga lebih dari 50%. Pemeriksaan clooting
1. Penurunan resistensi vaskuler sistemik, time dan bleeding time. Apabila sudah terjadi
2. Peningkatan vaskuler paru, pemanjangan atau belum. Analisa gas darah,
3. Peningkatan kontraktilitas jantung, ini berkaitan pada penderita tetralogi Fallot akan diketahui
dengan adanya obstruksi dari infundibulum apakah terdapat hipoksia. Pemeriksaan elektrolit
aliran darah dari ventrikel kanan 5. darah : pemeriksaan ini diindikasikan terutama
penderita yang telah menggunakan obat-
Preoperatif obat diuretik. Ditekankan adalah pemeriksaan
Kunjungan pra bedah sangat penting terutama natrium dan kalium.17
untuk mengetahui status fisik derajat kelainan 4. Pemeriksaan foto
tertralogi Fallotnya serta mempersiapkan kondisi Hasil foto polos (BNO) dada menunjukkan
yang optimal. vaskularisasi
1. Anamnesa 5. Elektrokardiografi
Alloanamnese kepada keluarga terdekat Sumbu jantung ke kanan. P meninggi pada
mengenai sianosis, sejak kapan mulai lead II dan V1 (hipertrofi atrium kanan). Suatu
timbulnya. Pada tetralogi Fallot yang berat gambaran yang karakteristik pada tetralogi
sering mengalami episode hipersianotik yang Fallot ialah adanya transisi yang tiba-tiba dari
sering disebut Tet spells terutama pada 6 gambaran kompleks QRS pada V1 (seluruhnya
bulan pertama, kemudian saat sedang apa, positif) ke V2 (bentuk rs).
bagaimana keadaan waktu serangan17. 6. Kateterisasi jantung
2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan ini merupakan suatu
Pada pemeriksaan fisik yang perlu keharusan karena untuk mengetahui derajat
diperhatikan terutama adanya sianotik atau dan sifat stenosis pulmonalis atau hipertensi
asianotik terlihat pada mukosa dan kulit, terlihat pulmoner arterial dan tekanan sistolik ventrikel
adanya sesak nafas atau tidak. kanan.
Pada pemeriksaan jantung dengan 7. Angiokardiografi
auskultasi didapatkan bising sistolik yang khas Angiokardiografi pemeriksaan ini juga
pada VSD dan stenosis pulmonalis. Bising suatu keharusan pemeriksaan ini akan memberi
VSD, bising sistolik keras dengan nada rendah kesan perbandingan anatomis dari ukuran
terdengar pada s.i.c. IV linea parasternalis kiri overriding aorta, sifat stenosis pulmonal,

