Anda di halaman 1dari 2

RESUME TEOLOGI AGAMA PRIMITIF

Oleh: Alip Alfiandi Rizki Maulizain

Agama adalah ajaran dan/atau tuntunan hidup yang diwariskan secara turun-temurun
diwariskan dari generasi ke-generasi. Sedangkan istilah premitif adalah sebutan yang
ditujukan kepada orang yang hidup si masa lalu. Dalam hubungannya dengan kepercayaan,
istilah primitif digunakan untuk menandai masa perkembangan manusia yang paling awal
dan bentuk agama yang paling awal, yang kemudian berkembang dari politeisme menjadi
monoteisme.

1) Adapun sifat atau ciri-ciri masyarakat primitif antara lain:


a. Pandangan tentang alam semesta (objek-subjek)
Mereka beranggapan bahwa dunia dan alam sekitarnya merupakan subjek (yang
diketahui). Hal ini yang menyebabkan masyarakat primitif memandang sakral
terhadap sesuatu yang menimbulkan manfaat atau merugikan. Misalnya keris, batu,
dan pohon, merupakan sesuatu yang sakral dan perlu dihormati karena keberadaannya
dianggap suci.
b. Sikap hidup yang serba magis
Perbuatan dan semua upacara yang dilakukan oleh masyarakat primitif selalu
dihubungkan dengan hal-hal yang berbau ghaib, sementara kepercayaan terhadap
pengetahuan empiris belum berlaku pada masa itu.
c. Penuh dengan upacara/ritual
Kehidupan pada masa itu sangat kental dengan upacara/tradisi, dan sangat religius.
Hampir seluruh kegiatan mereka sertakan dengan ritual, seperti; sebelum mulai
menanam bibit dan saat panen hasil kebun atau sawah, semuanya disertai dengan
upacara atau ritual.

2) Agama/kepercayaan yang dianut oleh masyarakat primitif:


a. Dinamisme: Kepercayaan pada benda, seperti pohom besar, batu, dan semua hal
yang dianggap lebih kuat dari mereka.
b. Animisme: Kepercayaan terhadap roh suci atau nenek moyang.
c. Politeisme: Kepercayaan terhadap kekuatan super yang mereka sebut sebagai
dewa.
d. Monoteisme: Kepercayaan terhadap satu kekuatan super yang disebut Tuhan.
3) Sosiologi agama primitif
Jika di lihat dari sudut pandang lain, kepercayaan primitif memiliki beberapa
kesamaan dengan beberapa unsur pokok agama lainnya;
a. Layakya agama lain, unsur adanya zat yang disakralkan juga ditemui dalam
kepercayaan primitif yang berupa roh atau kekuatan super.
b. Yang kedua yakni kitab suci. Secara fisik memang tidak dimiliki oleh
kepercayaan primitif, namun sebagai landasan mereka berpegang teguh dengan
mitos-mitos yang disebarkan dari mulut-kemulut.
c. Unsur ketiga yakni system ibadah. Dalam hal ibadah mereka menggunakan sesaji
(sajen) sebagai alat persembahan kepada zat yang dipuja.
d. Unsur keempat ialah adanya kelompok/jamaah.
Namun ada juga pihak yang tidak setuju dan mengatakan bahwa kepercayaan primitif
tidak layak disebut sebagai agama. Menurut mereka, hal magi situ dinilai sebagai
suatu perbuatan yang tidak sewajarnya dan bersifat merusak dalam agama.

Anda mungkin juga menyukai