Abstrak — Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pelayanan fiskus yang berkualitas merupakan harapan
pengaruh pengetahuan dan pemahaman perpajakan, yang sangat didambakan oleh wajib pajak. Selama ini
kualitas pelayanan fiskus, sanksi pajak dan kondisi banyak wajib pajak yang berpersepsi negatif pada aparat
keuangan terhadap kepatuhan wajib pajak badan di pajak yang terlihat pada rendahnya pelayanan pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.
wajib pajak. Apabila kualitas pelayanan fiskus sangat baik
Penelitian ini dilakukan terhadap Wajib Pajak Badan
yang terdaftar di KPP Medan Barat per 31 Januari maka persepsi wajib pajak terhadap pelayanan akan
2017 dengan sampel sejumlah 98 responden. Metode meningkat (Winerungan, 2013).
pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sisilia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan
(2016), pelayanan fiskus berpengaruh dan signifikan
maupun parsial variabel pengetahuan dan
pemahaman perpajakan, kualitas pelayanan fiskus, terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Medan
sanksi pajak dan kondisi keuangan berpengaruh Petisah. Seorang wajib pajak akan memenuhi kewajiban
positif terhadap kepatuhan wajib pajak badan. perpajakannya bila memandang bahwa sanksi
perpajakan akan lebih banyak merugikannya. Sanksi
Kata Kunci — pengetahuan dan pemahaman pajak, perpajakan juga diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan fiskus, sanksi pajak, kondisi kepatuhan wajib pajak yang akan berdampak pada
keuangan perusahaan dan kepatuhan wajib pajak. tingginya penerimaan pajak. Sanksi perpajakan
I. PENDAHULUAN merupakan jaminan bahwa ketentuan perundangan –
undangan akan dituruti, ditaati, dipatuhi dengan kata lain
Latar Belakang Masalah sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib
Kepatuhan pajak merupakan masalah klasik yang pajak tidak melanggar norma-norma perpajakannya
dihadapi dihampir semua negara yang menganut sistem (Mardiasmo, 2011). Namun kenyataannya menurut
perpajakan (Hutagaol, 2007). Menurut penelitian yang Dirjen Pajak masih lemahnya penegakan hukum
dilakukan oleh Harinurdin (2014) kepatuhan merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan
masyarakat untuk melaksanakan kewajiban perpajakan tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih
masih rendah. Penyebab utama perilaku ketidakpatuhan rendah disamping kurangnya kesadaran wajib pajak
dalam melaksanakan kewajiban perpajakan ini dalam membayar pajak.
disebabkan masyarakat atau wajib pajak mengalami Dalam penelitian ini selain variabel pengetahuan
kesulitan dalam memahami administrasi perpajakan. pajak, kualitas pelayanan fiskus, dan sanksi pajak; kondisi
Dirjen Pajak menyatakan kesadaran untuk memenuhi keuangan perusahaan juga akan digunakan sebagai
kewajiban pajak timbul bila masyarakat memiliki variabel. Kondisi keuangan adalah kemampuan
pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari tingkat
perpajakan. Dalam kaitannya dengan pajak, pengetahuan profitabilitas (Saraswati, 2012). Kondisi keuangan dapat
pajak merupakan pengetahuan mengenai konsep didefinisikan dengan kemampuan keuangan perusahaan
ketentuan umum di bidang perpajakan, jenis pajak yang yang tercermin dari tingkat profitabilitas (profitability)
berlaku di Indonesia mulai dari subjek pajak, objek dan arus kas (cash flow) (Laksono, 2011).
pajak, tarif pajak, perhitungan pajak terhutang,
pencatatan pajak terutang sampai dengan bagaimana Hasil penelitian dari Slemlord (1992), Bradley
pengisian laporan pajak (Pertiwi, 2017). Pemahaman (1994), dalam Siahaan (2005) menemukan bahwa
dan kesadaran masyarakat Indonesia untuk patuh profitabilitas perusahaan telah terbukti merupakan salah
membayar pajak masih minim. Hal ini karena satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan perusahaan
pengetahuan mengenai pajak yang diperoleh masyarakat dalam mematuhi peraturan perpajakan karena
belum optimal (Saraswati, 2012). profitabilitas akan menekan perusahaan untuk
melaporkan pajaknya. Perusahaan dengan profitabilitas
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muchsin rendah pada umumnya mengalami kesulitan keuangan
Ichsan (2013), pengetahuan Wajib Pajak berpengaruh (financial difficulty) dan cenderung melakukan
signifikan positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak Badan ketidakpatuhan pajak (Prayatni, 2016).
