Anda di halaman 1dari 76

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERTUMBUHAN EKONOMI DI KAB/KOTA PROVINSI


LAMPUNG TAHUN 2014-2019 DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM

Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Dalam Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam

Oleh
ALYA AGUSTIA NINGSIH
NPM : 1651010361

Program Study : Ekonomi Syari’ah

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H/2021 M

I
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN EKONOMI DI KAB/KOTA PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2014-2019 DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM

Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Dalam Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam

Oleh
ALYA AGUSTIA NINGSIH
NPM : 1651010361

Program Study : Ekonomi Syari’ah

Pembimbing I : Vitria Susanti, M.A., M.ec. Dev.


Pembimbing II : Gustika Nurmalia, S.E.I., M.EK

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H/2021 M

II
ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menandakan bahwa perekonomian didalam suatu negara atau
daerah mengalami perkembangan, sebab pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi
dari perkembangan suatu perekonomian dalam suatu wilayah. Banyak variabel-variabel perekonomian
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain pengeluaran pemerintah, investasi, dan tenaga
kerja.Provinsi Lampung merupakan pusat perekonomian dan titik pertumbuhan (growth point) yang
kegiatan perekonomiannya berasal dari masing-masing kabupaten/kota yang dimilikinya.
Rumusan..masalah..dalam.penelitian.ini.adalahBagaimana PengaruhPengeluaran Pemerintah, Tenaga
Kerja dan Investasi secara simultan dan parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kab/Kota Provinsi
Lampung dan bagaimana Pertumbuhan Ekonomi dalam perspektif ekonomi islam. Dengan demikian
penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh secara simultan dan parsial Pengeluaran
Pemerintah, Tenaga Kerja, dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kab/Kota Provinsi Lampung.
Metode yang digunakan dala penelitian ini adalah metode analisis regresi data panel. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah Pengeluaran Pemerintah (X1) Tenaga Kerja (X2) dan Investasi (X3)
sedangkan variabel terikatnya adalah Pertumbuhan Ekonomi dengan objek penelitian di Kab/Kota
Provinsi Lampung.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh metode pendekatan penelitian engan
metode random effect model dan hasil penelitiannya bahwa hasil uji secara parsial menyatakan
pengeluaran pemerintah (X1) memproleh nilai t-statistik 0,0093 berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi sedangkan variabel tenaga kerja (X2) memperoleh nilai t-statistik 0,4158tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomidan variabel Investasi dengan nilai t-statistik 0,9382 tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kab/Kota Provinsi Lampung tahun 2014-2019.
Berdasarkan hasil uji simultan pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, daninvestasi secara bersama-
samatidak berpengaruh signifikasi terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Kab/Kota Provinsi
Lampung tahun 2014-2019. Islam mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai perkembangan yang
terus-menerus dari faktor produksi secara benar yang mampu memberikan konstribusi bagi kesejahteraan
manusia. Dengan demikian, maka pertumbuhan ekonomi menurut Islam merupakan hal yang sarat nilai.
Suatu peningkatan yang dialami oleh faktor produksi tidak dianggap sebagai pertumbuhan ekonomi jika
produksi tersebut misalnya memasukkan barang-barang yang terbukti memberikan efek buruk dan
membahayakan manusia.

Kata kunci:Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja, Investasi, Ekonomi Islam.

III
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Alya Agustia Ningsih
NPM : 1651010361
Program studi : Ekonomi Islam
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Menyatakan skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERTUMBUHAN EKONOMI DI KAB/KOTA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014-2019
DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM” adalah benar-benar merupakan hasil karya
penyusunan sendiri, bukan dipublikasi ataupun saduran dari karya orang lain kecuali pada bagian
yang telah dirujuk dan disebut dalam footnote atau daftar pustaka. Apabila di lain waktu terbukti
adanya penyimpangan dalam karya ini, maka tanggung jawab sepenuhnya ada pada penyusun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.

Bandar Lampung, November 2020


Penulis,

Alya Agustia Ningsih


NPM. 1651010361

IV
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Alamat: Jl. Letkol. H. Endro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung35131, Telp. (0721) 703260

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN


EKONOMI DI KAB/KOTA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014-2019 DALAM
PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Nama : Alya Agustia Ningsih
NPM : 1651010361
Program Studi : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

MENYETUJUI
Untuk dimunaqosyahkan dan dipertahankan dalam Sidang Munaqosah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung

Pembimbing I, Pembimbing II,

Vitria Susanti, M.A., M.Ec.Dev Gustika Nurmalia, S.E.I., M.EK


NIP 197809182005012005 NIP

Mengetahui
Ketua Program Studi

Madnasir, S.E.,M.Si.
NIP. 197504242002121001

V
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Alamat: Jl. Letkol. H. Endro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung35131, Telp. (0721) 703260

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di


Kab/Kota Provinsi Lampung Tahun 2014-2019 Dalam Perspektif Ekonomi Islam” disusun oleh
Alya Agustia Ningsih, NPM. 1651010361, Program studi: Ekonomi Syariah, telah diujikan dalam
sidang Munaqasyah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung pada Hari/Tanggal:

TIM PENGUJI

Ketua :

Sekertaris :

Penguji I :

Penguji II :

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Dr. Ruslan Abdul Ghofur, M.S.I.


NIP. 198008012003121001

VI
MOTTO




Artinya : Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka
berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Q.S Al-Baqarah 148)

PERSEMBAHAN

VII
Teriring doa dan rasa syukur terdalam kehadirat Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan
inayahnya, serta shalawat selalu tercurah kami ucapkan kepada junjungan kami nabi Muhammad SAW,
skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua yang sangat ku cintai Bapak Sarwoko dan Ibu Supriyati yang selalu memberikan kasih
sayang, doa, motivasi, waktu dan tenaga untuk mendukung keberhasilanku.
2. KakakkandungLina Ardiani& kakak iparku Puguh Suseno yang juga turut andil dalam memberi
support dan dukungan, serta motivasi dan ilmu atas pengalaman, terimakasih kakaku tersayang.
3. Saudara-saudaraku baik dari keluarga Ibu maupun Ayah yang memberikan semangat, dukungan, dan
doa, baik dengan Tindakan ataupun ucapan.
4. Teman-teman terbaik Lusi Kurnia Hanifa, Dewi Febriani, Syahida Izzati, Janizfati S.E., Vinka Dwi
Kirana S.E., Yaumil, Widya Ayu Rianti Amd.KA, Novi Tania S.E.
5. Sahabat-sahabatku kelas E Ekonomi Syariah Angkatan 2016 yang sedang berjuang juga, selalu
semangat kawan-kawan.

RIWAYAT HIDUP

VIII
Penulis bernama Alya Agustia Ningsih, Lahir di Tulang Bawang, pada tanggal 3 Agustus 1998.
Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Sarwoko dan Supriyati
Adapun riwayat Pendidikan yang telah diselesaikan adalah :
1. 2003-2004 TK Dharmawanita Lambu Kibang Tulang Bawang
2. 2004-2010 SD Negeri 1 Indraloka Tulang Bawang
3. 2010-2013 SMP Negeri 1 Way Serdang Mesuji
4. 2013-2016 SMK Kartikatama Metro
Pada tahun 2016, peneliti melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden
Intan Lampung di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam pada Program Studi Ekonomi Syariah melalui
seleksi Ujian Mandiri Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) yang kala itu UIN
Raden Intan Lampung masih bernama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.

KATA PENGANTAR

IX
Puji syukur kehadirat Allah ‫ﷻ‬, karena dengan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KAB/KOTA PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2014-2019 DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM”. Sholawat serta salam selalu
tercurhakan kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang telah menjadi suri tauladan sepanjang masa.
Tersusunya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak. Penulis mengucapkan
terimakasih sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang terhormat yaitu:
1. Bapak Ruslan Abdul Ghofur M.Si. selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
2. Bapak Madnasir, S.E M.Si selaku Ketua Priodi Ekonomi Syariah Fakulatas Ekonomi dan Bisnis
Islam
3. Ibu Vitria Susanti, M.A M.Ec Dev dan Ibu Gustika Nurmalia, S.E.I., M.E.k. selaku Pembimbing I
dan Pembimbing II yang telah membimbing penulis, hingga penulisan skripsi ini bisa
diselesaikan dengan baik.
4. Bapak dan Ibu Dosen serat Staf dan Karyawan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Raden Intan Lampung yang telah memberikan ilmu dan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi.
5. Pimpinan dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan UIN Raden Intan Lampung
yang telah memberikan informasi, data, refrensi dan lain-lain.
6. Seluruh pihak yang penulis tidak dapat cantumkan namanya satu persatu namun penulis
mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan
manfaat khususnya dalam bidang Ekonomi Syariah.

Bandar Lampung, November 2020


Penulis,

Alya Agustia Ningsih


NPM. 1651010361

DAFTAR ISI

X
HALAMANJUDUL..................................................................................................................... i

ABSTRAK.................................................................................................................................. iii

SURAT PERYATAAN.............................................................................................................. iv

SURAT PEMBIMBING............................................................................................................. v

PENGESAHAN...........................................................................................................................vi

MOTTO......................................................................................................................................vii

PERSEMBAHAN......................................................................................................................viii

RIWAYAT HIDUP.................................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR................................................................................................................. x

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL...................................................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul..................................................................................................2
B. Latar Belakang Masalah.....................................................................................3
C. Batasan Masalah................................................................................................15
D. Rumusan Masalah..............................................................................................15
E. Tujuan Penelitian...............................................................................................16
F. Manfaat Penelitian.............................................................................................16

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengeluaran Pemerintah
1. Pengertian Pengeluaran Pemerintah.................................................................18
2. Teori Pengeluaran Pemerintah.........................................................................24
3. Hubungan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi............26
4. Pengeluaran Pemerintah Dalam Perspektif Islam.............................................27

B. Tenaga Kerja
1. Pengertian Tenaga Kerja..................................................................................31
2. Faktor-faktor Penyerapan Tenaga Kerja...........................................................35
3. Permintaan Dan Penawaran Tenaga Kerja......................................................41
4. Status Pekerjaan...............................................................................................42
5. Kriteria Pemilihan Tenaga Kerja Dalam Islam.................................................44
6. Tenaga Kerja Dalam Islam...............................................................................45

C. Investasi
1. Pengertian Investasi.........................................................................................49
2. Komponen-komponen Pengeluaran Investasi..................................................51

XI
3. Jenis-jenis Investasi.........................................................................................53
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi.................................................54
5. Investasi Dalam Perspektif Islam.....................................................................56
D. Tinjauan Pustaka.........................................................................................................61
E. Hipotesis......................................................................................................................65

BAB III Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian


1. Jenis Penelitian................................................................................................68
2. Sifat Peneltian..................................................................................................69
B. Sumber Data
Sumber Data........................................................................................................69
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka...................................................................................................69
2. Dokumentasi....................................................................................................70
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi ...........................................................................................................70
2. Sampel..............................................................................................................70
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian
1. Variabel Penelitian...........................................................................................71
2. Definisi Operasional.........................................................................................72
F. Metode Analisis Data............................................................................................74
1. Model Regresi Dengan Panel Data....................................................................76
a. Pooled Least Square (PLS)..........................................................................77
b. Fixed Effect Model.......................................................................................78
c. Random Effect Model...................................................................................78
d. Uji Heteroskedasitas....................................................................................65
e. Uji Chow.................................................................................................................79
f. Uji Hausman............................................................................................................80
2. Spesifikasi Model Regresi.................................................................................81
3. Uji Statistik.......................................................................................................83
a. Uji T Parsial.................................................................................................83
b. Uji F Simultan..............................................................................................83
c. Uji Koefisien Determinasi R2.......................................................................84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Objek Penelitian
1.Gambaran Umum Provinsi Lampung.................................................................85
2.Administrasi Pemerintah....................................................................................88
3. Daftar Gubernur dan wakil di Provinsi Lampung..............................................89
B. Analisis Deskripsi Objek Penelitian......................................................................82
C. Analisis Regresi Data Panel..................................................................................82
1. Metode Pooled Least Square (Common Effect).................................................99
2. Metode Pendekatan Efek Tetap(Fixed Effect)...................................................89
3. Metode Pendekatan Efek Acak(Random Effect)................................................89
D. Pemilihan Model Regresi......................................................................................102
1.Uji Chow............................................................................................................103
2.Uji Hausman...................................................................................................103
XII
E. Pengujian Statistik..............................................................................................104
1.Uji Parsial (T)..................................................................................................104
2.Uji Simultan (F)..............................................................................................105
3.Uji Koefisien Determinasi (R2)........................................................................106
4.Interpretasi Koefisien Random Effect.............................................................107
F. Pembahasan........................................................................................................111

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................119
B. Saran...................................................................................................................120

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
XIII
Tabel 1.1Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengeluaran Pemerintah Provinsi
Lampung Tahun 2014-2019................................................................7
Tabel 1.2 Total Kondisi Ketenagakerjaan Lampung 2014-2019.......................10
Tabel 1.3PDRBdan Investasi LampungTahun 2014 – 2018..............................12
Tabel 1.4Definisi Operasional.............................................................................7
Tabel 1.5 Pertumbuhan di Provinsi Lampung tahun 2014-2019.......................92
Tabel 1.6Pengeluaran Pemerintah Lampung tahun 2014-2019.........................94
Tabel 1.7Partisipasi Angkatan Kerja Lampung tahun 2014-2019.....................95
Tabel 1.8Investasi Lampung tahun 2014-2019..................................................97
Tabel 1.9Regresi Data Panel Dengan Metode Common Effect.........................98
Tabel 1.10 Regresi Data Panel Dengan Metode Fixed Effect............................99
Tabel 1.11 Regresi Data Panel Dengan Metode Random Effect.....................101
Tabel 1.12 Hasil Uji Chow..............................................................................103
Tabel 1.13 Hasil Uji Hausman........................................................................103

XIV
BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Sebelum penulis menguraikan pembahasan lebih lanjut, terlebih dahulu akan dijelaskan istilah
dalam skripsi ini untuk menghindari kekeliruan bagi pembaca maka adanya penegasan judul. Oleh
karena itu, untuk menghindari kesalahan tersebut disini diperlukan adanya pembatas terhadap arti
kalimat dalam skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini yaitu:"ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KAB/KOTA PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2014-2019 DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM".
1. Analisis adalah proses dimana penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan
bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian itu untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan.1
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan
(mempengaruhi) terjadinya seseuatu.2
3. Pertumbuhan Ekonomi adalah suatu aktivitas ekonomi negara dan perubahannya dari kondisi
konstan dan tetap menuju kondisi dinamis dengan cara penambahan kemampuan ekonomi
negara untuk merealisasikan pertambahan tahunan yang dihitung dalam akumulasi devisa negara
beserta perubahan jumlah dan sarana-sarana produksi, kemampuan menyerap tenaga kerja, dan
perhitungan pertambahan kemampuan industri beserta infrastrukturnya yang ditunjukkan
melalui penurunan ketergantungan pada aktivitas-aktivitas ekonomi tradisional. 3
4. Perspektif adalah sudut pandang terhadap suatu masalah yang terjadi atau secara pandang
tertentu yang didigunakan untuk melihat suatu fenomena. 4
5. Ekonomi islam adalah bidang ilmu ekonomi yang berdasar kepada al-quran dan hadits yang
mempelajari perilaku individu yang dituntun oleh ajaran islam,mulai dari penentuan tujuan
hidup,cara memandang dan menganalisis masalah ekonomi,serta prinsip-prinsip dan nilai-nilai
ekonomi yang harus dipegang agar dapat mencapai suatu tujuan. 5

B. Latar Belakang Masalah


Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator yang dapat menggambarkan kondisi ekonomi
di suatu wilayah dalam periode tertentu yang dihitung dengan data PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto) yaitu jumlah nilai tambah yang dihasilkan dalam proses berproduksi barang dan jasa
di prekonomian suatu daerah.
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kinerja pemerintahan dalam
meningkatkan pembangunan ekonomi di setiap negara. 6 Setiap negara akan berupaya untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi paling optimal. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
akan membawa manfaat bagi masyarakat luas. 7
Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan output yang dibentuk oleh berbagai sektor
ekonomi sehingga dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau kemunduran yang telah dicapai

1
Nugroho Eko, Dibalik Searah Perekonomian Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, H. 65.
2
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2011, H. 22
3
Abdullah Abdul Husain At-Tariqi, Ekonomi Islam (Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004 ) H.275
4
Tim Bejana,Kamus Kata Buku Bahasa Indonesia,(Jakarta:Lazuardi Buku Utama,2009),H.51
5
Pusatpengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Ibid H.19
6
Ni Luh Aprilia Kesuma Dan I Made Suyana Utama, “ Anilisis Sektor Unggulan Dan Pergeseran Pangsa
Sektor-Sektor Ekonomi Kabupaten Klungkung” Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, Vol. 8 No.1 (Februari 2015),
H.169
7
Tim Biro Hubungan Dan Studi Internasional-Bank Indonesia, Perekonomian Asia Timur Satu Dekade
Setelah Krisis (Jakarta: Grasindo, 2015), H.57
2

oleh sektor ekonomi tersebut pada suatu waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh
mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu
periode tertentu, karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan
faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan
menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat sebagai
pemilik faktor produksi juga akan turut meningkat.8
Pemerintah Indonesia saat ini dalam masa pembangunan untuk mewujudkan masyarakat
sejahtera melalui pelaksanaan program-program pembangunan ekonomi. Kebijakan pemerintah ini
dieksekusi melalui otonomi daerah, pembangunan di daerah menjadi strategi utama agar terjadi
perkembangan perekonomian yang tepat sasaran dan dampaknya langsung dalam peningkatan
produksi barang dan jasa yang akan mengacu pada pertumbuhan ekonomi di daerah. Peningkatan
output berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang sudah menjadi masalah makroekonomi.
Pembangunan ekonomi yang merata saat ini diprioritaskan pemerintah karena tujuannya untuk
meningkatkan taraf hidup dan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Dalam pertumbuhan ekonomi
ada beberapa faktor yang mempengaruhi atau mendorongnya seperti investasi yang akan menambah
jumlah barang modal fisik dan nonfisik, teknologi yang digunakan akan berkembang. Bertambahnya
tenaga kerja sebagai akibat dari perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja serta pendidikan
akan menambah keterampilan dalam produktifitas, maka dari itu tenaga kerja berperan penting dalam
pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah harus memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pertumuhan ekonomi,
pertama dilihat dari sisi output total dan yang kedua dari sisi jumlah penduduknya. jumlah penduduk
akan selalu bertambah, kebutuhan dan keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa menjadi tidak
terbatas, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut, pemerintah harus mampu meningkatkan
output dari barang dan jasa.
Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai sub sistem negara dimaksudkan untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna peneyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.
Sebagai daerah otonom, Kabupaten/Kota untuk bertindak sebagai “motor” sedangkan pemerintah
Propinsi sebagai koordinator mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan
kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat dan
pertanggungjawaban kepada masyarakat.9
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah meningkatkan pertumbuhan
ekonomi disamping dua tujuan lainnya yaitu pemerataan dan stabilitas. Indikator ini penting dalam
melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara, karena dapat
memberikan gambaran makro atas kebijakan yang telah dilaksanakan, khususnya dalam bidang
ekonomi.10
Sebagai Sebuah Provinsi yang posisinya berada paling dekat dengan Ibu kota Negara di Pulau
Sumatera ini tentunya menimbulkan pertanyaan mengapa sampai saat ini lampung masih menjadi
daerah yang miskin di bandingkan dengan beberapa provinsi lainnya di Pulau Sumatera. Data BPS
Lampung, di tahun 2018, menunjukan data angka kemiskinan di Lampung tercatat sebesar 13,01%
atau sebanyak 1. jiwa. Yang mana, secara persentase, Lampung berada di peringkat ketiga termiskin
setelah Bengkulu dengan 14,91% dan Aceh 14,99%. Kemudian, jumlah tersebut juga masih lebih
tinggi dibandingkan angka kemiskinan nasional sebesar 10,12%. Penjabaran data BPS tersebut
memberikan gambaran bahwa Provinsi Lampung saat ini masih merupakan provinsi miskin baik
secara regional sumatera maupun secara nasional.

8
Ibid, H. 17
9
Deddy Rustiono (2008), Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah, Tesis, H. 1
10
Adearman Putra (2006), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten
Simalungun, Tesis, H. 16
3

Hal ini juga berarti bahwa pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahProvinsi Lampung saat
ini masih belum memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan pembangunan ekonomi
lampung, sehingga belum dapat dirasakan oleh masyarakat banyak di Provinsi ini.
Dalam Suatu Pembangunan Provinsi baik buruknya pembangunan provinsi tersebut tidak dapat
dilihat dari beberapa kemajuan Kabupaten/kota tertentu saja, tentunya seluruh kabupaten dan kota di
provinsi tersebut juga memiliki peran yang porsinya sama-sama penting.
Oleh karenanya dibutuhkan subuah analisis yang untuk mengetahui peranan seluruh
kabupaten/kota dalam pembentukan pembangunan ekonomi di Provinsi Lampung.Hal ini cukup
penting karena selama ini Pemerintah Provinsi Lampung Selalu menjadi kambing hitam atas
keterpurukan Ekonomi Lampung padahal yang seharusnya memiliki peranan besar dalam
pembentukan ekonomi Lampung adalah Pembangunan Kabupaten/Kota.
Berdasarkan dari pemikiran tersebut perlu diketahui dan dikelompokan kabupaten/kota mana
yang masih tertinggal, yang sedang tumbuh berkembang, atau yang sudah maju pesat, baik dari
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, atau nilai investasi yang masuk.

