Anda di halaman 1dari 16

1

PRODUKSI TERNAK POTONG


PET243

Fakultas Peternakan Universitas Jambi


PERTUMBUHAN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM
USAHA PENGGEMUKAN

Tujuan Instruksional Umum :

Mengetahui dan memahami proses pertumbuhan pada ternak sapi


potong untuk mendapatkan produktivitas sapi yang optimal.

Tujuan Instrusional Khusus :

Agar mahasiswa setelah selesai mengikuti kuliah ini dapat


memanfaatkan teori pertumbuhan dalam usaha penggemukan sapi
potong.

Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori pertumbuhan dalam


pemilihan bakalan dan proses penggemukan sapi potong sehingga
diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi.
Teori Pertumbuhan

Ternak sapi seperti halnya makhluk hidup lainnya mengalami


pertumbuhan terus menerus.

Pertumbuhan adalah pertambahan berat badan atau ukuran


tubuh sesuai dengan umur.
Perkembangan berhubungan dengan perubahan ukuran serta
fungsi dari berbagai bagian tubuh semenjak embrio sampai
menjadi dewasa.

Dalam rangka usaha ternak potong, pemahaman tentang


pertumbuhan sangat penting, karena daging sebagai produk
utama ternak potong, kualitas dan kuantitasnya ditentukan oleh
terbentuknya jaringan edible portion terutama daging, melalui
proses pertumbuhan.
Proses pertumbuhan dan perkembangan dari semua jaringan
tubuh secara kumulatif dapat diukur dari pertambahan berat
badan ternak.
Pertumbuhan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu
usaha peternakan terutama pada ternak penghasil daging.
Pengertian pertumbuhan pada ternak potong dimulai pada saat
terjadinya pembuahan yang kemudian dilanjutkan dengan proses
hiperplasia (peningkatan jumlah sel jaringan) dan hipertrofi
(peningkatan ukuran sel) dan Akresi (penimbunan nutrisi).

Pada masa awal (dua pertiga masa kebuntingan) pertumbuhan


didominasi oleh hiperplasia, sedangkan sepertiga akhir masa
kebuntingan didominasi oleh proses hipertrofi (peningkatan
ukuran sel / serabut otot) dan dilanjutkan pada periode post
natal (sesudah kelahiran).
Definisi-definisi Pertumbuhan.

Pertumbuhan adalah peningkatan berat badan ternak sampai ukuran


dewasa tercapai (Goodwin, 1977).
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah protein yang terbentuk melebihi
jumlah protein yang hilang (Bogard, 1977).

Definisi lain : Pertumbuhan sebagai pertambahan protoplasma (benda


hidup didalam sel) yang melebihi protoplasma yang rusak atau hilang
(Hammond, 1955).

Anggorodi (1979) : Penambahan berat akibat penimbunan lemak atau


penimbunan air bukan pertumbuhan murni.

Ditinjau dari segi kimiawi : Pertumbuhan murni adalah suatu penambahan


jumlah protein dan zat-zat mineral yang tertimbun di dalam tubuh. Bila
definisi ini diterima, bertambahnya berat badan akibat penambahan lemak,
air dan tulang tidak termasuk adanya pertumbuhan.
Definisi-definisi Perkembangan.

Moran (1992) : Meningkatnya umur ternak akan terjadi perubahan


pada ukuran, bentuk dan komposisi tubuh.

Fouler (1968) : Pertumbuhan adalah peningkatan bobot badan


sejalan dengan meningkatnya umur, sambil terjadi perkembangan
yaitu perubahan struktur dan fungsi organ tubuh pada ternak yang
sedang tumbuh dari adanya perbedaan pertumbuhan relatif
komponen tubuh.

Pertumbuhan dapat diukur karena dapat mengacu pada


perubahan berat badan, tapi perkembangan merupakan
phenomena komplek dan sangat sulit untuk dihitung.
Hukum Pertumbuhan

1. Laju pertumbuhan dimulai sejak foetus (janin). Laju


pertumbuhan janin pada awalnya lambat dan bertambah cepat
sesuai umur kebuntingan, ¾ berat dari bobot lahir ternak
dicapai pada bulan terakhir kebuntingan. Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi bobot lahir ternak, yaitu : nutrisi
induk, jumlah sekelahiran dan bangsa.

2. Setelah lahir, pertumbuhan ternak akan mengikuti kurva


sigmoid (berbentuk huruf S). Fase akselarasi dicapai pada sekitar
pubertas (dewasa kelamin).
3. Untuk tujuan produksi daging, ternak akan lebih
menguntungkan bila dipotong pada sekitar kurva fase
akselarasi.

4. Tingkat gizi pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan. Bila


level pakan rendah, pertumbuhan akan terhambat. Ternak
muda yang pernah mengalami kekurangan pakan, bila
diberikan pakan bermutu akan diperbaiki laju
pertumbuhannya dengan munculnya pertumbuhan
kompensasi.

5. Laju pertumbuhan maksimum akan dicapai bila kondisi


lingkungan sangat menunjang.

