Anda di halaman 1dari 21

UAS TAKE HOME KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PENDIRIAN KLINIK DAN APOTEK “HERBAL”

Disusun Oleh :

Fadilla Muslimah

1508010099

Kelas 6A

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018
I. LATAR BELAKANG PENDIRIAN APOTEK

Salah satu realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh pemerintah dan


swasta adalah dengan menyediakan sarana pelayanan kesehatan, salah satunya adalah
apotek dan klinik. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
No.1332/Menkes/SK/X/2003, maka definisi apotek adalah tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat. Dalam peraturan ini seorang poteker bertanggungjawab atas pengelolaan
apotek, sehingga pelayanan obat kepada masyarakat akan lebih terjamin
keamanannya, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Kesehatan adalah salah satu sendi repenting khidupan. Terdapat tiga aspek
penting dalam kesehatan. Pertama, adalah konsep bahwa menjaga yang sehat menjadi
tetap sehat merupakan prinsip utama. Kedua, yang namanya sehat itu merupakan
bukan hanya kesehatan fisik sja, melainkan juga kesehatan mental dan kesehatan
social. Aspek ketiga, jika memang sudah sakit maka diperlukan perlakuan dalam
artian usaha atau ikhtiar untuk menjadi sehat kembali. Dalam ketiga aspek diatas
tersebut, jamu mempunyai peran sangat penting tersendiri dalam hal pengobatan bagi
masyarakat Indonesia.

Jamu dapat digunakan untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan.


Meskipun rasanya agak pahit, namun sejak berabad-abad yang lalu jamu selalu
mendapat tempat yang penting dalam kehidupan sebagian besar masyarakat
Indonesia. Di luar hal itu, jamu adalah bagian tidak terpisahkan dari budaya bangsa,
sejak masa lalu, sampai masa kini, dan diharapkan dapat terus lestari di masa depan.
Kekayaan budaya jamu perlu terus dijaga menjadi milik Nusantara, dan terus
dikembangkan untuk mendunia.

Dalam mendirikan sebuah klinik dan apotek, keberadaansangat penting. Saat


ini jumlah klinik maupun apotek yang berdiri di kecamatan-kecamatan masih terbatas
sehingga masyarakat sulit untuk mendapatkan obat, informasi obat serta pelayanan
kesehatan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan
didirikannya klinik dan apotek herbal dapat memperluas akses obat herbal berkualitas
dan obat murah serta terjamin kepada masyarakat serta bertujuan juga untuk
menertibkan peredaran obat-obat palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan
kepada apoteker untuk memberikan pelayanan kefarmasian. Maka dari itu rencana
usaha yang akan didirikan ini sangat berpeluang besar untuk mencapai apa yang
diharapkan. Usaha ini akan dijalankan dengan sasaran utama pemasaran adalah
masyarakat Pangandaran, Desa Cikembulan.

II. TUJUAN
Tujuan dari pendirian usaha ini adalah :
1. Menjembatani proses saintifikasi jamu oleh instansi kesehatan dengan
masyarakat.
2. Turut memberikan andil dalam mempercepat proses santifikasi jamu di
Indonesia.
3. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa jamu merupakan
pengobatan alternatif yang dapat dipertanggungjawabkan keilmuannya.
4. Menengahi kesenjangan antara pengobatan ilmiah dengan pengobatan
tradisional yang dianggap kurang ilmiah.
5. Meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengolah tanaman obat
menjadi jamu.

III. VISI DAN MISI

1. Visi

Menjadi perusahaan penyedia jasa Obat herbal ( jamu ) terbaik dan


terpercaya di Indonesia serta menjadi perusahaan herbal alami yang modern,
inovatif, dan amanah (terpercaya) menjadi mitra masyarakat luas dalam
menjalani hidup sehat secara alami.

