Anda di halaman 1dari 11

Tahapan dan Penanggulangan Pelanggaran Disiplin Kelas

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah


“Pengelolaan Kelas”

Dosen Pengampu
Wiwin Rif’atul Fauziyah, M.S.I

Disusun Oleh :
Muhammad Sirojuludin (201180382)
Nabila Husna Maulidah R (201180390)
Muhammad Ikhsan Amirul M (201180380)
Nur Inda Sari (201180402)

Kelompok/Kelas/Semester :

8/PAI K/4

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONOROGO 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Model Penilaian Kelas yang berjudul “Model-model
Evaluasi dalam Pembelajaran”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga pembuatan makalah ini dapat selesai dengan baik.
Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Rasa terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Ahmad Kusaini,
M.Pd. selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Model Penilaian Kelas. Kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi setiap pembaca dan dapat
memberikan pengetahuan tentang Model-model Evaluasi dalam Pembelajaran.

Ponorogo, 1 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................... 1

C. Tujuan................................................................................................. 1

BAB II : PEMBAHASAN
A. Arti Disiplin....................................................................................... 2

B. Tahapan-tahapan dalam memelihara disiplin..................................... 2

C. Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin.......…..….................................. 5

D. Kebiasaan hidup tertib........................................................................ 5

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang
didalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah
ditetapkan. Sikap disiplin kelas sangat diperlukan untuk terwujudnya suatu
proses belajar yang baik. Disiplin kelas akan sangat membantu siswa dalam
belajar karena dengan disiplin kelas, keadaan akan lebih terarah dan tertib
sehingga akan membuat suasana belajar lebih nyaman yang berpengaruh pada
keterampilan dan daya ingat siswa terhadap materi yang telah diberikan.
Sehingga siswa akan lebih mudah dalam menerima pelajaran yang diberikan
dikelas.
Dalam penyelenggaraan disiplin kelas biasannya terdapat
permasalahan atau pelanggaran disiplin. Ketidak terauturan atau pelanggaran
disiplin selama proses belajar mengajar dapat disebabkan juga oleh masalah
yang ditimbulkan oleh para peserta didik namun ada pula yang disebebkan
oleh masalah umum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti disiplin yang baik?
2. Bagaimana tahapan-tahapan dalam memelihara disiplin?
3. Apa saja bentuk-bentuk pelanggaran disiplin itu?
4. Bagaimana kebiasaan hidup tertib itu?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui dan memahami arti dari disiplin yang baik.
2. Mengetahui serta mengamalkan tahapan-tahapan dalam memelihara
disiplin
3. Mengetahui bentuk-bentuk dari pelanggaran disiplin
4. Mengetahui bagaimana kebiasaan-kebiasaan hidup tertib

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Disiplin
Kata disiplin berasal dari bahasa Latin „discipulus‟ yang berarti
“pembelajaran”. Jadi, disiplin itu sebenarnya difokuskan pada pengajaran.
Menurut Ariesandi arti disiplin sesungguhnya adalah proses melatih pikiran
dan karakter anak secara bertahap sehingga menjadi seseorang yang memiliki
kontrol diri dan berguna bagi masyarakat.1
Adapun pengertian disiplin peserta didik adalah suatu keadaan tertib
dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa ada pelanggaran-
pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan.2
Disiplin yang baik adalah terjelmanya aktivitas yang mampu mengatur
diri kepada terciptanya pribadi dan potensi sosial berdasar pengalaman-
pengalamannya sendiri. Pemeliharaan disiplin pada dasarnya adalah
bagaimana membantu anak mengembangkan disiplin dan menerima pusat
pengendalian disiplin.

B. Tahapan-tahapan dalam memelihara disiplin


Dalam upaya untuk menanggulangi terhadap gangguan disiplin kelas
perlu dilaksanakan dengan penuh hati-hati, demokratis, dan edukatif. Cara-
cara penanggulangan dilakukan secara bertahap dengan tetap memperhatikan
jenis gangguan yang ada dan siapa pelakunya, apakah dilakukan individu atau
kelompok. Langkah tersebut mulai dari tahap pencegahan sampai pada tahap
penyembuhan, dengan tetap bertumpu pada penekanan subtansinya bukan
pribadi peserta didik. Di samping itu, para guru harus tetap menjaga perasaan
kecintaan terhadap peserta didik, bukan perasaan benci atau emosional.3

1
Ariesandi, Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia, Tips dan Terpuji
Melejitkan Potensi Optimal Anak, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 230-231.
2
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik ..., hlm. 172-173.
3
Imron Ali, Manajemen Peserta didik, t.t.

