Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang lainnya.
Akan tetapi, istilah lain yang dikenalkan oleh Kementerian Kesehatan adalah NAPZA
(narkotika, psikotropika, dan zat aditiktif lainnya). Saat ini maraknya pengguna narkoba masih
belum sadar akan bahayanya narkoba. Penggunaannya pun masih terhitung masif hingga kini.
Kasus peredaran sabu dan banyak tertangkapnya bandar-bandar narkoba internasional dalam
beberapa tahun terakhir menjadi bukti bahwa Indonesia sedang berada dalam kondisi darurat
narkoba. Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa
ini kian meningkat, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari.
Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari
semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak
dapat berpikir jernih. Pada mulanya, zat atau obat golongan ini digunakan untuk kepentingan
pengobatan dan rehabilitasi pasien sesuai dengan kebutuhan medis. Namun, rupanya masih
banyak orang yang menyalahgunakan narkoba untuk kepentingan lain. Kebanyakan pengguna
barang haram itu mengawalinya dengan ‘coba-coba’, hingga jadi kecanduan. Stres, sulit tidur,
penambah stamina, mencari ketenangan, dan pengaruh lingkungan pertemanan dijadikan alasan
oleh penggunanya. Menggunakan narkoba secara bebas tentu memberikan dampak yang buruk
bagi tubuh.
1. Dehidrasi
2. Halusinasi
Halusinasi menjadi salah satu dampak dari penggunaan narkoba yang sering dijumpai.
Jenis narkoba yang sering menimbulkan halusinasi adalah penggunaan ganja. Halusinasi yang
berlebihan dapat menyebabkan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan.
Sering kali pengguna obat-obatan terlarang ini menambah dosis sesuka hati. Akibat dari
dosis yang berlebih dapat menyebabkan gangguan sistem pencernaan, seperti mual, muntah,
diare atau konstipasi dan hilangnya nafsu makan.
Tentu penyalahgunaan narkoba dapat merusak hidup seseorang. Tak sedikit peristiwa
yang membuktikan narkoba dekat dengan kriminalitas dan tindakan penyimpangan lain seperti
seks bebas. Selain itu, narkoba juga dapat mengubah perilaku seseorang menjadi lebih kasar dan
menurunkan nilai moralitas yang dimilikinya.
Organ tubuh penting, seperti otak, jantung, paru-paru hingga ginjal dapat mengalami
kerusakan secara perlahan. Jika pengguna narkotika menggunakan dosis tinggi dan
menyebabkan kondisi overdosis, tubuh dapat mengalami kejang.
4.Meningkat daya khayal. Akan tetapi kenikmatan yang diperoleh sangat sementara,
sehingga menggunakan Narkoba jauh banyak mudharat (kerusakan) daripada manfaatnya.
Penyalahgunaan narkoba atau napza adalah penggunaannya bukan untuk tujuan
pengobatan,tetapi agar dapat menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih, secara kurang
lebih teratur,berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik,
gangguan kesehatan jiwa, dan kehidupan sosialnya. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan dan pemberantasan peredaran gelap napza perlu
ditingkatkan dengan melibatkan secara optimal peran serta masyarakat.
(2) Memberi pencerahan kepada tokoh masyarakat baik formal maupun informal mengenai
peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan
pemberantasan peredaran gelap napza yang tertuang dalam Bab III UU RINo.35 Tahun 2009
Tentang Narkotika dan Bab XII UU RI No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika;
(3) Membentuk wadah dalam bentuk organisasi yang dikoordinasikan oleh BNN;
(5) Memberi akses agar masyarakat mudah menghubungi atau melapor apa bila diduga ada
tindak pidana yang berkaitan dengan penyalahgunaan napza. Selain itu pecandu narkotika dan
korban penyalahgunaan wajib menjalani rehabilitasimedis dan rehabilitasi sosial
sebagaimana dikemukakan pada Pasal 54 dalam Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika. Lebih lanjut pada Pasal 55 ayat (1) dalam Undang-Undang tersebut
dikemukakan:orang tua atau wali dari pecandu Narkotika yang belum cukup umur wajib
melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumahsakit, dan atau lembaga rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mendapatkan pengobatan
dan atau perawatan melalui rehabilitasi medis danrehabilitasi sosial.