Narasi Dokumenter :
Semenjak covid mewabah peradaban di muka bumi sangat berubah. Kehidupan makin tak
terarah dari kalangan muda, remaja hingga kalangan tua. Berjuang tak tahu habisnya mencapai
suatu titik yaitu titik yang sangat lemah. Sekian lama semakin menjadi manusia penyendiri. Bak
seorang intovert yang menutup diri membatasai diri serta menjauhkan diri bersemedi dirumah
yang katanya menjadi tempat terbaik saat ini.
Tak pandang derajat , jabatan serta keaadaan semuanya di pukul rata wajib menaati.
Pertemuan dibatasi yang mulanya lama menjadi sangat kilas , keluarpun menjadi tak bebas
karena peraturan ? hmm yang katanya sangat tegas. Ya semua itu demi kepentingan
bersama . demi kepentingan agar semua ini cepat usai.
Kita tak bisa hanya diam . kita tak bisa hanya memikirkan diri sendiri. Kita tak bisa hanya
meratapi musibah yang memang sudah tergaris untuk kita. Kita tak bisa..... Ya memang kita tak
bisa, tapi... kita mampu untuk tidak hanya diam , kita mampu untuk tidak memikirkan diri sendiri
, kita mampu untuk bergerak melawan semua wabah ini. Memang kodratnya seorang manusia
yang mampu hendaklah menolong yang kurang mampu.
Kita harus banyak berterima kasih kepada mereka yang berada di garda terdepan. Kita harus
kembali merenung melihat sanak saudara bahkan keluarga sebangsa setanah air kita yang
berada di rumah sakit yang sedang berperang melawan musibah yang memang tak
mengenakan kita semua.
Percayalah semua iini tak akan selessai selagi kita tidak memulai. Ayo mulai perjuangan kita
kembali kawan . Tak harap banyak, lakukan sesuai porsi ,lakukan sesuai bidang masing
masing. Bukan maksud niat tuk menyudahi tapi hanya ingin mengurangi dan menyemangati
agar tetap dapat berjuang di kala susah ini.
Kita memang tak banyak berjasa , kita memang tak banyak berusaha , tapi kita pasti dapat
banyak berterima kasih kepada semua yang telah berkontribusi untuk berperang melawan
wabah ini. Wahaai...pahlawan kemanusiaan sudah hendaknya engkau beristirahat sebentar
,sudah hendak nya engkau kembali kesuasana aman dan nyaman msudah saatnya engkau
kembali tersenyum
Izinkanlah kami yang tak dapat hanya berterima kasih, agar dapat ber aksi meringankan beban
mu wahaii pahlawan. Mari kita mulai kembali, mari kita berjuang kembali , mari kita berusaha
bersama , hingga wabah pandemi ini musnah hingga kita bisa melihat kembali senyuman di
masa depan kelak pasti.
Note discene ,terakhir scene nulis :
Manusia diciptakan dengan kesempurnaan. Hingga mampu ,menghadapi berbagai keadaan.
Namun.....
Sadarkah? Mereka terlalu sibuk dengan urusan dunianya , hingga lupa dengan penciptanya.
Covid 19 Ia di ciptakan , meluluh lantahkan manusia di berbagai penjuru dunia mungkin tuhan
nerusaha mengingatkan . Mengingatkan manusia yang mulai tamak akan urusan keduniawian.
Kini...
Bukan saatnya saling menyalahkan masih ada kesempatan untuk memperbaiki yang telah
terjadi . Saatnya saling menguatkan dan menyadarkan Bahwa keaadaan yang terjadi memiliki
alasan.
Semoga masih ada kesempatan dan harapan serta pengampunan