53
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 4 Nomor 2, Maret 2017

besarnya ventrikel kiri, kedudukan septum untuk meminum cairan jernih sampai 2 jam
ventrikel 17 . Kepentingan dari pemberian induksi anesthesia tidak memberikan manifestasi
premedikasi adalah mengurangi stres psikologi peningkatan volume dan asiditas lambung, jika
dan kardiovaskuler sebelum dan selama induksi dibandingkan dengan mereka yang berpuasa
anestesi, ini dapat mengurangi rangsangan semalaman. Makanan padat masih belum
stimulasi simpatis sebagai predisposisi diizinkan sampai hari pembedahan dilakukan18.
terjadinya sianotik dan gagal jantung. Anak-anak boleh meminum cairan jernih
Pada Penderita tetralogi Fallot sering terjadi sampai 2 jam dari waktu pembedahan yang
serangan sianotik/hipoksia yang mekanismenya dijadwalkan. Bayi yang masih minum ASI
sudah diterangkan dimuka, yakni adanya spasme diizinkan untuk tetap menyusui sampai 4
pada infundibuler sehingga mempercepat jam preoperasi. Manfaat yang mungkin
terjadinya right – to – left shunting. Untuk untuk waktu puasa yang diperpendek adalah
tujuan premedikasi dapat digunakan obat- meminimalkan rasa haus dan rasa tidak nyaman
obat untuk menenangkan/menghilangkan rasa selama menunggu pembedahan, lebih kecil
takut. Untuk anak usia dibawah 6 bulan pada kemungkinan terjadinya hipotensi karena
umumnya tidak menggunakan premedikasi. hipovolemia selama induksi, menghindari
Sedangkan untuk usia yang lebih besar dapat hemokonsentrasi yang berbahaya dan masif
digunakan midazolam 0,5 mg/kgbb peroral, pada anak yang sianotik, dan sedikit perhatian
ini dapat mereduksi terjadinya episode untuk mencegah hipoglikemia. Penting untuk
hipersianotik, diazepam 0,2 – 0,4 mg/Kg per mencatat bahwa panduan baru tersebut
oral, 1,5 – 2 jam pre operasi. Pada pasien ini hanya diperlakukan untuk cairan jernih (bukan
diberikan premedikasi midazolam 0,05mg/ makanan padat) dan untuk anak yang benar-
kgBB dan Ketamin 0,5mg/kgBB. Anak dengan benar sehat.
tetralogi Fallot yang mempunyai riwayat hypoxic Bahkan setelah periode puasa yang
spell, apabila akan diberikan premedikasi intra pendek, sebagian besar anestesiolog masih
muskuler harus disediakan masker dan peralatan beranggapan bahwa mempertahankan akses
resusitasi. Dalam hal ini bisa diberikan morphin intravena sangat bijaksana pada anak-anak
0,1 mg/Kg i.m. 1 – 1,5 jam pre operasi. Obat ini penderita penyakit jantung kongenital selama
diharapkandapat mengurangi/menghilanghkan pembedahan non kardial. Hal ini mengizinkan
spasme infundibuler atau meringankan derajat hidrasi yang adekuat, manipulasi farmakologis
stenosis pulmonalis, dan menambah aliran untuk hemodinamik, pemberian antibiotik
darah pulmoner serta tidak mengadakan depresi profilaksis, dan pemberian pengobatan
terhadap miokard. resusitasi dengan cepat jika diperlukan18.
Scopolamin diberikan dengan harapan Pada pasien ini telah dipuasakan sejak jam
dapat bekerja sebagai vagolitik maupun sebagai 6 pagi (rencana puasa 4 jam preoperasi). Tetapi
sedatif dengan dosis : 0,01 mg/Kg im kurang pasien sudah dipasang infus saat mulai puasa.
dari 1 jam pre operasi. Pemeliharaan cairan Sehingga walaupun operasi dimulai jam 10.30,
harus adekuat mengingat polisitemia mudah namun pasien tetap dianggap puasa 4-5 jam.
menyebabkan hiperviskositas darah. Puasa
juga harus dipertimbangkan dengan baik untuk Pengobatan Preanestesi
mencegah dehidrasi. Keputusan untuk menggunakan pengobatan
Kebutuhan untuk melakukan puasa dalam preanestesi dan pemilihan obatnya didasarkan pada
waktu yang lama sebelum pembedahan usia anak, status fisiologis, dan fungsi kardiovaskular.
elektif pada pasien pediatri yang sehat telah Tujuan premedikasi adalah untuk mengurangi stres
dipertanyakan. Penelitian-penelitian telah psikologis dan kardiovaskular sebelum dan selama
menunjukkan bahwa anak-anak yang diizinkan induksi anestesi. Ini menurunkan kecenderungan

