Anda di halaman 1dari 127

Dinamika Komunikasi Antarpribadi Dalam Hubungan Antaranggota Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas Sumatera Utara Periode


2017

SKRIPSI

CHAIRIAWATI

140904059

Public Relations

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara


Dinamika Komunikasi antarpribadi dalam hubungan antaranggota Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas Sumatera Utara Periode
2017

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana


Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

CHAIRIAWATI

140904059

Public Relations

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk di seminar hasilkan oleh:

Nama : Chairiawati

NIM : 140904059

Judul Skripsi : Dinamika Komunikasi Antarpribadi dalam Hubungan


Antaranggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas Sumatera
Utara Periode 2017.

Dosen Pembimbing, Ketua Departemen,

Haris Wijaya, S.Sos, M. Comm Dra.Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D


NIP.197711062005011001 NIP. 196505241989032001

Dekan,

Dr. Muryanto Amin, S.Sos.,M.Si.


NIP. 197409302005011002

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya cantumkan dengan benar. Jika di kemudian hari saya
terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai
dengan hukum yang berlaku.

Nama : Chairiawati

NIM : 140904059

Tanda Tangan :

Tanggal :2 Mei 2018

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Chairiawati

NIM : 140904059

Departemen : Ilmu Komunikasi/Public Relations

Judul Skripsi : Dinamika Komunikasi antarpribadi dalam


hubungan antaranggota Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Fotografi Universitas Sumatera Utara
Periode 2017.

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji : ( )

Penguji : Haris Wijaya, S.Sos, M.Comm ()

PengujiUtama : ( )

Ditetapkan di : Medan

Tanggal : 2 Mei 2018

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang memberikan saya
begitu banyak kemudahan dan juga menghadirkan orang-orang yang luar biasa
yang sangat membantu dan peduli kepada saya dalam menyelesaikan skripsi saya
yang berjudul “Dinamika Komunikasi antarpribadi dalam hubungan antaranggota
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas Sumatera Utara Periode
2017.”Saya juga ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya untuk
orang terpenting bagi saya yaitu kedua orangtua saya, Chairuddin dan Asmei.
Terimakasih untuk seluruh cinta kasih dan yang diberikan kepada saya terlebih
dalam pengerjaan skripsi ini saya begitu banyak dikuatkan oleh doa dan semangat
juga motivasi yang begitu berharga. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu


Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu
Komunikasi.
3. Ibu Emilia Ramadhani, MA selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Komunikasi.
4. Bapak Haris Wijaya, S.Sos, M.Comm selaku dosen pembimbing
skripsi saya. Terima kasih banyak untuk beliau yang telah
membimbing dan mengajari saya dari awal memulai skripsi sampai
dengan selesai, dan juga dapat menjadi sosok ayah bagi saya yang
dapat memberi nasihat dan pelajaran kehidupan.
5. Bapak dan Ibu dosen yang ada di lingkungan FISIP USU, khususnya
Ilmu Komunikasi, atas pengajaran yang telah diberikan selama saya
menjalani masa perkuliahan.
6. Kak Maya dan Kak Yanti yang selalu bersedia membantu dalam hal
administrasi di Departemen Ilmu Komunikasi.

Universitas Sumatera Utara


7. 5 orang responden yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
diwawancarai sebagai penelitian saya.
8. Chaiani dan Chairyansyah Putra, saudara kandung saya yang tidak
pernah berhenti memberikan doa, motivasi dan semangat.
9. Bang Isron, Kak Rika, Kak Rizka, Kak Riri, yang selalu menjadi
partner bertukar pikiran dan saling mengajari satu sama lain dalam
mengerjakan skripsi saya dari awal pengerjaan hingga diselesaikannya
skripsi ini.
10. Kiki Ramadani yang tidak pernah absen untuk memberi semangat
kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini sampai selesai.
11. Sicilia, Andani Yulnizar, Raju Wijaya, Icha Dwi Lestari,Sumariadi,
Dhana Maya Arifin, Fitri terimakasih telah menjadi sahabat yang
memberikan berbagai warna di kehidupan saya, selalu memberi
semangat dan selalu mendengarkan keluh kesah saya selama ini.
12. Shafira Sahara (sahak), Dira Zhafirah, Sita Istia Andini (sitek), grup
“Binik Pejabat” terimakasih untuk kesetiaannya hingga detik ini telah
menjadi teman saya yang selalu memberikan perubahan dari mulai hal
yang positif dan negatif.
13. Yuliana Syarifah, Nurul Mawaddah, Nuari Syiamul, Sita Istia. Partner
PKL di BNI terimakasih untuk kesetiaannya selama menjalani PKL.
14. Teman-teman sesama Ilmu Komunikasi 2014, atas perjuangan kita
selamaini. Terimakasih atas pengalaman yang telah kita jalani selama
perkuliahan.Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu,
namun telah turut membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.
Saya menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
dengan segala kerendahan hati saya berharap pembaca dapat memberikan
saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan skripsi ini
serta memperdalam pengetahuan dan pengalaman saya. Semoga skripsi ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, 2018

Chairiawati

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertandatangan


di bawah ini:

Nama : Chairiawati
NIM : 140904059
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas : Universitas Sumatera Utara
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non Exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Dinamika Komunukasi Antarpribadi dalam Hubungan Antar Anggota Unit


Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas Sumatera Utara Periode 2017”

Dengan Hak Bebas Royalti Non eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin
dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : 2 Mei 2018

Yang menyatakan,

(Chairiawati)

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Dinamika Komunikasi Antarpribadi dalam Hubungan Antar


Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas Sumatera
Utara”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dinamika komunikasi
antarpribadi dalam hubungan antar anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Fotografi Universitas Sumatera Utara periode 2017 dan mengetahui manajemen
komunikasi di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas Sumatera
Utara periode 2017. Teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah
Komunikasi, Komunikasi Antarpribadi, Komunikasi Organisasi dan Manajemen
Komunikasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Jumlah populasi dalam penelitian ini
sebesar 5 orang. Peneliti menggunakan teknik Sampling purposif (purposive
sampling) untuk menentukan informan yang akan diwawancarai. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer (wawancara mendalam
dan observasi partisipasi) dan data sekunder (studi kepustakaan). Teknik analisis
data yang dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kelima informan UKM Fotografi USU
yang aktif, dinamika komunikasi antarpribadi dalam hubungan antar anggota
UKM Fotografi USU tidak berjalan dengan baik. Kurangnya koordinasi antar
senior dengan anggota maupun anggota dengan senior menyebabkan tidak adanya
keharmonisan di dalam organisasi ini. Dalam hal manajemen komunikasi yang
terjadi di organisasi ini kurang berjalan dengan baik. Program kerja yang sudah
dibuat dengan kesepakatan bersama tidak terealisasi dengan baik. Program kerja
tahunan dan dapat dikatakan program kerja wajib yaitu pameran angkatan dan
ekspedisi tidak terlaksana pada masa kepengurusan periode 2017. Senior yang
dianggap kurang merangkul dan tidak mengayomi menyebabkan program kerja
tidak terlaksana.

Kata Kunci: Dinamika Komunikasi, Komunikasi Antarpribadi, Komunikasi


Organisasi, Manajemen Komunikasi

Universitas Sumatera Utara


Abstract

The tittle of this research is “Dynamics of Interpersonal Communication in


Photography Students Unit Activity (UKM) Members inUniversity of Sumatera
The purpose of this study is to know the dynamics of interpersonal communication
in the relationship between members of Student Activity Unit (UKM) Photography
University of North Sumatra 2017 period and to know communication
management in Student Activity Unit (UKM) Photography University of North
Sumatra 2017 period. The relevant theory in this research is Communication,
Interpersonal Communication, Organizational Communication and
Communication Management. This research is qualitative research using
qualitative descriptive research method. The population in this study is 5 people.
The researcher uses purposive sampling technique to determine the informants to
be interviewed. Data collection techniques in this study are primary data (in-
depth interview and participant observation) and secondary data (literature
study). Data analysis techniques performed are data reduction, data presentation,
and drawing conclusion . The results showed that five active informants of
Photography USU , the dynamics of interpersonal communication in the
relationship between members of Photography USU is not good. Lack of
coordination between seniors with members and members with seniors cause
there is no harmony within the organization. In terms of communication
management that occurred in this organization is not good. The programs that
have been made by agreement are not realized well. Annual program and it can
be said that the main program of the exhibition and expedition did not happen in
the 2017 period. Senior who less pay attention and did not care effect the
program do not implemented.

Keywords: Communication Dynamics, Interpersonal Communication,


Communication Oragnisasi, Communication Management

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............. vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Konteks Masalah ................................................................................... 1
1.2 Fokus Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah .................................................................................. 6
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Paradigma............................................................................................. 8
2.2 Kerangka Teori .................................................................................... 10
2.2.1 Komunikasi .............................................................................. 10
2.2.1.1 Definisi Komunikasi .................................................. 10
2.2.1.2 Proses Komunikasi..................................................... 11
2.2.1.3 Kerangka Komunikasi................................................ 12
2.2.1.4 Tujuan Komunikasi .................................................... 13
2.2.1.5 Fungsi Komunikasi .................................................... 13
2.2.1.6 Unsur Komunikasi ..................................................... 14
2.2.1.7 Konteks Komunikasi .................................................. 16
2.2.2 Komunikasi Antarpribadi ......................................................... 18
2.2.2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi......................... 18
2.2.2.2 Karakteristik Komunikasi Antarpribadi ..................... 21
2.2.2.3 Tujuan Komunikasi Antarpribadi .............................. 24
2.2.2.4 Fungsi Komunikasi Antarpribadi ............................... 26
2.2.2.5 Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi ............................. 26
2.2.3 Komunikasi Organisasi............................................................. 29
2.2.3.1 Pengertian Komunikasi Organisasi ............................. 29
2.2.3.2 Elemen Komunikasi Organisasi .................................. 33
2.2.3.3 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi ........................ 36
2.2.3.4 Fungsi Komunikasi Organisasi ................................... 38
2.2.4 Manajemen Komunikasi .......................................................... 41
2.3 Kerangka Pemikiran............................................................................. 44

Universitas Sumatera Utara


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ................................................................................ 45
3.2 Objek Penelitian ................................................................................... 46
3.3 Subjek Peneltian................................................................................... 46
3.4 Unit Analisis Data ................................................................................ 46
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 47
3.6 Keabsahan Data.................................................................................... 48
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................ 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 50
4.1.1 Sejarah UKM Fotografi............................................................... 50
4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan UKM Fotografi ....................................... 51
4.1.3 Lambang dan Makna Logo Organisasi UKM Fotografi ............. 52
4.1.4 Keanggotaan dan Kepengurusan UKM Fotografi....................... 53
4.1.5 Program Kerja UKM Fotografi ................................................... 56
4.1.6 Struktur Organisasi ..................................................................... 67
4.2 Proses Penelitian .................................................................................. 68
4.2.1 Karakteristik Informan ....................................................................... 69
4.2.2 Penyajian Data Informan ........................................................... 71
4.3 Pembahasan.......................................................................................... 101

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan .............................................................................................. 104
5.2 Saran..................................................................................................... 105
5.3 Implikasi............................................................................................... 106
5.3.1 Implikasi Teoritis ........................................................................ 106
5.3.2 Implikasi Praktis ......................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 107
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

2.1Elemen Komunikasi Organisasi ............................................................................34

4.1 Lambang dan Makna Logo Organisasi ...........................................................

4.2 Program Kerja Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU periode 2017 ........

4.3 Struktur Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi ...............................

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah


Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang
dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak
dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan
manusia, karena itu kita harus memberikan perhatian yang seksama terhadap
komunikasi.

Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan


simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam
lingkungan mereka. Akibat dari komunikasi sebagai proses sosial, banyak sekali
yang dapat terjadi dari awal hingga akhir interaksi (West dan Turner, 2008: 5).
Sepenuhnya diyakini bahwa komunikasi merupakan suatu proses sosial. Ketika
menginterpretasikan komunikasi secara sosial, maksud yang disampaikan adalah
komunikasi selalu melibatkan manusia serta interaksi. Artinya, komunikasi selalu
melibatkan dua orang, pengirim dan penerima pesan. Ketika membicarakan
komunikasi secara proses, hal ini berarti komunikasi bersifat berkesinabungan dan
tidak memilki akhir (West dan Turner, 2008: 6).

Manusia sebagai makhluk sosial diyakini akan selalu melakukan interaksi


dalam kehidupannya. Interaksi manusia tidak terjadi antara dua orang lebih tetapi
dengan dirinya sendiri pun dinamakan sebagai interaksi. Hal inilah yang
menjadikan manusia tidak bisa lepas dari komunikasi selama masih menjalani
kehidupan.

Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial, melainkan


dalam konteks atau situasi tertentu. Komunikasi berdasarkan konteksnya menurut
Mulyana (2008: 78) adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Atas
pendapat ini maka dikenal beberapa konteks komunikasi, antara lain komunikasi
intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik,
komunikasi organisasi, dan komunikasi massa.

Universitas Sumatera Utara


Dalam menjalankan suatu organisasi kita perlu mengetahui bagaimana
cara berkomunikasi yang baik dan benar antar sesama anggota dalam suatu
organisasi agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan.
Di sinilah komunikasi antarpribadi dalam suatu organisasi sangat diperlukan.

Hubungan interpersonal dalam kajian komunikasi biasa disebut sebagai


komunikasi antarpribadi (interpersonal communication). Interpersonal secara
umum adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih
secara tatap muka (Cangara, 2011: 34), sedangkan menurut Baron dan Bryne
(2005: 8) hubungan interpersonal adalah hubungan di luar diri atau disebut juga
dengan penyesuaian dengan orang lain.

Organisasi merupakan suatu kesatuan atau kumpulan yang terdiri atas


orang-orang atau bagian-bagian yang di dalamnya terdapat aktivitas kerja sama
berdasarkan pola dan aturan-aturan untuk mencapai tujuan bersama sehingga
diperlukan komunikasi yang baik di dalamnya. Menurut Ruslan (2001: 2) fungsi
perorganisasian meliputi pemberian tugas yang terpisah kepada masing-masing
pihak, membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur suatu
wewenang/tanggung jawab dan sistem komunikasi, serta mengkoordinir kerja
setiap karyawan di dalam satu tim kerja yang solid dan terorganisir.

Komunikasi organisasi adalah perilaku perorganisasian yang terjadi dan


bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi
makna atas apa yang sedang terjadi (Wayne & Faules, 2006: 33). Komunikasi
organisasi juga dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan dan saling
menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama
lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang saling berubah-ubah
(Muhammad, 2009: 67).

Organisasi sebagai kerangka kerja (frame of work) dari suatu manajemen


yang menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
jelas antara pimpinan dan bahwan dalam suatu system manajemen modern.
Besarnya suatu kelompok atau unit tergantung pula pada besar kecilnya sebuah
organisasi/perusahaan (Ruslan, 1999: 77). Manajemen komunikasi yang

Universitas Sumatera Utara


dilaksanakan dalam suatu aktivitas melalui suatu methodeof communication and
state of being, yakni yang berkaitan erat dengan beberapa kegiatan utamanya:
human relations, komunikasi manajemen, dan komunikasi bisnis (Ruslan, 1999:
72).

Aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi yang pada


umumnya berkaitan dengan usaha mengembangkan suatu tim kerja sama atau
kelompok orang dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang telah diterapkan
sebelumnya (pre determine objective). Arti manajemen, yaitu asal kata dari
manage dan dalam bahasa latin manus, yang berarti: memimpin, menangani,
mengatur atau membimbing. Dapat dikemukakan mengenai batasan pengertian
manajemen menurut George R. Terry, yang mendefinisikan manajemen sebagai
berikut, “manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari
tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya” (Ruslan, 2001: 1). Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa
manajemen adalah kekuatan utama dalam sebuah organisasi yang
mengkoordinasikan berbagai kegiatan serta berhubungan dengan lingkungannya.
G.R. Terry juga mengungkapkan (dalam Ruslan, 2001: 85) bahwa management is
communication yaitu dalam hal penyampaian instruksi di satu pihak, dan
pelaksanaan kewajiban di lain pihak. Jadi manajemen komunikasi adalah sebagai
alat, bukan merupakan tujuan dari suatu organisasi.

Ada banyak jenis organisasi yang ada di Universitas Sumatera Utara


(USU). Salah satunya adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi Universitas
Sumatera Utara (USU). Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU merupakan
suatu unit kegiatan mahasiswa yang melibatkan mahasiswa Universitas Sumatera
Utara sebagai suatu wadah penyaluran minat dan bakat dalam hal fotografi dan
berada di bawah naungan Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


Fotografi merupakan salah satu cara mendeskripsikan fenomena
menggunakan media cahaya. Fotografi mempunyai pengertian yang sangat luas,
bisa mencakup segala aspek kehidupan, seperti budaya, sosial, pendidikan, dan
umum. Dengan adanya fotografi kita dapat menceritakan hal-hal yang tersirat dan
terperinci dari suatu momen yang diabadikan dalam foto. Melalui komposisi foto,
sejarah manusia dapat diceritakan kembali dengan makna yang berbeda sehingga
meningkatkan kualitas sejarah itu sendiri. Diharapkan unit kegiatan mahasiswa ini
dapat menjadi suatu wadah yang melatih mahasiswa Universitas Sumatera Utara
menjadi insan yang memiliki kreativitas tinggi serta profesional dalam dunia
fotografi.

Setiap organisasi pasti memiliki program kerja yang telah dibuat dengan
kesepakatan bersama untuk mencapai tujuan. Namun untuk mencapai tujuan
tersebut pasti akan selalu ada hambatan yang mengakibatkan program kerja
tersebut terbengkalai. UKM Fotografi contohnya salah satu Unit Kegiatan
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dengan program kerja yang kurang
terealisasi. Tidak terlaksananya program kerja tersebut bertimbal balik dengan
visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa
Fotografi Universitas Sumatera Utara.

Dalam menjalankan suatu organisasi dibutuhkan kerjasama antar para


pengurus organisasi dan anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan baik. Jika menginginkan komunikasi menjadi kondusif, harus
melakukan beberapa hal. Diantaranya adalah menjaga pola komunikasi dan
hubungan dengan sesama. Sementara itu, beberapa dari anggota organisasi ini
beranggapan bahwa sistem kepengurusan periode 2017 adalah menganut sistem
senioritas. Sebaliknya, senior merasa bahwa anggotanya kurang koordinasi
dengan pengurus. Sering mengeluarkan pendapat dan membuat keputusan tanpa
berkoordinasi dengan pengurus. Padahal pengurus sendiri berharap apapun
keputusan yang telah dibuat harus meminta pendapat atau izin dari pengurus agar
tidak terjadi kesalahan.

Universitas Sumatera Utara


Yang kedua, meningkatkan prosedur alur kegiatan. Dengan sering
diadakannya kegiatan dalam organisasi tersebut maka tidak menutup
kemungkinan seringnya intensitas bertemu antara anggota yang satu dengan
anggota yang lain. Pada kepengurusan periode 2017, pengurus telah membuat
program kerja yang telah disepakati bersama. Salah satunya program tahunan
yang biasa dilaksanakan yaitu pameran angkatan. Dalam hal ini pengurus
berupaya melakukan segala hal agar pameran dapat terlaksana. Tidak adanya
antusias dan kesadaran diri dari setiap anggota membuat pengurus harus
mengambil keputusan yang berat yaitu membatalkan pameran angkatan karena
masih banyak program kerja yang harus dijalankan. Pembatalan pameran
angkatan diakibatkan karena anggota dalam organisasi ini telah mengundur waktu
yang telah ditetapkan. Pengurus juga telah berupaya membuat para anggota untuk
aktif dan hadir pada setiap pertemuan agar segala program kerja yang telah dibuat
bisa berjalan dengan lancar. Namun tetap saja tidak sesuai dengan harapan para
pengurus.

Yang ketiga, kebebasan dalam menyampaikan ide dan pendapat.


Bagaimanapun seorang yang satu dengan yang lainnya memiliki pemikiran dan
keinginan yang berbeda-beda. Tidak mungkin secara serentak memiliki pemikiran
dan keinginan yang sama walaupun mereka berada dalam satu organisasi. Di
sinilah kesepakatan bersama tidak diterapkan dalam organisasi UKM Fotografi
pada kepengurusan periode 2017.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik meneliti


tentang “Dinamika Komunikasi antarpribadi dalam hubungan antar anggota Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas Sumatera Utara Periode 2017
”.

1.2 Fokus Masalah

Merupakan pertanyaan yang selalu timbul berdasarkan judul maupun latar


belakang yang ada (Wiratna, 2014: 54). Berdasarkan konteks masalah dari uraian
di atas maka fokus masalah penelitian ini adalah:

Universitas Sumatera Utara


1. Bagaimanakah Dinamika Komunikasi antarpribadi dalam hubungan
antaranggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas
Sumatera Utara Periode 2017?
2. Bagaimanakah Manajemen Komunikasi di Unit Kegiatan Mahasiswa
Fotografi (UKM Fotografi) Universitas Sumatera Utara periode 2017?

1.3 Batasan Masalah


Guna untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas maka
peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah yang
diteliti adalah:

1. Selain melihat hubungan komunikasi antarpribadi, peneliti juga melihat


manajemen komunikasi di UKM Fotografi USU periode 2017.
2. Penelitian ini difokuskan pada anggota UKM Fotografi USU yang masih
aktif dalam organisasi.
1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengenai apa saja yang akan dicapai dalam penelitian
tersebut dan selalu menuliskan apa saja yang ingin dicapai dalam rumusan
masalah. Intinya tujuan penelitian harus komitmen dengan masalah yang telah
dirumuskan dalam penelitian (Wiratna, 2014: 55). Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah untuk:
1. Mengetahui dinamika komunikasi antarpribadi dalam hubungan
antaranggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM ) Fotografi Universitas
Sumatera Utara periode 2017.
2. Mengetahui manajemen komunikasi di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Fotografi Universitas Sumatera Utara periode 2017.
1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berkenaan dengan manfaat yang ilmiah dan praktis


berkenaan dengan hasil dari penelitian. Mengungkapkan secara spesifik kegunaan
yang dapat dicapai dari aspek teoritis (keilmuan) dengan menyebutkan kegunaan
teoritis apa yang dapat dicapai dari masalah yang diteliti, dan aspek praktis
dengan menyebutkan kegunaan apa yang dapat dicapai dari penerapan

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan yang dihasilkan penelitian ini (Wiratna, 2014: 56). Adapun manfaat
dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu


pengetahuan tentang dinamika komunikasi antarpribadi dalam hubungan
antar anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM ) Fotografi Universitas
Sumatera Utara.
2. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam memperkaya referensi bahan penelitian serta menjadi bahan bacaan
yang berguna di lingkungan FISIP USU khususnya di Departemen Ilmu
komunikasi.
3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta
sumbangan pemikiran kepada teman-teman yang tertarik mengenai
penelitian tentang dinamika komunikasi antarpribadi dalam hubungan
antar anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM ) Fotografi Universitas
Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Paradigma
Patton mengatakan bahwa paradigma adalah suatu pandangan dunia, suatu
perspektif yang umum, suatu cara mematahkan kompleksitas dalam dunia nyata.
Dengan demikian, paradigma sangat tertanam dalam sosialisasi pengikut dan praktisi:
paradigma memberitahu mereka apa yang penting, sah dan masuk akal. Paradigma
juga normatif, memberitahu praktisi apa yang harus dilakukan tanpa perlu
pertimbangan eksistensial atau epistemologis yang panjang. Tapi itu adalah aspek
paradigma yang merupakan kedua kekuatan dalam membuat tindakan yang mungkin,
kelemahan mereka bahwa alasan untuk tindakan tersembunyi dalam asumsi
diragukan paradigma (Mulyana, 2004: 9).
Menurut Neuman (1997: 62-63) istilah paradigma dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan sistem pemikiran, yang mencakup asumsi-asumsi dasar, pertanyaan-
pertanyaan (penelitian) penting yang harus dijawab, tehnik-tehnik penelitian yang
digunakan dan contoh-contoh penelitian ilmiah yang baik. Sementara Baxter dan
Babbie (2004: 66) berpendapat paradigma sebagai model dasar atau skema yang
mengorganisasikan pandangan kita tentang realitas.Peneliti memiliki pendapat sendiri
mengenai paradigma yaitu pandangan atau anggapan dasar tentang suatu fenomena
sosial.
Paradigma ini sendiri ternyata bervariasi. Guba dan Lincoln (1994)
menyebutkan empat macam paradigma, yaitu positivisme, post positivisme,
konstruktivisme dan kritis. Sedangkan Cresswel membedakan dua macam paradigma,
yaitu kuantitatif dan kualitatif. Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian
teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis
data dengan prosedur statistik. Paradigma kualitatif merupakan paradigma penelitian
yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan
sosial berdasarkan kondisi realitas yang holistis, kompleks dan rinci. Paradigma
kualitatif disebut juga dengan pendekatan konstruktivis, naturalistik atau interpretatif,
atau perspektif post modern (Erlina, 2011: 14).

Universitas Sumatera Utara


Paradigma secara sederhana dapat diartikan sebagai kacamata atau cara
pandang untuk memahami dunia nyata. Paradigma memengaruhi cara pandang
seseorang tentang baik-buruk, benar-salah maupun adil-tidak adil terhadap sesuatu.
Paradigma tidak muncul begitu saja karena paradigma terbentuk dari lingkungan
sekitar. Oleh karena itu, paradigma seseorang belum tentu sama dengan paradigma
orang lain.
Ada beberapa alasan peneliti dalam menentukan paradigma penelitian:
1. Paradigma penelitian menggambarkan pilihan suatu kepercayaan yang akan
mendasari dan memberi pedoman seluruh proses penelitian.
2. Paradigma penelitian menekankan rumusan masalah, tujuan penelitian dan tipe
penjelasan yang digunakan.
3. Pemilihan paradigma memiliki implikasi terhadap pemilihan metode, teknik,
penentuan subjek penelitian/sampling, teknik pengumpulan, teknik uji keabsahan
data dan analisis data (Pujileksono, 2015: 26)
Berdasarkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif,
maka peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme. Hal ini dikarenakan
paradigma konstruktivisme adalah cara pandang yang melihat sebuah pengetahuan
sebagai struktur konsep yang dibentuk. Paradigma konstruktivis, yaitu paradigma
yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan
objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini
memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful
action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap perilaku sosial yang
bersangkutan menciptakan dan memelihara/mengelola dunia sosial mereka (Hidayat,
2003: 3).Littlejohn mengatakan bahwa paradigma konstruktivis berlandaskan pada
ide bahwa realitas bukanlah bentukan yang objektif, tetapi dikonstruksi melalui
proses interaksi dalam kelompok, masyarakat dan budaya (Wibowo, 2011: 27).
Paradigma konstruktivis melihat bagaimana suatu realitas sosial
dikonstruksikan. Fenomena sosial dipahami sebagai suatu realitas yang telah
dikonstruksikan. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis
adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas itu dikonstruksi, dengan cara

Universitas Sumatera Utara


apa konstruksi itu dibentuk. Dalam hal ini, komunikasi dilihat sebagai faktor
konstruksi itu sendiri. Melalui paradigma konstruktivisme yang memandang bahwa
pengetahuan merupakan struktur konsep dari pengamat yang berlaku ini peneliti ingin
melihat dinamika komunikasi antarpribadi dalam hubungan antaranggota Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas Sumatera Utara dan manajemen
komunikasi di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas Sumatera
Utara periode 2017.

2.2 Kerangka Teori


Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang
mengindikasikan adanya hubungan di antara konsep-konsep tersebut yang membantu
kita memahami sebuah fenomena. Stephen Little John dan Karen Foss (2005) dalam
buku West dan Lynn (2008: 49) menyatakan bahwa sistem yang abstrak ini
didapatkan dari pengamatan yang sistematis. Kerangka teori adalah proses seorang
peneliti menggunakan pola berpikirnya dalam mensistematiskan teori-teori yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian.

2.2.1 Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari


bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communication atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama
(communis) paling sering disebut sebagai asal komunikasi yang merupakan akar dari
kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran,
suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2008: 46).

2.2.1.1 Definisi Komunikasi


Manusia adalah makhluk sosial yang mana selalu berinteraksi dengan
manusia yang lain. Karena sejarah lahirnya manusia memiliki hasrat untuk menjadi
satu dengan manusia yang lainnya. Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-
individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan
makna dalam lingkungan mereka.