Gambar 1.1
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung

Berdasarkan gambar 1.1 di atas menggambarkan nilai pertumbuhan ekonomi di provinsi


Lampung. Nilai pertumbuhan ekonomi terkecil dari tahun 2014 – 2018 yaitu pada tahun 2014 yakni
sebesar 5.08% sedangkan terbesar pada tahun 2018 yaitu sebesar 5.27% dengan hal ini berarti terjadi
belum terjadi kesejahteraan yang merata

Tabel 1.1
Pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah
Provinsi lampung Tahun 2014-2019

Tahun Pertumbuhan ekonomi Pengeluaran pemerintah

(persen) (000 Rp)

2014 5.08 20697888.00


2015 5.13 23972126.00

2016 5.15 25534196.00

2017 5.17 26381506.00

2018 5.25 28001702.00


4

2019 5.27 29436794.00

Sumber : Badan Pusat Statistik 2021


Pencapaian kinerja pemerintah provinsi Lampung dalam perekonomian yang diukur dari nilai
produk domestik regional bruto yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi. Menurut
data yang diambil dari BPS pengeluaran pemerintah di Provinsi Lampung mengalami peningkatan
pada tahun 2015 sebesar Rp 23972126.00 (23,97 triliun) dibandingkan dengan tahun sebelumnya
pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp 20697888.00 (20,7 triliun) dengan pertumbuhan ekonomi sebesar
5.13% dan yang terbesar pada tahun 2019 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5.27% pengeluaran
pemerintah sebesar Rp 29436794.00 (29 triliun).Dalam menyelenggarakan pembangunan daerah
menuju tercapainya kemandirian daerah dan kemajuan yang merata di seluruh pelosok daerah, maka
pemerintah daerah harus dapat menyusun Anggarana Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Penyusunan anggaran tersebut harus ditata dalam suatu sistem anggaran yang mampu meningkatkan
penyelenggaraan daerah, baik tugas umum pemerintah maupun tugas pembangunan. Pengelolaan
keuangan daerah harus sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang kemudian disempurnakan dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 tahun 2006 tersebut.11
Sumber Pendapatan Asli Daerah Provinsi Lampung yang paling besar adalah dari pajak dan
retribusi daerah. Sedangkan pajak dihimpun dari seluruh masyarakat di Provinsi Lampung. Apabila
ada kenaikan dalam pertumbuhan ekonomi di provinsi Lampung akan menyebabkan kenaikan
pembayaran pajak. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi memiliki dampak tumbuhnya
nilai PDRB di provinsi Lampung. PDRB yang terus tumbuh memiliki arti semakin berkembangnya
perekonomian di provinsi Lampung. Ketika perekonomian tumbuh akan membawa dampak
tumbuhnya pajak yang dihimpun akibat tumbuhnya nilai PDRB. Berdasarkan penjelasan tersebut
maka perlu dilakukan penelitian tentang kebenaran bahwa Pendapatan Asli Daerah akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Lampung melalui PDRB sebagai tolak ukur pertumbuhan
ekonomi.
Namun dalam perkembangan suatu daerah bukan hanya Pendapatan Asli Daerah saja yang
perlu diperhatikan namun pengeluaran pemerintahan atau dengan kata lain belanja pemerintah pun
perlu dikaji dan diperhatikan pada setiap anggaran-anggaran APBD yang dikeluarkan pemerintah
untuk keberlangsungan perekonomian atau pembangunan daerah. Dimana salah satu fungsi utama
anggaran pemerintah daerah adalah sebagai alat kebijakan fiskal yang digunakan untuk menstabilkan
ekonomi dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Anggaran belanja pemerintah daerah yang
terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung yang diharapkan mampu menciptakan
sarana dan prasarana pembangunan sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. 12

Tabel 1.2
Total Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Lampung
Tahun 2014 – 2019 (Juta Jiwa)
Tahun Angkatan Kerja Yang Bekerja

11
Rinaldi Syahputra, ” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia”.
Jurnal Samudra Ekonomika, Vol. 1, No 2 (2017)
12
Boediono, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi (Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta, 1999).
5

2014 385.417
2015 407.190
2016 407.190
2017 437.884
2018 423.206
2019 424.229

Sumber : Badan Pusat Statistik 2021


Berdasarkan tabel 1.3 menunjukkan, angkatan kerja di Kota Bandar Lampung pada tahun
2014-2019. Angka angkatan kerja di provinsi Lampung cenderung fluktuatif. Jumlah angkatan kerja
tertinggi pada tahun 2017 yaitu sebanyak 437.884 juta jiwa disbanding pada tahun sebelumnya pada
tahun 2016 yaitu sebanyak 407.190 juta jiwa, sedangkan jumlah angkatankerja terendah yaitu pada
tahun 2014 sebesar 385.417 juta jiwa. Dengan demikian semakin besarnya jumlah angkatan kerja
seharusnya dapat dijadikan alat bantu oleh pemerintah Provinsi Lampung untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung.
Kenaikan jumlah angkatan kerja dianggap sebagai faktor positif dalam merangsang
pertumbuhan ekonomi. Jumlah angkatan kerja akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang bekerja
pada suatu daerah, artinya semakin banyak angkatan kerja berarti semakin produktif tenaga kerja.
Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja yang tersedia.
Semakin bertambahnya lapangan kerja yang tersedia maka akan menyebabkan meningkatnya total
produksi disuatu daerah. Peningkatan total produktivitas suatu daerah merupakan salah satu alat ukur
pertumbuhan ekonomi.13
Faktor lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah Human Capital
Investment.Modal fisik dalam perekonomian menjadi lebih produktif jika suatu negara mempunyai
modal manusia yang memadai. Menurut Meier & Stiglitz agen-agen pembangunan bisa lebih
produktif jika memiliki pengetahuan, kesehatan dan nutrisi yang lebih baik, dan peningkatan
keterampilan sehingga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. 14 Pembangunan ekonomi daerah
dilaksanakan berdasarkan dengan kemampuan daerah masing-masing dengan cara memanfaatkan
sumber daya yang tersedia sehingga dapat mendorong peningkatan keuangan daerah. Meningkatnya
keuangan daerah dapat membiayai seluruh pengeluaran daerah untuk memperbaiki sarana publik
dalam meningkatkan pelayanan publik.

Tabel 1.3
Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga Konstan 2010
Dan Penanaman Modal Dalam Negeri Di Provinsi Lampung
Tahun 2014 – 2019
Tahun PDRB-AHK 2010 Penanaman Modal Dalam
(Jutaan Rupiah) Negeri (Rupiah)
2014 189797.50 750.430,3
2015 199536.91 887.285,4
2016 209793.70 947.404
2017 220625.59 1.033.079,5
2018 232208.00 1.418.434,8
13
Dwi Cahya Nugraha, “Analisi Pengaruh Aglomerasi Industri, Angkatan Kerja Dan Upah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005-2015”. (Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,2018),H. 5.
14
Kuncoro, Mudrajad. Masalah, Kebijakan Dan Politik EKONOMIKA PEMBANGUNAN. (Jakarta:
Erlangga. 2010),.H. 9.
6

2019 214915.01 1.258.736.2

Sumber : Badan Pusat Statistik 2021


Data statistik perkembangan PDRB AHK 2010 cenderung mengalami peningkatan yang relatif
stabil, data ini menandakan terjadi tren positif di perekonomian Provinsi Lampung mengalami
peningkatan secara bertahap dalam lima tahun terakhir. Yang tertinggi pada tahun 2018 sebesar 232208
ribu miliar. Dan data jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kota Bandar Lampung Tahun
2014-2019 dilihat bahwa jumlah PMDN atau investasi d Kota Bandar Lampung mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Hal tersebut tentu saja dapat terjadi mengingat kemajuan Kota Bandar Lampung yang
menarik minat investor untuk menanamkan modal tertinggi pada tahun 2018 yakni sebesar Rp.
1.418.434,8 dan terendah di tahun 2014 sebesarRp 750.430,3.Investasi tersebut meliputi sektor primer,
sekunder, dan tersier. Sektor primer meliputi tanaman pangan dan perkebunan, peternakan, kehutanan,
perikanan, dan pertambangan. Sektor sekunder meliputi indutri-industri yang ada di Kota Bandar
Lampung. Dan sektor tersier meliputi listrik, gas, dan air, konstruksi, perdagangan dan reparasi, hotel dan
restoran, transpostasi, gudang, dan komunikasi, dan lain-lain.
Pertumbuhan ekonomi telah ada dalam wacana pemikiran muslim klasik, yang dibahas dalam
“pemakmuran bumi” yang merupakan pemahaman dari firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat
61:15

َّ‫ٱست َۡغفِ ُروهُ ثُ َّم تُوبُ ٓو ْا إِلَ ۡي ۚ ِه إِن‬ ٰ


ۡ َ‫ٱست َۡع َم َر ُكمۡ فِي َها ف‬ ِ ‫ٱعبُدُو ْا ٱهَّلل َ َما لَ ُكم ِّم ۡن إِلَ ٍه َغ ۡي ُر ۖۥهُ ه َُو أَنشَأ َ ُكم ِّمنَ ٱأۡل َ ۡر‬
ۡ ‫ض َو‬ ۡ ‫صلِ ٗح ۚا قَا َل ٰيَقَ ۡو ِم‬
َ ٰ ۡ‫َوإِلَ ٰى ثَ ُمو َد أَ َخاهُم‬
‫يب‬ٞ ‫يب ُّم ِج‬ ٞ ‫َربِّي قَ ِر‬
Artinya :
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya,
Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)".

Artinya, bahwa Allah ‫ﷻ‬. menjadikan kita sebagai wakil untuk memakmurkan bumi.
Terminologi ‘pemakmuran bumi’ ini mengandung pemahaman tentang pertumbuhan ekonomi,
sebagaimana yang dikatakan Ali bin Abi Thalib kepada seorang gubernurnya di Mesir: “Hendaklah kamu
memperhatikan pemakmuran bumi dengan perhatian yang lebih besar dari pada orientasi pemungutan
pajak, karena pajak sendiri hanya dapat dioptimalkan dengan pemakmuran bumi. Barang siapa yang
memungut pajak tanpa memperhatikan pemakmuran bumi, negara tersebut akan hancur.” 16
Islam mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai perkembangan yang terus-menerus dari
faktor produksi secara benar yang mampu memberikan konstribusi bagi kesejahteraan manusia. 17 Dengan
demikian, maka pertumbuhan ekonomi menurut Islam merupakan hal yang sarat nilai. Suatu peningkatan
yang dialami oleh faktor produksi tidak dianggap sebagai pertumbuhan ekonomi jika produksi tersebut
misalnya memasukkan barang-barang yang terbukti memberikan efek buruk dan membahayakan
manusia.
Di Provinsi Lampung, pada Tahun 2014-2019 laju pertumbuhan ekonomi terjadi secara fluktuatif.
Pada tahun 2014 laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung sebesar 5.08%, pada Tahun 2015
sebesar 5.13%, pada Tahun 2016 sebesar 5.15%, pada Tahun 2017 sebesar 5.17%, pada Tahun 2018
sebesar 5.25% dan sebesar 5,27% pada tahun 2019.18 Dengan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah
ProvinsiLampung harusnya pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan secara signifikan. Hal tersebut

Departemen Agama RI, Al-Alliy Al-Qur’an Dan Terjemahannya (Bandung: Diponegoro, 2005), H.182
15

Al-Tariqi, Ekonomi Islam: Prinsip, Dasar Dan Tujuan, 282– 283.


16

17
Abul Hasan Muhammad Sadeq, Economic Development In Islam (Malaysia: Pelanduk Publication,
1991), 5–6
18
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (Online) Diakses Pada 4 Mei 2020
(Https://Bandarlampungkota.Bps.Go.Id/)
7

dapat saja terjadi karena laju pertumbuhan ekonomi sendiri disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
tenaga kerja, pengeluaran pemerintah, dan PMDN.
Untuk itu perlu diteliti variabel ekonomi yang dominan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan
berbatasan langsung yang mempunyai potensi besar kemudian ditentukan suatu kebijakan yang dapat
mencapai kondisi tersebut. Dari uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
EKONOMI DI KAB/KOTA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014-2019 DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM”.

C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah ini dilakukan agar mendapatkan penelitian yang fokus agar ruang
lingkup penelitian tidak luas. Penelitian lebih fokus untuk menghindari hasil yang tidak diinginkan
dan menyimpang dari pokok permasalahan. Maka berdasarkan identifikasi masalah, penelitian
membatasi masalah Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Kab/Kota
Provinsi Lampung Tahun 2014 – 2019.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang menjadi pusatPerhatian dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Pengeluaran Pemerintah Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kab/Kota
Provinsi Lampung Tahun 2014-2019 ?
2. Apakah Tenaga Kerja Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kab/Kota Provinsi
Lampung Tahun 2014-2019 ?
3. Apakah Penanaman Modal Dalam Negeri Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Kab/Kota Provinsi Lampung Tahun 2014-2019 ?
4. Apakah Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Angkatan Kerja, Dan Penanaman Modal Dalam Negeri
Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Di Kab/Kota Provinsi Lampung Dalam Perspektif
Ekonomi Islam Tahun 2014-2019 ?

E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan melakukan penelitian skripsi ini adalah
Berikut:
1. Untuk Mengetahui PengaruhPengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Kab/Kota Provinsi Lampung Tahun 2014-2019.
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kab/Kota
Provinsi Lampung Tahun 2014-2019.
3. Untuk Mengetahui Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di K ab/Kota Provinsi Lampung Tahun 2014-2019.
4. Untuk Mengetahui Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Angkatan Kerja, Dan Penanaman
Modal Dalam Negeri Terhadap Pertumbuhan Di Kab/Kota Provinsi Lampung Tahun 2014-
2019Dalam Perspektif Ekonomi Islam.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Dapat memberikan manfaat untuk referensi bagi pengembangan ilmu terkait topik
penelitian yang sama dengan penelitian ini.
b. Dapat dijadikan bahan pertimbangandalam penyusunan penelitian yang selanjutnya
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
8

Sebagai sarana dan melatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah,


sistematis dan kemampuan untuk dapat menuliskan dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan
kajian-kajian teori ekonomi islam.
b. Bagi Pemerintah
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan dalam
membuat kebijakan atau keputusan terkait pertumbuhan ekonomi di Kab/Kota Provinsi
Lampung

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pertumbuhan Ekonomi
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
9

Menurut Deddy Rustiono, pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu


negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu
perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya
kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat yang disebabkan
oleh faktor-faktor produksi yang selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.
Menurut Sukirno dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu
negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah. 19
Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik menyatakan pertumbuhan ekonomi (di daerah
diukur dengan pertumbuhan PDRB) bergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi yaitu ;
modal, tenaga kerja dan teknologi.Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian. Dari
suatu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa
akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor
produksi baik dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah barang modal dan teknologi
yang digunakan juga makin berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat
perkembangan penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan dan keterampilan mereka.
Salah satu sasaran pembangunan ekonomi daerah adalah meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan pertumbuhan Pendapatan Domestik
Regional Bruto (PDRB) menurut harga konstan. Laju pertumbuhan PDRB akan memperlihatkan
proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Penekanan pada ”proses”, karena
mengandung unsur dinamis, perubahan atau perkembangan. Oleh karena itu pemahaman indikator
pertumbuhan ekonomi biasanya akan dilihat dalam kurun waktu tertentu, misalnya tahunan. Aspek
tersebut relevan untuk dianalisa sehingga kebijakan-kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh
pemerintah untuk mendorong aktivitas perekonomian domestik dapat dinilai efektifitasnya.

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik


Dalam model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow (Solow Neo Classical Growth
Model) maka fungsi produksi agregat standar adalah sama seperti yang digunakan dalam
persamaan sektor modern Lewis yakni:
Y = Aeµt . Kα . L1-α ....................................................................(1)
Y = Produk Domestik Bruto
K = stok modal fisik dan modal manusia
L = tenaga kerja non terampil
A = konstanta yang merefleksikan tingkat teknologi dasar
eµt = melambangkan tingkat kemajuan teknologi
α = melambangkan elastisitas output terhadap model, yakni
persentase kenaikan PDB yang bersumber dari 1% penambahan modal fisik dan modal
manusia. Menurut teori pertumbuhan Neo Klasik Tradisional, pertumbuhan output selalu
bersumber dari satu atau lebih dari 3 (tiga) faktor yakni kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga
kerja, penambahan modal (tabungan dan investasi) dan penyempurnaan teknologi.20

3. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

19
Deddy Rustiono (2008) Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah, Tesis, h. 110
20
Lia Amalia, Ekonomi pembangunan (Cet. 1; Jakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 12.
10

Adam Smith, pelopor pemikiran ekonomi klasik, dalam bukunya “An Inquiry into the
Natural and Causes of the Wealth of Nations” mengemukakan pandanganya mengenai faktor
penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi. Pandangan-pandangannya yang utama adalah: 21
a. Peranan sistem pasar bebas. Smith berpendapat bahwa sistem mekanisme pasar akan
mewujudkan kegiatan ekonomi yang efisien dan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
Dalam hal ini, pemerintah tidak perlu melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan
barang dan jasa.
b. Perluasan pasar. Smith menekankan pentingnya pasaran luar negeri dalam
mengembangkan kegiatan didalam negeri. Semakin luas pasaran barang dan jasa,
semakin tinggi tingkat produksi dan tingkat kegiatan ekonomi.
c. Spesialisasi dan kemajuan tekhnologi. Perluasan pasar dan perluasan kegiatan ekonomi
yang digalakkan akan memunkinkan dilakukan spesialisasi dalam kegiatan ekonomi.
Seterusnya spesialisasi dan perluasan kegiatan ekonomi akan menggalakkan
perkembangan teknologi dan produktifitas meningkat. Kenaikan ini akan memperluas
pasaran dan menaikkan pendapatan pekerja. Siklus ini akan mengakibatkan
perekonomian terus menerus berkembang.

B. Pengertian Pengeluaran Pemerintah


Pengeluaran pemerintah merupakan seperangkat produk yang dihasilkan yang memuat
pilihan atau keputusan yang dibuat oleh pemerintah untuk menyediakan barang-barang publik dan
pelayanan kepada masyarakat. Total pengeluaran pemerintah merupakan penjumlahan keseluruhan
dari keputusan anggaran pada masing-masing tingkatan pemerintahan (pusat – propinsi – daerah).
Pengeluaran Pemerintah Versi Keynes, pengeluaran pemerintah merupakan salah satu unsur
permintaan agregat. Konsep perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran
bahwa Y = C + I + G + X – M. Formula ini dikenal sebagai identitas pendapatan nasional. Variabel
Y melambangkan pendapatan nasional sekaligus mencerminkan penawaran agregat. Sedangkan
variabel-variabel di ruas kanan disebut permintaan agregat. Variabel G melambangkan pengeluaran
pemerintah. Dengan membandingkan nilai G terhadap Y serta mengamati dari waktu ke waktu dapat
diketahui seberapa besar kontribusi pengeluaran pemerintah dalam pembentukan pendapatan
nasional
Menurut Sadono Sukirno, pengeluaran pemerintah adalah bagian dari kebijakan fiskal yakni
suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan
besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah tiap tahunnya yang tercermin dalam dokumen
APBN untuk nasional dan APBD untuk daerah/regional. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah
dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output maupun kesempatan kerja dan memacu
pertumbuhan ekonomi.22
Sedangkan menurut Guritno menjelaskan pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan
pemerintah. Apabila pemerintah telat menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa,
pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk
melaksanakan kebijakan tersebut.23 Beberapa pengertian pengeluaran pemerintah maka dapat di
ambil kesimpulan bahwa yang di maksud dengan pengeluaran pemerintah adalah pembelanjaan yang
dilakukan oleh pemerintah terhadap barang dan jasa.
Pengeluaran pemerintah berperan untuk mempertemukan permintaan masyarakat dengan
penyediaan sarana dan prasarana yang tidak dapat dipenuhi oleh pihak swasta. Beberapa sektor
perekonomian yang terpengaruh dalam pengeluaran pemerintah yakni:
a) Produksi

21
Abdul Wahab, Pengantar Ekonomi Makro (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 206.
22
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 230
23
Guritno Mangkoesoebroto, Ekonomi Publik, Edisi Ketiga, (Yogyakarta : BPFE, 2010), H. 169
11

Pengeluaran negara, secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi sektor
produksi. Pengeluaran pemerintah dapat dikatakan sebagai faktor produksi, karena
pengeluaran pemerintah dapat menunjang tersedianya faktor-faktor produksi seperti,
modal, tenaga kerja, dan manajemen. John Due menyebutkan bahwa pemerintah dapat
mempengaruhi tingkat GNP (Gross National Product) nyata dengan mengubah persediaan
berbagai faktor yang dipakai dalam produksi, melalui program-program pengeluaran. 24
b) Distribusi
Secara langsung atau tidak langsung pengeluaran negara berpengaruh terhadap distribusi
barang dan jasa. Subsidi yang akan dikeluarakan pemerintah untuk barang atau jasa akan
mempermudah masyarakat yang berdaya bei rendah menjadi mudah untuk memperoleh
barang dan jasa tertentu.
c) Konsumsi
Pengeluaran dapat mengubah atau memperbaiki pola dan tingkat konsumen masyarakat
terhadap barang dan jasa yang disediakan oleh pemerintah maupun mekasnisme pasar.
Pemerintah akan mengalokasikan kembali sumber ekonomi dari berbagai barang ataui jasa
dengan memproduksi barang atau jasa yang mengandung keuntungan eksternal. Kegiatan
ini mengubah alokai sumber ekonomi karena masing-masing pemberi dan penerima
mempunyai pola pengeluaran yang berlainan. Pajak yang dipakai untuk membiayai
kegiatan tersebut dapat mengakibatkan realokasi dari sumber ekonomi.
d) Keseimbangan Perekonomian
Pemerintah dapat memperbaiki dan memelihara keseimbangan perekonomian dan
meningkatkan pendapatan nasionalnya melalui target peningkatan PDB. Kebijakan
fiskalnya dapat berupa kebijakan surplus anggaran, defisit anggaran, kompensasi,
investasi umum tergantung pada situasi ekonomi yang dihadapi. John Due menyatakan
bahwa program pengeluaran serta pembiayaan akan dapat mempengaruhi tingkat
pencapaian full-employment dengan mengubah pengeluaran total dalam perekonomian,
dan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi.25
Pengeluaran pemerintah yang dinyatakan dalam belanja pembangunan bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas produksi dalam proyek yang mengacu pada pertumbuhan ekonomi,
pemerataan pendapatan, peningkatan kesejahteraan, dan program yang menyentuh langsung
kawasan yang terbelakang. Dalam penelitian Anggraini dan Cahyono, Wagner mengemukakan
bahwa dalam suatu perekonomian, apabila pendapatan perkapita meningkat secara relatif
pengeluaran pemerintah juga akan meningkat. 26 Meskipun Wagner menyadari bahwa dengan
tumbuhnya perekonomian hubungan antara industri, hubungan industri dengan masyarakat dan
sebagainya menjadi semakin rumit atau komplek. Rostow dan Musgrave mengembangkan teori
pembangunan dan pengeluaran pemerintah yang menghubungkan pengeluaran pemerintah dengan
tahap-tahap pembangunan ekonomi36, yang dibedakan antara lain:
1) Tahap awal, pada tahap awal perkembangan ekonomi persentase investasi besar,
sebab pemerintah harus menyediakan prasarana, seperti pendidikan, kesehatan,
transportasi dan sebagainya.
2) Tahap menengah, investasi pemerintah tetap diperlukan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas, namun peranan invetasi swasta
sudah semakin membesar.