54
Perioperative Anestesi pada Operasi Drainage Abses Serebri ...

eksitasi dan perangsangan simpatis yang bisa ketamin 5 mg iv sebagai premedikasi untuk analgesi
menyebabkan anak berhadapan dengan berbagai dan sedativa dan fentanyl 10mcg untuk preemptive
tipe gangguan kardiovaskular yang pada akhirnya bisa analgesi.
menyebabkan sianosis dan gagal jantung kongestif. Penggunaan opioid dalam anestesi untuk
Anak-anak dengan penyakit jantung kongenital anak-anak dengan penyakit jantung kongenital
kompensata bisa menerima sebuah dosis standar berhubungan dengan stabilitas hemodinamik
untuk agen-agen yang banyak digunakan (seperti, yang bagus. Teknik narkotik dosis tinggi bisa
midazolam oral 0,5 mg/kg)18. Pada pasien ini telah digunakan pada anak yang menjalani prosedur
digunakan midazolam 0,05 mg/kgBB dan Ketamin pembedahan yang besar yang akan memerlukan
0,5mg/kgBB intravena sebagai premedikasi. dukungan ventilasi setelah operasi. Baik fentanyl
Untuk menurunkan risiko episode hipertonik, (25 sampai 75 μg/kg) dan sulfentanil (5 sampai 18
pada pasien ini penting diberikan premedikasi, hal ini μg/kg) bisa digunakan pada bayi dan anak yang
terutama berguna untuk menghindari pemburukan sangat sakit dengan semua bentuk penyakit
hipoksemia saat tereksitasi atau teragitasi. Observasi jantung kongenital, karena kedua agen tersebut
dan pengawasan saturasi oksigen yang ketat sangat memiliki efek yang minimal terhadap perubahan
diperlukan. Pada pasien ini setelah diberikan hemodinamik sistemik dan pulmonal. Remifentanil
premedikasi di ruang persiapan kemudian diberikan bisa digunakan bahkan pada anak yang menjalani
O2 10ltr/mnt dengan Jacksoon Rees sampai ke ruang prosedur bedah yang singkat tanpa pemulihan
operasi. yang lama. Pancuronium, atau agen volatil yang
Sebagian besar tulisan merekomendasikan spesifik, sering dikombinasikan dengan opioid pada
induksi anestesi pada pasien dengan TOF anak-anak ini karena cenderung untuk mencegah
menggunakan ketamin. Ketamin menjadi pelambatan berlebihan denyut jantung, yang akan
pilihan karena dapat mempertahankan resistesi mengakibatkan hal yang sebaliknya .
pembuluh darah sistemik. Meskipun pada orang Narkotik dosis rendah mungkin digunakan
dewasa ketamin dilaporkan dapat menyebabkan untuk mengganti penurunan konsentrasi zat
peningkatan dari resistensi pulmonal namu pada anestesi pada anak yang menjalani prosedur yang
anak-anak disebutkan ketamin tidak menyebabkan tidak terlalu besar. Mereka juga bisa dikombinasikan
perubahan pada resistensi pembuluh darah dengan perelaksasi otot (musle relaxant) dan N2O
pulmonal, terlebih jika dilakukan premedikasi dengan teknik intravena yang seimbang. Teknik
dengan baik sebelumnya16,21. anestesi yang ’ringan’ mempertahankan tonus
Pemberian ketamin dapat dilakukan dengan simpatis, cardiac output, dan SVR, dua yang terakhir
cara intravena maupun intramuskuler. Ketamin mungkin diinginkan pada anak dengan stenosis
intravena diberikan dengan dosis 1-2 mg/KgBB dan valvular yang parah atau gagal ventrikel18.
intramuskuler dengan dosis 3-5 mg/kgBB. Dosis kecil
midazolam 0,1mg/KgBB dapat diberikan bersama Durante operatif
dengan ketamin untuk mencegah efek disporia 16,21. Anak-anak dengan penyakit jantung kongenital
Efek simpatomimetik ketamin mempertahankan yang menjalani prosedur pembedahan nonkardial
kontraktilitas dan SVR. Pada ketiadaan hipoventilasi, yang mengalami kehilangan darah yang banyak
dosis ketamin 2 mg/kg intravena tidak meningkatkan dan translokasi cairan yang tidak terantisipasi
PVR pada anak dengan penyakit jantung kongenital, harus dimonitor dengan cara yang sama dengan
termasuk mereka yang dengan penyakit jantung pasien pediatri lain yang menjalani prosedur yang
valvular18. sama. Ini termasuk stetoskop prekordial dan
Penggunaan ketamin dikombinasi dengan esofageal, EKG untuk memonitor denyut jantung
fentanyl juga dilaporkan memberikan efek yang dan mendeteksi disritmia, monitor tekanan darah
bagus terhadap kestabilan hemodinamik saat non invasif, monitor temperatur, monitor kadar
induksi anestesia22. Pada pasien ini telah diberikan O2 inspirasi, pulse oximetry kontinyu, pengukuran