Universitas Sumatera Utara


Komunikasi adalah suatu proses, suatu kegiatan yang berlangsung kontinu.
Joseph A. Devito mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi
dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses di mana
komponenkomponennya saling terkait, dan bahwa komunikatornya beraksi dan
bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan (Effendy, 2003:5).

2.2.1.2 Proses Komunikasi

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni:

a. Proses komunikasi secara primer


Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung
mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain (Effendy, 2005: 11).

b. Proses komunikasi secara sekunder


Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakanalat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan


komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relative
jauh atau jumlahnya banyak. Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan
masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana
diterangkan di atas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media
komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi
(content) yakni pikiran dan atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan
(message) yang tampak tak dapat dipisahkan (Effendy, 2005: 16).

Universitas Sumatera Utara


2.2.1.3 Kerangka Komunikasi

Menurut John R. Wenberg dan William W. Wilmot (dalam Mulyana, 2007:


67) terdapat 3 kerangka komunikasi, antara lain:

1. Komunikasi sebagai tindakan atau satu-arah


Suatu pemahaman popular mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi
yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau satu lembaga)
kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung ataupun melalui
media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Jadi,
komunikasi dianggap sebagai suatu proses linear yang dimulai dengan sumber atau
pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya.

2. Komunikasi sebagai interaksi


Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyertakan komunikasi dengan
proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Seseorang
menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seseorang penerima bereaksi
dengan memberi jawaban verbal atau menganggukkan kepala, kemudian orang
pertama bereaksi lagi setelah menerima respons atau umpan balik dari orang kedua,
dan begitu seterusnya. Masing-masing dari kedua pihak berfungsi secara berbeda,
bila yang satu sebagai pengirim, maka yang satunya lagi sebagai penerima dan juga
sebaliknya.

3. Komunikasi sebagai transaksi


Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna atau
pemahaman yang diperoleh seseorang pada dasarnya bersifat pribadi. Hingga derajat
tertentu para pelakunya sadar akan kehadiran orang lain didekatnya dan bahwa
komunikasi sedang berlangsung, meskipun perilaki tidak dapat mengontrol
sepenuhnya bagaimana orang lain menafsirkan perilaku verbal dan nonverbalnya.
Pandangan inilah yang disebut komunikasi sebagai transaksi, yang lebih sesuai untuk
komunikasi tatap-muka yang memungkinkan pesan atau respon verbal dan nonverbal
bias diketahui secara langsung.

Universitas Sumatera Utara


2.2.1.4 Tujuan Komunikasi

Dalam berkomunikasi tidak hanya untuk memahami dan mengerti satu


dengan yang lainnya tetapi juga memiliki tujuan dalam berkomunikasi. Pada
umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan anatara lain (Effendy, 1992: 8):

1. Untuk mengubah sikap (to change the attitude).


Memberikan berbagai informasi kepada masyarakat dengan tujuan agar
masyarakat akan berubah sikapnya.

2. Untuk mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion).


Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhir supaya
masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi yang
disampaikan.

3. Untuk mengubah perilaku (to change the behaviour).


Memberikan berbagai informasi dengan tujuan agar masyarakat akan berubah
perilakunya.

4. Untuk mengubah masyarakat (to change society).


5. Memberikan berbagai infomasi pada masyarakat mau mendukung dan ikut
serta terhadap tujuan informasi yang disampaikan.
2.2.1.5 Fungsi Komunikasi

Adapun fungsi komunikasi itu sendiri adalah (Effendy, 1992: 8) :

1. Menginformasikan (to inform).


Kegiatan komunikasi itu memberikan penjelasan, penerangan mengenai
bentuk informasi yang disajikan dari seorang komunikator kepadakomunikan.
Informasi yang akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan
dalam membuat keputusan.

Universitas Sumatera Utara


2. Mendidik (to educate).
Penyebaran informasi tersebut sifatnya memberikan pendidikan atau
menganjurkan sesuatu pengetahuan, meyebarluaskan kreativitas untuk membuka
wawasan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk
pendidikan formal di sekolah maupun di luar sekolah.

3. Menghibur (to entertain).


Penyebaran informasi yang disajikan kepada komunikan untuk memberikan
hiburan. Menyampaikan informasi dalam lagu, lirik dan bunyi maupun gambar dan
bahasa membawa setiap orang pada situasi menikmati hiburan.

4. Mempengaruhi (to influence).


Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk memberi
motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang dilihat,
dibaca dan didengar. Serta memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap
dan prilaku ke arah yang baik dan modernisasi.

2.2.1.6 Unsur Komunikasi

Menurut Purba, dkk (2006: 29) unsur-unsur dalam komunikasi merupakan


bagian yang sangat penting dan saling melengkapi satu sama lain, dalam sebuah
rangkaian sistem yang memungkinkan berlangsungnya suatu aktifitas komunikasi.
Aktifitas komunikasi sebagai suatu proses memiliki berbagai definisi yang beraneka
ragam, mulai dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Adapun unsur-unsur
tersebut terdiri dari:

a. Sumber komunikasi( Communicator) – Penerima (Communicant)


Sumber (komunikator) dalam sebuah aktifitas komunikasi adalah seseorang
atau sekelompok orang, yang pada awalnya memulai pembicaraan dan selanjutnya
menjadi setiap orang yang sedang berbicara ketika memberikan respon. Sedangkan
penerima (komunikaan), adalah orang yang sedang menerima pesan. Dalam hal ini,
keduanya akan bergantian fungsi atau berubah fungsi sesuai dengan peranannya

Universitas Sumatera Utara


masing-masing. Oleh karena itu, sumber sebagai komunikator dan penerima sebagai
komunikan, merupakan satu kesatuan dari dua istilah yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain dalam proses komunikasi.

b. Encoding (Decoding)
Dalam proses komunikasi encoding-decoding merupakan duafungsi yang
berbeda, namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain sebab keduanya diperankan
oleh komunikator dan komunikan. Sebagai komunikator akan melakukan fungsi
encode (encoding) dan pada saat itu disebut sebagai encoder, sedangkan komunikan
melakukan fungsi decode (decoding) yang disebut sebagai decoder.

c. Pesan (Message)
Pesan (Message) adalah kata verbal tertulis (written) maupun lisan (spoken),
isyarat (gestural), gambar (pictorial) maupun lambang-lambang lainnya yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dan dapat dimengerti oleh
komunikan.

d. Saluran (Channel)
Saluran (channel) adalah media yang dipergunakan oleh komunikator untuk
menyampaikan pesan kepada komunikan. Komunikasi menggunakan alat atau sarana
sebagai saluran, disebabkan komunikan sebagai sasaran dalam komunikasi berada
dalam jarak yang jauh dari komunikator. Oleh sebab itu, pesan berupa lambang-
lambang yang menggunakan saluran primer memerlukan alat bantu saluran sekunder.
Seperti telepon, surat, televisi, majalah, surat kabar, internet, (untuk pesan yang
bersifat umum). Selain dikarenakan oleh jarak kebutuhan akan media ini, juga
diperlukan untuk menjangkau khalayak sasaran dalam jumlah yang banyak dan
menyebar di berbagai tempat. Berdasarkan karakteristik saluran-saluran tersebut
dapat dikelompokkan ke dalam space (ruang), time (waktu), serta space (ruang) dan
time (waktu).

Universitas Sumatera Utara


e. Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan kembali kepada sumbernya.
Oleh karena itu, memiliki arti yang sangat penting yang akan menentukan kontinuitas
serta keberhasilan komunikasi tersebut. Umpan balik dapat berasal dari diri sendiri,
dan dapat pula bersumber dari oranglain. Selain itu umpan balik juga bias bersifat
positif, dan bisa pula bersifat negatif. Umpan balik positif adalah respon atau
tanggapan yang diterima, baik berupa pesan verbal maupun nonverbal sesuai dengan
yang diharapkan oleh komunikator yang mengakibatkan komunikasi terus berlanjut.
Sedangkan umpan balik negatif adalah tanggapan yang diberikan oleh komunikan,
berupa pesan-pesan yang tidak sesuai dengan harapan komunikator dan dapat
mengganggu kelangsungan proses komunikasi selanjutnya.

f. Efek (effect)
Efek dalam komunikasi adalah hasil yang dicapai dari sebuah proses
komunikasi, yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dampak atau hasil dari
kegiatan komunikasi yang membawa konsekuensi perubahan, misalnya dalam aspek
kognitif seperti terjadinya peningkatan pengetahuan, kemampuan, intelektual yang
semakin baik, wawasan yang semakin luas, meningkatnya kemampuan menganalisis
atau melakukan evaluasi dan sebagainya.

Meskipun komunikasi mengandung unsur informasi, tetapi tidak semua


iformasi mempunyai nilai-nilai komunikatif (Ruslan, 2001: 90).

2.2.1.7 Konteks Komunikasi

Menurut West dan Turner (2009: 33) konteks komunikasi dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:

1. Komunikasi Intra Pribadi


Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dengan diri sendiri.
Ini merupakan dialog internal dan bahkan dapat teerjadi saat bersama dengan orang
lain sekalipun. Komunikasi intrapersonal biasanya lebih sering berulang daripada

Universitas Sumatera Utara


komunikasi aslinya. Konteks ini mencakup saat dimana kita membayangkan,
mempersepsikan, melamun dan menyelesaikan masalah dalam kepala kita.

2. Komunikasi Antar Pribadi


Komunikasi interpersonal merujuk pada komunikasi yang terjadi secara
langsung antara dua orang. Menurut Berger, konteks interpersonal banyak membahas
tentang bagaimana suatu hubungan dimulai, bagaimana mempertahankan suatu
hubungan, dan keretakan suatu hubungan.

3. Komunikasi Kelompok Kecil


Kelompok kecil terdiri atas beberapa orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam komunikasi kecil paling tidak individu yang terlibat
sedikitnya tiga orang. Komunikasi kelompok kecil salah satunya terjadi pada
kelompok kerja, berlawanan dengan pertemanan dan kelompok keluarga dalam
konteks interpersonal.

4. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisai mencakup komunikasi yang terjadi di dalam dan
diantara lingkungan yang besar dan luas. Jenis komunikasi ini sangat bervariasi
karena komunikasi organisasi juga meliputi komunkasi interpersonal (percakapan
atara atasan dan bawahan), kesempatan berbicara di depan public (presentasi yang
dilakukan para eksekutif dalam perusahaan), kelompok kecil (kelompok kerja yang
mempersiapkan laporan), dan komunikasi dengan menggunakan media (memo
internal,email, dan koferensi jarak jauh). Oleh karenanya, organisasi terdiri atas
kelompok yang diarahkan oleh tujuan akhir yang sama.

5. Komunikasi Publik/Retorika
Komunikasi publik adalah penyebaran informasi dari satu orang kepada
banyak orang.pada umumnya penguasaan dalam melakukan komunikasi publik
penting dimiliki oleh seorang pembicara.

Universitas Sumatera Utara


6. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan
menggunakan saluran-saluran komunikasi. Saluran yang digunakan dalam
komunikasi massa adalah media massa.

7. Komunikasi Lintas Budaya


Komunikasi lintas budaya merujuk pada komunikasi antar individu-individu
yang latar belakang budayanya berbeda, dimana budaya merupakan sebuah
komunitas makna dan sistem pengetahuan bersama yang dimiliki oleh sebuah
kelompok.

2.2.2 Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi anatarpribadi (interepersonal communication) pada hakikatnya


adalah interaksi antara seorang individu dan individu lainnya tempat lambang-
lambang pesan secara efektif digunakan, terutama dalam hal komunikasi antar-
manusia menggunakan bahasa (Soyomukti, 2016: 141).

2.2.2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran informasi di antara


sesesorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang
yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang yang
teerlibat dalam komunikasi, menjadi bertambahnya persepsi orang dalam kejadian
komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut. Komunikasi
interpersonal adalah membentuk hubungan dengan orang lain (Muhammad, 2009:
159).

Komunikasi interpersonal didefinisikan Devito sebagai proses pengiriman


pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan
beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (the process ofsending and
receiving messages between two persons, or among a small group of person, with
some effects and some immediate feedback) (dalam Soyomukti, 2016: 142-143). Dari

Universitas Sumatera Utara


defenisi tersebut, komunikasi antarpribadi bisa berlangsung antara dua orang yang
sedang berdua-duaan, seperti suami istri yang sedang berbincang-bincang; bisa terjadi
antara dua orang yang saling bertemu, misalnya antara seorang mahasiswa dan dosen
pembimbing skripsinya (Soyomukti, 2016: 143).

Komunikasi antarpribadi dapat terjadi dalam konteks satu komunikator


dengan satu komunikan (komunikasi diadik; dua orang) atau satu komunikator
dengan dua komunikan (komunikasi triadik; tiga orang). Lebih dari tiga orang
biasanya dianggap komunikasi kelompok. Komunikasi antarpribadi biasanya
berlangsung secara tatap muka atau menggunakan media komunikasi antarpribadi
(non media massa), seperti telepon.

Dalam komunikasi antar pribadi, komunikator relatif cukup mengenal


komunikan, dan sebaliknya, pesan dikirim dan diterima secara spontan, relatif kurang
terstruktur, demikian pula halnya dengan umpan balik yang dapat diterima dengan
segera. Dalam tataran antarpribadi, komunikasi berlangsung secara sirkuler, peran
komunikator dan komunikan terus dipertukarkan, karenanya dikatakan bahwa
kedudukan komunikator dan komunikan relative setara. Proses ini lazim disebut
dialog, walaupun dalam konteks tertentu dapat juga terjadi monolog, hanya satu
pihak yang mendominasi percakapan. Efek komunikasi antarpribadi paling kuat di
antara tataran komunikasi lainnya. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator
dapat mempengaruhi langsung tingkah laku (efek konatif) dari komunikannya,
memanfaatkan pesan verbal dan nonverbal, serta segera merubah atau menyesuaikan
pesannya apabila didapat umpan balik negatif (Vardiansyah, 2004: 30-31).

Komunikasi antar pribadi lebih efektif berlangsung jika berjalan secara


dialogis, yaitu antara dua orang saling menyampaikan dan member pesan secara
timbale balik. Dengan komunikasi dialogis, berarti terjadi interaksi yang hidup karena
masing-masing dapat berfungsi secara bersama, baik sebagai pendengar maupun
pembicara. Keduanya saling memberi dan menerima. Kemungkinan munculnya
pengertian bersama (mutual understanding) dan empati lebih besar karena keduanya

Universitas Sumatera Utara


saling berada berdekatan, bisa melihat mimik muka, tatapan mata, serta bahasa tubuh.
Karena kedekatan ini juga terjadi empati dan rasa saling menghormati bukan karena
perbedaan ekonomi, melainkan masing-masing adalah manusia yang tampak di
hadapan mata. Meskipun demikian, suasana komunikasi dialogis tidak selalu sesuai
yang diharapkan bahwa akan selalu terjadi kesetaraan dan saling memberi menerima
dengan adil.

Menurut Roger hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila


kedua pihak memenuhi kondisi berikut efektif ( dalam Muhammad, 2009: 176-177):

a. Bertemu satu sama lain secara personal


b. Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang
dapat dipahami satu sama lain secara berarti.
c. Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau
keberatan.
d. Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh,
bersikap menerima dan empati satu sama lain.
e. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung
dan mengurangi kecenderungan gangguan arti.
f. Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat
perasaan aman terhadap yang lain.
Komunikasi antarpribadi berlangsung karena adanya manifestasi dari diri
manusia itu sendiri sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Bentuk
komunikasi ini juga menunjukkan bahwa individu yang berinteraksi bersifat
memengaruhi, baik dari salah satu pihak maupun keduanya. Dapar dikatakan bahwa
pencapaian tertinggi dari suatu komunikasi antarpribadi adalah mengubah sikap
maupun cara pandang seseorang terhadap suatu hal.

Proses komunikasi antarpribadi dapat digambarkan sebagai proses yang


sirkuler dan terus menerus. Arti proses sirkuler adalah bahwa setiap orang yang
terlihat dalam komunikasi antarpribadi bertindak sebagai pembicara sekaligus sebagai

Universitas Sumatera Utara


pendengar dan sebagai aktor. Sedangkan sebagai proses terus menerus diartikan
bahwa komunikasi berlangsung tanpa henti sehingga batasan awal dan berakhirnya
komunikasi antarpribadi menjadi tidak jelas.

2.2.2.2 Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi memiliki 8 karakteristik dalam pelaksanaannya, antara lain


(Liliweri, 1991: 14) :

1. Komunikasi antarpribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu


Kita sedang berada disebuah rumah makan dan memilih lokasi sudut ruangan
untuk duduk. Alasan kita memilih lokasi tersebut agar dapat melihat pemandangan
dari luar. Tenyata di meja tersebut telah duduk dua orang gadis yang tiba lebih
dahulu. Apapun yang terjadi, kita harus duduk di meja itu. Hal ini membuat kita
harus berkenalan dan membicarakan perihal meja tersebut. Perkenalan ini terjadi
secara spontan, bersalaman, menyebutkan nama dan mungkin meminta izin untuk
duduk di meja sebelahnya. Pembincangan dengan kedua gadis terjadi dan berakhir
begitu saja. Setelah makan, kita akan berpisah dengan mereka. Ini namanya
komunikasi antarpribadi karena pertemuan terjadi spontan dan sambil lalu di rumah
makan.

2. Komunikasi antarpribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu


Meskipun bisa saja terjadi adanya komunikasi antarpribadi yang telah
dijanjikan, namun kebanyakan aksi terjadi komunikasi antarpribadi tidak mempunyai
satu tujuan yang diprogramkan atau dirumuskan terlebih dahulu. Ciri ini tentu
membedakan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi kelompok yang tujuannya
sudah dirumuskan, kemudian semua anggotanya mengejar dan melaksanakan
sebagian tugas kelompok demi tujuan itu.

Universitas Sumatera Utara


3. Komunikasi antarpribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak
mempunyai identitas yang jelas
Selain terjadinya komunikasi antarpribadi itu secara spontan, sambil lalu,
tidak mempunyai tujuan yang telah disepakati maka cirri berikutnya adalah peristiwa
komunikasinya terjadi secara kebetulan diantara peserta yang tidak mempunyai
identitas. Pada umumnya, komunikasi antarpribadi terjadi untuk pertama kalinya
dengan orang yang tidak dikenal sebelumnya. Setelah berkenalan secara spontan,
identitas orang tersebut baru diketahui karena ada komunikasi antarpribadi.

4. Komunikasi antarpribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun tidak


disengaja.
Ciri komunikasi antarpribadi yang keempat adalah menghasilkan suatu akibat
yang disengaja atau yang tidak disengaja atau akibat yang direncanakan terlebih
dahulu maupun yang tidak direncanakan. Sering kali ketika berkomunikasi dengan
orang lain (katakanlah mahasiswa) dalam suatu percakapan, kita bermaksud
mengetahui keadaan orang tua mahasiswa. Obrolan dimulai dengan menanyakan
nama ayah dan ibu, pekerjaan, dan mungkin keadaan kehidupan orang tua si
mahasiswa. Dalam hati, keinginan kita hanya mengkehendaki jika orang tuanya sehat.
Namun, si mahasiswa memberikan jawaban yang berbeda dengan keinginan kita.
Inilah yang dinamakan dengan komunikasi antarpribadi mengakibatkan suatu reaksi
yang tidak direncanakan terlebih dahulu dan keadaan yang tidak dikehendaki.

5. Komunikasi antarpribadi sering kali berlangsung berbalas-balasan.


Komunikasi antarpribadi berbeda dengan komunikasi lainnya, misalnya
komunikasi kelompok maupun komunikasi massa. Komunikasi antar pribadi
mempunyai ciri hubungan antara seseorang komunikator dengan komunikan dalam
suatu percakapan saling memberi dan menerima informasi secara bergantian. Secara
dialogis terjadi sehingga tidak lagi diketahui siapa sebenarnya yang menjadi
komunikator dan siapa yang menjadi komunikan karena pembicaraan keduanya
bergantian, bergilir terus menerus.

Universitas Sumatera Utara


6. Komunikasi antarpribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan
dua orang dengan suasana yang bebas dan bervariasi.
Setiap orang lebih suka berkomunikasi dengan orang lain dan berusaha
supaya lebih dekat dengan pasangannya. Factor kedekatan itu biasanya terutama
menyatakan hubungan mereka. Dengan kedekatan tersebut maka akan melahirkan
suatu kebebasan untuk menyatakan pendapatnya dalam percakapan antara mereka.
Setelah bebas maka berbagai variasi dalam percakapan pun dapat dilakukan tanpa
pihak yang lain merasa tersinggung.

7. Komunikasi antarpribadi tidak dikatakan sukses jika tidak membuahkan hasil


Suatu komunikasi antarpribadi dikatakan sukses kalau membawa hasil.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa komunikasi antarpribadi itu selain
melibatkan dua orang dalam keadaan bebas dan saling mempengaruhi, saling
berbalasan, membuahkan hasil disengaja dan tidak disengaja dan didorong oleh
banyak faktor maka hasil-hasil komunikasi harus nyata merubah cara pandang,
perasaan, maupun prilaku yang nyata. Hasil komunikasi ini menentukan sukses
tidaknya komunikasi yang telah dilaksanakan.

8. Komunikasi antarpribadi menggunakan lambang-lambang bermakna


Gambaran tentang terlaksananya komunikasi antarpribadi biasanya hanya
dengan kata-kata verbal yang diucapkan. Namun, kalau hanya dengan kata-kata
tidaklah cukup, kadang-kadang pihak yang berkomunikasi harus menggunakan
lambang untuk menjelaskan maksud atau pun memperkuat pertanyaan maupun
pernyataan yang disampaikan. Gerakan tubuh merupakan lambang-lambang
bermakna untuk menunjukkan pesan tertentu atau mendukung makna dari kata-kata
yang terucap.

Universitas Sumatera Utara


2.2.2.3 Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di antara


tujuan-tujuan itu adalah sebagai berikut (Muhammad, 2009: 165-167):

a. Menemukan Diri Sendiri


Salah satu komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi.
Bila kita terlihat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak
sekali tentang diri kita maupun orang lain. Kenyataannya sebagian besar dari persepsi
kita adalah hasil dari apa yang telah kita pelajari dalam pertemuan interpersonal.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara
tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan
menyaksikan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran dan tingkah laku kita
sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber
balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, tingkah laku kita. Dari pertemuan
semacam ini misalnya, kita belajar bahwa perasaan kita tentang diri kita, tentang
orang lain dunia tidaklah begitu berbeda dari perasaan orang lain. Kesamaan dan
tingkah laku kita adalah benar seperti ketakutan, harapan dan keinginan kita.
Penguatan yang positif membantu kita merasa normal. Melalui komunikasi kita juga
belajar bagaimana kita menghadapi yang lain, apakah kekuatan dan kelemahan kita
dan siapakah yang menyukai dan tidak menyukai kita dan mengapa.

b. Menemukan Dunia Luar


Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih
banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Hal itu
menjadikan kita memahami lebih banyak dunia luar, dunia objek, kejadian-kejadian
dan orang lain. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi
interpersonal. Meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media
massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui
interaksi interpersonal. Kenyataan, kepercayaan, sikap dan nilai-nilai kita barangkali

Universitas Sumatera Utara


dipengaruhi lebih banyak oleh pertemuan interpersonal daripada oleh media ataupun
pendidikan formal.

c. Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti


Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan
memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dengan
komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial
dengan orang lain. Hubungan yang demikian membantu mengurangi kesepian dan
depresi, menjadikan kita sanggup saling berbagi, kesenangan kita dan umumnya
membuat kita merasa lebih positif dengan diri kita.

d. Berubah Sikap dan Tingkah Laku


Banyak waktu kita gunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang
lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara
tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, mendengar tape
recorder, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan
mengambil kuliah tertentu, berfikir dalam cara tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu
benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
Adalah menarik untuk mencatat bahwa studi mengenai keefektifan media massa,
bertentangan dengan situasi interpersonal dalam mengubah tingkah laku tertentu. Kita
lebih sering membujuk melalui komunikasi interpersonal dari pada komunikasi media
massa.

e. Untuk Bermain dan Kesenangan


Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah
mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu
akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada
umumnya itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu.
Walaupun kelihatannya kegiatan itu tidak berarti tetapi mempunyai tujuan yang
sangat penting, Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat

Universitas Sumatera Utara


memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari
semua keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi
interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita
semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-
hari.

2.2.2.4 Fungsi Komunikasi Antarpribadi

Menurut defenisinya, fungsi adalah sebagai tujuan dimana komunikasi


digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi utamanya komunikasi antarpribadi
ialah mengendalikan lingkungan guna memperoleh imbalan-imbalan tertentu berupa
fisik, ekonomi dan sosial. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa komunikasi insani
(human communication) baik yang non-antarpribadi maupun yang antarpribadi
semuanya mengenai pengendalian lingkungan guna mendapatkan imbalan seperti
dalam bentuk fisik, ekonomi dan soaial. Keberhasilan yang relatif dalam melakukan
pengendalian lingkungan melalui komunikasi menambah kemungkinan menjadi
bahagia, kehidupan pribadi yang produktif. Kegagalan telatif mengarah kepada
ketidakbahagiaan akhirnya bisa terjadi krisis identitas diri (Budyatna & Ganiem,
2011: 27).

2.2.2.5 Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi


Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang dinamis. Dengan tetap
memperhatikan kedinamisannya, komunikasi interpersonal mempunyai ciri-ciri yang
tetap sebagai berikut (Agus, 2003: 86-90):

1. Komunikasi Interpersonal adalah Verbal dan Nonverbal


Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam
bentuk verbal atau nonverbal. Dalam komunikasi itu, seperti pada komunikasi
umumnya, selalu mencakup dua unsur pokok: isi pesan dan bagaimana isi itu

Universitas Sumatera Utara


dikatakan atau dilakukan, baik secara verbal maupun nonverbal. Untuk efektifnya,
kedua unsur itu sebaiknya diperhatikan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan
situasi, kondisi, dan keadaan penerima pesannya.

2. Komunikasi Interpersonal Mencakup Perilaku Tertentu


Perilaku dalam komunikasi meliputi perilaku verbal dan nonverbal. Ada tiga
perilaku dalam komunikasi interpersonal:

1. Perilaku spontan (spontaneus behaviour) adalah perilaku yang dilakukan


karena desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi secara kognitif. Artinya
perilaku itu terjadi begitu saja.
2. Perilaku menurut kebiasaan (script behaviour) adalah perilaku yang kita
pelajari dari kebiasaan kita. Perilaku itu khas, dilakukan pada situasi tertentu,
dan dimengerti orang. Perilaku semacam itu sering kita lakukan tanpa terlalu
mempertimbangkan artinya dan terjadi secara spontan karena sudah
mendarahdaging dalam diri kita.
3. Perilaku sadar (contrived behaviour) adalah perilaku yang dipilih karena
dianggap sesuai dengan situasi yang ada. Perilaku itu dipikirkan dan
dirancang sebelumnya, dan disesuaikan dengan orang yang akan dihadapi,
urusan yang harus diselesaikan, dan situasi serta kondisi yang ada.

3. Komunikasi Interpersonal adalah Komunikasi yang Berproses Pengembangan


Komunikasi interpersonal berbeda-beda tergantung dari tingkat hubungan
pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi, pesan yang dikomunikasikan dan cara
pesan dikomunikasikan. Komunikasi itu berkembang berawal dari saling pengenalan
yang dangkal, berlanjut makin mendalam, dan berakhir dengan saling pengenalan
yang amat mendalam. Tetapi juga dapat putus, sampai akhirnya saling melupakan.

Universitas Sumatera Utara


4. Komunikasi Interpersonal Mengandung Umpan Balik, Interaksi, dan
Koherensi
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka. Karena itu,
kemungkinan umpan balik (feedback) besar sekali. Dalam komunikasi itu, penerima
pesan dapat langsung menanggapi dengan menyampaikan umpan balik. Dengan
demikian, diantara pengirim dan penerima pesan terjadi interaksi yang satu
mempengaruhi yang lain, dan kedua-duanya saling mempengaruhi dan memberi serta
menerima dampak. Pengaruh itu terjadi pada dataran kognitif-pengetahuan, efektif-
perasaan, dan behavioural-perilaku. Semakin berkembang komunikasi interpersonal
itu, semakin intensif umpan balik dan interaksinya karena peran pihak-pihak yang
terlibat berubah peran dari penerima pesan menjadi pemberi pesan, dan sebaliknya
dari pemberi pesan menjadi penerima pesan. Agar komunikasi interpersonal itu
berjalan secara teratur, dalam komunikasi itu pihak-pihak yang terlibat saling
menanggapi sesuai dengan isi pesan yang diterima. Dari sini terjadilah koherensi
dalam komunikasi baik antara pesan yang disampaikan dan umpan balik yang
diberikan, maupun dalam keseluruhan komunikasi.