di Kota Padang. Selain dari pengetahuan dan
pemahaman perpajakan, yang dapat meningkatkan Tingkat kepatuhan wajib pajak badan tahun
kepatuhan wajib pajak adalah kualitas pelayanan fiskus. 2016 berdasarkan informasi yang diperoleh dari
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian 2. Apakah pelayanan fiskus berpengaruh terhadap
Keuangan, masih rendah. Rasio kepatuhan wajib pajak kepatuhan wajib pajak badan pada KPP Pratama
badan masih di bawah target, yakni dari 1,47 juta wajib Medan Barat ?
pajak badan yang terdaftar wajib lapor SPT hanya 3. Apakah sanksi pajak berpengaruh terhadap
664.000 atau 45% dari jumlah tersebut. Kondisi yang kepatuhan wajib pajak badan pada KPP Pratama
sama juga dialami oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ?
Medan Barat, dilihat dari penerimaan pajak penghasilan 4. Apakah kondisi keuangan perusahaan berpengaruh
badan tahun 2016 mengalami penurunan. Sebelumnya terhadap kepatuhan wajib pajak badan pada KPP
pada tahun 2015 penerimaan pajak penghasilan badan Medan Barat ?
sebesar Rp. 59.232.535.886, turun menjadi Rp. 5. Apakah pengetahuan perpajakan, pelayanan fiskus,
33.647.408.299. Penurunan penerimaan pajak sanksi pajak dan kondisi keuangan perusahaan,
disebabkan masih rendahnya tingkat kepatuhan wajib berpengaruh secara bersama-sama terhadap
pajak. Tingkat kepatuhan yang diukur dari kepatuhan wajib pajak badan pada KPP Pratama
perbandingan jumlah wajib pajak badan yang Medan Barat ?
melaporkan SPT dengan jumlah WP badan yang
terdaftar. Hal ini terlihat dari tabel berikut. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
Tabel I.1 penelitian ini adalah sebagai berikut :
Jumlah WP Badan Terdaftar Dan Jumlah a. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh
Pelaporan SPT Tahunan Kantor Pelayanan pengetahuan dan pemahaman perpajakan
Pajak Pratama Medan Barat Tahun 2012 – 2017 berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan
uha pada KPP Pratama Medan Barat.
b. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh
pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak badan pada KPP Pratama Medan Barat.
c. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh sanksi
pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
badan pada KPP Pratama Medan Barat.
d. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kondisi
keuangan perusahaan berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak badan pada KPP Pratama
Medan Barat.
e. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh
Sumber data: KPP Pratama Medan Barat, (2018) pengetahuan dan pemahaman perpajakan,
pelayanan fiskus, sanksi pajak dan kondisi keuangan
perusahaan, berpengaruh secara bersama-sama
Berdasarkan tabel di atas seharusnya terhadap kepatuhan wajib pajak badan pada KPP
pertumbuhan jumlah wajib pajak berdampak pada Pratama Medan Barat.
peningkatan kepatuhan wajib pajak. Namun hal
tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya karena Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pertumbuhan jumlah wajib pajak tersebut tidak diiringi pengetahuan dan memberikan sumbangan berupa
dengan peningkatan WP yang melaporkan SPT. Dari pengembangan ilmu yang berkaitan dengan kepatuhan
tahun 2012 hingga tahun 2017 persentase kepatuhan wajib pajak badan. Penelitian ini juga dapat bermanfaat
wajib pajak badan cenderung mengalami penurunan untuk referensi penelitian sejenis untuk dikembangkan
dengan total pertumbuhan -1,70. Berarti peningkatan lebih lanjut dan memberikan sumbangan konseptual
jumlah wajib pajak yang terdaftar belum dapat dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk
meningkatkan jumlah SPT Tahunan. perkembangan dan kemajuan dunia Pendidikan. Serta
dapat menambah pengetahuan dan memberikan
pengembangan ilmu yang berkaitan tentang kepatuhan
wajib pajak badan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka
dapat diketahui rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: Kajian Pustaka
1. Apakah pengetahuan dan pemahaman perpajakan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.
pada KPP Pratama Medan Barat ? 554/KMK.04/2000 sttd KMK No. 235/KMK.03/2003
menyatakan bahwa :
“Kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak 1) Behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil
dalam pemenuhan kewajiba perpajakannya sesuai dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan (beliefs strength and outcome evaluation).