55
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 4 Nomor 2, Maret 2017

CO2 tidal akhir. Pada pasien ini dipasang stetoskop tujuan-tujuan hemodinamik yang akan meningkatkan
prekordial, EKG, monitor kadar O2 (pulse oximetry). atau mempertahankan sirkulasi anak 18.
Tidak terpasang monitor tekanan darah noninvasif Pilihan teknik induksi anestesi tergantung
dan monitor temperatur. Pengawasan saturasi O2 pada umur anak, kesiapan psikologis, status
arteri dengan pulse oximetry adalah penting pada kardiovaskular, dan apakah terdapat kateter
anak dengan penyakit jantung kongenital sianotik intravena. Pengetahuan tentang efek-efek
karena kemungkinan bahwa manipulasi anestesi dan kardiovaskular dari obat-obatan anestesi harus
pembedahan mungkin akan lebih menurunkan aliran diperhatikan. Induksi anestesi bisa juga dipengaruhi
darah pulmonal dan memperberat hipoksemia.. oleh faktor-faktor yang mengganggu pengambilan
Adanya gelembung udara atau benda-benda kecil dan distribusi obat-obatan inhalasi atau intravena.
tertentu pada pembuluh darah anak yang memiliki Kecepatan induksi sebuah zat anestesi
lesi shunt dari kanan ke kiri bisa menyebabkan ditentukan oleh tingkat aliran zat anestesi ke dalam
emboli sistemik. Bahkan shunt yang terutama dari paru, transfer agen anestesi dari paru ke darah
kiri ke kanan mungkin saja dua arah pada tingkat arteri, dan transfer agen anestesi dari darah arteri.
lesi dan memungkinkan udara untuk lewat dari sisi Keadaan ekuilibrium agen anestesi antara alveoli
kanan ke sisi kiri. Karenanya diperlukan kehati-hatian dan darah arteri, dan juga otak, biasanya cepat
selama pemasangan jalur intravena dan pemberian tercapai. Kecepatan induksi tergantung pada faktor-
agen-agen intravena. Profilaksis yang cermat adalah faktor yang menetukan tingkat kemunculan kadar
pencegah yang terbaik untuk embolisasi vena ke anestetik alveolar. Pada anak-anak dengan penyakit
arteri. Semua perlengkapan intravena –tabung, jantung kongenital dengan aliran darah pulmonal
tempat koneksi, tempat injeksi, dan stopcock harus yang terbatas, transfer agen dari paru-paru ke darah
diperiksa dengan hati-hati untuk memastikan bahwa arteri menjadi lebih lambat. Induksi inhalasi pada
mereka bebas udara sesaat sebelum dihubungkan pasien dengan shunt dari kanan ke kiri bisa menjadi
dengan pasien. Selama injeksi kedalam kateter lebih lama karena darah yang dishuntkan menurun
intravena atau arteri, harus diperhatikan bahwa tidak atau adanya dilusi tekanan parsial zat anestesi dalam
ada udara atau benda kecil yang masuk. Beberapa darah yang mencapai otak, dibandingkan dengan
anestesiolog memilih untuk tidak memasukkan N2O tekanan parsial dalam darah yang meninggalkan
setelah induksi pada anak dengan penyakit jantung paru-paru. Konsentrasi inspirasi agen-agen anestesi
kongenital yang memiliki shunt dari kanan ke kiri yang tinggi, dikombinasikan dengan ventilasi yang
atau pencampuran vana sistemik dan pulmonal untuk berlebihan, bisa digunakan untuk melawan efek ini 18.
menghindari peningkatan ukuran gelembung udara N2O sering digunakan sebagai gas pembawa
yang mungkin tidak sengaja dimasukkan kedalam dengan zat anestesi volatil lain untuk memfasilitasi
jalur intravena. Pada pasien ini tidak berikan N2O, induksi inhalasi pada anak. Harus diperhatikan
sehingga kami memilih menggunakan fentanyl potensi pembesaran gelembung udara yang
intermitten 1mcg/kgbb untuk dipergunakan sebagai berbahaya pada anak dengan adanya shunt,
analgetik durante operasi. dan kenyataan bahwa penggunaan N 2O bisa
menghalangi pemberian O2 hirupan berkonsentrasi
Pemilihan Obat Anestesi tinggi. N2O bisa juga menyebabkan peningkatan
Pemilihan obat-obatan anestesi untuk anak- PVR pada anak nonsianotik.
anak dengan penyakit jantung kongenital tergantung Agen-agen anestesi volatil secara luas digunakan
pada tipe operasi yang akan dilakukan, perkiraan selama pembedahan kardial dan noncardial pada
lama operasi, pilihan dari anestesiolog, dan status anak-anak dengan penyakit jantung kongenital.
kardiovaskular pasien. Meskipun tidak ada teknik Induksi masker dengan sevofluran (dan halotan
anestesi yang telah terbukti paling baik untuk anomaly dengan derajat yang lebih rendah) dihubungkan
tertentu, klasifikasi lesi sesuai dengan gangguan pada dengan usaha yang minimal dan sering dipilih jika
aliran darah dan penampakan klinis menyarankan kateter intravena belum dipasang18.