5. Komunikasi Interpersonal Berjalan Menurut Peraturan Tertentu


Peraturan itu ada yang intrinsik dan ada yang ekstrinsik. Peraturan intrinsik
adalah peraturan yang dikembangkan oleh masyarakat untuk mengatur cara orang
harus berkomunikasi satu sama lain. Peraturan ini menjadi patokan perilaku dalam
komunikasi interpersonal. Karena ditetapkan oleh masyarakat, patokan itu bersifat
khas untuk masing-masing, masyarakat, budaya, dan bangsa. Peraturan ekstrinsik
adalah peraturan yang ditetapkan oleh situasi atau masyarakat. Peraturan ekstrinsik
sering menjadi pembatasan komunikasi.

6. Komunikasi Interpersonal adalah Kegiatan Aktif


Komunikasi interpersonal bukan sekadar serangkaian rangsangan-tanggapan,
stimulus-respons, tetapi serangkaian proses saling penerimaan, penyerapan dan
penyampaian tanggapan yang sudah diolah oleh masing-masing pihak. Maka, pihak

Universitas Sumatera Utara


yang menyampaikan pesan harus berusaha sebaik-baiknya agar pesan dapat sampai
dan dimengerti dengan pas, dan mengirimkannya melalui media yang sesuai.

7. Komunikasi Interpersonal Saling Mengubah


Melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat komunikasi
dapat saling memberi inspirasi, semangat dan dorongan untuk mengubah pemikiran,
perasaan, dan sikap yang sesuai dengan topik yang dibahas bersama. Karena itu,
komunikasi interpersonal dapat merupakan wahana untuk saling belajar dan
mengembangkan wawasan, pengetahuan dan kepribadian.

2.2.3 Komunikasi Organisasi

Istilah “organisasi” dalam bahasa Indonesia atau Organization dalam bahasa


Inggris bersumber pada perkataan Latin organization yang berasal dari kata kerja
bahasa Latin pula, organizare, yang berarti to form as or into a whole consisting of
interdependent or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan
dari bagian-bagian yang saling bergantung (Effendy, 2005: 114).

2.2.3.1 Pengertian Komunikasi Organisi

Organisasi merupakan suatu kesatuan atau kumpulan yang terdiri atas orang-
orang atau bagian-bagian yang di dalamnya terdapat aktivitas kerja sama berdasarkan
pola dan aturan-aturan untuk mencapai tujuan bersama sehingga diperlukan
komunikasi yang baik di dalamnya. Pengertian komunikasi organisasi menurut
R.Wayne Pace aules (2006: 33) adalah perilaku perorganisasian yang terjadi dan
bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi amkna
atas apa yang sedang terjadi.

Komunikasi organisasi juga dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan


dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling bergantung
satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang saling berubah-
ubah (Muhammad, 2009: 67). Golddhaber (1986) memberikan definisi komunikasi
organisasi sebagai proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan

Universitas Sumatera Utara


hubungan yang saling tergantung sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak
pasti atau yang selalu berubah-ubah. Pengertian tersebut mengandung beberapa
konsep sebagai berikut (Muhammad, 2009: 67) :

1) Proses

Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka dan dinamis yang secara
tidak langsung menciptakan saling tukar menukar informasi satu sama lain. Karena
kegiatan yang berulang-ulang dan tiada hentinya tersebut maka dikatakan sebagai
suatu proses.

2) Pesan

Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang objek, orang, kejadian
yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Pesan dalam organisasi dapat dilihat
menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan dengan bahasa, penerima yang
dimaksud, metode difusi, dan arus tujuan dari pesan. Klasifikasi pesan dalam bahasa
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu verbal dan non verbal, dimana pesan
verbal dalam organisasi berupa: surat, memo, percakapan, dan pidato. Sedangkan
pesan non verbal dalam organisasi bisa berupa: bahasa gerak tubuh, sentuhan,
ekspresi wajah dan lain-lain.

3) Jaringan

Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau
peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini
terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu
jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang atau
keseluruhan organisasi. Luas dari jaringan komunikasi ini dipengaruhi oleh banyak
faktor, diantaranya: arah dan arus pesan, isi pesan, hubungan peranan dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara


4) Keadaan saling tergantung

Hal ini telah menjadi sifat dalam organisasi yang merupakan suatu sistem
yang terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan
berpengaruh kepada bagian yang lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem
organisasi.

5) Hubungan

Karena organisasi merupakan suatu sistem yang terbuka, sistem kehidupan


sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada manusia yang ada
dalam organisasi. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang
memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat suatu
hubunngan perlu dipelajari. Sikap, skill, dan moral dari seseorang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh hubungan yang bersifat organisasi.

6) Lingkungan

Yang dimaksud lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor
sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam
suatu sistem. Yang termasuk dalam lingkungan internal adalah personal (karyawan),
staf, golongan fungsional dari organisasi, dan juga komponen lainnya seperti tujuan,
produk, dan lainnya. Organisasi sebagai sistem terbuka harus berinteraksi dengan
lingkungan eksternal seperti: teknologi, ekonomi, dan faktor sosial. Karena faktor
lingkungan berubah-ubah maka organisasi memerlukan informasi baru untuk
mengatasi perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan dan melakukan
penukaran pesan baik secara internal maupun eksternal.

7) Ketidakpastian

Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi


yang diharapkan. Ketidakpastian dalam organisasi juga disebabkan oleh terjadinya
banyak informasi yang diterima daripada informasi yang sesungguhnya diperlukan

Universitas Sumatera Utara


untuk menghadapi lingkungan mereka. Bisa dikatakan ketidakpastian dapat
disebabkan oleh terlalu sedikit informasi yang didapatkan dan juga karena terlalu
banyak informasi yang diterima.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai komunikasi
organisasi ini dapat disimpulkan definisi komunikasi organisasi sebagai berkut:

1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang


dipengaruhi oleh pihak internal maupun eksternal.
2. Komunikasi organisasi meliputi pesan, tujuan, arus komunikasi dan
media komunikasi.
3. Komunikasi organisasi meliputi orang yang mempunyai skill, hubungan
dan perasaan yang sama.
Organisasi sebagai kerangka kerja (frame of work) dari suatu manajemen yang
menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas
antara pimpinan dan bahwa dalam suatu sistem manajemen modern. Besarnya suatu
kelompok atau unit tergantung pula pada besar kecilnya sebuah
organisasi/perusahaan (Ruslan, 1999: 77).

Komunikasi organisasi terjadi di dalam organisasi maupun antarorganisasi,


bersifat formal maupun informal. Semakin formal sifatnya, semakin terstruktur pesan
yang disampaikan. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur
organisasi: komunikasi ke atas, ke bawah, maupun horizontal. Sedangkan komunikasi
informal adalah yang terjadi di luar struktur organisasi. Karenanya, komunikasi
organisasi melibatkan komunikasi kelompok, komunikasi antarpribadi, komunikasi
intrapribadi, dan terkadang komunikasi publik juga muncul di dalamnya.

Universitas Sumatera Utara


2.2.3.2 Elemen Komunikasi Organisasi

Menurut Muhammad (2009: 25-28) organisasi adalah sangat bervariasi ada


yang sangat sederhana dan ada pula yang sangat kompleks. Maka untuk membantu
kita memahami organisasi tersebut perhatikanlah model berikut yang
menggambarkan elemen dasar dari organisasi dan saling keterkaitan satu elemen
dengan elemen lainnya.

Gambar 2.2.3.2.1
Organisasi Struktur Sosial

Struktur Sosial

Teknologi Tujuan

Partisipan

1. Struktur Sosial
Struktur sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara
partisipan di dalam suatu organisasi. Struktur sosial menurut Davis (Scott, 1981)
dapat dipisahkan menjadi dua komponen yaitu struktur normatif dan struktur tingkah
laku.

Struktur normatif mencakup nilai, norma dan peranan yang diharapkan. Nilai
adalah kriteria yang digunakan dalam memilih tujuan tingkah laku. Sedangkan norma
adalah aturan umum mengenai tingkah laku yang dapat digunakan sebagai pedoman
dalam mengejar tujuan. Peranan yang diharapkan, digunakan sebagai standar
penilaian tingkah laku karyawan yang sesuai dengan posisinya. Dalam kelompok
sosial nilai-nilai, norma, dan peranan, tidaklah secara kebetulan tersusun tetapi

Universitas Sumatera Utara


disusun sedemikian rupa sehingga merupakan resep yang mengatur tingkah laku
pastisipan.

Komponen yang kedua adalah struktur tingkah laku. Komponen ini berfokus
kepada tingkah laku yang dilakukan dan bukan pada resep bertingkah laku. Tingkah
laku yang diperhatikan manusia dalam organisasi ini mempunyai karakteristik umum
yang merupakan pola atau jaringan tingkah laku. Misalnya dalam suatu organisai
akan dapat terlihat bahwa adanya patisipan yang suka mempengaruhi orang lain atau
yang suka mengasingkan diri dari temannya atau ada yang membenci atau dibenci
temannya dan sebagainya. Gambaran tingkah laku dari kelompok ini dapat dilihat
dengan menggunakan sosiometri.

Struktur normatif dan struktur tingkah laku dari kelompok tidaklah dapat
dipisahkan secara secara jelas dan tidak pula identik, tetapi berbeda tingkatnya dan
saling berhubungan. Tingkah laku membentuk norma-norma sebagaimana halnya
norma membentuk tingkah laku.

2. Partisipan
Patisipan organisasi adalah individu-individu yang memberikkan kontribusi
kepada organisasi. Semua individu berpartisipasi lebih daripada suatu organisasi dan
keterlibatannya pada masing-masing organisasi tersebut dangat bervariasi. Misalnya :
seorang karyawan pada suatu organisasi perusahaan adalah anggota oranisasi dari
perkumpulan perusahaannya, juga anggota dari perkumpulan agamanya, anggota dari
masyarakat, dan organisasi lainnya. Sifat kepribadian dari seorang partisipan
organisasi juga akan bervariasi dari satu organisasi kepada organisasi lainnya,
tergantung kepada tipe dan perannya dalam organisasi tersebut.

Tingkat keterampilan dan keahlian yang dibawa partisipan ke dalam


organisasi adalah sangat berbeda-beda. Oleh karena itu susunan struktural di dalam
organisasi mestilah dirancang untuk disesuaikan dengan tingkat keterampilan.
Tingkat keterampilan ini hampir selalu diikuti oleh perbedaan kekuasaan (power).

Universitas Sumatera Utara


3. Tujuan
Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat kontroversial
dalam mempelajari organisasi. Ahli analisis mengatakan bahwa tujuan sangat
diperlukan dalam memahami organisasi; yang lainnya mempertanyakan apakah
tujuan membentuk suatu fungsi lain daripada membenarkan tindakan yang lalu.
Kemudian ahli tingkah laku menjelaskan bahwa hanya individu-individu yang
mempunyai tujuan, organisasi tidak.

Bagi kebanyakan analis, tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk dalam
menganalisis organisasi. Tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi akhir yang diingini,
atau kondisi yang partisipan usahakan mempengaruhinya, melalui penampilan
aktivitas tugas-tugas mereka.

4. Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau
perlengkapan mesin dan juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan. Tiap-
tiap organisasi mempunyai teknologi dalam melakukan pekerjaannya. Beberapa
organisasi memproses materi input atau masukan dan membangun perlengkapan
perangkas keras (hardware). Organisasi lainnya memproses orang, hasil produksinya
berisikan individu-individu yang berpengetahuan, yang terampil atau individu yang
lebih sehat.

Semua organisasi mempunyai teknologi tetapi bervariasi dalam teknik atau


kemanjuran dalam memproduksi hasil yang diinginkan. Beberapa teori yang sangat
menarik dan kerja empiris akhir-akhir ini memusatkan pada saling hubungan antara
karakteristik teknologi dan bentuk struktur organisasi.

5. Lingkungan
Setiap organisasi berada pada keadaan fisik tertentu, teknologi, kebudayaan
dan lingkungan sosial, terhadap mana organisasi tersebut harus menyesuaikan diri.
Tidak ada organisasi yang sanggup mencukupi kepentingan dirinya sendiri.
Semuanya tergantung kepada lingkungan sistem yang lebih besar untuk dapat terus

Universitas Sumatera Utara


hidup. Pada mulanya ahli analisis organisasi cenderung tidak melihat atau mengira
kurang penting hubungan lingkungan organisasi. Tetapi pekerjaan sekarang menitik-
beratkan kepada hubungan lingkungan ini.

Amat sedikit organisasi mengira bahwa mereka bertanggungjawab penuh


terhadap sosialisasi dan latihan partisipan mereka. Karyawan datang ke organisasi
membawa kebudayaan dan keadaan sosial yang mereka peroleh dari interaksi dalam
konteks sosial yang lain. Sedikit sekali pengecualian bahwa partisipan terlibat lebih
dari satu organisasi pada satu waktu. Minat dan komitmen keluar merupakan
hambatan yang tidak dapat dielakkan dari tingkah laku partisipan dalam suatu
organisasi yang kaadang-kadang sangat menentukan.

Semahalnya sedikit organisasi yang menciptakan teknologi mereka sendiri.


Mereka lebih suka mengimpornya dari lingkungannya dalam bentuk perlengkapan
mekanik, program paket, petunjuk-petunjuk dan pekerja-pekerja terlatih. Di samping
itu adapula organisasi tertentu yang harus menyesuaikan diri dengan struktur
pekerjaan yang lebih besar dalam memilih dan memberhentikan pekerjaannya dalam
organisasi.

2.2.3.3 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Menurut Bungin (2006: 274) ada empat fungsi komunikasi dalam organisasi,
yakni:

1. Fungsi informatif

Maksud dari informatif adalah seluruh anggota dalam suatu organisasi


berharap dapat memperoleh informasi yang lebih tepat. Informasi yang didapat dapat
setiap anggotanya melaksanakan tugas secara pasti. Pada dasarnya, informasi
dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi. Orang-orang dalam tatanan manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan dalam organisasi ataupun untuk menyelesaikan konflik
yang terjadi di dalam organisasi tersebut. Bawahan juga membutuhkan informasi

Universitas Sumatera Utara


untuk melaksanakan pekerjaannya, di samping itu, informasi tentang jaminan
keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, prosedur perizinan cuti dan sebagainya.

2. Fungsi regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang ditaati dalam


suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh dalam fungsi regulatif ini :

a. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen memiliki


kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Mereka juga mempunyai wewenang untuk memberikan perintah atau
intruksi, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka
ditempatkan pada lapisan atas supaya perintah-perintahnya dilaksanakan
sesuai intruksi. Namun, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak
bergantung pada:
1. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah.
2. Kekuatan pemimpin dalam memberi sanksi.
3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus
sebagai pribadi.
4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan
b. Berkaitan dengan pesan. Pesan –pesan regulatif pada dasarnya berorientasi
pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang
pekerjaan yang boleh atau tidak boleh untuk dilakukan.
3.Fungsi persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi tidak cukup dengan mengandalkan


kewenangan dan kekuasaan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang
lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara suka rela akan lebih menghasilkan kepedulian yang
lebih besar disbanding dengan pimpinan yang seringmemperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.

Universitas Sumatera Utara


4. Fungsi integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan


karyawan dapat melaksanakan tugas dna pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran
komunikasi formal yang terjadi dalam setiap organisasi yaitu seperti penerbitan
khusus dalam organisasi tersebut dan laporan kemajuan organisasi. Juga saluran
komunikasi informasi seperti perbincangan antar pribadi selama jam istirahat kerja,
kegiatan pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas
ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
karyawan terhadap organisasi.

2.2.3.4 Fungsi Komunikasi Organisasi

Organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah memenuhi


kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung jawab,
memproduksi hasil produksi dan mempengaruhi orang (Muhammad, 2009: 32-35).

1. Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi


Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka
kelangsungan hidup organisasi tersebut. Misalnya semua organisasi cenderung
memerlukan gedung sebagai tempat beroperasinya organisasi; uang atau modal untuk
biaya bekerja dan penyediaan bahan mentah atau fasilitas yang diperlukan dalam
pelaksanaan; petunjuk-petunjuk dan materi tertulis yang berkenaan dengan aturan-
aturan dan undang-undang dari organisasi. Lebih-lebih lagi kalau organisasi tersebut
lebih kompleks banyak kebutuhan organisasi yang perlu dipenuhinya.

Terkadang beberapa organisasi memerlukan barang-barang yang berharga,


tenaga kerja yang rajin dan terampil, gedung yang bersih dan lengkap peralatannya.
Semuanya ini merupakan tanggung jawab organisasi untuk memenuhinya. Tetapi
adakalanya beberapa organisasi memerlukan barang-barang yang tidak berharga dan
tanggung jawab anggotalah membantu organisasi dalam menentukan mana barang
yang berharga dan mana yang tidak perlu dihindarkan.

Universitas Sumatera Utara


2. Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab
Kebanyakan organisasi bekerja dengan bermacam-macam standar etis
tertentu. Ini berarti bahwa organisasi harus hidup sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh organisasi maupun standar masyarakat dimana organisasi itu berada.
Standar ini memberikan organisasi satu set tanggung jawab yang harus dilakukan
oleh anggota organisasi, baik itu ada hubungannya dengan produk yang mereka buat
maupun tidak.

Pada masyarakat kecil yang mempunyai perusahaan besar biasanya


perusahaan itu bertanggung jawab terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat
tersebut baik disukai maupun tidak disukai oleh perubahan tersebut. Jadi disamping
memikirkan perkembangan dan kemajuan organisasinya dia juga memikirkan
kesejahteraan hidup masyarakat di lingkungannya.

Disamping adanya tanggung jawab yang karena adanya standar yang perlu
diikuti adapula tanggung jawab yang diberikan oleh undang-undang. Misalnya kalau
organisasi itu berupa suatu pabrik maka ada undang-undang jaringan membuat polusi
udara atau polusi lingkungan. Ini berarti bahwa organisasi harus memikirkan dan
bertanggung jawab mengatasi masalah polusi yang ditimbulkan oleh organisasinya.
Ini merupakan tugas berat bagi organisasi.

3. Memproduksi Barang atau Orang


Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai
dengan jenis organisasinya. Semua organisasi mempunyai produknya masing-masing.
Misalnya organisasi pendidikan guru produksinya adalah calon-calon guru.
Organisasi tekstil hasil produksinya adalah tekstil yang mungkin bermacam-macam
jenis dan coraknya.

Para ahli pimpinan organisasi banyak menggunakan waktunya untuk


memikirkan peningkatan dan penyempurnaan hasil produksinya. Hal ini akan
memungkinkan organisasinya dalam waktu yang cepat, mudah dan biaya yang
seminimal mungkin.

Universitas Sumatera Utara


Efektifitas proses produksi banyak tergantung kepada ketepatan informasi.
Orang-orang dalam organisasi harus mendapatkan dan mengirimkan informasi
kepada bagian-bagian yang memerlukannya sehingga aktivitas organisasi berjalan
lancer. Penyampaian dan pemeliharaan informasi memerlukan proses komunikasi.
Oleh sebabitu informasi juga tergantung kepada keterampilan berkomunikasi.

4. Mempengaruhi dan Dipengaruhi Orang


Sesungguhnya organisasi digerakkan oleh orang. Orang yang membimbing,
mengelola, mengarahkan dan menyebabkan pertumbuhan organisasi. Orang yang
memberikan ide-ide baru, program baru dan arah yang baru.

Orang sebagai anggota organisasi maupun sebagai pemakai jasa organisasi,


dipengaruhi organisasi. Kebanyakan dari orang dewasa menghabiskan waktu
kerjanya kira-kira 50-6-% dalam organisasi sebagai anggota organisasi. Dalam
kondisi yang normal orang akan cenderung mengambil karakteristik tertentu dari
organisasi dimana dia bekerja. Misalnya: jika dia bekerja di took serba ada akan
bertambah sensitif terhadap kebiasaan pembeli dan cara mereka menggunakan uang
mereka. Begitu juga halnya kalau dia sebagai guru makin sensitive terhadap tingkah
laku anak-anak atau remaja. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan psikologis dan
sosial berhubungan dengan tugas dan jabatan kita.

Ada lagi pengarug organisasi dalam cara yang lain. Misalnya organisasi surat
kabar mempengaruhi kita terhadap apa yang kit abaca, perusahaan mobil
mempengaruhi kita terhadap apa kendaraan yang kita kendarai dan banyak lagi
pengaruh organisasi terhadap orang.

Sebaliknya organisasi juga dipengaruhi oleh orang. Suksesnya suatu


organisasi tergantung kepada kemampuan dan kualitas anggotanya dalam melakukan
aktivitas organisasi. Misalnya: dalam contoh yang sederhana dalam organisasi
sepakbola. Berhasilnya tim sepakbola tersebut sangat tergantung kepada kemampuan
pemain dan pelatiihnya. Agar suatu organisasi dapat terus berkembang organisasi
hendaknya memilih anggota organisasi yang diperlukannya yang mempunyai

Universitas Sumatera Utara


kemampuan yang baik dalam bidangnya dan juga memberikan kesempatan kepada
seluruh anggota untuk mengembangkan diri mereka masing-masing.

2.1.4 Manajemen Komunikasi

Manajemen merupakan proses yang khas yang bertujuan untuk mencapai


suatu tujuan dengan efektif dan efisien menggunakan semua sumber daya yang ada.
Kata manajemen berarti pemimpin, direksi dan pengurus yang diambil dari kata kerja
“manage”. “Manage” mengandung arti mengemudikan, mengurus dan memerintah
(Poerwadarminta, 1974: 96).

Arti manajemen, yaitu asal kata dari manage dan dalam bahasa latin manus,
yang berarti: memimpin, menangani, mengatur, atau membimbing. Dapat
dikemukakan mengenai batasan pengertian manajemen menurut George R. Terry,
yang mendefinisikan manajemen sebagai berikut, “manajemen merupakan sebuah
proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian,
penggiatan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya” (Ruslan, 2001: 1).

Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa manajemen adalah kekuatan


utama dalam sebuah organisasi yang mengkoordinasikan berbagai kegiatan serta
berhubungan dengan lingkungannya. G.R. Terry juga mengungkapkan (dalam
Ruslan, 2001: 85) bahwa management is communication yaitu dalam hal
penyampaian instruksi di satu pihak, dan pelaksanaan kewajiban di lain pihak. Jadi
manajemen komunikasi adalah sebagai alat, bukan merupakan tujuan dari suatu
organisasi. Lebih lanjut Terry juga berpendapat bahwa: “The management is the
proces of getting done by the effort of other people”, maksudnya,manajemen ialah
proses memperoleh tindakan melalui usaha orang lain (Syafaruddin, 2005: 41). Dari
pendapat tersebut dapat dipahami bahwa manajemen adalah kekuatan utama dalam
sebuah organisasi yang mengkoordinasikan berbagai kegiatan serta berhubungan
dengan lingkungannya.

Universitas Sumatera Utara


Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
kemampuan mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan dengan pemberdayaan
manusia dan sumber daya lainnya saling bekerjasama antar individu dan kelompok
dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Aktivitas manajemen pada setiap lembaga
atau organisasi yang pada umumnya berkaitan dengan usaha mengembangkan suatu
tim kerja sama atau kelompok orang dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu yang telah diterapkan dalam
organisasi sebelumnya (pre determine objective). Kegiatan manajemen mencakup
pengkajian yang sangat luas, sebab aktivitas manajemen dimulai dari bagaimana
menentukan arah organisasi di masa depan, menciptakan kegiatan-kegiatan
organisasi, mendorong terbinanya kerjasama antara sesama anggota organisasi, serta
mengawasi kegiatan dalam mencapai suatu tujuan.

Bagaimanapun, manajemen memiliki peranan yang sangat strategis dalam


mengefektifkan usaha organisasi atau lembaga pendidikan. Terry mengemukakan
seperti yang dikutif oleh Syafaruddin bahwa: “Management provider effectiveness to
human efforts. It helps achieves better equipment, plant, offices, products, services
and human relations”, bahwa betapa pentingnya peranan manajemen dalam aktivitas
usaha manusia terutama untuk membantu pencapaian yang lebih baik dalam
mendayagunakan peralatan, lahan, kantor, produk, pelayanan dan hubungan manusia
dalam organisasi (Syafaruddin, 2005: 60).

Tahapan fungsi-fungsi manajemen antara lain (Ruslan, 2004: 110):

1. Menetapkan tujuan yang hendak diraih, posisi tertentu atau dimensi yang
ingin dicapai sesuai dengan perencanaan (statement of organization
destination) yang telah diperhitungkan dengan baik oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam manajemen suatu organisasi.
2. Menentukan strategi apa dan bagaimana yang diinginkan dalam perencanaan
untuk mencapai suatu tujuan organisasi atau lembaga.

Universitas Sumatera Utara


3. Menjabarkan program kerja yang merupakan suatu strategi serta langkah-
langkah yang telah dijadwalkan (direncanakan semula).
4. Menyiapkan anggaran (budget) yang merupakan “dana dan daya”, berfungsi
sebagai pendukung khusus yang dialokasikan untuk terlaksananya suatu
strategi program kerja manajemen humas atau public relations.
Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif efesien maka manajemen
harus difungsikan sepenuhnya pada setiap lembaga atau organisasi, industri,
perbankan, perusahaan, maupun pendidikan (Siagian, 1997: 38). Fungsi manajemen
mencakup:

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pemotivasian
4. Pengawasan
5. Penilaian
Mengacu kepada pendapat G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen,
yakni(dalam Rusman, 2009: 122):

1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Actuating (pelaksanaan)
4. Controlling (pengawasan).
Dari beberapa pendapat pakar manajemen di atas, dapat disimpulkan secara
sederhana bahwa fungsi manajemen mencakup:

1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pelaksanaan (actuating)
4. Pengawasan (crontrolling) dan
5. Penilaian (evaluation).

Universitas Sumatera Utara


Demikian dapat dipahami bahwa fungsi manajemen dari suatu organisasi
adalah suatu kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, pengawasan
dan evaluasi dalam suatu lembaga sehingga seluruh potensi yang dimiliki oleh
sumber daya yang ada saling bekerjasama dapat mewujudkan tujuan organisasi secara
maksimal.

2.3 Kerangka Pemikiran


Kerangka berpikir adalah penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang
menjadi objek permasalahan kita.

Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi


(UKM) Universitas Sumatera Utara

Hubungan Antarpribadi dalam Unit


Kegiatan Mahasiswa Fotografi
(UKM Fotografi) Universitas
Sumatera Utara

Dinamika Komunikasi dalam


Unit Kegiatan Mahasiswa
Fotografi (UKM Fotografi)
Universitas Sumatera Utara

Manajemen Komunikasi dalam


Unit Kegiatan Mahasiswa
Fotografi (UKM Fotografi)
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mencari
masalah dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metodologi adalah susunan logis
yang dibutuhkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan hasil sebenarnya
dari asumsi yang ditentukan sebelumnya. Metode penelitian bertujuan untuk
menggambarkan bagaimana peneliti akan mengumpulkan serta menganalisis data
yang ada. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis itu sendiri
adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti
memahami dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain
(Mulyana, 2001:134).

Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah sistematis. Metode penelitian merupakan suatu metode
yang digunakan untuk menyelidiki suatu masalah yang dibuktikan secara alamiah
untuk memperoleh data dan untuk mengetahui hasil akhir dari sebuah penelitian
(Sugiyono, 2009:6).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.


Penelitian deskriptif menurut Nawawi dan Martini (1994: 73) adalah prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan objek
penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
adanya. Sedangkan menurut Moleong (2009: 11) data yang dikumpulkan adalah kata-
kata, gambar, dan bukan angka-angka, dengan demikian laporan penelitian akan
berisi kutipan-kutipan data yang memberikan gambaran penyajian laporan tersebut.

