Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang
entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan
kreditor lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada entitas.
Entitas Pelapor
Entitas pelapor adalah unit pemerintahan yang terdiri satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa
laporan keuangan. Terbagi menjadi:
Pemerintahan pusat, yang merupakan entitas pelaporan dalah seluruh kementrian Negara atau lembaga
dan pemerintahan pusat sendiri yaitu laporan konsolidasi dan laporan keuangan seluruh depertemen
lembaga yang ada di dapartemen keuangan.
Pemerintahan daerah, yang menjadi entitas pelapor adalah seluruh pemerintah provinsi, seluruh
kabupaten dan kota. Sehingga investor dll mengetahui keuangan suatu Negara.
Dalam hal ini mengidentifikasi jenis informasi yang kemungkinan besar sangat berguna untuk investor
saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, serta kreditor lainnya untuk membuat keputusan
mengenai entitas pelapor berdasarkan informasi dalam laporan keuangan (informasi keuangan).
Agar informasi keuangan menjadi berguna, informasi tersebut harus relevan dan merepresentasikan
secara tepat apa yang akan direpresentasikan. Kegunaan informasi keuangan dapat ditingkatkan jika
informasi tersebut terbanding (comparable), terverifikasi (verifiable), tepat waktu (timely), dan
terpaham (understandable).
a) Relevansi
Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam keputusan yang
diambil oleh pengguna. Informasi mungkin mampu membuat perbedaan dalam
keputusan jika sebagian pengguna memilih untuk tidak mengambil keuntungan atas
informasi tersebut atau telah menyadari informasi tersebut dari sumber lainnya.
1. Nilai prediktif
Informasi keuangan memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat
digunakan sebagai masukan yang digunakan oleh pengguna untuk
memprediksi hasil masa depan.
2. Nilai konfirmasi
Informasi keuangan memiliki nilai konfirmasi jika menyediakan masukan
(konfirmasi atau perubahan) tentang evaluasi sebelumnya.
3. Atau gabungan keduanya
Nilai prediktif dan nilai konfirmasi informasi keuangan memiliki
hubungan yang saling terkait. Informasi yang memiliki nilai prediktif
sering juga memiliki nilai konfirmasi. Sebagai contoh, informasi
pendapatan untuk tahun berjalan, yang dapat digunakan sebagai dasar
untuk memprediksi pendapatan di tahun masa depan, juga dapat
dibandingkan dengan prediksi pendapatan untuk tahun berjalan yang
dibuat di tahun sebelumnya.
b) Representasi tepat
Laporan keuangan merepresentasikan fenomena ekonomi dalam kata dan angka. Agar
dapat menjadi informasi yang berguna, selain merepresentasikan fenomena yang
relevan, informasi keuangan juga harus merepresentasikan secara tepat fenomena yang
akan direpresentasikan.