56
Perioperative Anestesi pada Operasi Drainage Abses Serebri ...

Penggunaan zat anestesi volatil memungkinkan Sebagai contoh, efek kronotropik dan inotropik
pemberian oksigen konsentrasi tinggi jika negatif halotan bisa menurunkan derajat obstruksi
diperlukan. Meskipun semua agen-agen volatil aliran keluar dan meningkatkan cardiac output ke
merupakan depresan myokardium, efek sebenarnya depan pada pasien dengan stenosis aorta subvalvular,
terhadap cardiac output dan tekanan darah arterial atau peningkatan aliran darah pulmonal pada pasien
dimodifikasi oleh faktor-faktor lain seperti efek dengan stenosis pulmonal atau tetralogi Fallot18.
terhadap SVR. Baik halotan dan isofluran bisa Tiopental (4 sampai 6 mg/kg intravena)
menyebabkan penurunan tekanan darah arterial akan ditoleransi dengan baik pada anak dengan
yang tergantung dosis; mekanismenya berbeda normovolemia dengan penyakit jantung kongenital
pada masing-masing kasus. terkompensasi. Penurunan dosis harus dilakukan
Penurunan dalam tekanan darah yang pada anak yang fungsi sirkulasinya terganggu. Efek
berhubungan dengan penggunaan halotan terutama hemodinamik dari propofol pada anak dengan
adalah karena penurunan cardiac output. SVR tetap penyakit jantung kongenital sama dengan tiopental.
tidak berubah. Penurunan tekanan darah arterial Metohexital rektal bisa digunakan pada anak dengan
dengan isofluran, di sisi lain, adalah karena penurunan penyakit jantung kongenital selama anak tersebut
SVR sementara cardiac output tetap berada dalam dimonitor dengan ketat untuk kemungkinan hipoksia
nilai rujukan Perbedaan efek kedua agen yang atau hipoventilasi selama induksi.
sering digunakan tersebut terhadap SVR penting Pilihan agen neuromuscular blocking yang khusus
untuk dikenali pada anak-anak dengan shunt yang pada anak dengan penyakit jantung kongenital
seimbang, dimana penurunan tahanan sistemik bisa biasanya dibuat dengan dasar perkiraan efek obat
mengakibatkan peningkatan shunt dari kanan ke terhadap sistem kardiovaskular dan durasi aksinya.
kiri dan hipoksia. Penting untuk mengenali bahwa Pancuronium adalah pilihan yang populer pada
efek-efek sirkulasi ini bersifat tergantung dosis, bisa sebagian besar kasus karena efek vagolitiknya menjaga
dititrasi, dan ditoleransi dengan baik oleh sebagian denyut jantung dan cardiac output, khususnya pada
besar anak dengan penyakit jantung kongenital. anak yang menerima opioid dosis tinggi18. Penggunaan
Sevofluran berhubungan dengan lebih sedikit kejadian pelumpuh otot untuk fasilitasi relaksasi dan nafas
bradikardi atau disritmia daripada halotan. Perubahan- kontrol dipertimbangkan yang tidak melepaskan
perubahan kardiovaskular pada konsentrasi ekuipoten histamin. Pankuronium disarankan untuk digunakan,
dari sevofluran dan halotan pada anak yang sehat disamping efek yang dapat mempertahankan SVR.
telah diukur dengan ECG. Sevofluran menghasilkan Ventilasi pada pasien seharusnya dikontrol, tapi
penurunan cardiac output yang lebih sedikit daripada harus hati-hati karena peningkatan yang berlebihan
halotan. Halotan menyebabkan penurunan yang lebih dari tekanan intrapulmonal dapat menyebabkan
besar pada denyut jantung dan indeks jantung pada peningkatan PVR16,18. Pada pasien ini digunakan
semua konsentrasi daripada sevofluran 18, karena itu rocuronium 5 mg sebagai fasilitas intubasi. Namun
pada pasien ini digunakan maintenance dengan agent melihat teori dari literatur bahwa pancuronium
sevoflurane-O2. merupakan pilihan yang lebih baik, mungkin dilain
Bahaya yang potensial dari agen anestesi volatil waktu dapat dipertimbangkan untuk mengusahakan
secara umum berhubungan dengan overdosis zat penggunaan pancuronium.
anestesi relatif. Depresi myokardium yang diakibatkan
oleh ovedosis zat anestesi akan menurunkan cardiac Manajemen Post Operatif dan Analgesia
output dan mengakibatkan hipotensi sistemik pada Rencana manajemen postoperatif tergantung
pasien dengan stenosis aorta yang parah. Pada anak dari status cardiac anak dan besarnya intervensi
dengan stenosis pulmonal yang parah, halotan bisa bedah. Anak-anak dengan penyakit jantung
menurunkan aliran darah pulmonal dan mengganggu kompensata yang dijadwalkan untuk operasi minor
oksigenasi. Efek hemodinamik dari obat-obatan ini, bisa menjadi calon yang sesuai untuk pembedahan
di sisi lain, mungkin diinginkan pada beberapa anak. rawat jalan. Mereka bisa bisa dipulangkan jika