Universitas Sumatera Utara


3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan orang atau sesuatu yang diteliti (Idrus, 2009: 91).
Sehingga diperoleh objek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah
Dinamika Komunikasi antarpribadi dalam hubungan antar anggota Unit Kegiatan
Mahasiswa Fotografi (UKM Fotografi) Universitas Sumatera Utara periode 2017.

3.3 Subjek Penelitian


Subjek penelitian merupakan tempat 46
dimana variabel melekat, selain itu
menurut Amirin (1986) dalam buku Idrus (2009), subjek penelitian merupakan
seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud subjek penelitian adalah individu, benda, atau
organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan
data penelitian.

Di kalangan peneliti kualitatif, responden atau subjek penelitian disebut


dengan istilah informan, yaitu orang yang memberi informasi tentang data yang
diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakannya. Maka
subjek dari penelitian ini adalah 5 anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi
(UKM Fotografi) Universitas Sumatera Utara.

3.4 Unit Analisis


Unit analisis menunjukkan siapa atau apa yang mempunyai karakteristik yang
akan diteliti. Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran
yang umum dan menyeluruh tentang situasi yang diteliti objek penelitian. Unit
analisis dalam penelitian ini meliputi 3 komponen menurut Spradley dalam buku
Sugiyono (2009: 68) yaitu:

1. Tempat/place, tempat dimana dalam penelitian ini berlangsung. Tempat


penelitian berlangsung adalah di Universitas Sumatera Utara.
2. Pelaku/action, pelaku dalam penelitian ini adalah subjek penelitian
sebagai informan yang sesuai dengan penelitian ini. Dalam hal ini adalah

Universitas Sumatera Utara


anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi (UKM Fotografi) Universitas
Sumatera Utara.
3. Kegiatan/activity, kegiatan yang akan dilakukan oleh pelaku dalam situasi
yang sedang berlangsung dalam hal ini Dinamika Komunikasi
antarpribadi dalam hubungan antar anggota Unit Kegiatan Mahasiswa
Fotografi (UKM Fotografi) Universitas Sumatera Utara periode 2017.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2009: 224).

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:

a. Data Primer
Sumber Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009: 225)
1. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah sama seperti
metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan
pewawancara, peran informan, dan cara melakukan wawancara yang
berbeda dengan metode wawancara lainnya adalah bahwa wawancara
mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama
bersama informan di lokasi penelitian (Bungin, 2008: 18)
2. Observasi partisipasi
Observasi partisipasi adalah pengumpulan data melalui observasi
terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama,
merasakan serta berada dalam sirkulasi kehidupan objek pengamatan
(Bungin, 2008: 146).

Universitas Sumatera Utara


b. Data Sekunder
Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data yakni studi kepustakaan artinya diperoleh melalui
berbagai literatur atau sumber bacaan yang dikumpulkan, baik itu buku-
buku pengetahuan, jurnal, blog, ataupun skripsi terdahulu, dan lain-lain
(Sugiyono, 2009: 225).
3.6 Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi.
Menurut Denzin dalam buku Soehartono (2004: 37), triangulasi adalah aplikasi studi
yang menggunakan multimetode untuk menelaah fenomena yang sama. Fenomena
yang diinvestigasi biasanya bersifat kompleks dan rumit, selayaknya kekompleksan
kemampuan yang dibutuhkan oleh pekerja sosial, dan peneliti di bidang ilmu-ilmu
sosial dan pendidikan untuk mencari alternatif pemecahan masalah atas kelompok
yang tidak beruntung.

Dalam penelitian kualitatif, dikenal istilah data jenuh. Data jenuh artinya
kapan dan dimanapun ditanyakan pada informan, dan pada siapapun pertanyaan sama
diajukan, hasil jawaban tetap konsisten sama. Pada saat itulah cukup alasan bagi
peneliti untuk menghentikan proses pengumpulan datanya.

3.7 Teknik Analisis Data


Analisis data kualitatif adalah proses analisis kualitatif yang mendasarkan
pada adanya hubungan semantis antar variabel yang sedang diteliti. Menurut Miles
dan Huberman (1992), terdapat tiga teknik analisis data, yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus menerus selama
penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.

1. Reduksi Data
Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

Universitas Sumatera Utara


2. Penyajian Data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan.
Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan
lapangan), matriks, grafik, jaringan, dan bagan.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk
mengambil tindakan.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 SejarahUKM Fotografi USU

UKM Fotografi USU didirikan pada tahun 1998 oleh Denny Setiawan
Batubara (Ilmu Komunikasi 1994) selaku ketua umum organisasi ini, Bobby Triadi
(Ilmu Komunikasi 1996) selaku sekretaris umum, Sri Mulyani (Bahasa Inggris 1994)
selaku bendahara umum, Hermanto Tobing (Ilmu Komunikasi 1994),Haris Wiijaya
(Ilmu Komunikasi 1996), Ferdy Siregar, Faisal Reza (Ilmu Komunikasi 1996),
Tarmizy Harva (Teknik Sipil 1990), Nathanael Ginting (Teknik Sipil 1990), Ade
Ahmad Ilyasak (Hukum 1990), Jaya Prakash (Sastra Jepang 1995), Hotli
Simanjuntak (Sastra Jepang 1995), Reza Aditya Digambiro (Kedokteran 1996),
Ekmal M. Noor Adha (Ilmu Komunikasi 1995), dkk selaku anggota Unit Kegiatan
Mahasiawa (UKM) Fotografi USU. Organisasi ini sempat berjalan hingga tahun
2002 lalu vakum. Berdirinya Unit Kegiatan Masiswa (UKM) Fotografi ini dari
tahun1998 hingga 2002 diketahui telah memiliki 4 angkatan. Angkatan pertama
sekalligus disebut sebagai angkatan pendiri yang diketuai oleh Denny Setiawan
Batubara berjalan hingga kepengurusan angkatan kedua. Berlanjut ke pengurusan
berikutnya yaitu angkatan 3 dan 4 yang diketuai oleh Bobby Triadi. Unit Kegiatan
Masiswa (UKM) Fotografi ini telah vakum di tahun 2002 dikarenakan para anggota
organisasi ini telah wisuda.
Lalu aktif kembali atau disebut dengan Edisi Reborn pada hari Jum’at, 18
Januari 2008untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Aktifnya di tahun 2008 ini
dianggap sebagai angkatan 1 yang diketuai oleh Rizaldi dan kemudian digantikan
oleh Windy Febrina Hasibuan. Berlanjut di tahun berikutnya pergantian pengurus
yaitu angkatan 2 yang diketuai oleh Irfan Maulana. Di tahun 2010 kembali dilakukan
pergantian pengurus dan menjadi angkatan ke-3 yang diketuai oleh M. Ikhsan
Kadriyansyah. Angkatan 4 yang diketuai oleh Imam Syahputra. Berlanjut ke

Universitas Sumatera Utara


angkatan berikutnya yaitu angkatan 5 yang diketuai oleh Ferdian Erman. Angkatan 6
yang diketuai oleh Muhammad Prawira, angkatan 7 diketuai oleh Fazrin Ashari,
angkatan 8 diketuai oleh Muhammad Andromeda, angkatan 9 diketuai oleh Dwi
Rizsyah dan berlanjut hingga sekarang angkatan 10 yang diketuai oleh Hady
Hidayat. UKM Fotografi USU berkedudukan di Jalan Dr.Mansyur, Gedung Senam,
Cikal.Kampus Universitas Sumatera Utara,Medan.Unit Kegiatan Mahasiswa
Fotografi USU merupakan suatu unit kegiatan mahasiswa yang melibatkan
mahasiswa Universitas Sumatera Utara sebagai suatu wadah penyaluran minat dan
bakat dalam hal fotografi dan berada di bawah naungan Universitas Sumatera
Utara.UKM Fotografi sendiri didirikan agar ada wadah bagi mahasiswa untuk
mengembangkan diri dalam dunia fotografi dan para fotografer lebih diakui
keberadaannya.

4.1.2VISI, MISI dan TUJUAN

Adapun Visi, Misi dan Tujuan dari Unit Kegiatan Masiswa (UKM) Fotografi adalah:

Visi:
Terwujudnya mahasiswa yang kreatif, produktif, dan profesional dalam bidang
keorganisasian dan fotografi secara umum.

Misi:
1. Memfasilitasi pembelajaran dan pelatihan mahasiswa yang memiliki minat
dan bakat dalam bidang fotografi.
2. Menjalankan organisasi secara aktif, produktif, dan profesional dalam
kegiatan fotografi.
3. Melakukan pelatihan dan diskusi fotografi kepada masyarakat pada umumnya
dan anggota pada khususnya.

Universitas Sumatera Utara


Tujuan:
1. Wadah menyalurkan minat dan bakat mahasiswa dalam bidang fotografi dan
keorganisasian.
2. Menghasilkan fotografer yang kreatif, produktif dan profesional.
3. Menjadikan organisasi UKM Fotografi USU yang diakui di dunia fotografi
baik nasional maupun internasional.

4.1.3 Lambang dan Makna Logo Organisasi


Gambar 4.1.3.1

Lambang:
1. Lambang UKM Fotografi USU adalah kamera dengan huruf F berwarna
hitam di lensa.
2. Kamera berwarna dasar putih.
3. Gelang lensa dan hotshoeberwarna abu-abu serta bergaris pinggir hitam.
4. Tulisan F dan G terbalik horizontal berwarna hitam.
5. Tulisan UKM berwarna hitam.
6. Tulisan USU berwarna hitam.
7. Angka 180108 berwarna putih.
8. Tulisan Fotografi berwarna putih dan dua bintang berwarna hitam pada
gelang lensa.

Universitas Sumatera Utara


Makna:
1. Kamera sebagai alat fotografi.
2. Huruf F merupakan singkatan dari Fotografi.
3. Tulisan F dan G terbalik horizontal merupakan singkatan dari “Foto” dan
“Grafi”.
4. Tulisan UKM merupakan singkatan dari Unit Kegiatan Mahasiswa.
5. Tulisan USU merupakan singkatan dari Universitas Sumatera Utara.
6. Angka 180108 merupakan tanggal berdirinya UKM Fotografi USU.
7. Dua bintang merupakan pembatas dua kata fotografi.

4.1.4 Keanggotaan dan Kepengurusan

Keanggotaan:
1. Yang menjadi anggota UKM Fotografi USU adalah mahasiswa Universitas
Sumatera Utara yang telah lulus seleksi penerimaan anggota UKM Fotografi
USU.
2. Keanggotaan UKM Fotografi USU terdiri dari anggota muda, anggota biasa,
anggota luar biasa, dan anggota kehormatan.
a. Anggota muda merupakan anggota yang telah mendaftarkan diri
sebagai anggota dan lulus seleksi yang ditentukan oleh kepengurusan.
b. Anggota Biasa merupakan anggota muda yang berhak menjadi
pengurus UKM Fotografi USU.
c. Anggota Luar Biasa terdiri dari Seluruh anggota UKM Fotografi USU
periode 1996-2002 yang telah aktif dan anggota biasa yang telah
menyelesaikan masa studinya di Universitas Sumatera Utara.
d. Anggota Kehormatan merupakan anggota luar biasa yang dianggap
berjasa dalam perkembangan UKM Fotografi USU dan disetujui oleh
Musyawarah Besar atau Musyawarah Luar Biasa.

Universitas Sumatera Utara


Pengurus:
1. Pengurus terdiri dari ketua umum, sekretaris umum, bendahara umum,
koordinator divisi, sekretaris divisi, dan anggota divisi.
2. Divisi UKM Fotografi USU terdiri dari:
a. Divisi Acara dan Pelatihan
b. Divisi Arsip dan Inventaris
c. Divisi Komunikasi dan Informasi
d. Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia
e. Divisi Wirausaha

Pelindung:
Pelindung UKM Fotografi USU adalah Rektor USU yang menjabat atau
sesuai dengan Surat Keputusan Majelis Wali Amanat dan Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi.Pelindung bertugas sebagai penanggungjawab
akhir segala aktivitas UKM Fotografi USU.

Penasehat:
Penasehat UKM Fotografi USU adalah Wakil Rektor USU yang menjabat
sesuai dengan Surat Keputusan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi.Penasehat bertugas sebagai penanggungjawab segala aktivitas UKM Fotografi
USU.
Pembina:
Pembina UKM Fotografi USU adalah staf pengajar atau pegawai USU yang
merupakan perwakilan yang telah dipilih oleh pihak Rektorat USU dalam pembinaan
keanggotaan UKM Fotografi USU.Pembina bertugas mendampingi pengurus dan
memberikan kritik dan saran/masukan kepada pengurus dalam menjalankan roda
organisasi.

Universitas Sumatera Utara


Koordinator Pelaksana:
Koordinator Pelaksana UKM Fotografi USU adalah staf pengajar atau
pegawai USU yang merupakan perwakilan yang telah dipilih oleh pihak Rektorat
USU dalam pembinaan keanggotaan UKM Fotografi USU.Koordinator Pelaksana
bertugas sebagai penanggungjawab teknis pelaksanaan kegiatan UKM Fotografi USU

Dewan Penasehat:
Dewan Penasehat UKM Fotografi USU adalah anggota yang telah menjadi
pengurus pada periode sebelumnya dan dua periode sebelumnya atau anggota yang
ditunjuk secara khusus oleh Musyawarah Besar atau Musyawarah Luar Biasa UKM
Fotografi USU.Dewan Penasehat bertugas mendampingi pengurus dan memberikan
kritik dan saran/masukan kepada pengurus dalam menjalankan roda organisasi.

Universitas Sumatera Utara


4.1.5 Program Kerja Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi USU Periode 2917

Gambar 4.1.5.1

PROGRAM KERJA

DIVISI ACARA DAN PELATIHAN UKM FOTOGRAFI USU PERIODE 2017

Jenis Indikator Estimasi


No. Tujuan Sasaran Target Waktu PJ Keterangan
Kegiatan Keberhasilan Biaya

Bekerjasama
dengan PFI
Membuat (Pewarta
pelatihan-pelatihan Peserta dapat Setiap hari Foto
Seluruh Diadakan rutin setiap
Pendidikan dalam hal fotografi mengoperasikan Jum’at pada Divisi Indonesia),
anggota minggu sehingga
dan agar anggota UKM kamera dan Rp.500.000,- setiap Acara Fotografer
1. UKM menambah
Pelatihan Fotografi USU memahami /bulan minggu dan dan Senior, dan
Fotografi kemampuan peserta
Fotografi dapat memahami teknik Fotografi bulan selama Pelatihan AFSU
USU pelatihan fotografi
fotografi dengan dengan baik 1 tahun (Asosiasi
baik Fotografer
Sumatera
Utara)

Langsung Setiap hari


Peserta Peserta dapat Peserta dapat
mempraktekkan Sabtu pada Divisi
Pendidikan mengimplementasikan menghasilkan
Hunting materi yang Rp.300.000,- setiap Acara
2. dan ilmu yang didapatkan foto yang baik -
Foto diberikan pada /bulan minggu dan dan
Pelatihan pada saat Pendiikan sesuai dengan
Pendidikan dan bulan selama Pelatihan
Fotografi dan pelatihan materi pelatihan
Pelatihan Fotografi 1 tahun

Universitas Sumatera Utara


Peserta
Diadakan rutin setelah mengetahui
Setelah Diskusi akan
hunting agar dapat letak kesalahan
hunting foto diadakan
Mendiskusikan Seluruh mengkoreksi hasil dan kekurangan Divisi
Diskusi pada hari dengan
kembali hasil foto peserta foto dari peserta dari foto hasil Rp.100.000,- Acara
3. dan bedah Sabtu setiap orang yang
yang didapat Hunting sehingga mengetahui hunting /bulan dan
foto minggu dan berkompeten
selama Hunting Foto sampai dimana sehingga dapat Pelatihan
bulan selama dalam
pengetahuan peserta menjadi
1 tahun fotografi
tentang fotografi masukan untuk
peserta

Agar memacu Setiap hari


Anggota UKM Bekerjasama
Untuk Anggota semangat anggota Jum’at Pengurus
Fotografi lebih dengan para
Photo of mengapresiasi hasil UKM UKM Fotografi USU padasetiap UKM
4. semangat dalam Rp.100.000,- senior UKM
The Week karya fotografi Fotografi dalam menghasilkan minggu dan Fotografi
berkarya di Fotografi
terbaik USU karya dibidang bulan selama USU
bidang fotografi USU
fotografi 1 tahun

Sebagai ajang Terlaksananya


mengapresiasi hasil pameran
Anggota Panitia
Pameran Mempublikasikan kemampuan anggota angkatan 10
UKM Dilaksanakan Pameran
Angkatan karya anggota UKM Fotografi USU yang
Fotografi Rp. antara Angkatan
5. 10 UKM UKM Fotografi dalam bidang meningkatkan -
USU, 10.000.000,- tanggal 03- 10 UKM
Fotografi USU angkatan 10 fotografi serta semangat untuk
mahasiswa, 07April 2017 Fotografi
USU kepada Masyarakat memacu anggota agar menghasilkan
dan umum USU
menghasilkan foto karya yang
yang lebih baik lebih baik lagi

Universitas Sumatera Utara


Mempraktekkan
Terlaksananya
materi yang
hunting akbar
diberikan pada
Sebagai ajang sehingga Hunting
Pendidikan dan
Mahasiswa menjalin meningkatkan Divisi Akbar
Pelatihan 05
Hunting se-kota persahabatan antar persahabatan Acara bekerjasama
6. Fotografi, serta Rp.1.000.000,- November
Akbar Medan dan organisasi fotografi antara sesama dan dengan
menjalin 2017
umum mahasiswa se-kota organisasi Pelatihan pihak
persahabatan
Medan fotografi lainnya
dengan organisasi
mahasiswa se-
fotografimahasiswa
kota Medan
lain

Sebagai ajang berbagi


Terlaksananya
ilmu serta Panitia
Seminar Membagi ilmu seminar dan
Anggota mengapresiasi hasil Seminar
dan fotografi serta pameran akbar Dilaksanakan
UKM kemampuan anggota dan
Pameran mempublikasikan yang antara
Fotografi UKM Fotografi USU Rp. Pameran
7. Akbar karya seluruh meningkatkan tanggal 20- -
USU, dalam bidang 15.000.000,- Akbar
UKM anggota UKM semangat untuk 24November
mahasiswa, fotografi serta UKM
Fotografi Fotografi USU menghasilkan 2017
dan umum memacu anggota agar Fotografi
USU kepada Masyarakat karya yang
menghasilkan foto USU
lebih baik lagi
yang lebih baik

Universitas Sumatera Utara


PROGRAM KERJA
DIVISI ARSIP DAN INVENTARIS UKM FOTOGRAFI USU PERIODE 2017
No. Nama Kegiatan Tujuan Sasaran Target Biaya Waktu
Melengkapi/mengganti
peralatan dan fasilitas
Pengadaan plang
Pengadaan barang- pendukung seluruh Sekretariat UKM 17 Februari
1 namasekretariat UKM Rp.1.500.000,-
barang inventaris kegiatan yang belum Fotografi USU 2017
Fotografi USU
tersedia atau sudah tidak
layak pakai
Seluruh arsip dan
Perawatan arsip Menjaga dan merawat inventaris sekretariat Barang-barang inventaris Rp.300.000,- Selama masa
2
dan inventaris arsip dan inventaris UKM Fotografi yang ada /bulan kepengurusan
USU
- Proposal kegiatan
Penataan seluruh surat Kerapian dan
- Data anggota Selama masa
3 Tata Surat masuk, surat keluar, keteraturan Rp.350.000,-
- LPJ kepengurusan
proposal kegiatan, LPJ administrasi
- Surat menyurat
Jadwal Kerapian, kenyamanan Setiap minggu
Penataan dan pemeliharaan Anggota UKM Rp.50.000,-
4 pembersihan dan kebersihan ruangan selama masa
ruangan sekretariat Fotografi USU /bulan
ruangan sekretariat sekretariat kepengurusan
Pengadaan album photo of
Pembuatan galeri Membentuk galeri foto Anggota UKM the month berisikan foto
Selama masa
5 Photo of The sebagai apresiasi kepada Fotografi USU terbaik dari anggota UKM Rp.150.000,-
kepengurusan
Month angkatan 10 angkatan 10 Fotografi USU angkatan
X
Seluruh data anggota
Database anggota Pembuatan database UKM Fotografi USU
Anggota UKM Selama masa
6 UKM Fotografi anggota UKM Fotografi disusun dalam sebuah Rp.100.000,-
Fotografi USU kepengurusan
USU USU databse menggunakan
SQL

PROGRAM KERJA

Universitas Sumatera Utara


DIVISI KOMUNIKASI DAN INFORMASI UKM FOTOGRAFI USU PERIODE 2017

No. NamaKegiatan Tujuan Sasaran Target Biaya Waktu


Menjalinkerjasamaorganisasidankomuni
Hadir pada acara-acara tas demi terciptanyahubungan yang Medan Kondisional
Anggota UKM Rp 100.000,-
1 danseminar fotografi se- eratdalammembantumeningkatkanfotogr danNasiona (selamamasak
Fotografi USU /bulan
kota Medan afi se-Kota Medan padakhususnyadan l epengurusan)
Indonesia padaumumnya

Pengembangandanpemelih Mempermudahpencariandanpenyebarani
araansitusjejaringsocialsep nformasiuntuk internal Umumdanangg 2 kali
Tidakterbat Rp 100.000,-
2 ertifacebook, twitter, daneksternalorganisasisertauntukmema ota UKM dalamseming
as /bulan
instagram, dan official line merkanfoto-fotokaryaanggota UKM Fotografi USU gu
ukmfotografi usu. Fotografi USU

Anggota
Sumberpenyebaraninforma Agar anggotadan/atauorganisasi lain Umumdanangg Kondisional
UKM Rp 100.000,-
3 si internal dapatdenganmudahmemberikandanmen ota UKM (selamamasak
FotografiU /bulan
daneksternalorganisasi yebarluaskaninformasi Fotografi USU epengurusan)
SU
Sebagaiwadahpencariandanpenyebarani Umumdanangg
Pengembangandanpemelih Tidakterbat Rp 150.000,- 1
4 nformasimengenaiorganisasi, kegiatan ota UKM
araanblog as /bulan minggusekali
yang dilakukan, artikelfotografi, Fotografi USU

Universitas Sumatera Utara


dangalerikoleksifoto

Anggota
Untukmengumpulkansertamemamerkan
Pengembangan majalah Anggota UKM UKM Rp 100.000,-
5 seluruhhasilkaryafotoanggota UKM 6 bulansekali
elektronik Fotografi USU Fotografi /edisi
Fotografi USU
USU
Sebagaisaranainformasikegiatan yang Anggota
Pengisian dilakukan UKM Fotografi USU, Anggota UKM UKM Rp.100.000,-
6 3 bulansekali
danpemeliharaanmading sebagaitempatpeletakanfoto of the Fotografi USU Fotografi /bulan
month USU
Anggota Kondisional
DokumentasiSatu dekade Sebagaikenang-kenangan 10 Anggota UKM UKM Rp. (Selamamasa
7
UKM Fotografi tahunberdirinya UKM Fotografi USU Fotografi USU Fotografi 1.000.000,- kepengurusan
USU )

PROGRAM KERJA

Universitas Sumatera Utara


DIVISI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA UKM FOTOGRAFI USU PERIODE 2017

Indikator
No Jenis Estimasi Ke
Tujuan Sasaran Target Keberhasila Waktu PJ
. Kegiatan Biaya t
n

Terlaksanany
a perayaan
Terlaksanany
ulang tahun
a perayaan
UKM
ulang tahun
Fotografi
UKM
USU yang
Ulang Fotografi 18
Anggota ke-9 dan Panitia Ulang
Tahun Untuk merayakan USU dan Januari
UKM dapat Tahun UKM
1. UKM hari lahirnya UKM terjalinnya Rp.500.000,- 2017 -
Fotografi menjadi Fotografi
Fotografi Fotografi USU silaturrahmi
USU ajang USU ke-9
USU ke-10 antara
Silahturrahm
anggota
i bagi semua
UKM
angkatan
Fotografi
UKM
USU
Fotografi
USU

Mahasisw
Open Merekrut Adanya Panitia Open
Penerimaan a
Recruitment anggota baru anggota baru 23-25 Recruitment
anggota UKM Universita
2. UKM UKM UKM Rp.500.000,- Februari UKM -
Fotografi USU s
Fotografi Fotografi Fotografi 2016 Fotografi
angkatan 10 Sumatera
USU USU yang direkrut USU
Utara

Universitas Sumatera Utara


Anggota baru
UKM
Anggota baru
Fotografi
dapat lulus
USU
Mengkaderisasi Anggota seleksi dan
Latihan mengetahui Panitia
anggota-anggota UKM menjadi Rp.2.000.000 5-7 Mei
3. Dasar lebih dalam Latihan Dasar -
baru UKM Fotografi anggota ,- 2017
Fotografi mengenai Fotografi
Fotografi USU USU UKM
organisasi
Fotografi
dan UKM
USU
Fotografi
USU

Terlaksanany
a kegiatan
malam
Sebagai
keakaraban Divisi
Untuk ajang
antara Pengembanga
mendekatkan Anggota silaturrahmi
anggota n Sumber
Malam ikatan emosional UKM anatar 13 Mei
4. UKM Rp. 500.000,- Daya
Keakraban antar anggota Fotografi anggota 2017
Fotografi Manusia,
UKM Fotografi USU UKM
USU agar Acara dan
USU Fotografi
hubungan Pelatihan
USU
antar anggota
semakin
akrab

Untuk Diadakan Terlaksanany


Buka pada bulan a kegiatan
mendekatkan Anggota
Bersama Ramadhan buka
ikatan emosional UKM Rp.1.500.000 Mei/Jun Panitia Buka
5. UKM sebagai ajang bersama -
antar anggota Fotografi ,- i 2017 Bersama
Fotografi silaturrahmi sehinnga
UKM Fotografi USU
USU antar sesama hubungan
USU
anggota antara

Universitas Sumatera Utara


UKM anggota
Fotografi UKM
USU Fotografi
semakin erat

Terjalinnya
Diadakan ikatan
ekspedisi emosional
Untuk
sebagai ajang antara
mendekatkan Anggota
silaturrahmi anggota 6-8
ikatan emosional UKM Rp. Panitia
6. Ekspedisi anatar UKM Oktober -
antar anggota Fotografi 8.000.000,- Ekspedisi
anggota Fotografi 2017
UKM Fotografi USU
UKM sehingga
USU
Fotografi anggota
USU semakin
akrab

Anggota baru
UKM
Anggota baru Fotografi
menjadi lebih USU menjadi
Memdidik dan Anggota Divisi
percaya diri aktif dalam Setiap
membentuk baru Rp.200.000,- Pengembanga
dan mampu setiap satu
7. Gathering kepribadian UKM n Sumber -
mengatasi kegiatan bulan
anggota baru UKM Fotografi Daya
masalah yang sekali
Fotografi USU USU Manusia
dengan baik diadakan
dan benar UKM
Fotografi
USU

Universitas Sumatera Utara


Untuk Sebagai
Setiap Divisi
mendokumentasika Anggota pemicu rasa
kegiatan Pengembanga
Dokumenta n setiap kegiatan di UKM rindu pada
8. - - UKM n Sumber -
si setiap acara yang Fotografi UKM
Fotograf Daya
diadakan UKM USU Fotografi
i USU Manusia
Fotografi USU USU

PROGRAM KERJA
DIVISI WIRAUSAHA UKM FOTOGRAFI USU PERIODE 2017

PangsaP
No NamaKegiatan Tujuan Target Biaya Waktu
asar
-
Memperolehdanadarihasilpenjuala
n merchandise sticker
Melanjutkanpenjualanmar Terkumpulnya
&gantungankunci UKM Fotografi
chandise internal dan Tidakter keuntungan Di mulaisaat Oprec
1. USU
eksternal UKM Fotografi batas darihasilpenjual angkatan 10 (Februari)
- Sebagaiajangpromosi UKM
USU an
Fotografi USU dikalangan
internal, mahasiswa USU
danmasyarakat umum
Anggota Anggota UKM
Pembuatanbaju kemeja Sebelum Oprec
Membuatbajukhusus UKM Fotografi UKM Fotografi USU
2. dan kaos UKM Fotografi Rp 3.000.000 angkatan 10 dan
USU Fotografi memilikiseraga
USU (sistem PO) sebelum ekspedisi
USU mkhusus
Anggota Anggota UKM
PO
Pembuatan ID Card UKM Membuat ID Card khususanggota UKM Fotografimemili
4. Rp. 250.000 dimulaisetelahpenguku
Fotografi USU UKM Fotografi USU Fotografi ki ID Card
han
USU khusus

