Anda di halaman 1dari 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia mempunyai kemungkinan bahwa manusia akan

menghadapi suatu kerugian atau suatu kehilangan. Sudah menjadi suatu masalah

bagi setiap umat sejak manusia tidak lagi bertempat tinggal di taman Firdaus

(dimana segala kebutuhan hidup sudah tersedia) dan harus berusaha dengan

tenaga pikirannya untuk mencukupi hidupnya, untuk memiliki harta kekayaaan

demi kelangsungan hidup. Harta kekayaan sebagai hasil jerih payah ini tentu akan

dipertahankan oleh setiap manusia supaya tidak hilang atau rusak. Manusia itu

akan berfikir bagaimana agar barang yang hilang atau rusak bisa kembali seperti

semula dengan biaya yang murah. Begitu pula dengan kerugian atau kerusakan

yang terjadi pada anggota tubuh manusia.

Seorang manusia dalam suatu masyarakat, sering menderita kerugian

akibat suatu peristiwa yang tidak terduga. Misalnya rumahnya terbakar, barang-

barangnya dicuri, tabrakan, mendapat kecelakaan dalam perjalanan di darat, di

laut dan di udara, tanah dengan penuh tanaman kebanjiran air, dan kecelakaan

pada waktu kerja, kecelakaan pada waktu aktifitas. Kalau kerugian ini hanya

kecil, maka dapat ditutup dengan uang simpanan, sehingga kerugian tidak begitu

terasa. Lain halnya, apabila uang simpanan tidak mencukupi untuk menutupi

kerugian, orang akan betul-betul menderita. Orang yang rumahnya terbakar habis,

akan kehilangan tempat kediamannya, orang yang barang-barang pakaiannya

dicuri semua, akan hampir telanjang, orang yang tanamannya musnah akibat

1
2

banjir akan jatuh miskin, orang mengalami suatu kecelakaan yang dapat

mengancam diri dan fisik orang tersebut.

Setiap manusia yang menghadapi kemungkinan akan kehilangan miliknya

karena berbagai sebab yang disebut risiko. Kemungkinan akan kehilangan ini

adalah dihadapi oleh setiap manusia dan sudah barang tentu merupakan suatu hal

yang tidak diinginkan, dan oleh sebab itu juga menjadi suatu hal yang selalu

diusahakan untuk tidak terjadi. Kalau seseorang menginginkan supaya risiko itu

tidak terjadi, maka orang itu mengusahakan supaya kehilangan/kerugian itu tidak

terjadi. Usaha tersebut dapat kita sebutkan sebagai tindakan mencegah

kehilangan/kerugian. Tindakan-tindakan mencegah kehilangan/kerugian itu

tentunya dipikirkan sedemikian rupa sampai sempurna dengan banyak cara,

sampai orang tersebut merasa aman bahwa kejadian atau peristiwa kehilangan

kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

Perkembangan zaman semakin lama semakin canggih, kecanggihan

teknologi dan informasi sudah merajalela di berbagai bidang kehidupan manusia.

Hal tersebut sangatlah berpengaruh dalam kehidupan manusia mendatang, tidak

hanya di Indonesia namun secara global pengaruhnya akan semakin terasa.

Pengaruh yang paling menonjol adalah meningkatnya kebutuhan manusia. Dahulu

manusia hanyalah ingin memenuhi tiga kebutuhan saja, yaitu sandang, pangan dan

papan.

Manusia memerlukan asuransi untuk memenuhi kebutuhan yang belum

pasti di masa yang akan datang, karena asuransi merupakan salah satu buah

peradaban manusia dan merupakan suatu hasil evaluasi kebutuhan manusia yang

sangat hakiki ialah kebutuhan akan rasa aman dana terlindung, terhadap
3

kemungkinan menderita kerugian. Asuransi merupakan buah pikiran dan akal

budi manusia untuk mencapai suatu keadaan yang dapat memenuhi kebutuhannya,

terutama sekali untuk kebutuhan-kebutuhannya yang hakiki sifatnya antara lain

rasa aman dan terlindung.

Disadari bahwa asuransi mempunyai beberapa manfaat antara lain

pertama, membantu masyarakat dalam rangka mengatasi segala masalah risiko

yang dihadapinya. Hal itu akan memberikan ketenangan dan kepercayaan diri

yang lebih tinggi kepada yang bersangkutan. Kedua, asuransi merupakan sarana

pengumpulan dana yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan masyarakat dan pembangunan. Ketiga, sebagai sarana untuk

mengatasi risiko-risiko yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunan. Selain

itu, meskipun banyak metode untuk menangani risiko, asuransi merupakan

metode yang paling banyak dipakai. Karena asuransi menjanjikan perlindungan

kepada pihak tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perorangan maupun

risiko yang dihadapi oleh perusahaan.

Dalam Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014: “Asuransi

atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih, dengan

mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima

premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena

kerugian kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung

jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang

timbul dan suatu peristiwa tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran

yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang

dipertanggungkan”.1
1
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, Pasal 1 Ayat 1.
4

Ketentuan Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 ini

mencakup 2 (dua) jenis asuransi, yaitu:2

1. Asuransi kerugian (lost insurance), dapat diketahui dan rumusan: “Untuk

memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada

pihak ketiga yang mungkin akan diderita oleh tertanggung”.

2. Asuransi jumlah (sum insurance), yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi

sosial, dapat diketahui dari rumusan: “Untuk memberikan suatu pembayaran

yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggung-

kan”.

Jasa Perasuransian dipandang begitu pentingnya asuransi bagi sebagian

masyarakat maka kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh

perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana

finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko

mendasar seperti risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda

yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya

menghadapi berbagai risiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan

usahanya.

PT. Asuransi Sinarmas didirikan pada tanggal 27 Mei 1985 dengan nama

PT. Asuransi Kerugian Sinarmas Dipta. Kemudian di tahun 1991 berubah nama

menjadi PT. Asuransi Sinarmas. PT Asuransi Sinarmas (ASM) merupakan salah

satu perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia. Sepanjang perjalanannya,

ASM menunjukan pertumbuhan yang berkesinambungan. Premi bruto dan total

2
Ibid, Pasal 1 Ayat 1
5

asset perusahaan secara konsisten meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di

tahun-tahun dimana terjadi goncangan ekonomi global.

Sepanjang perjalanannya, ASM menunjukan pertumbuhan yang

berkesinambungan. PT Asuransi Sinarmas bergerak dibidang Industri Asuransi

Kerugian. Sebagai Perusahaan Asuransi Umum terbesar di Indonesia dari sisi

Gross Premium Written, ASM telah membuktikan komitmen pelayanan kepada

para konsumennya melalui pembayaran klaim yang cepat dan tepat untuk

berbagai produk yang dipasarkannya.

Selain itu Perusahaan juga memberikan kemudahan bagi para konsumen,

rekanan dan partner/agen untuk mengakses segala hal yang berhubungan dengan

pertanggungan asuransi melalui website, 24-hour Customer Care, Call Center,

dan lain-lain. Untuk melayani kebutuhan masyarakat akan asuransi, ASM

mempunyai jaringan pemasaran yang luas di seluruh Indonesia. Total Kantor

Cabang/Kantor Pemasaran ASM adalah 127 Kantor Cabang/Kantor Pemasaran

terdiri dari 30 Kantor Cabang, 54 Kantor Pemasaran, 15 Kantor Pemasaran

Agency, 27 Kantor Marketing Point, dan 1 Kantor Syariah

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap analisis manajemen asuransi

perumahan dalam melindungi kerugian konsumen pada PT. Asuransi Sinarmas

Cabang Muara Bungo masih belum optimal, hal ini disebabkan oleh beberapa

kendala sebagai berikut:

1. Masih banyak Karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo tidak

menjelaskan secara detail hak dan kewajiban konsumen.

2. Masih banyak tertanggung (konsumen) lalai dalam melaksanakan kewajiban

untuk membayar premi.


6

3. Ketidakjujuran dari pihak tertanggung sehingga merugikan diri konsumen itu

sendiri.

Berdasarkan fenomena masalah sebagaimana diuraikan di atas dan untuk

pengkajian terhadap pencarian fakta yang sesungguhnya terjadi maka peneliti

mencoba untuk mencari solusi ilmiah dan menuangkannya ke dalam penelitian

dalam bentuk skripsi dengan judul Analisis Manajemen Asuransi Perumahan

Dalam Melindungi Kerugian Konsumen (Studi pada PT. Asuransi Sinarmas

Cabang Muara Bungo).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun

suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen asuransi perumahan dalam melindungi kerugian

konsumen pada PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo?

2. Hambatan apa yang dihadapi oleh PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara

Bungo terhadap manajemen asuransi perumahan dalam melindungi kerugian

konsumen?

3. Upaya apa yang dilakukan oleh PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

1.3. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka

tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui manajemen asuransi perumahan dalam melindungi

kerugian konsumen pada PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo.


7

2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh PT. Asuransi Sinarmas

Cabang Muara Bungo terhadap manajemen asuransi perumahan dalam

melindungi kerugian konsumen.

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh PT. Asuransi Sinarmas Cabang

Muara Bungo dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

1.4. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna dan bermanfaat,

yang dipandang dari sudut sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Sebagai bahan kajian studi banding antara pengetahuan yang sifatnya

teoritis dengan pelaksanaan realitas di lapangan, yang dapat menambah dan

memperluas wawasan pengetahuan utamanya berkenaan dengan

pembangunan sebagai dasar pemberdayaan dan mensejahterakan pada khusus-

nya dan ilmu pengetahuan pada umumnya baik bagi kalangan civitas

akademika maupun untuk masyarakat umum sebagai proses pembelajaran.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi peneliti untuk memperoleh pengalaman penelitian, sehingga

menambah wawasan peneliti dalam hal ilmu pengetahuan.

b. Bagi perguruan tinggi untuk memperoleh bahan masukan dan umpan balik

guna perbaikan dunia pendidikan.

c. Bagi PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo terhadap pelaksanaan

manajemen asuransi perumahan dalam melindungi kerugian konsumen

pada PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo.


8
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Analisis

Analisis memiliki berbagai macam pendefinisian. Contohnya dalam

Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan Yenni

Salim, menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut: "Analisis adalah

proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis (dugaan, dan

sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui beberapa kepastian

(pengamatan, percobaan, dan sebagainya)".3

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menjelaskan bahwa

analisis adalah: "Penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya".4 Sedangkan menurut Harahap Sofyan Syafri

pengertian Analisis adalah “Memecahkan atau menggabungkan sesuatu unit

menjadi berbagai unit terkecil.”5

Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa analisis adalah

penguraian dan penelaahan bagian/suatu unit beserta hubungannya untuk

memecahkan unit tersebut menjadi unit terkecil dan memperoleh pengertian

yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

3
Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Balai Pustaka, Jakarta,
2002, hal. 12
4
Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Balai Pustaka, Jakarta, 2014, hal. 9.
5
Harahap Sofyan Syafri, Analisis Krisis atas Laporan Keuangan, Rajawali Persm Jakarta, 2004,
hal. 189.
9
10

2.1.2. Manajemen Sumberdaya Manusia

1. Manajemen

Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis

Kuno ménagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.

Sedangkan secara terminologis para pakar mendefinisikan manajemen

secara beragam, diantaranya: Follet yang dikutip oleh Wijayanti Irine

Diana Sari mengartikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain.6 Menurut Stoner yang dikutip oleh

Wijayanti Irine Diana Sari, manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para

anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya manusia

organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.7

Menurut Sudarwan Danin dan Yunan Danim mengemukakan

bahwa: Manajemen sebagai sebuah proses yang khas, yang terdiri atas

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan

pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-

sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia

serta sumber-sumber lainuntuk mencapai tujuan tertentu.8

Dari beberapa definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-

sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan

6
Wijayanti Irine Diana Sari, Manajemen, Mitra Cendekia Press, Jogjakarta, 2008, Hal. 1.
7
Ibid, Hal. 1.
8
Sudarwan Danin, Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen, Pustaka Setia, Bandung,
2010, Hal. 18.
11

pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (Planning), pengorganisasian

(Organizing), pelaksanaan (Actuating), dan pengawasan (Controlling).

Manajemen merupakan sebuah kegiatan; pelaksanaannya disebut

manajing dan orang yang melakukannya disebut manajer.

Manajemen dibutuhkan setidaknya untuk mencapai tujuan,

menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan,

dan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Manajemen terdiri dari

berbagai unsur, yakni man, money, method, machine, market, material

dan information.9

1. Man: Sumber daya manusia;

2. Money: Uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan;

3. Method: Cara atau sistem untuk mencapai tujuan;

4. Machine: Mesin atau alat untuk berproduksi;

5. Material: Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan;

6. Market: Pasaran atau tempat untuk melemparkan hasil produksi;

7. Information: Hal-hal yang dapat membantu untuk mencapai tujuan.

2. Fungsi-fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang

selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan

acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai

tujuan. Namun terdapat perbedaan pandangan mengenai fungsi-fungsi

manajemen oleh beberapa ahli. Menurut George R. Terry dalam Malayu

Hasibuan SP, fungsi-fungsi manajemen meliputi Perencanaan

9
Ibid, Hal. 19.
12

(Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Actuating), dan

Pengendalian (Controlling).10

Menurut Henry Fayol dalam Ladzi Safroni, fungsi-fungsi

manajemen meliputi Perencanaan (Planning), Pengorganisasian

(Organizing), Pengarahan (commanding), Pengkoordinasian

(coordinating), Pengendalian (Controlling).11 Sedangkan menurut Ricki

W. Griffin dalam Ladzi Safroni, fungsi-fungsi manajemen meliputi

Perencanaan dan Pengambilan Keputusan (Planning and decision

making), pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (leading) serta

pengendalian (Controlling).12

Menurut George R. Terry dalam Sudarwan Danim dan Yunan

Danim, fungsi manajemen dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni

Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating

(pelaksanaan), dan Controlling (pengawasan):13

1) Planning (Perencanaan)

Planning (perencanaan) ialah penetapan pekerjaan yang harus

dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.

Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena

termasuk dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan

kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan

guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa

mendatang
10
Malayu Hasibuan SP, Manajemen Sumberdaya Manusia, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hal.
38.
11
Ladzi Safroni, Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik dalam Konteks Birokrasi Indonesia,
Aditya Media Publishing, Surabaya, 2012, hal. 47
12
Ibid, hal. 47.
13
Sudarwan Danin, Yunan Danim, Op.Cit, hal. 19-22.
13

2) Organizing (Pengorganisasian)

Organizing berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang

berarti alat, yaitu proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk

mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada

seorang manajer. Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun

dan mengatur semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk

manusia, sehingga pekerjaan yang dikehendaki dapat dilaksanakan

dengan berhasil.