57
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 4 Nomor 2, Maret 2017

kriterianya terpenuhi. Anak-anak dengan penyakit pasien dengan TOF memerlukan tindakan operasi
jantung kongenital, di sisi lain, mungkin memerlukan selain dari koreksi kelainan jantungnya tersebut.
rawat inap untuk memastikan hidrasi intravena yang Untuk itu perlu pemahaman yang baik dari
adekuat bahkan setelah prosedur minor seperti patofisiologi dari TOF untuk dapat menerapkan
pembedahan gigi jika intake oral tidak diberikan prinsip anestesi yang aman pada pasien tersebut.
dengan cepat setelah operasi. Pencegahan dan/ Selain itu pemahaman yang baik tethadap
atau penanganan mual dan muntah setelah operasi farmakologi obat anestesi diharapkan dapat
penting untuk memastikan asupan oral yang adekuat meningkatkan outcome pasien TOF yang menjalani
dan hidrasi yang baik. Pasien yang telah menjalani tindakan anestesia.
pembedahan yang besar dan/atau mereka yang Tindakan asessment pasien dari awal
status kardiaknya tidak terkompensasi mungkin preoprertif sangat penting untuk menilai kondisi
memerlukan perawatan intensif setelah operasi18. awal pasien sebelum tindakan anestesi, dan dapat
Pada pasien ini post operasi dilakukan ekstubasi dan diperhitungkan problem yang potensial akan terjadi
diobservasi di ruang pemulihan. sehingga dapat dipersiapan tindakan antisipasinya.
Persiapan pasien sebelum operasi sangat penting
Analgesik Ringan dari hal keseimbangan cairan, sampai mengatasi
Asetaminofen adalah analgesik ringan yang kecemasan pada pasien. Pemilihan obat –obat
paling sering digunakan pada pasien pediatri. Untuk anestesi dipertimbangkan pada kondisi pasien
anak yang usianya lebih muda, dosis awal sering dan farmakologi obat tersebut. Selama tindakan
diberikan secara rektal (sampai 45 mg/kg) sebelum anestesi pada pasien TOF harus selalu dijaga
sadar dari anestesi. Dosis tambahan diberikan kestabilan hemodinamik dan peningkatan PVR yang
secara oral (10 sampai 18 mg/kg) setiap 4 sampai dapat mencetuskan serangan hipersianotik. Obat
6 jam (tidak jika perlu) untuk mempertahankan emergency dipersiapkan untuk mengatasi kondisi
kadar darah sehingga memiliki kadar analgesi yang gawat seperti serangan hipersianotik seperti alfa
efektif. Dosis harian maksimal asetaminofen adalah agonis fenileprine, norepineprin dan beta bloker.
tidak boleh melebihi 100 mg/kg. Asetaminofen bisa Dan yang tidak kalah penting adalah perawatan
dikombinasikan dengan kodein untuk kontrol rasa pascaoperasi. Kontrol terhadap nyeri pascaoperasi
nyeri sedang dan atau rasa tidak nyaman yang sangat penting. Karena aktivasi tonus simpatis
lebih efektif. Eliksir asetaminofen dengan kodein dapat menyebabkan serangan hipersianotik yang
mengandung 12 mg kodein per 5 ml. Dosis yang dapat mengancam jiwa. Jika diperlukan perawatan
sering digunakan adalah 5 ml untuk anak-anak dapat dilakukan di unit perawatan intensive.
berusia 3 sampai 6 tahun, dan 10 ml untuk anak-
anak berusia 7 sampai 12 tahun18. Pada pasien ini DAFTAR PUSTAKA
diberikan antalgin i.v 10mg/kgbb setiap 6 jam. 1. William A. Lell and F. Bennett Pearce, 1805,
Tetralogy of Fallot: Pediatric Cardiac Anesthesia,
Postoperatif Fourth Edition, Lippincott Williams & Wilkins,
Pasien ditransport ke Rr dengan jackson rees p.344-353.
O2 8 L/mnt, pasien tampak tenang dan tidak terlihat 2. Rothstein P., Thomas S J., Kramer J L. Congenital
kesakitan. Pasien diberikan analgetik antalgin i.v heart disease In : Manual of cardiac anesthesia,
10mg/kgBB setiap 6 jam. Setelah 2 jam diobservasi, Second ed. USA : Churchill livingstone inc. 1793
kardiorespirasi stabil, gerak mulai aktif, kesadaran : 177 – 241.
baik akhirnya pasien kembali ke bangsal 3. Baum, Victor C, Perlof, Josef K. Anesthetic
implication of adult with congenital heart
KESIMPULAN disease. In: Anesthesia & analgesia, vol76,
Pasien dengan TOF sering kali ditemukan number 6, 1793.
kelainan lain yang menyertainya. Dan terkadang 4. Robert K. Stoelting & Stephen F. Dierdorf, 1802,