Universitas Sumatera Utara


1 minggusekali
Anggota Terkumpulnya
(setiapadapelatihanfot
Penjualankonsumsiketikap Memperoleh keuntungan UKM keuntungan
5. Rp.100.000 ografi ).
elatihanfotografi darihasilpenjualankonsumsi Fotografi darihasilpenjual
Dimulaisaatpelatihanp
USU an
ertama
Pembuatan Merchandise Anggota
Terkumpulnya
internal dan eksternal serta UKM
Memperoleh keuntungan dari keuntungan Februari 2017 – akhir
6. penjualan merchandise di Fotografi Rp.500.000
merchandise yang dijual darihasilpenjual masa kepengurusan
setiap event yang dibuat USU&
an
oleh UKM Fotogafi USU Umum
- Memperoleh dana dari hasil
penjualan merchandise sticker &
gantungan kunci UKM Fotografi Terkumpulnya
Pembuatan toko online
USU Tidak keuntungan April 2017 – akhir
7. khusus UKM Fotografi Rp. 300.000
- Sebagai ajang promosi UKM terbatas darihasilpenjual masa kepengurusan
USU
Fotografi USU dikalangan an
internal, mahasiswa USU dan
masyarakat umum.
Anggota
Papan bunga & bouquet UKM Terkumpulnya
Memperoleh keuntungan dari photo Rp. Februari 2017 – akhir
8. Wisuda USU periode 28, Fotografi keuntungandarih
wisuda dan bouquet wisuda 1.500.000 masa kepengurusan
29, 30 2017 USU& asilpenjualan
Umum
Adapun program kerja yang tidak terlaksana adalah :

1. Divisi Acara dan Pelatihan : Photo of the week, Pameran angkatan 10, Seminar dan pameran akbar
2. Divisi Arsip dan Inventaris : Pengadaan barang-barang inventaris, Pembuatan galeri photo of the month, Database anggota
3. Divisi Komunikasi dan Informasi : Pengembangan dan pemeliharaan Blog. Pengembangan Majalah, Dokumentasi satu dekade
4. Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia : Ulang tahun UKM Fotografi ke-10, Malam keakraban, Ekspedisi, Gathering
5. Divisi Wira Usaha : Pembuatan ID Card, Penjualan Konsumsi ketika pelatihan fotografi, Pembuatan took online khusus UKM

Universitas Sumatera Utara


4.1.6 Struktur Organisasi
Gambar 4.1.6.1
STRUKTUR ORGANISASI
UNIT KEGIATAN MAHASISWA FOTOGRAFI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Rektor USU

Wakil Rektor I

Pembina
Dewan Penasehat
Koordinator Pelaksana
Ketua Umun

Anggota Luar Biasa Anggota Kehormatan

Sekretaris Bendahara

Acara dan Arsip dan Komunikasi Pengembangan Wirausaha


Pelatihan Inventaris dan Sumber Daya
Informasi Manusia

Anggota

Universitas Sumatera Utara


4.2 Proses Penelitian

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang didapatkan selama hasil
proses dilapangan. Penelitian ini dilakukan lebih kurang 2 Minggu, dari mulai 13 Maret 2018
sampai dengan 28 Maret 2018. Metode dari penelitian ini adalah melalui observasi partisipasi
aktif dan wawancara mendalam. Wawancara yang dilakukan peneliti berlokasi di tempat Jalan
dr.Mansyur, Kampus Universitas Sumatera Utara,Medan.Peneliti memilih UKM Fotografi
sebagai objek penelitiannya adalah karena peneliti sendiri tertatik untuk meneliti organisasi ini
karena peneliti ingin mengetahui bagaimana dinamika komunikasi antar anggota dan mengapa
program kerja tidak terjalankan. Serta peneliti ingin mengetahui kebenaran yang ada di dalam
UKM Fotografi mengingat karena UKM Fotografi terlihat sebagai organisasi yang sangat
menjunjung tinggi nilai kekeluargaan jika dilihat dari luar dan mengetahui UKM Fotografi
sendiri adalah satu-satunya tempat penyaluran minat dan bakat dibidang fotografi yang ada di
Universitas Sumatera Utara. Peneliti juga termasuk dalam anggota UKM Fotografi USU
sehingga memudahkan peneliti dan melakukan penelitian. Organisasi UKM Fotografi juga
merupakan organisasi yang mudah dijangkau oleh peneliti sehingga memudahkan peneliti
mendapatkan informasi dari informan.Organisasi ini sangat berpengaruh bagi mahasiswa karena
satu-satunya organisasi yang bergerak di dunia fotografi.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menemui para anggota UKM Fotografi Universitas
Sumatera Utara (USU) yang aktif dalam berorganisasi untuk diwawancarai. Telah didapat 5
orang informan yang terdiri dari ketua umun UKM Fotografi periode 2017, Koordinator divisi
Komunikasi dan Informasi (KOMINFO), dan 3anggota UKM fotografi sebagai angkatan ke
sepuluh (X) atau angkatan terakhir.Penelitian dilakukan terhadap 5orang informan karena data
yang didapatkan dari 5 informan ini dianggap sudah cukup dan jenuh yang artinya penambahan
informan lagi tidak memberikan informasi yang baru dan berarti bagi penelitian yang dilakukan.
Informan yang dipilih sebagai narasumber adalah anggota UKM Fotografi USU yang masih aktif
berperan dalam organisasi tersebut.
Peneliti menggunakan metode wawancara mendalam (in-depth interview), observasi dan
studi kepustakaan dengan mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber
bacaaan yang relevan dan mendukung penelitian. Pertanyaan yang diajukan adalah tentang
bagaimana komunikasi antarpribadi antar sesama anggota organisasi dan sekilas tentang kenapa

Universitas Sumatera Utara


tidak terjalankannya program kerja yang telah dibuat. Dalam studi kepustakaan, peneliti
membaca dan mempelajari buku, skripsi serta jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini.
Wawancara ini dilakukan di tempat yang berbeda antara informan yang satu dengan
informan yang lainnya. Peneliti terlebih dahulu menghubungi informan yang diwawancarai
untuk kemudian menyetujui tempat dilakukannya wawancara sesuai dengan keinginan informan
tersebut. Wawancara informan 1 dilakukan di Pendopo mahasiswa yang sekarang menjadi
Gedung Pancasila. Wawancara dilakukan pada hari selasa, 13 Maret 2018 sore hari sekitaran
pukul 18.00 WIB karena menunggu informan pulang kuliah. Wawancara informan 2,3 dan 4
dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU. Informan 2 di Gedung D lantai
2 pada hari senin, 26 Maret 2018 siang hari sekitaran pukul 14.00 WIB. Wawancara Informan 3
dilakukan di Gedung A lantai 1 pada hari selasa, 27 Maret 2018 pukul 16.00 WIB sore hari dan
wawancara Informan 4 juga dilakukan pada hari yang sama selasa, 27 Maret 2018 pukul 18.00
WIB sore hari di depan ruang Dosen lantai 1. Dan wawancara informan 5 dilakukan di rumah
informan yang beralamat Jl. Bunga Teratai Padang Bulan Pasar dua pada hari Rabu, 28 Maret
2018 sore hari pada pukul 18.00 WIB.
Hambatan yang ditemui pada saat melakukannya penelitian adalah lamanya menunggu
Informan ke tempat yang telah dijanjikan, mengatur waktu yang pas sesuai dengan waktu luang
yang informan punya dan susahnya mencari alamat rumah dari salah satu informan. Namun
wawancara tetap berjalan dengan lancar karena para informan merupakan orang-orang yang
ramah dan bisa diajak kerja sama.

4.2.1Karakteristik Informan
Peneliti menggunakan teknik Sampling purposif (purposive sampling) untuk menentukan
informan yang akan diwawancarai. Teknik sampling purposif merupakan teknik penentuan
informan dengan cara peneliti memilih sendiri orang yang akan dijadikan informan, yang sesuai
dengan kebutuhan penelitian. Para informan diseleksi berdasarkan kriteria tertentu yang dibuat
peneliti berdasarkan tujuan peneliti. Karakteristik yang telah dibuat peneliti adalah, informan
tersebut harus merupakan anggota UKM Fotografi USU yang aktif dan sering ikut dalam
kegiatan organisasi UKM Fotografi USU tersebut. Peneliti telah memilih lima (5) orang
informan sebagai subjek penelitian yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut. Berikut ini adalah
karakteristik mahasiswa yang menjadi informan dalam penelitian ini:

Universitas Sumatera Utara


a. Informan 1
Nama : Dwi Rizky Syahputra
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Medan, 12 Desember 1996
Suku : Jawa
Pekerjaan : Mahasiswa Sastra Inggris Ekstensi 2017
Jabatan : Ketua Umum UKM Fotografi
b. Informan 2
Nama : Yessy Lovita Ayu
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Pematang Siantar, 08 Agustus 1996
Suku : Chinese-Jawa
Pekerjaan : Mahasiswa Sastra Inggris Ekstensi 2017
Jabatan : Koordinator Komunikasi dan Informasi (KOMINFO)
c. Informan 3
Nama : Vanya Rahisa
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Sigli, 3 Januari 1996
Suku : Jawa
Pekerjaan : Mahasiswi Ilmu Komunikasi (PR) FISIP 2014
Jabatan : Anggota
d. Informan 4
Nama : Ika Pratiwi
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Riau, 6 Juni 1996
Suku : Jawa
Pekerjaan : Mahasiswi Ilmu Komunikasi (Jurnalistik) 2014
Jabatan : Anggota
e. Informan 5
Nama : Ayu Safitri
Jenis Kelamin : Perempuan

Universitas Sumatera Utara


Tempat, tanggal lahir : Silau Dunia, 10 Februari 1999
Suku : Jawa
Pekerjaan : Mahasiswi Ilmu Komunikasi Public Relations (PR) 2016
Jabatan : Anggota

4.2.2 Penyajian Data Informan

Berikut ini adalah hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada masing-masing
informan:
1. Dwi Rizky Syahputra (Informan 1)
(Wawancara dilakukan pada hari selasa, 13 Maret 2018)
Dwi Rizky Syahputra atau sering disapa dengan Dwi adalah mahasiswa Sastra Inggris
Ekstensi 2017 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) yang menjadi
informan pertama dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan pada sore hari sekitar pukul 17.00
WIB di Pendopo Mahasiswa yang sekarang menjadi Gedung Pancasila. Untuk bertemu dengan
informan ini tidak mudah. Butuh waktu yang lama untuk saling mencocokkan jadwalnya karna
kebetulan informan sangat sibuk. Lebih dari 3 kali wawancara batal diakibatkan informan tiba-
tiba ada urusan lain yang lebih penting dan informan meminta maaf kepada peneliti. Peneliti
memaklumi sebab memang peneliti harus sabar menghadapi informannya yang memang belum
punya waktu yang pas. Saat itu peneliti sangat kecewa karena berulangkali janji yang kita buat
untuk melakukan proses wawancara batal. Dari semua informan, hanya informan satulah yang
sangat susah untuk dijumpain dan sering membatalkan janji. Akan tetapi peneliti tetap semangat
dan selalu berupaya agar informan tetap mau diwawancara hingga selasa sore itu kita bertemu.
Awalnya janji perrtemuannya adalah pukul 14.00. Namun karena informan sendiri mempunyai
urusan mendadak yaitu pergantian kelas peneliti harus sabar menunggu hingga urusan informan
selesai.
Sore itu, informan memakai baju berwarna hitam yang bertuliskan “UKM Fotografi
forward emotional photography”yang kebetulan adalah baju dari UKM tersebut. Lelaki
berkacamata ini memakai tas samping dan sepatu putih.Awal bertemu kami bersalaman dan
peneliti merasa bahwa informan sangat antusias karena dia sangat bersemangat. Sembari
menjabat tangan informan melanturkan kata maaf karena tidak sesuai dengan perjanjian. Saat itu

Universitas Sumatera Utara


peneliti dalam keadaan kurang sehat karena baru saja keluar dari rumah sakit. Dwi sebagai
informan satu terlihat sangat ramah dan baik dengan suaranya yang begitu lembut. Dwi
mengetahui peneliti kurang sehat sehingga ia tidak ingin berlama-lama karena kasihan dengan
keadaan peneliti.
Setelah berbincang-bincang proses wawancarapun dimulai. Dwi sebagai ketua umum
memiliki motivasi tersendiri untuk ikut dalam organisasi UKM Fotografi ini. Motivasinya adalah
pertama untuk mencari teman, kedua karena ada hobi di dunia fotografi dan yang ketiga karena
adanya dukungan dari orangtua.
“Motivasi, yang pertama itu motivasi aku pasti untuk mencari teman ya itu yang pertama
nyarik kawan. Terus yang kedua pasti karena ada hobi di fotografi juga terus karena dapat
dukungan dari orang tua makanya termotivasi untuk masuk ke UKM Fotografi USU”.
Menurut Dwi UKM Fotografi adalah organisasi yang lebih cenderung menjujunjung jiwa
kekeluargaan dan saling merangkul.“Menurut aku UKM Fotografi USU itu lebih cenderung
kekeluargaan sih, karenakan kita kumpul gak hanya satu angkatan ajakan? Kita kumpul juga
dari angkatan yang paling tua gitukan dari abang-abang dan mereka juga gak ada pelitnya
ngasih ilmu gitu jadi ya saling merangkul gitu gak ada yang apa yang merasa sok merasa
senior, yang sok merasa di atas gitu gak ada, karena semuanya ya sama, sama-sama mau
belajar semua gitu”.
Dalam menjalankan suatu organisasi dibutuhkan kerjasama antar para pengurus
organisasi dan anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan baik. Jika
menginginkan komunikasi menjadi kondusif, harus melakukan beberapa hal. Diantaranya adalah
menjaga pola komunikasi dan hubungan dengan sesama.Sesama anggota dalam suatu organisasi
kita harus menjalin hubungan yang baik agar di dalamnya terdapat keharmonisan dan
kekompakan sehingga organisasi tersebut berjalan baik-baik saja. Hubungan dwi sendiri selaku
ketua umum dalam organisasi ini adalah baik-baik saja baik dengan senior, seangkatan maupun
anggota.
“kalau hubungan sih sejauh ini baik-baik aja, gak ada masalah gitukan? Sama senior
juga baik-baik aja sering nongkrong juga kan, sama angkatan sendiri sama anggota-anggota
lain juga sama gitu”.
Masalah pasti selalu ada pada setiap orang, begitu juga dengan anggota dalam
melaksanakan tugas organisasinya. Dari anggota sendiri pasti ada yang merasa bahwa sistem

Universitas Sumatera Utara


kepengurusan dalam organisasi menganut sistem senioritas. Namun, Dwi selaku ketua umum
mengatakan bahwa tidak ada hal seperti itu. Ia menjawab bahwa jika ada anggota yang merasa
seperti itu berarti mereka kurang menjalin hubungan dekat dengan para pengurus dan senior.
“ehm mungkin gini kak, kadang ada orang yang menganggap senioritas karena dia
belum dekat gitu, jadi kadang karena kita belum dekat pastikan kadang kita belum kenal gitu,
jadi ngerasa ah si abang ini ni senior ni. Terus ah ngatur-ngatur ni, padahal ya enggak gitu.
Karena memang belum tau aja gitukan, belum tau sifatnya jadi anggapannya seperti itu. Coba
kalo uda kenal dekat, udah kenal lama gitukan? Ya hal-hal kek gitu uda gak ada sih biasanya”.
Setiap organisasi pasti memiliki program kerja yang telah dibuat dengan kesepakatan
bersama untuk mencapai tujuan. Cara Dwi dan pengurus-pengurus yang lain membuat program
kerja adalah dengan mengambil dari kepengurusan sebelumnya dan menambah sedikit program
kerja apabila adanya kekurangan dikepengurusan sebelumnya.
“Kalo dari kami sih ada yang memang diambil dari tahun lalunya gitukan? Yang
memang ada setiap tahunnya kek pameran, ekspedisi gitukan, terus latihan kan memang udah
ada. Palingan sediki-sedikit diubah sih, biasanya setiap tahun ada perubahan-perubahan
sedikit, apa yang kurang dari tahun lalu ditambahkan ditahun ini. Gitu aja kak kalo masalah
progja”
Untuk mencapai tujuan dalam menjalankannya program kerja tersebut pasti akan selalu
ada hambatan yang mengakibatkan program kerja tersebut terbengkalai. Dwi mengatakan ada
program kerja yang tidak terlaksana yakni pameran dan ekspedisi. Padahal pameran sendiri
adalah program kerja wajib yang harus dilaksanakan setiap tahunnya. Begitu juga dengan
ekspedisi, program kerja tersebut dibuat semata-mata untuk semakin menguatkan hubungan
antar sesama anggota organisasi.
“kalo yang tidak terjalankan itu ada pameran sama ekspedisi”.
Terhambatnya program kerja tersebut pasti memiliki alasan tersendiri. Dwi menganggap
program kerja tersebut tidak terjalankan karena banyak anggota yang mempunyai urusan
masing-masing sehingga melupakan tanggung jawabnya di UKM Fotografi dan faktor waktu
yang begitu sempit juga faktor cuaca yang sering hujan.
“ehm yang pertama kalo pameran itu masalahnya karena banyak anggota yang sibuk
sama urusannya masing-masing jadi UKM agak apa ditinggalkan gitukan? Karena mereka ada
kuliah, urusan-urusan lain gitukan, paling sekarang mereka juga balik lagikan? Terus ekspedisi

Universitas Sumatera Utara


juga kemarin gitu faktor waktu juga sempit untuk menyiapkan acara, terus faktor cuaca yang
diakhir tahun hujan. Jadi, ketempat yang mau survey pun ya terhalang gitukan? Gitusih “.
Terjadinya pengalaman yang kurang baik dipengurusan sebelumnya seharusnya menjadi
motivasi bagi kepengurusan berikutnya agar tidak terulang lagi kesalahan yang sama. Dan dalam
hal ini Dwi selaku ketua umum UKM Fotografi berharap agar setiap anggota tetap aktif dan
menjaga komitmennya masing-masing untuk tetap stay di UKM Fotografi ini. Karena di
organisasi ini tidak ada paksaan untuk menjadi anggota di dalamnya namun tidak bisa juga
seenaknya. Dan balik lagi ketujuan awal kita masuk itu untuk apa. Jika memang mau belajar dan
mencari teman pasti mengingat komitmen yang telah dibuat jadi tidak bisa seenaknya.
“ehmm kalo dari aku untuk yang kedepannya gituya? Untuk apa ya terus aktif aja
menjaga komitmen masing-masing gitukan, kalo memang udah masuk jangan keluar-keluar
gitukan. Ya kalo memang berkomitmen yaudah stay gitukan, karena kitakan di sini juga gak ada
paksaan gitukan. Tapi bukan berarti gak ada paksaan kita bisa seenak-enaknya. Ya kembali lagi
ketujuan awal kita masuk itu untuk apa? Kalo memang awalnya mau belajar, cari teman pasti
semua itukan saling berkaitan. Pasti dapat semua”.
Agar anggota tetap nyaman di dalam organisasi yang telah diikuti, pengurus harus
melakukan bebrapa upaya agar mereka bisa tetap bertahan di dalam organisasi tersebut. Dwi dan
pengurus lebih sering mengajak anggota untuk nongkrong bareng agar tidak ada rasa canggung
namun tetap adanya rasa segan.
“kalo kami sih lebih dariiii…. dari angkatan kami ya kami lebih sering apa lebih sering
nongkrong bareng aja gitu. Karena kalo gak sering nongkrong bareng kayaknya pasti ada rasa-
rasa apalah gitukan? Karena kurang dekat gitukan. Karena kalo uda sering nongkrong, sering
jumpa, sering tatap muka, sering bicara, ehhmmmm rasa tenggang, tenggang rasa itu pasti udah
gak ada. Paling ada rasa segan gitu ajalah, kalo segan kan emang harus gitu sama yang lebih
tua”.

Universitas Sumatera Utara


Analisis Kasus 1
Dwi adalah mahasiswa Sastra Inggris Ekstensi 2017 Fakultas Ilmu Budaya (FIB)
Universitas Sumatera Utara (USU)yang merupakan ketua umum dari organisasi Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Fotofgrafi Universitas Sumatera Utara (USU) periode 2017. Menurut Dwi
UKM Fotografi adalah suatu organisasi yang menjujung tinggi nilai kekeluargaan. Di dalamnya
juga terjalin hubungan yang baik antara senior dengan junior. Dwi merasa senior sangat
merangkul anggota-anggotanya. Senior juga tidak pelit untuk membagikan ilmunya kepada
semua anggota karena semuanya merasa bahwa mereka bergabung sebagai anggota karena sama-
sama mau belajar. Jadi tidak ada yang membeda-bedakan dan dibeda-bedakan.
Dwi sebagai Ketua Umum UKM Fotografi mempunyai hubungan yang baik dengan
senior, seangkatan hingga kepada anggotanya. Komunikasi antarpribadi yang terjadi antara Dwi
dengan yang lainnya sejauh ini masih baik-baik saja. Ia merasa bahwa organisasi UKM Fotografi
ini tidak ada yang merasa harus dituakan dan tidak adanya senioritas. Terbukti dari adanya
kepedulian senior yang mau membimbing setiap diadakannya pertemuan-pertemuan setiap
minggunya.
Munculnya anggapan dari anggota UKM Fotografi sendiri bahwa adanya sistem
senioritas disanggah oleh Dwi sebagai ketua umum organisasi ini. Dwi merasa bahwa mereka
yang beranggapan demikian, karena kurang menjalin hubungan yang lebih dekat dengan senior
dan masih menganggap bahwa senior hanya ingin mengatur saja.Mungkin, jika mereka sudah
dekat dan mengenal pengurus lebih jauh anggapan seperti itu tidak ada lagi.
Anggota yang selalu sibuk dengan urusannya masing-masing melupakan
tanggungjawabnya di UKM Fotografi ini. Tingkat ketidakpedulian mereka menyebabkan
program kerja tidak terjalankan. Pengurus membuat beberapa program kerja dengan mengambil
program kerja dari kepengurusan sebelumnya dan menambah sedikit jika ada kekurangan di
tahun sebelumnya. Karena memang setiap tahunnya terjadi sedikit perubahan program kerja.
Program kerja yang tidak terjalankan adalah pameran angkatan dan ekspedisi. Padahal
pameran adalah salah satu program kerja wajib setiap tahunnya yang harus dilaksanakan. Begitu
juga dengan ekspedisi, kegiatan ini memang rutin setiap tahunnya dilaksanakan agar hubungan
yang terjalin antara sesama anggota dan pengurus menjadi lebih erat. Dwi mengatakan bahwa
ekspedisi tidak terlaksana karena waktu yang terlalu lama dan cuaca yang begitu buruk diakhir
tahun.

Universitas Sumatera Utara


Dwi dan para pengurus melakukan beberapa upaya agar anggota-anggota di dalam
organisasi ini tetap menjaga komitmennya dan tetap nyaman berada di UKM Fotografi yakni,
dengan sering mengajak mereka untuk kumpul-kumpul bersama di luar jadwal pertemuan
organisasi. Dwi mengatakan dengan dilakukannya hal tersebut pengurus dan anggota bisa
langsung bertatap muka dan sering bertemu agar para anggota tidak merasa canggung lagi.
Harapan Dwi sendiri sebagai ketua umum UKM Fotografi USU untuk kedepannya yang
akan bergabung menjadi anggota organisasi ini, harus memiliki komitmen tersendiri agar tidak
bisa sesuka hati untuk keluar masuk dalam UKM Fotografi. Kembali dengan tujuan awal untuk
apa masuk dalam suatu organisasi, yaitu jika memiliki tujuan untuk menambah teman dan ilmu
maka harus memiliki komitmen yang kuat.

2. Yessy Lovita Ayu (Informan 2)


(Wawancara dilakukan pada hari senin, 26 Maret 2018)
Yessy Lovita Ayu yang sering disapa Eyik, adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi Program
Studi Public Relations (PR) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 2014 Universitas
Sumatera Utara (USU). Gadis berdarah Chinese-Jawa ini memiliki paras yang cantik, hidung
mancung, dagu panjang dan lemah lembut. Wawancara dilakukan pada siang hari sekitar pukul
14.00 WIB di Gedung D lantai 2 pada hari Senin, 26 Maret 2018. Wawancara dengan Eyik juga
sempat beberapa kali batal dikarenakan Eyik sendiri memiliki kesibukan yang mendadak.
Bahkan pada hari dimana peneliti melakukan wawancara Eyikpun juga sangat sibuk. Sehingga
peneliti harus sabar menunggu hingga urusan Eyik sebagai informan selesai. Perjanjian
pertemuan wawancara adalah pukul 10.00 WIB. Namun karena kesibukan informan peneliti
harus menunggu hingga berjam-jam yaitu hingga pukul 14.00 WIB.
Saat itu peneliti menawarkan kepada informan untuk melakukan proses wawancara
setelah makan siang. Namun informan tidak mau dikarenakan sudah membawa bekal yaitu roti
dan memilih untuk langsung diwawancarai. Saat melakukan wawancara Eyik memakai baju
berwarna kuning, celana hitam, membawa tas tintingan berwarna merah garis-garis dan rambut
pendek yang di gerai. Eyik sebagai koordinator komunikasi dan informasi (KOMINFO)
memiliki motivasi tersendiri untuk mengikuti organisasi UKM Fotografi ini, yaitu karena
Departemen Ilmu Komunikasi memiliki matakuliah fotografi hingga tertarik belajar mendalami
masalah fotografi. Saat itu peneliti mewawancarai Eyik dengan banyak bercanda agar situasi

Universitas Sumatera Utara


tidak menegangkan dan proses wawancara tetap berjalan lancar. Kebetulan Eyik sendiri memiliki
pacar setelah masuk ke dalam organisasi ini yaitu salah satu senior yang bernama Ican. Seluruh
anggota organisasi UKM Fotografi mengetahui itu termasuk informan. Informan langsung
melontarkan pertanyaan motivasi Eyik mengikuti UKM Fotografi hingga mendapatkan jodoh.
Eyik sebagai Informan pun tertawa terpingkal-pingkal sambil memukul lengan peneliti.
“Kalau awalnya itu motivasinya karena kan kita komunikasi ada belajar fotografi, abis
itu jadi tertarik kan untuk belajar fotografi kek lebih dalam gitu. Terus nengok ehmmm kebetulan
ya UKM di USU ini ada, UKM Fotografi USU jadi sambil mikir oh yaudalah ehhmmm
dikampus ini nambah-nambahin organisasi gitu jadi pernah punya organisasi jadi pasti punya
pengalaman yang barukan yang nambah. Jadi ya milih ini ehmmmmm UKM Fotografi USU.
Padahal dulunya aku mikir nanti kuliah gak usah dululah ngambil organisasi. Karena waktu
SMA dulukan organisasi jugakan? Terus mikir keknya nanti kayak sibuk kali gitu makanya
sebelum masuk UKM Fotografi USU itu, aku nanya sama ada anggota UKM Fotografi USU
bang Eko yang anak FISIP. Aku sama Caca nanyak tu sama dia, bang kek mana ehhmmm masuk
UKM Fotografi USU sibuk kali gak bang? Terus kata dia enggak kok gitu makanya akhirnya
karena pingin belajar foto, pengen ikut organisasi, makanya pilih UKM Fotografi pengen
nambah temen juga”.
Eyik menjawab dengan sangat antusias dan sambil makan bekal yang ia bawa. Ia tidak
menjawab ketika peneliti bertanya soal jodoh. Ia hanya tersenyum-senyum malu. Eyik
bergabung di dalam UKM Fotografi kurang lebih sudah setahun dan menganggap bahwa UKM
Fotografi adalah organisasi yang membangun yang namanya ikatan emosial yang tinggi dan Eyik
sendiri merasa nyaman berada di dalamnya. Saat peneliti melontarkan pertanyaan pendapat Eyik
mengenai UKM Fotografi setelah sejauh ini bergabung, Eyik sendiri bingung untuk
menjawabnya dan sambil tertawa hingga menanyakan kembali pertanyaan yang sama kepada
peneliti.
“Menurutmu kek mana hahaaa? Bagaimana kek mana ini Wat? Menurutmu cemana?”
Ketika Eyik bingung untuk menjawab, peneliti menjelaskan secara detail maksud dari
pertanyaan tersebut sambil memberikan contoh jawaban. Peneliti tidak menjawab langsung
pertanyaan yang dilontarkan kembali kepada peneliti. Namun, peneliti hanya memberikan
beberapa contoh jawaban agar informan mengerti maksud dari pertanyaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara


“oh gitu, yayaya tar tar. Sejauh aku masuk UKM Fotografi USU itu menurut aku
organisasinya itu apa yaaaa, kayak nyaman sih aku masuk di dalamnya gitu. Keknya UKM
Fotografi USU itu, apalagi UKM Fotografi USU itu kayak membangun yang namanya kayak
ikatan emosionalnya tinggikan? Jadi ehm jadi kita kek ngerasa gak ada senioritas kek gitu-gitu.
Ya walaupun disitu pasti ada senior yang emang harus kita ehm ya bagus-bagus bersikaplah,
tau-tau bersikaplah. Cuma kayak apa ya mereka semua itu kayak anggota-anggotanya itu kayak
ngebuka diri gitu, kayak bergaulnya enak gitu sama mereka. Jadi waktu kita belajar enak karena
lingkungan dan suasananya itu ya ramah. Jiwa kekeluargaannya dapat. Tapi, waktu ada event
semuanya itu juga kayak apa ya? Kayak kerjasama, koordinasi walaupun kadang masih banyak
yang miss koordinasikan? Dan senior-seniornya ituya apa yaperhatian-perhatian gituuu ehm
perhatian untuk membimbing. Kekmana supaya acara di UKM Fotografi itu tetap jalanlah
walaupun bukan angkatan dia lagi yang megang gitu. Dan aku juga apa ya keknya baru di
organisasi inilah kayak gini. Kulihat dari angkatan-angkatan lama itu terjun semua kebawah,
gitu-gitu. Terutama bebeb aku dan angkatan kedua juga masih ada”.
Peneliti dan informan menjadi lebih semangat karena selama melakukan proses
wawancara banyak bercanda yang membuat suasana wawancara menjadi lebih asik. Eyik merasa
hubungan antarpribadinya dengan anggota-anggota yang lain itu baik-baik saja karena merasa
bahwa di dalamnya itu keluarga. Memang dalam menjalani dunia organisasi kita harus memiliki
hubungan yang baik dengan sesama anggota. Terutama hubungan antarpribadinya sendiri agar
organisasi tetap berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan.Komunikasi antarpribadi
sangat penting dilakukan untuk mendukung kelancaran komunikasi dalam organisasi. Sistem
komunikasi serta hubungan antar pribadi yang baik akan meminimalisir kesenjangan antara
berbagai pihak dalam organisasi dan meminimalisir rasa saling tidak percaya serta kecurigaan
dilingkungan kerja. Komunikasi yang baik merupakan mediator dalam proses kerja sama dan
transformasi informasi dalam mendukung kemajuan organisasi. Komunikasi yang baik
senantiasa menimbulkan keterbukaan, rasa tanggungjawab, kebersamaan dan rasa memiliki
organisasi.
“hubungannya ya baik, karena memang UKM Fotografi USU ini kayak menekankan
kekeluargaan jadi kayak bener-bener akrab. Tetap adalah sikap-sikap yang sewajarnyalah
yakan? Jadi gak, mereka tu gak senioritas. Kalian mesti kekgini-gini gak kek gitu. Jadiya

Universitas Sumatera Utara


hubungannya ya baik. Enak berteman sama orang itu, enak punya teman. Jadi sampe ngerasa
kalo misalnya di UKM itu tu bukan teman aja. Tapi keluarga gitu.
Setiap organisasi pasti memiliki program kerja yang telah dibuat dengan kesepakatan
bersama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Eyik mengatakan bahwa program
kerja yang telah pengurus buat adalah dengan mengadakannya rapat dan melihat referensi dari
program kerja lama dan mempertimbangkan mana yang efektif dan mana yang tidak.
“yah awalnya kami rapat dulu perdivisi, abis itu rapat besar. Pas rapat divisi juga
ngeliat referensi dari program kerja lama dan ehm mempertimbangkan mana yang efektif atau
enggak. Sama kayak pas rapat besar. Itulah intinya wak”.
Setiap menjalankannya program kerja dalam suatu organisasi pasti akan selalu ada
masalah yang timbul sehinngga program tidak terjalankan. Saat peneliti menanyakan program
kerja apa saja yang tidak terjalankan, Eyik pun menjawab pameran dan ekspedisi.
“waktu ditahun kami ya? Waktu di masa kepengurusan kami yang tidak terlaksana itu
pameran, terus ekspedisi, terus apalagiya? Itusih yang aku ingat”.
Dalam menjalankan suatu organisasi dibutuhkan kerjasama antar para pengurus
organisasi dan anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan baik,
termasuk program kerja yang telah dibuat dengan kesepakatan bersama. Eyik mengatakan bahwa
program kerja yaitu pameran dan ekspedisi tidak terlaksana dikarenkan kurangnya kerjasama
antar anggota, terjadinya komunikasi yang tidak baik.dan kurangnya koordinasi dengan
pengurus.
“nah pameran itu sendiri gak terlaksana gara-garaa ehm apaya? Gara-gara anggota
yang melaksanakan pameran itukan angkatan sepuluh, nah di angkatan sepuluhnya ini kaya
banyak missnya gitu. Kaya koordinasinya kurang, konflik di dalam mereka itu kek banyak,
banyak yang satu sama lain kaya ini, kaya gak akrab gitu. Kek kurang komunikasi, kek kerja-
kerja sendiri, gitu-gitu kek kurang kerjasamalah. Dah gitu mereka jugak rapat-rapat sendiri.
Gak-gak sma senior gitukan? Dan mereka merasa apa gituya? Sebenarnya ya penyebabnya
ituya mereka sendiri gitu yang buat pameran itu gagal. Gara-gara koordinasinya kurang. Ke
atas juga kurang, uda gitu mereka itu agak lama. Agak lambat, mungkin dibeberapa orang ada
yang tidak perduli. Karena cuma beberapa orang aja yang kerja. Apalagi kemaren itu sempat
libur kan? Mungkin itu faktor jugalah libur. Ada yang pulang kampong lah, ada yang inilah,
sibuklah. Tapi mereka pulang-pulang aja gak ninggalkan oh iya aku, aku menjabat sebagai

Universitas Sumatera Utara


koordinator ini misalnya. Ya harusnya dia waktu sebelum pulang ehmm nitipkan pesan kek ke
anggota yang ada di medan gitu. Wee tolong back up ya? Aku mau pulang kampung, nanti kelen
kerjakan ini ini ini. Nah ini gak ada, jadi beralasan banyak yang pulang kampung, banyak yang
ini, susah yang ada di Medan gitu. Karena kurang kerjasama, udah gitu kaya karna di UKM ini
sendiri kaya kekeluargaan gitu kan? Jadi kaya waktu pameran itu bener-bener kaya esensi
pameran itu gak ada. Karena kan esensi pameran itu kan sebenarnya kaya mana buat hubungan
antar anggota baru ini makin erat. Tapi ini kayanya udah hilang. Jadi ya untuk apa pamerannya
ada, pamerannya berlangsung, tapi mereka itu gak dapat kayak kesan tersendiri sama mereka
kitu gak ada yang tinggal. Ya pameran jadi yaudah selesai gitu gak ada apa-apa yang bisa
diambil sama orang itu gitu. Takutnya Cuma pameran asal ada aja kalo misalnya itu
dipaksakan. Karnapun lama sampe mau mereka itu sampe mau ngulur-ngulur waktu. Mau
mintawaktu ngundur satu minggu sampe keakhir bulan September dan kami rasa karna kami
juga punya progja yang lain, yaudalah relain pameran untuk dibatalkan. Karena esensinya gak
ada, kerjasama mereka juga udah kurang, koordinasi ke atas juga kurang baik gitu kan?
Akhirnya yaudah gak ada pameran. Mau ngejar progja yang masih sisa-sisa itu. Karena udah
mau akhir kepengurusan sebenarnya gitu.
Sekian banyak penjelasan yang telah disampaikan Eyik alasan tidak terlaksanya progja,
Eyik sendiri sebagai koordinator komunikasi dan informasi (KOMINFO) memberikan solusi jika
ada yang lebih baik dari yang terdahulu tetap dilanjutkan seperti tetap melaksanakannya evaluasi
walaupun program kerja tidak terlaksana. Eyik juga berharap untuk kedepannya agar tetap
berkoordinasi, bekerjasama yang baik, dan tetap menjaga komunikasi agar tetap baik.
“solusinya ya kalo misalnya ada yang lebih baik dari yang terdahulu tetap di lanjutkan,
ditingkatkan. Terus untungnya di UKM itu atau mungkin di UKM-UKM yang lain lah ya aku gak
tau. Ehm di UKM ini sendiri itu kalo selesai acara pasti ada evaluasi. Kek kemarin pameran
walaupun gak jadi itu tetap apa namanya tetap ada evaluasi tersendirilah untuk orang itu. Kami
jelaskanlah kenapa kami batalkan pameran, kenapa pengurus mengambil sikap untuk
membatalkan supaya mereka gak bersumsi sendiri yakan? Jadi sebenarnya evaluasi itu juga
salah satu apaya? Salah satu saranalah untuk mengatasi apa-apa yang kurang gitukan?
Jadikan sebenarnya dari evaluasi kemarin udah banyak juga solusi-solusi untuk kedepannya.
Setiap evaluasilah pasti ada saran. Kalo sekarang aku menyarankannya ya pasti sama juga
tetap berkoordinasi, bekerjasama yang baik, terus ehm tetap komunikasinya dijaga gitu”.

Universitas Sumatera Utara


Selain memberikan solusi, Eyik juga menyampaikan harapannya agar anggota-anggota
yang sudah masuk itu tetap punya niat yang bagus. Karena kalau niatnya bagus pasti hasil yang
akan di dapat akan bagus pula. Tidak ngilang timbul, tetap berkoordinasi dan tetap ikatan
emosionalnya, kekeluargaanya tetap dijaga. Eyik sendiri merasa selalu rindu dengan organisasi
ini walaupun eyik bukan pengurus lagi.
“harapan aku ke UKM ya semoga anggota-anggota UKM yang memang masuk ke UKM
itu apalagi kemaren baru oprec kan? Itu ehm bisa serius, jadi dia itu tetap punya niat di UKM
itu untuk belajar. Asal ada niatnya bagus pasti jalannya baguslah yakan? Semoga gak hilang-
hilang gituloh, gak ditengah-tengah jalan ngilang. Tetap berkontribusi sampai akhir,
bekerjasama berkoordinasi yang baik gitu. Dan ehm tetap ikatan emosionalnya atau
kekeluargaannya itu dijagalah. Karena itu bener-bener buat aku yang kayak udah selesai
mengurus ini masih kek tetap rindu. Karena ada ikatan emosionalnya ke anggota, senior gitu”.

Analisis Kasus 2
Eyik adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations (PR) Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) yang merupakan
koordinator komunikasi dan Informasi (KOMINFO) dari organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Fotografi Universitas Sumatera Utara (USU) periode 2017. Menurut Eyik UKM
Fotografi adalah organisasi yang membangun ikatan emosional di dalamnya, memiliki jiwa
kekeluargaan dan Eyik sendiri merasa nyaman berada di dalamnya.
Eyik masuk ke dalam organisasi UKM Fotografi ini memeiliki motivasi tersendiri.
Yakni, karena jurusan yang saat ini Eyik lakoni mempunyai matakuliah fotografi jadi sekaligus
menambah ilmu. Eyik juga mengakui mengikuti organisasi UKM Fotografi ini adalah untuk
menambah organisasi sekaligus menambah teman.
Hubungan Eyik dengan anggota-anggota UKM Fotografi baik-baik saja hingga iya
merasa bahwa di organisasi ini menemukan keluarga yang baru. Dalam menjalankan suatu
organisasi tetap ada yang namanya program kerja. Program kerja sendiri dibuat bertujuan untuk
membuat hubungan ke semua anggota-anggota UKM Fotografi menjadi lebih erat. Pengurus
membuat program kerja dengan melakukannya rapat perdivisi hingga rapat besar dan mengambil
dari program kerja dari tahun yang sebelumnya, hingga mendapatkan keputusan untuk
menjalankan program kerja yang sekarang telah dibuat.

Universitas Sumatera Utara


Upaya keras yang telah dibuat pengurus tetap saja mengalami kendala. Masih ada
program kerja yang tidak terlaksana, yaitu pameran angkatan dan ekspedisi. Padahal program
kerja tersebut adalah program kerja tahunan yang wajib terlaksana.
Eyik mengatakan bahwa pameran tidak terlaksana dikarenakan kurangnya koordinasi
anggota dengan pengurus sehinngga terjadinya komunikasi yang tidak baik. Anggota juga
kurang menerapkan sistem kerjasamanya. Sikap ketidakpedulian mereka juga salah satu
penyebab tidak terjalankannya program kerja tersebut. Anggota juga mengulur-ngulur waktu
sehingga waktu yang telah ditentukan banyak terlewatkan.
Kerja anggota yang terlalu lama membuat pengururs harus mengambil sikap untuk
membatalkan pameran dikarenakan masih banyak program kerja yang harus dilaksakan dengan
waktu yang singkat. Karena masa kepengurusan mereka juga akan segera habis dan kebetulan
pihak kampus juga sudah meminta LPJ dari masa kepengurusan 2017 tersebut. Eyik merasa
banyak konflik juga yang terjadi dari mereka para anggota.
Pembatalan program kerja juga dipertanggungjawabkan oleh pihak pengurus dengan
melakukannya evaluasi. Eyik mengatakan dengan adanya evaluasi, para senior tidak memiliki
asumsi tersendiri tentang tindakan yang telah pengurus ambil. Pengurus sendiri menjelaskan
kenapa program kerja tersebut tidak terlaksana, kenapa pameran dan ekspedisi juga dibatalkan di
dalam evaluasi tersebut. Dengan diadakannya evaluasi tersebut maka timbullah beberapa saran
dan solusi untuk kedepannya agar tidak terulang lagi dan UKM Fotografi menjadi lebih baik
pastinya.
Atas kejadian tersebut, Eyik memberikan solusisolusi jika ada yang lebih baik dari yang
terdahulu tetap dilanjutkan seperti tetap melaksanakannya evaluasi walaupun program kerja tidak
terlaksana. Karena evaluasi sangat penting dilaksanakannya agar tidak akan terjadi
kesalahpaman antar pengurus dengan senior. Evaluasi juga dilaksanakan guna mendapatkan
kritik, solusi dan saran untuk menjadi lebih baik dimasa kepengurusan yang akan datang.
Eyik sebagai koordinator komunikasi dan informasi (KOMINFO) berharap semoga
anggota-anggota UKM Fotografi yang sudah masuk untuk lebih serius dan memiliki niat untuk
bener-benar belajar karena setiap niat baik pasti ada saja jalannya. Tetap menerapkan jiwa
kekeluargaan, menjaga koordinasi dengan atasan, tetap menjaga komunikasi agar tetap baik
bahkan lebih baik dan pastinya harus tetap berkontribusi hingga akhir, intinya tetap aktif jangan
pernah ngilang timbul.

Universitas Sumatera Utara


3. Vanya Rahisa (Informan 3)
(Wawancara dilakukan pada hari selasa, 27 Maret 2018)
Vanya Rahisa yang sering disapa Vanya, adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi Program
StudiPublic Relations (PR) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 2014 Universitas
Sumatera Utara (USU). Gadis kelahiran Sigli, 3 Januari 1996 ini memiliki paras yang cantik,
putih dan lemah lembut. Wawancara dilakukan pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB di
Gedung A lantai 1 pada hari selasa, 27 Maret 2018. Vanya merupakan informan ke tiga peneliti.
Wawancara dengan Vanya juga sempat pernah batal dikarenakan Vanya yang sudah jarang untuk
ke kampus. Peneliti sempat berfikiran untuk mendatangi rumah informan untuk melakukan
wawancara. Namun karena cuaca yang tidak bersahabat dan informan juga sibuk dengan urusan
keluarga menyebabkan peneliti batal untuk mendatangi rumah informan.
Hingga pada akhirnya kita sepakat untuk bertemu di kampus pada hari yang telah
ditentukan. Kendala dalam wawancara kali ini adalah peneliti tidak mendapatkan informasi yang
akurat tentang jam pertemuan untuk wawancara dikarenakan informan yang mempunyai urusan
lain juga. Sehingga peneliti harus menunggu kabar dari informan dan menunggu informan di
kampus dari pagi. Peneliti menunggu informan dari pukul 08.00 WIB hingga mendapatkan kabar
bahwa informan harus menghadiri seminar hasil sahabatnya pukul 10.00 WIB. Bukan hanya
menghadiri seminar hasil, peneliti juga harus menunggu karena informan akan melakukan
bimbingan. Hingga pada akhirnya informan pun memberi kabar bahwa ia bisa melakukan proses
wawancara pukul 16.00 WIB.
Saat melakukan proses wawancara Vanya memakai baju berwarna biru, jilbab biru
bunga-bunga, celana hitam dan tas sampingnya yang berwarna coklat. Posisi saat melakukan
proses wawancara adalah bersebelahan. Namun kami saling bertatap muka untuk memiringkan
posisi badan. Vanya bergabung di organisasi UKM Fotografi karena memiliki motivasi
tersendiri, yakni karena Vanya belum memiliki organisasi dikampus, tertarik juga dengan dunia
fotografi dan ingin menambah teman.
“ehm yang pertama itukan pertamanya masuk itukan tahun lalu. Oprecnya kan Januari
tahun lalu tu. Jadi disaat itu memang aku belum ada organisasi dan merasa perlu ada
organisasi di USU. Sebelumnya udah pernah ikut organisasi juga sih namanya SPARTA. Itu
tentang advertaising, itu di FISIP tapi keknya memang kurang dapat berjalan dengan baik. Jadi,
gak disitu lagi. Terus kan kayaknya nengok dari intagramnya kan Fotografi itukan keknya keren

Universitas Sumatera Utara


gitu, jadi pengen kek coba ajasih. Teruskan senior-seniornya juga udah banyak, termasuk
organisasi yang tuakan? Jadi merasa kalo ikut itu bakal dapat kenalan yang lebih. Terus juga
sukasih sama fotografi, karenakan pernah belajar jugakan disemster dua ya kalo gak salah. Jadi
di situ tertariksih awalnya dari matakuliah fotografi itu sendiri”.
Setiap orang pasti memiliki persepsi tersendiri tentang organisasi yang mereka ikuti.
Termasuk Vanya, yang mengatakan bahwa UKM Fotografi adalah organisasi yang memiliki
banyak sekali kegaiatan dan program kerja. Sehingga Vanya merasa bahwa ia sangat kewalahan
dengan program kerja yang sangat banyak. Kegiatan rapat yang sering dilakukan menurutnya
kurang efektif dikarenakan waktu yang ditentukan tidak sesuai dengan realita. Bisa dikatakan
dengan jam karet.
“Ehm UKM Fotografi itu kegiatannya banyak kali. Karena memang fotografikan?
Karenakan memang harus praktek, sedangkankan kalo hanya sekedar teori-teori tanpa praktek
juga gak tepatkan? Sebenarnya mungkin ehm maksudnya mereka itu udah buat kegiatan
organisasi kek gitu udah maksudnya udah sesuailah sama hari jumat kan pelatihan, sabtunya
biasanya hunting. Terus juga banyak progja-progjanya, dan jujur aku sendirisih sebagai
anggota di UKM merasa sangat kewalahan dengan kegiatan yang sangat banyak sekali di sana.
Misalnya progja satu harus diselesaikan di minggu depan tapi progja dua sudah menanti dan
harus dirapatkan. Bisa dibilang hampir setiap hari rapat. Dan kalo boleh jujur aku merasa
rapatnya sering kurang efektif. Yang pertama itu gara-gara kadang sering janjinya jam satu tapi
mulainnya jam 4. Kalo misalnya bagi orang yang mungkin memang gak ada kegiatan ya bagi
mereka itu gak masalah kan? Tapi bagi orang yang mungkin kayak kitalah mahasiswa tingkat
akhir yang memang pingin ngebut ngerjain skripsi pasti gak bisa kek gitu, gitu. Kalo dari
kekompakannya, kalo angkatan aku sendiri angkatan sepuluh itu kompak. Ehm tapi yang
namanya organisasi mungkin hanya beberapa pihak tertentulah yang memang bener-bener bisa
bertanggungjawab di progja-progjanya gitu.
Hubungan Vanya dengan sesama anggota yang lain sejauh ini berjalan baik-baik aja.
Vanya merasa tidak pernah ada masalah dan keakraban juga terjalin dengan hangat. Hanya saja
hubungan kesalah satu senior kurang baik. Vanya sendiri ketika ditanya bagaimana hubungannya
dengan senior, ia menjawabnya agak ragu dan seperti sedikit takut dengan tersenyum sambil
tebatuk.
“ehm (sambil tersenyum) hubungan dengan senior ada yang bagus ada yang enggak.

Universitas Sumatera Utara


Dan peneliti semakin penasran dengan jawaban yang telah dilontarkan Vanya. Sehingga
peneliti langsung menanyakan seperti apa hubungan yang tidak baik itu. Vanya menjawab
dengan raut wajah yang ragu-ragu dan mengatakan bahwa ada senior yang memang dia sendiri
merasa bahwa senior itu nyebelin.
Adasih satu senior yang memang nyebelin. Dia ya memang uda termasuk pihak yang
paling di dengarlah yakan di UKM itu, dan dia juga ingin selalu di dengar di UKM. Dia merasa
bahwa pihaknya sendiri aja yang memang dia masih merasa bahwa dia itu harus ambil andil
yang besar gitu loh. Jadi kadangkan gini, namanya organisasi itukan kepengurusannya kan
berkelanjutan kan? Seharusnya kalo menurut aku, ehm pengurus yang sekarang itu diberi
kebebasan untuk ngasih apa pendapat dia, ngasih gagasan-gagasan dia. Karena kan orang juga
punya ehm ide-ide baru gitukan untuk memajukan UKM. Karena gak mungkin juga sih pengurus
di tahun itu malah buat yangasal-asalan. Tapi kadang seringkali pendapat itu gak diterima dan
alasannya itu menurut aku gak logis gitu. Seakan-akan senior ini dia selalu mencari kekurangan
dari gagasan-gagasan yang udah diciptakan anggota. Tapi ketika meminta solusi dia juga gak
bisa gitu, aku gak suka kek gitu. Tapi ada juga senior yang memang ehm dia betol-betol
membingbing. Bahkan sampek kadang ada rapat gitu sampek dia nulis-nulis di papan tulis apa
aja kekurangan kalian gini gini gini. Hah berarti kelen mesti kek gini ya sistemnyabiar tekejar
gini gini gini. Hah kalo menurut aku senior yang kek gini tu enak gitu untuk di, sebenarnya
hubungan bisa lebih erat sama senior yang kek gitu. Karena dia betul-betul bisa membimbing
tanpa ada unsur menjatuhkan. Menurut aku kek gitu.
Jawaban Vanya membuat peneliti semakin terus penasaran sehingga menimbulkan
banyak pertanyaan atas apa yang telah ia katakan. Peneliti langsung bertanya apakah Vanya
nyaman berada di dalam organisasi UKM Fotografi? Jawaban Vanya adalah ia merasa tidak
nyaman karena ada salah satu senior yang ia tidak suka. Namun, dengan senior yang menurutnya
membimbing ia merasa nyaman.
“kalo sama senior yang memang membimbing ya nyaman. Kalo sama senior yang tadi
itu jujur emang gak nyaman. Bahkan kalo dia masuk ke sekretpun aku juga merasa ah datang
pulak abang ini malaspun jadinya”
Atas pernyataan Vanya tersebut, peneliti semakin banyak pertanyaan. Hingga peneliti
melontarkan pertanyaan “dari pernyataan yang kamu buat saya merasa ada konflik di dalamnya.
Kira-kira konflik yang seperti apa?” Vanyapun menjawab dengan penuh percaya diri. Vanya

Universitas Sumatera Utara


mengatakn bahwa konflik yang pernah terjadi itu adalah ada salah satu anggota yang yang
dengan percaya diri keluar dari UKM Fotografi dikarenakan ia merasa tertekan dan sudah tidak
sanggup menghadapi pengurus yang selalu menanyakan segala perkembangan kepadanya.
“mungkin kalo konflik sih waktu pameran kemaren memang ada salah satu koordinator
seksi acara yang keluar dari kepanitiaan. Dia juga keluar dari keanggotaan angkatan sepuluh.
Ehm itu setau aku dia keluar karena memang dia mumgkin merasa tertekan kalisih dari
angkatan sembilan. Apa-apa dia ditanya, apa-apa dia ditanya. Jadi tiba-tiba dia left aja terus
dia bilang kalo dia udah gak sanggup lagi di UKM, kek gitusih. Ehm itu diangkatan sepuluh ya.
Tapi dia gak berkonflik ya diangkatan sepuluh, sesama angkatan sepuluh. Cuma dia memang
mungkin merasa tertekan, merasa gak enak dari angkatan Sembilan makanya dia keluar dari
kepanitiaan. Nah itu memang bikin kepanitiaan jadi bingung”.
Dalam menjalankan suatu organisasi kita perlu mengetahui bagaimana cara
berkomunikasi yang baik dan benar antar sesama anggota dalam suatu organisasi agar
komunikasi dapat berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan.Komunikasi antarpribadi
sangat penting dilakukan untuk mendukung kelancaran komunikasi dalam organisasi. Sistem
komunikasi serta hubungan antar pribadi yang baik akan meminimalisir kesenjangan antara
berbagai pihak dalam organisasi dan meminimalisir rasa saling tidak percaya serta kecurigaan
dilingkungan kerja.
Setiap organisasi pasti memiliki program kerja yang telah dibuat dengan kesepakatan
bersama untuk mencapai tujuan.Dalam menjalankan suatu organisasi dibutuhkan kerjasama antar
para pengurus organisasi dan anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan baik. Namun terlihat jelas disini bahwa masa kepengurusan tahun 2017 tidak
menerapkan sisitem kerjasama yang baik yang mengakibatkan progja terbengkalai. Yaitu
pameran dan ekspedisi yang merupakan program kerja wajib pertahunnya. Vanya sebagai
anggota mengatakan bahwa program kerja tersebut tidak terlaksana karena kurangnya
kekompakan dengan pengurus dan mereka sebagai anggota merasa kurang dirangkul.
“Sebenarnya kalo dibilang ditahun kami itukan progja angkatan sembilan. Dan kami itu
sering dijadikan panitia pelaksana gitukan? Kalo menurut aku sih, ehm aku gak menyalahkan
angkatan di atas, aku juga gak menyalahkan angkatan aku sendiri. Kalo menurut aku, kamikan
sebenarnya anak baru. Angkatan sepuluh inikan? Waktu masa kepengurusan 2017 yang tidak
terlasana. Aku ngerasa angkatan sembilan ini gak, belum bisa merangkul kami sepenuhnya gitu.

