Disusun Oleh :
Fadilla Muslimah
1508010099
Kelas 6A
FAKULTAS FARMASI
2018
I. LATAR BELAKANG PENDIRIAN APOTEK
Kesehatan adalah salah satu sendi repenting khidupan. Terdapat tiga aspek
penting dalam kesehatan. Pertama, adalah konsep bahwa menjaga yang sehat menjadi
tetap sehat merupakan prinsip utama. Kedua, yang namanya sehat itu merupakan
bukan hanya kesehatan fisik sja, melainkan juga kesehatan mental dan kesehatan
social. Aspek ketiga, jika memang sudah sakit maka diperlukan perlakuan dalam
artian usaha atau ikhtiar untuk menjadi sehat kembali. Dalam ketiga aspek diatas
tersebut, jamu mempunyai peran sangat penting tersendiri dalam hal pengobatan bagi
masyarakat Indonesia.
II. TUJUAN
Tujuan dari pendirian usaha ini adalah :
1. Menjembatani proses saintifikasi jamu oleh instansi kesehatan dengan
masyarakat.
2. Turut memberikan andil dalam mempercepat proses santifikasi jamu di
Indonesia.
3. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa jamu merupakan
pengobatan alternatif yang dapat dipertanggungjawabkan keilmuannya.
4. Menengahi kesenjangan antara pengobatan ilmiah dengan pengobatan
tradisional yang dianggap kurang ilmiah.
5. Meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengolah tanaman obat
menjadi jamu.
1. Visi
2. Misi
a) Membangun mitra kerja yang terpercaya dan dapat dibanggakan dan
diandalkan.
b) Mengembangkan solusi krisis ekonomi yang berkesinambungan untuk
masyarakat sekitar.
c) Ikut berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat luas melalui
pengembangan produk dan jasa herbal alami yang inovatif serta
meningkatkan pengetahuan, penghargaan, dan penggunaan herbal alami
khas Indonesia bagai masyarakat Indonesia.
IV. STRUKTUR ORGANISASI
d. Pembagian Tugas
Apoteker Pendamping
Tugas dan kewajiban apoteker pendamping :
Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, jika APA berhalangan
selama jam kerja apotek.
Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal-hal penting
yang mendasar dan strategis, harus mendapat izin APA.
Asisten apoteker
Tugas dan kewajiban asisten apoteker :
Melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya sebagai asisten
apoteker, yaitu meliputi:
a. Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan
resep) sesuai petunjuk apoteker.
b. Mengerjakan pengubahan bentuk, pembuatan sediaan racikan dan
meracik.
c. Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik.
d. Mencatat laporan penggunan obat dan perbekalan farmasi.
e. Mengelompokan dan menata obat sesuai dengan indikasinya.
f. Menerima barang pesanan, memeriksa dan mendatangani fraktur.
g. Mendata kebutuhan obat dalam buku defekta.
h. Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir.
a. Bangunan
Bangunan Apotek dan klinik milik pribadi dengan luas tanah 2000 m2 (lebar
40 m panjang 50 m). Dan pertanian tanaman milik pribadi dengan luas
tanah 1000 m2 lebar 20 m panjang 50 m)
b. Fasilitas
1. Tempat parkir mobil
2. Tempat parkir motor
3. Ruang tunggu
4. Etalase
5. Ruang konseling
6. Ruang penyimpanan obat
7. Ruang bahan baku simplisia
8. Ruang pengolahan simplisia
9. Toilet wanita & pria
10. Ruang karyawan
11. Dapur
12. Mushola dan tempat wudlu
13. Ruang periksa dokter 1 dan 2
14. Ruang konsultasi pasien dilengkapi pendingin ruangan
15. Ruang tunggu pasien ada dua bilik yang dilengkapi dengan pendingin
ruangan bagi mereka yang tidak tahan panas dan satunya tidak dengan
pendingin bagi mereka yang tidak tahan dengan suhu dingin
16. Ruang tunggu ada TV besar yang menayangkan tentang bagaimana
cara hidup sehat dan bagaimana yang harus dilakukan ketika sakit, TV
tersebut ada di setiap ruang tunggu pasien baik yang ber-AC maupun
non-AC. Ruang tunggu dengan sofa dan meja berisi majalah kesehatan
dan air mineral gelas dalam rak
17. Pengeras suara untuk memanggil nomor urut pasien
18. Laboratorium kecil untuk pemeriksaan gula darah, tekanan darah,
kadar Hb, pemeriksaan darah bila diperlukan ketika periksa dokter, tes
NAPZA, pemeriksaan golongan darah.
19. Taman bersantai yang sejuk dengan tanaman hijau dan bunga disertai
kolam hias dan apotek hidup.
c. Perlengkapan
VII. PERMODALAN
Obat Prioritas
Obat Utama
Total Biaya untuk Pengadaan Obat per bulan = 1.325.000 + 7.368.400 + 1.095.000 =
Rp.9.788.400
Total Biaya untuk Pengadaan Obat per tahun = Rp.9.788.400 x 12 = Rp. 117.460.800
B. Modal
1. Modal Tetap
2. Modal Operasional
NO Nama Biaya
1 Biaya Karyawan 16.900.000
2 Listrik 300.000
3 Telepon 80.000
4 Air 200.000
5 Pemeliharan lainnya 100.000
Jumlah modal operasional per bulan Rp. 24.800.000
3. Pengeluaran Rutin
4. Modal Cadangan
Modal cadangan ini digunakan untuk pengganti biaya permodalan yang belum
terpenuhi yaitu Rp. 250.000.000
Permodalan usaha yang akan didirikan sumber modal yang digunakan yaitu
pembiayaan sendiri yang diperoleh dari tabungan kepala klinik sebagai pemilik
Rp.550.000.000. Modal awal yang dikeluarkan yaitu Rp.400.000.000 dan sisanya
Rp.150.000.000 sebagai dana cadangan.