58
Perioperative Anestesi pada Operasi Drainage Abses Serebri ...

Anesthesia and Co-Existing Disease, Fourth Obstrictive Lesion in Anesthesia for Congenital
Edition, Congenital Heart Disease, Philadelphia, Heart diseases, editor Andropoulus et.al,
p. 45-65. Blackwell, Massachusate, USA, 1805.
5. Raafat S. Hannallah and Susan T. Verghese, 13. Harrington J, et.al, Anesthesia for Surgical
1801, Pediatric Noncardiac Anesthesi: Cardiac Treatment of Congenital Heart Disease in
Anesthesia “Principles and Clinical Practice” Anesthesiology, editor Longnecker D et.al,
Lippincott Williams & Wilkins, p. 932-936. MacGraw Hill, USA, 1808
6. Bernstein D, Penyakit Jantung kongenital 14. Reid R W, Burrow F A, Hickey P R. Anesthesia
dalam Ilmu Kesehatan Anak terjemahan for Children undergoing Heart Surgery. In :
Nelson Texbook of Pediatrics, Editor Behrman, Cote, Todres, Goudsouzian, Ryan. A Practice
Kliegman, Philadelpia,Pennsylvania, USA , 1801. of Anesthesia for Infants and Children. Third
7. Moorthy, R.K. and Rasjheksar, V. Management of Ed. Philadelphia : W B Saunders Co, 1801: 391
Brain Abscess: An overview.Availablefrom:http:// – 413.
www.medscape.com/viewarticle/581536_print. 15. Sheehan, J.P., Jane,J.A., Ray,D.K., and Goodkin,
Accessed on: 13th August 1811. H.P. Brain Abscess in Children.Journal of
8. Park,M.K. Pediatric Cardiology for Practitioners. Neurosurgery: Pediatric. June 1808 Volume
Philladelphia: Mosby Elsevier;1808. P.186-170. 24, Number 6
9. Wink, K. and Hutchins, G. The american Journal 16. Ruo WY. Roizen MF. Pleiser LA. Tetralogi of fallot.
of Pathology Tetralogy Of Fallot.Available In: Essence of anesthesia Practice, Second ed.
from:http:// www.PudMed.com /. Accessed USA: WB. Saunders. 1802: 318.
on July 22, 1811 17. Raafat S. Hannallah and Susan T. Verghese,
10. Haslam, R.H.A, Behrman,R.E., Kliegman,R.M., 1801, Pediatric Noncardiac Anesthesi: Cardiac
Jenson,H.B. Brain Abscess. Editors. In: Nelson Anesthesia “Principles and Clinical Practice”
Textbook of Pediatric 17thEd. USA: Saunders; Lippincott Williams & Wilkins, p. 932-936.
1804. 18. Garde P, et.al, Evaluation of Efficacy of
11. Maclean, D.Cerebral Abscess and Tetralogy Intranasal Midazolam, Ketamin and Their
Of Fallot . Available from:http:// www. Mixture as Premedication and its Relation With
britishmedicaljournal.com/. Accessed on August Bispectral Index in Children With Tetralogy of
16, 1811 Fallot Undergoing Intracardiac Repair, AIIMS,
12. Smich M, Ulah S, Anesthesia for Right-Sided new Deilhi, India, 1811

59

Anda mungkin juga menyukai