peraturan pelaksananaan perpajakan yang berlaku
2) Normative beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan
dalam Negara”.
normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi
Dasar hukum yang digunakan untuk harapan tersebut (normative beliefs and motivation to
menetapkan Wajib Pajak Patuh adalah sebagai berikut : comply).
a. Pasal 17C Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000.
3) Control beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan
b. Keputusan Menteri Keuangan No.
hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku
544/KMK.04/2000 Jo 235/KMK.03/2003.
yang akan ditampilkan (control beliefs) dan
c. Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-550/PJ./2000 Jo.
persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang
KEP-213/PJ/2003.
mendukung dan menghambat perilakunya tersebut
d. Surat Edaran Dirjen Pajak No. 5E-13/PJ.331/2003.
(perceived power).
Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan
peraturan perundangan perpajakan adalah Pengaruh Pengetahuan Dan Pemahaman
meningkatnya tingkat pemahaman wajib pajak akan hak Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
dan kewajibannya sehingga tingkat kepatuhan Pajak Badan.
membayar pajak juga akan meningkat dan
Rahayu (2010) menyatakan bahwa tingkat
penghimpunan dana lewat pajak bagi penyelenggara
pengetahuan pajak masyarakat yang memadai akan
pemerintahan dan kenegaraan dapat lebih optimal.
mudah bagi wajib pajak untuk patuh pada peraturan
Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah
perpajakan. Sementara itu Fallan (1999) yang
dengan menyebarluaskan peraturan perundang-
dikutip Rahayu (2010) menyatakan bahwa
undangan perpajakan beserta sistem dan prosedurnya
memberikan kajian pentingnya aspek pengetahuan
kepada masyarakat (Hani.S, 2010).
perpajakan bagi wajib pajak sangat mempengaruhi
Kepatuhan pajak badan adalah kepatuhan tax sikap pajak terhadap sistem perpajakan yang adil.
professional dalam memenuhi kewajiban perpajakan Dengan pengetahuan yang semakin baik akan
perusahaan. Penelitian Brown dan Mazur (2003) dalam memberikan sikap memenuhi kewajiban dengan
Arsyad (2013) mengukur kepatuhan pajak dengan 3 benar melalui adanya sistem perpajakan suatu
pengukuran yaitu : negara yang dianggap adil. Dengan mengutamakan
kepentingan negara di atas kepentingan pribadi
a. Kepatuhan penyerahan SPT (filing compliance).
akan memberi keikhlasan masyarakat untuk patuh
Kepatuhan dalam penyerahan SPT didasarkan atas
dalam kewajiban perpajakannya
ketepatan dalam pembayaran tidak melebihi dari
Apabila masyarakat memiliki pengetahuan
ketentuan yang sudah ditentukan kantor pajak.
yang cukup yang diperoleh karena memiliki tingkat
b. Kepatuhan pembayaran (payment compliance).
pendidikan yang tinggi tentunya juga akan dapat
Kepatuhan dalam pembayaran didasarkan atas
memahami bahwa dengan tidak memenuhi
ketepatan dalam nilai dan besaran yang harus
peraturan maka akan menerima sanksi baik sanksi
dibayar dan waktu pembayaran.
administrasi maupun pidana fiskal maka akan
c. Kepatuhan pelaporan (reporting compliance).
diwujudkan masyarakat yang sadar pajak dan mau
Kepatuhan dalam pelaporan didasarkan atas
memenuhi kewajiban perpajakannya. Sehingga
ketepatan dalam waktu pelaporan nilai pajak yang
hipotesis mengenai pengaruh pengetahuan dan
harus dibayarkan ke kantor pajak.
pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan wajib
Menurut Mustikasari (2007) dalam Muhammad pajak badan adalah sebagai berikut:
Arsyad (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi H1: Pengetahuan dan pemahaman perpajakan
kepatuhan wajib pajak termasuk ke dalam model berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
Theory of Planned Behavior (TPB) terhadap kepatuhan badan.
wajib pajak badan dengan responden tax professional
diantaranya adalah sikap terhadap niat berperilaku, Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus
norma subyektif, kewajiban moral, kontrol Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan.
keperilakuan yang dipersepsikan, persepsi kondisi
Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi
keuangan, persepsi faslilitas perusahaan dan persepsi
kewajibannya membayar pajak tergantung pada
iklim organisasi.
bagaimana petugas pajak memberikan mutu
Dalam Theory of Planned Behavior (TPB) perilaku pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. Tingkat
yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya keberhasilan penerimaan pajak selain dipengaruhi
niat untuk berperilaku. Sedangkan munculnya niat oleh Tax Payer juga dipengaruhi oleh Tax Policy,
berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu: Tax Law dan Tax Administration (Prastiantono,
1994). Ketiga faktor ini melekat dan dikendalikan
oleh fiskus itu sendiri, sedangkan faktor Tax Payer Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman
didominasi dari dalam diri wajib pajak itu sendiri. Perpajakan, Kualitas Pelayanan Fiskus,
Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi Sanksi pajak, Dan Kondisi Keuangan
kewajibannya membayar pajak tergantung pada Perusahaan Terhadap Kepatuhan Wajib
bagaimana petugas pajak memberikan mutu Pajak Badan.
pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. Selama
Perpajakan merupakan salah satu instrumen
ini peranan yang fiskus miliki lebih banyak pada
kebijakan skal yang dinamis, penerapannya harus
peran seorang pemeriksa. Padahal untuk menjaga
senantiasa mengikuti dinamika perekonomian, baik
agar wajib pajak tetap patuh terhadap kewajiban
domestik maupun internasional (Rosdiana, 2006).
perpajakannya dibutuhkan peran yang lebih dari
Mengingat adanya dua fungsi yang melekat pada
sekedar pemeriksa (Panggabean, 2002). Sehingga
pajak (budgetair dan regulerend), maka dalam
hipotesis mengenai pengaruh kualitas pelayanan
pemungutan pajak bukan hanya ditujukan untuk
fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak badan adalah
menjaga dan meningkatkan momentum
sebagai berikut:
pertumbuhan ekonomi, juga menggenjot
H2: Kualitas Pelayanan Fiskus berpengaruh terhadap
penerimaan negara. Oleh karena itu,setiap tahun
kepatuhan wajib pajak badan.
Dirjen Pajak dituntut untuk selalu meningkatkan
penerimaan dari sektor pajak sejalan dengan
Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus
meningkatnya kebutuhan dana untuk pembangunan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan.
(Rahayu, 2007).
Mardiasmo (2011) menyatakan bahwa sanksi
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muchsin
perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan
Ichsan (2013), pengetahuan Wajib Pajak
perundang undangan perpajakan (norma
berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan
perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi.
Wajib Pajak Badan di Kota Padang. Penelitian yang
Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu (2006)
dilakukan oleh Mariska Sisilia (2016), pelayanan
menyatakan bahwa “sanksi perpajakan terdiri dari
fiskus berpengaruh dan signifikan terhadap
sanksi administrasi dan sanksi pidana, sanksi
kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Medan
administrasi dapat dijatuhkan apabila wajib pajak
Petisah. Menurut Sri Fitrian Jayusman (2017) sanksi
melakukan pelaggaran terutama atas kewajiban
pajak berpengaruh dan signifikan terhadap
yang ditentukan dalam UU KUP dapat berupa
kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP
sanksi administrasi bunga, denda dan kenaikan
Pratama Medan Polonia. Sementara itu menurut
sedangkan sanksi pidana bisa berupa hukuman
Priyatni (2016) kondisi keuangan berpengaruh
kurungan dan hukuman penjara”. Oleh karena itu,
positif terhadap kepatuhan wajib pajak hotel di
hipotesis pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan
Dinas Pendapatan Kota Denpasar.