2. Misi
a) Membangun mitra kerja yang terpercaya dan dapat dibanggakan dan
diandalkan.
b) Mengembangkan solusi krisis ekonomi yang berkesinambungan untuk
masyarakat sekitar.
c) Ikut berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat luas melalui
pengembangan produk dan jasa herbal alami yang inovatif serta
meningkatkan pengetahuan, penghargaan, dan penggunaan herbal alami
khas Indonesia bagai masyarakat Indonesia.
IV. STRUKTUR ORGANISASI

V. TEKNIS OPERASIONAL PENDIRIAN USAHA-USAHA BERDIRI


a. Nama Klinik dan Apotek : “Klinik dan Apotek”HERBAL””
Nama APA : Fadilla Muslimah S. Farm., Apt
SIA : 1209/0993/2001
Alamat klinik dan apotek : Jl.Raya Cijulang no 27 RT 1 RW 3 Desa
Cikembulan, Pangandaran
b. Jam buka Klinik dan Apotek : 08.00-21.00 WIB
Jam kerja dibagi menjadi 2 shift yaitu jam 08.00-14.30 dan jam 14.30-21.00
(Hari minggu, hari libur nasional dan hari besar keagamaan libur).
• Shiff 1 : DR.Kepala + APING + AA + 1 staff pendaftaran dan kasir +1 staff
Gudang simplisia masuk mulai jam 08.00-14.30 .
• Shiff 2 : DR. Pendamping + APA + AA + + 1 staff pendaftaran dan kasir +1
staff Gudang simplisia masuk mulai jam 14.30-21.00.
c. Tenaga Kerja : terdiri dari 1 orang dr. Kepala Klinik, 1 orang dr pendamping, 1
orang APA, 1 orang Apoteker Pendamping , AA 2 orang, 2 orang staff
pendaftaran dan kasir , dan 2 orang staff Gudang simplisia .

d. Pembagian Tugas

 Dokter Kepala Klinik


Tugas dan kewajiban dokter kepala klinik:
 Memberikan pelayanan kesehatan
 Mendiagnosis keadaan pasien
 Membuat resep untuk obat tradisional maupun modern
 Bertanggung jawab atas resep yang dibuatnya
 Bertanggung jawab sebagai kepala klinik
 Dokter Pendamping
Tugas dan kewajiban dokter pendamping:
 Memberikan pelayanan kesehatan
 Mendiagnosis keadaan pasien
 Membuat resep untuk obat tradisional maupun modern
 Bertanggung jawab atas resep yang dibuatnya
 Apoteker Penanggung Jawab
Tugas dan kewajiban apoteker penanggung jawab :
 Memimpin seluruh kegiatan kefarmasian
 Berkewajiban serta bertanggung jawab penuh untuk mengelola apotek
yang meliputi beberapa bidang diantaranya:
a. Pelayanan kefarmasian
b. Administrasi dan keuangan
c. Ketenagaan dan personalia
d. Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek dan
klinik
 Mengolah simplisia, mengemas simplisia, melakukan pengawasan
mutu dan hal yang berkaitan dnegan pengolahan tanaman obat, dan
vertanggung jawab terhadap pemasaran.
 Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hasil dan kualitas
apotek

 Apoteker Pendamping
Tugas dan kewajiban apoteker pendamping :
 Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, jika APA berhalangan
selama jam kerja apotek.
 Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal-hal penting
yang mendasar dan strategis, harus mendapat izin APA.

 Asisten apoteker
Tugas dan kewajiban asisten apoteker :
 Melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya sebagai asisten
apoteker, yaitu meliputi:
a. Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan
resep) sesuai petunjuk apoteker.
b. Mengerjakan pengubahan bentuk, pembuatan sediaan racikan dan
meracik.
c. Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik.
d. Mencatat laporan penggunan obat dan perbekalan farmasi.
e. Mengelompokan dan menata obat sesuai dengan indikasinya.
f. Menerima barang pesanan, memeriksa dan mendatangani fraktur.
g. Mendata kebutuhan obat dalam buku defekta.
h. Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir.

 Staff administrasi (pendaftaran, kasir, penjualan obat)


Tugas dan kewajiban administrasi :
 Mencatat penerimaan uang setelah dihitung yang harus dilengkapi
kuitansi, nota, tanda setoran yang sudah diparaf apoteker.
 Melakukan penerimaan resep
 Melakukan penerimaan pembelian obat
 Meneruskan resep pada AP, A Pendamping ataupun AA
 Melakukan transaksi
 Mengatur sirkulasi keuangan apotek
 Melakukan pembukuan transaksi apotek
 Melakukan pembukuan pembelian dan penjualan obat
VI. ALAT DAN PERBEKALAN YANG DIBUTUHKAN DISERTAI DESIGN
DENAHNYA

a. Bangunan

Bangunan Apotek dan klinik milik pribadi dengan luas tanah 2000 m2 (lebar
40 m panjang 50 m). Dan pertanian tanaman milik pribadi dengan luas
tanah 1000 m2 lebar 20 m panjang 50 m)