3) Actuating (Pelaksanaan)

Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota

kelompok sedemikian rupa, hingga mereka berkeinginan dan

berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama.

4) Controlling (Pengawasan)

Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara

dan alat utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan.

3. Unsur-unsur Manajemen

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seorang manajer

membutuhkan sarana manajemen yang disebut dengan unsur

manajemen. Dimana unsur manajemen tersebut terdiri atas manusia,

material, mesin, metode, money dan markets, setiap unsur-unsur tersebut

memiliki penjelasan dan peranan bagi suatu memanajemen agar untuk

mengetahui bahwa manajemen memiliki unsur-unsur perlu dimanfaatkan


14

unsur-unsur manajemen tersebut. Untuk mengetahui hal tersebut dapat

dijelaskan unsur-unsur manajemen seperti di bawah ini.14

1). Manusia (man), merupakan sarana penting atau sarana utama setiap

manajer untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh individu-

individu tersendiri atau manusianya.

2). Material (Material). Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia

menggunakan matrial atau bahan-bahan. Oleh karna itu, material

dianggap pula sebagaialat atau sarana manajemen untuk mencapai

tujuan.

3). Mesin (Machine). Dalam kemajuan teknologi, manusia bukan lagi

sebagai pembantu mesin seperti pada masa lalu sebelum Revolusi

Industri terjadi. Bahkan, sebaliknya mesin telah berubah

kedudukannya menjadi pembantu manusia.

4). Metode (Method). Untuk melakukan kegiatan secara guna dan

berhasil guna, manusia dihadapkan kepada berbagai alternatif

metode cara menjalankan pekerjaan tersebut sehingga cara yang

dilakukannya dapat menjadi sarana atau alat manajemen untuk

mencapai tujuan

5). Uang (Money). Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan

sedimikian rupa agar tujuan yang diinginkan tercapai. Kegiatan atau

ketidaklancaran proses manajemen sedikit banyak di pengaruhi oleh

pengelolaan keuangan.

6). Pasar (Markets). Bagi badan yang bergerak dibidang industri maka

sarana manajemen penting lainnya seperti pasar-pasar atau market.


14
Ibid, hal. 28-29.
15

4. Manajemen Sumberdaya Manusia

Menurut Malayu SP. Hasibuan, “manajemen sumber daya

manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga

kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan instansi,

pegawai dan masyarakat.”15

Menurut Ike Rachmawati Kusdyah, “manajemen sumber daya

manusia adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengaruh dan

pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian

kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya

manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan

masyarakat.”16

Peranan sumber daya manusia di dalam perkembangan teknologi

indusri tampak berperan sekali. Walaupun teknologi secanggih apapun

tidak dapat berjalan jika tidak diproses oleh manusia. Istilah sumberdaya

manusia mengandung konotasi yang bersangkutan dengan kondisi

manusia pada umumnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Dalam

praktik, istilah sumberdaya manusia khususnya dalam organisasi sering

disebut dengan istilah kepegawaian (personalia), sehingga dalam praktik

manajemen sumberdaya manusia lebih sering disebut manajemen

personalia.

Sasaran yang ingin dicapai oleh manajemen sumberdaya manusia

adalah untuk meningkatkan kontribusi dari pegawai yang ada dalam

15
Ibid, hal. 251.
16
Ike Rachmawati Kusdyah, ManajemenSumberDayaManusia, Andi Offset, Yogyakarta, 2008,
hal. 3
16

organisasi. Melalui sejumlah kegiatan atau program yang ada dalam

organisasi. Melalui sejumlah kegiatan atau program yang disusun oleh

manajer kepegawaian, melalui sejumlah kegiatan atau program yang

disusun oleh manajer kepegawaian, mulai dari penarikan pegawai sampai

dengan mereka diberhentikan dari organisasi, diharapkan pegawai-

pegawai tersebut dapat menyumbangkan waktu dan tenaganya seoptimal

mungkin demi pencapaian tujuan.17

Dari definisi tersebut, maka fungsi-fungsi manajemen dan fungsi-

fungsi manajemen yang seharusnya dilakukan oleh bagian kepegawaian

dari suatu organisasi mencakup dua kelompok, yaitu fungsi-fungsi

manajemen dan fungsi-fungsi operasional.

1. Yang dikelompokan dalam fungsi-fungsi manajemen adalah:

a. Perencanaan;

b. Pengorganisasian;

c. Pengarahan;

d. Pengendalian.

2. Yang dikelompokan dalam fungsi-fungsi operasional adalah

a. Perolehan pegawai;

b. Pengembangan pegawai;

c. Pemberian imbalan bagi pegawai;

d. Pengintegrasian pegawai dalam lingkungan kerja;

e. Pemeliharaan pegawai;

f. Pemutusan hubungan kerja.

17
Justine T.Sirait, Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manuisa Dalam
Organisasi, PT. Grasindo, Jakarta, hal.3
17

Kedua fungsi-fungsi tersebut harus dilakukan agar sasaran-

sasaran yang diinginkan oleh pegawai sebagai individu dapat dicapai

dengan baik, demikian pula sasaran yang diinginkan oleh organisasi dan

masyarakat dapat diselesaikan pula dengan cukup memuaskan.18

Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu

kegiatan yang dilakukan untuk mengelola, merencanakan dan

menjalankan kegiatan-kegiatan dalam organisasi atau instansi juga

lingkungan agar mampu memberikan kontribusi secara optimal untuk

kesuksesan instansi atau organisasi.

2.1.3. Manajemen Asuransi

Menurut Sudarwan Danin dan Yunan Danim mengemukakan bahwa:

Manajemen sebagai sebuah proses yang khas, yang terdiri atas tindakan-

tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan pengawasan,

yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang

telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-

sumber lainuntuk mencapai tujuan tertentu.19

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun

2014 Tentang Perasuransian, “Asuransi atau pertanggungan adalah

perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung

mengikatkan diri kepada pihak tertanggung, dengan menerima premi

18
Ibid, hal.4
19
Sudarwan Danin, Yunan Danim, Op.Cit, Hal. 18.
18

asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena

kerugian”.20

Menurut Herman Darmawi, manajemen asuransi adalah: sebuah cara

dalam mengelola perusahaan asuransi supaya operasionalnya berjalan

dengan baik dan dapat diharapkan menghasilkan return positif bagi

perusahaan beserta para staf yang bekerja di dalamnya. Sebuah perusahaan

yang bergerak dalam pengelolaan keuangan seperti asuransi, akan berjalan

dengan baik dan mempunyai kinerja yang sehat jika dikelola dengan

manajemen yang baik dan sesuai dengan norma peraturan yang berlaku.21

2.1.4. Asuransi Perumahan

Definisi asuransi di Indonesia dijelaskan dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian,

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,

dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung,

dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada

tertanggung karena kerugian”.22

Dalam bahasa Arab asuransi disebut at-ta’min dan penanggung

disebut mu’ammin, sedangkan tertanggung disebut mu’amman lahu atau

musta’min. At-ta’min memiliki arti memberikan perlindungan, ketenangan,

rasa aman, dan bebas dari rasa takut. Menurut Mustafa ahmad dalam

Muhammad Sula Syakir, asuransi secara istilah adalah kejadian. Adapun

metedologi dan gambarannya dapat berbeda-beda, namun pada intinya,

20
Muhammad Sula Syakir, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Operasional, Gem
Insani Press, Jakarta, 2010, hal.1
21
Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hal. 15.
22
Muhammad Sula Syakir, Op. Cit, hal.1
19

asuransi adalah cara atau metode untuk memilihara manusia dalam

menghindari risiko (ancaman) bahaya yang beragam yang akan terjadi

dalam hidupannya, dalam perjalanan kegiatan hidupanya atau dalam

aktivitas ekonominya.23

Pengertian Asuransi menurut Herman Darmawi bila di tinjau dari

beberapa pandangan ialah sebagai berikut: Asuransi dilihat dari pandangan

hukum ialah Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua)

pihak atau lebih dimana pihak tertanggung mengikat diri kepada

penanggung, dengan menerima premi-premi Asuransi untuk memberi

penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum

kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung karena suatu

peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberi pembayaran atas meninggal

atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Sedangkan Asuransi

dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk

mengurangi resiko dengan jalan pemindahan dan mengkombinasikan

resiko.24

Selanjutnya Asuransi dalam pandangan bisnis, asuransi adalah

sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa,

pemindahan resiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan

berbagi resiko diantara sejumlah besar konsumennya. Selain itu asuransi

juga merupakan lembaga keuangan bukan bank, yang kegiatanya

23
Ibid, hal. 1.
24
Herman Darmawi, Op. Cit, hal. 2.
20

menghimpun dana (berupa premi) dari konsumen yang kemudian

menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi perusahaan.

2.1.5. Manfaat Asuransi

Manfaat-manfaat asuransi yang dikemukakan oleh Herman Darmawi

adalah sebagai berikut:25

1. Asuransi sebagai Sumber Dana

Investasi Perasuransian adalah salah satu lembaga keuangan non bank

yang bekerja menghimpun dana dari masyarakat yang sebenarnya adalah

sumber dana investasi yang diperlukan untuk pembangunan ekonomi

sehingga pembangunan ekonomi bisa dilakukan.

2. Asuransi Dapat Mengurang Kekhawatiran

Dengan asuransi, seseorang bisa lebih merasa terjamin jika suatu saat

mereka mengalami kerugian yang tidak diinginkan. Karena dengan

membayar uang premi, mereka secara otomatis telah terbebas dari rasa

kekhawatiran karena jika mereka mengalami suatu kerugian, maka

kerugian itu akan ditanggung bersama dengan kelompok yang terlibat

didalamnya, jadi bisa dikatakan saling membantu antar sesama yang

termasuk kelompok didalamnya.

3. Asuransi Menjamin Kestabilan Perusahaan

Di zaman sekarang perusahaan-perusahaan sudah menyediakan polis

untuk karyawan-karyawan tertentu dengan cara perusahaan membayar

premi yang telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi secara berangsur

ataupun sekaligus. Dengan ini, kestabilan perusahaan akan lebih terjamin

25
Ibid, hal. 4-7.
21

karena adanya jaminan dari perusahaan asuransi kepada karyawan

perusahaan tersebut.

4. Asuransi Dapat Menyediakan Layanan Profesional

Dengan adanya perkembangan pesat dalam dunia perteknologian, ini

juga berdampak pada layanan yang diberikan oleh perusahaan asuransi

sehingga layanan mereka bisa lebih profesional dan lebih bisa

menjalankan operasinya dengan baik dan efisien.

5. Asuransi Membantu Pemeliharaan Kesehatan

Dengan adanya kampanye yang dilakukan perusahaan asuransi jiwa

kepada masyarakat pemegang polis bisa lebih menyadarkan mengenai

pentingnya kesehatan sehingga masyarakat pun akan lebih memelihara

kesehatannya.

6. Asuransi Melindungi Resiko Investasi

Dengan adanya jaminan perlindungan resiko investasi, maka pengusaha-

pengusaha tertentu akan merasa lebih terjamin dan bisa lebih

mengeluarkan ide-ide kreatif dan inovasinya untuk mengembangkan

perusahaanya tanpa takut akan adanya resiko karena asuransi yang akan

menganggungnya.

7. Asuransi Untuk Melengkapi Persyaratan Kredit

Dengan perusahaan mengasuransikan usahanya, maka ini akan lebih

menambah daya tarik untuk kreditor member kreditnya pada perusahaan

ini karena kreditor pun secara langsung ataupun tidak langsung merasa

terjamin karena jika suatu saat terjadi kerugian yang tidak diinginkan,

maka kreditor pun masih mendapat haknya karena adanya asuransi ini.
22

Kreditor pun akan lebih memilih perusahaan yang sudah meng-

asuransikan usahanya untuk bekerja sama daripada perusahaan yang

tidak mengasuransikan usahanya.

8. Asuransi Mengurangi Biaya

Dengan adanya asuransi, maka biaya modal yang terlalu tinggi pun dapat

dikurangi karena asuransi itu sendiri mempunyai kemampuan

mengurangi biaya modal yang tinggi.

9. Asuransi Dapat Meratakan Keuntungan

Dengan menentukan biaya-biaya “kebetulan” yang mungkin akan

dialami pada masa yang akan datang melalui program asuransi, pihak

perusahaan tentunya akan melakukan pertimbangan atau perhitungan

dari biaya tersebut sebagai salah satu elemen dari total biaya yang akan

dikalkulasikan pada biaya produk yang akan dijual perusahaan tersebut.

Dengan demikian, asuransi dapat dikatakan mampu meratakan jumlah

keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan tersebut dari tahun ke

tahun.

10. Asuransi Mendorong Usaha Pencegahan Kerugian

Perusahaan-perusahaan asuransi banyak melakukan usaha yang bersifat

mendorong perusahaan tertanggung untuk melindungi usaha mereka dari

bahaya yang dapat menyebabkan kerugian yang sewaktu-waktu dapat

terjadi tanpa diprediksi. Oleh sebab itu, perusahaan pun lebih termotivasi

untuk menghilangkan atau meminimalisasi kemungkinan-kemungkinan

yang dapat menimbulkan kerugian di masa yang akan datang.


23

2.1.6. Prinsip-prinsip Asuransi

Menurut Herman Darmawi, ada 6 (enam) macam prinsip asuransi,

yaitu:26

1. Insurable interest (kepentingan yang dapat diasuransikan) adalah hak

berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko yang

berkaitan dengan keuangan yang diakui secara sah antara tertanggung

dan sesuatu yang dipertanggungkan. Selain itu sesuatu yang

dipertanggungkan semata-mata menyangkut kepentingan yang

menimbulkan kerugian keuangan tertanggung atas sesuatu yang

dipertanggungkan tersebut.

Unsur-unsur yang terkandung dalam insurable interest meliputi :

a. Harus ada sesuatu harta, hak, kepentingan, jiwa atau tanggung gugat.

b. Keadaan pada butir (a) harus merupakan sesuatu yang dapat

dipertanggungkan.

c. Tertanggung harus memiliki hubungan hukum dengan sesuatu yang

dapat dipertanggungkan dimana pihak tertanggung memperoleh

manfaat dari tidak terjadinya peristiwa atau kerusakan dan menderita

kerugian bila yang dipertanggungkan mengalami kerusakan.

d. Antara pihak tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan harus

memiliki hubungan sah menurut hukum.

2. Utmost good faith (etikat baik) artinya dalam menetapkan suatu kontrak

harus dilakukan dengan etikat baik pihak penanggung dan tertanggung

tidak boleh menyembunyikan sesuatu fakta yang menimbulkan kerugian

pada pihak lain. Pihak penanggung perlu menjelaskan secara lengkap


26
Ibid, hal. 11-13.
24

hak dan kewajibannya selama masa asuransi. Selain itu yang perlu

diperhatikan adalah perlakuan dari penanggung pada saat benar-benar

ada risiko yang menimpa tertanggung. Pihak penanggung harus

konsisten terhadap hak dan kewajiban yang pernah disampaikan pada

tertanggung dan dicantumkan dalam kontrak termasuk batasan-batasan

yang ada dan risiko yang ditanggungkan.