wajib pajak badan adalah sebagai berikut:
H3: Sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Dalam penentuan variabel-variabel bebas di
wajib pajak badan. atas dengan di dukung oleh teori-teori yang
dikemukakan dan penelitian yang dilakukan maka
Pengaruh Kondisi Keuangan terhadap dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap variabel
Kepatuhan Wajib Pajak Badan bebas di atas memiliki pengaruh yang cukup
Kondisi keuangan adalah kemampuan keuangan signifikan terhadap variabel terikat. Yaitu dalam
perusahaan yang dapat dilihat dari tingkat kepatuhan wajib pajak badan tidak dapat terlepas
profitabilitas (profitability) dan arus kas (cash flow). dari beberapa faktor-faktor yang dapat
Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang mempengaruhinya. Dan beberapa diantaranya yaitu
tinggi cenderung melaporkan pajaknya dengan jujur pengetahuan dan pemahaman perpajakan, kualitas
dari pada perusahaan yang mempunyai profitabilitas pelayanan fiskus, sanksi pajak dan kondisi keuangan
keuangan dan cenderung tidak patuh. Jika tax perusahaan akan meningkatkan kepatuhan wajib
professional (pelaksana perpajakan di perusahaan) pajak badan.
mempunyai persepsi bahwa profitabiilitas rendah H5: Pengetahuan Dan Pemahaman Perpajakan,
pada umumnya mengalami kesulitan keuangan Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Pajak, Kondisi
perusahaan maka tingkat kepatuhan rendah, jika Keuangan Perusahaan berpengaruh terhadap
kondisi baik, maka tax professional akan patuh kepatuhan wajib pajak badan.
dalam menjalankan kewajiban perpajakan
perusahaan yang di wakili (Elia Mustikasari,2007
dalam Hani.S, 2010). Oleh karena itu, hipotesis II. METODE PENELITIAN
pengaruh kondisi keuangan terhadap kepatuhan
wajib pajak badan adalah sebagai berikut: A. Paradigma Penelitian
H4: Kondisi keuangan berpengaruh terhadap Paradigma dalam penelitian ini adalah :
kepatuhan wajib pajak badan.
terhadap kepatuhan WPOP di Kabupaten Minahasa 2) Kualitas pelayanan fiskus memberi pengaruh
Selatan dimana hasil penelitian membuktikan bahwa terhadap kepatuhan wajib pajak. Semakin baik
kesadaran perpajakan dan sanksi pajak berpengaruh pelayanan yang diberikan oleh fiskus, maka
signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak. kepatuhan wajib pajak semakin meningkat.
Sedangkan sikap fiskus tidak berpengaruh signifikan 3) Sanksi pajak memberi pengaruh terhadap
terhadap kepatuhan membayar pajak. kepatuhan wajib pajak. Dengan adanya
pemberlakuan ketegasan sanksi perpajakan, maka
3. Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak
Pajak Badan
badan di KPP Pratama Medan Barat.
Hasil analisis dengan uji-t membuktikan bahwa
4) Kondisi keuangan memberi pengaruh terhadap
sanksi pajak memberi pengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak. Semakin baik kondisi
kepatuhan wajib pajak. Hal ini diindikasikan oleh nilai
keuangan perusahaan, maka semakin patuh
bahwa t-hitung X3 (2.075) > t-tabel (1.98) dan p-value
perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban
(0,041) < 0,05. Dengan kata lain,semakin tegas sanksi
perpajakannya.
pajak, cenderung semakin meningkatkan kepatuhan
5) Pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan fiskus,
wajib pajak. Artinya, banyak wajib pajak menjadi patuh
sanksi pajak dan kondisi keuangan secara simultan
setelah diberikan sanksi pajak yang tegas. Hal ini
memberi pengaruh terhadap kepatuhan Wajib
berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Dengan kata lain,
Pajak.
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa sanksi
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan dapat
pajak memberi pengaruh positif terhadap kepatuhan
diberikan saran sebagai berikut :
wajib pajak, dapat diterima.
a. Disarankan kepada Kantor Pelayanan Pajak
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tiraada
Pratama Medan Barat agar memberikan informasi
(2013), Kesadaran Perpajakan, sanksi pajak, sikap fiskus
mengenai pengetahuan perpajakan melalui media
terhadap kepatuhan WPOP di Kabupaten Minahasa
massa ataupun melalui jejaring sosial yang banyak
Selatan dan hasil penelitian membuktikan bahwa
dimiliki oleh masyarakat agar mudah dipahami.
kesadaran perpajakan dan sanksi pajak berpengaruh
b. Kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak.