24
Ani Sri Rahayu, Pengantar Kebijakan Fiskal, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h. 212
25
Ibid, h. 213
26
Sri Endang Rahayu, Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Sumatera Utara, Jurnal Manajemen & Bisnis Vol. 11, No. 02 (Sumatera Utara: Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara, 2011), h.128
12

3) Tahap lanjut, pembangunan ekonomi dan aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan
prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti program
kesejahteraan hari tua dan program pelayanan kesehatan masyarakat.
Jumlah pengeluaran pemerintah yang akan dilakukan dalam suatu periode tertentu
tergantung pada banyak faktor yang penting, diantaranya jumlah pajak yang akan diterima, tujuan
kegiatan ekonomi jangka pendek dan pembangunan ekonomi jangka panjang, serta pertimbangan
politik dan keamanan. Berdasarkan surat keputusan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2002
pengeluaran daerah terdiri dari dua jenis yaitu pengeluaran belanja aparatur daerah dan belanja
publik.27 Belanja aparatur daerah terdiri dari belanja administrasi umum, belanja operasi dan
pemeliharaan dimana dalam belanja operasi ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu belanja
pegawai, belanja barang dan jasa, belanja perjalanan dinas, belanja pemeliharaan, dan belanja
modal. Sedangkan yang kedua adalah pengeluaran belanja publik.
Sesuai dengan undang-undang no 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara dengan format
belanja yang baru, anggaran belanja terdiri dari:
1. Belanja pegawai merupakan kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang
diberikan kepada aparatur negara sebagai suatu imbalan atas kinerja pekerjaan yang telah
dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
2. Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk pembelian barang dan jasa yang habis
digunakan untuk memproduksi barang yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan. Belanja
modal digunakan untuk kegiatan investasi pemerintah melalui penyediaan sarana dan prasarana
pembangunan dalam bentuk tanah, peralatan, mesin, gedung, bangunan, serta belanja modal
fisik lainnya.
3. Pembayaran bunga utang, terdiri dari pinjaman multirateral, bilateral, fasilitas kredit ekspor,
dan pinjaman lainnya.
4. Subsidi dialokasikan sebagai upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga, dan untuk
membantu BUMN melakukan tugas pelayanan umum.
5. Belanja hibah merupakan transfer yang sifatnya tidak wajib kepada Negara atau organisasi.
6. Bantuan sosial
7. ial, berupa bentuk cadangan untuk penanggulangan bencana alam.
8. Belanja lain-lain. Pemanfaatan belanja lain-lain adalah untuk menampung belanja pemerintah
yang tidak dapat diklasifikasikan kedalam jenis-jenis belanja diatas. 28

2. Teori Pengeluaran Pemerintah


a. Teori Rostow dan Musgrave
Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang menghubungkan
perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang
dibedakan antara tahap awal, tahao menengah, dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan
ekonomi, presentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar sebab pada tahap ini
pemerintah harus menyediakan prasarana, misalnya pendidikan, kesehatan, prasarana
transportasi, dan sebagainya.
Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun pada tahap ini peranan investasi swasta
sudah semakin membesar. Peranan swasta kyang semakin besar pula banyak menimbulkan
kegagalan pasar, dan membuat pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam
jumlah yang banyak. Pada tahap lebih lanjut, aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan
prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas sosial.

27
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomr 29 Tahuin 2002 Tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban Dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Cara Penyusunan
28
Republik Indonesia, Undang- Undang Dasar 1945 Tentang Keuangan Negara
13

b. Teori Wagner
Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah
yang semakin besar dalam presentase terhadap GNP. Menurutnya dalam suatu perekonomian,
apabila pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan
meningkat. Hal ini disebabkan karena pemerintah harus mengatur hubugan yang timbul dalam
masyarakat, hukum pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan sebagainya. Hukum Wagner dapat
diformulasikan sebagai berikut :
PKPP1 < PKPP2 <,,< PKPPn
PPK1 PPK2 PPKn
PKPP : Pengeluaran Pemerintah per kapita
PPK : Pendapatan per kapita, yaitu GDP/jumlah penduduk
1,2,...n : jangka waktu (tahun)

c. Teori Peacock dan Wiseman


Teori ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah senantiasa berusaha untuk
memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin
besar untuk membiaya pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut.
Teori Peacock dan Wiseman menyatakan bahwa perkembangan ekonomi menyebabkan
pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah ; dan
meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan peneluaran pemerintah juga semakin
meningkat. Oleh karena itu dalam keadaan normal, meningkatnya GNP menyebabkan
penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran pemerintah
semakin besar.
Berbeda dengan pandangan Wagner, perkembangan pengeluaran pemerintah versi
Peacock dan Wiseman tidaklah berbentuk suatu garis, tetapi berbentuk seperti tangga
sebagaimana terlihat pada diagram.

Gambar 1.2
Kurva Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

3. Hubungan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Pengeluaran pemerintah adalah bagian dari kebijakan fiskal yakni suatu tindakan pemerintah
untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan
pengeluaran pemerintah tiap tahunnya yang tercermin dalam dokumen APBN untuk nasional dan
14

APBD untuk daerah. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga,
tingkat output maupun kesempatan kerja dan memacu pertumbuhan ekonomi. 29
Pengeluaran pemerintah berupa pembayaran subsidi atau bantuan langsung kepada berbagai
golongan masyarakat. Pemerintah mampu mempengaruhi tingkat pendapatan keseimbangan
menurut dua cara yang terpisah. Pertama, pembelian pemerintah atas barang dan jasa (G) yang
merupakan komponen dari permintaan agregat. Kedua, pajak dan transfer mempengaruhi hubungan
antara output dan pendapatan (Y).
Pengeluaran pemerintah akan memperluas pasaran hasil-hasil perusahaan dari industri yang
pada gilirannya akan memperbesar pendapatan. Dengan bertambahnya pendapatan yang diperoleh
pemerintah, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

4. Pengeluaran Pemerintah Dalam Perspektif Islam


Dalam pos pengeluaran negara, tentu saja sangat dipengaruhi oleh fungsi negara Islam itu
sendiri. Sesuai dengan fungsinya, maka alokasi dana hendaknya meliputi kesejahteraan sosial,
pendidikan dan penelitian, infrastruktur, pertahanan dan keamanan, dakwah Islam, dan lain-lain.
Ada hal-hal tertentu yang perlu dipahami di negara Islam terkait dengan pemasukan dan
pengeluaran anggaran. Khususnya pada pengeluaran, ada kekhususan atau karakteristik tersendiri
terkait dengan pengeluaran. Karakteristik tersebut sangat menonjol pada perhatian yang besar pada
belanja atau pengeluaran bagi masyarakat yang tidak mampu. Alokasi dengan dasar
ketikdakmampuan menjadi barometer yang cukup membedakannya dengan sistem belanja pada
ekonomi konvensional. Di konvensioanl, terlihat jelas ketergantungan perekonomian terhadap
mekanisme pasar begitu dominan. Bahkan sudah menjadi suatu idiologi bahwa penyerahan
perekonomian pada pasar akan berakhir pada kesejahteraan rakyat.
Karakteristik dalam sistem Islam, paling tidak dapat dibagi dua. Yaitu, karakateristik
pengeluaran terikat dan pengeluaran yang tidak terikat. Pengeluaran yang terikat adalah di mana
distribusi pengeluaran dari penerimaan dialokasikan hanya kepada objek tertentu. Misalnya: zakat,
khumus, dan wakaf. Pada pos zakat, akumulasi dana yang terhimpun tidak dibenarkan oleh syariat
untuk dipergunakan selain kepada delapan golongan manusia yang berhak atas zakat, atau yang
dikenal dengan mustahiq. Sementara, pengeluaran tidak terikat, sesuai kondisi dan kebutuhan an
sich.30
Efisiensi dan efektifitas merupakan landasan pokok dalam kebijakan pengeluiaran
pemerintah. Sebagai suatu panduan pokok bagi pengeluaran publik, teori pengeluaran Islam
memakai kaidah-kaidah yang diambil dari Al-Qawaid Al-Fiqhiyyah guna menghindari potensi-
potensi inefisiensi pengeluaran, dan juga norma-norma konsumsi Islam, serta dijadikankaidah
rasionalitas bagi pengeluaran Negara. Menurut Asy-Syatibi Enam kaidah tersebut adalah: 31
a. Kriteria pokok bagi semua alokasi pengeluaran harus digunakan untuk kemashalatan rakyat
b. Penghapusan kesulitan dan kerugian harus di dahulukan dari pada penyediaan kenyamanan.
c. Kemaslahatan mayoritas yang lebih besar harus di dahulukan dari pada kemaslahatan minoritas
yang lebih sedikit.
d. Suatu pengorbanan atau kerugian privat dapat ditimpakan untuk menyelamatkan pengorbanan
atau kerugian publik, dan suatu pengorbanan atau kerugianyang lebih besar dapat dihindarkan
dengan memaksakan pengorbanan atau kerugian yang lebih kecil.
e. Siapapun yang menerima manfaat harus bersedia menanggung biaya.

29
M.Zahari MS, Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jambi,
(Jurnal Of Economics And Bussiness, Vol. 1 No. 1 September 2017), H.187
30
Muh Fudhail Rahman, Sumber-Sumber Dan Pendapatan Negara Islam, Jurnal Al-Iqtishad: Vol. V, No. 2,
Juli 2013
31
Umer Chapra, Masa Depan Ilmu Ekonomi ; Sebuah Tinjauan Islam, Alih Bahasa : Ikhwan Abidin Basri,
Gema Insani Perss Dan Tazkia Institute, Jakarta, 2000, h. 285
15

f.
Sesuatu hal yang wajib ditegakan dan tanpa ditunjang oleh faktor penunjang lainnya tidak dapat
dibangun, maka menegakan faktor penunjang tersebut menjadi wajib hukumnya.
Kaidah-kaidah diatas dapat membantu dalam mewujudkan efektivitas dan efisiensi pembelanjaan
pemerintah dalam Islam, sehingga tujuan-tujuan dari pembelanjaan pemerintah dapat tercapai. Di
antara tujuan pembelanjaan dalam pemerintah Islam. 32
a. Pengeluaran demi memenuhi hajat masyarakat.
b. Pengeluaran sebagai alat redistribusi kekayaan.
c. Pengeluaran yang mengarah pada semakin bertambahnya permintaan efektif.
d. Pengeluaran yang berkaitan dengan investasi dan produksi.
e. Pengeluaran yang bertujuan menekan tingkat inflasi dengan kebijakan intervensi pasar.
Sebagaimana halnya penerimaan, pengeluaran Negara juga memiliki beberapa prinsip yang harus
ditaati oleh ulil amri yakni sebagai berikut. 33
a. Tujuan pengeluaran Negara telah ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala
b. Apa bila ada kewajiban tambahan , maka ia harus digunakan untuk tujuan semula kenapa
harus dipungut.
c. Ada pemisihan adntara pengeluaran yang wajib diadakan hanya disaat adanya harta atau disaat
tidak adanya harta.
d. Pengeluaran negara harus hemat
Kebijakan belanja umum pemerintah dalam sistem ekonomi Islam dapat dibagi menjadi tiga
bagian.34
a. Belanja kebutuhan operasional pemerintah yang rutin.
b. Belanja umum yang dilakukan pemerintah apabila sumber dananya tersedia.
c. Belanja umum yang berkaitan dengan proyek yang disepakati oleh masyarakat berikut sistem
pendanaanya.
Dan inti bahasan semua ini adalah agar pengeluaran pemerintah tepat untuk kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan hal berdasarkan petunjuk Al-Quran surat Al-Hasyr ayat 7

ۚۡ‫سبِي ِل ك َۡي اَل يَ ُكونَ دُولَ ۢةَ بَ ۡينَ ٱأۡل َ ۡغنِيَٓا ِء ِمن ُكم‬ َ ٰ ‫ول َولِ ِذي ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َو ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ۡٱل َم‬
َّ ‫س ِكي ِن َو ۡٱب ِن ٱل‬ ِ ‫س‬ ُ ‫سولِ ِهۦ ِم ۡن أَ ۡه ِل ۡٱلقُ َر ٰى فَلِلَّ ِه َولِل َّر‬
ُ ‫﴿ َّمٓا أَفَٓا َء ٱهَّلل ُ َعلَ ٰى َر‬
ۚ
﴾‫ب‬ ِ ‫ش ِدي ُد ۡٱل ِعقَا‬ َ َ ‫سو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَ َه ٰى ُكمۡ ع َۡنهُ فَٱنتَ ُهو ْا َوٱتَّقُو ْا ٱهَّلل ۖ َ إِنَّ ٱهَّلل‬ ُ ‫َو َمٓا َءاتَ ٰى ُك ُم ٱل َّر‬

Artinya : Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras (Al-Hashr : 7)

Ringkasnya, fay’ diatur penggunaanya oleh Rosulullah sholullahu alaihi wasalam, sebagai harta
negara dan dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyrakat umum,

C. Tenaga Kerja
1. Pengertian Tenaga kerja

32
Mustafa Edwin Nasution, Dkk, Pengenalan Eksklusife Ekonomi Islam, Kencana, Jakarta, 2007, h. 224
33
Gusfahmi, Pajak Syari’ah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) Cet.1, h. 14
34
Ibid, h. 14
16

Menurut Mulyadi, tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15 – 64 tahun) atau
jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada
permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. 35
Menurut murti, tenaga kerja adalah individu yang menawarkan keterampilan dan kemampuan
untuk memproduksi barang atau jasa agar perusahaan dapat meraih keuntungan dan untuk itu individu
tersebut akan memperoleh gaji atau upah sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya. 36
Menurut Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 2 disebutkan bahwa tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. 37
Dalam teori Keynes mengenai tenaga kerja, kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang
dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam
posisi keseimbangan semua sumber daya, termasuk tenaga kerja, akan digunakan secara penuh (full-
employed). Dengan demikian di bawah sistem yang didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada
pengangguran. Kalau tidak ada yang bekerja, daripada tidak memperoleh pendapatan sama sekali,
maka mereka bersedia bekerja dengan tingkat upah yang lebih rendah. Kesediaan untuk bekerja
dengan tingkat upah lebih rendah ini akan menarik perusahaan untuk memperkerjakan mereka lebih
banyak. Tenaga kerja adalah setiap orang yang termasuk angkatan kerja dan sudah bekerja guna
menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. 38
Simanjuntak mengelompokkan tenaga kerja menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja. Angkatan kerja (labor force) terdiri dari golongan yang bekerja dan menganggur atau yang
mencari pekerjaan. Golongan yang bukan angkatan kerja terdiri dari yang bersekolah, golongan yang
mengurus rumah tangga dan golongan lain yang menerima pendapatan. Jumlah tenaga kerja yang
bekerja merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja yang tersedia. 39
Menurut BPS penduduk berumur 15 keatas terbagi sebagai tenaga kerja. Dikatakan tenaga kerja
bila mereka melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh
pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 (satu) jam secara kontinu selama
seminggu yang lalu.
Kesempatan kerja dan jumlah serta kualitas orang yang digunakan dalam pekerjaan mempunyai
fungsi yang menentukan dalam pembangunan. Ini bukan hanya karena tenaga kerja tersebut
merupakan pelaksana pembangunan, akan tetapi juga karena mereka bekerja atau pekerjaan
merupakan sumber utama bagi masyarakat.
Perluasan akan kesempatan kerja selain akan memberikan pendapatan sekaligus akan mengurangi
tingkat kemiskinan dan mengurangi kesenjangan atas lapisan masyarakat. Sebaliknya jumlah angkatan
kerja yang tinggi bila tidak diikuti dengan perluasan kesempatan kerja, otomatis akan menjadi beban
bagi pembangunan. Sehingga yang terjadi yaitu peningkatan angka pengangguran, yang juga akan
berpengaruh terhadap pendapatan per kapita suatu masyarakat.
Dapat dikatakan bahwa perluasan kesempatan kerja hanya dapat dilakukan dengan jalan
memperluas kegiatan ekonomi yang disertai dengan produktivitas tenaga kerja yang tinggi, sehingga
pemerataan kesempatan kerja bagi penduduk dapat terealisasi.
Tujuan adanya perluasan kesempatan kerja adalah: (1). Menurunkan tingkat pengangguran yang
terbuka maupun yang tersembunyi: (2). Berkembangnya kesempatan kerja yang semakin mampu
menyerap angkatan kerja baru: (3). Menurunkan beban ketergantungan setiap orang yang bekerja.

35
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2014),h.71
36
Murti Sumarni Dan John Suprihanto, Pengantar Bisnis Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan (Yogyakarta :
Liberty, 2014), h.5
37
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 2.
38
Heidi menajang..“. Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota
Manado”.dalam.Jurnal wira ekonomi,.Vol..1.No..4,.h..10
39
Mulyadi Subri, Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo Jakarta, 2003), h. 78
17

Dengan adanya penciptaan kesempatan kerja baru berarti adanya penciptaan pendapatan masyarakat
yang akan mendorong induced investment, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah.40 Permintaan tenaga krja juga mengidentifikasi adanya determinasi permintaan tenaga
kerja antara lain: (1). Tingkat upah, (2). Teknologi, (3). Produktivitas, (4). Kualitas tenaga kerja, (5)
Fasilitas modal.41
Masalah ketenagakerjaan ini dikemukakan oleh Lewis mengemukakan bahwa kelebihan pekerja
merupakan kesempatan dan bukan suatu masalah. Kelebihan pekerja satu sektor akan memberikan
andil terhadap pertumbuhan output dan penyediaan pekerja di sektor lain. 42
Faktor produksi manusia sifatnya berubah-berubah, nilai tenaga kerja yang dicerminkan dengan
upah sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia tersebut. Makin tinggi kualitas tenaga
kerja tersebut, maka makin tinggi pula upah yang diterima, dan sebaliknya jika kualitas tenaga kerja
tersebut rendah, maka tingkat upah yang diterima juga rendah. Selain itu, tenaga kerja yang berkualitas
akan mampu untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.
Teori yang berkaitan dengan tenaga kerja yaitu teori Adam Smith bahwa manusialah sebagai
faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsabangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak
ada artinya kalau tidak ada sumber daya manusia yang pandai mengelolanya sehingga bermanfaat bagi
kehidupan. Smith juga melihat bahwa alokasi sumberdaya manusia yang efektif adalah pemula
pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif marupakan syarat
perlu bagi pertumbuhan ekonomi.43
Sumberdaya manusia mengandung dua pengertian, yaitu: (1). Sumberdaya manusia yang
mengandung pengertian usaha kerja, artinya sumberdaya manusia yang mencerminkan kualitas usaha
yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. (2).
Sumberdaya manusia yang menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau
usaha kerja tersebut. Pengertian mampu bekerja adalah mampu untuk melakukan kegiatan yang
menghasilkan nilai ekonomis yang berupa barang dan jasa yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat luas.

2. Faktor-Faktor Penyerapan Tenaga Kerja


Adapun faktor-faktor yang mempengarui penyerapan tenaga kerja dapat dijelaskan di bawah ini, 44
a. PDRB riil (Produk Domestik Regional Bruto)
Produk Domestik Bruto (PDB ) atau dalam bahasa Inggris disebut Gross Domestic
Product, merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi dan
kinerja pembangunan, di suatu negara dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan. Sedangkan untuk mengukur kondisi ekonomi suatu
daerah Provinsi, Kabupaten atau Kota, digunakan PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto/Gross Domestic Regional Product).
b. Kekakuan Upah (Wage Rigidity)
Indikasi adanya kekakuan upah (wage rigidity) adalah kegagalan upah dalam melakukan
penyesuaian penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. Kekakuan upah merupakan
salah satu penyebab terjadinya pengangguran. Secara teoritis, untuk mempertahankan tingkat
pengangguran alamiah (natural rate of unemployment) sama dengan tingkat aktualnya (actual
rate of unemployment), maka harus dijaga agar tingkat upah riil sama dengan Marginal
40
Evi Grafitani, Analisis Shift-Share Dinamik pada Perekonomian Kota Yogyakarta, (Jurnal Ekonomi dan
Studi Pembangunan 2006).
41
Afrida B. R, Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Edisi pertama, Ghalia Indonesia Jakarta, 2003), h. 89.
42
Michael P. Todaro, Ekonomi Pembangunan. (Diterjemahkan oleh Haris Munandar Edisi kelima. Bumi
aksara Jakarta.2000), h.167.
43
Mulyadi, Ekonomi Sumber daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan, (Jakarta: Raja Grafindoo
Persada, 2002).
44
Nindya Eka Sobita dan I Wayan Suparta, Pertumbuhan Ekonomi Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di
Provinsi Lampung, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.3, N0.2, (Juli 2014), h. 147-148
18

Productivity to Labor (MPL). Upah riil menyesuaikan MPL sehingga ketika MPL turun maka
upah riil seharusnya juga turun. Tetapi jika tidak terjadi penurunan, maka upah riil tersebut
kaku. Semakin lambat mekanisme penyesuaian maka akan semakin lama dan semakin besar
efek guncangan negatif terhadap pengangguran, atau pada saat pertumbuhan upah riil lebih
tinggi dari pertumbuhan produktivitas perusahaan maka akan menyebabkan pertambahan
pengangguran. Di sisi lain, kekakuan upah nominal merupakan kemampuan upah nominal
dalam melakukan penyesuaian terhadap harga.
c. Sewa Modal
Perusahaan-perusahaan menggunakan modal, bersamaan dengan tenaga kerja, untuk
memproduksi barang dan jasa untuk dijual. Tujuan mereka adalah memaksimalkan
keuntungan. Dalam memutuskan berapa banyak modal yang digunakan dalam produksi,
perusahaan harus menyeimbangkan kontribusi yang dihasilkan dari tambahan modal pada
pendapatan mereka dengan biaya penggunaan tambahan modal. Produk marjinal modal
(marginal product of capital) adalah kenaikan output yang diproduksi dengan menggunakan 1
unit tambahan modal dalam produksi. Biaya sewa modal adalah biaya menggunakan 1unit
tambahan modal dalam produksi. Bagi perusahaan, membeli atau menyewa modal, biaya sewa
adalah pengukuran yang tepat untuk opportunity cost. Selama nilai marginal product of capital
di atas biaya sewa, akan membuat perusahaan menambah stok modalnya. Dengan demikian
perusahaan akan tetap berinvestasi hingga nilai output yang diproduksi dari tambahan 1 unit
tambahan modal sama dengan biaya menggunakan modal tersebut/biaya sewa modal (rental
cost of capital).
d. Indeks Harga Implisit (Deflator PDRB)
Indeks Harga Implisit (Deflator PDRB) adalah suatu indeks yang menunjukkan tingkat
perkembangan harga di tingkat produsen (producer price index).45 Indeks Harga Implisit juga
merupakan indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang biasa dibeli
konsumen dalam jumlah yang besar dan biasanya meliputi wilayah yang lebih luas. Indeks
Harga Implisit digunakan untuk melihat inflasi dari sisi perekonomian secara makro.
Perubahan Indeks Harga Implisit dapat dianggap lebih menggambarkan tingkat inflasi yang
menyeluruh dibandingkan dengan indikator inflasi lainnya seperti Indeks Harga Konsumen
(IHK) atau Indeks Sembilan Bahan Pokok. Hal ini disebabkan Indeks Harga Implisit sudah
mewakili semua jenis harga yaitu Harga Konsumen, Harga Produsen, Harga Perdagangan
Besar, Harga Eceran dan harga lainnya yang sesuai dengan berbagai jenis harga yang
dipergunakan dalam penghitungan nilai produksi setiap Sektor. Indeks Harga Implisit (IHI)
atau PDB deflator diperoleh dengan membagi PDB nominal (PDB harga berlaku) dengan PDB
riil (PDB harga konstan) pada tahun tertentu.
Menurut Sonny Sumarsono permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga yang
dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi, dimana faktor yang mempengaruhi penyerapan akan tenaga
kerja adalah:46
1. Tingkat Upah
Perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan. Apabila
digunakan asumsi bahwa tingkat upah naik, maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut:
a. Naiknya tingkat upah akan meningkatkan biaya priduksi perusahaan, yang selanjutnya akan
meningkatkan pula harga per unit barang yang diproduksi. Biasanya para konsumen akan
memberikan respon yang cepat apabila terjadi kenaikan harga barang, yaitu mengurangi
konsumsi atau bahkan tidak lagi mau membeli barang yang bersangkutan. Akibatnya banyak
barang yang tidak terjual, dan terpaksa produsen menurunkan jumlah produksinya. Turunnya
target produksi, mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan. Penurunan jumlah
45
BPS Lampung Tahun 2012
46
Sonny Sumarsono, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2003), h. 105-107
19

tenaga kerja yang dibutuhkan karena pengaruh turunnya skala produksi disebut dengan efek skala
produksi atau scale effect.
b. Apabila upah naik (asumsi harga dari barang-barang modal lainnya tidak berubah), maka
pengusaha ada yang lebih suka menggunakan teknologi padat modal untuk proses produksinya
dan menggantikan kebutuhan akan tenaga kerja dengan kebutuhan akan barang-barang modal
seperti mesin dan lainnya. Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena adanya
penggantian atau penambahan penggunaan mesin-mesin disebut dengan efek substitusi tenaga
kerja (substitution effect).
2. Nilai Produksi
Nilai produksi adalah tingkat produksi atau keseluruhan jumlah barang yang merupakan hasil akhir
proses produksi pada suatu unit usaha yang selanjutnya akan dijual atau sampai ke tangan konsumen.
Naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan. Apabila
permintaan hasil produksi perusahaan atau industri meningkat, produsen cenderung untuk menambah
kapasitas produksinya. Untuk maksud tersebut produsen akan menambah penggunaan tenaga
kerjanya. Perubahan yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, antara lain: naik turunnya
permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan, tercermin melalui besarnya
volume produksi, dan harga barang- barang modal yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan dalam
proses produksi.
3. Nilai Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-penanaman modal
atau perusahaan untuk membeli barangbarang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Mesin digerakkan oleh tenaga kerja atau sumber- sumber serta bahan-bahan dokelola
oleh manusia. Pembelian barang modal ini merupakan investasi pada waktu yang akan datang. Nilai
investasi ini ditetapkan atas dasar nilai atau harga dari kondisi mesin dan peralatan pada saat
pembelian. Investasi ini menentukan skala usaha dari suatu industri kecil yang akan mempengaruhi
kemampuan dari usaha tersebut dalam penggunaan faktor produksi yang dalam hal ini berhubungan
dengan jumlah investasi yang dilakukan perusahaan yang pada akhirnya menentukan tingkat
penyerapan tenaga kerja.Dimana faktor utama untuk menentukan tingkat investasi adalah sebagai
berikut:
a. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.
b. Tingkat bunga
c. Ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa akan datang
d. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
e. Keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Dengan demikian besarnya nilai investasi akan menentukan besarnya penyerapan tenaga
kerja. Secara teoritis, semakin besar nilai investasi pada Industri Kecil dimana investasi yang
dilakukan bersifat padat karya, sehingga kesempatan kerja yang diciptakan semakin tinggi.