Universitas Sumatera Utara


Mereka itu ngasih tau kita bakal ngadain iniya? Kalian kalau ada yang perlu ditanyakan Tanya
ya? Kadangkan kita perlu dikasih tau kami tuh dulu gini dek. Diajak duduk gitulah, diajak duduk
diajak menyelesaikan masalah sama-sama. Kadang malah ada kemaren itu sempat kami ada
masalah kan? Terus itu aku juga jadi ehm bendahara kalo gak salah di bukber. Itu ketuanya ada
juga kawan aku di angkatan sepuluh, tapi sekarang dia udah gak aktif. Itu ketua kami emang
betul-betul capek kali mempersiapkan bukber itu. Tapi selalu aja di cari kesalahannya, itu aku
paling gak suka kali. Dan di situ ketua itu, aku gak usah bilang namanya, dia sampai nangis di
setelah acara. Aku tau kekmana capeknya dia, kekmana dia betul-betul mempersiapkan
semuanya. Bahkan sampai nyuci-nyuci piringpun dia, dia pokonya betul-betul jangan
sampailah. Itukan kemarin yang tuan rumahnya bukan ketua. Jangan samapailah tuan rumah
itu capek, jangan sampailah senior itu ngeluh kek gitu. Bahkan ada kekurangan dana juga dia
yang nombok’i gitukan? Tapi tetap aja dibilang dia itu gak koordinasi sama anggota gitu. Aku
ngerasa mungkin ya bagus-bagus ajasih kalo misalnya kita nyarik kelemahan untuk diperbaiki.
Tapi menurut aku kelemahan yang di cari itu terlalu di cari-cari kali. Sedangkan apa yang udah
dikerjakan itu gak diapresiasi, gitu sih kebanyakan aku ngerasa”.
Lalu peneliti menanyakan lagi lebih detail tentang tanggapan Vanya tersebut. Yakni “itu
yang mengatakan bahwasanya kurang koordinasi dengan ketua anggota atau gimana?” Vanya
menjawab bahwa yang mengatakan itu adalah senior dan iya merasa kesal juga dengan upaya
ketua panitia yang tidak dihargai.
“Itu dikepanitiaan buka bersama tahun lalu. Itu senior yang bilang, angkatan sembilan
yang bilang kalo si ketua ini tadi gak ada koordinasi sama kami dengan anggota. Karena ada
anggota yang ditanya tapi anggota itu gak tau. Aku merasa gak bisakan kita salahkan satu
pihak? Mungkin aja yang gak tau ini emang dia gak perduli. Sedangkan ketua yang udah capek
tiba-tiba ditelfon ini kamu kekmanasih jadi ketua? Kamu kok kek gini gini gini.Bbayangkan aja
kekmana perasaan diakan?”
Jawaban informan yang sangat panjang menimbulkan peneliti harus bertanya inti dari
kenapa tidak terjalankannya program kerja tersebut. Vanya menjawab dengan sangat lantang dan
terlihat seperti sangat kesal dengan pengurus dengan mengeraskan dan menekankan suaranya
ssat menjawab. Vanya mengatakan bahwa hubungan di dalamnya sudah tidak berjalan harmonis
terlebih dulu hingga merasa bahwa mereka sangat terbebani dengan program kerja yang sudah
pengurus buat. Mereka pengurus juga merasa bahwa kurangnya keharmonisan, tidak dirangkul

Universitas Sumatera Utara


dan kurangnya koordinasi sehingga kerja keras yang telah mereka buat sama sekali tidak
diapresiasi. Sehingga membuat anggota menjadi malas untuk menjalankan program kerja yang
lain karena mereka merasa tidak dihargain.
“ Sebenarnya sih kalo aku boleh jujur, macam ada perasaan angkatan atas itu kok gitu
kaliya sama kita? Hah kek gitu jadi macem ya hubungan itu udah gak harmonis diluan gituloh.
Jadi kita ngerjain apa-apa serasa orang ini kok nyuru-nyuru ajasih? Orang ini kok gak tausih
kita kekmana? Kek gitulah kira-kira. Ehm kurangnya keharmonisan, tidak merangkul dan
kurangnya koordinasi. Sebenarnya karena aku rasa banyak kerja keras yang gak diapresiasi.
Jadi kami mau membuat lagi pun, ah ngapainlah aku capek-capek toh orang itu juga gak
ngargain. Kek gitusih. Sebenarnya gitu ajasih progja-progja yang gak terlaksana tuh mereka
kemaren ituya? Kan kamikan sebagai panitia, dan itu merupakan progja mereka. Dan mereka
lebih kita bakal ngadain iniloh. Kami itu bingung apa yang akan di adakan gitu. Sedangkan
mereka pinginnya kami itu yang nanyak-nanyak. Maksudnya kak ini kek mana kak? Kak ini ke
mana kak? Kak ini kek mana kak? Sedangkan kamikan juga masih bleng istilahnya, dan jugakan
baru masuk. Pastikan gak bisa langsung akrab gitukan? Kek kita sama kawan sekelas nanyak
apa-apa. Terus juga kemarin ada salah satu angkatan sembilan yang memang cara nanyaknya
itu gak enak. Dia itu di grup, dia sampai mention satu orang kek gitu. Maksudnya ini
kekmananya? Kalian kok kek ginisih?kek gitu loh maksudnya dia macam apa-apa yang
disalahkan ke anak bawah, apa-apa yang disalahkan ke anak bawah. Padahal mereka itu gak
ngeliat sendiri mereka itu kek mana gitukan? Bukan aku ngebela angkatan aku, tapi aku ngerasa
kek gitusih”.
Dari pernyataan Vanya tersebut, menimbulkan pertanyaan lagi dari peneliti. Yakni
“berarti sampek ada perdebatanlah ya?” lalu Vanya menjawab bahwa perdebatan pasti selalu ada
dan merasa tidak enak dengan salah satu senior.
“ia kalo perdebatan pasti selalu adalah, satu angkatan itupun kadang sering
berdebatkan? Dan kalo aku sendiri sih belum pernah ngerasa gak enak. Cuma aku ngerasa gak
enak sama satu senior itu ajasih”.
Vanya juga sebagai anggota memberikan banyak solusi dan saran untuk kedepannya agar
organisasi menjadi lebih baik lagi.
“kalo menurut aku yang paling penting itu angkatan itu sendiri sih. Kaya sekarang
pengurus kan angkatan sepuluh, angkatan sepuluh itu harus kompaklah satu sama lainnya.

Universitas Sumatera Utara


Karena sempat ada kejadian angkatan di atas itu pecah karena satu pihak memihak senior A,
satu pihak memihak senior B kek gitu. Sedangkan kan kita disini sebenarnya kalo dibilangkan
satu, mungkin peerbedaan pendapat itu ada. Tapi kita gak boleh lah memihak satu pihak
sepenuhnya gitu. Dan seharusnya pun senior-senior itu sama pengurus juga lebih merangkullah,
bukan mempertahankan egonya masing-masing gitu. Kalo solusi saran mungkin antara satu
angkatan dengan angkatan lain itu lebih kaya mengeratkan hubungannya lah setidaknya lebih
berempati. Kalo misalnya ada kesulitan, itu ditanya kesulitannya apa gitu-gitu aja sih. Bukan
malah setidaknya bukan malah memberikan tekanan gitu sama kepanitiaan. Karena
sebenarnyakan itu gak sepenuhnya tanggung jawab full kepanitiaan. Itukan masih juga harus di
handle oleh pengurus, kek gitu”.

Analisis Kasus 3
Vanya adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations (PR) Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) yang merupakan
anggota dari organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotofgrafi Universitas Sumatera Utara
(USU) periode 2017. Menurut Vanya UKM Fotografi adalahorganisasi yang memiliki banyak
sekali kegiatan dan program kerja, sehingga Vanya merasa bahwa ia sangat kewalahan dengan
program kerja yang sangat banyak. Kegiatan rapat yang sering dilakukan menurutnya kurang
efektif dikarenakan waktu yang ditentukan tidak sesuai dengan realita, bisa dikatakan dengan
jam karet.
Hubungan Vanya dengan sesama anggota yang lain sejauh ini berjalan baik-baik aja.
Vanya merasa tidak pernah ada masalah dan keakraban juga terjalin dengan hangat. Hanya saja
hubungan kesalah satu senior kurang baik. Vanya merasa bahwa senior itu harus selalu didengar
dan harus ambil andil yang lebih. Pendapat dan apa yang dikatakan harus didengar, lebih banyak
mencari-cari kesalahan tanpa memberikan saran dan solusi. Rasa kekesalannya terhadap senior
tersebut membuatnya merasa tidak nyaman berada di dalamnya. Hingga jika Vanya datang ke
sekretariat dan melihat senior tersebut, Vanya langsung merasa malas.
Namun ada juga senior yang menurut Vanya ia benar-benar membimbing. Instruksi yang
diberikan oleh senior yang membimbing tersebut bisa diterima secara jelas oleh anggota. Vanya
mengatakan bahwa senior yang seperti inilah yang patut untuk dipertahankan kinerjanya. Ia
mengkritik namun memberikan saran dan solusi atas hambatan-hambatan yang terjadi. Bukan

Universitas Sumatera Utara


malah mencari-cari kesalahan namun tidak memberikan saran apalagi solusi. Tapi malah
mengatur, mengatur dan mengatur tanpa mengetahui keadaan bagaimana anggotanya
menjalankan tugas tersebut sehingga anggota sendiri merasa tertekan.
Dalam menjalankan suatu organisasi kita perlu mengetahui bagaimana cara
berkomunikasi yang baik dan benar antar sesama anggota dalam suatu organisasi agar
komunikasi dapat berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan.Komunikasi antarpribadi
sangat penting dilakukan untuk mendukung kelancaran komunikasi dalam organisasi. Sistem
komunikasi serta hubungan antar pribadi yang baik akan meminimalisir kesenjangan antara
berbagai pihak dalam organisasi dan meminimalisir rasa saling tidak percaya serta kecurigaan
dilingkungan kerja.
Komunikasi yang baik merupakan mediator dalam proses kerja sama dan transformasi
informasi dalam mendukung kemajuan organisasi. Komunikasi yang baik senantiasa
menimbulkan keterbukaan, rasa tanggungjawab, kebersamaan dan rasa memiliki
organisasi.Organisasi merupakan suatu kesatuan atau kumpulan yang terdiri atas orang-orang
atau bagian-bagian yang di dalamnya terdapat aktivitas kerja sama berdasarkan pola dan aturan-
aturan untuk mencapai tujuan bersama sehingga diperlukan komunikasi yang baik di dalamnya.
Organisasi sebagai kerangka kerja (frame of work) dari suatu manajemen yang
menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas antara
pimpinan dan bahwa dalam suatu sistem manajemen modern. Setiap organisasi pasti memiliki
program kerja yang telah dibuat dengan kesepakatan bersama untuk mencapai tujuan.Dalam
menjalankan suatu organisasi dibutuhkan kerjasama antar para pengurus organisasi dan anggota
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan baik. Namun terlihat jelas disini
bahwa masa kepengurusan tahun 2017 tidak menerapkan sistem kerjasama yang baik yang
mengakibatkan progja terbengkalai, yaitu pameran dan ekspedisi yang merupakan program kerja
wajib pertahunnya.
Vanya sebagai anggota mengatakan bahwa program kerja tersebut tidak terlaksana
karena kurangnya kekompakan dengan pengurus, mereka sebagai anggota merasa kurang
dirangkul dan kurangnya koordinasi pengurus dengan anggota. sehingga kerja keras yang telah
mereka buat sama sekali tidak diapresiasi. Sehingga membuat anggota menjadi malas untuk
menjalankan program kerja yang lain karena mereka merasa tidak dihargai. Vanya juga

Universitas Sumatera Utara


mengatakan bahwa memang keharmonisan di dalamnya tidak terjaga sedari awal. Hingga merasa
bahwa mereka sangat terbebani dengan program kerja yang sudah pengurus buat.
Dalam menjalankan program kerja tersebut, sempat terjadi perpecahan antar sesama
senior karena perbedaan pendapat. Lingkungan organisasi merupakan salah satu proses kegiatan
menciptakan saling tukar menukar pesan antara atasan dan bawahan (downward communication)
dan juga antara bawahan dan atasan (upward communication). Vanya mengatakan bahwa
seharusnya senior tidak boleh memihak. Perbedaan pendapat memang selalu ada namun tetaplah
menjaga hubungan. Selain itu, saat menjalankan satu program kerja yaitu buka bersama. Ada
salah satu anggota yang pada saat itu menjadi ketua panitia tiba-tiba saja keluar dari kepanitiaan
hingga keluar dari organisasi dikarenakan merasa tertekan dengan senior.
Seharusnya hal-hal yang seperti ini tidak boleh terjadi di dalam perorgannisasian. Vanya
sebagai anggota juga mengatakan senior hanya mengatur dan mengatur tanpa mengetahui
bagaimana anggotanya. Sementara koordinasi pengurus dengan anggota yang sebagai panitia itu
sangat kurang sehingga anggota sendiri yang saat itu menjadi pengurus bingung harus
mengerjakan dan melakukan apa terlebih dahulu.
Banyak solusi dan saran yang Vanya lontarkan karena kejadian-kejadian tersebut. Vanya
berharap hubungannya dengan sesama anggota tetap terjaga dan kompak. Untuk senior sendiri,
harus lebih berempati kepada anggota dan mengeratkan hubungan dengan angkatan-angkatan
yang lain. Senior juga seharusnya memberikan solusi jika ada hambatan-hambatan yang terjadi.
Karena selama ini senior hanya mengatur sehingga anggota merasa tertekan. Karena
sesungguhnya segala program kerja yang harus dilaksanakan adalah tanggung jawab bersama.

4. Ika Pratiwi (Informan 4)


(Wawancara dilakukan pada hari Selasa, 27 Maret 2018)
Ika Pratiwi yang sering disapa Uwik, adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi Program Studi
Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 2014 Universitas Sumatera Utara
(USU). Gadis berdarah Jawa kelahiran Riau, 6 Juni 1996 ini memiliki paras yang cantik dan
lemah lembut. Uwik merupakan informan ke empat peneliti. Wawancara dilakukan pada sore
hari sekitar pukul 18.00 WIB di depan ruang Dosen lantai 1 hari Selasa, 27 Maret 2018.
Informan ke empat ini adalah informan yang sangat mudah untuk diwawancara karena Uwik
juga sering ke kampus untuk mengurus segala keperluan di semester akhir ini. Wawancara ini

Universitas Sumatera Utara


dilakukan dihari yang sama dengan informan yang ketiga hnya saja wawancara dilakukan
dengan perbedaan waktu.
Saat melakukan proses wawancara Uwik memakai baju berwarna ungu, jilbab ungu yang
menjalur panjang hingga mentupi seluruh tubuhnya, rok ungu dan tas yang berwarna biru yang
di tintingnya. Posisi saat melakukan proses wawancara adalah bersebelahan dan informan
menyandar ke dinding. Namun kami saling bertatap muka untuk memiringkan posisi badan.
Uwik bergabung di organisasi UKM Fotografi karena memiliki motivasi tersendiri. Yakni ingin
menambah pertemanan, faktor diajak teman dan tertarik untuk menambah ilmu karena kebetulan
ada matakuliah sesuai dengan jurusannya.
“Sebenarnya pengen nambah inilagi ya? Kaya pertemanan juga. Soalnya aku kan juga
pernah ikut organisasi lain tapi gak berjalan jadi kek mau nyobak lagi dan kebetulan memang
waktu itu tahun terakhir. Harus ada organisasi kek gitulah kan? Soalnya kalo udah kita jalanin
lagi, nunggu lagi tahun depan itu udah gak bisa lagi gitu kan? Jadi kebetulan aku juga diajak
temenku waktu itu. Yuk lah biar ada kegiatan juga dan aku juga merasa tertarik. Pergilah aku
sama temen aku tadi ini untuk daftar dan itu memang pas kami daftarkan diri pas hari terakhir
banget. Nah gitu, mau dapatkan ilmu juga karna kan memang ada manfaat juga ke mata kuliah
kek gitu. Jadi pingin nambah-nambah ilmu lagi kek gitusih motivasi aku”.
Menurut Uwik UKM Fotografi itu adalah organisasi yang sudah terstruktur dan memiliki
progja yang banyak. Kalau untuk orang-orangnya ada yang enak dan ada yang tidak. Sehingga
Uwik merasa tidak nyaman dengan keberadaan beberapa senior dan sebaliknya nyaman dengan
anggota satu angkatan.
“Ya UKM Fotografi itukan uda ter iniya? Terstruktur kek gitukan organisasinya terus
memiliki progja yang banyak. Ya kalo dari segi terstukturnya sih bagus. Cuma karena progja
yang begitu banyak dan kadang kalo dilihat dari tahun lalu progjanya gagal jadi tahun ini kek
harus cepat kek gitu. Harus cepat gitu, misalnya bulan ini ada progja ini terus rupanya kelang
dari sebulan ada lagi. Jadi kaya batas waktu progja satu dengan progja dua itu dekat kali gitu
jadi membingungkan sih. Harus dikejar. Kalo untuk orangnya-orangnyaya enak, kalo untuk
angkatan aku sendiri enak. Terus sama sih kalo untuk senior ada yang enak ada juga yang gak
enak dihati. Aku nyaman kalo untuk seangkatan akuya (sambil tertawa). Ya ada juga sih dari
beberapa sama senior yang buat nyaman ada juga yang gak kan gitu. Kalo kita tau nyaman

Universitas Sumatera Utara


gaknya kan karena kita sering di situ gitu, jadi aku bisa bilang kalo sama yang ini aku nyaman
kalo ini aku gak nyaman kek gitusih”.
Hubungan Uwik kesesama anggota baik-baik saja. Namun hubungannya dengan senior
tidak semuanya baik-baik saja. Sebab ada senior yang membuatnya merasa tidak nyaman dan
tidak enak hati. Uwik juga mengatakan bahwa timbulnya semua masalah akibat kurangnya
koordinasi.
“Kemarin itu ada program kerja buka bersama. Nah kami disuru membentuk
kepanitiaan. Hubungan kami ya baik-baik aja apa lagi sesama tim. Tapi kadang kurang
koordinasi. Sebenarnya semua masalah itu bermula karena kurangnya koordinasi. Terus kami,
terkhususnya aku. Akusih pernah juga buat kesalahan fatal gitulah yakan? Soalnya aku pernah
ngambil keputusan sendiri. Lagi pula sebenarnya kami berfikiran kalo misalnya ngadain acara
bukber itu, oh berarti uangnya dikutip nih dari kami yakan? Nah jadi dikutiplah uang persatu
orang itu berapa ya aku lupa. Terus tapi senior maunya kalo bisa sistem sumbang kek gitu, atau
kalau enggak kek pinjam dulu sama uang kas nanti dipulangin kek gitukan? Jadi memutuskan
makanan aja memang aku pilih yang bagus kualitasnya kek gitu. Aku gakberfikiran
bahwasanyakalau untuk makanan bukber itu yaudah harga minim seadanya yang penting bisa
buka bareng. Nah sementara aku nya yang mau ngasih yang terbaik ini untuk jamuan semua
tamu nantinya di acara bukber. Jadi aku pilih makanan itu ada yang harnya mahal, terus
dimarahin. Yauda lah yakan kurang koordinasi juga. Terus mereka juga sebenarnya kurang
ngasih tau, seharusnya giniloh, seharusnya gini gitukan? Meskipun mereka nyalahin kami. Loh
kan seharusnya kalian yang lebih bertanya, tapi disatu sisi kami juga berfikir dan aku jugak
berfikir kami kan masih baru seharusnya diayomi, terus dikasih informasi yang lebih jelas bukan
diam-diam aja kek gitu. Terus hubungan dengan senior ada beberapa yang baik, tapi ada juga
yang enggak. Dan aku juga pernah dengar nih dari salah satu tim anggota aku. Padahalkan ini
aku sama orang itu aku rasa baik-baik aja gitu. Tapi tiba-tiba temen aku dalam satu angkatan
aku itu bilang kalo orang itu bilang, eh si Uwik itu orangnya kasar. Dia itu gak bisa
digabungkan atau dekat sama Vanya, nanti orang itu satu pemikiran. Aku juga gak ngerti satu
pemikirannya itu apa. Sementara aku sama vanya itukan udah di satu komunikasi, satu kelas
juga jadi udah kenal, udah berteman lama sebelum di UKM. Terus aku kaget gitu, ini orang kok
bisa menilai aku secepat itu sementara aku itu juga jarang ngomong. Tapi aku juga ngambil sisi
positifnya jugasih. Berartikan secara gak langsung dia care sama aku kan? Cuma aku gak, gak

Universitas Sumatera Utara


habis fikirnya ini orang kok bisa nilai aku seperti itu kalo misalnya gak ada yang ngasih tau kan
gak mungkin dia ngomong kek gitu kan? Sementara aku juga yang kalo sama siapapun kalok
yang belum akrab aku gak mau ngobrol yang terlalu panjang kek gitu. Kebanyakan diam
meskipun aslinya aku itu emang ya anaknya suka cerita apa segala macam. Heboh misalnya
gitu. Ya gak nyangka ajasih ada senior yang kek gitu tiba-tiba menilai seperti itu gituloh. Tapi
ya secara keseluruhannya karena aku udah tau sifat-sifatnya yaudah aku cuman ngambil
positifnya aja”.
Dari pernyataan Uwik di atas, Uwik sendiri tidak habis fikir kenapa ada senior yang
berfikiran bahwa Uwik kasar dan tidak bisa di satuka dengan teman dekatnya sendiri yaitu
Vanya. Namun dari tanggapan tersebut Uwik tetap mengambil sisi positif atas persepsi salah satu
senior tersebut. Setelah program kerja buka bersama, ada program kerja lain yang harus
dilaksanakan yaitu pameran angkatan. Namun program kerja ini tidak terlaksana. Uwik
memberikan pernyataan bahwa program kerja pameran angkatan tidak terlaksana dikarenakan
kurangnya koordinasi dan Uwik merasa kurang dirangkul. Tanpa disadari Uwik menjawab
dengan sangat lantang dan terdengar seperti sangat kesal karena menekankan dan menguatkan
volume suaranya.
“Ehm ya kurang koordinasi juga antara anggota, terus sebenarnya ke kami jugak, terus
ke mereka jugak yang kami juga merasa kurang dirangkul. Kami juga gak tau ini harus gimana.
Karna kami kan pertama gitukan? Seharusnya mereka yang lebih membimbing kami. Ehmm kalo
misalnya dibilang seharusnya kan kalian yang kalian itu gak tau, jadi kalian harus banyak
tanyak. Tapikan gak gitu jugak sih, yang atasan ini kan harus tau. Oia yang di bawahan kami ini
kan baru masuk, baru tau menjalankan tugas. Jadi mereka yang harus ini ya dek, harusnya kek
gini ya dek? Gitu sih. Jadi ngerasa bahwa UKM Fotografi kurang harmonis di dalamnnya”.
Selain dari kurangnya koordinasi dan kurangnya dirangkul oleh senior, Uwik juga
mengatakan bahwa kesibukan dari masing-masing anggota juga alasan mengapa program kerja
pameran angktan tersebut tidak terlaksana.
“kalau yang untuk pameran disitu mulai nampak sih dari kaminya itu sibuk. Apalagikan
yang anak empat belas kan? Waktu itu lagi sibuk-sibuknya PKL juga. Nah aku pernah juga tu ke
tempat PKL-nya si Eka dekat kuala namu sana jalannya aku pernah datang malam-malam cuma
mau ngerjain proposal waktu itu. Terus beberapa juga ada yang kalo misalnya disuru ngumpul
datang memang cuma waktunya gak bisa semaksimal. Gitulah yakan? Tapi kami tetap berusaha

Universitas Sumatera Utara


mau buat pameran waktu itu. Cuma, misalnya ni siang kami koordinasi sama ketua, waktu itu
kan ketuanya Dwiitu. Tiba-tiba malamnya pameran dibatalkan. Padahal kami mau buat
yaudalah gimanapun pameran tetap jalan tapi dengan biaya yang seminim mungkin, dengan ya
mungkin kualitas pameran yang minim juga lah yakan? Cuman ya itu siang kami koordinasi
tiba-tiba malam ya udah dibatalkan kek gitusih. Sebenarnya selalu adaya konflik dalam
menjalankan progja. Misalnya kita menjalankan progja, terus tiba-tiba ini ya? Kerjaanmu ini
ya? Terus aku kerjaan aku ini gitu-gitu nanti orangnya misal ini kan dia gak beres ngerjakan
tugasnya. Pastikan kita ada konflik itu kan selalu sih kalo untuk menjalankan progja dan kalo
ada komunikasi terus-menerus pasti berjalan dengan baik”.
Penjelasan di atas yang dilanturkan oleh Uwik sudah terlihat jelas bahwa memang tidak
terjalankan program kerja tersebut dikarenakan kurangnya koordinasi dan senior kurang
merangkul anggota-anggotanya. Uwik yang selanjutnya akan menduduki posisi sebagai pengurus
berharap agar anggota baru bisa lebih kompak atau menjaga kesolidan antara satu dengan yang
lain. Saling berkoordinasi antara anggota maupun dengan senior, bisa mambuat UKM Fotografi
menjadi semakin dikenal dengan karya-karyanya dengan SDM yang baik juga.
“kedepannya diharapkan anggota baru itu bisa lebih kompak lagi, kemudian menjaga
kesolidan anatara satu sama lain. Baik itu antar anggota maupun dengan senior atasan.
Kemudian bisa buat UKM Fotografi semakin dikenal orang dengan karya-karya fotografi baik
dari segi pamerannya, atau perlombaan itu di damping juga dengan kualitas sumber daya
manusianya yang baik juga. Itusih harapannya”.
Analisis Kasus 4
Uwik adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) yang merupakan anggota dari organisasi Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas Sumatera Utara (USU) periode 2017.
Menurut Uwik UKM Fotografi itu adalah organisasi yang sudah terstruktur dan memiliki progja
yang banyaksehingga membuatnya bingung. Kalau untuk orang-orangnya ada yang enak dan ada
yang tidak. Sehingga Uwik merasa tidak nyaman dengan keberadaan beberapa senior dan
sebaliknya nyaman dengan anggota satu angkatan.
Masuk ke dalam UKM Fotografi Uwik memiliki motivasi tersendiri. Yakni ingin
menambah menambah pertemanan, faktor diajak teman dan tertarik untuk menambah ilmu
karena kebetulan ada matakuliah sesuai dengan jurusannya. Hubungan Uwik ke sesama anggota

Universitas Sumatera Utara


baik-baik saja, namun hubungannya dengan senior tidak semuanya baik-baik saja, sebab ada
senior yang membuatnya merasa tidak nyaman dan tidak enak hati. Uwik juga mengatakan
bahwa timbulnya semua masalah akibat kurangnya koordinasi. Sementara dalam menjalankan
suatu organisasi harus menjalin komunikasi yang baik antara senior dengan junior, junior dengan
senior dan ke sesama anggota sehingga tidak terjadi komunikasi yang kurang baik, termasuk
kurangnya koordinasi.
Lingkungan organisasi merupakan salah satu proses kegiatan menciptakan saling tukar
menukar pesan antara atasan dan bawahan (downward communication) dan juga antara bawahan
dan atasan (upward communication). Namun dimasa kepengurusan periode 2017 tidak terjadi
seperti itu. Senior seharusnya lebih bijak dalam mengatasi semua masalah yang timbul. Namun
disini terlihat bahwa senior malah memiliki argumen tersendiri untuk mempengaruhi para
anggotanya. Ini termasuk contoh yang tidak baik dalam menjalankan suatu organisasi. Senior
yang seharusnya merangkul, memberi contoh yang baik dan mengarahkan ke arah yang positif
malah membuat hal yang negatif. Sehingga dalam kejadian ini bisa mengakibatkan banyak
anggota merasa tidak nyaman berada di dalam organisasi UKM Fotografi ini.
Uwik sendiri tidak habis fikir kenapa ada senior yang berfikiran bahwa Uwik kasar dan
tidak bisa disatukan dengan teman dekatnya sendiri yaitu Vanya. Namun dari tanggapan tersebut
Uwik tetap mengambil sisi positif atas persepsi salah satu senior tersebut. Setelah program kerja
buka bersama, ada program kerja lain yang harus dilaksanakan yaitu pameran angkatan. Namun
program kerja ini tidak terlaksana. Uwik memberikan pernyataan bahwa program kerja pameran
angkatan tidak terlaksana dikarenakan kurangnya koordinasi dan Uwik merasa kurang dirangkul.
Tanpa disadari Uwik menjawab dengan sangat lantang dan terdengar seperti sangat kesal karena
menekankan dan menguatkan volume suaranya.
Pernyataan Uwik tersebut jelas menyatakan bahwa sistem kepengurusan di periode 2017
tidak terjalin dengan baik. Selain dari kurangnya koordinasi dan kurangnya dirangkul oleh
senior, Uwik juga mengatakan bahwa kesibukan dari masing-masing anggota juga alasan
mengapa program kerja pameran angktan tersebut tidak terlaksana.
Disini peneliti merasa bahwa Uwik sebagai informan masih sungkan untuk menjawab.
Peneliti merasa bahwa semua jawaban Uwik positif namun mengarah ke negatif. Peneliti
menyatakan hal tersebut kepada informan dan informan menjawab dengan iya sambil tersenyum
seperti takut. Penjelasan di atas yang dilanturkan oleh Uwik sudah terlihat jelas bahwa memang

Universitas Sumatera Utara


tidak terjalankan program kerja tersebut dikarenakan kurangnya koordinasi dan senior kurang
merangkul anggota-anggotanya. Uwik yang selanjutnya akan menduduki posisi sebagai pengurus
berharap agar anggota baru bisa lebih kompak atau menjaga kesolidan antara satu dengan yang
lain. Saling berkoordinasi antara anggota maupun dengan senior, bisa mambuat UKM Fotografi
menjadi semakin dikenal dengan karya-karyanya dengan SDM yang baik juga.