b. Fasilitas
1. Tempat parkir mobil
2. Tempat parkir motor
3. Ruang tunggu
4. Etalase
5. Ruang konseling
6. Ruang penyimpanan obat
7. Ruang bahan baku simplisia
8. Ruang pengolahan simplisia
9. Toilet wanita & pria
10. Ruang karyawan
11. Dapur
12. Mushola dan tempat wudlu
13. Ruang periksa dokter 1 dan 2
14. Ruang konsultasi pasien dilengkapi pendingin ruangan
15. Ruang tunggu pasien ada dua bilik yang dilengkapi dengan pendingin
ruangan bagi mereka yang tidak tahan panas dan satunya tidak dengan
pendingin bagi mereka yang tidak tahan dengan suhu dingin
16. Ruang tunggu ada TV besar yang menayangkan tentang bagaimana
cara hidup sehat dan bagaimana yang harus dilakukan ketika sakit, TV
tersebut ada di setiap ruang tunggu pasien baik yang ber-AC maupun
non-AC. Ruang tunggu dengan sofa dan meja berisi majalah kesehatan
dan air mineral gelas dalam rak
17. Pengeras suara untuk memanggil nomor urut pasien
18. Laboratorium kecil untuk pemeriksaan gula darah, tekanan darah,
kadar Hb, pemeriksaan darah bila diperlukan ketika periksa dokter, tes
NAPZA, pemeriksaan golongan darah.
19. Taman bersantai yang sejuk dengan tanaman hijau dan bunga disertai
kolam hias dan apotek hidup.

c. Perlengkapan

1. Papan nama klinik dan apotek


2. Lemari dan rak penyimpanan simplisia
3. Kulkas
4. Neraca analitik
5. Etiket
6. Komputer kasir
7. Pengemasan
8. Perlengkapan administrasi
a. Blangko salinan resep
b. Blangko faktur
c. Kartu stok
d. Kwitansi klinik
e. Dokumen catatan pembelian dan penjualan
f. Buku defekta
g. Stampel klinik dan apotek
h. Tinta
i. Alat tulis
9. Rak untuk penyimpanan obat di gudang,
10. Peralatan medis dokter seperti:tempat tidur pasien dan almari
penyimpan alat-alat dokter
11. obat-obatan konvensional
12. obat-obatan herbal terstandar,
13. fitofarmaka,
14. jamu,
15. alat kesehatan seperti: (handgloves, masker, pipet tetes dan pipet
volume, thermometer),
16. alat perlengkapan peracikan obat seperti: mortar dan stamper kecil,
Gambar Bangunan Klinik dan Apotek “HERBAL” 2D:

VII. PERMODALAN

A. Perencanaan Pengadaan Obat

Perincian Pengadaan Obat berdasarkan Analisis PUT :

Obat Prioritas

No Nama tumbuhan Jumlah Harga per kg Harga total


1. Temulawak 170 2.000 340.000
2 Kunyit 150 1.800 270.000
3 Meniran 165 4.500 742.500
Jumlah total Rp.1.352.000

Obat Utama

No Nama tumbuhan Jumlah Harga per kg Harga total (Rp)


1. Seledri 143 3.500 500.500
2 Kumis kucing 153 4.500 688.500
3 Pegagan 174 5.500 957.000
4 Jati Belanda 147 8.600 1.264.200
5 Jati Cina 93 7.500 697.500
6 Tempuyung 98 8.400 823.200
7 Teh hijau 84 7.500 630.000
8 Sambiloto 51 8.500 433.500
9 Salam 64 6.500 416.000
10 Kayu Manis 49 4.500 220.500
11 Kepel 45 5.500 247.500
12 Secang 45 6.000 270.000
13 Tempuyung 40 5.500 220.000
Jumlah total Rp. 7.368.400
Obat Tambahan

No Nama tumbuhan Jumlah Harga per kg Harga total


1. Alang-alang 50 4.500 225.000
2 Pulasari 45 7.500 337.500
3 Sembung 40 4.500 180.000
4 Rumput bolong 55 3.500 192.500
5 Salam 40 1.000 40.000
6 Jahe 60 2.000 120.000
Jumlah total Rp.1.095.000

Total Biaya untuk Pengadaan Obat per bulan = 1.325.000 + 7.368.400 + 1.095.000 =
Rp.9.788.400

Total Biaya untuk Pengadaan Obat per tahun = Rp.9.788.400 x 12 = Rp. 117.460.800
B. Modal

1. Modal Tetap

NO Nama Barang Harga


1 Lemari etalase simplisia 8.500.000
2 Papan nama klinik dan apotek 1.200.000
3 Papan nama ukuran 40 cm x60cm 150.000
4 Meja kursi dokter dan apoteker 450.000
5 Meja racik 300.000
6 Kursi tunggu 300.000
7 Kulkas 1.500.000
8 Penerangan 4.500.000
9 Pemadaman kebakaran 400.000
10 Jam dinding 50.000
11 Kipas angina 250.000
12 Ac 1.500.000
13 Tv 1.500.000
14 Wifi 500.000
15 Timbangan BB 300.000
16 Neraca analitik 300.000
17 Alat penyerbukan 150.000
18 Tempat tidur periksa 500.000
19 Tensi 450.000
20 Stestoskop 500.000
21 Mesin kasir 2.500.000
22 Kalkulator 50.000
23 Etiket + alat tulis 40.000
24 Pembungkus obat 80.000
Jumlah Rp. 24. 470. 000

2. Modal Operasional

a) Biaya per-bulan tahun ke-1

NO Nama Banyak x Harga Biaya


1 Dokter 2 x 2.250.00 x 2dokter 9.000.000
2 Apoteker 1 x 2.500.000 2.500.000
3 Apoteker Pendamping 1 x 1.500.000 1.500.000
4 Asisten Apoteker 2 x 750.000 1.500.000
5 Administrasi 2 x 500.000 1.000.000
6 Office boy 2 x 350.000 700.000
7 Petani tanaman obat 2 x 350.000 700.000
Jumlah 16.900.000

NO Nama Biaya
1 Biaya Karyawan 16.900.000
2 Listrik 300.000
3 Telepon 80.000
4 Air 200.000
5 Pemeliharan lainnya 100.000
Jumlah modal operasional per bulan Rp. 24.800.000

b) Biaya Tahunan tahun ke-1

NO Nama bulan x Harga Biaya


1 Dokter 12 x 2.250.00 x2(dokter) 54.000.000
2 Apoteker 12 x 2.500.000 30.000.000
3 Apoteker Pendamping 12 x 1.500.000 18.000.000
4 Asisten Apoteker 12 x 750.000 9.000.000
5 Administrasi 12 x 500.000 6.000.000
6 Office boy 12 x 350.000 4.200.000
7 Petani tanaman obat 12 x 350.000 4.200.000
Jumlah 125.400.000

NO Nama Barang Biaya


1 Biaya Karyawan 202.800.000
2 Listrik 3.600.000
3 Telepon 960.000
4 Air 2.400.000
5 Pemeliharan lainnya 1.200.000
Jumlah modal operasional per tahun Rp. 210.960.000

3. Pengeluaran Rutin

Biaya Per-bulan tahun ke-1 :

NO Nama Barang Harga


1 Biaya Karyawan 16.900.000
2 Listrik 300.000
3 Telepon 80.000
4 Air 200.000
5 Pemeliharan lainnya 100.000
6 Pengadaan obat 9.788.400
7 Bahan pengemas 80.000
8 Etiket + alat tulis 40.000
Jumlah pengeluaran rutin per bulan Rp. 27.488.400

Biaya Per-tahun tahun ke-1 (Per bulan x 12) :

NO Nama Barang Harga


1 Biaya Karyawan 16.900.000
2 Listrik 300.000
3 Telepon 80.000
4 Air 200.000
5 Pemeliharan lainnya 100.000
6 Pengadaan obat 117.460.800
7 Bahan pengemas 960.000
8 Etiket + alat tulis 480.000
Jumlah pengeluaran rutin per tahun Rp. 136.480.800

4. Modal Cadangan
Modal cadangan ini digunakan untuk pengganti biaya permodalan yang belum
terpenuhi yaitu Rp. 250.000.000

Permodalan usaha yang akan didirikan sumber modal yang digunakan yaitu
pembiayaan sendiri yang diperoleh dari tabungan kepala klinik sebagai pemilik
Rp.550.000.000. Modal awal yang dikeluarkan yaitu Rp.400.000.000 dan sisanya
Rp.150.000.000 sebagai dana cadangan.