3. Permintaan Dan Penawaran Tenaga Kerja


Permintaan tenaga kerja sangat tergantung kepada kondisi perekonomian. Pada saat
perekonomian dalam kondisi baik, maka permintaan akan tenaga kerja akan lebih tinggi, sedangkan
pada saat perekonomian lesu maka permintaan akan tenaga kerja berkurang dan pasar tenaga kerja
akan turut lesu. Pada saat permintaan akan tenaga kerja tinggi, maka tingkat pengangguran akan
rendah, sebaliknya jika permintaan rendah, maka tingkat pengangguran akan meningkat. 47
Permintaan tenaga kerja sangat bergantung pada perekonomian, saat perekonomian dalam
kondisi baik maka permintaan tenaga kerja akan lebih tinggi sedangkan pada saat perekonomian
lesu maka permintaan akan tenaga kerja juga akan turut lesu. Pada saat permintaan akan tenaga

47
Fordebi & Adesy, Ekonomi dan Bisnis Islam (Jakarta: PT Grafindo, 2016), h.233.
20

kerja tinggi maka tingkat pengangguran akan rendah, sebaliknya jika permintaan akan tenaga kerja
rendah maka tingkat pengangguran akan tinggi. Secara teoritis dalam Negara yang sedang
berkembang bila pertumbuhan ekonomi meningkat maka permintaan tenaga kerja atau partisipasi
rakyat dalam pembangunan akan meningkat pula. Dengan demikian, faktor - faktor yang dapat
meningkatkan demand tenaga kerja adalah pertumbuhan ekonomi atau jumlah orang yang bekerja
tergantung dari besarnya permintaan atau demand dari masyarakat dimana permintaan tersebut
dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan juga tingkat upah.48
Penawaran tenaga kerja merupakan fungsi dari upah, sehingga jumlah tenaga kerja yang
ditawarkan akan dipengaruhi oleh tingkat upah. Semakin tinggi tingkat upah maka semakin besar
tenaga kerja yang ditawarkan. 49 Penawaran tenaga kerja sendiri merupakan cerminan dari jumlah
tenaga kerja yang mau dan mampu melaksanakan pekerjaan tertentu dengan mendapat suatu balas-
karya (upah atau gaji, berupa uang atau berupa barang). Penawaran tenaga kerja adalah jumlah
tenaga kerja yang dapat disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam
jangka waktu tertentu. Penawaran tenaga kerja dalam masyarakat adalah jumlah orang yang
menawarkan jasanya untuk proses produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga
kerja adalah jumlah penduduk, struktur umur, produktivitas, tingkat upah, tingkat pendapatan,
kebijakan pemerintah, wanita yang mengurus rumah tangga, penduduk yang bersekolah, kondisi
perekonomian.50

4. Status Pekerjaan
Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam unit usaha dan menunjukkan tingkat
kegiatan yang dilakukannya. Status pekerjaan dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu:
a. Buruh/karyawan, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau instansi baik
pemerintah atau swasta dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang.
b. Berusaha sendiri, adalah mereka yang bekerja atas resiko sendiri tanpa bantuan orang lain.
Contoh: tukang becak.
c. Berusaha dengan dibantu oleh anggota rumah tangga/buruh tidak tetap, adalah mereka yang
dalam melakukan usahanya dibantu oleh anggota rumah tangga atau buruh tidak tetap.
d. Berusaha dengan buruh tetap / karyawan , adalah mereka yang melakukan usahanya
dengan mempekerjakan buruh tetap yang dibayar (sering pula diartikan sebagai majikan).
Mengurus Rumah Tangga.
e. Pengusaha dengan bantuan orang lain adalah seseorang yang melakukan pekerjaan/usaha
dengan dibantu oleh satu atau beberapa orang baik anggota rumah tangga lainnya maupun
buruh yang di bayar seperti pemilik toko.
f. Pekerja keluarga, adalah anggota rumah tangga yang membantu usaha untuk memperoleh
penghasilan yang dilakukan oleh salah seorang anggota rumah tangga atau anggota rumah
tangga tanpa mendapat upah/gaji. Seperti : istri yang membantu suaminya di toko, di sawah
dan sebagainya
g. Pekerja sosial adalah mereka yang bekerja tanpa mendapatkan upah/gaji baik berupa uang
maupun barang dengan tujuan sosial, seperti: orang-orang yang bekerja mengurus kegiatan
sosial seperti: bencana alam, anak yatim piatu dan sebagainya. 51

5. Kriteria Pemilihan Tenaga Kerja dalam Ekonomi Islam


Kriteria pemilihan tenaga kerja bergantung pada tiga faktor yaitu, 52
48
Ibid., h,233
49
Afrida BR, Ekonomi Sumber Daya Manusia (Jakarta : Ghalia Indonesia,2003),h.209
50
Ibid., h.236-237
51
Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1990), h.19-
52
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogjakarta: Dana Bakti Wakaf, 2006), h.264
21

a. Kecakapan Tenaga Kerja


Kecakapan tenaga kerja adalah usaha tenaga kerja untuk bekerja pada industri, keahlian
dan ketrampilan yang dimilikinya yang mampu meningkatkan modal. Dalam dunia modern yang
mampu meningkatkan modal. Islam menjunjung tinggi hasil kerja yang cakap memerintahkan
umat Islam mengajarkan semua jenis kerja dengan tekun dan sempurna. Para pengusaha
dianjurkan agar mengemas setiap produksi dengan baik, menarik dan tahan lama. Umumnya
keahlian seorang bergantung kepada kesehatan fisik, mental dan moral, pendidikan dan latihan
para pekerja.
b. Mobilitas Tenaga Kerja
Mobilisasi tenaga kerja ialah gerakan tenaga kerja dari suatu kawasan geografi dan
kawasan yang lain. Mobilisasi tenaga kerja mempunyai hubungan yang erat dengan kedudukan
ekonomi para pekerja. Jika golongan tenaga kerja boleh bbergerak dengan mudah dan bebas dari
satu tempat ke tempat yang lain (pekerja) dimana mereka boleh memperoleh upah yang tinggi,
sudah pasti taraf hidup mereka akan dapat diperbaiki. Dalam Islam mobilisasi tenaga kerja adalah
kaidah yang sangat penting untuk menyelesaikan banyak masalah ekonomi.
c. Penduduk
Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penawaran
tenaga kerja di suatu negara. Pada hakekatnya penduduk terlalu bertambah tapi taraf hidup rakyat
di selurh dunia telah bertambah lebih cepat dari pertambahan penduduk tidak akan diikuti oleh
pertambahan ekonomi. Dengan berkurangnya ilmu dan teknologi saat ini telah meyakinkan
semua orang bahwa manusia mampu mengimbangi pertambahan penduduk dengan penemuan
sumber-sumber makanan yang baru.

6. Tenaga Kerja dalam Ekonomi Islam


Dalam Islam, kerja dapat dibagi dalam dua bagian. Pertama, kerja dalam arti luas (umum),
yakni semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi atau nonmateri,
intelektual atau fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan atau keakhiratan.
Jadi dalam pandangan Islam pengertian kerja sangat luas, mencakup seluruh pengerahan potensi
yang dimiliki oleh manusia. Kedua, kerja dalam arti sempit (khusus), yakni kerja memenuhi
tuntunan hidup manusia berupa makanan, pakaian, dan tempat tinggal (sandang, pangan, dan
papan) yang merupakan kewajiban bagi setiap orang yang harus ditunaikannya, untuk menentukan
tingkatan derajatnya, baik di mata manusia, maupun di mata Allah. 53
Bentuk-bentuk kerja yang disyariatkan dalam Islam adalah pekerjaan yang dilakukan
dengan kemampuannya sendiri dan bermanfaat, antara lain :
a. Menghidupkan tanah mati (tanah yang tidak ada pemiliknya dan tidak dimanfaatkan oleh
satu orang pun).
b. Menggali kandungan bumi
c. Berburu
d. Makelar (samsarah)
e. Peseroan antara harta dengan tenaga (mudarabah)
f. Mengairi lahan pertanian (musyaqah)
g. Kontrak tenaga kerja (ijarah).54
Menurut Afzalur Rahman bentuk-bentuk tenaga kerja Islam terbagi menjadi dua, yaitu : 55
a. Tenaga Kerja Kasar
Para Rasul dan umat mereka telah diperintahkan supaya bekerja keras dalam
menjalani hidup. Berkali-kali mereka dinasihatkan supaya pekerjaan buruh dapat berhasil,
53
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.70
54
An-Nabhani, Taqyuddin, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Ekonomi Islam (Surabaya :
Risalah Gusti, 2008), h. 74
55
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam (Yogyakarta : PT Dhana Bakti Wakaf, 1995), h.257
22

karena kemakmuran negara tidak dapat melebihi negara lain tanpa faktor produksi tersebut.
Rasulullah ‫ ﷺ‬sendiri memuliakan pekerjaan buruh kasar dan memberitahu para
sahabat beliau bahwa setiap Rasul termasuk dirinya telah menjalankan kerja buruh kasar
untuk mendapatkan penghidupannya.
b. Tenaga Kerja Terdidik
Selain menggunakan fisik, Rasulullah ‫ ﷺ‬menggunakan pengetahuan dan
pikiran untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Kesungguhan dan kesempurnaan pekerjaan
seseorang, dengan tenaga fisik dan pikiran, kebijaksanaan, akan diberi ganjaran dalam
bentuk peningkatan kemakmuran dan kesempurnaan hidup.
Tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi mempunyai arti yang besar. Karena
semua kekayaan alam tidak berguna bila tidak dieksploitasi oleh manusia dan diolah buruh.
Alam telah memberikan kekayaan yang tidak terhitung tetapi tanpa usaha manusia semua
akan tersimpan. Manusia diciptakan oleh Allah ‫ﷻ‬, tidak dengan sia-sia. Terdapat
alasan mulia yang mendasarinya yakni untuk beribadah kepada Allah ‫ﷻ‬. Dalam tenaga
kerja sebagai satu faktor produksi mempunyai arti yang besar, karena semua kekayaan alam
tidak berguna bila tidak dieksploitasi oleh manusia dan dikelola oleh buruh. 56
Berkaitan dengan hal yang telah dijelaskan tersebut,Allah ‫ ﷻ‬telah berfirman dalam
Q.S. Al-Jumu’ah ayat 10 yaitu:


Artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.57

Makna dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa, bila kalian telah mendengar khutbahh dan
menunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi dan carilah rizki Allah dengan usaha kalian,
serta ingatlah Allah sebanyak-banyaknya dalam segala keadaan kalian, semoga kalian meraih
kebaikan dunia dan akhirat.
Karena itu, Rasulullah ‫ﷻ‬. menganjurkan bagi setiap individu dalam memahami salah
satu dari tugas pokok di dalam hidupnya, dimana Islam mewajibkan bagi setiap individu yang
telah baligh untuk mencari rizki yang halal guna mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya. Di
dalam memnuhi kebutuhan ini, Islam tidak memperkenankan bagi umatnya untuk melakukan
tindakkan dan kerja yang diharamkan, semuanya wajib mencari kebutuhan itu dengan cara yang
halal dan dibenarkan syariat.58
Salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam proses produksi adalah tenaga kerja
atau manusia. Tenaga kerja merupakan input yang tidak saja memiliki komponen fisik namun juga
mempunyai daya pikir dan perasaan. Amat pentingnya kedudukan faktor produksi tenaga kerja
sehingga suatu proses produksi tidak dapat berjalan tanpa adanya unsur manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung. Suatu wilayah yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah
namun tidak memiliki tenaga kerja yang mampu menggali dan mengolah alam tersebut dengan
baik, maka keberadaan sumber daya alam tersebut tidak akan mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat. Sebaliknya pada suatu wilayah yang sedikit memiliki sumber daya namun
tenaga kerjanya memiliki skill yang tinggi, atau banyak tenaga kerjanya yang memiliki motivasi
kerja dan keahlian yang tinggi maka sumber daya alam yang sedikit tadi dapat diolah secara
maksimal dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat wilayah tersebut.Diantara faktor produksi
tersebut, tenaga kerja merupakan faktor terpenting dalam proses produksi melebihi faktor yang

Ibid, h. 257
56

57
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Pantja Cemerang, 2010),
h. 442
58
Hikmat Basyir, dkk, At-Tafsir al-Muyassar 2, (Jakarta: Darul Haq, 2016), h.795
23

lainnya seperti tanah, modal dan yang lainnya. Proses produksi tidak akan berjalan apabila tidak
ada manusia yang mengendalikannya sekalipun teknologi yang digunakan sudah sangat modern. 59

D. Investasi
1. Pengertian Investasi
Pada dasarnya investasi didefenisikan sebagai semua pengeluaran pada barang-barang kapital
riil. Akan tetapi, dalam bahasa sehari-hari investasi juga mencakup pembelian aktiva. Secara umum
pengeluaran investasi berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang ada saat ini untuk diperoleh
penggunaan atau manfaatnya pada saat yang akan datang. 60
Nanga mengemukakan bahwa investasi merupakan pengeluaran perusahaan secara
keseluruhan yang mencakup pengeluaran untuk membeli bahan baku, mesin-mesin dan peralatan
pabrik serta semua peralatan modal lain yang diperlukan dalam proses produksi. Secara singkat,
investasi (investment dapat didefinisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok kapital yang ada
(net addition to existing capital stock). Istilah lain dari investasi adalah pemupukan modal (capital
formation) atau akumulasi modal (capital accumulation). 61
Teori ekonomimendefinisikan investasi sebagai pengeluaranpengeluaran untuk membeli
barang - barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk menggantikan dan
terutama menambah barang - barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa di masa depan. Dengan kata lain, dalam teori ekonomi investasi
berarti kegiatan pembelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam suatu perekonomian. 62
Investasi mengarah pada perubahan dalam keseluruhan permintaan dan mempengaruhi siklus
bisnis, selain itu investasi mengarah kepada akumulasi modal yang bisa meningkatkan output
potensial negara dan mengembangkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. 63 Menurut Mankiw
bahwa Investasi pada hakekatnya merupakan awal kegiatan pembangunan ekonomi. Investasi dapat
dilakukan oleh swasta, pemerintah atau kerjasama antara pemerintah dan swasta.
Investasi di Indonesia dijamin keberadaannya sejak dikeluarkannya Undang – Undang No.1
Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Undang – Undang No. 6 Tahun 1968
tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Kedua undang – undang ini kemudian
dilengkapi dan disempurnakan, dimana UU No. 1 Tahun 1967 tentang PMA disempurnakan dengan
UU No. 11 Tahun 1970 dan UU No. 6 Tahun 1968 tentang PMDN disempurnakan dengan UU No.
12 Tahun 1970.64

2. Komponen-Komponen Pengeluaran Investasi


Pengeluaran investasi dibedakan menjadi empat komponen yaitu: 65
a. Investasi perusahaan-perusahaan swasta
Investasi perusahaan - perusahaan merupakan komponen yang terbesar dari investasi dalam
suatu negara pada suatu tahun tertentu. Pengeluaran investasi ini yang terutama diperhatikan
oleh ahli-ahli ekonomi dalam membuat analisis mengenai investasi. Pengeluaran investasi
tersebut terutama meliputi mendirikan bangunan industri, membeli mesin-mesin dan peralatan
produksi lain, dan pengeluaran untuk menyediakan bahan mentah. Tujuan para pengusaha

59
Ibid., h.228
60
Dwi Eko Waluyo, Teori Ekonomi Makro, (Malang:Universitas Muhammadiyah Malang, 2004), h.53
61
Nanga M, Makro Ekonomi, Teori, Masalah, Dan Kebijakan, Ed 2, (Jakarta. Raja Grafindo Persada,
2005), h. 45.
62
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Ekonomi Makro, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h.121
63
Samuelson & Nordhous, Makroekonomi, Ed 14, (Jakarta, Erlangga, 2003),h . 136.
64
Eko Prasetyo, 2011, Dalam skripsi “Analisis Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),
Penanaman Modal Asing (PMA), Tenaga Kerja Dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah
periode 1985 – 2009.
65
Sadono Sukino,.Pengantar.Teori.Makroekonomi,.(Jakarta:.Raja.Grafindo.Persada,. 2002), h.90
24

melakukan investasi ini adalah untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan produksi yang akan
dilakukan di masa depan.
b. Investasi yang dilakukan oleh pemerintah
Pemerintah juga melakukan investasi. Berbeda dengan investasi perusahaan yang bertujuan
untuk mencari keuntungan, investasi pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, investasi pemerintah dinamakan juga investasi sosial. Investasi -
investasi tersebut meliputi pembangunan jalan raya, pelabuhan dan irigasi, mendirikan sekolah,
rumah sakit, dan bendungan.
c. Investasi untuk mendirikan tempat tinggal
Pembangunan rumah - rumah tempat tinggal juga merupakan pembelanjaan yang digolongkan
sebagai investasi. Hal ini dikarenakan rumah mempunyai sifat yang mendekati peralatan
produksi perusahaan, yaitu memakan waktu lama sebelum nilainya susut sama sekali, dan
bangunan tersebut secara terus menerus menghasilkan jasa bagi pemilik atau penyewanya.
d. Investasi atas barang-barang inventaris
Komponen yang paling kecil dari investasi adalah investasi atas inventaris atau inventory, yaitu
stok barang simpanan perusahaan. Barang - barang yang digolongkan sebagai inventory meliputi
bahan mentah yang belum diproses, barang setengah jadi yang sedang diproses, dan barang yang
sudah dihasilkan oleh perusahaan tetapi masih dalam simpanan dan belum dijual ke pasaran.
Penyediakan barang-barang seperti itu mempunyai arti penting dalam menciptakan efisiensi dan
kelancaran kegiatan perusahaan.

3. Jenis-Jenis Investasi
Berdasarkan jenisnya investasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Investasi pemerintah, adalah investasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Pada umumnya investasi yang dilakukan oleh pemerintah tidak dimaksudkan
untuk memperoleh keuntungan.
2) Investasi swasta, adalah investasi yang dilakukan oleh sektor swasta nasional yaitu Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) ataupun investasi yang dilakukan oleh swasta asing atau disebut
Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi yang dilakukan swasta bertujuan untuk mencari
keuntungan dan memperoleh pendapatan serta didorong oleh adanya pertambahan pendapatan.
Berdasarkan pembentukan modal investasi terdiri dari 2 jenis investasi yaitu:
1) Investasi bruto adalah investasi yang dilakukan oleh pemerintah yang belum dikurangi
depresiasi.
2) Investasi neto adalah investasi bruto dikurangi depresiasi (jumlah perkiraan sejauh mana barang
modal telah digunakan dalam periode yang bersangkutan).
Berdasarkan pengaruhnya investasi terbagi menjadi dua yaitu:
1) Investasi otonom (Outonomous Investment) adalah investasi yang besar kecilnya tidak
dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Artinya tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak
menentukan jumlah investasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan. Investasi ini dilakukan
oleh pemerintah (Public Investment), karena disamping biaya yang sangat besar, investasi ini
juga tidak memberikan keuntungan maka pihak swasta tidak tertarik melakukan investasi jenis
ini.
2) Investasi terdorong (Induced Investment) Investasi terdorong (Induced Investment) adalah
investasi yang sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan pusat atau nasional. Investasi ini
diadakan akibat adanya pertambahan permintaan. Pertambahan permintaan dalam hal ini terjadi
karena pertambahan pendapatan. Lebih jelasnya dikatakan apabila pendapatan bertambah maka
pertambahan permintaan akan digunakan untuk tambahan konsumsi. Sedangkan pertambahan
konsumsi pada dasarnya adalah tambahan permintaan dan apabila ada tambahan permintaan
25

maka akan terdorong berdirinya pabrik baru atau memperluas pabrik lama untuk dapat
memenuhi tambahan permintaan

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ivestasi


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya investasi diantaranya adalah : 66
a. Suku Bunga
Jika tingkat bunga rendah maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi, karena kredit dari bank
menguntungkan untuk mengadakan investasi. Sebaliknya jika tingkat bunga tinggi, maka tingkat
investasi akan rendah, karena tingkat kredit dari bank tidak dapat memberikan keuntungan dalam
proyek investasi.
b. Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi. Hal ini disebabkan karena apabila
tingkat inflasi yang tinggi maka akan terjadi penurunan output. Namun inflasi juga dapat
berdampak positif terhadap investasi apabila tingkat investasinya rendah. Karena dapat
memberikan keuntungan kepada pengusaha.
c. Tenaga Kerja
Banyaknya tenaga kerja yang tersedia merupakan daya tarik bagi investor untuk berinvestasi.
Dikarenakan dengan banyaknya tenaga kerja akan meningkatkan kapasitas produksi, peningkatan
produksi tersebut nantinya akan meningkatkan pula investasi.
d. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional yang semakin meningkat akan memerlukan barang modal yang semakin
banyak. Dengan demikian perusahaan harus melakukan investasi yang lebih tinggi dan lebih
banyak modal yang diperlukan.
e. Upah Minimum
Upah minimum yang tinggi akan menurunkan tingkat investasi. Penurunan investasi ini
disebabkan karena perusahaan investor mengalami peningkatan penngeluaran atau biaya
produksi, perubahan biaya produksi berdampak secara langsung terhadap jumlah investasi yang
akan ditanamkan perusahaan. Sebaliknya, jika tingkat upah menurun, maka akan meningkatkan
tingkat investasi perusahaan. Namun pada kenyataannya tingkat upah tidak pernah mengalami
penurunan
f. Kestabilan Politik Suatu Negara
Semakin stabilnya kondisi politik suatu Negara akan semakin baik iklim investasi disuatu Negara
tersebut, sehingga investasi baik dalam bentuk PMA atau PMDN di Negara tersebut akan
meningkat. Karena dengan suhu politik yang stabil, berarti country risk juga rendah yang berarti
keuntungan investasi akan semakin baik.
g. Factor-faktor Lain
Selain kelima faktor tersebut, investasi juga cukup dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat
kemajuan tekhnologi, ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan, dan
perubahanperubahannya.