5. Ayu Safitri (Informan 5)


(Wawancara dilakukan pada hari rabu, 28 Maret 2018)
Ayu Safitri yang sering disapa Uwik, adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 2016 Universitas Sumatera Utara (USU). Gadis berdarah Jawa
kelahiran Silau Dunia, 1 Januari 1999 ini memiliki paras yang cantik, tinggi dan ramah. Ayu
merupakan informan ke lima peneliti. Wawancara informan lima dilakukan di rumah informan
yang beralamat Jl. Bunga Teratai Padang Bulan Pasar dua pada hari Rabu, 28 Maret 2018 sore
hari pada pukul 18.00 WIB.
Informan yang terakhir ini adalah informan yang lumayan sulit untuk di wawancara
karena Ayu memiliki banyak kesibukan di kampus berhubung Ayu masih semester-semester
awal yang masih memiliki banyak matakuliah. Ketika peneliti hendak mewawancarai informan
di kampus, informan selalu saja memiliki kesibukan sehingga membuat peneliti harus
mengambil keputusan untuk melakukan proses wawancara di rumah informan.
Saat melakukan proses wawancara Ayu memakai baju berwarna putih, jilbab merah
muda dan celana merah muda bercorak. Posisi saat melakukan proses wawancara adalah
berhadapan dan informan menyandar di sofa berwarna coklat. Proses wawancara dilakukan di
ruang tamu informan. Ayu bergabung di organisasi UKM Fotografi karena memiliki motivasi
tersendiri, yakni ingin memperdalam ilmu fotografi, tertarik didunia fotografi sebab Ayu merasa
bahwa menjadi anggota fotografi itu keren dan kebetulan ada matakuliah sesuai dengan
jurusannya.
“Motivasi mengikuti UKM, waktu itu motivasi saya mengikuti UKM mau memperdalam
ilmu tentang fotografi. Karena saya tertarik waktu itu di dalam dunia fotografi gitukan? Keknya
keren gitulah yakan menjadi anggota fotografi. Bisa motret, keren, bisa ngedit gitu-gitu. Hm dan
waktu itu ada pula di semester dua mempelajari, matakuliah itu fotografi. Jadi ya sekalian
belajar diluan gitukan? Jadi itu motivasi saya”.

Universitas Sumatera Utara


Setiap orang pasti memiliki persepsi tersendiri tentang organisasi yang mereka ikuti.
Termasuk Ayu, yang mengatakan bahwa UKM Fotografi adalah organisasi yang keren,
pematerinya sudah berpengalaman dan seniornya tidak pelit ilmu.
“Menurut saya UKM Fotografi ini ya keren sih, sejauh ini keren. Terus em pemateri di
dalamnya pun itu kaya udah senior-seniornya itu udah berpengalaman gitu. Ada yang udah
motret-motret di luar, yang udah berpengasilanlah gitukan? Motretnya juga bagus, dan senior
itu mereka gak pelit ilmu kalo kita tanya pasti dijawab gitu semaksimal mungkin sampai kita
bisa. Menurut saya di UKM itu ya”.
Hubungan Ayu dengan sesama anggota baik-baik saja, karena tidak terlalu dekat. Ayu
mengatakan bahwa dia hanya kenal-kenal begitu saja dengan anggota yang lainnya. Hanya
menganggap Ayu tahu siapa dia dan sebaliknya dia tahu siapa Ayu.
“hubungan saya dengan teman-teman anggota baik-baik saja. Karena belum terlalu
dekat masih kaya kenal-kenal aja. Belum terlalu dekat lah pokoknya masih ya aku tau dia siapa,
dia tau aku siapa gitu. Cuma belum memperdalam jiwa dalamnya”.
Dalam menjalankan suatu organisasi pasti mempunyai program kerja yang telah dibuat
dengan kesepakatan bersama. Di dalam UKM Fotografi masih ada program kerja yang tidak
terealisasi seperti pameran. Ayu mengatakan bahwa pameran tidak terlaksana dikarenakan
anggota-anggotanya hilang timbul, kurangnya kepedulian yang terlihat dari mengabaikannya
informasi di grup line yang menginformasikan seputaran akan dilaksanakannya pameran, dan
pernah terjadinya pertengkaran antar anggota dengan senior saat melaksanakan program kerja
buka puasa bersama, hingga membuat salah satu anggota yaitu penanggungjawab acara buka
bersama keluar dari UKM Fotografi. Sementara dia adalah salah satu motivator bagi semua
teman-teman anggotanya karena dialah yang memiliki semangat yang kuat. Pada akhirnya
anggota yang lainpun malas untuk menjalankan program kerja dikarenakan senior terlihat seperti
menjatuhkan bukan malah membimbing.
“penyebab program kerja itu tidak terlaksana mungkin anggota-anggota kaya ilang
timbul. Yang rajin ya rajin datang, yang gak rajin ya wallahu’alam lah yakan? Terus kalo di
chat pun di grup gitukan ada yang nginformasikan yang lain, ya saya sendirilah ya cuman read
doang gitu. Gak mau ya ngasih, ngasih apalah gitukan? Ngasih-ngasih pendapat ya paling cuma
diread dibaca oh gitu aja. Tapi ya gak taulah yang lain gimana yakan? Dan waktu itu pernah
ada program kerja buka puasa bersama. Jadi pernah di situ ada slek sih antara anggota ehm

Universitas Sumatera Utara


dan senior. Waktu itu ehm setiap program kerja itukan ada evaluasi gitukan? Jadi udah malam
nih,udah buka puasa, udah sholat taraweh. Ketua buka bersama pengennya pulang, evaluasinya
besok. Cuma seniornya itu kekeh langsung evaluasi di tempat itu gitu, di tempat kami berbuka.
Sedangkan kan ketua kami ini mikir ini udah malam. Pasti yang punya rumah ini pasti keganggu
kalau kita sampai malam-malam di sini gitu dan orang inipun pengen istrahat jangan egois gitu-
gitulah yakan? Senior juga sempat kek aduh argument gitu kan? Berantemlah gitu sampai
ketuanya nangis gitu. Dari situlah keknya anggota itu kek malas ngeliat senior itu, oh gitu gak
bisa ngapain juniornya gitulah ya kan? Ya mungkin gara-gara itu juga. Ada yang ketua ini rajin,
rajin banget datang gitukan. Dialah yang kek motivator kami untuk datang gitu. Dan dia waktu
itu waktu besoknya evaluasi, sedikit yang datang ya dia kenak ini lagi lah yakan? Mana janjinya
gitu katanya semua datang tapi apa? Kalok semalam dievaluasikan langsung cepat katanya,
karena evaluasikan cuma sebentar katanya gitulah ya kan. Yauda hari itu juga dia bilang
yaudah saya keluar katanya gitu. Saya keluar dari sini, maafkan kalo saya ada salah gitukan
sempat nangis juga lah dia yakan dan minta maaf sama senior waktu itu”.
Dari penjelasan Ayu di atas terlihat bahwa senior memang tidak bisa mengayomi
anggotanya sehingga salah satu dari anggota menjadi keluar dari organisasi ini. Padahal terlihat
dari jawaban tersebut dia adalah anggota yang menjadi motivasi untuk anggota-anggota yang
lain agar anggota-anggota yang lain semangat untuk datang ke UKM Fotografi. Dari kejadian
tersebut Ayu sendiri sebagai anggota berharap agar timbulkan kecintaan dari diri sendiri. Ia
berharap kalau bisa UKM itu jika ada pertemuan, harus membahas hal yang penting, setiap
minggu mengadakan hunting foto untuk memperdalam ilmu dengan memperbanyak praktek agar
anggota lebih giat lagi dan mempererat kekeluargaan dengan mengadakan pertemuan tambahan
diluar pertemuan organisasi.
“solusi dan harapan, harapannya ya dari ehm diri anggota masing-masing sih. Kalo
misalnya dari diri anggota masing-masing itu lebih cinta kepada UKM, pasti UKM itu menjadi
lebih baik gitulah yakan? Karena kan setiap orang itu berbeda, kadang ada yang tugas banyak
dia malas kumpul gitukan? Terus karena ngaret, kalau bisa UKM itu jangan kalo ada pertemuan
gitukan? Ya yang pentinglah yang dibahas. Terus kalo bisa setiap minggu itu ngadain hunting.
Hunting ya sekitaran Medan atau keluar Medan lah gitu yakan? Ya pokoknya memperdalam
lagilah jangan teori doang, kalau bisa sih banyakin prakteknya biar anggota itu lebih
termotivasi atau lebih giatlah gitu untuk selalu di dalam UKM gitu. Ehm terus kayak ya kumpul-

Universitas Sumatera Utara


kumpul selain hari jumat. Ya senior kumpul-kumpul lah entah sesama anggota. Entah makan-
makan di kafe, nongki-nongkilah gitu yakan biar mempererat kekeluargaan. Lalu harapan ya
semoga UKM Fotografi semakin lebih baik dan program kerjanya tetap terjalankan”.
Analisis Kasus 5
Ayu adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations (PR) Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) yang merupakan
anggota dari organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotofgrafi Universitas Sumatera Utara
(USU) periode 2017. Menurut Ayu UKM Fotografi adalahorganisasi yang keren, pematerinya
sudah berpengalaman dan seniornya tidak pelit ilmu.
Hubungan Ayu dengan sesama anggota baik-baik saja, karena tidak terlalu dekat. Ayu
mengatakan bahwa dia hanya kenal-kenal begitu saja dengan anggota yang lainnya. Hanya
menganggap Ayu tahu siapa dia dan sebaliknya dia tahu siapa Ayu. Di sini terlihat bahwa
kurangnya kekompakan antar anggota UKM Fotografi di masa kepengurusan periode 2017.
Dalam menjalankan suatu organisasi kita perlu mengetahui bagaimana cara
berkomunikasi yang baik dan benar antar sesama anggota dalam suatu organisasi agar
komunikasi dapat berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan.Komunikasi antarpribadi
sangat penting dilakukan untuk mendukung kelancaran komunikasi dalam organisasi. Sistem
komunikasi serta hubungan antar pribadi yang baik akan meminimalisir kesenjangan antara
berbagai pihak dalam organisasi dan meminimalisir rasa saling tidak percaya serta kecurigaan
dilingkungan kerja.
Komunikasi yang baik merupakan mediator dalam proses kerja sama dan transformasi
informasi dalam mendukung kemajuan organisasi. Komunikasi yang baik senantiasa
menimbulkan keterbukaan, rasa tanggungjawab, kebersamaan dan rasa memiliki
organisasi.Organisasi merupakan suatu kesatuan atau kumpulan yang terdiri atas orang-orang
atau bagian-bagian yang di dalamnya terdapat aktivitas kerja sama berdasarkan pola dan aturan-
aturan untuk mencapai tujuan bersama sehingga diperlukan komunikasi yang baik di dalamnya.
Organisasi sebagai kerangka kerja (frame of work) dari suatu manajemen yang
menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas antara
pimpinan dan bahwan dalam suatu sistem manajemen modern. Setiap organisasi pasti memiliki
program kerja yang telah dibuat dengan kesepakatan bersama untuk mencapai tujuan.Dalam
menjalankan suatu organisasi dibutuhkan kerjasama antar para pengurus organisasi dan anggota

Universitas Sumatera Utara


organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan baik. Namun terlihat jelas disini
bahwa masa kepengurusan tahun 2017 tidak menerapkan sistem kerjasama yang baik yang
mengakibatkan progja terbengkalai, yaitu pameran dan ekspedisi yang merupakan program kerja
wajib pertahunnya.
Ayu mengatakan bahwa program kerja tidak terlaksana dikarenakan anggota-anggotanya
hilang timbul, kurangnya kepedulian yang terlihat dari mengabaikannya informasi di grup line
yang menginformasikan seputaran akan dilaksanakannya pameran, dan pernah terjadinya
pertengkaran antar anggota dengan senior saat melaksanakan program kerja buka puasa
bersama., hingga membuat salah satu anggota yaitu penanggungjawab acara buka bersama
keluar dari UKM Fotografi. Sementara dia adalah salah satu motivator bagi semua teman-teman
anggotanya karena dialah yang memiliki semangat yang kuat. Pada akhirnya anggota yang
lainpun malas untuk menjalankan program kerja dikarenakan senior terlihat seperti menjatuhkan
bukan malah membimbing.
Dari penjelasan Ayu di atas terlihat bahwa senior memang tidak bisa mengayomi
anggotanya sehingga salah satu dari anggota menjadi keluar dari organisasi ini. Padahal terlihat
dari jawaban tersebut dia adalah anggota yang menjadi motivasi untuk anggota-anggota yang
lain agar anggota-anggota yang lain semangat untuk datang ke UKM Fotografi.
Dari kejadian tersebut Ayu sendiri sebagai anggota berharap agar timbulkan kecintaan
dari diri sendiri. Ia berharap kalau bisa UKM itu jika ada pertemuan, harus membahas hal yang
penting, setiap minggu mengadakan hunting untuk memperdalam ilmu dengan memperbanyak
praktek agar anggota lebih giat lagi dan mempererat kekeluargaan dengan mengadakan
pertemuan tambahan diluar pertemuan organisasi.

4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa pandangan
masing-masing informan berbeda-beda satu sama lainnya. Informan 1,2,3,4 dan 5 merupakan
bagian dari UKM Fotografi USU. Komunikasi yang terjalin pada mereka di dalam UKM
FotografiUSU tidak berjalan dengan baik pada masa kepengurusan periode 2017. Padahal
komunikasi yang berjalan dengan baik di dalam suatu organisasi menentukan sukses tidaknya
suatu organisasi tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Oleh karena itu, sangat perlu membina hubungan yang baik antara sesama di dalam
organisasi, baik sesama bawahan ataupun antara bawahan dengan atasan. Hubungan yang baik
itu tentunya dengan adanya intensitas berkomunikasi yang baik juga. Atasan yaitu pengurus yang
mampu mengarahkan seluruh bawahannya untuk dapat mewujudkan tujuan dari sebuah
organisasi adalah atasan yang profesional.
Selanjutnya, keberhasilan atasan dapat dilihat dari keahlian berkomunikasi. Penggunaan
cara atasan yakni senior dengan pengurus dalam menyampaikan pesan baik itu lisan dan tulisan
ialah tidak baik dan tidak dapat dipahami isi kejelasan pesan yang telah disampaikan oleh senior
dan pengurus.Dikarenakan kurangnya koordinasi antara senior dengan anggota, pengurus dengan
anggota dan anggota dengan senior maupun pengurus yang mengakibatkan program kerja yang
telah dibuat dengan kesepakatan bersama tidak terjalankan dan berjalan dengan baik.
Tercapainya hasil dalam suatu bidang yang menjadi tanggung jawab seseorang merupakan initi
keberhasilan manajemen (Lillico, 1984: 109).
Lingkungan organisasi merupakan salah satu proses kegiatan menciptakan saling tukar
menukar pesan antara atasan dan bawahan (downward communication) dan juga antara bawahan
dan atasan (upward communication). Komunikasi dan hubungan yang telah terjalin di UKM
Fotografi dianggap kurang harmonis karena anggota merasa kurang dirangkul oleh senior dan
pengurus. Komunikasi ke bawahan (downward communication) tidak berjalan dengan baik
terbukti dari atasan kurang berfungsisebagai pusat kekuatan dalam sebuah organisasi.
Diharapkan atasan selalu berkomunikasi dengan semua pihak melalui hubungan formal
maupun hubungan informal, sebab suksesnya pelaksanaan tugas-tugas kepemimpinan itu
sebagian besar ditentukan sekali oleh keterampilannya menjalin komunikasi yang baik dengan
semua pihak yang ada kaitannya dengan kegiatan organisasi. Hal tersebut tentunya akan
meningkatkan loyalitas kinerja setiap anggota terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
UKM Fotografi yang terlihat setiap kalinya menerapkan asas kekeluargaan yang
membuat atasannya menjadi akrab dengan anggotanya karena kegiatan yang ada di dalam UKM
Fotografi USU tersebut tidak lagi terlihat pada masa kepengurusan periode 2017. Komunikasi ke
atas (upward communication) yang dilakukan antara bawahan terhadap atasan dalam hal
pemberian informasi tugas tidak efektif. Bawahan telah memiliki hak untuk menyampaikan
persoalan-persoalan dan dalam pekerjaan mereka masing-masing. Namun bawahan tidak
menerapkan hak yang telah diberikan. Seniorpun terlihat tidak merangkul dan mengayomi.

Universitas Sumatera Utara


Senior malah memihak sehingga mengibatkan terjadinya perpecahan yang membuat salah satu
dari anggota UKM Fotografi keluar dari organisai tersebut. Saran-saran dari bawahan kepada
atasan juga sering tidak diterima dengan positif oleh atasan itu sendiri.
Dalam hal ini, atasan tidak siap untuk melakukan komunikasi upward communication
sehingga bawahan merasa sungkan hingga malas untuk menyampaikan persoalan-persoalan yang
mereka alami dalam melaksanakan instruksi dari atasan dan juga dalam hal penyampaian saran-
saran mereka kepada atasannya. Jika dilihat dari tugas dan tanggung jawab, suatu organisasi
terbentuk apabila memerlukan usaha lebih dari satu orang untuk menyelesaikannya. Kondisi ini
timbul mungkin disebabkan oleh karena tugas itu terlalu besar atau terlalu kompleks untuk
ditangani oleh satu orang saja (Muhammad, 2009:24).
Oleh karena itu, adanya komunikasi antara atasan dan bawahan (downward
communication) dan juga komunikasi antara bawahan terhadap atasan (upward communication)
harus terjalin dengan baik sehingga dapat mencari solusi permasalahan untuk setiap persoalan
pekerjaan dalam organisasi.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat dikemukakan
beberapa kesimpulan sebagai berikut:

3. Berdasarkan hasil penelitian pada organisasi UKM Fotografi, dinamika komunikasi


antarpribadi dalam hubungan antaranggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi
Universitas Sumatera Utara tidak berjalan dengan baik pada masa kepengurusan periode
2017. Dalam hal arus komunikasi yaitu komunikasi ke bawah (downward
communication) yaitu proses komunikasi yang terjadi antara atasan kepada bawahan dan
juga komunikasi ke atas (upward communication) yaitu proses komunikasi yang terjadi
antar bawahan kepada atasan yang berupa intruksi tugas (jobs instruction), pelaksanaan
tugas (job rationale), informasi peraturan (job instruction), pemberian motivasi bawahan
yang telah diberikan oleh atasan tidak dilakukan dengan baik dan juga pemberian
informasi saran dan masalah kinerja dari bawahan kepada atasan juga tidak dilakukan
dengan baik oleh bawahan tersebut. Begitu juga dengan tingkat kejelasan dan cara atasan
maupun bawahan dalam memberikan informasi kepada anggota yang lainnya tidak sesuai
dan tidak terlaksana dengan baik. Padahal dengan adanya pemberian informasi yang telah
disampaikan oleh atasan maupun anggota tersebut mengakibatkan kinerja bawahan
maupun atasan dalam melakukan tugasnya masing-masing semakin baik pula.
Komunikasi antar pribadi yang terjalin antar sesama anggota UKM Fotografi tidak
berjalan dengan baik. Terlihat dari masalah-masalah yang timbul sesuai dengan yang
dikatakan oleh para informan, yakni senior dianggap kurang merangkul dan kurang
mengayomi sehingga tidak terjadi keharmonisan.
4. Berdasarkan hasil penelitian pada organisasi UKM Fotografi USU, dalam hal manajemen
komunikasi yang terjadi di organisasi ini kurang berjalan dengan baik. Program kerja
yang sudah dibuat dengan kesepakatan bersama tidak terealisasi dengan baik. Program
kerja tahunan dan dapat dikatakan program kerja wajib yaitu pameran angkatan dan
ekspedisi tidak terlaksana pada masa kepengurusan periode 2017. Komunikasi anggota
kepada pemimpin dan pemimpin dengan anggotanya yaitu melalui musyawarah yang

Universitas Sumatera Utara


dilakukan oleh UKM Fotografi USU yang berguna untuk bertukar saran dan juga untuk
pengambilan keputusan dalam melakukan kegiatan UKM Fotografi USU sehingga
anggota maupun atasan bisa menyalurkan aspirasinya tidak berjalan dengan baik pula.
Kurangnya keharmonisan di dalam organisasi ini menjadi penyebab tidak terjalankannya
program kerja. Bukan hanya itu, anggota juga merasa kurang dirangkul dan senior
dianggap kurang mengayomi. Senior dan pengurus merasa bahwa anggota kurang
berkoordinasi dengan atasan. Seperti tidak menanyakan hal-hal yang akan diputuskan
terlebih dahulu. Padahal apapun keputusan yang akan diambil anggota merupakan
tanggung jawab dari senior dan pengurus.. Keputusan untuk melakukan kegiatan tersebut
tidak dilakukan bersama-sama karena anggota merasa bahwa sebagian senior dan
pengurus hanya menyalahkan tanpa memberi solusi. Seharusnya dengan adanya kegiatan
tersebut, jika terjalankan dengan baik membuat tidak ada batasan antara atasan dengan
bawahan karena dalam UKM Fotografi USU sedari dulu menerapkan asas kekeluargaan
yang membuat atasan dengan bawahan menjadi akrab dan solid. Berbeda dengan masa
kepengurusan periode 2017 ini.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Saran secara teoritis, bawahan diharapkan dapat ikut berpartisipasi secara aktif untuk datang
dalam rapat dan juga menyampaikan saran dan keluhan kepada pimpinan di saat berlangsungnya
rapat karena menyampaikan saran dan keluhan yang inovatif akan berpengaruh terhadap
kelangsungan operasional sebuah organisasi.
2. Saran dalam kaitan Akademik, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dinamika
komunikasi antarpribadi dalam hubungan antar anggota dan mengetahui manajemen kominikasi
di UKM Ftografi USU. Secara akademis penelitian ini dapat memberikan masukan, dan
menambah bahan penelitian, bahan referensi, serta sumber bacaan dikalangan mahasiswa
khususnya di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi.
Peneliti juga berharap penelitian ini dapat berlanjut dalam penelitian mengenai dinamika
komunikasi antarpribadi dalam hubungan antar anggota dan manajemen kominikasi.

Universitas Sumatera Utara


3. Saran secara praktis, dapat menjadi masukan bagi pihak UKM Fotografi USU khususnya
tentang dinamika komunikasi antarpribadi dalam hubungan antar anggota dan manajemen
kominikasi. Sebaiknya pengurus dan senior lebih mengayomi dan merangkul anggotanya agar
lebih termotivasi untuk lebih produktif lagi bekerja sesuai tanggungjawab masing-masing.
Dengan adanya penelitian ini semoga dapat menjadi pertimbangan bagi pihak UKM Fotografi
USU untuk lebih memperhatikan kesejahteraan bawahannya dan mampu menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif.

5.3 Implikasi

5.3.1 Implikasi Teoiritis

Dinamika komunikasi antarpribadi dalam hubungan antar anggota tidak berjalan dengan
baik antara anggota dengan atasan. Manajemen komunikasinya juga tidak berjalan dengan baik
karena kurang terealisasi program kerja yang telah disepakati bersama. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah didapatkan, implikasi teoritis berhubungan dengan fungsinya komunikasi
dalam kehidupan berorganisasi.

5.3.2 Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa komunikasi sangat penting
dalam kehidupan bersosial khususnya dalam berorganisasi. Komunikasi yang baik dan
musyawarah bersama sangat berguna dalam mencapai tujuan dari organisasi UKM Fotografi
USU itu sendiri. Peneliti berharap, dengan adanya musyawarah maka anggota-anggota dalam
organisasi berani menyatakan pendapatnya dan berpartisipasi dalam kegiatan organisasi.
Terkhusus untuk pengurus dan senior agar lebih mengayomi dan lebih merangkul anggotanya
agar penerapan kekeluargaan semakin terjalin untuk menjadikan organisasi UKM Fotografi ini
semakin lebih baik.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR REFERENSI
Agus M. Hardjana. (2003). Komunikasi intrapersonal & KomunikasiInterpersonal. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.

Baron, Robert A. & Donn Byrne. (2005). Psikologi Sosial, jilid 2 Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa:
Ratna Djuwita,dkk. Jakarta: Erlangga.

Baxter, Leslie A. & Earl Babbie. 2004. The Basics od Communication Research. Thomson-
Wadsworth, Canada.

Budyatna, Muhammad & Leila Mona Ganiem. (2011). Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di masyarakat. Jakarta: Kencana pernada Media Group.

____________. (2008). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan .

Cangara, Hafied. (2011). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo. Persada.

Effendy, Onong Uchjana. (1992). Humas Suatu Studi Komunikologis. Bandung: PT.Remaja
Rosda.
______________________.(2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya
Bakti.

____________________. (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda
Karya.

Erlina, 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.

Hidayat, A.A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.

Idrus, Muhammad. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga.


Lillico. (1984). Komunikasi Manajemen. Jakarta: Erlangga

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti.


Miles, B & Huberman A. Michael. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas
Indonesia

Moleong, Lexy. J. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakaya.

Muhammad, Arni. (2009). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Sumatera Utara


Mulyana, Deddy. (2014). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

_____________. (2008). Komunikasi Efektif: Suatu pendekatan lintas budaya. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari & Mimi Martini. (1994). Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajahmada
University.
Neuman, W. L.(1997). Social research methods: Qualitative and quantitative approaches in
social works. New York: Columbia University.

Pace, R. Wayne & Don F. Faules. (2006). Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Poerwadarminta, WJS.(1974). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


Pujileksono, Sugeng. 2015. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang: Intrans
Publishing.

Purba, Amir, dkk. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa Press.

Ruslan, Rosady. (1999). Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

____________. (2001). Manajemen Humas & Manajemen Komunikasi: Konsep dan Aplikasi.
Edisi revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

____________. (2004). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.

Siagian, H. (1997). Manajemen Suatu Pengantar. Bandung: Alumni.

Soehartono, Irawan. (2004). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Soyomukti, Nurani. (2016). Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan IV. Ar-Ruzz Media

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syafaruddin. (2005). Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Cet.1. Jakarta: Ciputat Press.

Vardiansyah, Dani. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


West, Richard & Turner, Lynn H. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

West, Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Humanika.

Wibowo. (2011). Budaya Organisasi: Sebuah Kebutuhan untuk Meningkatkan Kinerja Jangka
Panjang. Jakarta: Rajawali Pers.

Wiratna, V. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sumber lain:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/49349/Chapter%20II.pdf?sequence=4

(diakses pada 6 Februari 2018 pukul 20.00 Wib)

http://digilib.uinsby.ac.id/2451/2/Bab%202.pdf (diakses pada 6 Februari 2018 pukul 20.00)

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/456/jbptunikompp-gdl-restarangg-22796-9-babii.pdf

(7 Februari 2018 pukul 20.00 Wib)

http://repository.uinsu.ac.id/156/5/Bab%202.pdf (diakses 7 Februari pukul 21.00)

http://www.pengertianpakar.com/2015/05/teknik-pengumpulan -dan-analisis-data-kualitatif.html;
(diakses pada 8 Februari 2018 pukul 06.00 Wib)

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Daftar pertanyaan untuk informan:

1. Data diri Informan


2. Apakah motivasi kamu mengikuti UKM Fotografi USU?
3. Menurut kamu bagaimana sih organisasi UKM Fotografi ini?
4. Posisi kamu di UKM Fotografi sebagai apa
5. Bagaimanakah bubungan kamu dengan anggota-anggota UKM Fotografi yang lain?
6. Bagaimana cara pengurus membuat program kerja?
7. Program kerja apa saja yang tidak terlaksana?
8. Menurut kamu apa penyebab sehingga tidak terlaksananya program kerja tersebut?
9. Dari kamu sendiri, kira-kira apasih solusi dan harapan kamu agar UKM Fotografi
menjadi lebih baik lagi

Universitas Sumatera Utara


Wawancara Informan 1

Wawancara Informan 2

Universitas Sumatera Utara


Wawancara Informan 3

Universitas Sumatera Utara


Wawancara Informan 4

Universitas Sumatera Utara


Wawancara Informan 5

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai