Anda di halaman 1dari 12

NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Juni 20yy, (Hal.

pp-pp)

Gambaran Kepatuhan Pemakaian Dan Pelepasan Universal Safety


Precaution Perawat Kamar Bedah Pada Masa Covid-19
Di Instalasi Bedah Sentral (Ibs) Rsup Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2020

Yuhrizona, Ns. Feri Fernandes, M.Kep., Sp.Kep.J b, Ns. Zifriyanthi Minanda Putri,
M.Kepc
a
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Andalas, Limau Manis Pauh, Padang,
25163,Indonesia
b
Pembimbing I Program Studi S1 Keperawatan Universitas Andalas, Limau Manis Pauh,
Padang, 25163,Indonesia
c
Pembimbing II Program Studi S1 Keperawatan Universitas Andalas, Limau Manis Pauh,
Padang, 25163,Indonesia
e-mail korespondensi: email@domain.com

Abstract
COVID-19 is a disease with very fast transmission. Disease transmission among nurses and other
health workers is getting worse. This is exacerbated by the confusion of operational standards for
installing and removing personal protective equipment such as inappropriate use of personal
protective equipment and non-standard hand washing procedures. This study aims to describe the
compliance with the use and release of universal safety precautions for operating room nurses during
the COVID-19 period at the Central Surgical Installation of dr. M. Djamil Padang in 2020. This
research was conducted at the Central Surgery Installation (IBS) Dr. M.Djamil Padang from
November 2020 - January 2021. This type of research is quantitative with adesign descriptive
conducted on 60 respondents using total sampling technique. This study uses an observation sheet.
The results showed that all nurses in the red, yellow and green zones obeyed the use of universal
safety precautions, while 36.7% ofrespondents Green Zone (out of 30 respondents) and 23.3% of Red
Zone and Yellow Zone respondents (from 30 respondents) did not comply with the release of universal
safety precautions, overall (30.0%) nurses who served in the surgical installation of Dr. M. Djamil
Padang did not comply with the release of PPE. It is hoped that knowing the description of nurses'
compliance in using universal safety precautions for health services can increase compliance in the
release of PPE by conducting regular training and supervision by the head of the room..

Keywords : COVID-19, Compliance, Donning and Doffing Unioversal Safety Precaution

Abstrak
COVID-19 menjadi penyakit dengan penularan yang sangat cepat. Penularan penyakit di antara
perawat dan petugas kesehatan lain semakin memburuk. Hal tersebut diperberat oleh kebingungan
standart operasional pemasangan dan pelepasan alat pelindung diri seperti pemakaian alat pelindung
diri yang tidak pada tempatnya dan prosedur mencuci tangan yang tidak sesuai standar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan pemakaian dan pelepasan universal safety
precaution perawat kamar bedah pada masa COVID-19 di Instalasi Bedah Sentral RSUP dr. M. Djamil
Padang tahun 2020. Penelitian ini dilakukan dilakukan di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Dr.
M.Djamil Padang dari bulan November 2020 – Januari 2021. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
dengan desain Descriptive yang dilakukan pada 60 responden dengan teknik total sampling. Penelitian
ini menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh perawat di zona
merah, kuning dan hijau patuh dalam pemakaian universal safety precaution, sedangkkan sebanyak
36,7% responden Green Zone (dari 30 responden) dan 23,3% responden Red Zone dan Yellow Zone
(dari 30 responden) tidak patuh dalam pelepasan universal safety precaution, secara keseluruhan
(30,0%) perawat yang berdinasdi instalasi bedah RSUP Dr. M.Djamil Padang tidakpatuh terhadap
pelepasan APD. Diharapkan dengan mengetahui gambaran kepatuhan perawat dalam penggunaan

Yuhrizon, dkk., Gambaran Kepatuhan Pemakaian .... pp


NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Juni 20yy, (Hal. pp-pp)
universal safety precaution pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kepatuhan dalam pelepasan APD
dengan melakukan pelatihan secara berkala dan supervisi oleh kepala ruangan.

Kata kunci : COVID-19, Kepatuhan, Pemakaian dan Pelepasan, Universal Safety Precaution

Yuhrizon, dkk., Gambaran Kepatuhan Pemakaian .... pp


NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Juni 20yy, (Hal. pp-pp)
gejala ringan sebanyak 80% dan tidak memerlukan
PENDAHULUAN intervensi medis, sekitar 20% kasus COVID-19
Menurut World Health Organization memiliki gejala yang serius seperti dyspnea, sepsis,
(WHO) penyakit Coronavirus 2019, atau yang syok septik, dan kegagalan ginjal sehingga dapat
dikenal sebagai COVID-19 adalah pandemic yang berakibat fatal (CDC, 2020). Tidak ada pengobatan
meluas yang disebabkan oleh novel human atau vaksin kuratif anti-virus yang
coronavirus, serve acute respiratory syndrome direkomendasikan untuk COVID-19, akan tetapi
corona virus (SARS-COV-2), dimana sebelumnya WHO merekomendasikan untuk melakukan
dikenal dengan 2019-nCov (WHO, 2019). COVID- tindakan pencegahan penyebaran dengan
19 pertama kali diumumkan pada Desember 2019 melindungi petugas kesehatan yang kontak erat
yang viral dengan sebutan pneuomoni di Wuhan, dengan pasien (Zhu, 2020).
China dan menjadi masalah kesehatan internasional Tindakan pencegahan utama yang dapat
(Zhu et al, 2020). Sebelumnya virus corona terbagi dilakukan adalah mencuci tangan secara teratur,
menjadi dua wabah yaitu SARS-CoV dan Middle menjaga jarak sosial, dan menjaga kebersihan
east respiratory syndrome corona virus (MERS- pernapasan (etika batuk atau bersin) (WHO, 2020).
CoV) pada tahun 2003 dan 2012 yang menyerupai Selain itu, penerapan langkah-langkah pencegahan
novel corona virus (Wu et al, 2020). seperti isolasi mandiri, dan penutupan bisnis non-
COVID-19 menjadi penyakit dengan esensial juga dapat dilakukan dalam pencegahan
penularan yang sangat cepat, sehingga pada tanggal penyebaran COVID-19 (WHO, 2020). Petugas
20 Januari 2020 WHO menyatakan sebagai “darurat kesehatan berada di garis terdepan pertahanan
kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian COVID-19 dan langsung terpapar dengan pasien
internasional.” Kemudian karena peningkatan COVID-19 tidak hanya infeksi COVID-19, petugas
jumlah kasus dan jumlah negara yang terpapar, kesehatan juga mengalami tekanan psikologis,
maka WHO menyatakan COVID-19 sebagai kelelahan, jam kerja yang panjang, dan stigma
pandemic global pada tanggal 11 Maret 2020 pekerjaan (Gan, 2020).
(WHO, 2020). SARS-CoV-2 ditularkan dari orang Penularan penyakit di antara petugas
ke orang melalui kontak dekat (dalam jarak sekitar kesehatan memburuk dengan adanya kepadatan
6 kaki), melalui sekresi pernapasan berupa batuk pasien yang berlebihan, tidak adanya fasilitas
atau bersin atau dengan menyentuh permukaan isolasi, lingkungan yang terkontaminasi, dan juga
benda yang terkontaminasi virus (Li et al, 2020). diperberat oleh kurangnya kesadaran pribadi tentang
Amerika menjadi Negara yang membawa praktik pengendalian infeksi pada petugas kesehatan
insiden COVID-19 tertinggi pada bulan September (Wu et al, 2020). Hal tersebut didukung oleh
2020 yang melaporkan jumlah kasus baru sebesar penelitian yang dilakukan oleh Song et al. (2019)
38% dan 52% dari semua kasus kematian yang yang melihat tenaga kesehatan terkena COVID-19
dilaporkan pada bulan September akhir (WHO, karena kurangnya perlindungan diri tenaga
2020).Berdasarkan data WHO pada bulan Oktober kesehatan tersebut terhadap safety precaution.
2020 Indonesia berada pada peringkat tujuh belas,
dengan angka kejadian COVID-19 terbanyak, Berdasarkan data dari Komisi Kesehatan
dengan jumlah kasus yang dilaporkan oleh Nasional China terdapat sekitar 1.716 kasus tenaga
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia medis tertular COVID-19 WHO (2020). Di
sebanyak 373.109 kasus baru dikonfirmasi, 12.857 Indonesia, Asosiasi Organisasi Profesi Tenaga
kematian dan 297.509 kasus pulih yang dilaporkan Kesehatan mencatat sekitar 6.680 petugas medis
dari 34 provinsi (WHO, 2020). Dari 34 provinsi terinfeksi COVID-19, dimana 2.979 diantaranya
yang terdapat di Indonesia, Sumatera Barat adalah perawat, dan angka ini akan terus bertambah
merupakan salah satu provinsi yang berzona merah apabila kurangnya upaya pencegahan penyebaran
dengan kategori jumlah penduduk yang terdiagnosa dan penularan COVID-19 pencegahan dan
COVID-19 >500 kasus ( Kemenkes RI, 2020). pengendalian infeksi.
Centers of Dissease Control (CDC) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
mengatakan jika seseorang telah terkontaminasi Republik Indonesia No 27 tahun 2017, kepatuhan
maka virus akan berkembang dengan masa inkubasi perawat dalam melaksanakan praktik pencegahan
selama 2 sampai 14 hari, yang mayoritas mengalami infeksi berperan dalam penurunan insiden
Healthcare Associated Infections (HAIs). Menurut
Yuhrizon, dkk., Gambaran Kepatuhan Pemakaian .... pp
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Juni 20yy, (Hal. pp-pp)
Moralejo et al (2018) kepatuhan dalam penggunaan dari K3RS perawat yang terkonfirmasi positif
APD berkemungkinan kecil dalam penularan infeksi COVID-19 di kamar bedah dalam tiga bulan
baik dari pasien maupun dari perawat. Selain itu terakhir adalah sebanyak 14 orang perawat. PPI
menurut Vaismoradi et al (2020) dalam selalu melakukan supervisi secara acak dan
penelitiannya juga mengatakan bahwa kepatuhan memberikan masukan dan mengingatkan secara
perawat terhadap penggunaan safety precaution tertulis kepada kepala ruangan.
relevan terhadap prinsip keselamatan pasien. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di
Studi yang dilakukan oleh Lim et al (2020) Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Dr. M.Djamil
tentang kepatuhan perawat dalam penerapan standar Padang pada bulan Oktober 2020, orang perawat
precaution menemukan bahwa perawat yang patuh tidak mengetahui jenis APD yang digunakan di
dalam penggunaan APD adalah sebanyak 53,5% ruangan red zone dan yellow zone. Selain itu hasil
dari 332 total responden. Selain itu penelitian yang observasi satu orang perawat yang bekerja di yellow
dilakukan oleh Almutairi et al (2020) menemukan zone menggunakan masker N95 ketika melakukan
bahwa selama masa pandemi COVID-19 sebanyak tindakan biasa yang tidak menimbulkan aerosol dan
53,3% tidak patuh dalam penggunaan safety terdapat 1 orang perawat tidak melakukan
precaution secara benar. kebersihan tangan setelah melepaskan pelindung
Rumah sakit Dr. M. Djamil yang mata (goggle). Hasil wawancara dengan kepala
merupakan RS Rujukan untuk pasien RS wilayah ruangan berdasarkan data supervisi pada bulan
Sumatera Barat. RSUP Dr. M. Djamil juga September terdapat empat orang perawat kamar
merupakan rumah sakit rujukan COVID-19, selain bedah yang tidak mencuci tangan sesuai dengan
itu juga menyediakan kamar operasi dengan SOP, dan sebanyak 2 orang perawat tidak
kategori green zone, yellow zone dan red zone. menggunakan APD sesuai SOP di ruangan.
Kamar operasi tersebut pada masa pandemi ini Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
terpisah antara green zone, yellow zone dan red maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
zone namun petugasnya bergilir antara ruangan yang berjudul “Gambaran Kepatuhan Pemakaian
tersebut. Kamar operasi merupakan ruangan dan Pelepasan Universal Safety Precaution Perawat
tertutup yang diseting dengan suhu 220 – 240 C Kamar Bedah Pada Masa COVID-19 Di Instalasi
dengan sirkulasi yang berkesinambungan sehingga Bedah Sentral (IBS) RSUP Dr. M. Djamil Padang
memungkinkan penularan virus masih bisa terjadi Tahun 2020”.
(WHO, 2018).
Green zone melayani operasi elektif dan METODE
emergency dimana pasien yang dioperasi dipastikan Penelitian ini merupakan penelitian
sudah keluar hasil pemeriksaan swab nya negatif, kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif
yellow zone melayani pasien emergency dimana yang bertujuan mengetahui gambaran dari sesuatu
pasien yang akan dioperasi belum keluar hasil swab keadaan secara objektif (Sugiyono, 2017). Dalam
nya, sementara red zone melayani pasien elektif dan penelitian ini, peneliti akan melihat bagaimana
emergency dimana pasien yang dioperasi hasil gambaran kepatuhan Pemakaian dan Pelepasan
swabnya positif. Pada area green zone petugas universal safety precaution perawat kamar bedah di
memakai APD level 2 sementara pada area yellow Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Dr.M.Djamil
zone dan red zone petugas memakai APD level 3 Padang tahun 2020. Sampel dalam penelitian ini
sesuai SPO RSUP Dr. M. Djamil Padang sebanyak 60 responden, diambil secara total
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 104 sampling. Penelitian ini dilakukan di ruang IBS
tahun 2020 RSUP Dr. M. Djamil Padang dari Maret 2020 –
Berdasarkan data yang dari komite PPI April 2021. Penelitian ini menggunakan lembar
RSUP Dr. M. Djamil Padang terhadap kepatuhan observasi SOP pemakaian dan pelepasan Alat
pemakaian APD di ruang isolasi RSUP Dr. M. Pelindung diri dir Red Zone RSUP Dr. M. Djamil
Djamil bulan Juni di temukan berfluktuasi dimana Padang
angka yang terendah ialah 93,3% yang patuh dalam HASIL
pemakaian APD dan terjadi penurunan kepatuhan Pada penelitian ini, analisa data yang
pemakaian APD menjadi 73,97% dan pada bulan
digunakan untuk mengetahui statistik deskriptif
Agustus ditemukan kepatuhan pemakaian APD
meningkat menjadi 83,93%. Data yang di peroleh
Yuhrizon, dkk., Gambaran Kepatuhan Pemakaian .... pp
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Juni 20yy, (Hal. pp-pp)
dilaporkan dalam bentuk distribusi frekuensi. Pelepasan APD di Instalasi Bedah Sentral (IBS)
Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut: RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2020
(n=60)
Penggunaan APD f %

Pemakaian
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Patuh 60 100
Perawat Kamar Bedah Dalam Pemakaian dan Tidak Patuh 0 0

Pelepasan APD di Green Zone Instalasi Bedah Total 60 100

Sentral (IBS) RSUP Dr. M. Djamil Padang Pelepasan


Patuh 42 70,0
Tahun 2020 (n=30) Tidak Patuh 18 30,0
Penggunaan APD f %
Pemakaian Total 60 100
Patuh 30 100
Tidak Patuh 0 0
Total 30 100 Berdasarkan Tabel 3. menjelaskan bahwa seluruh
Pelepasan
Patuh 19 63,3
responden (100%) patuh dalam pemakaian Alat
Tidak Patuh 11 36,7 Pelindung Diri (APD) dan kurang dari setengah
Total 30 100
responden (30%) tidak patuh dalam pelepasan
APD di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP
Berdasarkan Tabel 1. menjelaskan bahwa seluruh
Dr. M. Djamil Padang Tahun 2020.
responden (100%) patuh dalam pemakaian Alat
Pelindung Diri (APD) dan kurang dari setengah
PEMBAHASAN
responden (36,7%) tidak patuh dalam pelepasan Berdasarkan hasil penelitian seluruh
APD di Green Zone Instalasi Bedah Sentral responden (100%) patuh dalam pemakaian Alat
(IBS) RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2020 Pelindung Diri (APD) dan kurang dari setengah
responden (36,7%) tidak patuh dalam pelepasan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kepatuhan APD di Green Zone Instalasi Bedah Sentral (IBS)
Perawat Kamar Bedah Dalam Pemakaian dan RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2020. Alat
Pelepasan APD di Yellow Zone dan Red Zone pelindung diri digunakan untuk melindungi kulit
Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Dr. M. dan selaput lendir petugas dari resiko pajanan darah,
Djamil Padang Tahun 2020 (n=30) semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta kulit yang
Penggunaan APD f % tidak utuh dan selaput lendir pasien (Kemenkes RI,
Pemakaian 2020).
Patuh 30 100
Berdasarkan pedoman penanganan pasien
Tidak Patuh 0 0
di kamar bedah RSUP Dr. M.Djamil Padang (2020)
Total 30 100

Pelepasan
greenzone / zona hijau pada kamar operasi
Patuh 23 76,7
digunakan untuk penangan pasien yang sudah
Tidak Patuh 7 23,3 terkonfirmasi negative COVID-19 dengan
Total 30 100 menggunakan alat pelindung diri (APD) level 2.
Menurut Lee et al (2020) Zona hijau merupakan
Berdasarkan Tabel 2. menjelaskan bahwa seluruh ruangan yang digunakan untuk perlakuan operasi
biasa pada pasien non-suspucted COVID-19.
responden yang berdinasdi Yellow Zone dan
Menurut WHO dalam Nasronudin (2007),
Red Zone (100%) patuh dalam pemakaian Alat universal precautions merupakan suatu pedoman
Pelindung Diri (APD) dan kurang dari setengah yang ditetapkan oleh the Centers for Disease
responden (23,3%) tidak patuh dalam pelepasan Control and Prevention CDC Atlanta dan the
APD di Yellow Zone dan Red Zone Instalasi Occupational Safety and Health Administration
Bedah Sentral (IBS) RSUP Dr. M. Djamil (OSHA), untuk mencegah transmisi dari berbagai
Padang Tahun 2020 penyakit yang ditularkan melalui darah di
lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Vaismoradi et al (2020) dalam penelitiannya juga
Perawat Kamar Bedah Dalam Pemakaian dan mengatakan bahwa kepatuhan perawat terhadap

Yuhrizon, dkk., Gambaran Kepatuhan Pemakaian .... pp


NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Juni 20yy, (Hal. pp-pp)
penggunaan safety precaution relevan terhadap Perempuan juga menyatakan frekuensi
prinsip keselamatan pasien. mencuci tangan harian yang lebih tinggi (p
Pelayanan kesehatan terutama perawat <0,0001) dan mencuci tangan selalu bila perlu lebih
sangat penting untuk tindakan pencegahan sering daripada laki-laki (68,2% vs. 54,1%; p
penyebabran COVID-19 terutama untuk akses <0,0001) (Alzyood, 2020). Laki-laki lebih sering
APD, baik dalam cara memakai maupun cara menunjukkan berbagai alasan untuk tidak mencuci
melepaskan atau doffing (Huh, 2020). Prosedur tangan, antara lain tidak perlu, tidak ingin
yang benar mengenai pelepasan adalah komponen melakukannya, tidak punya waktu, atau lupa (p
penting dari pengendalian infeksi dan pemeliharaan <0,0001), sedangkan perempuan menunjuk efek
tenaga kesahatan terutama perawat dan keselamatan samping (misalnya masalah kulit) sebagai
pasien tetapi sering dilakukan dengan tidak benar penyebabnya (p = 0,0278) (Guzek et al, 2020).
atau tidak sesuai dengan SOP (Zellmer et al, 2015). Perempuan lebih sering menyatakan mencuci
Terlepas dari adanya pedoman tentang tangan dalam keadaan yang berhubungan dengan
penggunaan APD sesuai SOP, ketidakpatuhan sosialisasi, terpapar kontak dengan orang lain dan
terhadap prosedur pelepasan menjadi hal yang kesehatan (p <0,05), dan menyatakan selalu
sangat relative yang mengakibatkan peningkatan memasukkan langkah-langkah yang disarankan
kontaminasi baik dari sesama tenaga kesehatan dalam prosedur mencuci tangan mereka (p <0,05)
maupun permukaan lingkungan (Kwon et al, 2017). (Guzek et al, 2020)
Ketidak patuhan terhadap prosedur pelepasan Studi yang dilakukan oleh Gurses et al
menjadi hal yang paling berisiko dalam penyebaran (2018) ketidakpatuhan terhadap prosedur pelepasan
virus, karena berpotensi terjadinya kontaminasi disebabkan karena adanya ambiguitas terhadap
(Okamoto et al, 2019). pedoman pelepasan APD sehingga meningkatkan
Berdasarkan analisa kuesioner, risiko bahaya pada perawat. Selama masa
ketidakpatuhan pelepasan pada perawat kamar pandemic,perawat ataupun tenaga kesehatan harus
bedah yang banyak terjadi adalah mencuci tangan mengoptimalkan pelatihan terhadap APD terutama
yaitu 33,3%. Selain itu dalam penelitian ini juga untuk pelepasan APD, sehingga dapat
ditemukan bahwa lebih dari setengah responden meminimalkan penyebaran dan kontaminasi
atau sebanyak 61,7% berjenis kelamin perempuan. (Chughtai et al, 2020).
Berdasarkan analisa peneliti ketidakpatuhan pada Dalam meningkatkan kepatuhan terhadap
perawat dikarenakan oleh kebingungan pada prosedur pelepasan atau doffing APD, pelayanan
petugas tentang SOP yang digunakan juga kesehatan perlu mengikuti pelatihan tentang
diungkapkan oleh perawat yang sedang berdinas di pedoman procedural pelepasan APD untuk
ruang bedah. Kebingungan terhadap universal mendukung pemeliharaan standar rumah sakit dan
safety precaution pada prosedur pelepasan juga meminimalkan kesalahan serta potensi kontaminasi.
diungkapkan dalam penelitian Verbeek et al (2020) Berdasarkan hasil penelitian, seluruh
prosedur pelepasan APD yang relative berbeda dan responden (100%) patuh dalam pemakaian Alat
bervariasi pada setiap panduan dapat menyebabkan Pelindung Diri (APD) dan kurang dari setengah
kebingungan dan berisiko terbanyak menimbulkan responden (23,3%) tidak patuh dalam pelepasan
kontaminasi virus. Banyaknya prosedur pelepasan APD di Yellow Zone dan Red Zone Instalasi Bedah
yang bervariasi sebelum dan saat pandemic di Sentral (IBS) RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun
sarankan untuk melakukan kebersihan tangan yang 2020.
sering, sehingga menjadi titik yang sering dilupakan Penelitian ini, tidak sejalan dengan studi
oleh perawat (Akomoto et al, 2019). yang dilakukan oleh Lim et al (2020) tentang
Mayoritas responden memberikan jawaban kepatuhan perawat dalam penerapan standar
yang benar ketika ditanya tentang ilmunya. Namun, precaution menemukan bahwa perawat yang patuh
perempuan menunjukkan tingkat pengetahuan yang dalam penggunaan APD adalah sebanyak 53,5%
lebih tinggi (p <0,05). Sebagian besar responden dari 332 total responden. Selain itu penelitian yang
menyatakan tidak meninggalkan rumah, mencuci dilakukan oleh Almutairi et al (2020) menemukan
tangan, menggunakan antiseptik berbasis alkohol, bahwa selama masa pandemi COVID-19 sebanyak
menghindari kontak dengan orang yang mungkin 53,3% tidak patuh dalam penggunaan safety
sakit, dan menghindari tempat umum sebagai precaution secara benar.
perilaku perlindungan diri (Guzek et al, 2020).
Yuhrizon, dkk., Gambaran Kepatuhan Pemakaian .... pp
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Juni 20yy, (Hal. pp-pp)
Berdasarkan panduan penanganan pasien di dan kesiapan tempat (Wang, Zhou, & Liu,2020).
kamar bedah RSUP Dr. M.Djamil (2020) pasien Song et al. (2019) juga melihat bahwa tenaga
dengan risiko tinggi atau terkonfirmasi infeksi kesehatan yang terinfeksi COVID-19 juga
COVID-19 ditangani di zona kuning dan zona dikarenakan kurangnya perlindungan diri tenaga
merah dengan menggunakan alat pelindung diri kesehatan tersebut.
yang sama yaitu APD level 3. Zona merah dan zona Ketidakpatuhan dalam, penggunaan APD
kuning termasuk ruang isolasi tekanan negatif, harus diidentifikasi dan dianalisis untuk
pasien berisiko porbable ditangani di zona kuning. memberikan pelatihan yang ditargetkan kepada
Zona kuning meliputi triase dalam ruangan, ruang petugas kesehatan tentang penggunaan APD yang
tunggu, ruang konsultasi, ruang observasi, dan benar dan sesuai indikasi (Panayi et al, 2020). Pada
ruang perawatan (Chong et al, 2020). petugas kesehatan, paparan berbahaya saat
Zona kuning adalah area terpisah yang mengenakan, memakai, dan melepaskan APD
berfungsi sebagai zona penyangga yang menangani seringkali berakhir dengan petugas kesehatan yang
pasien penanti tempat tidur yang didiagnosis dengan tidak sepenuhnya mematuhi protokol penggunaan
infiltrasi paru-paru pada radiograf dada atau alat pelindung diri dan pengendalian infeksi (Song
pneumonia, tanpa riwayat perjalanan, pekerjaan, et al, 2020).
kontak, kluster . Ketika petugas kesehatan beralih di Petugas perawatan kesehatan dapat
antara zona, desinfeksi tangan dengan alkohol 75% melindungi diri mereka sendiri dari kontak dengan
dilakukan di setiap langkah (Kung, 2020). Menurut bahan infeksius atau terpajan pada penyakit menular
Taiwan Centers for Disease Control (2020) zona dengan memiliki pengetahuan tentang proses dan
merah memiliki kelompok petugas kesehatan perlindungan barrier yang tepat (Potter, 2010). Jika
terpisah untuk mencegah infeksi silang dengan area petugas kesehatan memiliki kepatuhan yang rendah
lain, termasuk staf kebersihan reguler. Alat terhadap penggunaan alat pelindung diri maka dapat
pelindung diri di zona merah termasuk masker N95 berakibat terhadap negatif terhadap petugas
yang ditutupi oleh masker bedah, tutup rambut, kesehatan itu sendiri, pasien, dan institusi seperti
kacamata atau pelindung wajah, sarung tangan, terjadinya kecelakaan kerja (Porto et al, 2016).
gaun, dan penutup sepatu, semua operasi izin di Pentingnya tindakan pengendalian infeksi
zona merah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ketat bagi petugas kesehatan, tidak hanya
operasi standar pedoman lembaga medis CDC di untuk mengurangi penularan tetapi juga untuk
Taiwan dalam menanggapi langkah-langkah membatasi kecemasan petugas kesehatan, yang
pengendalian infeksi COVID-19 (CDC, 2020) akan menghasilkan kepatuhan, kinerja, dan
Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri perawatan pasien yang lebih baik, selain itu juga
selama pandemi COVID-19 tetap menjadi perhatian dapat mengurangi risiko penularan COVID-19
yang paling utama, penggunaan alat pelindung diri terhadap keluarga mereka (Temsah et al, 2020).
yang sesuai dengan standar merupakan salah satu Petugas kesehatan yang tidak patuh dalam
upaya dalam pencegahan virus dari pasien ke tenaga penggunaan Alat pelindung diri berpeluang 30%
kesehatan atupun sebaliknya (Song et al, 2020). mengembangkan infeksi yang berarti setidaknya
Kepatuhuan penggunaan alat pelindung diri satu dari setiap tiga petugas kesehatan yang tidak
merupakan salah satu bagian dari keselamatan kerja patuh pada APD akan terinfeksi COVID-19 (Asaad
rumah sakit, dimana penggunaan alat pelindung diri et al, 2019).
dianggap sebagai salah satu praktik wajib yang Berdasarkan hasil penelitian, seluruh
diperlukan dalam melaksanakan tugas tertentu responden (100%) patuh dalam pemakaian Alat
(Panayi et al, 2020). Pelindung Diri (APD) dan kurang dari setengah
Kepatuhan perawat dalam melaksanakan responden (30 %) tidak patuh dalam pelepasan APD
kewaspadaan universal berperan dalam penurunan di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Dr. M.
insiden infeksi COVID-19 karena selain perawat Djamil Padang Tahun 2020. Berdasarkan angka
sangat beresiko tertularnya penyakit, perawat juga kumulatif dari ruangan Green Zone dan Yellow
merupakan profesi yang sangat lama kontak dengan Zone serta Red Zone, walau berada dalam ruangan
pasien (Song et al, 2019). Diantara alasan tenaga terpisah namun berada dalam satu Instalasi Bedah
kesehatan terkena Covid-19 ialah kurangnya Sentral dimana perawat di ruangan tersebut akan
kepatuhan terhadap perlindungan pribadi, Alat bergantian berada di ketiga ruangan tersebut. Green
Pelindung Diri (APD) yang yang kurang memadai Zone berada di ruangan utama kamar operasi
Yuhrizon, dkk., Gambaran Kepatuhan Pemakaian .... pp
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Juni 20yy, (Hal. pp-pp)
Instalasi Bedah Sentral di lantai 3 melayani 7-8 terhadap kepatuhan kebersihan tangan di rumah
kamar operasi, Yellow Zone berada di lantai 1 sakit. Pencarian literatur tidak mengungkapkan
sejajar dengan IGD melayani 2 kamar operasi dan penelitian apa pun yang melaporkan kepatuhan
Red Zone berada di lantai 2 di Gedung melayani 2 kebersihan tangan petugas kesehatan di rumah sakit
kamar operasi. selama pandemi pertama abad ke-21 (influenza A /
Dalam pengamatan peneliti, tingginya H1N1) atau pandemi COVID-19 saat ini. Sebuah
angka kepatuhan dalam pemakaian APD di ruangan studi baru-baru ini dari 2 unit rumah sakit anak
Instalasi Bedah Sentral karena dampak semakin selama pandemi ini menemukan bahwa kepatuhan
tingginya angka COVID-19 di Indonesia umumnya kebersihan tangan 100% dapat dicapai (n = 72
dan Padang khususnya sehingga perawat di ruangan petugas kesehatan) sebuah temuan yang
tersebut sangat mematuhi protap sesuai SOP namun menggembirakan (Wong et al, 2020).
ketika rasa lelah yang melanda karena lamanya
operasi ditambah dengan pemakaian APD level 3 KESIMPULAN
yang membuat mereka berkeringat maka begitu Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
operasi selesai mereka ingin cepat-cepat melepas tentang Gambaran Kepatuhan Penggunaan
APD mereka sehingga terkadang dalam melepaskan Universal Safety Precaution Perawat Kamar Bedah
APD mereka tidak sesuai lagi dengan urutan SOP Pada Masa COVID-19 Di Instalasi Bedah Sentral
bahkan ada urutan yang tidak dikerjakan karena (IBS) RSUP Dr.M.Djamil Kota Padang Tahun 2020
mereka ingin segera mandi. maka dapat ditarik kesimpulan bahwa 1. Seluruh
Kebersihan tangan dianggap sebagai responden (100%) responden patuh dalam
langkah penting untuk mencegah penularan patogen pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) di Green
di fasilitas perawatan kesehatan, dan terbukti bahwa Zone di Instalasi Bedah Sentral (IBS). Selain itu
meningkatkan kepatuhan kebersihan tangan secara Kurang dari setengah responden (36,7%) tidak
signifikan mengurangi infeksi yang didapat dari patuh dalam pelepasan APD di Green Zone Instalasi
perawatan kesehatan. Oleh karena itu, kebersihan Bedah Sentral (IBS)
tangan direkomendasikan sebagai strategi penting Seluruh (100%) responden patuh dalam
untuk membantu mencegah penyebaran COVID-19 pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) di Yellow
di rumah sakit (Bayham et al, 2020). Memantau Zone dan Red Zone di Instalasi Bedah Sentral
kepatuhan kebersihan tangan dianggap sebagai (IBS). Selain itu Kurang dari setengah responden
aspek penting dari program kebersihan tangan yang (23,3%) tidak patuh dalam pelepasan APD di
efektif (Boyce et al, 2019). Yellow Zone dan Red Zone Instalasi Bedah Sentral
Data yang diperoleh dapat digunakan untuk (IBS)
memberikan umpan balik kepada petugas Seluruh (100%) responden patuh dalam
kesehatan, untuk mengidentifikasi area di dalam pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) di Instalasi
rumah sakit dengan kepatuhan kebersihan tangan Bedah Sentral (IBS). Selain itu Kurang dari
yang buruk, dan untuk mengevaluasi dampak setengah responden (30,0%) tidak patuh dalam
intervensi yang ditargetkan (Stevens et al, 2020). pelepasan APD di Instalasi Bedah Sentral (IBS)
Mengumpulkan data pencegahan infeksi di
lingkungan saat ini mungkin menjadi tantangan bagi Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi acuan
sebagian besar fasilitas perawatan kesehatan dengan bagi pelayanan kesehatan agar dapat lebih
sumber daya dialihkan ke manajemen wabah memperhatikan kepatuhan perawat dalam
COVID-19 (Wong et al, 2020) . Tindakan proses pemakaian dan pelepasan Alat Pelindung Diri
seperti pengamatan langsung terhadap kepatuhan (APD) selama masa pandemi COVID-19 dengan
kebersihan tangan juga dapat dikompromikan meningkatkan fungsi manajemen kepala ruangan
(Stevens et al, 2020). Rumah sakit dengan sistem seperti supervisi.
pemantauan kebersihan tangan otomatis memiliki
keuntungan selama pandemi ini dengan kemampuan DAFTAR PUSTAKA
untuk mengumpulkan data kebersihan tangan yang Almutairi et al. (2020). Public Trust And
kuat dengan cepat dengan investasi waktu personel
Complience With The Precautionary
yang minimal (Moore et al, 2021).
Sedikit yang diketahui tentang efek dari Measures Againts COVID-19
praktik karantina kesehatan masyarakat nasional Employed By Authorities In Saudi
Yuhrizon, dkk., Gambaran Kepatuhan Pemakaian .... pp
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Juni 20yy, (Hal. pp-pp)
Arabia. Risk Management and transmission of COVID-19 in
Healthcare Policy. healthcare workers. Safety and Health
at Work, 11, 241.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Guzek,D. (2020). Analysis of Gender-Dependent
Rineka Cipta. Personal Protective Behaviors in a
National Sample. International Journal
Bayham J, Fenichel EP. Impact of school closures Environtment
for COVID-19 on the US health-care
workforce and net mortality: a Huh S. (2020). How to train the health personnel
modelling study. Lancet Public Health. for protecting themselves from novel
2020;5:e271–e278. coronavirus (COVID-19) infection
during their patient or suspected case
Bhagavathula, A. S, et al. (2020). Knowledge and care. J educ eval health prof.
perceptions of COVID-19 among 2020;17:10. -10.
health care workers: Cross-sectional
study. MIR Public Health Surveillance, kung & wu. (2020). Effective strategies to prevent
6(2), e19160. in-hospital infection in the emergency
https://doi.org/10.2196/19160 department during the novel
coronavirus disease 2019 pandemic.
Boyce JM, Laughman JA, Ader MH, Wagner PT, journal microbiological immunological
Parker AE, Arbogast JW. Impact of an
automated hand hygiene monitoring Kwon et al. (2017). Assessment of Healthcare
system and additional promotional Worker Protocol Deviations and Self-
activities on hand hygiene performance Contamination During Personal
rates and healthcare-associated Protective Equipment Donning and
infections. Infect Control Hosp Doffing. Infect Control Hosp
Epidemiol. 2019;40:741–747. Epidemiol. 2017;38(9):1077–1083

Center Of Desease Control (CDC). (2020). Corona Lee P.I., Hsueh P.R. Emerging threats from
virus disease 2019 (COVID-19). 2020. zoonotic corona viruses-from SARS
[Online]. Retrieved Nov 25, 2020 from and MERS to 2019-nCoV. J Microbiol
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019 Immunol Infect. 2020 doi:
ncov/about/transmission.html. 10.1016/j.jmii.2020.02.001.

Chakraborty S. How risk perceptions, not evidence, Li, Q., Guan, X., Wu, P., et al. (2020). Early
have driven harmful policies on transmission dynamics in Wuhan,
COVID-19. Eur J Risk Regul. China, of novel coronavirus-infected
2020:236–239. pneumonia. New England Journal of
Medicine, 382, 1199–1207. https://doi.
Chughtai et al. (2020). Policies on the use of org/10.1056/NEJMoa2001316.
respiratory protection for hospital
health workers to protect from Lim et al. (2015). Contamination during doffing of
coronavirus disease (COVID-19). Int J personal protective equipment by
Nurs Stud. 2020;105 healthcare providers. Clin Exp Emerg
Med. 2015;2(3):162–167.
Gan, W. H., Lim, J. W., & Koh, D. (2020).
Preventing intra-hospital infection and
Yuhrizon, dkk., Gambaran Kepatuhan Pemakaian .... pp
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Juni 20yy, (Hal. pp-pp)
Maroldi, et al. (2017). Adherence to precautions for learn?. Journal of Hospital Infection,
preventing the transmission of 91, 188–196
microorganisms in primary health care:
a qualitative study. BMC Nursing Potter, PA , Perry, A. G (2006). Textbook Mecial-
(2017) 16:49 Surgical Nursing Brunner & Suddarth.
Ed. 8. Jakarta :EGC
Moore, L. (2021). The impact of COVID-19
pandemic on hand hygiene Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian
performance in hospitals. ELSEVIER Kesehatan Dilengkapi Contoh
Public Health Emergency Kuesioner dan Laporan Penelitian.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Moralejo, et al. (2018). Improving adherence to
Standard Precautions for the control of Roy, D., Tripathy, S., Kar, S.K., ET AL.( 2020).
health care-associated infections. Study of knowledge, attitude, anxiety
Trusted evidence. Informed decisions. & perceived mental healthcare need in
Better health. Indian population during COVID-19
pandemic. Asian Journalof Psychiatry,
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian 51, 102083.
Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. https://doi.org/10.1016/j.ajp.2020.1020
83
Notoatmodjo, S. (2014). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Singh, et al. (2020). Knowledge and Perception
Towards Universal Safety Precautions
Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan During Early Phase of the COVID-19
Metodologi Penelitian Ilmu Outbreak in Nepal. Journal of
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, Comunity Health.
dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika Stevens MP, Doll M, Pryor R, Godbout E, Cooper
K, Bearman G. Impact of COVID-19
Okamoto et al. (2019). Impact of doffing errors on on traditional healthcare-associated
healthcare worker self-contamination infection prevention efforts. Infect
when caring for patients on contact Control Hosp Epidemiol.
precautions. Infect Control Hosp 2020;41:946–947.
Epidemiol. 2019;40(5):559–565.
Taiwan Centers for Disease Control . 2020. Novel
Olum, R., Chekwech, G., Wekha, G., et al. (2020). coronavirus 2019-nCoV
Coronavirus disease-2019: Knowledge, outbreak.https://www.cdc.gov.tw/
attitude, and practices of health care [Google Scholar]
workers at Makerere University
Teaching Hospitals Uganda. Frontiers Vaismoradi et al. (2020). urses’ Adherence to
in Public Health, 8, 181. Patient Safety Principles: A Systematic
https://doi.org/10.3389/fpubh . Review. Int J Environ Res Public
2020.00181. Health

Omrani, A. S., & Shalhoub, S. (2015). Middle east Verbeek et al. (2020).Personal protective equipment
respiratory syndrome coronavirus for preventing highly infectious
(MERS-CoV): What lessons can we diseases due to exposure to
contaminated body fluids in healthcare
Yuhrizon, dkk., Gambaran Kepatuhan Pemakaian .... pp
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Juni 20yy, (Hal. pp-pp)
staff. Cochrane Database of Systematic Situation Report—51. Geneva: WHO.
Reviews (4). Art. No.: CD011621. (2020). Retrieved Nov 25, 2020 from
DOI:10.1002/14651858.CD011621.pu www.who.int/emergencies/diseases/no
b4 vel-coron avirus-2019/situation-reports

Wahed, et al. (2020). Assessment of Knowledge, Wu, Z., & McGoogan, J. M. (2020). Characteristics
Attitudes, and Perception of Health of and important lessons from the
Care Workers Regarding COVID-19, coronavirus disease 2019 (COVID-19)
A Cross-sectional Study From Egypt. outbreak in China: Summary of a
Journal of Community Health. report of 72314 cases from the chinese
center for disease control and
WHO. (2020). Director-General’s opening remarks prevention. JAMA. https://
at the media briefng on COVID-19— doi.org/10.1001/jama.2020.2648.
11 March 2020. Retrieved Nov 25,
2020 from Zellmer et al. (2015). Variation in health care
https://www.who.int/dg/speeches/detail worker removal of personal protective
/who-director-general-sopening- equipment. Am J Infect Control.
remarks-at-the-media-briefing-on- 2015;43(7):750–751
covid-19---11-march -2020.
Zhu, N., Zhang, D., Wang, W., et al. (2020). A
Wong SC, AuYeung CH, Lam GK. Is it possible to novel coronavirus from patients with
achieve 100 percent hand hygiene pneumonia in China, 2019. New
compliance during the COVID-19 England Journal of Medicine, 382,
pandemic? J Hosp Infect. 727–733.
2020;105:779–781. https://doi.org/10.1056/NEJMo
a2001017
World Health Organization (WHO). (2020).
Infection prevention and control during
health care when novel coronavirus
(nCoV) infection is suspected, World
Health Organization: Geneva (2020).
Retrieved Nov 25, 2020 from
https://www.who.int

World Health Organization (WHO.) (2020).


Considerations for quarantine of
individuals in the context of
containment for coronavirus disease
(COVID-19). Retrieved Nov 29, 2020
from
https://www.who.int/dg/speeches/detail
/who-director-general-sopening-
remarks-at-the-media-briefing-on-
covid-19---11-march -2020

World Health Organization(WHO). (2020).


Coronavirus disease 2019 (COVID19)
Yuhrizon, dkk., Gambaran Kepatuhan Pemakaian .... pp
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume nn, No. x, Juni 20yy, (Hal. pp-pp)

Yuhrizon, dkk., Gambaran Kepatuhan Pemakaian .... pp

Anda mungkin juga menyukai