6. Faktor inheritan ternak (genotipe) merupakan pembatas


terhadap tingkat pertumbuhan dan dewasa tubuh.
Hukum Perkembangan
Mengukur Pertumbuhan.
Pertumbuhan bukan merupakan fungsi linier namun
penambahan masa (berat) berbentuk huruf S, awalnya
bergerak lambat kemudian cepat dan akhirnya melambat lagi,
bahkan konstan.

Model matematik pertumbuhan adalah :

Berat
Pertumbuhan = -------------
Waktu
Kecepatan pertumbuhan pada periode tertentu secara matematik
dinyatakan sebagai pertambahan berat badan dalam jangka waktu
tertentu.
dW
Rg = ----------
t
Rg = kecepatan pertumbuhan
dW = perubahan berat
t = periode waktu.

Pada periode lepas sapih, secara matematik hampir sebagai garis


lurus, karena pertambahan bobot badan relatif konstan.

Pertambahan bobot badan meningkat sejalan peningkatan umur


sampai mendekati pubertas, setelah pubertas pertambahan bobot
badan menurun dan pertumbuhan akan berhenti bila sapi
mencapai dewasa.
Pertumbuhan murni dapat diukur berdasarkan rumus Banister dan
Sood (1974):

(W2-W1)
RGR = ------------ x 100%
(W2-W1)/t

RGR = Real Growth Rate (Pertumbuhan murni)


W2 = Berat badan Akhir
W1 = Berat badan Awal
t = waktu/minggu
Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor external dan internal.


Faktor external yang paling berperan adalah makanan, sedangkan
faktor internal yang paling dominan mempengaruhi pertumbuhan
adalah kebakaan dan endocrine atau sekresi hormonal.

Pertumbuhan setelah sapih dipengaruhi faktor kebakaan. Namun


manifestasinya harus ditunjang faktor lingkungan. Dengan ransum
sama, beberapa ternak ada yang tumbuh lebih lambat. Perbedaan
pertumbuhan ini pengaruh dari faktor genetik.

Kelenjar endocrine adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran


dan memproduksi hormon yang disekresikan ke dalam darah.
Hormon adalah zat kimia dari kelenjar endocrine yang dibawa
aliran darah ke berbagai tubuh dan menimbulkan pengaruh yang
specifik.
Kelenjar yang mempengaruhi pertumbuhan adalah :

a. Kelenjar Pituitary,
b. Kelenjar Thyroid,
c. Kelenjar Ovarium,
d. Kelenjar Testes,
e. Kelenjar Adrenal.

a. Kelenjar Pituitary berlokasi di bawah otak. Memproduksi


beberapa hormon dan yang terpenting adalah hormon
pertumbuhan yaitu somatotropin. Hormon pertumbuhan
akan merangsang retensi nitrogen (pembentukan protein
melebihi protein yang digunakan) sehingga menghasilkan
pertumbuhan murni.
b. Kelenjar Thyroid terdiri dari 2 lobus, terletak bergandengan pada
trachea yang berhubungan dengan isthmus.

Kelelenjar Thyroid mensekresikan hormon Thyroxin yang fungsinya


mengontrol metabolisme tubuh.
Kekurangan Thyroxin pada awal kehidupan dapat mengakibatkan
kekerdilan yang tidak proporsional.
Kelebihan thyroxin mengakibatkan ternak kurang cepat tumbuh
dibandingkan dengan yang normal, karena aktivitas metabolisme
berlangsung lebih aktif dibandingkan yang normal (aktivitas
katabolisme / penguraian lebih kuat dari pada anabolisme /
pembentukan).
Bila pakan rendah yodium, kelenjar thyroid tidak cukup memproduksi
hormon thyroxin sedangkan kelenjar pituitary akan selalu menggertak
kelenjar thyroid, hingga akhirnya kelenjar thyroid akan bertambah
besar dan berkembang menjadi penyakit gondok/goiter
c. Ovarium, menghasilkan hormon Progesteron dan Estrogen.
Hormon Progesteron dapat meningkatkan retensi protein.
Hormon Estrogen pengaruhnya sangat bervariasi pada setiap
species.

d. Testis memproduksi testosteron dan androgenik (hormon


yang berpengruh terhadap sifat kejantanan). Androgen
berfungsi : menstimulir pertumbuhan, meningkatkan
efisiensi pakan, meningkatkan lean dan menurunkan lemak
pada karkas. Androgen lebih efektif digunakan pada ternak
betina dibandingkan dengan ternak kastrasi.

Kastrasi pada pedet jantan, domba dan babi mengakibatkan :


- Penurunan pertumbuhan
- Ternak lebih mudah ditangani
- Dapat mengurangi bau daging yang tajam.
e. Kelenjar Adrenal, berlokasi pada bagian anterior dan medial
ginjal. Terdiri dari bagian medula dan bagian cortex. Bagian
medula atau bagian tengah memproduksi hormon adrenalin.
Bagian cortex atau bagian luar mensekresikan beberapa
hormon steroid. Pemberian cortison (salah satu hormon steroid
yang diproduksi adrenal cortex) pada sapi dan domba dapat
meningkatkan kandungan lemak tubuh. Ternak yang aktivitas
kelenjar adrenalnya tinggi cepat menjadi gemuk.

Anda mungkin juga menyukai