F. Nilai Investasi
Modal Tetap : Rp . 24.470.000
Modal Operasional : Rp. 210.960.000
Modal Cadangan : Rp. 150.000.000 (+)
Total investasi : Rp. 385.430.000
= 1 x 24.470.000
1 – 0,64
= Rp. 67.972.223 / tahun
= Rp. 5.664.352 / bulan
K. Margin
Ketiga, pemilihan lokasi apotek dan klinik yang strategis untuk dapat diakses
oleh pelanggan lebih terbuka dan mudah. Keempat, menjalin hubungan dengan
pelanggan tetap untuk dipantau dalam kemajuan kesehatan yang telah dicapai.
Kelima, menjalin hubungan untuk bermitra dengan klinik herbal lain dan pemerintah
untuk kelangsungan usaha yang akan didirikan.
Service Business
a. Responsiveness
Kecepatan pelayanan obat dan kecepatan pelayanan kasir adalah variabel pertama
yang harus dapat dikuantifikasi dalam standar konsumen Indonesia. Baik itu obat
konvensional maupun tradisional. Selain itu apoteker diwajibkan menghormati
setiap keputusan pasien dalam memilih obat konvensional atau tradisional.
b. Reliability
Faktor pemberian informasi obat oleh petugas apotek, dalam hal ini kejelasan
informasi tentang fungsionalitas berikut detail obat dalam pandangan konsumen.
Contoh dari pemberian informasi obat meliputi dosis obat, aturan pakai obat, efek
samping obat, durasi pemakaian obat, cara penyimpanan obat yang benar, cara
pembuatan obat yang benar / manajemen obat sisa.
c. Assurance
Faktor berikut meliputi ketersediaan stok dan harga komoditas obat bagi
konsumen. Aspek ini dapat diperluas ke dalam pelayanan purna jual dengan
menggunakan basis data konsumen ( riwayat konsumen).
d. Emphaty
Faktor ini berkaitan dengan model interaksi personal pihak pengelola apotek
dengan pasien berupa metode pelayanan di tempat dan pembinaan hubungan
jangka panjang (asertif). Faktor ini akan sangat berpengaruh terhadap loyalitas
yang ditunjang oleh unsur kepuasan emosional konsumen. Apabila emphaty yang
dilakukan oleh apoteker berhasil, maka dapat meningkatkan willingness to pay
pada pasien ketika melakukan sesi edukasi (dapat berupa konseling / leaflet)
dengan apoteker.
e. Tangibles
Faktor fisik yang dapat dirasakan langsung oleh pasien berupa kenyaman dan
kebersihan apotek, tempat duduk, AC, ruangan yang disusun secara sistematis dan
efektif serta efisien sehingga tidak membingungkan pasien.
Promosi apotek
a. Bangunan apotek yang memiliki design menarik.
b. Pemasangan baliho / papan nama apotek.
c. Media massa atau melalui media sosial.
d. Bekerjasama dengan seorang dokter yang telah tersertifikasi saintifikasi
jamu.
e. Bekerjasama dengan tenaga medis lainnya.
f. Bekerjasama dengan industri obat.
g. Bekerjasama dengan perkebunan biofarmaka.
h. Penyebaran brosur dan leaflet.
i. Mengadakan sosialisasi kepada warga sekitar apotek.
j. Adanya delivery service ke konsumen untuk obat non-resep.
k. Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien. Jika obat yang
dibutuhkan pasien tidak ada maka berusaha mengambil di apotek lain,
diusahakan agar pasien pulang mendapat obat yang diperlukan tanpa copie
resep.
l. Monitoring pasien. Monitoring dilakukan terhadap pasien via telepon,
terutama untuk pasien dengan penyakit kronis. Hal ini dilakukan untuk
mengontrol keadaan pasien dan meningkatkan kepercayaan pasien terhadap
apotek.
m. Fasilitas yang memadai, nyaman, dan bersih.
n. Kerjasama dengan dokter yang membuka prakter dokter.
o. Bekerjasama dengan tenaga medis lain.
p. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat pasien yang diberikan
merupakan terapi yang rasional dan nyaman bagi pasien.
q. Mengatasi masalah dalam terapi obat dan mencegah timbulnya masalah
baru di masa yang akan datang.
r. Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat.
s. Merancang SOP (Standard Operating Procedure) dan standar organisasi
kerja.
t. Memberlakukan sistem reward and punishment bagi karyawan apotek.
IX. PENUTUP
Apotek dan klinik yang akan didirikan “Herbal Alami” berlokasi di Cikembulan
Jl.Raya Cijulang no 27, Pangandaran Jawa Barat berada di wilayah yang cukup
strategis. Herbal Alami akan turut memberikan andil dalam mempercepat proses
santifikasi jamu di Indonesia terutama di Wilayah Jawa Barat dan menjembatani
proses saintifikasi jamu oleh instansi kesehatan dengan masyarakat, memberikan
pengetahuan kepada masyarakat bahwa jamu merupakan pengobatan alternatif
yang dapat dipertanggungjawabkan keilmuannya, serta dapan menengahi
kesenjangan antara pengobatan ilmiah dengan tradisional ynag dianggap kurang
ilmiah. Maka Herbal Alami ini memiliki prospek usaha yang bagus untuk
berkembang.