Pihak tertanggung juga perlu mengungkapkan secara rinci kondisi

sesuatu yang akan diasuransikan sehingga pihak penanggung memiliki

gambaran yang jelas untuk menentukan persetujuan. Kewajiban pihak

penanggung dan tertanggung untuk mengungkapkan fakta-fakta secara

jelas disebut juty of diselosure

3. Indemnity berarti suatu mekanisme dimana penanggung memberikan

ganti rugi atau kompensasi finansial kepada tertanggung yang

dimaksudkan untuk mengembalikan posisi financial tertanggung sama

seperti sebelum terjadinya kerugian. Dengan demikian, indemnity

merupakan prinsip ganti rugi oleh penanggung terhadap tertanggung.

Prinsip ini tidak berlaku bagi kontrak asuransi dan asuransi kecelakaan

karena prinsip indemnity ini berkaitan dengan penggantian kerugian

yang bersifat finansial yang dialami tertanggung.

4. Proximate cause (penyebab yang terdekat) adalah suatu sebab aktif,

efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai

atau berurutan tanpa intervensi suatu kekuatan lain, diawali dan bekerja

dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen. Untuk dapat

menentukan proximate cause terhadap suatu rentetan peristiwa adalah


25

dengan cara memperhatikan peristiwa pertama, kemudian memprediksi-

kan secara logika kejadian apa yang mungkin terjadi pada peristiwa

berikutnya.

5. Subrogation (subrogasi) pada dasarnya merupakan hak penanggung

yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut

pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami

suatu peristiwa kerugian. Prinsip subrogasi ini tidak memungkinkan

tertanggung memperoleh ganti rugi yang lebih besar dari kerugian yang

benar-benar dideritanya.

6. Contribution (kontribusi) adalah salah satu akibat wajar dari prinsip

indemnity. Menurut prinsip kontribusi, penanggung berhak mengajak

penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan sama untuk

ikut membayar ganti rugi kepada seseorang tertanggung meskipun

jumlah tanggungan masing-masing belum tentu sama besar. Hal ini

terjadi apabila tertanggung dalam waktu yang bersamaan

mempertanggungkan suatu bea atas suatu risiko yang sama kepada

beberapa penanggung. Dalam kondisi seperti ini apabila terjadi klaim

maka masing-masing penanggung harus membayar ganti rugi secara

proporsional.

2.1.7. Jenis-jenis Asuransi


26

Indonesia banyak sekali jenis-jenis asuransi, berikut jenis-jenis

Perusahaan asuransi menurut Abbas Salim diantaranya adalah sebagai

berikut:27

1. Asuransi Kebakaran ( Fire Insurance)

2. Asuransi Jiwa

3. Asuransi Laut

4. Asuransi Angkutan Udara

5. Asuransi Kendaran Darat

Penjelasan dari Jenis-jenis Asuransi tersebut ialah sebagai berikut:28

1. Asuransi Kebakaran (Fire Insurance)

Asuransi yang khusus mengatur mengenai kebakaran belum ada,

tetapi dikombinasikan dengan asuransi lainya. Asuransi kebakaran

bertujuan untuk mengganti kerugian yang disebabkan oleh kebakaran.

Bentuk pertanggungan ini menjamin risiko yang terjadi karena

kebakaran, oleh karena itu perlu diadakan suatu kontrak (perjanjian)

tertanggung dengan penanggung (perusahaan asuransi).

2. Asuransi Jiwa

Dalam asuransi jiwa yang dipertanggungkan ialah yang

disebabkan oleh kematian. Risiko yang mungkin timbul pada asuransi

jiwa terutama terletak pada unsur waktu, karena sulit untuk mengetahui

kapan seseorang meninggal dunia.

3. Asuransi Laut

27
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko, Raja Grafindo, Jakarta, 2007, hal. 15
28
Ibid, hal. 15-18.
27

Asuransi laut atau bisa disebut juga dengan asuransi pengangkutan

yang fungsinya mengangkut barang-barang dagangan serta komoditi

lainya dengan alat angkut yaitu kapal, perahu motor, perahu layar.

4. Asuransi Angkutan Udara

Pertanggungan untuk asuransi pesawat udara meliputi kerangka

(tubuh) dan mesin pesawat, baling-baling, motor, dan semua peralatan

yang merupakan bagian dari pesawat udara, termasuk perlengkapan yang

dapat dilepaskan dari pesawat udara seperti kompas, radio, kabin dan

lain-lain.

5. Asuransi Kendaraan Darat

Asuransi ini meliputi kendaraan yang melaju diatas aspal atau

tanah yang digerakan oleh motor atau mekanik, tidak termasuk diatas rel

dengan kata lain kendraaan bermotor roda dua maupun roda empat.

Menurut Herman Darmawi mempuyai dua jenis asuransi yaitu:29

a) Asuransi kecelakaan

b) Asuransi kehilangan

Penjelasan dari kedua jenis-jenis asuransi kendaraan bermotor

adalah sebagai berikut :

a) Asuransi kecelakaan atau lebih dikenal dengan kata lain Partial loss,

asuransi ini menjamin kendaraan yang diasuransikan yang

diakibatkan benturan-benturan pada saat mengendarai kendaran

bermotor di jalan raya yang berasal dari dalam maupun dari luar,

bersumber dari dalam karena kesalahan, kelalaian, atau kesengajaan

pengemudi. Bersumber dari luar ditabrak oleh kendaraan lain dirusak


29
Herman Darmawi, Op. Cit, hal. 10-12
28

atau dibakar oleh orang, karena banjir, angin topan, dan sebagainya.

Maka daripada itu asuransi ini sangat penting bagi pengguna

kendaraan terutama kendaraan roda empat (mobil).

b) Asuransi kehilangan atau disebut dengan Total Loss Only, asuransi

ini enjamin kendaraannya yang diakibatkan atas kehilangan atau

motor tidak dapat dipakai dikarenakan kecelakaan yang

mengakibatkan hampir semua badan kendaraan rusak dan tidak

berfungsi. Asuransi ini lebih terfokus pada kendaraan roda dua

(motor).

2.1.8. Kerugian

Menurut Wirdjono Prodjoodikoro dalam Harahap Sofyan Syafri,

kerugian (losess) adalah: turunnya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya

insidentil dan bukan kegiatan utama entitas dan dari seluruh transaksi

kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama periode tertentu kecuali

yang berasal dari biaya atau pemberian kepada pemilik (privet).30

Kemudian menurut Ismaya dalam Harahap Sofyan Syafri,

mengemukakan kerugian (losess) yakni: berkurangnya aktiva atau sumber-

sumber ekonomi perusahaan yang bukan karena pengambilan pemilik dan

atas pengurangan aktiva atau sumber tersebut tidak ada manfaat yang

diperoleh oleh perorangan/perusahaan.31

Menurut Harahap Sofyan Syafri, kerugian harus diartikan dalam arti

yang luas yaitu tidak hanya mengenai harta kekayaan saja melainkan juga

mengenai kepentingan-kepentingan lain dari seorang manusia, yaitu tubuh,


30
Harahap Sofyan Syafri, Op. Cit, hal. 241.
31
Ibid, hal. 241
29

jiwa dan kehormatan seseorang.32 Dalam hukum dikenal 2 (dua) klasifikasi

kerugian:33

a. Kerugian secara materil: yaitu kerugian yang nyata-nyata ada yang

diderita Oleh pemohon

b. Kerugian secara Immateril: yaitu kerugian atas manfaat yang

kemungkinan akan Diterima oleh pemohon di kemudian hari atau

kerugian dari kehilangan keuntungan yang mungkin diterima oleh

pemohon dikemudian hari.

2.1.9. Konsumen

Dalam perusahaan yang bergerak di bidang jasa, konsumen adalah

orang yang menggunakan jasa pelayanan. Konsumen adalah orang yang

berinteraksi dengan perusahaan setelah proses produksi selesai, karena

mereka adalah pengguna produk. Menurut Webster’s 1928 Dictionary

dalam Lupiyoadi Rambat dan A. Hamdani, konsumen adalah Seseorang

yang beberapa kali datang ke tempat yang sama untuk membeli suatu

barang atau peralatan.34

Menurut Handi Irawan mengemukakan bahwa, konsumen adalah

orang yang paling penting dalam perusahaan. Sedangkan Kasmir

mengemukakan bahwa, konsumen adalah merupakan konsumen yang

membeli atau menggunakan produk yang dijual atau yang ditawarkan oleh

bank.

32
Ibid, hal. 241
33
Ibid, hal. 242
34
Lupiyoadi Rambat dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, cetakan pertama, edisi ke-2,
Jakarta: Salemba Empat, 2006, hal. 143
30

Jadi, konsumen adalah orang yang mengkonsumsi atau mengguna-

kan produk atau jasa dan seseorang bisa disebut konsumen tanpa perlu

membeli produk atau jasa, melainkan cukup hanya mengkonsumsi atau

menggunakan produk atau jasa tersebut.

2.1.10. Perlindungan Konsumen

Perlindungan konsumen itu sendiri menurut Pasal 1 Ayat (1)

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

menyebutkan “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin

adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”. 35

Az. Nasution menyebutkan pengertian hukum perlindungan konsumen

adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur dan

melindungi konsumen dalam hubungan dan masalah penyediaan dan

penggunaan produk (barang/jasa) konsumen antara penyedia dan

penggunanya, dalam kehidupan bermasyarakat.36

Menurut Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen, perlindungan konsumen bertujuan:37

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen

untuk melindungi diri;

2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara

menghindarkan-nya dari akses negatif pemakaian barang atau jasa;

3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan

dan menuntut hak–haknya sebagai konsumen;

35
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 1 Ayat 1.
36
A.Z. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Diadit Media, Jakarta, 2011,
hal. 51.
37
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen,, Op. Cit, Pasal 3.
31

4. Menciptakan perlindungan konsumen yang mengandung unsur

kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk

mendapatkan informasi;

5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya

perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

bertanggung jawab dalam berusaha.

6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin

kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,

kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen

Menurut Johanes Gunawan dalam AZ Nasution, perlindungan

hukum terhadap konsumen dapat dilakukan pada saat sebelum terjadinya

transaksi (no conflict/prepurchase) dan/atau pada saat setelah terjadinya

transaksi (conflict/post purchase).38

2.1.11. Hak dan Kewajiban Konsumen

Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen, Hak-hak konsumen diantaranya sebagai berikut:39

1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa.

2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/

atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan

yang dijanjikan

3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa.


38
AZ. Nasution, Op.Cit, hal. 56.
39
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Op. Cit, Pasal 4
32

4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa

yang digunakan

5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patuh.

6. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen

7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif.

8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,

apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan

perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan kewajiban konsumen diantaranya:40

1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian

atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan.

2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau

jasa;

3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen

secara patut.

2.1.12. Perseroan Terbatas (PT)

Dalam Pasal 7 Ayat 1 pada Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (UUPT), Perseroan Terbatas adalah badan


40
Ibid, Pasal 4.
33

hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian. Perseroan Terbatas harus

didirikan oleh dua orang atau lebih. Orang disini adalah dalam arti orang

pribadi (perseroan, person) atau badan hukum.41

Sedangkan menurut Mulhadi, perseroan terbatas adalah: badan

hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha

dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi

persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (UUPT).42

Kemudian menurut Soedjono Dirjosisworo dikutip oleh Mulhadi,

Perseroan Terbatas adalah persekutuan berbentuk badan hukum. Badan

hukum ini tidak disebut “persekutuan”, tetapi “perseroan” sebab modal

badan hukum itu terdiri dari sero-sero atau saham yang dimilikinya.43

2.1.13. Jenis-jenis Perseroan Terbatas (PT)

Berdasarkan kriteria yang diterapkan dalam UUPT dan UUPM,

maka Perseroan Terbatas dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:44

1. Perseroan Terbatas Terbuka, yakni: perseroan yang modal dan jumlah

pemegang saham yang memenuhi criteria tertentu atau perusahaan yang

melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-

undangan di bidang pasar modal. Perseroan Terbatas terbuka ini adalah

perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300

pemegang saham dan dimiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3

41
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), Pasal 7 Ayat 1.
42
Mulhadi, Hukum Perusahaan, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hal. 83.
43
Ibid, hal. 83.
44
Ibid, hal. 84.
34

Milyar atau jumlah pemegang saham atau modal disetor yang ditetapkan

oleh peraturan pemerintah.

2. Perseroan Terbatas Tertutup, yakni: Perseroan yang tidak termasuk

dalam kategori Perseroan Terbatas terbuka.

2.2. Kerangka Berfikir

Pengertian Kerangka Berpikir adalah penjelasan sementara terhadap suatu

gejala yang menjadi objek permasalahan kita. Kerangka berpikir ini disusun dengan

berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan atau terkait.45

KUHPerdata, KUHD, UU Nomor 240 Tahun


2014 tentang Perasuransian

PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

Menawarkan Polis Standar Asuransi Kebakaran


Indonesia (PSKI)

Asuransi Kebakaran untuk Rumah

Penanggung Klaim Tertanggung

Pelaksanaan Pembayaran Ganti Kerugian

Ada Hambatan Tidak Ada


Hambatan

Solusi
Gambar 1.
Kerangka Berfikir
Sumber: data diolah, 2018

Keterangan:
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan bahwa dasar

hukum dalam pelaksanaan Perasuransian di Indonesia adalah Kitab Undang-


45
Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal. 92.
35

undang Hukum Perdata (KUHPerdata), Kitab Undang-undang Hukum Dagang

(KUHD) dan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.

Ada berbagai perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian, salah satunya

adalah PT. Asuransi Sinarmas yang mempunyai cabang di Muara Bungo.

Dalam menjalankan kegiatan Perasuransian, PT. Asuransi Sinasmas

Cabang Muara Bungo mengeluarkan beberapa produk, salah satunya adalah

Asuransi Kebakaran (Fire Insurance) dimana asuransi kebakaran ini menjamin

kerugian/kerusakkan ataupun kehilangan keuntungan atas harta benda (harta

tetap dan harta bergerak) yang disebabkan oleh kebakaran dalam hal ini objek

asuransinya adalah Rumah.

Asuransi kebakaran di PT. Asuransi Sinasmas Cabang Muara Bungo

mengacu pada Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSKI). Apabila

terjadi peristiwa kebakaran pada rumah, tertanggung mengajukan klaim kepada

penanggung. Setelah menerima klaim dari tetanggung, penanggung akan

melakukan pemeriksaan terhadap klaim dan objek asuransi. Setelah itu

penanggung akan mengganti kerugian sesuai yang telah diperjanjikan.