Barat, disarankan untuk lebih meningkatkan
4. Pengaruh Kondisi Keuangan Terhadap Kepatuhan kualitas pelayanan fiskus, sehingga kepatuhan
Wajib Pajak Badan wajib pajak dapat lebih dimaksimalkan.
Hasil analisis dengan uji-t bahwa kondisi keuangan c. Disarankan agar Kantor Pelayanan Pajak Pratama
memberi pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib Medan Barat lebih tegas dalam memberikan
pajak. Hal ini diindikasikan oleh nilai t-hitung X4 sanksi pajak bagi wajib pajaknya yang tidak patuh
(2.661) > t-tabel (1.98) dan p-value (0,009) <0,05. terhadap kewajiban perpajakannya.
Dengan kata lain, semakin baik kondisi keuangan d. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
perusahaan, semakin tinggi pula kepatuhan wajib pajak. diharapkan dapat memperhatikan dan memahami
Hal ini berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Dengan kondisi keuangan perusahaan guna meningkatkan
kata lain, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak badan.
kondisi keuangan memberi pengaruh positif terhadap e. Disarankan agar peneliti selanjutnya melakukan
kepatuhan wajib pajak, dapat diterima. penelitian sejenis dengan menambahkan variabel
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Shinta lain seperti sosialisasi perpajakan, kesadaran
Devy, 2015, Pengaruh Pemahaman Perpajakan, Kondisi membayar pajak, dan lain sebagainya dengan skala
Keuangan, Sanksi Pajak, dan Keadilan Pajak Terhadap penelitian yang lebih luas sehingga diperoleh hasil
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM dimana hasil penelitian yang lebih akurat.
penelitian membuktikan bahwa Pemahaman
Perpajakan, Kondisi Keuangan, Sanksi Pajak, dan
Keadilan Pajak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. DAFTAR PUSTAKA
[1] Pertiwi, D.A.Q.B. (2017). “Pengaruh Pengetahuan
IV. KESIMPULAN Perpajakan Dan Kualitas Pelayanan Account
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Representative Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
tentang pengaruh pengetahuan perpajakan, kualitas Badan (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak
pelayanna fiskus, sanksi pajak dan kondisi keuangan Pratama Garut)”. Universitas Widyatama Bandung.
terhadap kepatuhan wajib pajak, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut: [2] Harinurdin, Erwin. (2014). “Perilaku Kepatuhan
1) Pengetahuan dan pemahaman perpajakan Wajib Pajak Badan”. Jurnal Ilmu Administrasidan
memberi pengaruh terhadap kepatuhan wajib Organisasi, Mei–Agustus 2009, hlm. 96-104 Volume
pajak. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan 16, Nomor 2.
dan pemahaman perpajakan berperan dalam
meningkatkan kepatuhan wajib pajak badan. [3] Savitri, Faradilla dan Elva Nuraina (2017).
“Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Jurnal
Pajak Pratama Madiun”. Jurnal Equilibrium, Volume Riset Akuntansi Dan Bisnis Vol. 10 No. 1/ Maret
5, Nomor 1, Januari 2017. 2010.
[4] Karim, Halimah. (2015). “Pengaruh Sosialisasi [15]Saraswati, A.K.. (2016). “Analisis Faktor-Faktor Yang
Perpajakan, Kualitas Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Memepengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi
Perpajakan Terhadap Kinerja Kantor Pelayanan Empiris pada Perusahaan Industri yang Terdaftar di
Pajak (KPP) Dengan Kepatuhan Wajib Pajak Sebagai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta)”;
Variabel Intervening Di KPP Pratama Medan Universitas Diponegoro Semarang.
Belawan”. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas [16]Winerungan, Oktaviane Lidya (2013). “Sosialisasi
Sumatera Utara. Perpajakan, Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan WPOP Di KPP Manado Dan KPP
[5] Hutagaol, Jhon. (2007). Strategi Meningkatkan Bitung”. Jurnal EMBA Volume 1 No.3 September
Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi, Vol. 6 2013, Hal. 960-970.
(2):h:186-193.