5. Investasi dalam Perspektif Islam


Islam mengajarkan umatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia
maupun di akhirat. Memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan diakhirat ini yang dapat
menjamin tercapainya kesejahteraan lahir dan batin (falah). 67 Salah satu cara untuk mencapai
kesejahteraan itu adalah dengan melakukan kegiatan investasi.
Dalam melakukan investasi, menurut Metwally, seorang muslim boleh memilih tiga
alternative atas dananya, yaitu memegang kekayaannya dalam bentuk uang kas (idle cash),

66
P, Eko prasetyo, Fundamental Makro Ekonomi, (Yogyakarta: Beta Offset,2009),h.98
67
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah (Bandung; Alfabeta, 2010), h., 14.
26

memegang tabungannya dalam bentuk aset tanpa berproduksi seperti deposito, real estate, permata
atau menginvestasikan tabungannya seperti memiliki proyek-proyek yang menambah persediaan
kapital nasional.68
Investasi sesungguhnya merupakan kegiatan yang sangat beresiko karena berhadapan dengan
dua kemungkinan yaitu untung dan rugi artinya ada unsur ketidakpastian. Dengan demikian
perolehan kembalian suatu usaha tidak pasti dan tidak tetap. Suatu saat mungkin mengalami
keuntungan banyak, mungkin sedang-sedang saja (lumayan), hanya kembali modal mungkin pula
bangkrut dan kena tipu.
Oleh sebab itu Islam memberi rambu-rambu atau batasan-batasan tentang investasi yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk dilakukan oleh pelaku bisnis seperti parainvestor,
pedagang, suppliyer dan siapapun yang terkait dengan dunia ini. Bukan hanya itu, beberapa hal
seperti pengetahuan tentang investasi akan ilmu-ilmu yang terkait butuh diperdalam agar kegiatan
investasi yang kita kerjakan bernilai ibadah, mendapatkan kepuasan batin serta keberkahan di dunia
dan akhirat.
Berikut ini beberapa ayat tentang seruan untuk berinvestasi:
a. QS. Al-Hasyr : 18


Artinya :” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.69

Dalam menafsirkan Surah Al-Hasyr ayat 18 ini, Prof. Dr. Hamka menjelaskan dalam kitabnya
Tafsir Al Azhar Juzu‟ XXVIII: “Wahai otrang-orang yang beriman! Takwalah kepada Allah.”
(pangkal ayat 18). Iman ialah kepercayaan. Takwa ialah pemeliharaan hubungan dengan Tuhan.
Oleh sebab itu semata-mata Iman atau percaya saja belumlah cukup, sebelum dilengkapi dengan
mempercepat hubungan dengan tuhan. Keikhlasan dalam batin kepada Illahi tawakkal berserah diri,
ridha menerima ketentuan-Nya, syukur menerima nikmat-Nya, sabar menerima cobaan-
Nya,semuanya itu didapat karena adanya takwa. Memperteguh ibadat kepada Allah sebagai
sembahyang, puasa, zakat, dan sebagainya, semua itu adalah menyuburkan takwa. Terutama lagi
selain dari mengingat Allah, hendaklah ingat pula bahwa hidup ini hanya semata-mata singgah saja.
Namun, akhirnya hidup di dunia ditutup dengan mati, dan di akhirat amal kita akan
dipertanggungjawabkan di hadapan tuhan. Itulah sebabnya maka di samping seruan kepada orang-
orang yang beriman, diperingatkan pula agar mereka tetap takwa kepada Allah. Dengan takwa itulah
Iman tadi dipupuk terus. “Dan hendaklah merenungkan setiap diri,” artinya bawa berfikir, bawa
merenung, bawa bermenung, tafakkur dan tadzakkur (memikirkan dan mengingat). “Apalah yang
telah diperbuatnya untuk hari esok.” Hari esok ialah hari akhirat. Hidup tidaklah akan disusahi
hingga di dunia saja. Dunia hanyalah semata-mata masa untuk menanam benih. Adapun hasilnya
akan dipetik adalah di hari akhirat. Renungkanlah oleh tiap diri apalah yang telah lebih dahulu
diamalkan untuk didapati di akhirat itu kelak?70
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa ayat itu mengandung anjuran moral untuk
berinvestasi sebagai bekal hidup di dunia dan di akhirat karena dalam Islam semua jenis kegiatan
kalau diniati sebagai ibadah akan bernilai akhirat juga seperti kegiatan investasi ini.
b. QS. Al-Baqarah : 261

68
Khairina Tambunan, “Analisis Pengaruh Investasi, Operasi Moneter Dan ZIS Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Moneter Indonesia”. At-Tawassuth, Vol. 1, No. 1, 2016
69
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur‟an Surah Al-Hasyr Ayat 18, Al-Qur‟an dan
Terjemahannya.
70
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu‟ XXVIII, Jakarta:Pustaka Panjimas,1985).h.72-73
27




Artinya :” Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orangorang yang menafkahkan hartanya
di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah
Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.71

Dalam menafsirkan Surah Ak-Baqarah ayat 261 diatas, Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni
diterjemahkan Oleh KH. Yasin dalam Kitab Shafwatut Tarafasir Jilid 1: “Perumpamaan (nafkah
yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir,” Ibnu Katsir berkata,”Ini adalah
perumpamaan yang dibuat Allah untuk melipatgandakan pahala bagi orang yang menafkahkan
hartanya dijalan Allah dan yang mencari ridha-Nya.Sesungguhnya pahala kebaikan
dilipatgandakan sepuluh kali, sampai tujuh ratus kali lipat. Ayat ini bermakna, perumpamaan
nafkah orang-orang itu seperti sebutir benih yang ditanam lalu tumbuh tujug bulir.
“Pada tiap-tiap bulir seratus biji,” tiap-tiap bulir mengandung seratus benih, maka benih yang
menghasilkan berjumlah tujuh ratus benih. Ini adalah perumpamaan dilipatgandakannya pahala
bagi orang yang ikhlas menyedekahkan hartanya. Oleh karenana Allah ‫ﷻ‬berfirman: “Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki.” Allah melipatgandakan pahala bagi
orang yang dikehendaki-Nya, berdasarkan keikhlasan dan pencarian ridha si pemberi nafkah, demi
Allah semesta. “Dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” Allah Maha Luas
karunianya dan Maha mengetahui niat orang yang bersedekah. 72
Ayat itu juga merupakan informasi tentang pentingnya investasi meskipun tidak secara
kongkrit berbicara investasi, karena yang termaktub menyampaikan tentang betapa beruntungnya
orang yang menginfaqkan hartanya dijalan Allah. Ayat ini kalau dibaca dari perspektif ekonomi
jelas akan mempengaruhi kehidupan kita didunia. Bayangkan saja jika banyak orang yang
melakukan infaq maka sebenarnya ia menolong ratusan, ribuan, jutaan bahkan milyaran orang
miskin di dunia untuk berproduktifitas ke arah yang lebih baik.

E. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian ini,peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai bahan
acuan.Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti uraikan diatas,penelitian ini
memfokuskan pada pengaruh tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kab/Kota Lampung. Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti sebelumnya:
Deddy Rustiono tahun 2008 dalam tesisnya yang berjudul“AnalisisPengaruh Investasi,
Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa
Tengah”mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Propinsi
Jawa Tengah (Y) selama tahun pengamatan 1985- 2006 adalah :realisasi nilai Penanaman Modal
Asing (PMA), realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Angkatan Kerja (AK) dan
Pengeluaran Pemerintah Daerah (EXPD). Hasil analisis mengenai pengaruh
PMA,PMDN,Angkatan Kerja dan pengeluaran pemerintah daerah terhadap pertumbuhan
ekonomi Propinsi Jawa Tengah menunjukkan hubungan yang positif signifikan.73

71
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur‟an Surah Al-Baqarah Ayat 261, AlQur‟an dan
Terjemahannya.
72
Yasin, Shafwatut Tafsir (Tafsir-Tafsir pilihan), Jilid 1, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2011). h.354-355
73
Deddy Rustiono (2008) Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah, Tesis, h. 110
28

Kurnia Maharani dan Sri Isnowati tahun 2014 dalam jurnalnya yang berjudul “Kajian
Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja Dan Keterbukaan Ekonomi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah” mengemukakan bahwa secara parsial variabel
yang digunakan dalam penelitian, yaitu investasi swasta, investasi pemerintah, pengeluaran
pemerintah, tenaga kerja adalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan variabel keterbukaan ekonomi signifikan secara statistik,
tetapi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Secara bersama-sama
variabel yaitu investasi swasta, investasi pemerintah, pengeluaran pemerintah, tenaga kerja dan
keterbukaan ekonomi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. 74
Nurul Fitriani tahun 2018 dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Tenaga Kerja Dan
Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Diy Tahun 2007-2015”
mengemukakan bahwa tenaga kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
di Provinsi D.I. Yogyakarta. Hal ini berarti kenaikan jumlah tenaga kerja terdidik mampu
meningkatkan produktivitas sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran
pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi D.I. Yogyakarta.
Pengeluaran pemerintah dicerminkan oleh jumlah belanja langsung daerah baik belanja langsung
maupun belanja tidak langsung sehingga berpengaruh positif terhadap perumbuhan ekonomi. 75
Christian cindy koyongian, dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Pengeluaran
Pemerintah, Tenaga Kerja, Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Manado”
mengemukakan bahwa hasil analisis menunjukansecara parsial atau sendiri dengan Uji t, variabel
pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado
sedangkan variabel investasi dan tenaga kerja berpengaruh dan signifikan. Hasil analisis secara
simultan atau bersama-sama dengan Uji F menunjukan bahwa pengeluaran pemerintah, investasi,
dan tenaga kerja berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado. Kontribusi yang
diberikan oleh ketiga variabel bebas terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado (R Square)
sebesar 65,8%.76
Muhammad Hidayat, dkk tahun 2011 dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru” mengemukakan bahwa
Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang dibuktikan dengan t
hitung > t tabel (2,707 > 2,228) pada tingkat kepercayaan 95%. Jumlah Industri secara individual
berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi dengan koefisien regresi sebesar 0,00004247. 77
Hellen, tahun 2017 dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh investasi dan tenaga kerja
serta pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi serta kesempatan kerja”
mengemukakan bahwa tenaga kerja secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
sementara investasi dan belanja pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Buruh dan mengupayakan pertumbuhan ekonomi yang signifikan pada pekerjaan,
investasi dan belanja pemerintah sementara tidak berpengaruh signifikan terhadap lapangan kerja.
Investasi, tenaga kerja, belanja pemerintah. efek tidak langsung terhadap pekerjaan melalui
pertumbuhan ekonomi.78

74
Kurnia Maharani dan Sri Isnowati (2014) Kajian Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja Dan
Keterbukaan Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol.
27 No. 1, h. 71
75
Nurul Fitriani (2018) Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Provinsi Diy Tahun 2007-2015, Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Vol. 7 No. 1, h. 47
76
Cindy, christian, Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kota Manado, h.1
77
Muhammad Hidayat (2011) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota
Pekanbaru, Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan, Vol 2 No. 4, h. 60
78
Hellen (2017) Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Serta Pengeluaran Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Serta Kesempatan Kerja, Jurnal FEB, Vol 13 No. 1, H. 1
29

penelitian ini, penulis menggunakan tiga variabel x untuk melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kab/Kota Lampung. Tiga variabel tersebut adalah tenaga
kerja, pengeluaran pemerintah, dan investasi. Dalam penelitian ini, penulis melihat bagaimana
pengaruh masing- masing variabel tersebut secara parsial ataupun simultan. Sehingga penulis
dapat melihat bagaimana pengaruh tenaga kerja, pengeluaran pemerintah, dan investasi terhadap
pertumbuhan ekonomi Kota/kab Provinsi Lampung Tahun 2014-2019.

F. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh
karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan,belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah pada
penelitian,belum jawaban yang empiris. Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan
Menurut Teori Keynesian yang dipelopori oleh John Maynard Keynes bahwa dalam
jangka pendek output nasional dan kesempatan kerja terutama ditentukan oleh permintaan
agregat. Kaum Keynesian yakin bahwa kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal harus
digunakan untuk mengatasi pengangguran dan menurunkan laju inflasi. Konsep-konsep
Keynesian menunjukkan bahwa peranan pemerintah sangat besar dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi. Perekonomian pasar sepertinya sulit untuk menjamin ketersediaan
barang yang dibutuhkan masyarakat dan bahkan sering menimbulkan instability, inequity, dan
inefisiensi. Bila perekonomian sering dihadapkan pada ketidakstabilan, ketidakmerataan, dan
ketidakefisienan jelas akan menghambat terjadinya pertumbuhan ekonomi dalam jangka
Panjang. Menurut Christian cindy koyongian, bahwa hasil analisis menunjukan secara parsial
atau sendiri dengan Uji t, variabel pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kota Manado sedangkan hasil analisis secara simultan atau bersama-
sama dengan Uji F menunjukan bahwa pengeluaran pemerintah, investasi, dan tenaga kerja
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado. Kontribusi yang diberikan oleh
ketiga variabel bebas terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado (R Square) sebesar
65,8%. Sehingga peneliti menyimpulkan hipotesis yang pertama sebagai berikut:
Ho : Pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh positifsignifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Ha : Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
2. PengaruhTenagaKerjaTerhadapPertumbuhanEkonomi
Teori yang berkaitan dengan tenaga kerja yaitu teori Adam Smith bahwa manusialah
sebagai faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsabangsa. Alasannya, alam
(tanah) tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daya manusia yang pandai mengelolanya
sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Menurut Todaro pertumbuhan penduduk dan
pertumbuhan Angkatan Kerja (AK) secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif
yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan
menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti
ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meski demikian hal tersebut masih dipertanyakan
apakah benar laju pertumbuhan penduduk yang cepat benar-benar akan memberikan dampak
positif atau negatif dari pembangunan ekonominya. 79Nurul Fitriani (2018) mengemukakan
bahwaTenaga Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan

79
Heidi menajang..“. Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota
Manado”.dalam.Jurnal wira ekonomi,.Vol..1.No..4,.h..10
30

probabilitas sebesar 0,0644.kontribusi seluruh variabel independen dalam menjelaskan variabel


dependen sebesar 51,74%.Sehingga penulis menyimpulkan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Tenaga kerja tidak berpengaruh positifsignifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Ha : Tenaga kerja berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
3. Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hubungan antara Investasi dengan pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan dengan teori
Harrod - Dommar. Teori ini memberikan peranan kunci kepada investasi didalam proses
pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai peran ganda yang dimiliki oleh investasi. 80Hellen,
mengemukakan bahwa tenaga kerja secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
sementara investasi dan belanja pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Variabel investasi berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,
karena tingkat sig > 0,05 yaitu 0,147 > 0,05. Keadaan inimengindikasikan bahwa investasibelum
mampu mendorongataumeningkatkan pertumbuhan ekonomi secara maksimal. Investasi
berpengaruh secara tidak langsung terhadap kesempatan kerja melalui pertumbuhan ekonomi
dengan nilai menunjukkan pengaruhnya adalah positif. Artinya Investasi yang meningkat
akan berdampak terhadap tebukanya lapangan kerja baru yang sejalan dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pengaruh tidak langsung Investasi
terhadap kesempatan kerja tidak signifikan, hal ini dikarenakan investasi yang ada masih
terfokus dibeberapa sektor saja sehingga tidak merata disegala sektor sehingga kontribusinya
juga mash kecil terhadap pertumbuhan ekonomi, investasi yang tidak merata berdampak
terhadap kurang tenaga kerja yang terserap sehingga kesempatan kerja juga masih rendah.
Ho : Investasi tidak berpengaruh positifsignifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Ha : Investasi berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

80
Ibid, h. 5
31

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Sifat Penelitian


1. Jenis Penelitian
Penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan secara kuantitatif. Metode penelitian
kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data menggunakan instrumen penelitian, analisis data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan unutk menguji hipotesis yang
telah di tetapkan.81
Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research). Penelitian
kepustakaan yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunkan literatur (kepustakaan), baik
berupa buku, catatan maupun laporan hasil penelitian terdahulu. 82 Penelitian ini menggunakan
runtun waktu (time series) dengan menggunkan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS)
mengenai jumlah nominal Pengeluaran Pemerintah, jumlah Tenaga Kerja, jumlah nominal
investasi dan jumlah nominal pertumbuhan ekonomi diKab/Kota provinsi Lampung

2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat assosiatif (hubungan) yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan anatar dua variabel atau lebih, yaitu untuk mengetahui pengaruh
antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas yaitu, pengeluaran pemerintah,
tenaga kerja, dan investasi terhadap variabel terikat yaitu pertumbuhan ekonomi.

a. Sumber Data

81
Sugiyo, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 93.
82
Iqbal Hasim, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 5.
32

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data tahunan
dalam runtun waktu (time series) dari periode 2014:01 – 2018:12 yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik (BPS).

b. Teknik Pengumpulan Data


1. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah metode yang digunakan untuk mempelajari dan mengambil data
dari literatur dan sumber-sumber lain seperti buku, maupun hasil penelitian terdahulu yang
dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini. 83
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi
yang berkaitan dengan data ekspor minyak kelapa sawit, buku-buku tentang teori, dan data-
data lain yang berhubungan dengan masalaha penelitian. Maka dapat disimpulkan bahwa
metode dokumentasi adalah salah satu cara di dalam mengumpulkan data-data yang
diperlukan dengan melalui data untuk keperluan penelitian maupun pelengkap untuk mencari
data-data yang lebih objektif dan konkret.
c. Populasi Data Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas dan tidak
terbatas. Populasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dikaji dan kemudian ditarik
kesimpulan.84 Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh data pengeluaran pemerintah,
tenaga kerja, investasi dan pertumbuhan ekonomi dari Badan Pusat Statistik (BPS)
2. Sampel
Sampel yaitu bagian suatu objek yang 31 mewakili populasi, pengambilan pada suatu
sampel harus sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu populasi. 85 Sampel merupakan
bagian populasi yang ingin diteliti. Oleh karena itu, sampel harus dilihat sebagai suatu
pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri. 86 Oleh karena itu sampelnya yaitu
data dari pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, investasi dan pertumbuhan ekonomi pada
tahun 2014-2019.
d. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional
1. Variable Penelitian
Pada analisis ini menggunakan analisis regresi berganda yang biasanya digunakan
untuk memprediksi pengaruh dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat.
a. Variabel bebas (X) (Variabel Indpenden)
Varibel bebas adalah varibel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya varibel dependen (terikat), varibel ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, prediktor, antecendet.87Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah
Pengeluaran Pemerintah (X1), Tenaga Kerja (X2), Investasi (X3)
b. Variabel Terikat (Y) (Cadangan Devisa)

83
V. Wiratna Sujarweni, Metodelogi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: Balai Pustaka Press,
2015), h. 93
84
Pabundu Tika, Metodelogi Riset Bisnis, (Jakarta: Bumu Askara, 2006), h. 33.
85
Ibid. h. 33.
86
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Rajawali Pers,
2012), h. 119.
87
Sugiono, Metode Penulisan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta), h. 194
33

Variabel Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. 88 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Pertumbuhan Ekonomi (Y).
2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupkan penjelasan dari setiap variabel-variabel yang digunakan
dalam penenlitian terhadap indikator-indikator yang membentuknya. Definisi operasional
masing-masing dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1
Definisi Operasional
N Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
o
1 Pengeluaran Pengeluaran pemerintah Data tahun 2014-2019, Persen
Pemerintah (X1) (goverment expenditure) adalah data sekunder Bada (%)
bagian dari kebijakan fiskal yakni Pusat Statistik,
suatu tindakan pemerintah untuk
mengatur jalannya perekonomian
dengan cara menentukan besarnya
penerimaan dan pengeluaran
pemerintah tiap tahunnya yang
tercermin dalam dokumen APBN
untuk nasional dan APBD untuk
daerah/regional.
2 Tenaga Kerja (X2) Tenaga kerja merupakan sumber Data tahun 2014-2019, Persen
daya penting dalam pembangunan data sekunder dari (%)
ekonomi, tenaga kerja yang telah Badan Pusat Statistik
bekerja dan memiliki pendapatan
akan memberikan kontribusi
terhadap perekonomian sebab
dengan pendapatan yang ada
maka tenaga kerja tersebut akan
melakukan konsumsi dengan
melakukan pembelian atas barang
dan jasa.
3 Investasi (X3) Investasi adalah kata kunci Data dari tahun 2014- Persen
penentu laju pertumbuhan 2019, data sekunder (%)
ekonomi, karena disamping akan dari Badan Pusat
mendorong kenaikan output Statistik
secara signifikan, juga secara
otomatis akan meningkatkan
permintaan input, sehingga pada
gilirannya akan meningkatkan
kesempatan kerja dan
kesejahteraan masyarakat sebagai
konsekuensi dari meningkatnya
pendapatan yang diterima oleh
masyarakat
4 Pertumbuhan pertumbuhan ekonomi dapat Data tahun 2014-2019, Persen

88
Ibid, h. 59
34

Ekonomi didefinisikan sebagai : suatu data sekunder dari (%)


kondisi terjadinya perkembangan Badan Pusat Statistik
Gross National Product potensial
yang mencerminkan adanya
pertumbuhan output per kapita
dan meningkatknya standar hidup
masyarakat

e. Metode Analisis Data


Analisis data yaitu mendeskripsikan teknik analisis apa yang akan digunakan oleh
peneliti guna menganalisis data yang telah di kumpulkan, termasuk penguji analisi data. Data
yang di kumpulkan tersebut ditentukan oleh masalah penelitian yang sekaligus mencerminkan
karakteristik tujuan studi apakah untuk ekplorasi, deskripsi untuk menguji hipotesis. Penelitian
yang di lakukan melibatkan sejumlah variabel yang berbeda-beda bergantung pada kompleks
masalah yang di garap.89
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan tipe data panel.
Data panel merupakan gabungan data time series dan data cross section. Data time series adalah
data dari satu objek dengan beberapa periode waktu tertentu, sedangkan data cross section
merupakan data yang diperoleh dari satu maupun lebih objek penelitian dalam satu periode yang
sama.90 Penelitian ini menggunakan data time series selama 5 tahun (t = 5) yakni dari tahun 2014
sampai dengan tahun 2019, sedangkan data cross section dalam penelitian ini adalah 15 daerah (n
= 15), sehingga total data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 x 5 = 75 data.
Yi = β0+β1Xi + εi; I = 1,2,…N
Dimana N adalah banyaknya data cross-section, Sedangkan persamaan model dengan
time-series adalah:
Dimana T adalah banyaknya data time-series, Mengingat data panel merupakan
gabungan dari time-series dan cross-section, maka model dapat ditulis dengan:
Yit= β0+β1Xit+ εit
I = 1,2,….N ; t = 1,2,….T
N =banyaknya observasi
T = banyaknya waktu
N х T = banyaknya data panel
Penelitian ini mengenai pengaruh pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi
terhadap pertumbuhan ekonomi di Kab/kota Provinsi lampung, menggunakan data time-series
selama 5 tahun yang diwakili data tahunan dari 2014–2019 dan data cross-section sebanyak 15
data kabupaten / kota di Provinsi lampung yang menghasilkan 75 observasi dengan fungsi
persamaan data panelnya dapat ditulis sebagai berikut:
Yit = a +β1X1it + β2X2it + β3X3it+ eit
Dimana:
Yit = Pertumbuhan Ekonomi kab/Kota provinsi Lampung
Xit = Variabel Bebas
i = unit cross section
t = unit time
Adanya perbedaan satuan dan besaran variabel bebas dalam persamaan menyebabkan
persamaan regresi harus dibuat dengan model logaritma natural. Oleh karena itu fungsi logaritma
digunakan didalam persamaan untuk memecahkan persamaan yang pangkatnya tidak diketahui.