Di dalam pelaksanaan ganti kerugian tidak menutup kemungkinan timbul

hambatan. Hambatan tersebut dapat timbul dari tertanggung misalnya

tertanggung tidak beritikad baik. Apabila timbul hambatan perlu adanya sebuah

penyelesaian sehingga pelaksanaan pembayaran ganti kerugian dapat berjalan

sesuai dengan apa yang telah diperjanjikan.


36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.46

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu

kelompok, obyek, kondisi, sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

data dan fakta serta sifat hubungan antara fenomena yang berlaku.47

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.48 Pada hakekatnya populasi

adalah keseluruhan individu yang menjadi sumber pengambilan sampel, yang

46
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, 2007,
hal. 6.
47
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2008, hal. 63.
48
Ibid, hal. 27.
36
37

merupakan suatu obyek dan sekaligus menjadi lokasi yang dijadikan kegiatan

penelitian.49

Dengan menetapkan populasi, dimaksud agar penelitian dapat mengukur

sesuatu sesuai dengan masalahnya. Dalam hal ini yang dijadikan populasi adalah:.

Pimpinan Cabang dan Staf Karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara

Bungo, Konsumen PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo, dan Masyarakat

Kabupaten Bungo

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.50 Teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel yakni teknik

Purposive Sampling. Teknik Purposive Sampling adalah proses memilih obyek

psikologis dari sebuah populasi tertentu.51 Segala sesuatu yang oleh peneliti

dijadikan kesatuan (unit) yang nantinya akan menjadi obyek pemilihan tersebut

disebut satuan sampling (sampling unit). Satuan sampling bentuknya bisa individu

yang berdiri sendiri atau kumpulan individu.

Adapun sampel yang akan diteliti berjumlah 11 (sebelas) orang yang terdiri

dari:

a) Pimpinan Cabang PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo.

b) Branch Administrsi Support di PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo.

c) Kepala Marketing di PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

d) 3 (tiga) orang staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

e) 5 (lima) orang konsumen PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

49
Ibid, hal. 12.
50
Ibid., hal 91.
51
Ibid., hal 96.
38

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ialah suatu prosedur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Metode pengumpulan data adalah teknik atau

cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.52 Jadi metode

pengumpulan data merupakan peranan yang sangat penting dalam suatu kegiatan

penelitian, karena pada umumnya data yang telah dikumpulkan digunakan untuk

menguji hipotesa yang telah dirumuskan. Metode atau teknik pengumpulan data

yang tidak diwujudkan dalam benda, tetapi dapat dilihat penggunaannya melalui:

observasi (pengamatan), wawancara, dokumentasi. 53

Untuk memperoleh data yang selengkap-lengkapnya sesuai dengan yang

diperlukan dalam penelitian ini, maka metode atau teknik pengumpulan data yang

digunakan sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Adalah dengan mendatangi perpustakaan dan mencari buku-buku yang sesuai

dengan masalah yang diangkat, dan informasi yang didapat digunakan untuk

memecahkan masalah. Data yang diperoleh memalui studi kepustakaan adalah

sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten

dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang

diteliti.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui observasi

dan wawancara.

52
Ridwan, Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian, IKAPI, Bandung, 2012, hal. 88.
53
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metodologi Penelitian, Teras, Yogyakarta, 2009, hal. 57.
39

a. Observasi

Observasi adalah merupakan cara memperoleh data dengan mengamati

(perilaku-bukan perilaku dari subyek penelitian) dan merekam jawabannya

untuk dianalisis.54 Observasi merupakan suatu pengamatan secara langsung

dengan sistematis terhadap gejala-gejala yang hendak diteliti.55

Peneliti akan melakukan observasi ke PT. Asuransi Sinamas Cabang Muara

Bungo dalam pelaksanaan manajemen asuransi perumahan dalam melindungi

kerugian konsumen PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo. Alat

observasi yang digunakan peneliti yakni: buku, pena, Tape recorder, dan

kamera/HP.

b. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

langsung kepada responden untuk memperoleh informasi verbal dari

responden. Wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara dua orang atau

lebih secara langsung. Alat wawancara yang dipakai untuk mengumpulkan

penelitian seperti: buku, pena, Tape recorder, dan kamera/HP.56

c. Dokumentasi

Pengertian dokumentasi adalah: mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan

sebagainya.57

54
Harbani Pasolong. Teori Administrasi Publik. Alfabeta, Bandung, 2007, Hal. 131.
55
Ibid, Hal. 131
56
Ibid, Hal. 132.
57
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, Hal. 274.
40

3.4. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder.58

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan

secara langsung pada obyek penelitian yang dilakukan di PT. Asuransi

Sinarmas Cabang Muara Bungo yang digunakan sebagai data penunjang bagi

peneliti untuk penelitian dalam penelitian ini.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) bahan hukum sebagai

berikut: Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat mengikat

berupa peraturan perundang-undangan. Dalam penelitian ini digunakan bahan

hukum sebagai berikut:

1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian

2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang berkenaan dengan topik penelitian yang

diperoleh dari sumber data tidak langsung, yaitu melalui studi pustaka berupa,

buku-buku, dokumen, peraturan perundang-undangan, karya ilmiah serta

artikel-artikel dari internet yang berhubungan dengan masalah yang Peneliti

kaji dalam penelitian tugas akhir.

3.5. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data, peneliti menganalisis (mengolah) data dan untuk

menganalisanya menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Berikut ini


58
Ibid, hal. 275-276.
41

model interaktif dari Milles dan Huberman dalam Djam’an Satori dan Aan

Komariah seperti terlihat pada gambar 2 dibawah ini: 59

Gambar 2.
Model Analisis Kualitatif menurut Milles dan Huberman

Data Collection Data Display

Data Condensatioan Conclusion drawing/Verifying

Sumber: Matthew B. Miles, et al, Qualilatitve Data Analysis, A Methods Sourcebook, 2014

Keterangan:

1. Conclusion drawing/Verifying

Penarikan kesimpulan atau hasil analisis dan verifikasi.

2. Koleksi Data (Data Collection)

Data yang diperoleh dari berbagai sumber buku, jurnal ilmiah, dan lain-

lain.

3. Penyajian Data (Display Data)

Display data atau penyajian data, peneliti memulai memproses

pengorganisasian data, sehingga mudah untuk dianalisis dan

disimpulkan.

4. Kondensasi Data (Data Condensation)

Kondensasi data merujuk pada proses memilih, menyederhanakan,

mengabstrakkan, dan atau mentransformasikan data yang mendekati

Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2011, hal.
59

100-101.
42

keseluruhan bagian dari catatan-catatan lapangan secara tertulis, transkip

wawancara, dokumen-dokumen dan materi-materi empiris lainnya.


43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

PT Asuransi Sinarmas didirikan pada tanggal 27 Mei 1985 dengan

nama PT. Asuransi Kerugian Sinar Mas Dipta. Kemudian di tahun 1991

berubah nama menjadi PT. Asuransi Sinarmas. PT. Asuransi Sinar Mas

(ASM) merupakan salah satu perusahaan asuransi umum terbesar di

Indonesia. Sepanjang perjalanannya, ASM menunjukkan pertumbuhan yang

berkesinambungan. Premi bruto dan total asset Perusahaan secara konsisten

meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di tahun-tahun dimana

terjadigoncanganekonomi global.

Sebagai Perusahaan Asuransi Umum terbesar di Indonesia dari sisi

Gross Premium Written, ASM telah membuktikan komitmen pelayanan

kepada para nasabahnya melalui pembayaran klaim yang cepat dan tepat

untuk berbagai produk yang dipasarkan nya. Selain itu Perusahaan juga

memberikan kemudahan bagi para nasabah, rekanan dan partner/agen untuk

mengakses segala hal yang berhubungan dengan pertanggungan asuransi

melalui website, 24-hour Customer Care, Call Center, dan lain.

Untuk melayani kebutuhan masyarakat akan asuransi, ASM

mempunyai jaringan pemasaran yang luas di seluruh Indonesia. Total

Kantor Cabang/Kantor Pemasaran ASM per September 2011 adalah 97

Kantor Cabang/Kantor Pemasaran terdiri dari 31 Kantor Cabang, 65 Kantor

43
44

Pemasaran, dan 1 Kantor Syariah. Dan dalam melakukan promosinya

perusahaan dengan cara melakukan penyebaran brosur yang telah dibagikan

kepada beberapa agen, mengadakan event di setiap acara-acara besar, dan

melakukan promosi melalui media periklanan yang menampilkan iklan

dengan visual yang menarik dan penyampaian kata-kata dalam iklan yang

berpesan untuk menarik minat masyarakat dalam menggunakan produk

asuransi sinarmas.

Dari sisi produk, ASM memiliki banyak variasi produk untuk

melindungi asset/property, kesehatan dan diri nasabah baik nasabah

individu maupun nasabah perusahaan. Selain produk konvensional yang

telah ada seperti Asuransi Property, Marine/Pengangkutan, Rekayasa/

Engineering, Bonding/Penjaminan, Kecelakaan dan Kesehatan, Kendaraan

Bermotor, Tanggung Gugat/Liability dan Aneka/Miscellaneous, ASM juga

memiliki produk-produk baru seperti asuransi proteksi PHK, asuransi simas

UKM untuk proteksi kredit UKM, asuransi sepeda simas sepeda, asuransi

simas expatriate, asuransi simas hole in one dan simas golf insurance, serta

yang terbaru adalah simas mobil bonus, produk asuransi kendaraan

bermotor pertama yang memberikan no claim bonus sampai dengan 100%

dari premi yang sudah dibayarkan.

Selain inovasi produk, layanan yang memuaskan dengan dukungan

inovasi pada teknologi informasi, dukungan reasuransi juga merupakan

faktor penting terwujudnya komitmen perusahaan dalam memberikan

kepuasan kepada nasabah selama ini. Perusahaan didukung oleh Perusahaan

Reasuransi ternama Internasional seperti Munich Re, Swiss Re, Hannover


45

Re, Toa Re, dan lain-lain serta Perusahaan Reasuransi Nasional yakni Tugu

Re, Nasional Re, MareindanReindo.

Prestasi ASM sebagai salah satu perusahaan asuransi umum terbesar

di Indonesia juga tidak perlu diragukan lagi. Berbagai penghargaan telah

diperoleh ASM diantaranya penghargaan sebagai Asuransi terbaik untuk

kategori asuransi umum tahun 2009 dari Majalah Investor, e-company

award versi Majalah Warta Ekonomi tahun 2009, Service Quality Award

2010 untuk produk simas Mobil, dan Service Quality Award 2010 untuk

produk simas sehat dan pada September 2010, Asuransi Sinar Mas berhasil

memperoleh rating AA+ (idn) Insurer Financial Strength (IFS) dengan

outlook stable dari lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings.

Di tahun 2011, ASM melalui produk simas mobil berhasil meraih

penghargaan Indonesia Brand Champion Award 2011 di dua kategori yaitu

The Best Customer Choice of Car Insurance dan The Most Popular Brand

of Car Insurance. Pada 14 Juni 2011, ASM meraih The Best Insurance

Award versi Majalah Media Asuransi dengan ekuitas di atas Rp 750 miliar.

Dan pada tanggal 23 Agustus 2011 Fitch Ratings mengafirmasi posisi

Asuransi Sinar Mas dengan perolehan rating yang sama di tahun 2010,

rating AA+ (idn) Insurer Financial Strength (IFS) dengan outlook stable.

Pada tahun 2012, ASM kembali meraih penghargaan sebagai The Best

Insurance Award dari Majalah Investor untuk kategori Asuransi Umum

dengan asset di atas 3 trilyun, The Best Insurance Award dari Majalah

Media Asuransi untuk kategori Ekuitas di atas 750 Milyar ke atas dan

mendapat Predikat Sangat Bagus Atas Kinerja Keuangan Tahun 2011 untuk
46

Kriteria Asuransi Umum dengan Premi Bruto diatas Rp. 200 Milyar versi

Majalah Infobank. Tanggal 2 Agustus 2012 ASM juga kembali

mempertahankan Rating AA+ (IDN) Insurer Financial Strength (IFS)

dengan outlook stable dari lembaga pemeringkat internasional Fitch

Ratings. Perolehan rating ini merupakan tahun ke-3 yang diterima ASM dan

semakin memantapkan posisi perusahaan sebagai market leader di industri

asuransi umum di Indonesia serta meningkatkan kepercayaan masyarakat

dan industri terhadap Asuransi Sinar Mas.

PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo berdiri sejak tahun 2008

hingga saat ini. PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo beralamatkan

di Jalan M. Yamin Nomor 32-33 Kelurahan Bungo Barat, Kecamatan Pasar

Muara Bungo, Kabupaten Bungo Kodepos 37212. PT. Asuransi Sinarmas

Cabang Muara Bungo beroperasi mulai dari Hari Senin – Juma’t, dengan

jam kerja 08.00 WIB – 15.00 WIB.

4.1.2. Visi dan Misi PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

Sebagai pedoman dalam mengelola usahanya, Direksi PT. Asuransi

Sinarmas telah menetapkan Visi dan Misi PT. Asuransi Sinarmas Cabang

Muara Bungo yang wajib diketahui, dihayati, dan diamalkan oleh setiap

karyawan. Adapun visi dan misi PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara

Bungo ialah sebagai berikut:

1. Visi Bank PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

Menjadi perusahaan asuransi profesional dan terpercaya dengan

memberikan nilai yang berarti kepada nasabah, perusahaan reasuransi,

pemegang saham dan karyawan kami.


47

2. Misi PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

a. Mengenal dan memenuhi kebutuhan nasabah;

b. Hasil Underwriting yang menguntungkan;

c. Mengembangkan bakat, meningkatkan produktivitas dan efisiensi

karyawan.

d. Produk yang inovatif dan pengembangan teknologi yang

berkesinambungan.

4.1.3. Struktur Organisasi PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

Struktur Organisasi merupakan suatu wadah dimana seluruh

karyawan akan terkoordinasi dengan baik, dalam menjalankan kegiatan

usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi ini

akan menggambarkan garis wewenang serta tanggung jawab beserta fungsi-

fungsi dari pejabat-pejabat yang ada di perusahaan PT. Asuransi Sinarmas

Cabang Muara Bungo.

Gambar 3.
Struktur Organisasi PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo
Tahun 2018

Pimpinan Cabang

Branch Admin. General Marketing Marketing


Support Affair Support Agent

Tele-Marketing
Underwriting Finance Quatation Surveyor
Unit

Sumber: Branch. Admin Support PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo, 2018
48

4.1.4. Deskripsi Pekerjaan PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

Berdasarkan struktur organisasi PT. Asuransi Sinarmas Cabang

Muara Bungo, berikut diuraikan tugas dan kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja, yaitu:

1. Pimpinan Cabang

Bertugas sebagai penanggung jawab tunggal dalam kegiatan perusahaan.