2
Memelihara disiplin adalah suatu proses. Karena ia proses, maka
memelihara disiplin akan terdiri dari serangkaian tahapan-tahapan yang harus
diperhatikan oleh parapenegak disiplin. Adapum tahapan-tahapan dalam
memelihara disiplin adalah:
1. Pencegahan
Pada tahap ini para guru perlu menciptakan suasana kelas yang
disiplin, ketepatan intruksional, dan perencanaan pendidikan yang
disiplin. Hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah:
a. Menciptakan suasana kelas, ketepatan perencanaan dan intruksional
b. Mengenal identitas, seperti nama, sifat, kesukaan, dll.
c. Pemberian catatan yang bersifat memberi dorongan pada pekerjaan
peserta didik.
d. Merencanakan pengajaran dan mengajar peserta didik dengan peniuh
variatif dan dengan hal-hal aktual melalui topik-topik relevan.
e. Penguasaan akan disiplin akademik, yang akan menambah kredibilitas
guru yang diperlukan dalam proses pembelajarannya.
2. Pemeliharaan
Pada tahap ini para guru melakukan hubungan sosial emosional
dengan peserta didik dalam menunjukkan perilaku disiplin didalam kelas.
Pemeliharaan perilaku pada umumnya harus sejalan dengan pedoman
yang telah ditetapkan agar peserta didik dapat menjalankan tugas-
tugasnya. Pedoman itu harus memenuhi kepatuhan, kebermaknaan, dan
kepraktisan kearah belajar aktif.
3. Campur Tangan (Intervensi)
Campur tangan merupakan usaha guru untuk menyetop perilaku
tidak pantas dari peserta didik. Ini dilakukn bila teknik-teknik yang
diterapkan dalam fase pencegahan dan pemeliharaan fisik tidak berhasil.
Dalam teknik ini hendaknya dicari teknik yang efektif dan dilaksanakan
secara hemat dan penuh pertimbangan.
Pada campur tangan para guru perlu menangani perilaku peserta
didik yang melanggar disiplin kelas dengan mempelajari gejalannya dan

3
mencari akar permasalahannya dengan teknik-teknik yang berbasis
psikologi pendidikan berupa pemberian saksi atau hukuman.
Campur tangan lebih dilakukan pada gejala utamanya daripada
perilaku menyimpangnya. Guru melakukan terapi situasi daripada
peraturan disiplinnya. Guru hendaknya menggunakan pendekatan ilmu
dan seni mendidik pada fase ini. Guru memerlukan keahlian dalam
langkah-langkah ini seperti bertanya, mentap mata peserta didik, memberi
isyarat dengan tangan atau kepala agar peserta didik tidak berperilaku
yang tidak pantas.
Jika cara ini tidak berhasil mintalah peserta didik dengan
menyebut namanya untuk diam atau memindahkan tempat duduknya, atau
melakukan apa saja yang tepat untuk situasi seperti itu. Hal itu semua
harus dilakukan dengantenang dan tidak emosional . hindari segala bentuk
yang menyebabkan konfrontasi.
4. Pengaturan
Pada tahap ini para guru perlu mengatur perilaku peserta didik
yang menyimpang dari disiplin kelas dengan memberikan bimbingan dan
pengarahan yang mendidik, persuasif, dan demokratis agar peserta didik
menyadari perilakunya yang menyimpang dan kembali mematuhi disiplin
kelas.4
Tujuan dari pengaturan perilaku adalah untuk mengurangi
kesalahan pelaksanaan pengembangan kecakapan peserta didik.fase ini
merupakan fase penting demi tercapainya tujuan peserta didik. Guru harus
memiliki kesabaran, potensi memengaruhi sikap dan perilaku dengan cara
yang tidak merugikan. Guru dapat membantu peserta didik menyadari
bahwa perilaku memiliki konsekuensi dengan kehidupan mereka. Guru
dapat mempertimbangkan alternatif aktivitas kearah pengembangan
perilaku positif melalui cara yang efektif.

4
Ariesandi, Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan bahagia, Tips dan Terpuji
Melejitkan Potensi Optimal Anak (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008).

4
C. Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin
Bentuk- bentuk pelanggarana yang dilakukan siswa adalah aspek
kerapian, kerajinan, kelakuan. Kooi dan schutx menyebutkan hal-hal yang
dianggap sebagai perilaku pelanggaran disiplin dapat digolongkan dalam lima
kategori umum, yaitu:
1. Agresi fisik (pemukulan, perkelahian, perusakan, dan sebagainya)
2. Kesibukan berteman (berbincang-bincang, berbisik-bisik, berkunjung
ketempat duduk teman tanpa izin)
3. Menantang wibawa guru (tidak mau nurut, membentak, memprotes
dengan kasar), dan membuat perselisihan (mengkritik, menertawakan,
mencemoohkan)
4. Mencari perhatian (mengedarkan tulisan-tulisan, gambar-gambar dengan
maksud mengalihkan perhatian dari pelajaran)
5. Merokok di sekolah, datang terlambat, membolos, dan kabur, mencuri dan
menipu, tidak berpakaian sesuai dengan ketentuan , menggunakan obat-
obatan terlarang serta minuman keras di sekolah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk pelanggarana
disiplin sekolah yaitu dengan berbagai bentuk perilaku negatif yang
menyimpang dari peraturan dan tata tertib yang berlaku disekolah.5

D. Kebiasaan hidup tertib


Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai pengaruh
yang positif bagi kehidupan siswa dimasa yang akan datang. Pada mulanya
memang disiplin dirasakan sebagai suatu aturan yang mengekakng kebebasan
siswa. Akan tetapi bila aturan ini dirasakan sebagai sesuatu yang memang
seharunya dipatuhi secara sadar untuk kebaikan sendiri dan kebaikan
bersama,maka lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang baik
menuju kearah disiplin diri.
Disiplin tidak lagi merupakan aturan yang datang dari luar yang
memberikan keterbatasan tertentu, akan tetapi disiplin merupakan aturan yang

5
Ariesandi.

5
datang dari dalam dirinya sendiri suatu hal yang wajar dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Disiplin diri sendiri hanya akan tumbuh dalam suatu
suasana dimana antara guru dan para siswa terjalin sikap persahabatan yang
berakar pada dasar saling saling hormat menghormati dan percaya
mempercayai. Hal ini akan tumbuh apabila:
1. Guru bersikap hangat dalam membina sikap persahabatan dengan semua
siswa
2. Guru bersikap adil sehingga mereka merasa diperlukan sama tanpa rasa
perselisihan.
3. Guru besikap objektif terhadap kesalahan siswa dengan melakukan sanksi
sesuai dengan tata tertin
4. Guru tidak menuntut para siswa unruk mengikuti aturan-aturan yang diluar
kemampuan siswa.
5. Guru tidak menghukum siswa didepan teman-temannya sehingga
mengakibatkan mereka merasa malu
6. Dapat diciptakan suasana optimis sehingga setiap siswa merasakan
berhasil dalam segi tertentu dan tidak senantiasa berada dalam situasi
kegagalan dan kekcewaan.
7. Suasana kehidupan disekolah tidak mendorong siswa kearah tingkah laku
yang dikehendaki
8. Pada saat tertentu disediakan penghargaan dan hadiah bagi siswa yang
tingkah laku sesuai dengan disiplin yang berlaku sebagai suri tauladan
yang baik.6
Sikap guru yang demokratis merupakan kondisi bagi terbinanya
kebiasaan berlaku tertib. Sikap ini akan memberi kesempatan kepada siswa
untuk ikut terlibat dalam menegakkan disiplin sekolah, ikut
bertanggungjawab, ikut mempertahankan aturan yang telah dipikirkan dan
diterapkan bersama.

BAB III
6
Djamarah Syaiful B, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006). 72.

6
PENUTUP

Kesimpulan

1. Kata disiplin berasal dari bahasa Latin „discipulus‟ yang berarti


“pembelajaran”. Disiplin yang baik adalah terjelmanya aktivitas yang
mampu mengatur diri kepada terciptanya pribadi dan potensi sosial berdasar
pengalaman-pengalamannya sendiri.
2. Adapum tahapan-tahapan dalam memelihara disiplin adalah: Pencegahan,
Pemeliharaan, Campur Tangan (Intervensi), Pengaturan, Pengaturan.
3. Bentuk- bentuk pelanggarana yang dilakukan siswa adalah aspek kerapian,
kerajinan, kelakuan. Contoh : Agresi fisik (pemukulan, perkelahian,
perusakan, dan sebagainya).
4. Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai pengaruh yang
positif bagi kehidupan siswa dimasa yang akan datang. Disiplin diri sendiri
hanya akan tumbuh dalam suatu suasana dimana antara guru dan para siswa
terjalin sikap persahabatan yang berakar pada dasar saling saling hormat
menghormati dan percaya mempercayai.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Imron. Manajemen Peserta didik, t.t.


Ariesandi. Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan bahagia, Tips dan Terpuji
Melejitkan Potensi Optimal Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008.
Syaiful B, Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Anda mungkin juga menyukai