89
Anwar Sanusi, Metodelogi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2016), h. 115.
90
Wairatna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press,
2015), halaman 80
35

Menurut Gujarati (2007:637) Keunggulan penggunaan data panel dibandingkan data time
series dan data cross section adalah:
1. Estimasi data panel dapat menunjukkan adanya heterogenitas dalam tiap individu.
2. Dengan data panel, data lebih informasif, lebih bervariasi, mengurangi kolinearitas antar
variabel, meningkatkan derajat kebebasan (degree of freedom), dan lebih efisien.
3. Studi data panel lebih memuaskan untuk menentukan perubahan dinamis dibandingkan
dengan studi berulang dari cross-section.
4. Data panel lebih mendeteksi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat
diukur oleh data time-series atau cross section.
5. Data panel membantu studi untuk menganalisis perilaku yang lebih kompleks.
6. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi individu atau
perusahaan karena unit data lebih banyak.

1. Model Regresi dengan Panel Data


Model regresi dengan data panel secara umum mengakibatkan kesulitan dalam
spesifikasi modelnya. Residualnya akan mempunyai tiga kemungkinan yaitu residual time
series, cross section maupun gabungan keduanya. Dari tiga pendekatan metode data panel, dua
pendekatan yang sering digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel adalah
pendekatan fixed effect model dan pendekatan random effect model. Untuk menentukan
metode antara pooled least square dan fixed effect dengan menggunakan uji F sedangkan uji
Hausmant digunakan untuk memilih antara random effect atau fixed effect. Selain itu, dalam
teknik estimasi model regresi data panel, terdapat uji F, uji Chow Test dan uji Hausman.
Dibawah ini akan dijelaskan tiga pendekatan yang digunakan dalam data panel :
a. Common Effect Model (CEM)
Model ini dikenal dengan estimasi Common effect yaitu teknik estimasi yang paling
sederhana untuk mengestimasi data panel dengan cara hanya mengkombinasikan data time
series dan cross section. Model ini hanya menggabungkan kedua data tanpa melihat
perbedaan antar waktu dan individu sehingga dapat dikatakan bahwa model ini sama dengan
metode OLS karena menggunakan kuadrat kecil biasa. Dalam pendekatan ini hanya
mengansumsikan bahwa perilaku data antar ruang sama dalam berbagai kurun waktu. Pada
beberapa penelitian data panel, metode ini jarang digunakan sebagai estimasi utama karena
sifat model ini yang tidak membedakan perilaku data sehingga memungkinkan terjadinya
bias, namun model ini digunakan sebagai pembanding dari kedua pemilihan model
lainnya.91
b. Fixed Effect Model(FEM)
Pendekatan ini menggunakan variabel boneka yang dikenal dengan sebutan model
efek tetap (fixed effect) atau Least Square Dummy Variabel atau disebut juga Covariance
Model.
Pada metode fixed effect, estimasi dapat dilakukan dengan tanpa pembobotan (no
weight) atau Least Square Dummy Variabel (LSDV) dan dengan pembobotan (Cross section
weight) atau General Least Square (GLS). Tujuan dilakukan pembobotan adalah untuk
mengurangi Heterogenitas antar unit cross section.92 Penggunaan model ini tepat untuk
melihat perubahan perilaku data dari masing-masing variabel sehingga data lebih dinamis
dalam mengintepretasikan data.
c. Uji Chow
Uji spesifikasi model bertujuan untuk menentukan model analisis data panel yang akan
digunakan. Uji yang pertama dilakukan dengan menggunakan uji Chow. Uji Chow

91
Damodar Gujarati, Ekonometrika Dasar Edisi VI, (Jakarta: Erlangga, 1995), halaman 204
92
Ibid, h.204
36

digunakan untuk menentukan model yang sebaiknya dipakai. Terdapat dua pilihan model
yaitu model fixed effect atau model common effect.
Ho : Common Effect
Ha : Fixed Effect
Jika nilai prob. > 0,05 ( Ho diterima) Jika nilai prob. < 0,05 ( Ho ditolak) 93
Apabila hasil uji Chow ini menghasilkan probabilitas Chi- Square lebih dari 0,05 maka
model yang digunakan adalah model common effect. Sebaliknya, apabila probabilitas Chi-
Square yang dihasilkan kurang dari 0,05 maka model yang sebaiknya digunakan adalah
model fixed effect. Pada saat model yang terpilih adalah fixed effect maka diperlukan uji
Hausman. Uji Hausman ini bertujuan untuk mengetaui apakah sebaiknya menggunakan
fixed effect model (FEM) atau random effect model (REM).
d. Random Effect Model(REM)
Dalam model efek acak (Random Effect), parameter-parameter yang berbeda antar
daerah maupun antar waktu dimasukkan ke dalam error. Karena hal inilah, model effect
acak juga disebut model komponen error (error component model).
Keputusan pemakaian model fixed effect ataupun random effect ditentukan dengan
Uji Likelihood dan Uji Hausman dengan ketentuan sebagai berikut: 94
1) Apabila Uji Likelihood signifikan terhadap alpha maka model yang dipakai adalah
model fixed effect.
2) Apabila Uji Hausman signifikan terhadap alpha maka dapat memilih salah satu yang
terbaik antara model fixed effect atau dengan random effect. Tetapi jika Uji Hausman
tidak signifikan terhadap alpha maka model yang digunakan adalah model fixed
effect.
e. Uji Hausman
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah pada model akan dianalisis
menggunakan model Fixed Effect Model (FEM) atau Random Effect Model (REM).
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ho : Random Effect Model
Ha : Fixed Effect Model
Jika nilai prob > 0,05 ( Ho diterima) Jika niali prob < 0,05 (Ho ditolak) 95
Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan uji hausman adalah jika Ho
diterima maka digunakan random effect model dan jika Ho ditolak maka digunakan
model fixed effect model. Apabila nilai probabilitas kurang dari taraf signifikansi 5%
(0,05) maka model yang digunakan adalah fixed effect model dan jika nilai probabilitas
lebih dari taraf signifikansi 5% maka model yang digunakan adalah random effect
model.

2. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parameter (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk meilhat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial dengan derajat keabsahan 5%. Pengambilan kesimpulannya adalah
dengan melihat nilai signifikansi yang dibandingkan dengan nilai a = 5% (0,05) dengan
ketentuan pengambilan keuputusannya adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi < 0,05 (maka Ho ditolak)
Jika nilai signifikansi > 0,05 (maka Ho diterima)96
93
Rezzy Eko Caraka, Hasbi Yasin, Spatial Data…., h. 10.
94
Ibid, h. 204
95
Ibid, h. 11
96
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS23
(Semarang: Badan Penerbit UNDIP, Cet. VIII, 2016), h. 96.
37

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


Pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara serentak. Uji ini dilakukan untuk
membandingkan pada tingkat nilai signifikan dengan nilai α = 5% (0,05),
pengambilan kesimpulannya adalah dengan melihat nilai signifikansi α (5%)
dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi < 0,05 (maka Ho ditolak)
Jika nilai signifikansi > 0,05 (maka Ho diterima)97.

c. Uji Koefisien Determinasi (R)²


Koefisien determinasi (R)² sering pula disebut dengan koefisien determinasi majemuk
(multiple coefficient of determination) yang hampir sama dengan koefisien r² R² menjelaskan
proporsi variasi dalam variabel terikat (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas (lebih dari satu
variabel: X1: I = 1,2,3,4,…..k) secara bersama-sama. Persamaan regresi linear berganda semakin
baik apabila koefisien determinasi R² semakin besar (mendekati 1) dan cenderung meningkat
nilainya sejalan dengan peningkatan jauh variabel bebas. 98
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian


1. Gambaran Umum Provinsi Lampunng
a. Geografi
Daerah Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 Km2 termasuk pulau-
pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera, dan dibatasi
oleh: Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, di Sebelah Utara Selat Sunda, di Sebelah
Selatan Laut Jawa, di Sebelah Timur Samudra Indonesia, di Sebelah Barat Provinsi Lampung
dengan ibukota Bandar Lampung, yang merupakan gabungan dari kota kembar Tanjung
karang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi
kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Panjang dan Bakauheni serta pelabuhan nelayan
seperti Pasar Ikan (Telukbetung), Tarahan, dan Kalianda di Teluk Lampung. Sedangkan di
Teluk Semangka adalah Kota Agung, dan di Laut Jawa terdapat pula pelabuhan nelayan
seperti Labuhan Maringgai dan Ketapang. Di samping itu, Kota Menggala juga dapat
dikunjungi kapal-kapal nelayan dengan menyusuri sungai Way Tulang Bawang, adapun di
Samudra Indonesia terdapat Pelabuhan Krui. Lapangan terbang utamanya adalah “Radin
Inten II”, yaitu nama baru dari “Branti”, 28 Km dari Ibukota melalui jalan negara menuju
Kotabumi, dan Lapangan terbang AURI terdapat di Menggala yang bernama Astra Ksetra.
Secara Geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan: Timur - Barat berada antara:
103o 40’ – 105o 50’ Bujur Timur • Utara - Selatan berada antara: 6o 45’-3o 45’ Lintang
Selatan.99
b. Secara Topografi
Daerah Lampung dapat dibagi dalam 5 (lima) unit topografi:
a. Daerah topografis berbukit sampai bergunung
Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar 25%, dan
ketinggian rata-rata 300 M di atas permukaan laut. Daerah ini meliputi Bukit Barisan
dengan puncak tonjolan tonjolannya berada pada Gunung Tanggamus, Gunung
Pasawaran, dan Gunung Rajabasa. Yang terakhir ini berlokasi di Kalianda dengan

97
Ibid, h. 96
98
Anwar Sanusi, Metodelogi Penelitian Bisnis (Jakarta: Salemba Empat, 2016), h. 136.
99
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Lampung dalam Angka 2018.
38

ketinggian, rata-rata 1.500 M. Puncak-puncak lainnya adalah Bukit Pugung, Bukit


Pesagi, Sekincau yang terda pat di bagian utara. Daerah tersebut umumnya ditutupi oleh
vegetasi hutan primer atau sekunder.
b. Daerah topografis berombak sampai bergelombang
Ciri-ciri khusus daerah ini adalah terdapatnya bukit- bukit sempit, kemiringannya
antara 8% sampai 15% dan ketinggian antara 300 M sampai 500 M dari permukaan laut.
Daerah ini membatasi daerah pegunungan dengan dataran alluvial, vegetasi yang terdapat
di daerah ini adalah tanaman-tanaman perkebunan seperti: kopi, cengkeh, lada dan
tanaman pertanian peladangan seperti: padi, jagung, dan sayur-sayuran. Daerah tersebut
meliputi daerah-daerah; Kedaton di wilayah Kota Bandar Lampung, Gedong Tataan di
Kabupaten Lampung Selatan, Sukoharjo dan Pulau Panggung di Kabupaten Tanggamus
serta Kalirejo dan Bangunrejo di Wilayah Kabupaten Lampung Tengah.
c. Daerah Dataran Alluvial
Daerah ini sangat luas meliputi Lampung Tengah sampai mendekati pantai
sebelah Timur, yang merupakan bagian hilir (downstream) dari sungai-sungai yang besar
seperti Way Sekampung, Way Tulang Bawang, dan Way Mesuji. Ketinggian di daerah
ini berkisar antara 25 m sampai 75 m, dengan kemiringan 0% sampai 3%. Pada bagian
pantai sebelah Barat dataran Alluvial menyempit dan memanjang menurut arah Bukit
Barisan.
d. Daerah Dataran Dengan Rawa Pasang Surut
Sepanjang pantai timur adalah37merupakan daerah rawa pasang surut dengan
ketinggian 1/2 m sampai 1 m, pengendapan air menurut naiknya pasang 2.5. DaerahRiver
Basin: Daerah Lampung terdapat 5 (lima) River Basin yang utama : - River Basin Tulang
Bawang - River Basin Seputih - River Basin Sekampung - River Basin Semangka - River
Basin Way Mesuji.

2. Administrasi Pemerintah
Secara administratif Provinsi Lampung dibagi dalam 15 (lima belas) Kabupaten/ Kota , yang
selanjutnya terdiri dari beberapa wilayah Kecamatan dengan perincian sebagai berikut :
a. Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukotanya Liwa, luas wilayahnya 2.142,78 Km2 terdiri
dari 15 (lima belas) kecamatan.
b. Kabupaten Tanggamus dengan Ibukotanya Kota Agung, luas wilayahnya 3.020,64 Km2 terdiri
dari 20 (dua puluh) kecamatan.
c. Kabupaten Lampung Selatan den gan Ibukotanya Kalianda, luas wilayahnya 700,32 Km2
terdiri dari 17 (tujuh belas) kecamatan.
d. Kabupaten Lampung Timur dengan Ibukotanya Sukadana, luas wilayahnya 5.325,03 Km2
terdiri dari 24 (dua puluh empat) kecamatan.
e. Kabupaten Lampung Tengah dengan Ibukotanya Gunung Sugih, luas wilayahnya 3.802,68
Km2 terdiri dari 28 (dua puluh delapam) kecamatan.
f. Kabupaten Lampung Utara dengan Ibukotanya Kotabumi, luas wilayahnya 2.725,87 Km2
terdiri dari 23 (dua puluh tiga) kecamatan.
g. Kabupaten Way Kanan dengan Ibu- kotanya Blambangan Umpu, luas wilayahnya 3.921,63
Km2 terdiri dari 14 (empat belas) kecamatan.
h. Kabupaten Tulang Bawang dengan Ibukotanya Menggala, luas wilayahnya 3 466,32 Km2
terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan.
i. Kabupaten Pesawaran dengan Ibukota Gedong Tataan, luas wilayahnya 2.243,51 Km2 terdiri
dari 11 (Kecamatan) kecamatan.
j. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu, luas wilayahnya625,00 Km2 terdiri 9
(sembilan)kecamatan
39

k. Kabupaten Mesuji dengan ibukota Mesuji, luas wilayahnya 2.184,00 Km2 terdiri 7 (tujuh)
kecamatan
l. Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan ibukota Panaragan Jaya, luas wilayahnya 1.201,00
Km2 terdiri 8 (delapan) kecamatan
m. Kabupaten Pesisir Barat dengan ibukota Krui., luas wilayahnya 2.907,23 Km2 terdiri 11
(sebelas) kecamatan
n. Kota Bandar Lampung dengan luas wilayah 296 Km2 terdiri dari 20 (dua puluh) kecamatan.
o. Kota Metro dengan luas wilayah 61,79 Km2 terdiri dari 5 (lima) kecamatan.

3. Daftar Gubernur dan Wakil Gubernur di Provinsi Lampung


Sejak berdirinya Provinsi Lampung tahun 1964 sampai saat ini telah dijabat oleh 12 (duabelas)
Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I berturut-turut sebagai berikut :
a. KOESNO DANU UPOYO Menjabat gubernur / KDH Tingkat I dari tahun 1964 s.d 1966
b. Hi. ZAINAL ABIDIN PA Menjabat gubernur / KDH Tingkat I dari tahun 1966 s.d 1972
c. R. SOETIYOSO Menjabat gubernur / KDH Tingkat I dari tahun 1972 s.d 1978
d. YASIR HADIBROTO Menjabat gubernur / KDH Tingkat I dari tahun 1978 s.d 1988
e. POEDJONO PRANYOTO Menjabat gubernur / KDH Tingkat I dari tahun 1988 s.d 1998
f. Drs. O E M A R S O N O Menjabat gubernur / KDH Tingkat Idari Tahun 1998 s.d 2002
g. HARI SABARNO Menteri Dalam Negeri Selaku Pejabat Pembina Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Provinsi Lampung, 2002s.d 2004
h. Drs. Hi. SJACHROEDDIN ZP, SH Menjabat gubernur dari tahun 2004 s.d 2008
i. Drs. SYAMSURYA RYACUDU Menjabat gubernur dari tahun 2008 s.d 2009
j. Drs. Hi. SJACHROEDDIN ZP, SH Menjabat gubernur dari tahun 2009 s.d 2014
k. M. RIDHO FICARDO, SPi, MSi Menjabat gubernur dari tahun 2014 s.d 2019
l. Ir. ARINAL DJUNAIDI Menjabat gubernur dari tahun 2019 s.d sekarang.
Sedangkan pejabat yang pernah menduduki Wakil Gubernur Lampung adalah sebagai berikut:
a. Drs. A. SUBKI HARUN Menjabat Wakil Gubernur dari tahun 1984 s.d 1988
b. Drs. MAN HASAN Menjabat Wakil Gubernur dari tahun 1989 s.d 1993
c. Drs. SUWARDI RAMLI Menjabat Wakil Gubernur bidang Pemerintahan dari tahun 1994
s.d 1998
d. Drs. OEMARSONO Menjabat Wakil Gubernur bidang Ekonomi dan Pembangunan dari
tahun 1994 s.d 1998
e. Drs. SYAMSURYA RYACUDU Menjabat Wakil Gubernur dari tahun 2004 s.d 2008
f. Ir. MS. JOKO UMAR SAID, MM Menjabat Wakil Gubernur dari tahun 2009 s.d 2014
g. BACHTIAR BASRI Menjabat Wakil Gubernur dari tahun 2014 s.d 2019
h. CHUSNINIA CHALIM M.Si. M. Kn. P. Hd Menjabat Wakil Gubernur dari tahun 2019 s.d
Sekarang.

B. Analisis Deskripsi Objek Penelitian


Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan data-data yang diperoleh. Dalam hal ini data
yang diperoleh berasal dari Badan Pusat Statistik Provinsi yang dipublikasikan di Internet. Berikut ini
adalah pemaparan data yang diperoleh :
a. Perumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yangdiproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Untuk meningkatkan
pembangunan nasional, maka harus didukung dengan pembangunan daerah yang dilaksanakan
secara tepat. Laju pertumbuhan ekonomi daerah biasanya digunakan untuk menilai seberapa jauh
40

keberhasilan pembangunan daerah dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi daerah
tersebut dapat ditunjukkan oleh kenaikan GDP atau PDRB. Berikut ini adalah perkembangan
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung
No. Kabupaten/ Kota 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1. Lampung Barat 14.18 15.06 14.32 13.54 12.92 13.64
2. Tanggamus 14.26 14.05 13.25 12.48 12.05 13.37
3. Lampung Selatan 16.27 16.16 15.16 14.86 14.31 13.08
4. Lampung Timur 16.91 16.98 16.35 15.76 15.24 14.34
5. Lampung Tengah 13.31 3.28 12.90 12.62 12.03 6.76
6. Lampung Utara 23.20 22.92 21.55 20.85 16.90 13.67
7. Way Kanan 14.61 14.58 14.06 13.52 13.07 14.34
8. Tulang Bawang 10.25 10.20 10.09 9.70 9.35 10.15
9. Pesawaran 17.61 17.31 16.48 15.97 15.19 11.63
10. Pringsewu 11.80 11.73 11.30 10.50 10.15 9.78
11. Mesuji 8.20 8.00 7.66 7.55 7.47 6.34
12. Tulang Bawang Barat 8.23 8.40 8.11 8.10 7.75 6.73
13. Pesisir Barat 15.81 15.91 15.61 14.98 14.48 13.74
14. Bandar Lampung 10.33 10.15 9.94 9.04 18.71 22.76
15. Metro 10.29 10.15 9.89 9.14 18.68 16.52

Tabel 4.1
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2014-2019

Sumber : BPS Provinsi Lampung


Dilihat dari rata-rata laju pertumbuhan ekonomi ditingkat Kabupaten/Kota tahun 2019 yang
tertinggi terjadi di kota Bandar Lampung yaitu sebesar 22.76 persen sedangkan laju pertumbuhan
terendah terjadi di Kabupaten Mesuji sebesar 7.47 persen. Hal ini dapat terjadi karena banyak
terdapatindustri di Kota Bandar Lampung. Sedangkan untuk Kabupaten mesuji sangat menonjol pada
sektor pertanian.
b. Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah merupakan alokasi anggaran yang disusun dalam anggaran
pendapatan belanja negara (APBN) setiap tahunnya ke berbagai sektor atau bidang dengan tujuan
untuk mensejahterakan rakyat melalui berbagai macam program. Pengeluaran pemerintah menurut
Sadono Sukirno adalah pembelanjaan pemerintah ke atas barang-barang modal, barang konsumsi dan
41

ke atas jasa-jasa.100 Sedangkan menurut Guritno menjelaskan pengeluaran pemerintah mencerminkan


kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telat menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang
dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk
melaksanakan kebijakan tersebut.
Pencapaian kinerja pemerintah provinsi Lampung dalam perekonomian yang diukur dari nilai
produk domestik regional bruto yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi. Menurut
data yang diambil dari BPS pengeluaran pemerintah di Provinsi Lampung pada tiap kabupaten dan
kota dapat dilihat daro tabel berikut :

Tabel 4.2
Pengeluaran Pemerintah Kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2014-2019

No. Kabupaten/ Kota 2014 2015 2016 2017 2018 2019


1. Lampung Barat 3.86 10.43 5.08 1.33 3.70 2.86
2. Tanggamus 1.50 7.08 3.12 2.52 6.03 5.21
3. Lampung Selatan 10.64 6.37 3.84 3.61 3.46 5.6
4. Lampung Timur 4.58 9.95 3.82 0.65 2.86 4.87
5. Lampung Tengah 4.06 4.30 4.05 3.84 3.70 7.18
6. Lampung Utara 9.88 6.20 1.44 2.39 3.06 10.65
7. Way Kanan 8.33 8.49 8.76 8.62 8.42 4.72
8. Tulang Bawang 1.49 8.82 3.77 1.93 2.22 4.19
9. Pesawaran 3.20 9.20 3.60 3.12 3.93 8.76
10. Pringsewu 8.43 9.02 8.80 8.35 8.19 7.21
11. Mesuji 3.72 6.47 7.54 1.76 8.20 4.21
12. Tulang Bawang Barat 6.37 6.97 6.90 6.38 6.42 6.19
13. Pesisir Barat 3.59 3.71 3.59 3.40 3.33 8.87
14. Bandar Lampung 22.17 23.40 22.10 20.56 19.55 20.62
15. Metro 16.64 17.46 16.90 16.34 15.95 14.13

100
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi,.(Jakarta:.Raja.Grafindo.Persada,. 2002),.h..192
42

Sumber : BPS Provinsi Lampung


Dilihat dari rata-rata laju pengeluaranpemerintah ditingkat Kabupaten/Kota tahun 2019 yang
tertinggi terjadi di kota Bandar Lampung yaitu sebesar 20.62 persen sedangkan pengeluaran pemerintah
terendah terjadi di Kabupaten Lampung Barat sebesar 2.86 persen. Hal ini dapat terjadi karena besarnya
pengeluaran dari sektor konsumsi makanan dan non makanan dari kedua kabupaten, atau komponen
pengeluaran konsumsu lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga.
c. Tenaga Kerja
Menurut Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 2 disebutkan bahwa tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. 101Angka angkatan kerja di provinsi
Lampung cenderung fluktuatif. Jumlah angkatan kerja tertinggi pada tahun 2017 yaitu sebanyak 437.884
juta jiwa disbanding pada tahun sebelumnya pada tahun 2016 yaitu sebanyak 407.190 juta jiwa,
sedangkan jumlah angkatankerja terendah yaitu
pada tahun 2014 sebesar 385.417 juta jiwa.
Sedangkan secara terperinci menurut data yang diambil dari BPS ankgatan kerja di Provinsi
Lampung pada tiap kabupaten dan kota dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.3
Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2014-2019

No. Kabupaten/ Kota 2014 2015 2016 2017 2018 2019


1. Lampung Barat 66.42 66.64 66.86 67.09 67.43 69.24
2. Tanggamus 68.61 68.88 69.14 69.44 69.85 66.87
3. Lampung Selatan 67.42 67.61 67.80 68.04 68.40 66.32
4. Lampung Timur 69.73 69.92 70.11 70.31 70.61 67.59
5. Lampung Tengah 68.32 68.49 68.65 68.87 69.20 66.74
6. Lampung Utara 69.01 69.15 69.28 69.46 69.75 69.86
7. Way Kanan 62.04 62.29 62.54 62.85 63.27 68.45
8. Tulang Bawang 67.15 67.32 67.49 67.71 68.04 68.91
9. Pesawaran 68.41 68.58 68.74 68.95 69.27 68.56
10. Pringsewu 67.83 68.05 68.29 68.53 68.88 68.64
11. Mesuji 68.12 68.30 68.48 68.71 69.05 68.92
12. Tulang Bawang Barat 69.08 69.21 69.35 69.56 69.88 68.34
13. Pesisir Barat 60.32 60.36 60.42 60.46 60.48 62.84
14. Bandar Lampung 70.65 70.75 70.84 71.01 71.28 73.12
15. Metro 69.14 69.28 69.41 69.59 69.88 61.24
Sumber : BPS Provinsi Lampung
101
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 2.
43

Dilihat dari tabel 1.6tingkat angkat partisipasi angkatan kerja ditingkatKabupaten/Kota tahun 2019
yang tertinggi terjadi di kota Bandar Lampung yaitu sebesar 73.12 persen sedangkan terendah terjadi di
Kabupaten pesisir barat sebesar 62.84 persen. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya sektor sektor yang
mampu menyerap tenaga kerja di kota Bandar Lampung seoerti Industri dll.
d. Investasi
Nanga mengemukakan bahwa investasi merupakan pengeluaran perusahaan secara keseluruhan
yang mencakup pengeluaran untuk membeli bahan baku, mesin-mesin dan peralatan pabrik serta semua
peralatan modal lain yang diperlukan dalam proses produksi. Secara singkat, investasi (investment dapat
didefinisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok kapital yang ada (net addition to existing capital
stock). Istilah lain dari investasi adalah pemupukan modal (capital formation) atau akumulasi modal
(capital accumulation).102
Data jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Lampung Tahun 2014-2019
dilihat bahwa jumlah PMDN atau investasi di Provinsi Lampung mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Hal tersebut tentu saja dapat terjadi mengingat kemajuan Provinsi Lampung yang menarik
minat investor untuk menanamkan modal tertinggi pada tahun 2018 yakni sebesar Rp. 1.418.434,8 dan
terendah di tahun 2104 sebesar Rp 750.430,3.Investasi tersebut meliputi sektor primer, sekunder, dan
tersier.
Sedangkan secara terperinci menurut data yang diambil dari BPS Investasi atau penanaman
modal di Provinsi Lampung pada tiap kabupaten dan kota dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.4
Investasi atau Penanaman Modal Kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2014-2019

No. Kabupaten/ Kota 2014 2015 2016 2017 2018 2019


1. Lampung Barat 55.08 0.18 26.02 92.06 14.02 20.87
2. Tanggamus 5.21 6.18 54.12 56.34 21.42 50.12
3. Lampung Selatan 12.08 13.07 25.07 28.03 90.35 12.44
4. Lampung Timur 0.01 9.13 16.18 22.08 60.32 25.12
5. Lampung Tengah 5.92 2.55 1.62 4.97 45.09 8.45
6. Lampung Utara 29.21 18.09 16.07 13.17 10.34 22.57
7. Way Kanan 0.03 3.02 7.43 19.06 6.08 42.74
8. Tulang Bawang 77.94 52.51 0.12 0.24 0.34 45.56
9. Pesawaran 20.96 11.02 4.17 56.47 36.92 19.75
10. Pringsewu 7.43 17.08 6.38 27.05 16.71 15.84
11. Mesuji 16.48 30.21 56.05 96.74 26.04 0.22
12. Tulang Bawang Barat 0.08 1.13 1.16 1.19 1.21 1.87
13. Pesisir Barat 6.32 0.51 31.81 26.67 78.46 7.12
14. Bandar Lampung 7.53 11.71 22.27 36.73 11.65 19.29
15. Metro 12.43 23.98 30.19 15.65 21.37 27.83
Sumber : BPS Provinsi Lampung

Berdasarkan tabel 1.7tingkat angkat investasi atau penanaman modal ditingkatKabupaten/Kota


tahun 2019 yang tertinggi terjadi di kabupaten Tanggamus yaitu sebesar 50.12 persen sedangkan

102
Nanga M, Makro Ekonomi, Teori, Masalah, Dan Kebijakan, Ed 2, (Jakarta. Raja Grafindo Persada,
2005), h. 45.
44

terendah terjadi di Kabupaten Mesujisebesar 0.22 persen. Hal ini dapat terjadi karena Tanggamus
mempunyai keunggulan di sektor pertanian seperti kopi dan lada, bahkan kopi Tanggamus menyokong
30% dan lada sebesar 20,7% dalam produksi Provinsi Lampung.

C. Analisis Regresi Data Panel


Bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh dari Pengeluaran Pemerintah, Angkatan Kerja
dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kab/KotaProvinsi Lampung pada tahun 2014-2019
dengan menggunakan analisisregresi data panel. Untuk memudahkan perhitungan di gunakan program
Eviews 9. Berikut merupakan hasil analisis regresi data panel.
1. Metode Pooled Least Square (CommonEffect)
Pengujian yang pertama kali dilakukan yaitu dengan menggunakan uji common
effect.Berikut hasil pengujiannya.
Tabel 4.5
Hasil Regresi Data Panel Dengan Metode Common Effect
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 8.252660 8.359277 0.987246 0.3263
X1 0.486953 0.063934 7.616532 0.0000
X2 0.009259 0.121513 0.076195 0.9394
X3 0.019081 0.014750 1.293593 0.1993
R-squared 0.413002
Sumber: Eviews 9 diolah tahun 2021
Persamaan hasil regresi data panel dengan metode common effect:
Y = 8.252660+0.486953 X1 – 0.009259 X2 + 0.19081 X3
Hasil regresi data panel menggunakan uji common effect menunjukkan bahwa variabel
Pengeluaran Pemerintah, memperoleh nilai coefficient sebesar 0.486953 dan nilai prob. sebesar
0.0000 (< 0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel Perngeluaran Pemerintah berpengaruh
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kab/Kota Provinsi Lampung.
Variabel Tenaga Kerja memperoleh nilai coefficient sebesar 0.009259 dan nilai prob.
sebesar 0.9394 (> 0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel Tenaga Kerja tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomidiKab/KotaProvinsiLampung.
Variabel Investasi memperoleh nilai coefficient sebesar 0.019081 dan nilai prob. sebesar
0.1993 (> 0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel Investasi tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kab/Kotaprovinsi Lampung.
Nilai koefisien determinasi yang didapat menggunakan uji common effect sebesar
0.413002 hal ini menunjukkan bahwa model mampu menjelaskan hubungan antara Pengeluaran
Pemerintah, Tenaga Kerja, Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kab/KotaProvinsi
Lampung sebesar 41% sedangkan sisanya 59% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan kedalam model.

2. Metode Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effects)


Setelah dilakukan analisis menggunakan model common effect, maka langkah berikutnya
melakukan analisis regresi data panel menggunakan model fixed effect. Berikut ini merupakan
hasil regresi data panel menggunakan model fixed effect.
Tabel 4.6
Hasil Regresi Data Panel Dengan Metode Fixed Effect
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -4.955756 15.14078 -0.327312 0.7444
X1 0.112437 0.076233 1.474920 0.1446
X2 0.251098 0.221208 1.135121 0.2601
45

X3 -0.003257 0.007561 -0.430791 0.6679


R-squared 0.907240
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Eviews 9 diolah tahun 2021
Persamaan hasil regresi data panel dengan metode fixed effect:
Y = -4.955756- 0.0112437 X1 +0.0251098 X2 +-0.003257X3
Hasil regresi data panel menggunakan uji fixed effect menunjukkan bahwa variabel Pengeluaran
Pemerintah, memperoleh nilai coefficient sebesar 0.112437 dan nilai prob. sebesar 0.1446 (>0,05)
maka dapat dinyatakan bahwa variabel Perngeluaran Pemerintahtidak berpengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Kab/KotaProvinsi Lampung.
Hasil regresi data panel menggunakan uji fixed effect menunjukkan bahwa variabl Tenaga
Kerja, memperoleh nilai coefficient sebesar 0.251098dan nilai prob. sebesar 0.2601 (> 0,05)
maka dapat dinyatakan bahwa variabel Tenaga Kerja tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Kab/KotaProvinsi Lampung.
Hasil regresi data panel menggunakan uji fixed effect menunjukkan bahwa
variableInvestasi,memperoleh nilai coefficient sebesar -0.003257dan nilai prob. sebesar 0.6679 (>
0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel Investasi tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Kab/KotaProvinsi Lampung.
Nilai koefisien determinasi yang didapat menggunakan ujifixed effect sebesar 0.907240
hal ini menunjukkan bahwa model mampu menjelaskan hubungan antara Pengeluaran
Pemerintah, Tenaga Kerja, Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kab/Kota Provinsi
Lampung sebesar 90% sedangkan sisanya 10% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan kedalam model.

3. Uji Chow
Uji chow dilakukan untuk melihat model manakah yang lebih tepat, model common
effect atau fixed effect model. Berikut merupakan hasil dari uji chow:
Tabel 4.7
Hasil Uji Chow
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 27.401738 (14,72) 0.0000
Cross-section Chi-square 166.050226 14 0.0000
Sumber: Eviews 9 diolah tahun 2021
Berdasarkan hasil uji chow didapatkan nilai prob. cross section F sebesar 0.0000 dan
nilai chi square sebesar 0.0000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai prob<0,05 yang berarti
H0 ditolak, maka Ha diterima yang artinya model common effecttidak lebih baik dari pada model
fixed effect

4. Metode Pendekatan Efek Acak (Random Effects)


Setelah dilakukan analisis menggunakan model fixed effect, maka selanjutnya melakukan
analisis regresi data panel menggunakan model random effect. Berikut ini merupakan hasil
regresi data panel menggunakan model random effect. Persamaan hasil regresi data panel dengan
metode radom effect:
Tabel 4.8
Hasil Regresi Data Panel Dengan Metode Random Effect
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.608243 12.24348 0.131355 0.8958
X1 0.184252 0.069198 2.662699 0.0093
46

X2 0.145835 0.178334 0.817765 0.4158


X3 -0.000581 0.007473 -0.077698 0.9382
R-squared 0.080810
Prob(F-statistic) 0.063257
Sumber: Eviews 9 diolah tahun 2021
Persamaan hasil regresi data panel dengan metode random effect:
Y = 1.608243 + 0.184252 X1 – 0.145835 X2 +-0.000581 X3

Hasil regresi data panel menggunakan uji random effect menunjukkan bahwa variabel
Pengeluaran Pemerintah, memperoleh nilai coefficient sebesar 0.184254 dan nilai prob. sebesar
0.0093 (< 0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel Perngeluaran Pemerintah berpengaruh
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kab/Kota Provinsi Lampung.
Hasil regresi data panel menggunakan uji random effect menunjukkan bahwa variabel
Tenaga Kerja, memperoleh nilai coefficient sebesar 0.145835 dan nilai prob. sebesar 0.4158 (>
0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel Tenaga Kerja tidak berpengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Kab/Kota Provinsi Lampung.
Hasil regresi data panel menggunakan uji random effect menunjukkan bahwa
variabelInvestasi, memperoleh nilai coefficient sebesar -0.000581 dan nilai prob. sebesar 0.9382
(> 0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel Investasi tidak berpengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Kab/Kota Provinsi Lampung.
Nilai koefisien determinasi yang didapat menggunakan ujifixed effect sebesar
0.080810hal ini menunjukkan bahwa model mampu menjelaskan hubungan antara Pengeluaran
Pemerintah, Tenaga Kerja, Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kab/Kota Provinsi
Lampung sebesar 8% sedangkan sisanya 92% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan kedalam model.

5. Uji Hausman
Uji hausman dilakukan dengan tujuan untuk melihat metode manakah yang lebih tepat
antara fixed effect model atau random effect model. Berikut merupakan hasil dari uji hausman:
Tabel 4.9
Hasil Uji Hausman
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 7.372267 3 0.0609
Sumber: Eviews 9 diolah tahun 2020
Berdasarkan hasil uji hausman didapatkan nilai prob. sebesar 0.0609 hal ini berarti nilai
prob. > 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 diterima. Hal ini menjelaskan bahwa regresi dengan
model random effectlebih baik daripada regresi menggunakan model fixed effect. Sehingga dalam
penelitian ini metode regresi data panel yang digunakan adalah random effect.

D. Pengujian Hipotesis
1. Uji Signifikansi Parameter (Uji T)
Uji t-statistik menunjukkan pengaruh variabel independen secara individu atau parsial
terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain adalah konstan. Pengaruh
Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Kab/KotaProvinsi Lampung tahun 2014-2019.
Tabel 4.10
Hasil Uji T
(Random Effect Model)
47

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 1.608243 12.24348 0.131355 0.8958
X1 0.184252 0.069198 2.662699 0.0093
X2 0.145835 0.178334 0.817765 0.4158
X3 -0.000581 0.007473 -0.077698 0.9382
R-squared 0.080810
Prob(F-statistic) 0.063257
Sumber: Eviews 9 diolah tahun 2021
Persamaan hasil regresi data panel dengan metode random effect:
Y = 1.608243 + 0.184252 X1 – 0.145835 X2 +-0.000581 X3

Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa:


a) Nilai konstanta sebesar 1.608243 nilai ini berarti jika semua variabel independen
(Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja danInvestasi) sama dengan nol atau dianggap
konstan maka rata-rata perkembangan persentase kemiskinanKab/Kota provinsi
Lampung sebesar 1.608243.
b) Koefisien regresi variabel Pengeluaran Pemerintah, memperoleh nilai coefficient
sebesar 0.184252 dan nilai prob. sebesar 0.0093<(0,05) maka dapat dinyatakan bahwa
variabel Pengeluaran Pemerintah berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Kab/KotaProvinsi Lampung.
c) Koefisien regresi variabel Tenaga Kerja, memperoleh nilai coefficient sebesar0.145835
dan nilai prob. sebesar 0.4158> (0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel Tenaga
Kerjatidak berpengaruhterhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Kab/KotaKab/KotaProvinsiLampung. Artinya setiap terjadi kenaikan jumlah tenaga
kerja maka akan di ikuti dengan kenaikan tingkat Pertumbuhan Ekonomi.
d) Koefisien regresi variabel Investasi, memperoleh nilai coefficient sebesar-0.000581 dan
nilai prob. sebesar 0.9328> (0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel
Investasitidak berpengaruhterhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kab/KotaKab/Kota
ProvinsiLampung. Artinya setiap terjadi kenaikan jumlah Investasi maka akan di ikuti
dengan kenaikan tingkat Pertumbuhan Ekonomi.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


Uji F dilakukan untuk melihat secara simultan pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Berikut ini merupakan hasil uji f statistik:
Tabel 4.11
Hasil Uji F
(Random Effect Model)
F-statistic 2.520218
Prob(F-statistic) 0.063257
Sumber: Eviews 9 diolah tahun 2021
Hasil uji F regresi data panel menunjukan nilai prob. F-statistik sebesar 0.063257 (>
0,05) yang artinya secara simultan variable pengeluaran pemerintah, tenaga kerja dan
investasitidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomiKab/KotaProvinsi
Lampung.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) menunjukkan kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi terletak diantara nol
dan satu. Semakin besar nilai R2 (mendekati angka 1) berarti model tersebut dikatakan baik
48

karena hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen semakin erat. Sebaliknya
jika nilai R2 mendekati angka nol maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat
menjelaskan variabilitas dari variabel dependen. Berikut merupakan hasil uji R2 (koefisien
determinasi).
Tabel 4.12
Hasil Koefisien Determinasi
(Random Effect Model)
R-squared 0.080810
Adjusted R-squared 0.048745
Sumber: Eviews 9 diolah tahun 2021
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai adjusted R-squared sebesar 0.080810 Hal ini
berarti menunjukkan bahwa model mampu menjelaskan hubungan antara pengeluaran
pemerintah, tenaga kerja, dan investasi berpengaruh sebesar 8% sedangkan sisanya 92%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model. Karena nilai R 2 yang
didapat dalam penelitian ini mendekati satu kemampuan variabel- variabel bebas menjelaskan
variabel terikat semakin erat.

4. Interpretasi Koefisien Random Effect


Interpretasi koefisien fixed effect digunakan untuk melihat dan menganalisis seberapa
besar pengaruh pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi terhadap pertumbuhan
ekonomi diKab/Kota Provinsi Lampung. Berikut hasil uji random Effect Model:
Tabel 4.13
Hasil Uji
(Random Effect Model)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.608243 12.24348 0.131355 0.8958
X1 0.184254 0.069198 2.662699 0.0093
X2 0.145835 0.178334 0.817765 0.4158
X3 -0.000581 0.007473 -0.077698 0.9328
R-squared 0.080810
Prob(F-statistic) 0.063257

Fixed Effects (Cross)

_LAMPUNGBARAT—C 1.651215
_LAMPUNGSELATAN—C 0.742511
_LAMPUNGTENGAH—C 2.540697
_LAMPUNGTIMUR—C 3.239227
_LAMPUNGUTARA—C -3.307276
_MESUJI—C -1.438569
_PESAWARAN—C 1.511459
_PESISIRBARAT—C -2.341192
_PRINGSEWU—C -1.902441
_TANGGAMUS—C -2.765035
_TULANGBAWANG—C -4.206044
_TUBABARAT—C -5.136312
_WAYKANAN—C 2.678737
_BANDARLAMPUNG—C 5.736727
_METRO—C 2.996296
Sumber: Eviews 9 diolah tahun 2021
49

Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa :


a. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Lampung Barat sebesar 1.651215 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi sebesar 1%, maka akan diikuti dengan
kenaikanpertumbuhan ekonomi sebesar 1,65 %.
b. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Lampung Selatan sebesar 0.742511 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi sebesar 1%, maka akan diikuti dengan
kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,74%.
c. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Lampung Tengah sebesar 2.540697 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi sebesar 1%, maka akan diikuti dengan
kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,54 %.
d. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Lampung Timur sebesar 3.239227 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi sebesar 1%, maka akan diikuti dengan
kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,23 %.
e. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Lampung Utara sebesar -3.307276 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi sebesar 1%, maka akan diikuti dengan
penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,30%.
f. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Mesuji sebesar -1.438569 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi sebesar 1%, maka akan diikuti dengan
penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi1,43%.
g. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Pesawaran sebesar 1.511459 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi sebesar 1%, maka akan diikuti dengan
kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,51 %.
h. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Pesisir Barat sebesar -2.341192 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi sebesar 1%, maka akan diikuti dengan
penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,34%.
i. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Pringsewu sebesar -1.902441 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasisebesar 1%, maka akan diikuti dengan
penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,90%.
j. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Tanggamus sebesar -2.765035 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi sebesar 1%, maka akan diikuti dengan
penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,77%.
k. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Tulang Bawang sebesar -4.206044 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi sebesar 1%, maka akan diikuti dengan
penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,20%.
l. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Tulang Bawang Barat sebesar -5.136312 menyatakan bahwa setiap terjadi
50

kenaikan pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi sebesar 1%, maka akan
diikuti dengan penurunan pertumbuhan ekonomisebesar 5,13%.
m. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Waykanan sebesar 2.678737 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, da investasi sebesar 1%, maka akan diikuti dengan
kenaikanpertumbuhan ekonomi sebesar 2,68 %.
n. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Bandar Lampung sebesar 5.736727 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan
pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi sebesar 1%, maka akan diikuti dengan
kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,73 %.
o. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi yang dihasilkan di
kabupaten Metro sebesar 2.996296 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan pengeluaran
pemerintah, tenaga kerja, dan investasi sebesar 1%, maka akan diikuti dengan
kenaikanpertumbuhan ekonomi sebesar 2,30 %.

E. Pembahasan
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa hasil regresi data panel menggunakan metode
Random Effect. Setelah dilakukan pengujian data dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05
(5%) dari uji t didapatkan hasil penelitian bahwa secara parsial variabel pengeluaran
pemerintahberpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, variabel tenaga kerja tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi, dan variabel investasi tidak berpengaruh dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Pada hasil uji F menyatakan bahwa nilai prob F-statistik sebesar 0.063257 (>0,05),
karena signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, yang
artinya secara simultan variabel pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hasil analisis,
diperoleh nilai adjusted R-squared sebesar 0.080810. Hal ini berarti menunjukkan bahwa model
mampu menjelaskan hubungan antara pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi
sebesar 8% sedangkan sisanya 92% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam
model.
1. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kab/Kota
Provinsi Lampung
Berdasarkan dari hasil regresi variabel pertumbuhan ekonomi dengan nilai coefficient
0.184254 dan nilai prob. sebesar 0.0093 (<0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel
pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehKurnia Maharani “Kajian
Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja Dan Keterbukaan Ekonomi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah” dalam penelitian tersebut menunjukan
bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah
yang semakin besar dalam presentase terhadap GNP. Menurutnya dalam suatu perekonomian,
apabila pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan
meningkat. Hal ini disebabkan karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul
dalam masyarakat, hukum pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan sebagainya.
Hasil analisis pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kab/Kota Provinsi Lampung, hal ini terjadi dikarenakan pengeluaran pemerintah yang yang
cukup tinggi di fokuskan untuk pembangunan ekonomi provinsi lampung, seperti
51

pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik lainnya, sehingga memberikan pengaruh


ganda (multiplier effect) yang positif dan relatif cukup besar terhadap indeks pembangunan
manusia diProvinsi Lampung.
Pengaruh ganda ini diwujudkan dalam bentuk meningkatnya aktivitas ekonomi di
daerah perbatasan sebagai dampak dari semakin baiknya kondisi infrastruktur. Disamping itu,
intensitas mobilitas orang dan barang juga akan semakin tinggi. Meningkatkannya
pengeluaran pemerintah bidang infrastruktur selain menciptakan banyak peluang untuk
tumbuh kembangnya berbagai jenis aktivitas ekonomi produktif,sehingga bisa memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi, juga pada pada saat yang
bersamaan sekaligus ikut meningkatkan indeks pembangunan manusia.
2. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kab/Kota Provinsi
Lampung
Berdasarkan dari hasil regresi variabel pertumbuhan ekonomi dengan nilai coefficient
0.145835 dan nilai prob. sebesar 0.4158 (>0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel
tenaga kerjatidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hellen yang berjudul “Pengaruh investasi dan
tenaga kerja serta pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi serta kesempatan
kerja”. Penelitian tersebut menunjukan bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Teori Lewis mengemukakan bahwa kelebihan pekerja merupakan
kesempatan dan bukan suatu masalah. Kelebihan pekerja satu sektor akan memberikan andil
terhadap pertumbuhan output dan penyedian pekerja di sektor lain, kelebihan pekerja
merupakan model untuk mengakumulasi pendapatan.
Hasil analisis tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, tingginya
tingkat pengagguran di Kab/Kota Provinsi Lampung. Tercatat jumlah Jumlah angka
pengangguran yang tersebar di Provinsi Lampung masih tersisa sebanyak 171.460 orang pada
Agustus 2019. Sedangkan penduduk yang bekerja hingga awal Oktober 2019 sebanyak
4.080.000 orang.103 Hal tersebut tidak dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi terutama di
Provinsi Lampung.

3. Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan EkonomiDi Kab/Kota Provinsi Lampung


Berdasarkan dari hasil regresi variabel pertumbuhan ekonomi dengan nilai coefficient
-0.000581 dan nilai prob. sebesar 0.9382 (>0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel
investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hellen dengan judul “Pengaruh investasi dan tenaga
kerja serta pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi serta kesempatan
kerja”.104TeoriHarrod-Domar mengemukakan bahwa terdapat pengaruh baik antara kegiatan
investasi terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu negara.Dalam teori ini, kegiatan
investasi dianggap sebagai salah satu faktor penting dan memiliki dua peran sekaligus untuk
membawa pengaruh terhadap perekonomian.Teori Harrod-Domar menekankan bahwa betapa
pentingnya menyisihkan sebagian pendapatan negara untuk membiayai dan memperbaiki
barang-barang (bangunan, material, peralatan, dan sebagainya) yang mengalami kerusakan.
Tentu saja hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang telah diteliti penulis yang mana
investasi tidak berpengaruh dengan pertumbuhan ekonomi, ketidaksesuaian ini disebabkan
karena disamping Provinsi Lmpung memiliki nilai investasi Provinsi Lampung juga memiliki
nilai import yang cukup tinggi, tercatat pada tahun 2018 nilai import Provinsi Lampung
sebesar US$188,67, Dari lima golongan barang impor utama pada 2018, empat diantaranya
mengalami peningkatan, yaitu masing-masing gula dan kembang gula naik 56,78 persen;
103
Jumlah Pengangguran di Provinsi Lampung, http://gg.gg/o1nlj ,di Akses On-Line 28 Januari 2021
104
Hellen (2017) Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Serta Pengeluaran Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Serta Kesempatan Kerja, Jurnal FEB, Vol 13 No. 1, H. 1
52

ampas/sisa industri makanan naik 5,59 persen; pupuk naik 77,71 persen; dan mesin-
mesin/pesawat mekanik naik 49,99 persen. Maka kesimpulannya disamping nilai investasi
yang masuk dibarengi juga dengan keadaan impor yang meningkat tentunya hal ini yang
menjadikan investasi tidak mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Lampung.

4. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja, Dan Investasi Secara Simultan


Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Dalam Pandangan Ekonomi Islam
Hasil penelitian yang telah dilakukan terkait dengan pengaruh pengeluaran pemerintah,
tenaga kerja, dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kab/Kota Provinsi Lampung
menunjukkan bahwa secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kab/Kota Provinsi Lampung, dengan memperoleh nilai prob. F-statistik sebesar
0.063257 (> 0,05) yang artinya secara bersama sama (simultan) variabel independen
(pengeluaran pemerintah, tenaga kerja, dan investasi) tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen (pertumbuhan ekonomi) Kab/Kota Provinsi Lampung.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai R-squared sebesar 0.080810. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa model mampu menjelaskan hubungan antara pengeluaran pemerintah,
tenaga kerja, dan investasi sebesar 8% sedangkan sisanya 92% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan kedalam model. Hal ini berarti pertumbuhan ekonomi dipengaruhi
oleh tiga variabel tersebut.
Dan dalam pandangan ekonomi, Islam sendiri tidak memisahkan antara aspek moral dan
materi, spiritual dan fisikal dan aspek dunia dan akhirat dalam kehidupan seorang Muslim,
tidak seperti faham sekularisme yang memisahkan antara keduanya. Begitu juga dalam
mendefinisikan pertumbuhan ekonomi, Pertumbuhan ekonomi telah ada dalam wacana
pemikiran muslim klasik, yang dibahas dalam “pemakmuran bumi” yang merupakan
pemahaman dari firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat 61: 105


Artinya :
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu
dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya,
kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)".

Artinya, bahwa Allah ‫ﷻ‬. menjadikan kita sebagai wakil untuk memakmurkan bumi.
Terminologi ‘pemakmuran bumi’ ini mengandung pemahaman tentang pertumbuhan ekonomi,
sebagaimana yang dikatakan Ali bin Abi Thalib kepada seorang gubernurnya di Mesir:
“Hendaklah kamu memperhatikan pemakmuran bumi dengan perhatian yang lebih besar dari
pada orientasi pemungutan pajak, karena pajak sendiri hanya dapat dioptimalkan dengan
pemakmuran bumi. Barang siapa yang memungut pajak tanpa memperhatikan pemakmuran
bumi, negara tersebut akan hancur.”106
Islam mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai perkembangan yang terus-menerus
dari faktor produksi secara benar yang mampu memberikan konstribusi bagi kesejahteraan
manusia.107 Dengan demikian, maka pertumbuhan ekonomi menurut Islam merupakan hal
yang sarat nilai. Suatu peningkatan yang dialami oleh faktor produksi tidak dianggap sebagai
105
Departemen Agama RI, Al-Alliy Al-Qur’an Dan Terjemahannya (Bandung: Diponegoro, 2005), H.182
106
Al-Tariqi, Ekonomi Islam: Prinsip, Dasar Dan Tujuan, 282– 283.
107
Abul Hasan Muhammad Sadeq, Economic Development In Islam (Malaysia: Pelanduk Publication,
1991), 5–6
53

pertumbuhan ekonomi jika produksi tersebut misalnya memasukkan barang-barang yang


terbukti memberikan efek buruk dan membahayakan manusia

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian diatas, maka dihasilkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Variabel Pengeluaran Pemerintah berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Kab/KotaProvinsi Lampung periode 2014-2019.Pengeluaran pemerintah difokuskan untuk
menambah laju pembangunan ekonomi di provinsi Lampung seperti pada sektor pendidikan,
infrastruktur, dan kesehatan. Memberikan dampak terhadap indeks pembangunan manusia.
2. Variabel Tenaga Kerja tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kab/Kota Provinsi
Lampung periode 2014-2019. Jumlah pengangguran di provinsi Lampung masih tinggi sehingga
belum mendorong laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung.
3. Variabel Investasi tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomu di Kab/Kota Provinsi
Lampung periode 2014-2019. Hal ini dikarenakan secara bersamaan investasi yang masuk
dibarengi biaya impor yang melambung.
4. Pengaruh variabel Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja, dan Investasi secara simultan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi periode 2014-2019 di Kab/Kota Provinsi Lampung bahwa varibel tersebut
berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kab/Kotaprovinsi Lampung.

B. Saran
1. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah Provinsi Lampung dan Dinas terkait dengan adanya hasil penelitian ini
diharapkan agar dapat memfokuskan pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kualitas
manusia, memfokuskan kebijakan anggaran yang tepat untuk pengeluaran pemerintah,dan
penyediaan lapangan pekerjaan yang banyak secara merata, dan peningkatan kualitas SDM untuk
mengurangi impor agar menunjang pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
2. Bagi Instansi/ Lembaga Pendidikan Tinggi
a. Instansi/ lembaga pendidikan tinggi harus mampu mengubah mindset atau pola pikir
mahasiswanya dari mencari pekerjaan menjadi pembuat lapangan pekerjaan (job creator).
Karena dengan menjadi job kreator maka akan membuka lapangan pekerjaan baru sehingga
dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan di provinsi Lampung.
b. Meningkatkan skill maupun soft skill dari para mahasiswanya dengan cara memberikan
pelatihan-pelatihan yang dapat mengembangkan kemampuan kerja maupun entrepreneur.
3. Bagi pembaca atau peneliti selanjutnya
a. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan dan dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang memiliki permasalahan yang
serupa.
54

b. Bagi peneliti selanjutnya, untuk pemilihan objek, variabel, tahun penelitian serta alat uji
yang digunakan sebaiknya berbeda dengan penelitian sebelumnya agar ada pembanding dari
hasil yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA
53

Abdul, Aziz,Manajemen Investasi Syariah, Bandung; Alfabeta, 2010.

Abdul, Abdullah, Husain, Ekonomi Islam, Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004.

Abul Hasan, Muhammad, Economic Development In Islam, Malaysia: Pelanduk Publication, 1991.

Adearman,Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten


Simalungun, Tesis. 2006.

Afrida, R,Ekonomi Sumber Daya Manusia, Edisi pertama, Ghalia Indonesia Jakarta, 2003.

Al-Tariqi, Ekonomi Islam: Prinsip, Dasar Dan Tujuan. 2010.

An-Nabhani, Taqyuddin, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Ekonomi Islam, Surabaya :
Risalah Gusti, 2008.

Aprilia, Kesuma, Ni “ Anilisis Sektor Unggulan Dan Pergeseran Pangsa Sektor-Sektor Ekonomi
Kabupaten Klungkung” Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, Vol. 8 No.1

Barthos, Basir, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1990.

Boediono, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta, 1999.

Departemen Agama RI, Al-Alliy Al-Qur’an Dan Terjemahannya (Bandung: Diponegoro, 2005.

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur‟an Surah Al-Hasyr Ayat 18, Al-Qur‟an dan
Terjemahannya. 2005.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2011.

Eko, Waluyo, Dwi, Teori Ekonomi Makro, (Malang:Universitas Muhammadiyah Malang, 2004.

Hasan, Ali, Manajemen Bisnis Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Rahman,Afrazul Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta : PT Dhana Bakti Wakaf, 1995.

Widarjono, Agus,Ekonomimetrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis Islam, Yogyakarta:
EKONISIA, 2005.
55

Sri, Rahayu, Ana,Pengantar Kebijakan Fiskal, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.

Sanusi, Anwar,Metodelogi Penelitian Bisnis, Jakarta: Salemba Empat, 2016.

Prasetyo, Bambang,Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Rajawali Pers, 2012.

Gujarati, Damodar,Ekonometrika Dasar Edisi VI, Jakarta: Erlangga, 1995.

Rustiono, Deddy,Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah, Teis, 2008.

Grafitani, Evi,Analisis Shift-Share Dinamik pada Perekonomian Kota Yogyakarta, Jurnal Ekonomi dan
Studi Pembangunan 2006.

Fordebi, Ekonomi dan Bisnis Islam, Jakarta: PT Grafindo, 2016.

Mangkoesoebroto, Guritno,Ekonomi Publik, Edisi Ketiga,Yogyakarta : BPFE, 2010.

Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu‟ XXVIII, Jakarta:Pustaka Panjimas,1985.

Hikmat Basyir, At-Tafsir al-Muyassar 2, Jakarta: Darul Haq, 2016.

Ghozali, Imam,Apilkasi Ananlisi Multivriate dengan Program SPSS, Semarang, UNDIP, 2011.

Hasim, Iqbal,Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Tambunan, Khairina, “Analisis Pengaruh Investasi, Operasi Moneter Dan ZIS Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Moneter Indonesia”. At-Tawassuth, Vol. 1, No. 1, 2016.

Kuncoro, Mudrajad. Masalah, Kebijakan Dan Politik EKONOMIKA PEMBANGUNAN. Jakarta:


Erlangga. 2010.

P. Todaro, Michael,Ekonomi Pembangunan. Diterjemahkan oleh Haris Munandar Edisi kelima. Bumi
aksara Jakarta.2000.
Mulyadi, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan,Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2014.

Sumarni, Murti,Pengantar Bisnis Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, Yogyakarta : Liberty, 2014.

Edwin, Nasution, Mustafa, Pengenalan Eksklusife Ekonomi Islam, Kencana, Jakarta, 2007.

Fudhail, Rahman, Muhammad,Sumber-Sumber Dan Pendapatan Negara Islam, Jurnal Al-Iqtishad: Vol.
V, No. 2, Juli 2013.

Zahari, MS, Muhammad, Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di


Provinsi Jambi,Jurnal Of Economics And Bussiness, Vol. 1 No. 1 September 2017.

Nanga, Makro Ekonomi, Teori, Masalah, Dan Kebijakan, Ed 2, Jakarta. Raja Grafindo Persada, 2005.

Eka, Sobita, Nindya,Pertumbuhan Ekonomi Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi Lampung, Jurnal
Ekonomi Pembangunan, Vol.3, N0.2

Nugroho, Eko, Dibalik Searah Perekonomian Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002.

Syahputra, Rinaldi, ” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia”.


Jurnal Samudra Ekonomika, Vol. 1, No 2 .2017.
56

Endang, Rahayu, Sri, Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Sumatera Utara, Jurnal Manajemen & Bisnis Vol. 11, No. 02, Sumatera Utara: Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara, 2011.

Sukirno, Sadono,Pengantar Teori Ekonomi Makro, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Samuelson, Makroekonomi, Ed 14, Jakarta, Erlangga, 2003.

Sumarsono, Sonny,Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan, Yogyakarta:


Graha Ilmu, 2003.

Sugiono, Metode Penulisan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta)

Tim Bejana,Kamus Kata Buku Bahasa Indonesia,Jakarta:Lazuardi Buku Utama,2009.

Tim Biro Hubungan Dan Studi Internasional-Bank Indonesia, Perekonomian Asia Timur Satu Dekade
Setelah Krisis ,Jakarta: Grasindo, 2015.

Chapra, Umer, Masa Depan Ilmu Ekonomi ; Sebuah Tinjauan Islam, Alih Bahasa : Ikhwan Abidin Basri,
Gema Insani Perss Dan Tazkia Institute, Jakarta, 2000.

Pabundu Tika, Metodelogi Riset Bisnis, Jakarta: Bumu Askara, 2006.

Pusatpengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI)

Prasetyo, Eko,Fundamental Makro Ekonomi, Yogyakarta: Beta Offset,2009.

Sujarweni,Wiratna, Metodelogi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta: Balai Pustaka Press, 2015.

Yasin, Shafwatut Tafsir (Tafsir-Tafsir pilihan), Jilid 1, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2011.


57

LAMPIRAN
58

Data lampiranData Pengeluaran Pemerintah (X1), Tenaga Kerja (X2), Investasi (X3) Dan Pertumbuhan Ekonomi (Y)
KABUPATEN/KOTA Tahun y x1 x2 x3
lampung barat 2014 14.18 3.86 66.42 55.08
lampung barat 2015 15.06 10.43 66.6 0.18
lampung barat 2016 14.32 5.08 66.86 26.02
lampung barat 2017 13.54 1.33 67.09 92.06
lampung barat 2018 12.92 3.7 67.43 14.02
Lampung barat 2019 13.64 2.86 69.24 20.87
lampung selatan 2014 14.26 10.64 67.42 12.08
lampung selatan 2015 14.05 6.37 67.61 13.07
lampung selatan 2016 13.25 3.84 67.8 25.07
lampung selatan 2017 12.48 3.61 68.04 28.03
lampung selatan 2018 12.05 3.46 68.4 90.35
lampung selatan 2019 13.37 5.21 66.87 50.12
lampung tengah 2014 16.27 4.06 68.32 5.92
lampung tengah 2015 16.16 4.3 68.49 2.55
lampung tengah 2016 15.16 4.05 68.65 1.62
lampung tengah 2017 14.86 3.84 68.87 4.97
lampung tengah 2018 14.31 3.7 69.2 45.09
Lampung tengah 2019 13.08 5.6 66.32 12.44
lampung timur 2014 16.91 4.58 69.73 0.01
lampung timur 2015 16.96 9.95 69.92 9.13
lampung timur 2016 16.35 3.82 70.11 16.68
lampung timur 2017 15.76 0.65 70.31 22.08
lampung timur 2018 15.24 2.86 70.61 60.32
Lampung timur 2019 14.34 4.87 67.59 25.12
lampung utara 2014 10.33 9.88 69.01 29.21
lampung utara 2015 10.15 6.2 69.15 18.09
lampung utara 2016 9.94 1.44 69.28 16.07
lampung utara 2017 9.04 2.39 69.46 13.17
lampung utara 2018 8.71 3.06 69.75 10.34
Lampung utara 2019 6.76 7.18 66.74 8.45
mesuji 2014 13.31 3.72 68.12 16.48
mesuji 2015 3.28 6.47 68.3 30.21
mesuji 2016 12.9 7.54 68.48 56.06
mesuji 2017 12.26 1.76 68.71 96.74
mesuji 2018 12.03 8.2 69.05 26.04
mesuji 2019 13.67 10.65 69.86 22.57
pesawaran 2014 15.61 3.2 68.41 20.96
pesawaran 2015 14.58 9.2 68.58 11.02
pesawaran 2016 14.06 3.6 68.74 4.17
59

pesawaran 2017 13.52 3.12 68.95 56.47


pesawaran 2018 13.07 3,93 69.27 36.92
pesawaran 2019 14.34 4.72 68.45 42.74
pesisir barat 2014 10.25 3.59 69.14 6.32
pesisir barat 2015 10.2 3.71 69.28 0.51
pesisir barat 2016 10.09 3.59 69.41 31.81
pesisir barat 2017 9.7 3.4 69.59 26.67
pesisir barat 2018 9.35 3.33 69.88 78.46
pesisir barat 2019 10.15 4.19 68.91 45.56
pringsewu 2014 11.8 8.43 67.83 7.43
pringsewu 2015 11.73 9.02 68.05 17.08
pringsewu 2016 11.3 8.8 68.29 6.38
pringsewu 2017 10.5 8.35 68.58 27.05
pringsewu 2018 10.15 8.19 68.88 16.71
pringsewu 2019 11.63 8.76 68.56 19.75
tanggamus 2014 10.29 1.5 68.61 5.21
tanggamus 2015 10.15 7.08 68.88 6.18
tanggamus 2016 9.89 3.12 69.14 54.12
tanggamus 2017 9.14 2.52 69.44 56.34
tanggamus 2018 8.68 6.03 69.85 21.42
tangamus 2019 9.78 7.21 68.64 15.84
tulang bawang 2014 8.23 1.49 67.15 77.49
tulang bawang 2015 8.4 8.82 67.32 52.51
tulang bawang 2016 8.11 3.77 67.49 0.12
tulang bawang 2017 8.1 1.93 67.71 0.24
tulang bawang 2018 7.75 2.22 68.04 0.34
Tulang bawang 2019 6.34 4.21 68.92 0.22
tulang bawang barat 2014 8.2 6.37 69.08 0.08
tulang bawang barat 2015 80.32 6.97 69.21 1.13
tulang bawang barat 2016 7.66 6.9 69.35 1.16
tulang bawang barat 2017 7.55 6.38 69.56 1.19
tulang bawang barat 2018 7.47 8.42 69.88 1.21
Tulang bawang barat 2019 6.73 6.19 68.34 1.87
waykanan 2014 15.81 8.33 62.04 0.03
waykanan 2015 15.91 8.49 62.29 3.02
waykanan 2016 15.61 8.76 62.54 7.43
waykanan 2017 14.98 8.62 62.885 19.06
waykanan 2018 14.48 8.42 63.27 6.08
waykanan 2019 13.74 8.87 62.84 7.12
bandar lampung 2014 23.2 22.17 70.65 7.53
Bandar lampung 2015 22,92 23,40 70.75 11.71
bandar lampung 2016 21.55 22.1 23.4 22,27
bandar lampung 2017 20.85 20.56 71.01 36.73
bandar lampung 2018 19.9 19.55 71.28 11.65
Bandar lampung 2019 22.76 20.62 73.12 19.29
metro 2014 17.61 16.64 60.32 12.43
metro 2015 17.31 17.46 60.36 23.98
metro 2016 16.48 16.9 60.42 30.19
60

metro 2017 15.97 16.43 60.46 15.65


metro 2018 15.19 15.95 60.48 21.37
metro 2019 16.52 14.13 61.24 27.83
Hasil Regresi Common Effect Model

Hasil Regresi Fixed Effect Model


61

Hasil Regresi Random Effect Model

Hasil Uji Chow


62

Hasil Uji Hausman

Anda mungkin juga menyukai