2. Branch Admin Support

a. Memberikan pelatihan terhadap tenaga kerja staf dan klerikal admin

cabang

b. Menyediakan Buku Pedoman Kerja (SOP) mengenai Admin Cabang

beserta media pelatihannya seperti CD demo.

c. Melakukan perekrutan atas tenaga kerja staf dan klerikal di cabang.

d. Menindaklanjuti abnormal case yaitu masalah yang belum selesai

dan melewati batas waktu yang wajar, antara cabang dan Pusat.

e. Sebagai Help Desk yaitu menampung seluruh keluhan cabang untuk

ditindaklanjuti ke bagian terkait dan meneruskan penyelesaian yang

diberikan oleh bagian tersebut ke cabang.

f. Menyiapkan tenaga Trouble Shooter sebagai tenaga pengganti

sementara apabila ada cabang yang membutuhkan.

3. Underwriting

a. Menyusun dan menerbitkan polis.

b. Mengeluarkan SPPA.

4. Finance. Bertugas melaksanakan kegiatan administrasi keuangan

perusahaan.
49

5. Quotation Unit. Bertugas untuk melakukan survey dan mengurus klaim

yang diajukan oleh nasabah.

6. Surveyor. Bertugas untuk melakukan survey kepada calon nasabah

untuk selanjutnya memberikan informasi kepada branch Admin Support

mengenai hasil dari survei.

7. Marketing. Bertugas untuk melakukan penjualan produk–produk

asuransi (menjual polis) dan pelayanan kepada pemegang polis.

8. Marketing Support agen. Bertugas membantu Marketing dalam

melakukan penjualan produk-produk asuransi dan melakukan pelayanan

kepada pemegang polis.

9. General Affair. Bertugas menyampaikan polis kepada nasabah.

10. Tele-Marketing. Bertugas melakukan penjualan produk–produk asuransi

(menjual polis) dan pelayanan kepada pemegang polis melalui telepon.

4.1.5. Sumberdaya Manusia di PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

Berdasarkan jumlah pegawai yang ada di PT. Asuransi Sinarmas

Cabang Muara Bungo masing-masing mempunyai tingkat pendidikan yang

berbeda antara karyawan yang satu dengan yang lainnya.

Tingkat karyawan di PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

mulai tingkat terendah yaitu SMA/SMK sampai tingkat tertinggi yaitu

Sarjana dengan klarifikasi sebagai berikut:


50

Tabel 1.
Klasifikasi Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo Tahun 2018

No Unit Kerja / Bagian Jumlah


1 Sarjana (S1) 15 Orang
2 Diploma III (DIII) 4 Orang
3 SMA/SMK 8 Orang
Total Keseluruhan 27 Orang
Sumber: Branch Admin Support PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo, 2018

Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat kita lihat bahwa karyawan di PT.

Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo lebih berdominan berpendidikan

Sarjana yakni sebanyak 15 orang. Sedangkan untuk karyawan berjenjang

pendidikan SMA/SMK berjumlah 8 orang. Dan karyawan yang berjenjang

pendidikan Diploma sebanyak 4 orang.

Berikut ini peneliti tampilkan nama-nama karyawan di PT. Asuransi

Sinarmas Cabang Muara Bungo Tahun 2018.

Tabel 2.
Nama Karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo
Berdasarkan Jabatan Tahun 2018

No. Nama Karyawan Jabatan Karyawan


1. Defri Tanzil, S.E. Pimpinan Cabang
2. Susilawati, S.H Branch Administrsi Support
3. Agnes Jessika, S.E Karyawan bagian Underwriting
4. Ridwan Hakim, S.Sos Karyawan bagian Underwriting
5. Azizwan Yoni, S.Kom Karyawan bagian Quotation Unit
6. Saut Siregar, S.E Karyawan bagian Quotation Unit
7. Firmansyah Karyawan bagian Quotation Unit
8. Ririn Hasibuan, S.E Karyawan bagian Finance
9. Annisa Putri, A.Md Karyawan bagian Finance
10. Andi Siregar Karyawan bagian Surveyor
11. Rikky Fernandes Karyawan bagian Surveyor
12. Supriyanto, S.E Kepala Marketing
13. Sigit Sugiarto, S.E Karyawan bagian Marketing Support agen
14. M. Kurnia, S. AB Karyawan bagian Marketing Support agen
15. Marlinah, S.Kom Karyawan bagian Marketing Support agen
16. Arori Ramadani, A.Md Karyawan bagian Marketing Support agen
17. Ikbal Putra Karyawan bagian Marketing Support agen
51

18. Rismawati, A.Md Karyawan bagian Marketing Support agen


19. Widianti Sari, A.Md Karyawan bagian Marketing Support agen
20. Hernawati, S.Pd Karyawan bagian Marketing Support agen
21. Andre Winarwan, S.Ag Karyawan bagian General Affair
22. Daud Hermawan Karyawan bagian General Affair
23. Susriana Rahmi, S.Pd Karyawan bagian Tele-Marketing
24. Marissa Vianti, S.E Karyawan bagian Tele-Marketing
25. Rusmanto Karyawan bagian Keamanan (Security)
26. Hermawan Karyawan bagian Keamanan (Security)
27. Husni Mubarok Karyawan bagian Office Boy
Sumber: Branch Admin Support PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo, 2018

4.1.6. Produk-produk Unggulan di PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara


Bungo

Berikut ini peneliti tampilkan jenis-jenis produk unggulan di PT.

Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

1. Asuransi kerangka kapal

Asuransi yang menutup pertanggungan atas kerugian karena rusak

atau musnahnya badan kapal termasuk mesin serta peralatannya yang

sedang berlayar karena bahaya alam dari lautan atau sebab-sebab lain

yang dipertanggungkan.

2. Asuransi angkatan laut

Asuransi yang menutup pertanggungan atas kerugian karena rusak

atau musnahnya barang pertanggungan yang sedang diangkut oleh kapal

laut karena sebab-sebab yang dipertanggungkan dalam hal ini adalah

bahaya alam di lautan seperti angin topan, gelombang tektonis yang

semuanya dapat menimbulkan gelombang laut yang besar yang dapat

merusak atau menenggelamkan kapal beserta muatannya.

3. Asuransi kebakaran
52

Asuransi yang menutup pertanggungan atas kerugian karena rusak

atau musnahnya harta benda (bangunan beserta isinya) karena terbakar

atau sebab-sebab lain yang disebut dalam kontrak pertanggungan.

4. Simas rumah hemat Plus ++

Program asuransi yang dirancang dengan tujuan memberikan

jaminan asuransi terlengkap guna melindungi rumah tinggal konsumen

terhadap kerugian antara lain akibat kebakaran, huru hara, terorisme,

gempa bumi dan banjir.

5. Simas sehat gold

Program asuransi yang mengatasi risiko finansial yang timbul

akibat kecelakaan, sakit, maupun pembedahan yang mensyaratkan rawat

inap di rumah sakit dengan biaya yang terus meningkat dari waktu ke

waktu.

6. Simas mobil

Program asuransi yang memberikan 2 macam pertanggungan

pokok yang dapat diperluas dengan sejumlah jaminan tambahan. Dua

macam jaminan pokok yang dimaksud adalah comprehensive yang

meliputi jaminan terhadap kerugian dan atau kerusakan pada kendaraan

bermotor dan atau kepentingan yang dipertanggungkan secara langsung

disebabkan oleh kecelakaan, perbuatan jahat orang lain, pencurian,

kebakaran, sambaran petir dan lain-lain yang dapat menimbulkan

kerugian pada kendaraan bermotor tersebut sebagaimana tecantum pada

Bab 1 Pasal 1 PAKBI (Polis Asuransi Kendaraan Bermotor).


53

Dan yang kedua adalah kerugian total (Total Loss Only)

Penggantian hanya diberikan apabila kendaraan mengalami kerugian

total, seperti kendaraan hilang dicuri atau tabrakan/kebakaran yang

menyebabkan kerusakan yang nilainya sama dengan atau lebih tinggi

dari harga sebenarnya dari kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.

7. Simas motor

Program asuransi yang memberikan 3 macam pertanggungan

pokok yaitu all risks, TLO (Total Loss Only), dan TLO (Following and

Theft). Keunggulan simas motor yaitu dapat diperluas dengan huru hara

dan mempunyai klaim center dengan proses klaim cepat.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Manajemen asuransi perumahan dalam melindungi kerugian


konsumen pada PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo.

Produk asuransi merupakan jasa pertanggungan yang ditawarkan

perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi menyatakan kesiapannya untuk

mengambil alih risiko kerugian yang mungkin akan dialami pihak yang

ditanggung atau “tertanggung”. Risiko itu antara lain, berupa kerugian

akibat kerusakan atau musnahnya harta benda, terganggunya aktivitas

bisnis, terganggunya kesehatan, hingga risiko kerugian akibat dari

kehilangan nyawa.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Defri Tanzil selaku Pimpinan

Cabang PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo,

“…Produk jasa pertanggungan dari perusahaan kami ini bertujuan


memberikan kepastian pengendalian potensi risiko yang pada
dasarnya tidak pernah diketahui kapan dapat terjadi pada pihak
54

tertanggung, mulai dari harta bendanya (rumah) atau aktivitas


bisnisnya”.60

Kemudian Defri Tanzil menambahkan,

“…Produk Simas Rumah Hemat++ merupakan program asuransi yang


dirancang dengan tujuan memberikan jaminan asuransi terlengkap
guna melindungi rumah tinggal konsumen terhadap kerugian antara
lain akibat kebakaran, huru hara, terorisme, gempa bumi dan banjir.
Dan kita juga memberikan perlindungan khusus untuk tertanggung
dan keluarga, seperti:
1. Memberikan santunan bagi keluarga tertanggung atas kecelakaan
diri dan biaya pengobatan.
2. Jaminan terhadap kerugian akibat tuntutan hukum dari pihak
ketiga;
3. Jaminan terhadap kerugian akibat pencurian dan kebongkaran atas
perabot rumah tangga”.61

Dari wawancara dengan Bapak Defri Tanzil diatas, maka peneliti

menganalisis bahwa PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo memiliki

produk asuransi khusus jaminan kerugian untuk rumah dengan nama Produk

Simas Rumah Hemat++, selain menanggung kerugian properti rumah, PT.

Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo juga menanggung biaya

pengobatan dan memberikan santunan bagi keluarga tertanggung atas

kecelakaan diri pada saat terjadi kerusakan pada rumah.

1. Prosedur Pendaftaran Polis Asuransi Simas Rumah Hemat++

Langkah awal dalam menjalankan manajemen asuransi yakni proses

perencanaan konsumen. Dengan menyeleksi calon konsumen yang

mengajukan permohonan menggunakan produk-produk di PT. Asuransi

Sinarmas Cabang Muara Bungo, maka terciptalah manajemen asuransi yang

baik. Dengan 7 produk unggulan yang dimiliki PT. Asuransi Sinarmas

60
Hasil wawancara bersama Defri Tanzil selaku Pimpinan Cabang PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo, Hari Juma’t, Tanggal 27 April 2018
61
Hasil wawancara bersama Defri Tanzil selaku Pimpinan Cabang PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo, Hari Juma’t, Tanggal 27 April 2018
55

Cabang Muara Bungo, salah satu produk yang sering dilirik oleh konsumen

yakni produk asuransi Simas rumah hemat Plus ++.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Susilawati selaku Branch

Administrsi Support di PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo,

“…Sebagai suatu produk pertanggungan risiko, dasar hukum dari


keterikatan antara perusahaan asuransi dengan tertanggung adalah
dengan disepakatinya perjanjian asuransi yang pada umumnya
dibuktikan melalui polis asuransi. Jadi bisa saya katakana bahwa,
polis asuransi merupakan bukti perjanjian (dasar hukum) bagi
perusahaan asuransi untuk terikat melaksanakan seluruh kewajiban-
kewajibannya untuk mengganti kerugian yang dialami tertanggung.
Sekaligus juga menjadi bukti dari keterikatan tertanggung untuk
melaksanakan kewajiban-kewajibannya agar dapat dipastikan
memperoleh manfaat pertanggungan tersebut dari perusahaan
asuransi. Contohnya, kewajiban untuk memberikan penjelasan yang
sebenar-benarnya tentang status dari obyek yang akan diasuransikan
tersebut (the utmost good faith principle) dan kewajiban pembayaran
premi (no premium, no insurance principle).62

Hal ini dibenarkan oleh Supriyanto selaku Kepala Marketing di PT.

Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo,

“…Untuk terciptanya manajemen asuransi yang baik, sangat perlu


kiranya calon tertanggung (konsumen) memahami beberapa hal
penting sehubungan dengan perjanjian asuransi kerugian tersebut,
diantaranya:
1. Sebagai sebuah perjanjian, polis asuransi haruslah memenuhi tiga
prinsip fundamental, yaitu: prinsip niat baik dan jujur, prinsip
adanya hubungan tertanggung dengan kerugian tersebut dan
prinsip ganti rugi. Ketiga prinsip tersebut tidak hanya wajib
dilaksanakan oleh tertanggung, tetapi juga oleh penanggung.
Ketiga prinsip tersebutlah yang menjiwai suatu perjanjian asuransi
yang baik dan benar. Jadi ketiga prinsip tersebut untuk
memastikan pelindungan hak-hak calon tertanggung yang
dimilikinya tidak merasa dirugikan.
2. Bagi pihak tertanggung untuk membaca dan memahami seluruh isi
dari polis asuransi dengan baik, dan tertanggung wajib

Hasil wawancara bersama Susilawati selaku Branch Administrsi Support di PT. Asuransi
62

Sinarmas Cabang Muara Bungo, Hari Juma’t, Tanggal 27 April 2018


56

menanyakan isi polis asuransi yang tidak dipahami sebelum polis


asuransi tersebut disahkan oleh perusahaan kami.
3. Pihak tertanggung mempercayai perusahaan kami sepenuhnya
dalam menjalani perjanjian, sehingga tidak menimbulkan kesan
negatif pada perusahaan selama perjanjian asuransi ber-
langsung”.63

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara bersama Paryono selaku

konsumen PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo,

“…Iya benar buk, sewaktu mengajukan polis Asuransi Simas Rumah


Hemat++, kita disuruh membaca terdahulu secara detail dan
memahami isi polis asuransi, baik dari hak dan kewajiban saya
sebagai tertanggung, kemudian mengetahui hak dan kewajiban PT.
Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo sebagai penanggung selama
Asuransi Simas Rumah Hemat++ berjalan”.64

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Susilawati, Bapak

Suherman dan Bapak Supriyanto, peneliti menganalisis bahwa staf

karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo meminta calon

tertanggung untuk membaca dan memahami isi perjanjian polis asuransi

yang akan disahkan oleh kedua belah pihak. Sehingga setelah dilakukan

perjanjian dalam polis asuransi, maka kedua belah pihak tidak ada yang

dirugikan.

Untuk lebih mengetahui proses manajemen asuransi perumahan pada

PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo dalam melindungi kerugian

konsumen, peneliti menanyakan tahapan calon tertanggung (konsumen)

mengajukan polis Asuransi Simas Rumah Hemat++.

63
Hasil wawancara bersama Supriyanto selaku Kepala Marketing di PT. Asuransi Sinarmas
Cabang Muara Bungo, Hari Senin, Tanggal 30 April 2018
64
Hasil wawancara bersama Paryono selaku konsumen PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara
Bungo, Hari Senin, Tanggal 30 April 2018
57

Berdasarkan hasil wawancara bersama Ibu Agnes Jessika selaku staf

karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo bagian

Underwriting,

“…Untuk tahap permohonan polis Asuransi Simas Rumah Hemat++,


calon tertanggung langsung datang ke kantor cabang PT. Asuransi
Sinarmas dimanapun, salah satunya di Muara Bungo. Persyaratan
admistrasi yang harus disediakan diantaranya: Fotocopy KTP,
Fotocopy KK, Fotocopy Sertifikat Rumah, foto keadaan rumah baik
luar maupun dalam rumah, dan terakhir mengisi formulir SPPAK
(Surat Permintaan Pengajuan Asuransi Kebakaran)”.65

Kemudian Agnes Jessika menambahkan,

“… Setelah konsumen melengkapi persyaratan dan mengisi formulir


SPPA tadi, maka karyawan bagian Marketing Support agen akan
membantu mengecek keabsahan data konsumen tersebut. Ada 4 tujuan
yang hendak dicapai setelah melakukan pengisian formulir tadi
dintaranya:
1. Menggambarkan dengan teliti harta yang akan diasuransikan
dengan menentukan berbagai macam penutupan ini.
2. Meluaskan polis dasar untuk juga menutup bencana-bencana lain.
3. Memungkinkan penutupan otomatis atas harta yang jumlahnya
berubah-ubah seperti persediaan barang dagang atau barang yang
terletak di berbagai lokasi dan yang berpindah dari satu lokasi ke
lokasi lain selama jangka waktu polis itu.
4. Untuk mencukupi kerugian tak langsung yang tidak tertera dalam
polis dasar”.66

Berdasarkan hasil wawancara Azizwan Yoni selaku staf karyawan PT.

Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo bagian Quotation Unit,

“…Setelah dinyatakan lengkap persyaratan yang diberikan oleh


tertanggung, maka tertanggung akan mendapatkan surat kontrak
sementara (covernote). Covernote disini adalah surat perjanjian
kontrak yang hukumnya sama dengan polis, kedudukannya sama

65
Hasil wawancara bersama Agnes Jessika selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Underwriting, Hari Rabu, Tanggal 02 Mei 2018
66
Hasil wawancara bersama Agnes Jessika selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Underwriting, Hari Rabu, Tanggal 02 Mei 2018
58

dengan polis asli, namun covernote sifatnya sementara saja hingga


polis asuransi yang asli datang dari kantor pusat”.67

Kemudian Azizwan Yoni menambahkan,

“…Polis asuransi yang asli dicetak dan dikirim langsung dari kantor
pusat PT. Asuransi Sinarmas. Biasanya registrasi dan input data
Quatation polis asuransi berlangsung 1-2 hari saja, proses pengiriman
bisa mengakibatkan polis asuransi terlambat sampai. Pada saat data
polis asuransi dikirimkan ke kantor cabang tempat konsumen
mendaftarkan diri, maka ada 2 map yang dikirimkan yakni 1 map
untuk tertanggung (konsumen) dan penanggung (perusahaan). Isi map
tersebut terdiri dari: 1. Kuitansi premi original dan duplicate; 2.
Sertifikat polis asuransi, 3. Klausul (ketentuan-ketentuan tertentu yang
telah dibatasin oleh perusahaan), dan 4. Wording Polis (Ketentuan,
kondisi, dan persyaratan pertanggungan sesuai standar perusahaan).
Kemudian tahap terakhir yakni serah terima polis asuransi antara
tertanggung dan pihak penanggung”.68

Berdasarkan hasil wawancara bersama Bapak Yuwono Saptohadi

selaku konsumen PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo,

“…Iya benar mbak, saya mendaftarkan rumah saya sebagai jaminan


asuransi ke PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo. Saya sudah
mendaftarkan sejak 2 minggu yang lalu, namun hingga kini belum
juga saya terima salinan polis asuransi yang aslinya, saat ini saya
hanya memang salinan copy nya saja yakni dalam bentuk surat
kontrak sementara (covernote). Bisa dihitung lama proses polis
asuransi asli saya terima lebih dari 2 minggu sejak saya daftarkan”.69

Hal ini serupa dengan hasil wawancara bersama Ibu Hartini selaku

konsumen PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo,

“…Kalau polis asuransi saya terima waktu itu pas 2 minggu setelah
saya mendaftarkannya. Namun saya sedikit kecewa dengan karyawan
Marketingnya. Karena waktu mendaftar asuransi kemarin tidak
sebutkan tentang Wording Polis. Misalnya kasusnya seperti ini: jika
saya merehab rumah, dan setelah itu saya mengalami musibah
kebakaran atau faktor lain, maka biaya yang ditanggung oleh

67
Hasil wawancara bersama Azizwan Yoni selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Quotation Unit, Hari Rabu, Tanggal 02 Mei 2018
68
Hasil wawancara bersama Azizwan Yoni selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Quotation Unit, Hari Rabu, Tanggal 02 Mei 2018
69
Hasil wawancara bersama Bapak Yuwono Saptohadi selaku konsumen PT. Asuransi Sinarmas
Cabang Muara Bungo, Hari Kamis, Tanggal 03 Mei 2018
59

perusahaan yakni total harga rumah sebelum direhab, bukan yang


setelah direhab”.70

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber diatas, maka

peneliti dapat menggambarkan tahapan-tahapan pendaftaran polis Asuransi

Simas Rumah Hemat++ tersebut pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.
Tahapan Pendaftaran Polis Asuransi Simas Rumah Hemat++
PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

Calon Tertanggung

Tidak lengkap

Mengisi Formulir Marketing


SPPAK

Lengkap
Covernote

Registrasi Scan Data

Input data Quotation

Cetak Polis

Pengiriman Polis

Serah terima Polis

Konsumen/Tertanggung
Sumber: Bagian Quotation Unit PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo, 2018.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber diatas,

maka peneliti menarik kesimpulan bahwa peran PT. Asuransi Sinarmas

Cabang Muara Bungo dalam memberikan pelayanan pada prosedur

pendaftaran polis Asuransi Simas Rumah Hemat++ masih belum maksimal,

Hasil wawancara bersama Ibu Hartini selaku konsumen PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara
70

Bungo, Hari Kamis, Tanggal 03 Mei 2018


60

salah satunya pada tahap pelayanan pengiriman polis asuransi yang asli

dinilai kurang memuaskan karena proses pengiriman memakan waktu yang

lama. Dan karyawan Marketing tidak menjelaskan tentang Wording Polis di

PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo.

2. Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Penanggung dan Tertanggung

Sebagai suatu perjanjian, asuransi mempunyai sifat yaitu perjanjian

asuransi merupakan perjanjian timbal balik. Sebagai perjanjian timbal balik,

para pihak yaitu penanggung dan tertanggung masing-masing mempunyai

hak dan kewajiban.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Firmansyah selaku staf

karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo bagian Quotation

Unit,

“…Hak dan kewajiban dalam suatu perjanjian sangat penting


diperhatikan. Kami selaku karyawan dari pihak penanggung di dalam
suatu perjanjian akan memberikan pelayanan hak dan kewajiban si
tertanggung (konsumen), sehingga konsumen dapat melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan perjanjian di polis asuransi, jadi
konsumen tidak merasa dirugikan”.71

Kemudian Firmansyah menambahkan,

“…etikad baik konsumen dalam menjalankan kewajibannya tentunya


akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Namun bagi
konsumen yang kurang beretikad kurang baik dan tidak taat dengan
kewajibannya, tentu akan membuat perusahaan menjadi rugi”.72

Hal ini sependapat dengan hasil wawancara bersama Supriyanto,

“…Tujuan diadakan perjanjian Asuransi Simas Rumah Hemat++ ini


kan untuk mencegah terjadinya kerugian bagi tertanggung dari segala
musibah, baik itu terjadi karena ketidaksengajaan maupun disebabkan
kelalaian tertanggung itu sendiri. Pada saat pendaftaran polis asuransi

71
Hasil wawancara bersama Firmansyah selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Quotation Unit, Hari Jum’at, Tanggal 04 Mei 2018
72
Hasil wawancara bersama Firmansyah selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Quotation Unit, Hari Jum’at, Tanggal 04 Mei 2018
61

dulu, kita sudah menjelaskan dan mengingatkan hak dan kewajiban


bagi konsumen. Begitu pula hak dan kewajiban perusahaan di dalam
perjanjian polis asuransi ini”.73

Berikut ini peneliti jabarkan hak dan kewajiban pihak tertanggung

dengan pihak penanggung dalam polis Asuransi Simas Rumah Hemat++ di

PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo.

Tabel 3.
Hak dan Kewajiban bagi Tertanggung (konsumen) dan Penanggung (Perusahaan)

No Pihak Keterangan
1 Tertanggung Kewajiban
a. Melengkapi berkas pengajuan penutupan asuransi;
b. Beritikad baik dengan jujur dan terbuka mengenai
kebenaran berkas kelengkapan pengajuan penutupan
asuransi;
c. Membayar premi asuransi yang sudah ditentukan pihak
penanggung dan disetujui serta ditanda tangani pihak
tertanggung sesuai jatuh tempo pembayaran;
d. Beritikad baik menjaga obyek pertanggungannya dari
resiko kerugian;
e. Melakukan tindakan preventif atas obyek pertanggungan
untuk meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi,
sesuai dengan rekomendasi dari pihak penanggung.

Hak
a) Memperoleh jaminan kemudahan klaim asuransi dengan
syarat dan ketentuan;
b) Menuntut ganti kerugian yang benar kepada penanggung
apabila peristiwa yang diperjanjikan dalam polis terjadi;
c) Mendapat ketenangan karena obyek pertanggungannya
telah mendapat perlindungan

2 Penanggung Kewajiban
a. Menerima dan memproses setiap pengajuan penutupan
klaim asuransi;
b. Melakukan inventaris berkas berkas pengajuan
penutupan asuransi dari tertanggung;
c. Melakukan survey kesesuaian/kebenaran kondisi obyek

73
Hasil wawancara bersama Supriyanto selaku Kepala Marketing di PT. Asuransi Sinarmas
Cabang Muara Bungo, Hari Jum’at, Tanggal 04 Mei 2018
62

pertanggungan tertanggung dengan berkas berkas yang


diajukan dan keterangan lisan dari tertanggung;
d. Memberikan rekomendasi preventif yang harus
dilakukan pihak tertanggung untuk meminimalisir
kemungkinan resiko yang terjadi pada obyek
pertanggungannya;
e. Menerima klaim dari tertanggung, memproses, dan
membayar ganti kerugian bila klaim yang terjadi.

Hak

a) Menerima sejumlah biaya premi asuransi dengan


nominal dan dalam jangka waktu sesuai perjanjian;
b) Meminta keterangan yang benar dan lengkap kepada
tertanggung yang berkaitan dengan obyek yang
diasuransikan kepadanya;
c) Memiliki premi yang sudah diterima dalam hal asuransi
batal atau gugur disebabkan oleh perbuatan curang dari
tertanggung;
d) Memperoleh data dan berkas penutupan asuransi yang
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Sumber: Bagian Quotation Unit PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo, 2018.

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara bersama Hartini,

“…iya kita sebagai tertanggung sudah dijelaskan tentang hak dan


kewajiban bagi tertanggung maupun hak dan kewajiban bagi
penanggung. Alhamdulilah selama ini saya lancar dalam membayar
premi untuk asuransi saya. Namun ada juga teman atau tertanggung
lainnya yang lalai akan kewajibannya. Gimana perusahaan akan
memberikan pelayanan yang baik jika konsumen tidak tertib dengan
kewajibannya. Kita juga diberitahukan sama karyawan Marketing
bahwa polis asuransi bisa hangus jika dalam 6 bulan berturut-turut
dibayarkan. Jika sampai hangus nilai polisnya, maka sangat rugi
konsumen tersebut, sudah berapa banyak uang yang dibayarkan oleh
tertanggung kepada penanggung selama ini”.74

Berdasarkan hasil wawancara bersama Suhardiman selaku Konsumen

PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo,

“…Iya benar buk, ada tetangga kita yang pernah ikut menjadi peserta
Asuransi Simas Rumah Hemat++ di PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo, namun dia tidak taat dengan kewajiban beliau
membayar premi asuransinya. Saya mengetahui beliau tidak taat
dalam membayar premi ketika beliau tidak bisa mengklaim asuransi

Hasil wawancara bersama Ibu Hartini selaku konsumen PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara
74

Bungo, Hari Senin, Tanggal 07 Mei 2018


63

perumahan disaat beliau mendapatkan musibah kebakaran


rumahnya”.75

Terakhir berdasarkan hasil wawancara bersama Susilawati,

“…Bagi tertanggung (konsumen) yang tidak memenuhi kewajibannya


dalam membayar premi selama 6 bulan berturut-turut tidak
membayar, maka polis asuransinya akan otomatis hangus atau mati.
Sehingga tertanggung tidak bisa mengklaim. Sedangkan jika
tertanggung menunggak 3 bulan dalam membayar premi, pada saat di
mengklaim asuransi maka nilai asuransinya tidak bisa maksimal
seperti ketentuan awal”.76

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber diatas,

maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa karyawan PT. Asuransi

Sinarmas Cabang Muara Bungo telah menjelaskan hak dan kewajiban bagi

tertanggung dan penanggung. Kemudian bagi tertanggung yang tidak

membayar premi selama 6 bulan berturut-turut, maka polis asuransi akan

mati dengan sendirinya.

3. Prosedur Klaim Asuransi Simas Rumah Hemat++

Setelah mengetahui tahap-tahap pendaftaran polis Asuransi Simas

Rumah Hemat++, dan tertanggung telah melaksanakan kewajibannya

membayar premi sesuai dengan perjanjian dalam polis asuransi, maka

pengetahuan tertanggung tentang prosedur klaim polis Asuransi Simas

Rumah Hemat++ sangat perlu diperhatikan. Jika konsumen tidak

mengetahui prosedur dan persyaratan klaim polis asuransi tersebut, maka

konsumen tidak bisa mencairkan uang pertanggungan dari asuransi tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Defri Tanzil,

75
Hasil wawancara bersama Suhardiman selaku Konsumen PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara
Bungo, Hari Senin, Tanggal 07 Mei 2018
76
Hasil wawancara bersama Susilawati selaku Branch Administrsi Support di PT. Asuransi
Sinarmas Cabang Muara Bungo, Hari Selasa, Tanggal 08 Mei 2018
64

“….Besarnya ganti kerugian yang diterima oleh tertanggung harus


seimbang dengan kerugian yang dideritanya. Dalam perjanjian
asuransi kebakaran, tertanggung tidak boleh mendapatkan keuntungan
dari kontrak asuransi. Biasanya nilai pertanggungan telah ditentukan
dalam polis dan telah disetujui oleh para pihak. Dengan demikian
batasan tertinggi kewajiban perusahaan asuransi adalah memulihkan
tertanggung pada posisi ekonomi yang sama dengan posisi sebelum
terjadinya jatuh tempo”.77

Kemudian Defri Tanzil menambahkan,

“…Nilai maksimal tanggungan yang diberikan oleh PT. Asuransi


Sinarmas Cabang Muara Bungo untuk produk Asuransi Simas Rumah
Hemat++ adalah Rp 3.000.000.000,- (Tiga miliyar rupiah). Adapun
nilai tanggungan yang dijamin oleh PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo ini adalah sebagai berikut:”78

Tabel 4.
Daftar Nilai Jaminan Perlindungan Asuransi Simas Rumah Hemat++

Batasan Penggantian
No Paket
Maksimal
A Jaminan Standar
1. Kebakaran, Petir, Ledakan, Kejatuhan Pesawat, 100% JNP
Konsletting Listrik
2. Kerusuhan dan Huru-hara 100% JNP
3. Pencurian dengan kekerasan (kebongkaran). 100% JNP
4. Tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga. 20% JNP
5. Penambahan jumlah pertanggungan (istri, anak, 10% JNP
dan keluarga)
6. Biaya-biaya arsitek, surveyor dan konsultan 5% JNP
7. Kerusakan yang disengaja dalam upaya 100% JNP
pencegahan menjalarnya kebakaran
8. Biaya pemadaman kebakaran 5% JNP
9. Akibat tertabrak kendaraan 5% JNP
10. Pembersihan puing-puing 5% JNP

B Jaminan Perluasan
1. Angin topan, badai, banjir, dan kerusakan akibat 100% JNP
air.
2. Gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi 100% JNP
Keterangan: JNP = Jumlah Nilai Pertanggungan
Sumber: Bagian Quotation Unit PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo, 2018.

77
Hasil wawancara bersama Defri Tanzil selaku Pimpinan Cabang PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo, Hari Rabu, Tanggal 09 Mei 2018
78
Hasil wawancara bersama Defri Tanzil selaku Pimpinan Cabang PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo, Hari Rabu, Tanggal 09 Mei 2018
65

Kemudian Susilawati menambahkan, “…Untuk pembayaran ganti

kerugian, PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo bukan

menggunakan uang cash, namun menggunakan bilyet giro dan paling

lambat 60 hari setelah adanya kesepakatan jumlah pembayaran ganti

kerugian”.79

Berdasarkan hasil wawancara bersama Firmansyah,

“…Untuk meminta ganti kerugian atas kerugian yang diderita,


tertanggung harus mengajukan klaim terlebih dahulu kepada PT.
Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo. Tertanggung diwajibkan
melakukan pelaporan di tempat tertanggung mendaftarin polis
asuransi tersebut, hal ini bertujuan memudahkan kami dan
tertanggung dalam mencocokkan data polis tersebut”.80

Kemudian Firmansyah menambahkan,

“…Adapun prosedur klaim asuransi kebakaran di PT. Asuransi


Sinarmas Cabang Muara Bungo diantaranya:
1. Menyerahkan polis asuransi asli
2. Mengisi formulir klaim asuransi yang sudah disediakan.
3. Tertanggung membuat estimasi kerugian kebakaran tersebut;
4. Menyerahkan berkas-berkas laporan kebakaran sesuai yang
dipersyaratkan”.81

Berdasarkan hasil wawancara bersama Azizwan Yoni,

“…Pada saat tertanggung mengajukan klaim produk Asuransi Simas


Rumah Hemat++, setelah dinyatakan komplit dari segi persyaratan
administrasi dan keterangan kronologis kebakaran rumah tertanggung
dan sesuai surat pelaporan keterangan dari kantor polisi setempat,
maka pelayanan pemberian klaim, perusahaan kami memberikan
pelayanan selama 7 hari kerja untuk status simple klaim (kerusakan
rumah kurang dari 50% luas bangunan), sedangkan untuk pelayanan
dengan kondisi mega klaim (kerusakan rumah diatas 50% luas
bangunan) kita memberikan pelayanan 60 hari kerja”.82

79
Hasil wawancara bersama Susilawati selaku Branch Administrsi Support di PT. Asuransi
Sinarmas Cabang Muara Bungo, Hari Rabu, Tanggal 09 Mei 2018
80
Hasil wawancara bersama Firmansyah selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Quotation Unit, Hari Rabu, Tanggal 09 Mei 2018
81
Hasil wawancara bersama Firmansyah selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Quotation Unit, Hari Rabu, Tanggal 09 Mei 2018
82
Hasil wawancara bersama Azizwan Yoni selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Quotation Unit, Hari Jum’at, Tanggal 11 Mei 2018
66

Kemudian Azizwan Yoni menambahkan,

“…untuk kasus simple biaya uang pertanggungan akan dicairkan


secepat-cepanya dalam waktu 14 hari kerja, sedangkan untuk kasus
mega klaim, maka waktu pencairan uang pertanggungan akan
dicairkan selama 30 hari, namun apabila pemberian uang
pertanggungan yang akan diberikan lebih dari Rp. 1 Milyar, maka
pencairan akan memakan waktu paling lama 60 hari, dan telah lulus
dari pemeriksaan oleh surveyor kami yang akan mendatangi langsung
ke TKP kebakaran atau rumah tertanggung”.83

Hal ini dibenarkan oleh Puji Astuti selaku Konsumen PT. Asuransi

Sinarmas Cabang Muara Bungo,

“…iya benar buk, kemaren tetangga sebelah mengalami musibah


kebakaran akibat kebocoran gas elpiji, sehingga terjadi kebakaran
diruang dapurnya. Alhamdulilah apinya masih bisa dikendalikan dan
tidak membesar. Namun ruang bagian dapur dan ruang makannya
habis dilalap api. Yang bersangkutan bilang ke saya, kalau dia
memasang asuransi rumah di PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara
Bungo, sehingga dia bisa klaim kerusakan akibat kebakaran tersebut,
dan katanya uang pertanggungan tersebut dapat dia terima 2 minggu
kedepan”.84

Terakhir berdasarkan hasil wawancara bersama Agnes Jessika,

“…Untuk memudahkan dalam pembayaran klaim, perusahaan


memberikan kemudahan kepada nasabah untuk dibayarkan melalui
online payment di seluruh Bank yang ada. Sedangkan jika nasabah
ingin mengetahui informasi mengenai produk, peserta bisa mengakses
website, bisa via email, dan juga bisa via phone sehingga tidak perlu
mendatangi kantor pelayanan. Customer Care selalu siap dalam
melayani peserta yang ingin mengetahui lebih jelas mengenai
produk”.85

Berdasarkan hasil wawancara bersama beberapa narasumber diatas,

maka peneli dapat mengambil kesimpulan bahwa, PT. Asuransi Sinarmas

Cabang Muara Bungo telah menjalani kewajiban sebagai penanggung dalam

polis asuransi guna membayar uang klaim asuransi para konsumen. Waktu
83
Hasil wawancara bersama Azizwan Yoni selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Quotation Unit, Hari Jum’at, Tanggal 11 Mei 2018
84
Hasil wawancara bersama Puji Astuti selaku Konsumen PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara
Bungo, Hari Senin, Tanggal 14 Mei 2018
85
Hasil wawancara bersama Agnes Jessika selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Underwriting, Hari Senin, Tanggal 14 Mei 2018
67

pencairan tergantung jenis kerusakan rumah tertanggung, jika kerusakan

bersifat simple klaim (kerusakan dibawah 50%) maka proses pencairan

hanya berlangsung 7 hari kerja, sedangkan waktu pelayanan klaim bersifat

mega klaim, maka pencairan uang pertanggungan bisa lebih dari 30 hari

kerja.

4.2.2. Hambatan yang dihadapi oleh PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara
Bungo terhadap manajemen asuransi perumahan dalam melindungi
kerugian konsumen pada PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara
Bungo

Dalam pelaksanaan manajemen asuransi perumahan dalam

melindungi kerugian konsumen, bahwa PT. Asuransi Sinarmas Cabang

Muara Bungo tidak selalu berjalan lancar, adakalanya timbul beberapa

masalah yang tentunya menghambat manajemen asuransi perumahan tidak

berjalan dengan baik.

Berikut ini peneliti menguraikan hasil wawancara bersama beberapa

narasumber yang berkaitan dengan hambatan-hambatan dihadapi oleh PT.

Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo dalam pelaksanaan manajemen

asuransi perumahan dalam melindungi kerugian konsumen, diantaranya:

1. Masih banyak Karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara


Bungo tidak menjelaskan secara detail hak dan kewajiban
konsumen.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Hartini,

“…Secara umumnya karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara


Bungo sudah memberikan penjelasan hak dan kewajiban baik
konsumen maupun perusahaan. Namun ada beberapa batasan atau
ketentuan dari kewajiban perusahaan yang tidak dijelaskan secara
detail tentang peraturan merehab rumah setelah diterbitkan polis
asuransi. Memang waktu merehab rumah saya tidak memberi kabar
kepada pihak PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo, ternyata
ada peraturan tambahan di polis asuransi jika luas jaminan bertambah,
68

sehingga pada saat pengajuan klaim asuransi, pertambahan bagian


rumah tadi tidak termasuk hitungan dalam polis asuransi”.86

Berdasarkan hasil wawancara Paryono,

“…ketidaktahuan kami tentang ketentuan yang menjadi batasan


pertanggungjawaban perusahaan dalam menjamin keamanan barang
yang akan ditanggung pada saat terjadinya musibah, sehingga kami
selaku pihak tertanggung menjadi dirugikan oleh perusahaan karena
tidak semua barang dijaminkan”.87

Berdasarkan hasil wawancara bersama Yuwono Saptohadi,

“…Saya dapat kabar, ada teman yang mengajukan klaim asuransi


akibat kebakaran, dimana besaran uang pengganti untuk barang-
barang yang dijaminkan tidak sesuai dengan ketentuan awal polis
asuransi, terjadi penurunan harga barang yang dijaminkan oleh
perusahaan sebagai penanggung resiko. Kemudian ada barang yang
tidak ditanggung oleh perusahaan akibat dari pihak tertanggung lupa
memasukkan informasi barang tersebut kedalam pelaporan klaim
asuransi”.88

Hal ini serupa dengan hasil wawancara bersama Azizwan Yoni,

“…Kurangnya pemahaman para tertanggung sering terjadi, sehingga


para tertanggung harus diingatkan terus tentang hak dan kewajiban
yang harus dijalankan. Salah satunya yang dialami Ibu Hartini, yang
tidak memberitahukan pihak kami, jika beliau melakukan perluasan
barang jaminan. Sehingga sewaktu terjadi musibah yang mengakibat-
kan barang terjamin rusak, maka perluasan jaminan tersebut tidak bisa
di klaim. Kemudian permasalahan barang milik tertanggung yang
tidak bisa ganti disaat terjadi musibah, contohnya: pada saat terjadi
musibah kebakaran, ada barang yang bukan milik tertanggung ikut
menjadi rusak pada saat musibah tersebut, maka barang tersebut tidak
bisa kami ganti rugi karna itu bukan tanggungjawab kami”.89

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber diatas,

maka peneliti menarik kesimpulan bahwa masih banyak tertanggung

(konsumen) tidak mengetahui hak dan kewajiban tertanggung didalam


86
Hasil wawancara bersama Ibu Hartini selaku konsumen PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara
Bungo, Hari Selasa, Tanggal 15 Mei 2018
87
Hasil wawancara bersama Paryono selaku konsumen PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara
Bungo, Hari Selasa, Tanggal 15 Mei 2018
88
Hasil wawancara bersama Bapak Yuwono Saptohadi selaku konsumen PT. Asuransi Sinarmas
Cabang Muara Bungo, Hari Selasa, Tanggal 15 Mei 2018
89
Hasil wawancara bersama Azizwan Yoni selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Quotation Unit, Hari Rabu, Tanggal 16 Mei 2018
69

polis asuransi, sehingga ada tertanggung yang dirugikan akibat

ketidaktahuan tersebut.

2. Masih banyak tertanggung (konsumen) lalai dalam melaksanakan


kewajiban untuk membayar premi.

Dalam perjanjian asuransi, ketaatan dalam membayar premi sangatlah

penting, hal ini merupakan salah satu kewajiban konsumen dalam perjanjian

asuransi. Berikut ini peneliti tampilkan tabel data jumlah konsumen

Asuransi Simas Rumah Hemat++ yang lalai dalam pembayaran Tahun

2015-2017.

Tabel 5.
Data Jumlah Konsumen Asuransi Simas Rumah Hemat++
Yang Lalai Dalam Pembayaran Tahun 2013-2017

Jumlah Konsumen Jumlah Konsumen Lalai


No Tahun
Terdaftar dalam Pembayaran
1 2013 1691 orang 183 orang
2 2014 1758 orang 263 orang
3 2015 1984 orang 195 orang
4 2016 2149 orang 157 orang
5 2017 2385 orang 214 orang
Sumber: Bagian Quotation Unit PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo, 2018.

Hal ini sama serupa dengan hasil wawancara bersama Supriyanto,

“…Ketidaktahuan dan tidak disiplinnya bagi tertanggung yang


terbatas dalam melakukan pembayaran premi tepat waktu
menyebabkan polis asuransi para tertanggung menjadi gugur atau
tidak berlaku lagi, sehingga kerugianlah yang didapatkan oleh para
tertanggung tersebut, padahal pihak perusahaan memberitahukan
kepada tertanggung tentang info pembayaran premi melalui sms
operator kepada tertanggung minimal 1 Minggu sebelum batas waktu
pembayaran premi tersebut”.90

Hal ini serupa dengan hasil wawancara bersama Firmansyah,

“…Kelalaian pihak tertanggung dalam melakukan pembayaran premi


tepat waktu sering terjadi akibat pihak tertanggung mengabaikan sms

90
Hasil wawancara bersama Supriyanto selaku Kepala Marketing di PT. Asuransi Sinarmas
Cabang Muara Bungo, Hari Rabu, Tanggal 16 Mei 2018
70

operator yang dikirimkan oleh perusahaan, apalagi 3 bulan kedepan


seperti bulan April, Mei dan Juni banyak terdapat tanggal merah, yang
mengakibatkan perusahaan tidak beroperasional, otomatis tertanggung
yang ingin membayar tagihan tersebut menjadi tertunda”.91

Berdasarkan hasil wawancara bersama Yuwono Saptohadi,

“…Iya benar buk, kami selaku pihak tertanggung sering mendapatkan


sms operator dari PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo yang
berisikan tentang pemberitahuan pembayaran premi polis dipercepat
dari waktunya, dikarenakan tanggal waktu pembayaran premi
bertepatan dengan waktu libur kerja”.92

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber diatas,

maka peneliti menarik kesimpulan bahwa pihak tertanggung masih banyak

yang lalai dengan kewajibannya dalam membayar premi tepat waktu,

sehingga pihak tertanggung yang lalai pembayaran premi hingga 6 bulan,

maka polis asuransi menjadi hangus atau tidak aktif lagi.

3. Ketidakjujuran dari pihak tertanggung (konsumen) sehingga


merugikan diri konsumen itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Firmansyah,

“…Ketidakjujuran dari pihak tertanggung tentang fakta yang diberikan


pada saat klaim uang pertanggungan bisa menyebabkan polis asuransi
tidak bisa dicairkan. Misalnya pihak tertanggung sengaja melakukan
tindak kecurangan dalam menuliskan jumlah kerugian yang diderita saat
terjadi musibah, memberitahukan barang-barang yang tidak ada sebagai
barang-barang yang ada pada saat peristiwa dan menyebutkan barang-
barang tersebut rusak, kemudian membuat surat keterangan palsu atau
barang bukti palsu pada saat peristiwa terjadi. Akibat pernyataan yang
tidak benar tersebut, bisa membuat polis asuransi tidak bisa dicairkan”.93

Hal ini serupa dengan hasil wawancara bersama Supriyanto,

“…Dulu pernah terjadi penipuan yang dilakukan oleh oknum


tertanggung dalam memberitahukan informasi palsu kepada pihak
penanggung (perusahaan) saat klaim asuransi, dimana pihak tertanggung
91
Hasil wawancara bersama Firmansyah selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Quotation Unit, Hari Rabu, Tanggal 16 Mei 2018
92
Hasil wawancara bersama Bapak Yuwono Saptohadi selaku konsumen PT. Asuransi Sinarmas
Cabang Muara Bungo, Hari Rabu, Tanggal 16 Mei 2018
93
Hasil wawancara bersama Firmansyah selaku staf karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo bagian Quotation Unit, Hari Rabu, Tanggal 16 Mei 2018
71

menyembunyikan barang-barang yang terselamatkan atau barang-barang


yang dijaminkan, dinyatakan oleh tertanggung bahwa barang tersebut
ikut musnah pada saat terjadi musibah. Untuk kejadian seperti ini,
perusahaan tidak bisa mengganti biaya kerugian tertanggung, karena
setelah dilakukan penyelidikan”94

Terakhir berdasarkan hasil wawancara bersama Susilawati,

“…ketidakjujuran pihak tertanggung sering terjadi, jika tidak diselidiki


secara detail pada saat klaim, maka kecurangan tersebut bisa terjadi dan
perusahaan yang dirugikan. Bahkan ada pihak tertanggung yang dengan
sengaja membakar rumah atau ruko untuk mendapatkan dana klaim
asuransi tersebut. Kita memiliki karyawan yang bertugas sebagai
surveyor yang memang bertugas untuk menyelidiki secara langsung ke
rumah pihak tertanggung yang mengajukan klaim, dan bantuan pihak
kepolisian untuk memberikan informasi yang benar. Sehingga tindak
kecurangan tersebut bisa teratasi”.95

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber diatas,

peneliti menarik kesimpulan bahwa ada beberapa pihak tertanggung yang

melakukan tindak kecurangan dalam memberikan informasi, sehingga perlu

dilakukan penyelidikan secara langsung ke tempat tertanggung untuk

mengecek kebenaran informasi yang diberikan, agar perusahaan tidak

dirugikan dengan informasi yang tidak benar tersebut.

4.2.3. Upaya yang dilakukan oleh PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara
Bungo dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, sangat diperlukan

upaya-upaya yang tepat, agar hambatan tersebut dapat terselesai dengan

baik. Berikut ini peneliti jabarkan upaya yang dilakukan PT. Asuransi

Sinarmas Cabang Muara Bungo dalam mengatasi hambatan tersebut,

diantaranya:

94
Hasil wawancara bersama Supriyanto selaku Kepala Marketing di PT. Asuransi Sinarmas
Cabang Muara Bungo, Hari Rabu, Tanggal 16 Mei 2018
95
Hasil wawancara bersama Susilawati selaku Branch Administrsi Support di PT. Asuransi
Sinarmas Cabang Muara Bungo, Hari Kamis, Tanggal 17 Mei 2018
72

1. PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo terus meningkatkan


penjelasan Hak dan Kewajiban Tertanggung dalam Polis Asuransi.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Supriyanto,

“…penjelasan Hak dan Kewajiban bagi pihak tertanggung sangat


penting diberikan. Hal ini bertujuan konsumen puas akan pelayanan
asuransi dari kita dan tidak merasa dirugikan kedepannya. Selain itu,
kita juga menjelaskan hak dan kewajiban perusahaan dalam polis
asuransi tersebut. Jadi konsumen tahu akan kewajiban kita selama
polis asuransi tersebut diberikan. Kedepannya saya meminta kepada
agen marketing untuk memberikan penjelasan secara detail tentang
penjelasan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi konsumen
tersebut”. 96

Hal ini serupa dengan hasil wawancara bersama Defri Tanzil,

“…Kami sebagai perusahaan juga memiliki kewajiban yang harus


dipenuhi, agar polis asuransi yang dibuat dapat berjalan dengan baik
dan tidak ada yang merasa dirugikan. Bagi pihak tertanggung
(konsumen) dari awal sudah kita jelaskan apa kewajibannya dan hak
yang bisa beliau dapatkan, kewajiban konsumen seperti pembayaran
premi sesuai ketetapan dan waktu pembayarannya tepat waktu,
kemudian menjaga objek jaminan yang tercantum di polis asuransi
dengan baik, jika objek yang dijaminkan rusak disebabkan karena
faktor-faktor tertentu, kita akan mengganti semua kerugian konsumen
atas kehilangan objek tersebut. Namun jika objek tersebut rusak akibat
kesengajaan atau kelalaian konsumen, maka nilai jaminan tersebut
bisa hilang. Untuk itu kita meminta kepada konsumen untuk ingat
akan hak dan kewajibannya”.97

Kemudian Defri Tanzil menambahkan,

“…agen marketing wajib menjelaskan isi perjanjian didalam polis


asuransi mengenai hak dan kewajiban yang ditujukan ke konsumen.
Apalagi penjelasan tentang batasan ketentuan jaminan polis
dibayarkan oleh perusahaan. Jadi jika ada komplain masalah klaim
pembayaran diluar isi perjanjian tersebut, kita minta maaf tidak bisa
menanggapi klaim tersebut. Karena semua komplain itu diluar dari
perjanjian awal polis terbentuk. Hal ini tentunya bertujuan agar tidak
ada yang merasa di rugikan di kedua belah pihak kedepannya”.98

96
Hasil wawancara bersama Supriyanto selaku Kepala Marketing di PT. Asuransi Sinarmas
Cabang Muara Bungo, Hari Kamis, Tanggal 17 Mei 2018
97
Hasil wawancara bersama Defri Tanzil selaku Pimpinan Cabang PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo, Hari Kamis, Tanggal 17 Mei 2018
98
Hasil wawancara bersama Defri Tanzil selaku Pimpinan Cabang PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo, Hari Kamis, Tanggal 17 Mei 2018
73

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber diatas, maka

peneliti menarik kesimpulan bahwa agen marketing di PT. Asuransi

Sinarmas Cabang Muara Bungo akan terus meningkatkan penjelasan dan

pemahaman tentang hak dan kewajiban yang harus di penuhi oleh

konsumen.

2. PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo meningkatkan


komunikasi dengan Tertanggung agar Tepat Waktu dalam
Membayar Premi.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Supriyanto,

“…Kewajiban membayar premi sudah kita sepakati di awal


perjanjian, untuk itu kita terus berupaya kepada konsumen untuk tetap
konsisten membayar premi tepat waktu. Perusahaan sudah melengkapi
fasilitas sms operator untuk pemberitahuan informasi pembayaran
premi. Selain informasi sms operator dari perusahaan pusat, kita juga
menggunakan pelayanan admin colection yang bertujuan juga untuk
memberitahukan informasi pembayaran premi konsumen. Untuk sms
operator biasanya dikirim ke konsumen minimal 10 hari sebelum
tanggal pembayaran premi. Sedangkan pelayanan admin colection
dilaksanakan sejak 3 hari sebelum tanggal pembayaran premi”. 99

Hal ini serupa dengan hasil wawancara bersama Defri Tanzil,

“…perusahaan sudah menyediakan fasilitas yang saya rasa sudah


baik, karena dengan adanya fasilitas sms operator yang
memberitahukan informasi pembayaran premi sejak 10 hari sebelum
tanggal pembayaran, saya juga menerapkan pelayanan admin
colection, dimana karyawan PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara
Bungo akan mengingatkan konsumen untuk melakukan pembayaran
premi tepat waktu. Pelayanan ini dilaksanakan 3 hari sebelum waktu
pembayaran”.100

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber diatas, maka

peneliti menarik kesimpulan bahwa PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara

99
Hasil wawancara bersama Supriyanto selaku Kepala Marketing di PT. Asuransi Sinarmas
Cabang Muara Bungo, Hari Juma’t, Tanggal 18 Mei 2018
100
Hasil wawancara bersama Defri Tanzil selaku Pimpinan Cabang PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo, Hari Juma’t, Tanggal 18 Mei 2018
74

Bungo akan meningkatkan komunikasi dengan konsumen, agar konsumen

dapat melakukan pembayaran premi polis tepat waktu.

3. PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo meningkatkan


kinerja karyawan bagian Surveyor, agar mengecek informasi klaim
polis asuransi yang diberikan benar keadaannya.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Susilawati,

“…Kebenaran informasi pada saat pengajuan klaim polis asuransi


sangat penting, hal ini bertujuan agar kedua belah pihak tidak ada
yang dirugikan. Perusahaan akan memenuhi kewajibannya sesuai
dengan perjanjian polis asuransi, dengan mengganti semua barang
yang rusak sesuai dengan perjanjian di dalam polis. Namun jika
informasi yang diberikan salah, maka bisa mengakibatkan nilai polis
bisa hangus atau hilang. Untuk itu, sebelum diajukan proses klaim
polis asuransi tersebut, kita meminta kepada konsumen untuk menulis
informasi yang benar, Kemudian untuk karyawan bagian surveyor ke
depannya untuk lebih teliti lagi dalam melakukan survey ke lokasi dan
mengecek informasi yang diberikan oleh konsumen benar atau
tidak”.101

Hal ini serupa dengan hasil wawancara bersama Defri Tanzil,

“…Oh iya, informasi saat klaim asuransi perumahan yang diberikan


konsumen ke perusahaan ini harus benar. Jika informasi tersebut salah
atau rekayasa, bukan hanya hangus nilai polisnya, bahkan konsumen
bisa dituntut ke pengadilan, karena memberikan informasi yang salah
dan merupakan tindakan yang bisa merugikan perusahaan. Untuk itu,
konsumen harus benar-benar memberikan informasi sesungguhnya”
102

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber diatas, maka

peneliti menarik kesimpulan bahwa PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara

Bungo akan mengingatkan konsumen untuk memberikan informasi yang

benar baik lisan maupun tulisan pada saat mengajukan klaim polis asuransi.

Kita juga menjelaskan dampak jika informasi yang diberikan salah. Dan PT.

101
Hasil wawancara bersama Susilawati selaku Branch Administrsi Support di PT. Asuransi
Sinarmas Cabang Muara Bungo, Hari Senin, Tanggal 21 Mei 2018
102
Hasil wawancara bersama Defri Tanzil selaku Pimpinan Cabang PT. Asuransi Sinarmas Cabang
Muara Bungo, Hari Juma’t, Tanggal 18 Mei 2018
75

Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo juga meningkatkan kinerja

karyawan surveyor, agar dapat mengecek kebenaran informasi yang

diberikan oleh konsumen.


76

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan

terhadap peran PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo dalam menjalankan

manajemen asuransi perumahan dalam melindungi kerugian konsumen,

diantaranya:

1. Peran PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo dalm melaksanakan

manajemen asuransi Simas Rumah Hemat++ dalam melindungi kerugian

konsumen masih belum optimal; hal ditandai dengan masih banyak karyawan

PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo tidak menjelaskan secara detail

hak dan kewajiban konsumen.

2. Hambatan apa yang dihadapi oleh PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

terhadap manajemen asuransi perumahan dalam melindungi kerugian

konsumen, diantaranya: masih banyak karyawan PT. Asuransi Sinarmas

Cabang Muara Bungo tidak menjelaskan secara detail hak dan kewajiban

konsumen; Tertanggung (konsumen) lalai dalam melaksanakan kewajiban

untuk membayar premi, namun tertanggung tetap bersikeras menuntut ganti

rugi kerugian walaupun dia tidak membayar premi dan Ketidakjujuran dari

pihak tertanggung sehingga merugikan diri konsumen itu sendiri.

3. Upaya apa yang dilakukan oleh PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo

dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut yakni: PT. Asuransi Sinarmas

Cabang Muara Bungo terus meningkatkan penjelasan Hak dan Kewajiban

Tertanggung dalam Polis Asuransi. PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara


76
77

Bungo meningkatkan komunikasi dengan Tertanggung agar Tepat Waktu dalam

Membayar Premi. PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo meningkatkan

kinerja karyawan bagian Surveyor, agar mengecek informasi klaim polis

asuransi yang diberikan benar keadaannya.

5.2. Saran

Dari kesimpulan diatas, saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai

berikut:

1. Agar PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo terus meningkatkan

pelayanan manajemen asuransi;

2. Agar PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo terus meningkatkan

informasi pemberitahuan pembayaran premi tepat waktu;

3. Agar Agar PT. Asuransi Sinarmas Cabang Muara Bungo meningkatkan kinerja

karyawan surveyor, sehingga informasi pada saat klaim asuransi dapat di cek

kebenaran informasinya.

Anda mungkin juga menyukai