Jumlah biaya permodalan yang dikeluarkan per tahun (pengeluaran)


= pengadaan obat + modal tetap + modal operasional
= 117.460.800 + 24.470.000 + 210.960.000
= 352.890.800
C. Proyeksi pendapatan perbulan
Tahun 2017-2018 terhitung dalam 1 tahun diperkirakan jumlah resep masuk rata-rata 35
lembar perhari , 1 lembar resep dihargai Rp. 5.000, ekstrak mentah Rp.45.000, ramuan
jadi Rp.60.000, penjualan lainnya Rp. 200.000 :
1. Penjualan obat resep
(Jumlah resep masuk x Harga per resep x Jumlah hari dalam 1 bulan)
35 x 30 x 5.000 = Rp.5.250.000
2. Penjualan ramuan ekstrak mentah
(Jumlah hari dalam 1 bulan x Harga Ekstrak Mentahan)
30 x Rp. 45.000 = Rp.1.350.000
3. Penjualan ramuan jadi
(Jumlah hari dalam 1 bulan x Harga ramuan)
30 x Rp.60.000 = Rp. 1.800.000
4. Penjualan lain-lain
(Jumlah hari dalam 1 bulan x Harga penjualan lainnya)
30 x Rp.200.000 = Rp. 6.000.000
Jumlah proyeksi pendapatan perbulan = Rp. 14.400.000

D. Proyeksi pendapatan pertahun


Tahun 2017-2018 terhitung dalam 1 tahun diperkirakan jumlah resep masuk rata-rata 35
lembar perhari , 1 lembar resep dihargai Rp. 5.000, ekstrak mentah Rp.45.000, ramuan
jadi Rp.60.000, penjualan lainnya Rp. 200.000 :
5. Penjualan obat resep
(Jumlah resep masuk x Harga per resep x Jumlah hari dalam 1 tahun)
35 x 360 x 5.000 = Rp.63.000.000
6. Penjualan ramuan ekstrak mentah
(Jumlah hari dalam 1 tahun x Harga Ekstrak Mentahan)
360 x Rp. 45.000 = Rp.16.200.000
7. Penjualan ramuan jadi
(Jumlah hari dalam 1 tahun x Harga ramuan)
360 x Rp.60.000 = Rp. 21.600.000
8. Penjualan lain-lain
(Jumlah hari dalam 1 tahun x Harga penjualan lainnya)
360 x Rp.200.000 = Rp. 72.000.000
Jumlah proyeksi pendapatan/pemasukan pertahun = Rp. 172.800.000
E. Biaya Pajak
Tahun pajak, akan dikenakan pajak dengan tarif Pajak Penghasilan (PPh) yang bersifat
final sebesar 1% ( satu persen). Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 46 Tahun 2013 dan mulai berlaku sejak 31 April 2017.
PPh terhitung = 1% penghasilan bruto setiap bulan
= 1% x 14.400.000
= 144.000/tahun
= 12.000/bulan

F. Nilai Investasi
Modal Tetap : Rp . 24.470.000
Modal Operasional : Rp. 210.960.000
Modal Cadangan : Rp. 150.000.000 (+)
Total investasi : Rp. 385.430.000

G. Perkiraan Laba/Rugi Tahun ke– 1


Pemasukan tahun ke-1 = 172.800.000
Pengeluaran tahun ke-1 = 136.480.800 (-)
LABA Kotor = Rp. 36.319.200
Pajak per tahun = Rp. 144.000 (-)
LABA Bersih = Rp. 36.175.200
H. Perhitungan ROI
ROI = Laba x 100 %
Investasi
= 36.175.200 x 100 %
385.430.000
= 0,09 x 100 %
= 9,38 %
I. Pay Back Periode
Pay Back Periode = Total Investasi x 1 tahun
Laba Bersih
= 385.430.000 X 1 tahun
36.175.200
= 10,65 tahun

J. Break Event Point (BEP)


Biaya Variabel = Total pengeluaran 1 tahun - Biaya tetap 1 tahun
= 136.480.800 - 24.470.000
= 112.010.000
BEP = 1 x biaya tetap
1 - Biaya Variabel
Total pendapatan
= 1 x 24.470.000
1 - 112.010.000
172.800.000

= 1 x 24.470.000
1 – 0,64
= Rp. 67.972.223 / tahun
= Rp. 5.664.352 / bulan

K. Margin

Margin= Biaya tetap x 100%


BEP
= 24.470.000 x 100%
67.972.223
= 35,9 %
L. Prosentase BEP

% BEP = Biaya tetap x 100%


(Pendapatan – Variabel)
= 24.470.000 x 100%
(172.800.000 - 112.010.000)
= 40,25%
VIII. PEMASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Apotek dan klinik “Herbal Alami” merupakan pelayan kesehatan dengan


memberikan pengobatan yang alami berupa jamu dari tanaman herbal. Pasien yang
akan berkonsultasi dengan dokter harus mendaftarkan diri ke bagian administrasi/
kasir. Pasien akan diberikan kartu anggota pengguna klinik”Herbal Alami”. Dokter
yang bertugas telah memiliki pengalaman dalam hal pengobatan herbal dan lulusan
saintifikasi jamu.

Terdapat 5 strategi pemasaran usaha yang akan didirikan. Pertama,


mendidentifikasi target pelanggan dengan cara mengelompokkan pelanggan
berdasarkan umur dan jenis kelamin. Kedua, melakukan promosi atau
memperkenalkan apotek dan klinik dengan menggunakan media cetak seperti koran
dan pamflet, media sosial seperti facebook dan instagram, dan jika memungkinkan
media visual seperti iklan di tv. Selain itu, promosi dari mulut ke mulut (word-of-
mouth publicity) itu sangat dibutuhkan karena dapat menyebar dan menjaring
pelanggan dengan banyak, dengan cara memberikan pelayanan yang baik terhadap
pelanggan tetap. Promosi dengan menggunakan media cetak seperti koran dan
pamflet berisi tentang profil apotek dan klinik serta pelayanan yang ditawarkan.
Promosi menggunakan media sosial seperti facebook dan instagram dibuat dengan
cara membuat account pribadi perusahaan yang berisi profil apotek dan klinik
beserta pelayanan yang ditawarkan.

Ketiga, pemilihan lokasi apotek dan klinik yang strategis untuk dapat diakses
oleh pelanggan lebih terbuka dan mudah. Keempat, menjalin hubungan dengan
pelanggan tetap untuk dipantau dalam kemajuan kesehatan yang telah dicapai.
Kelima, menjalin hubungan untuk bermitra dengan klinik herbal lain dan pemerintah
untuk kelangsungan usaha yang akan didirikan.

Service Business
a. Responsiveness 
Kecepatan pelayanan obat dan kecepatan pelayanan kasir adalah variabel pertama
yang harus dapat dikuantifikasi dalam standar konsumen Indonesia. Baik itu obat
konvensional maupun tradisional. Selain itu apoteker diwajibkan menghormati
setiap keputusan pasien dalam memilih obat konvensional atau tradisional.
b. Reliability 
Faktor pemberian informasi obat oleh petugas apotek, dalam hal ini kejelasan
informasi tentang  fungsionalitas berikut detail obat dalam pandangan konsumen.
Contoh dari pemberian informasi obat meliputi dosis obat, aturan pakai obat, efek
samping obat, durasi pemakaian obat, cara penyimpanan obat yang benar, cara
pembuatan obat yang benar / manajemen obat sisa.
c. Assurance 
Faktor berikut meliputi ketersediaan stok dan harga komoditas obat bagi
konsumen. Aspek ini dapat diperluas ke dalam pelayanan purna jual dengan
menggunakan basis data konsumen ( riwayat konsumen).
d. Emphaty 
Faktor ini berkaitan dengan model interaksi personal pihak pengelola apotek
dengan pasien berupa metode pelayanan di tempat dan pembinaan hubungan
jangka panjang (asertif). Faktor ini akan sangat berpengaruh terhadap loyalitas
yang ditunjang oleh unsur kepuasan emosional konsumen. Apabila emphaty yang
dilakukan oleh apoteker berhasil, maka dapat meningkatkan willingness to pay
pada pasien ketika melakukan sesi edukasi (dapat berupa konseling / leaflet)
dengan apoteker.
e. Tangibles 
Faktor fisik yang dapat dirasakan langsung oleh pasien berupa kenyaman dan
kebersihan apotek, tempat duduk, AC, ruangan yang disusun secara sistematis dan
efektif serta efisien sehingga tidak membingungkan pasien.

Strategi pertama yang digunakan kami yaitu menggunakan brosur dan


menyebrkannya, memasang iklan, dan spanduk. Dalam rangka mengembangkan
usaha Apotek dan Klinik ini diperlukan strategi inovasi khusus, sehingga nantinya
diharapkan mampu mempertahankan eksistensi apotek dan klinik “Herbal Alami”
dan mampu memajukan apotek dengan membuka cabang-cabang baru di daerah
lain. Adapun strategi yang ditempuh antara lain :
1. Menyediakan jasa konseling secara gratis oleh APA.
2. Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien. Jika obat yang
dibutuhkan pasien tidak ada maka berusaha mengambil di apotek lain,
diusahakan agar pasien pulang mendapat obat yang diperlukan tanpa copie
resep.
3. Monitoring pasien. Monitoring dilakukan terhadap pasien via telepon,
terutama untuk pasien dengan penyakit kronis. Hal ini dilakukan untuk
mengontrol keadaan pasien dan meningkatkan kepercayaan pasien
terhadap apotek.
4. Fasilitas yang menarik. Ruang tunggu dibuat senyaman mungkin, TV,
tempat duduk yang nyaman, majalah kesehatan, Koran dan tabloid serta
tempat parkir yang luas.
5. Kerjasama dengan praktek dokter dan warga setempat
6. Menerima pelayanan resep dengan sistem antar jemput (dengan catatan
masih dalam wilayah sekitar apotek).
7. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat pasien yang diberikan
merupakan terapi yang rasional dan nyaman bagi pasien.
8. Mengatasi masalah dalam terapi obat dan mencegah timbulnya masalah
baru di masa yang akan datang.
9. Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat.
10. Merancang SOP (Standard Operating Procedure) dan standar organisasi
kerja.
11. Memberlakukan sistem reward and punishment bagi karyawan apotek.

Promosi apotek
a. Bangunan apotek yang memiliki design menarik.
b. Pemasangan baliho / papan nama apotek.
c. Media massa atau melalui media sosial.
d. Bekerjasama dengan seorang dokter yang telah tersertifikasi saintifikasi
jamu.
e. Bekerjasama dengan tenaga medis lainnya.
f. Bekerjasama dengan industri obat.
g. Bekerjasama dengan perkebunan biofarmaka.
h. Penyebaran brosur dan leaflet.
i. Mengadakan sosialisasi kepada warga sekitar apotek.
j. Adanya delivery service ke konsumen untuk obat non-resep.
k. Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien. Jika obat yang
dibutuhkan pasien tidak ada maka berusaha mengambil di apotek lain,
diusahakan agar pasien pulang mendapat obat yang diperlukan tanpa copie
resep.
l. Monitoring pasien. Monitoring dilakukan terhadap pasien via telepon,
terutama untuk pasien dengan penyakit kronis. Hal ini dilakukan untuk
mengontrol keadaan pasien dan meningkatkan kepercayaan pasien terhadap
apotek.
m. Fasilitas yang memadai, nyaman, dan bersih.
n. Kerjasama dengan dokter yang membuka prakter dokter.
o. Bekerjasama dengan tenaga medis lain.
p. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat pasien yang diberikan
merupakan terapi yang rasional dan nyaman bagi pasien.
q. Mengatasi masalah dalam terapi obat dan mencegah timbulnya masalah
baru di masa yang akan datang.
r. Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat.
s. Merancang SOP (Standard Operating Procedure) dan standar organisasi
kerja.
t. Memberlakukan sistem reward and punishment bagi karyawan apotek.

IX. PENUTUP
Apotek dan klinik yang akan didirikan “Herbal Alami” berlokasi di Cikembulan
Jl.Raya Cijulang no 27, Pangandaran Jawa Barat berada di wilayah yang cukup
strategis. Herbal Alami akan turut memberikan andil dalam mempercepat proses
santifikasi jamu di Indonesia terutama di Wilayah Jawa Barat dan menjembatani
proses saintifikasi jamu oleh instansi kesehatan dengan masyarakat, memberikan
pengetahuan kepada masyarakat bahwa jamu merupakan pengobatan alternatif
yang dapat dipertanggungjawabkan keilmuannya, serta dapan menengahi
kesenjangan antara pengobatan ilmiah dengan tradisional ynag dianggap kurang
ilmiah. Maka Herbal Alami ini memiliki prospek usaha yang bagus untuk
berkembang.

Anda mungkin juga menyukai